Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
OLEH: KELOMPOK 1
(1491662026) (7)
(1491662027) (8)
(1491662028) (9)
Teori organisasi modern memandang adanya interaksi antar elemen organisasi untuk
mendukung tujuan organisasi. Secara lebih spesifik, teori organisasi modern berkonsentrasi
pada perilaku pengarahan tujuan perusahaan, motivasi, dan karakteristik penyelesaian
masalah. Tujuan organisasi dipandang sebagai hasil dari proses saling memengaruhi dalam
perusahaan, penentuan batas-batas dalam pengambilan keputusan, dan peranan dari
pengendalian internal yang diciptakan oleh perusahaan.
2. Penganggaran dan Perencanaan
Fokus dari area ini adalah formulasi tujuan organisasi dan interaksi perilaku individu.
Keselarasan antara tujuan individu dengan tujuan organisasi menjadi rerangka manajerial
mengembangkan organisasi. Dua isu penting dalam bidang penganggaran dan perencanaan
adalah organizational slack dan budgetary slack.
3. Pengambilan Keputusan
Fokus dalam bidang ini adalah teori-teori dan model-model tentang pengambilan keputusan.
Ada teori normatif, paradoks, dan model deskriptif dalam pengambilan keputusan.
4. Pengendalian
Aspek pengendalian sangat penting dalam organisasi perusahaan. Semakin besar perusahaan,
memerlukan tindakan pengendalian yang semakin intensif. Lingkungan pengendalian
melibatkan banyak aspek keperilakuan di dalamnya. Lingkungan pengendalian berada pada
level dasar dan merupakan prasyarat dari komponen-komponen lainnya.
5. Pelaporan Keuangan
Aspek keperilakuan dalam pelaporan keuangan meliputi perilaku perataan laba dan keandalan
informasi akuntansi dan relevansi informasi akuntansi bagi investor. Perataan laba adalah
bagian dari manajemen laba yang disebabkan oleh pihak manajemen mempunyai informasi
privat untuk kepentingan dirinya. Manajemen laba intinya adalah masalah keperilakuan, yaitu
perilaku manajemen yang mementingkan dirinya sendiri dalam suatu pola keagenan.
mempunyai implikasi luas dan mempunyai spektrum dengan determinasi tinggi. Model
pengambilan keputusan dikembangkan atas dasar asumsi bahwa keputusan didasarkan atas
rasionalitas. Model rasionalitas memandang pengambil keputusan sebagai manusia rasional,
dimana mereka selalu konsisten dalam membuat pilihan pemaksimuman nilai di dalam lingkup
keterbatasan-keterbatasan tertentu. Pengambilan keputusan secara sistematis dipengaruhi oleh
cara penyampaian informasi.
B. ANATOMI SUATU KEPUTUSAN
Suatu keputusan harus dibuat berdasarkan pertimbangan-pertimbangan. Pertimbangan
untuk masing-masing situasi tentunya tidak sama, sebab setiap situasi memiliki masalah yang
berbeda. Masalah yang berbeda akan mempunyai sejumlah alternatif peluang penyelesaiannya
masing-masing. Terdapat enam langkah dalam proses pengambilan keputusan secara rasional,
yaitu:
1. Menentukan Permasalahan
Penting bagi manajer untuk memahami permasalahan yang akan diselesaikan untuk
menghindari potensi menyelesaikan permasalahan yang salah. Langkah-langkah yang
dilakukan untuk mendefinisikan masalah adalah pertama, menentukan permasalahan yang
muncul dalam mencapai tujuan. Kedua, mendiagnosis permasalahan dengan memahami
gejala-gejalanya.
2. Mengidentifikasi Kriterianya
Melalui identifikasi kriteria ini kita dapat mengetahui hal-hal apa saja yang harus dipenuhi
terkait dengan keputusan yang akan dibuat.
3. Mengukur Kinerja
Kriteria yang telah diidentifikasi masing-masing harus ditentukan bobotnya untuk mengetahui
seberapa penting suatu kriteria bagi keputusan yang akan dibuat.
4. Menciptakan Alternatif
Alternatif solusi atas masalah yang akan diselesaikan dibuat bersama-sama dalam tim sebagai
tambahan rencana penyelesaian masalah.
5. Mengukur Nilai Alternatif dari Setiap Kriteria
4
Penilaian alternatif solusi dilakukan dengan seberapa besar solusi dapat memenuhi setiap
kriteria yang telah ditentukan sebelumnya.
6. Menghitung Keputusan yang Terbaik
Setelah
kelima
tahap
dilakukan,
pembuatan
keputusan
dapat
dilakukan
dengan
membandingkan nilai akhir dari setiap alternatif solusi yang telah dibuat. Alternatif yang
memiliki hasil yang optimal yang akan dipilih.
C. BOUNDED RATIONALITY
Pendekatan proses pengambilan keputusan secara rasional sangat sulit dilakukan karena
pada kenyataannya manajer dalam dunia nyata dituntut untuk melakukan pengambilan keputusan
yang cepat, sehingga dalam pengambilan keputusan manajer akan terbatasi oleh waktu, faktor
internal dan eksternal serta sifat alamiah suatu permasalahan yang tidak memungkinkan untuk
dilakukannya suatu analisa menyeluruh terhadap permasalahan tersebut. Hal ini menjadikan
pengambilan keputusan secara rasional menjadi terbatasi (bounded rationality perspective).
Pengambilan keputusan menggunakan pendekatan ini umumnya lebih menekankan pada aspek
intuisi, pengalaman dan penilaian (judgement) dibandingkan dengan langkah-langkah logis.
Intuisi tidak selalu bersifat irasional, karena intuisi didasarkan atas pengalaman bertahun-tahun
dari seorang manajer terhadap pekerjaannya yang telah tersimpan di alam bawah sadarnya.
Intuisi akan menghasilkan keberanian serta firasat mengenai alternatif keputusan mana yang
diperkirakan dapat memecahkan permasalahan, sehingga intuisi akan mempersingkat waktu
dalam pengambilan keputusan.
REVIEW ARTIKEL
1. Judul
The Effect of Justification Type on Agreement with a Decision Aid and Judgement
Performance
2. Latar Belakang
H2:
justification
of
disagreement
daripada
menggunakan
no
4. Metoda Penelitian
6