Você está na página 1de 12

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

Disusun oleh:
ISHAK HASTAGINA

140 500 121

AL MUDIR

140 500 284

BISTARI MUSTAPA140 500 113


FENNY NOVITASARI

140 500 118

SINTO PURBA

140 500 145

TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN


POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
SAMARINDA
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan

rahmat,

karunia,

serta taufik dan hidayah-Nya

penulis

dapat

menyelesaikan laporan praktikum ini.


Penulis sangat berharap laporan inidapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan pembaca.
Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah penulis buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga laporan ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri
maupun orang yang membacanya.
Samarinda, 8 November 2015

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................

KATA PENGANTAR...................................................................................

ii

DAFTAR ISI................................................................................................

iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................
1.2 Tujuan..........................................................................................

1
2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Sterilisasi......................................................................................

BAB III METODE PRAKTIKUM


3.1 Waktu dan Tempat........................................................................

3.2 Alat dan Bahan..............................................................................

3.3 Prosedur Praktikum......................................................................

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil..............................................................................................

4.2 Pembahasan .................................................................................

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan...................................................................................

5.2 Saran.............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................

LAMPIRAN.................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sekarang ini, dengan berkembangannya ilmu pengetahuan, maka
semakin tinggi pula rasa ingin tahu seseorang terhadap apa yang terdapat di alam
sampai pada mikroorganisme yang tidak dapat di lihat dengan mata telanjang.
Dari

hal inilah muncul ilmu pengetahuan

yang

mempelajari

tentang

mikroorganisme tersebut yang disebut dengan mikrobiologi. Dalam bidang


penelitian mikroorganisme ini, tentunya menggunakan teknik atau cara-cara
khusus untuk mempelajarinya serta untuk bekerja pada skala laboratorium untuk
meneliti mikroorganisme ini baik sifat dan karakteristiknya, dan diperlukan pula
pengenalan akan alat-alat laboratorium mikrobiologi serta teknik atau cara
penggunaan alat-alat yang berhubungan dengan penelitian tersebut.
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi juga harus
dalam keadaan steril. Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk
mematikan semua organisme yang terdapat pada atau di dalam suatu benda.
Ketika untuk pertama kalinya melakukan pemindahan biakan bakteri secara
aseptik, sesungguhnya hal itu telah menggunakan salah satu cara sterilisasi, yaitu
pembakaran. Namun, kebanyakan peralatan dan media yang umum dipakai di
dalam pekerjaan mikrobiologi akan menjadi rusak bila dibakar. Untungnya
tersedia berbagai metode lain yang efektif (Anonim, 2009).
Oleh karena itu, diadakanlah praktikum Sterilisasi ini guna
memberikan pemahaman kepada kita tentang hal-hal yang berkaitan dengan
sterilisasi dan pembuatan media serta menambah pengetahuan dan keterampilan
tentang teknik atau tata cara sterilisasi dan pembuatan media dalam mikrobiologi
(Anonim, 2009).
1.1 Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mampu mengetahui cara
melakukan proses sterilisasi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sterilisasi
Sterilisasi adalah suatu proses penghancurkan segala bentuk-bentuk
kehidupan. Sterilisasi adalah perlakuan yang membebaskan benda yang teliti dari
semua organisasi hidup. Sterilisisa dapat dilakukan secara basah dan kering
(Anonim, 2009).
Dalam dunia kesehatan, sterilisasi sangatlah penting dilakukan untuk
memberikan efek terapeutik yang maksimal. Steril artinya bebas dari segala
mikroba baik patogen maupun tidak. Sterilisasi merupakan suatu proses
membebaskan suatu peralatan atau bahan dari mikroorganisme yang tidak
dikehendaki. Sterilisasi dalam mikrobiologi merupakan proses penghilangan
semua jenis organisme hidup, dalam hal ini adalah mikroorganisme (protozoa,
fungi, bakteri,mycoplasma, virus) yang tedapat pada atau di dalam suatu benda.
Proses ini melibatkan aplikasi biocidal agent atau proses fisik dengan tujuan
untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme (Fika, 2011).
Sterilisasi

didesain

untuk

membunuh

atau

menghilangkan

mikroorganisme. Target suatu metode inaktvasi tergantung dari metode dan tipe
mikroorganismennya, yaitu tergantung dari asam nukleat, protein, atau membrane
mikroorganisme tersebut. Agen kimia untuk sterilisasi disebut sterilant (Fika,
2011).
Isilah lain yang umum dikenal adalah disinfeksi, yang merupakan proses
pembunuhan atau penghilangan mikroorganisme yang dapat menyebabkan
penyakit. Agen disinfeksi adalah disinfektan, yang biasanya merupakan zat
kimiawi dan digunakan untuk objek-objek tak hidup. Disinfeksi tidak menjamin
objek menjadi steril karena spora viabel dan beberapa mikroorganisme tetap dapat
tersisa (Fika, 2011).
2.3.1 Sterilisasi kering

Sterilisasi kering dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu menggunakan


api dan oven. Peralatan kaca, serbuk, minyak dan sebagainya yang tahan terhadap
pemanasan,dimasukkan ke dalam oven pada temperatur 160C selama 2 jam atau
170C selama 1 jam, hal ini bergantung kepada banyak sedikitnya muatan yang
dimasukkan ke dalam oven. Sterilisasi yang paling umum dilakukan dapat berupa
sterilisasi secara fisik (pemanasan dan penggunaan sinar gelombang pendek yang
dapat dilakukan selama senyawa kimia yang akan disterilkan tidak akan berubah
atau terurai akibat temperatur atau tekanan tinggi). Dengan udara panas,
dipergunakan alat bejana/ruang panas (oven dengan temperatur 170C180C dan waktu yang digunakan adalah 2 jam yang umumnya untuk peralatan
gelas). Sterilisasi secara kimia (misalnya dengan penggunaan disinfektan, larutan
alkohol, larutan formalin). Sterilisasi secara makanik, digunakan untuk beberapa
bahan yang akibat pemanasan tinggi atau tekanan tinggi akan mengalami
perubahan, misalnya adalah dengan saringan/filter. Sitem kerja filter, seperti pada
saringan adalah melakukan seleksi terhadap pertikel-partikel yang lewat (dalam
hal ini adalah mikroba) (Fika, 2011).
2.3.2 Sterilisasi Basah
Sterilisasi basah biasanya dilakukan di dalam autoclave uap yang mulai
diangkat dengan menggunakan uap air jenuh pada suhu 121C selama 15 menit.
Adapun alasan digunakannya suhu 121C itu disebabkan oleh tekanan 1 atm pada
ketinggian permukaan laut. Autoclave merupakan alat yang essensial dalam setiap
laboratorium mikrobiologi, ruang sterilisasi di rumah-rumah sakit serta tempattempat

lain

yang

memproduksi

produk steril.

Pada

umumnya

(tidak

selalu) autoclave dijalankan padaa tekanan kira-kira 15-16 per (5 kg/cm2) pada
suhu 121C. Biasanya autoklaf sudah diatur sedemikian rupa, sehingga pada suhu
tersebut tekanan ada sebesar sebesar 2 atm atau 15 lb/in 2 pada suhu 1210C
(Dwidjoseputro, 2005). Waktu yag diperlukan untuk sterilisasi bergantung pada
sifat bahan yang disterilkan, tipe wadah dan volume bahan. (Fika, 2011).

BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Sterilisasi ini dilaksanakan pada hari kamis, 8 Oktober 2015
pukul 08.00 11.50 WITA di Laboratorium Mikrobiologi, Teknologi Pengolahan
hasil Perkebunan.
3.2 Alat dan Bahan

Alat
- Oven
- Autoklaf
- Cawan petri
- Jarum ose
- Kertas koran
- Lakban
- PDA (Potato Dextrose Agar)

3.2 Prosedur Praktikum

Sterilisasi Kering
- Susun cawan petri 10 tumpukan sebanyak 5 susun.
- Bungkus dengan koran lalu lakban
- Letakkan kedalam rak dan masukkan kedalam oven.
- Oven dengan suhu 1800 C selama 20 menit
Sterilisasi Basah
- Bungkus jarum ose dengan koran dan lakban, lalu letakkan kedalam rak.
- Letakkan juga PDA (Potato Dextrose Agar) kedalam rak.
- Masukkan kedalam autoklaf dengan suhu 1210 C selama 20 menit.
- Setelah ada tanda selesai di autoklaf, buang terlebih dahulu tekanan
didalam autoklaf kemudian buka tutupnya.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4

Jenis

Alat Yang

Alat/bahan yang

Suhu yang

Waktu yang

Sterilisasi
Kering
Basah

digunakan
Oven
Autoklaf

disterilisasi
Cawan Petri
2

digunakan
1800 C
1210 C

digunakan
20 menit
20 menit

4.2 Pembahasan
4.2.1 Sterilisasi kering
Berdasarkan

hasil

praktikum

diperoleh

hasil

bahwa

sterilisasi

membutuhkan kesabaran dan ketelitian. Alat-alat dan bahan yang akan digunakan
dalam praktikum harus benar -benar steril. Langkah pertama yang harus diambil
sebelum mengadakan inokulasi adalah mensterilkan medium serta alat-alat
perlengkapannya. Oven (Hot Air Sterilizer), digunakan untuk mensterilisasi alat
yang terbuat dari kaca dan kertas yang tahan terhadap suhu tinggi. Hal ini sesuai
pendapat Antonius (2006) bahwa sterilisasi ada berbagai macam salah satunya
secara fisika yaitu dengan panas kering (Hot Air Oven). Oven terbuat dari kotak
logam, udara yang didalamnya mendapat udara yang panas melalui panas daya
listrik. Sebelum dimasukkan alat-alat seperti cawan petri atau- alat yang terbuat
dari kaca dibungkus dengan kertas terlebih dahulu untuk mencegah terjadinya
keretakan dan kontaminasi pada saat alat dikeluarkan dari dalam oven. Alat-alat
yang akan disterilisasi dicuci dan dikeringkan, alat yang mempunyai mulut
ditutup dengan kapas seperti pipet tetes dan tabung reaksi, setelah ditutup dengan
kapas, dibungkus dengan kertas. Tujuan dari pembungkusan yaitu agar alat-alat
tidak terkontaminasi dengan bakteri luar dan alat tidak pecah karena pada
umumnya alat terbuat dari kaca. Alat-alat yang sudah dibungkus dimasukkan ke
dalam oven pada suhu 180oC selama 30 menit atau 1 jam pada suhu 170 oC.
Setelah pemanasan selesai, oven dimatikan sampai mencapai suhu kamar. Hal ini
bertujuan untuk menghindari keretakan alat atau masuknya udara yang
mengandung partikel debu. Berdasarkan literatur suhu yang digunakan pada oven
pada saat sterilisasi menyatakan bahwa pemanasan kering sering dilakukan dalam
sterilisasi alat-alat gelas di laboratorium, dimana menggunakan oven dengan suhu
160-180oC selama 1,5-2 jam dengan sistem udara statis.

4.2.2 Sterilisasi Basah


Sterlisasi basah dipergunakan untuk mensterilkan medium yang digunakan
sebagai media biakan mikroba dengan menggunakan autoclave selama 15 menit
dengan suhu 121oC. Medium yang disterilkan seperti PDA dan jarum ose yang
dibungkus terlebih dahulu dengan koran. Hal ini sesuai dengan pendapat
Dwidjoseputro (2005) yang menyatakan bahwa medium yang disterilkan
ditempatakan di dalam autoklaf selama 15 menit, hal ini tergantung kepada
banyak sedikitnya barang yang disterilkan. Sterilisasi ini cukup singkat waktunya,
jika membandingkan dengan sterilisasi kering. Secara teori prosedur sterilisasi
memakai autoklaf dikatakan lebih efektif karena suhunya lebih rendah, dan waktu
yang diperlukan lebih singkat serta daya bunuh mikroorganisme lebih tinggi.
Sterilisasi menggunakan autoklaf dilaksanakan dengan suhu 121 oC selama 15
menit. Cara kerja autoklaf, yaitu menggunakan tekanan tinggi, sehingga bakteri
mati dan alat-alat menjadi steril.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
-

Sterilisasi berfungsi untuk menghilangan seluruh mikroorganisme yang ada


pada atau dalam suatu benda, agar benda itu lebih aman untuk digunaan
khususnya pada dunia kesehatan maupun pada percobaan-percobaan
mikrobbiologi. Suatu bahan atau alat dikataan steril apabila terbebas dari

mikroba, baik dalam bentuk sel vegetatif maupun spora.


Alat yang digunakan pada proses sterilisasi adalah oven dan autoclave.
Jenis-jenis sterilisasi diantaranya adalah sterilisasi uap (autoclave), sterilisasi
panas kering (oven), sterilisasi gas atau erilen oksida, sterilisasi radiasi,
sterilisasi filtrasi, dan sterilisasi plasma.

5.2 Saran
Sebaiknya metode dalam sterilisasi lebih bervariasi lagi, tidak hanya
menggunakan metode sterilisasi panas kering (oven). Metode sterilisasi lain yang
dapat dilakukan adalah sterilisasi dingin yang bertujuan agar praktikan lebih
memahami proses-proses sterilisasi yang lainnya serta mengikuti prosedur
praktikum dengan baik dan benar agar kegiatan praktikum dapat berjalan dengan
lancar.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. http://id.wikipedia.org/wiki/Autoklaf.
Diakses pada tanggal 16 April 2013

Pengertian

Autoklaf.

Fika, Viyu. 2011. http://viyufika.wordpress.com/metode-sterilisasi/. Metode


sterilisasi. Diakses pada tanggal 16 April 2013

LAMPIRAN

Gambar 1.1 Cawan petri yang dimasukkan di oven

Gambar 1.2 autoklaf

Gambar 1.3 PDA (Potato Dextrose Agar)

Você também pode gostar