Você está na página 1de 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam dunia industri sebuah proses manufacturing diharapkan
menghasilkan produk dengan kualitas tinggi, karena semakin tinggi
teknologi yang digunakan, maka semakin tinggi pula tuntutan terhadap
kualitas produk yang dihasilkan. Kualitas tersebut salah satunya adalah
akurasi dan kepresisian yang tinggi suatu produk atau part. Saah satunya
yang berperan adalah penggunaan amplas pada manufacturing untuk
mendapatkan permukaan yang halus serta mempunyai tingkat kepresisian
tinggi. Integrasi dari perakitan merupakan hal yang perlu diperhatikan,
sehinga tidak perlu terjadi kesalahan komunikasi pada proses assembling
yang mengakibatkan kerugian terhadap material, waktu kerja, dan biaya.
Pada kesempatan kali ini akan dibahas bagian penggunaan amplas,
apa saja jenis-jenis amplas yang sering digunakan dalam proses
manufacturing dan kelebihan apa saja yang didapatkan dalam proses
pengamplasan.

1.2 Maksud dan Tujuan


Setelah melakukan praktikum, Mahasiswa diharapkan dapat:
1. Memahami berbagai jenis amplas.
2. Memahami cara mengamplas yang baik dan aman.
3. Memahami kegunaan amplas.

1.3 Gambar Alat dan Mesin


1

1. Mesin Finishing Sander

Gambar 1.1Mesin finishing sander


2. Mesin Random Orbital Sander

Gambar 1.2 Mesin rabdom orbital sander


3. Mesin Belt Sander

Gambar 1.3 Mesin belt sander


4. Amplas Lembaran

Gambar 1.4 Amplas lembaran

Gambar 1.5 Amplas gulungan

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Teori Dasar


Amplas
benda kerja

berfungsi

dengan

cara

untuk

mengikis/menghaluskan

digosokkan.

Halus

dan

permukaaan

kasarnya

kertas

amplas ditunjukkan oleh angka yang tercantum dibalik kertas amplas


tersebut. Semakin besar angka yang tertulis menunjukkan semakin halus dan
rapat susunan

pasir

amplas

tersebut.

Pada

pekerjaan

perbaikan

dan penyelesaian bodi otomotif, amplas digunakan untuk menggosok


lapisan cat, dempul atau surfacer.
Cara menggunakan amplas manual:

Menggunakan masker, karena ketika kita mengamplas akan ada debu


dari hasil amplas yang dapat beterbangan dan terhirup paru paru.

Menggunakan kacamata safety, sama seperti kasus diatas, selain


terhirup bisa juga terkena mata yang dapat menyebabkan iritasi mata.

Menggunakan bantalan, karena kertas amplas sangat tipis sehingga


cukup sulit untuk di genggam, biasanya kita menggunakan busa/
sterofoam / sandal bekas yang di potong sesuai genggaman tangan.

2.2 Jenis Amplas Berdasarkan Fungsinya


Berdasarkan fungsinya, amplas dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
Amplas Besi Atau Logam

Amplas besi adalah amplas yang digunakan untuk meratakan dan


menghaluskan sebuah benda kerja berupa besi atau logam, atau kerak-kerak
besi.
1. Amplas besi terbuat dari baku silicon carbide.
2. Pada amplas besi terdapat nomor, nomor tersebut berkisar dari angka 1
sampai 300, yang menandakan tingkat kehalusan dan kekasaran dari
amplas tersebut. Cara membacanya angka 1 merupakan amplas kasar,
dan amplas 300 merupakan amplas super halus, Jadi makin besar
nomor yang terdapat pada amplas maka tingkat kekasaran amplas
tersebut makin halus.
3. Namun realitas yang terjadi dilapangan, jenis angka yang beredar
biasanya dimulai dari angka 100 sampai 1000, akan sangat jarang
sebuah tokoh mensuply stock ampals dengan tingkat kehalusan secara
berurutan, biasanya sebuah toko bangunan atau toko cat yang
mempunyai stock amplas dengan kelipatan 100, 200, 300, 400, 600,
800, 1000, 1500. Ini merupakan contoh ukuran amplas yang dijual
dipasaran.
4. Kenapa ukuran amplas berbeda, karena partikel yang digunakan
berbeda, sesuai dengan kegunaan amplas tersebut. jenis-jenis amplas
yang tepat agar penggunaannya tidak malah merusak komponen
kendaraan.
Amplas Kayu
Amplas kayu adalah suatu jenis amplas yang digunakan meratakan atau
menghaluskan benda kerja dalam bentuk kayu. Jenis amplas kayu tidak jauh
beda dengan amplas besi atau logam, hanya terletak pada penggunaannya.
Karena yang berhubung ini mata kuliah teori dan cat, maka jenis amplas yang
dibahas adalah yang berhubungan mata kuliah ini.

2.3 Jenis Amplas Berdasarkan Penggunaannya


Berdasarkan penggunaannya, amplas dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
Amplas kering dan amplas basah
Amplas Kering
Amplas kering adalah suatu jenis amplas yang digunakan untuk
meratan atau menghaluskan benda kerja atau panel tampa cairan.

Amplas Basah
Amplas basah adalah suatu jenis amplas yang digunakan untuk
meratakan atau menghaluskan benda kerja dengan menggunakan air atau
spertus secara bersamaan.

Kedua amplas ini masing-masing memiliki

keuntungan dan kekurangannya tersendiri.


A. Kelebihan dan Kekurangan Amplas Kering dan Amplas Basah
Kedua jenis amplas ini mempunyai keunggulan dan kekurangannya masingmasing, yaitu:
Kelebihan menggunakan amplas kering:
kertas amplas tahan lama
pekerjaan lebih cepat selesai
lantai tempat kerja tidak becek
tidak perlu isolasi
7

Kekurangannya menggunakan kertas amplas kering:


Menimbulkan debu di mana-mana
Suara berisik
Kertas amplas mudah kotor mudah tertutup
Hasilnya tidak bisa langsung dilihat

Kelebihan atau keuntungan kertas amplas basah :


Tidak menimbulkan debu
Kertas amplas tidak lekas kotor tidak lekas tertutup
Hasilnya bisa langsung diliha
Kekurangannya menggunakan kertas amplas basah:
Waktu pengeringan lebih lama
Tempat kerja jadi becek
Harus menyediakan air
Pengejaan lebih lama dan butuh isolasi
Kertas amplas tidak tahan lama
2.4 Jenis Amplas Berdasarkan Materialnya

Terdapat berbagai macam amplas berdasarkan material, bentuk, serta


kekasarannya. Amplas merupakan salah satu jenis material abrasif yang
dibuat dengan proses perlekatan (coated abrasive). Amplas terdiri atas
dua bagian yang disatukan, yaitu material abrasif dan material backing.
Material Backing Amplas
Material

backing

bahan fleksibel,

terbuat

yang
dari

digunakan
kertas,

pada

kertas

amplas

tahan

air,

merupakan
kain,

dan

synthetic fiberglass.
Amplas yang menggunakan material backing dari bahan kertas
tidak tahan

air

sehingga

hanya

dapat

digunakan

pada

pekerjaan

pengamplasan kering (dry-sanding). Pemilihan penggunaan amplas dengan


material backing dari bahan kertas tahan air, kain, ataupun synthetic
fiberglass disesuaikan dengan kekuatan, fleksibilitas, dan kondisi bidang
permukaan benda kerja yang akan dikerjakan.
Material Abrasif Amplas
Terdapat dua jenis material abrasif amplas yang umum digunakan pada
pekerjaan perbaikan dan penyelesaian bodi otomotif, yaitu silicon carbide dan
alumunium oxide.

Partikel

abrasif

yang

terbuat

dari

silicon

carbide,

terpecah-

pecah menjadi butiran kecil pada saat pengamplasan dan secara


konstan memunculkan tepian baru yang tajam. Partikel-partikel ini
sangat sesuai untuk mengamplas (sanding) cat yang relatif lunak.
Oxidized alumunium merupa-kan partikel abrasif yang sangat kuat dan
tahan aus. Oleh karena itu oxidized alumunium sangat sesuai digunakan
untuk mengamplas cat yang relatif keras.

2.5 Bermacam-macam Amplas, Material Serta Kekasarannya


Berdasarkan bentuk, material serta kekasarannya, amplas diklasifikasi
menjadi beberapa aitem yaitu :
a) Klasifikasi Bentuk, berdasarkan bentuknya amplas dibedakan menjadi
tipe roll dan tipe lembaran. Tipe roll ada yang berbentuk membulat dan
ada yang berbentuk empat persegi panjang. Demikian juga tipe
lembaran dibedakan dalam bentuk bulat dan empat persegi panjang.

Gambar 2.1 Amplas tipe rol

10

Gambar 2.2 Amplas tipe lembaran

b) Klasifikasi cara pemasangan, berdasarkan klasifikasinya amplas


dibedakan tipe adhesive, tipe velcro, dan tipe non adhisive.
c) Klasifikasi material, berdasarkan materialnya perbendaan didasarkan
pada jenis material belakang dan material partikel abrasifnya.
Berdasarkan material belakang ada empat jenis, yaitu kertas, kertas
tahan air, kain, dan fiberglass.
Ditinjau dari material partikel abrasifnya dibedakan ada yang terbuat
dari silicon carbide, dan ada yang terbuat dari oxidized aluminium. Amplas
terdiri dari partikel abrasif yang diletakkan pada material backing. Partikel
abrasif yang terbuat dari silicon carbide, terpecah-pecah menjadi butiran kecil
pada saat pengamplasan, dan secara konstan memunculkan tepian yang baru
dan tajam.
Partikel-partikel ini sangat sesuai untuk mengamplas (sanding) cat yang
relatif lunak. Sebaliknya, karena partikel aluminium oxide sangat kuat dan
tahan aus, maka material ini sangat sesua untuk mengamplas (sanding) cat
11

yang relatif keras. Ada dua metode yang digunakan dalam melapisi partikel
abrasive pada material backing, yaitu metode lapisan terbuka dan lapisan
tertutup. Pada metode lapisan terbuka, ada jarak yang lebih lebar diantara
partikel-pertikel. Hal ini memungkinkan partikel yang diamplas terlepas dari
partikel abrasif, dan mencegah permukaan amplas menjadi ntersumbat.
Metode lapisan terbuka ini terutama digunakan untuk pengamplasan kering
(dry-sanding).
Amplas tipe lapisan tertutup memiliki partikel abrasif yang dikemas
rapat dan digunakan terutama untuk pengamplasan basah (wet sanding),
dimana tidak ada resiko amplas menjadi tersumbat.

d) Klasifikasi Grit (kekerasan)


Nomor grit biasanya dicetak pada bagian belakang amplas. Semakin besar
nomor grit, semakin halus partikel abrasifnya.
Rentang nomor dari nomor grit yang digunakan untuk pengecatan automotif
adalah antara #60 dan #2000.
Tabel berikut memperlihatkan perbedaan nomor grit secara umum.
No.grit
#60

#80

#120

#180

#240

#320

#600

#1000

#2000

Menghapus Cat
Tipe

Mengamplas

pekerjaan

Plastik

dempul
Mengamplas
surface
Mengamplas cepat

12

setelah
top coat
Sebelum menggunakan amplas, faktor yang sangat penting adalah
memilih nomor grit yang berpengaruh pada hasil kerja, dan seberapa lama
pekerjaan dilakukan.
Sebagai contoh pemborosan waktu dan tenaga akan terjadi, apabila
amplas dengan kekasaran yang halus, misal #600 digunakan untuk mengupas
cat aslinya, apabila top coat diaplikasi setelah mengupas permukaan dengan
amplas yang memiliki grit #60, maka tidak akan diperoleh lapisan akhir yang
halus, seberapapun lapisan diaplikasikan.
Dalam praktek tanda yang ditinggalkan oleh amplas dengan grit #80
tidak dihilangkan dengan mudah oleh grit #200. oleh sebabitu, yang penting
untuk dilakukan adalah berganti pada grit yang lebih halus secara bertahap,
sehingga dapat menghilangkan goresan yang ditiggalkan oleh amplas
terdahulu.
e) Material sanding tipe lain
Disamping amplas, ada pula material sanding yang lain, yaitu material
dimana syntetic fiber dapat dikusutkan seperti felt. Menggunakan adesif,
partikel abrasif dikaitkan satu sama lain oleh fiber.
Oleh karena fleksibilitasnya, maka materialini sangat sesuai untuk
pekerjaan sanding permukaan yang memiliki konfigurasi panel relatif komplek
(rumit), yang tidak mudah dijangkau oleh amplas.
Oleh karena ketahanan air dan keandalannya yang tinggi maka ia dapat
digunakan pada pengamplasan basah dan pengamplasan kering .
2.6 Cara Mengamplas

13

aplikasi

Pilih kertas amplas yang sesuai.


Pegang kertas amplas, jika menggunakan landasan maka sisi kertas
amplas harus dipegang rapat landasan jangan menggunakan bahan yang
keras (kayu / besi).
Tekan kertas amplas secukupnya kemudian gerakkan pada permukaan.
Untuk permukaan yang rata, gunakan landasan yang rata pula.
Mempersiapkan permukaan kayu yang akan diamplas.
Dalam mempersiapkan permukaan kayu ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu:
1. Kebiasaan
Prinsip pertama dan yang utama pada persiapan kayu
sebelum finishing adalah untuk membersihkan defect dan cacat
kayu sebersih mungkin. Walaupun pada kayu akan tetap ada cacat
yang tidak bisa dihilangkan sama sekali. Dalam hal ini anda perlu
mendefinisikan cacat mana yang tergolong minor (kurang penting)
dan mana yang tergolong major (penting) sehingga anda bisa
menentukan apakah cacat tersebut bisa diterima dengan sistem
finishing yang akan anda pakai. Mempersiapkan permukaan untuk
finishing seharusnya berawal dari pemilihan bahan baku furniture,
sejak anda memilih kayu sebelum diproses ke komponen dengan
mempertimbangkan cacat kayu misalnya bebas dari mata kayu, pin
holes, atau retak.
Kemudian ketika komponen belum dirakit, permukaan kayu
yang bisa diamplas sebisa mungkin lakukan pengamplasan sebaik
mungkin sebelum perakitan karena ini akan sangat membantu anda
mendapatkan hasil kualitas yang terbaik. Selayaknya pula

14

kebanyakan jenis finishing berfungsi untuk mengekspos serat kayu


yang

menjadi

nilai

tinggi

dari

kayu

tersebut.

2. Kertas Amplas
Beberapa jenis amplas dibuat berdasarkan jenis material.
Ada amplas yang khusus dibuat untuk kayu yang keras misalnya.
Pilihlah kertas amplas yang tidak mudah rontok. Kebanyakan orang
berpikir bahwa apabila menggunakan kertas amplas yang paling
halus berarti akan mendapatkan permukaan kayu yang baik pula. Ini
tidak benar, lebih baik pengamplasan dilakukan secara bertahap
berdasarkan grit amplas.
Setelah melalui proses mesin atau alat tukang kayu (ketam,
serut dll), grit amplas pertama yang optimal bisa menggunakan no
80/100 untuk memotong esrat besar, marking mesin dan ujungujung kasar lainnya. Kemudian dilanjutkan dengan grit 120,
220/240. Pada level ini garis-garis kasar serat sudah tidak terlihat
lagi. Apabila anda perlu melanjutkan dengan grit 320 tidak masalah
dan ini juga tergantung dari jenis kayu yang digunakan. beberapa
jenis kayu keras terutama memang memerlukan pengamplasan
hingga grit 320 sebelum finishing.

3. Metode Pengamplasan
Anda boleh mengamplas berlawanan arah serat hanya pada
pengamplasan pertama, berarti pada waktu menggunakan amplas
kasar (grit 80/100). Langkah ini berfungsi untuk mempercepat dan
memotong serat kayu yang kasar dan membersihkannya dari cacatcacat kayu lebih cepat, kemudian pengamplasan harus dilanjutkan
hanya searah serat kayu hingga sebelum bahan finishing

15

diaplikasikan. Apabila pengamplasan dilakukan secara manual,


sebaiknya gunakan sebatang kayu yang dilapis dengan bahan lebih
lunak (softboard) ukuran sekitar 80x40x20mm sebagai 'klos'
amplas. Klos ini akan membantu membuat alur pengamplasan lebih
rata dan datar. Selain itu pula tangan anda terhindar dari
kemungkinan luka karena goresan. Jika ada bekas lem sebaiknya
dibersihkan bersamaan pada waktu perakitan ataupun ketika lem
setengah

kering.

Terutama

pada

sudut-sudut

kontruksi,

pengamplasan perlu dilakukan dengan hati-hati. Setelah itu


bersihkan pula debu-debu yang menempel karena pengamplasan
dengan alat semprot angin bertekanan atau kain kering yang bersih.
Sebisa mungkin bahan finishing langsung diaplikasikan begitu
benda kerja bersih dari debu. Jangan menunda terlalu lama karena
debu akan kembali menempel dalam beberapa jam.

2.7 Mesin-mesin Amplas


Selain secara manual, mengamplas juga dapat dilakukan dengan
menggunakan mesin. Berikut beberapa mesin amplas yang biasa digunakan
1. Mesin Belt Sander

16

Gambar 2.3 Mesin belt sander


Di dalam proses Wood Working proses pengampelasan adalah
salah satu langkah penting yang harus dilakukan. Untuk memperoleh
suatu produk yang berkualitas bagus, maka dibutuhkan permukaan
yang halus serta rata di mana permukaan halus serta rata hanya bisa
diperoleh dengan proses pengampelasan. Kualitas dari finishing amat
ditentukan oleh kualitas pengampelasan, kian tingginya tuntunan akan
kualitas produk yang kian tinggi maka kualitas pengampelasan yang
diperlukan pun sangat tinggi.

Untuk mengatasi itu semua sekarang ini industri mesin


woodworking

sudah

berkembang

dengan

sangat

maju

serta

menyediakan mesin untuk melakukan proses pengampelasan yang


tentunya sangat membantu dalam proses pengampelasan. Dengan
menggunakan mesin-mesin yang tepat maka proses pengampelasan
permukaan kayu pun bisa dikerjakan dengan cepat, mudah serta
konsisten.

17

Belt sander merupakan mesin amplas dengan kecepatan yang


sangat tinggi untuk proses pengerjaan kayu, terlebih untuk kayu
berbidang besar. Belt sander memakai kertas ampelas khusus berbentuk
seperti sabuk. Mesin ini sangat agresif serta berkecepatan tinggi, karena
itulah mesin belt sandera bisa mengampelas sesuatu dengan lebih cepat
jika dibandingkan dengan mesin ampelas yang lainnya.
Cara Memasang Amplas Pada mesin Belt Sander
1. Sebelum melakukan pemasangan, pastikanlah steker atau
colokan pada belt sander tak terhubung pada stop kontak, hal ini
bertujuan untuk menghindari terjadinya sesuatu yang tak
diharapkan. Untuk cara pemasangan serta pemakaian belt
sander berbeda-beda antara merek yang satu dengan merek
lainnya. Untuk lebih jelas mengenai cara pemasangannya
bacalah buku manual pemakaian yang di ada satu paket
pembelian.
2. Pastikan pula untuk menggunakan kacamata safety serta
perlengkapan lainnya seketika mengoperasikan mesin bel
sander, hal ini bertujuan supaya mata tak terluka akibat terkena
serpihan hasil pengoperasian mesin belt sander tersebut.
3. Tariklah tuas penguncinya yang ada pada mesin.
4. Selanjutnya masukkanlah amplas ke mesin, kemudian
kembalikkan tuas penguncinya untuk mengunci.
5. Putarlah knob penyetel yang ada pada mesin untuk mengatur
kekencangan kertas ampelas.
6. Tekan atau tariklah sakat

untuk

menghidukan

mesin.

Gunakanlah kedua tangan Anda ketika memakai belt sander


sebab putaran yang dihasilkan dari mesin tersebut cukup tinggi.
7. Jika sudah selesai menggunakannya, jangan lupa untuk
mencabut steker yang terhubung ke stop kontak serta jangan
lupa juga bersihkan mesin belt sander dari semua serbuk yang
dihasilkan dari proses pengampelasan. Bersihkanlah memakai

18

kuas, dengan melakukan perawatan maka belt sander pun bisa


bertahan lama.
2. Mesin Finishing Sander
Mesin amplas ini digunakan untuk mengamplas permukaan benda
baik itu kayu atau pun besi. Dengan menggunakan mesin amplas ini kita
dapat menghemat waktu dan tenaga saat melakukan proses pengamplasan.

Cara Memasang Kertas Amplas Pada Mesin Amplas


Cara pemasangan dan penggunaan mesin amplas kemungkinan
berbeda

tiap

merknya,

untuk

lebih

jelasnya

bacalah

buku

panduan penggunaan yang didapatkan saat membeli mesin amplas.


Pastikan

gunakan

perlengkapan

pengaman

yang

dibuthkan saat

menggunakan mesin amplas. Berikut adalah cara memasang kertas amplas


pada mesin amplas:

Potong

kertas

amplas

menggunakan gunting atau gunakan pisau karter dan satu buah penggaris
agar kertas rata saat dipotong. 1 lembar kertas gosok bisa dipotong menjadi
3 untuk mesin amplas dengan model panjang.

Kemudian

tekan

tuas

pengunci pada bagian depan dan belakang.

Lalu masukkan kertas gosok


dan tekan tuas untuk menjepit kertas gosok.

Gunakan

cara

yang

sama

untuk memasang sisi kertas gosok lainnya.

Untuk mesin amplas yang


dilengkapi penyedot, kita perlu melubangi kertas gosok agar debu hasil
pengamplasan bisa tersedot ke dalam kantong. Gunakan jig yang telah

19

disediakan saat membeli mesin, jig ini terdapat bundaran-bundaran tajam


yang berfungsi untuk melubangi kertas gosok.

Gambar 2.4 Mesin finishing sander

Cara Menggunakan Mesin Amplas

Sebelum memasang steker pada stop kontak, pastikan switch/saklar


mesin amplas pada posisi off.

Tekan atau tarik saklar untuk menyalakan mesin, tombol bundar


berfungsi untuk mengunci saklar agar dapat menyala tanpa perlu menekan
saklar pengunci saklar mesin amplas

Untuk jenis mesin amplas dengan variable speed, kita dapat mengatur
kecepatan mesin dengan memutar-mutar saklar.

Jika kantong debu sudah penuh, kita bisa melepasnya dan membuang
isinya dengan cara membuka reseliting pada kantong tersebut.

Setelah selesai menggunakannya jangan lupa untuk mencabut steker


dari stop kontak dan bersihkan mesin dari debu menggunakan kuas.

20

Tips Aman Mengamplas Menggunakan Mesin Amplas

Kita

harus mengutamakan

keselamatan

dengan

menggunakan

setidaknya dua alat safety seperti masker dan kacamata. Setelah itu kertas
amplas khusus (rekomendasi kami adalah kertas amplas toho) di
pasangkan pada mesin amplas atau finishing sander. Lalu pasang power,
dan nyalakan.

Mesin di pegang dengan diatur tekanan pada permukaan yang akan


dihaluskan hingga dirasa cukup halus. Tidak lupa selalu mulai lah dengan
ukuran amplas yang kasar untuk mempercepat proses lalu kemudian
perlahan dan bertahap mengganti dengan amplas yang lebih halus hingga
maximal amplas ukuran 400, ukuran 400 sudah cukup halus untuk
dilakukan pengecatan.

21

BAB III
JURNAL PRAKTIKUM

3.1 Maksud dan Tujuan


1. Memahami cara menggunakan mesin amplas kayu.
2. Memahami macam-macam kertas amplas.
3. Mengerti apa itu amplas kayu.
3.2 Alat dan Bahan
a) Alat
1. Alat Pelindung Diri
2. Mesin amplas
3. Kertas amplas halus
b) Bahan
1. Papan triplek setebal 3 mm
3.3 Langkah Kerja
1. Siapkan benda kerja yang akan diamplas.
2. Siapkan amplas kayu yang kasar, untuk mempercepat penghalusan.
3. Amplas bagian yang dibutuhkan
4. Setelah cukup lanjutkan dengan amplas halus.
5. Setelah selesai bersihkan hasil pengamplasan dari benda kerja.
3.4 Kesimpulan

22

Amplas kayu adalah proses finishing yag penting,karena sebelum


benda diamplas pasti memiliki sisi atau bagian yang kasar, maka agar
nyaman dipegang atau digunakan bagian tersebut harus diamplas.

3.5 Gambar Benda Kerja

Gambar 3.1

Gambar dalam bentuk 2D

23

BAB IV
PERTANYAAN & JAWABAN

a) Pertanyaan
1. Sebutkan cara pemasangan kertas amplas dan cara
menggunakan pada mesin Belt Sander.
2. Sebutkan kelebihan dan kekurangan emplas kering dan
amplas basah.
3. Sebutkan cara pemasangan kertas amplas pada mesin
Finishing Sander.
4. Berikan contoh gambar dari mesin Belt Sander.
5. Hal apa saja yang harus diperhatikan dalam cara
pengamplasan? Sebutkan dan jelaskan.
b) Jawaban
a) Caranya adalah:
a. Sebelum melakukan pemasangan, pastikanlah steker atau colokan
pada belt sander tak terhubung pada stop kontak, hal ini bertujuan
untuk menghindari terjadinya sesuatu yang tak diharapkan. Untuk
cara pemasangan serta pemakaian belt sander berbeda-beda antara
merek yang satu dengan merek lainnya. Untuk lebih jelas
mengenai cara pemasangannya bacalah buku manual pemakaian
yang di ada satu paket pembelian.
b. Pastikan pula untuk menggunakan

kacamata

safety

serta

perlengkapan lainnya seketika mengoperasikan mesin bel sander,


hal ini bertujuan supaya mata tak terluka akibat terkena serpihan
hasil pengoperasian mesin belt sander tersebut.
c. Tariklah tuas penguncinya yang ada pada mesin.

24

d. Selanjutnya masukkanlah amplas ke mesin, kemudian kembalikkan


tuas penguncinya untuk mengunci.
e. Putarlah knob penyetel yang ada pada mesin untuk mengatur
kekencangan kertas ampelas.
f. Tekan atau tariklah sakat untuk menghidukan mesin. Gunakanlah
kedua tangan Anda ketika memakai belt sander sebab putaran yang
dihasilkan dari mesin tersebut cukup tinggi.
g. Jika sudah selesai menggunakannya, jangan lupa untuk mencabut
steker yang terhubung ke stop kontak serta jangan lupa juga
bersihkan mesin belt sander dari semua serbuk yang dihasilkan dari
proses pengampelasan. Bersihkanlah memakai kuas, dengan
melakukan perawatan maka belt sander pun bisa bertahan lama.
b) Kekurangan dan kelebihannya adalah:
Kelebihan menggunakan amplas kering:

kertas amplas tahan lama

pekerjaan lebih cepat selesai

lantai tempat kerja tidak becek

tidak perlu isolasi


Kekurangannya menggunakan kertas amplas kering:

Menimbulkan debu di mana-mana

Suara berisik

Kertas amplas mudah kotor mudah tertutup

Hasilnya tidak bisa langsung dilihat

25

Kelebihan atau keuntungan kertas amplas basah :

Tidak menimbulkan debu


Kertas amplas tidak lekas kotor tidak lekas tertutup
Hasilnya bisa langsung dilihat
Kekurangannya menggunakan kertas amplas basah:

Waktu pengeringan lebih lama

Tempat kerja jadi becek

Harus menyediakan air

Pengejaan lebih lama dan butuh isolasi

Kertas amplas tidak tahan lama


c) Caranya adalah:

Potong kertas amplas menggunakan gunting atau gunakan pisau


karter dan satu buah penggaris agar kertas rata saat dipotong. 1
lembar kertas gosok bisa dipotong menjadi 3 untuk mesin amplas
dengan model panjang.

Kemudian tekan tuas pengunci pada bagian depan dan belakang.

Lalu masukkan kertas gosok dan tekan tuas untuk menjepit kertas
gosok.

Gunakan cara yang sama untuk memasang sisi kertas gosok


lainnya.

Untuk mesin amplas yang dilengkapi penyedot, kita perlu


melubangi kertas gosok agar debu hasil pengamplasan bisa tersedot
ke dalam kantong.

4. Contoh gambar.

26

5. Hal yang perlu diperhatikan adalah:


a)
Kebiasaan
Prinsip pertama dan yang utama pada persiapan kayu sebelum finishing
adalah untuk membersihkan defect dan cacat kayu sebersih mungkin. Walaupun
pada kayu akan tetap ada cacat yang tidak bisa dihilangkan sama sekali. Dalam
hal ini anda perlu mendefinisikan cacat mana yang tergolong minor (kurang
penting) dan mana yang tergolong major (penting) sehingga anda bisa
menentukan apakah cacat tersebut bisa diterima dengan sistem finishing yang
akan anda pakai. Mempersiapkan permukaan untuk finishing seharusnya berawal
dari pemilihan bahan baku furniture, sejak anda memilih kayu sebelum diproses
ke komponen dengan mempertimbangkan cacat kayu misalnya bebas dari mata
kayu, pin holes, atau retak.
Kemudian ketika komponen belum dirakit, permukaan kayu yang bisa
diamplas sebisa mungkin lakukan pengamplasan sebaik mungkin sebelum
perakitan karena ini akan sangat membantu anda mendapatkan hasil kualitas
yang terbaik. Selayaknya pula kebanyakan jenis finishing berfungsi untuk
mengekspos serat kayu yang menjadi nilai tinggi dari kayu tersebut.
b)

Kertas Amplas
Beberapa jenis amplas dibuat berdasarkan jenis material. Ada amplas
yang khusus dibuat untuk kayu yang keras misalnya. Pilihlah kertas amplas yang
tidak mudah rontok. Kebanyakan orang berpikir bahwa apabila menggunakan
kertas amplas yang paling halus berarti akan mendapatkan permukaan kayu yang
27

baik pula. Ini tidak benar, lebih baik pengamplasan dilakukan secara bertahap
berdasarkan grit amplas.
Setelah melalui proses mesin atau alat tukang kayu (ketam, serut dll), grit
amplas pertama yang optimal bisa menggunakan no 80/100 untuk memotong
esrat besar, marking mesin dan ujung-ujung kasar lainnya. Kemudian dilanjutkan
dengan grit 120, 220/240. Pada level ini garis-garis kasar serat sudah tidak
terlihat lagi. Apabila anda perlu melanjutkan dengan grit 320 tidak masalah dan
ini juga tergantung dari jenis kayu yang digunakan. beberapa jenis kayu keras
terutama memang memerlukan pengamplasan hingga grit 320 sebelum finishing.
c)

Metode Pengamplasan
Anda boleh mengamplas berlawanan arah serat hanya pada pengamplasan
pertama, berarti pada waktu menggunakan amplas kasar (grit 80/100). Langkah
ini berfungsi untuk mempercepat dan memotong serat kayu yang kasar dan
membersihkannya dari cacat-cacat kayu lebih cepat, kemudian pengamplasan
harus dilanjutkan hanya searah serat kayu hingga sebelum bahan finishing
diaplikasikan. Apabila pengamplasan dilakukan secara manual, sebaiknya
gunakan sebatang kayu yang dilapis dengan bahan lebih lunak (softboard) ukuran
sekitar 80x40x20mm sebagai 'klos' amplas. Klos ini akan membantu membuat
alur pengamplasan lebih rata dan datar. Selain itu pula tangan anda terhindar dari
kemungkinan luka karena goresan. Jika ada bekas lem sebaiknya dibersihkan
bersamaan pada waktu perakitan ataupun ketika lem setengah kering. Terutama
pada sudut-sudut kontruksi, pengamplasan perlu dilakukan dengan hati-hati.
Setelah itu bersihkan pula debu-debu yang menempel karena pengamplasan
dengan alat semprot angin bertekanan atau kain kering yang bersih. Sebisa
mungkin bahan finishing langsung diaplikasikan begitu benda kerja bersih dari
debu. Jangan menunda terlalu lama karena debu akan kembali menempel dalam
beberapa jam.

28

BAB V
KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum, mahasiswa dapat mengetahui beberapa hal.
Seperti:
1. Memperhatikan permukaan benda kerja yang akan diamplas sangat penting agar
tidak merusak benda kerja saat proses pengamplasan.
2. Proses mengamplas sangat penting dalam sebuah pekerjaan untuk memberikan
hasil yang terbaik dalam benda kerja.

29

30

Você também pode gostar