Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun oleh:
Kelompok 02 Kelas 3EB01
Ketua :
Fera Nita Puspita
23213408
Anggota :
Hemi Fradilla
Katarina Christayani S
Nurul Syifaa R
24213013
24213780
26213740
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS GUNADARMA
PEMBAHASAN
aspek umum
d. aspek keuangan
e.
f.
aspek akuntansi
Meliputi latar belakang industri, seperti pengaruh barang substitusi, posisi industri
tersebut dalam perekonomian, anggota perusahaan yang bergerak dalam industri yang
bersangkutan.
B. Management Audit dengan Pendekatan Arus Sumber Daya
Management audit dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan, yaitu :
1. Bertitik tolak dari fungsi-fungsi manajemen, seperti produksi, pemasaran, sumber daya
manusia, keuangan, akuntansi, dan lain-lain.
2. Bertitik tolak dari fungsi-fungsi manajemen perusahaan yaitu perencanaan, pelekasanaan,
dan pengendalian/pengawasan.
3. Bertitik tolak dari arus sumber daya manusia seperti manajemen, mesin ( teknologi ),
material, uang, manusia, dan lain-lain.
Dalam makalah ini akan dibahas pendekatan management audit menurut sumber daya
yang sebagian besar nara sumbernya berasal dari buku management audit the Assesment of
quality management sistem karangan Allan J. Sayle.
Seorang management auditor yang telah mempunyai gambaran tentang perkerjaan
organisasi dan pekerjaan yang ada di perusahaan audit, maka langkah berikut adalah menganalisa
apa yang ada pada setiap perkerjaan agar dapat menentukan secara tepat apa yang akan diuji. Di
luar perusahaan jasa seperti unit pekerjaan terdiri dari suatu kumpulan 4 unsur pekerjaan yang
diperlukan untuk pelaksanaan tugas secara benar. Unsur-unsur tersebut adalah:
a. Manusia
b. Item
c. Peralatan
d.
Informasi
Definisi
pengertian Audit Pemasaran, terlebih dahulu penulis jelaskan pengertian dari Audit. Pada
dasarnya, Audit merupakan suatu alat perusahaan agar dapat mengerti bagaimana perusahaan
berhubungan dengan lingkungan tempat perusahaan beroperasi. Audit merupakan alat
perusahaan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahannya sebagaimana mereka
berhubungan dengan peluang dan ancaman (Amin Widjaja Tunggal, 2003).
Menurut Kothler, Audit Pemasaran merupakan pengujian yang kompherenshif,
sistematis, independent, dan periodic atau berkala dari suatu perusahaan-perusahaan atau unit
usaha lingkungan pemasaran, tujuan strategis, dan aktifitas dengan maksud untuk menentukan
area masalah dan peluang serta merekomondasikan suatu rencana tindakan untuk memperbaiki
kinerja perusahaan.
Audit pemasaran mempunyai ruang lingkup yang luas. Fungsi utamanya adalah untuk
menguji dan menilai tujuan dan kebijakan pemasaran yang mengarahkan perusahaan. ia
merupakan suatu penelaah dan penilaian atas semua operasi pemasaran secara sistematis, kritis,
dan tidak memihak dari tujuan dan kebijakan dasar operasi serta asumsi yang mendasari mereka
dan juga prosedur personel dan yang berlaku untuk merapkan kebijakan dan mencapai tujuan.
Audit pemasaran dilakukan apabila sesuatu hal yang berjalan tidak benar, misalnya pada
saat penjualan menurun atau moral tenaga penjual rendah. Audit pemasaran dapat berguna dalam
keadaan tersebut, terutama kalau audit tersebut diminta tepat pada waktunya. Secara umum
diterima bahwa suatu audit pemasaran seharusnya dilakukan secara regular. Dengan cara ini,
memungkinkan pendeteksian area yang berhubungan sebelum mereka mempunyai pengaruh
yang besar terhadap usaha. Adalah sulit untuk menentukan waktu yang teratur dalam melakukan
audit pemasaran, karena pasar yang berbeda berlaku pada frekuensi yang berbeda.
Akan tetapi sebagai aturan umum, suatu frekuensi 3-5 tahun dapat merupakan audit
pemasaran strategic yang paling cocok, sedangkan audit produktivitas pemasaran (marketing
productivity audit ) harus lebih sering dilakukan, misalnya setiap tahun sekali.
1) audit fungsional (vertikal) merupakan audit yang dilakukan terhadap beberapa aktivitas
dari departemen pemasaran seperti periklanan atau penjualan dan membuat analisis
terhadap bagian -bagian yang diaudit tersebut.
2)
Namun dalam penentuan tipe audit yang digunakan tergantung dari perusahaan itu
sendiri akan seberapa penting audit pemasaran dibutuhkan oleh perusahaan dan seberapa besar
pula dana yang sanggup dikeluarkan perusahaan tersebut untuk melakukan audit pemasaran,
karena untuk melakukan audit menyeluruh diperlukan dana yang cukup besar.
Audit pemasaran tidak hanya memberikan manfaat yang besar bagi perusahaan yang
sedang dirundung persoalan. Dalam situasi dan kondisi perusahaan yang berjalan normal,
berbagai industri yang dapat melaksanakan audit pemasaran dan menindaklanjuti hasilnya
dengan baik sehingga mampu untuk memperkecil kesenjangan negatif antara lingkungan bisnis
dengan strategi, taktik dan kapasitas internal perusahaan akan memiliki tingkat return of
investment (ROI) yang jauh lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang tidak
memperhatikan audit pemasaran sebagaimana mestinya.
pemicu kepuasan pelanggan adalah tanggung jawab semua bagian atau fungsi yang ada di
dalam perusahaan. Konsep pemasaran tidak terbatas pada penjualan dan promosi saja,
pemasaran memegang fungsi yang sangat kompleks dan menyangkut secara keseluruhan
kepentingan perusahaan. Pemasaran harus secara intensif menjalin kerja sama dengan
berbagai bagian dan fungsi, membentuk suatu sinergi dalam meningkatkan nilai
pelanggan.
Oleh karena itu, kesuksesan kinerja pemasaran perusahaan bukan sesuatu yang berdiri
sendiri, tetapi lebih pada kerja sama antarfungsi dan bagian yang membentuk suatu
rangkaian rantai nilai dalam pecapaian tujuan perusahaan. Dalam organisasi pemasaran,
wakil direktur bidang pemasaran memiliki wewenang dan tanggung jawab yang memadai
dalam merencanakan, mengelola dan mengendalikan upaya pemasaran perusahaan dan
otoritas final decision terdapat di wakil direktur. Di dalam perusahaan terdapat
komunikasi dan hubungan kerja yang baik antara pemasaran dan tenaga penjualan.
Organisasi pemasaran harus mampu memandu berbagai aktivitas pemasaran dalam
rangka memenuhi kepuasan pelanggannya. Direktur pemasaran harus memiliki
wewenang dan tanggung jawab yang memadai dalam mengelola berbagai aktivitas
peningkatan kepuasan pelanggan tersebut. Disamping itu, untuk menjadikan berbagai
program pemasaran berjalan secara efektif dan efisien, organisasi pemasaran juga harus
optimal mampu mengoordinasikan keempat dimensi aktivitas pemasaran yaitu (i)
fungsional, (ii) geografis, (iii) produk, dan (iv) pelanggan. Organisasi pemasaran harus
mampu menjadi prasarana yang andal dalam menata upaya pemasaran, menetukan tugas,
tanggung jawab, dan wewenang dengan tepat dalam pencapaian tujuan pemasaran
perusahaan.
4) Audit sistem pemasaran
Audit ini menganalisis prosedur yang digunakan perusahaan untuk memperoleh
informasi perencanaan dan pengendalian operasi pemasaran. Hal ini berhubungan dengan
penilaian apakah perusahaan telah memiliki metode yang memadai atau tidak, untuk
digunakan mengerjakan tugas-tugas rutin di bidang pemasaran.
Dalam sistem pemasaran perusahaan, sistem intelijen pemasaran menghasilkan informasi
yang akurat, tepat waktu dan memadai mengenai perkembangan pasar yang berkaitan
dengan pelanggan, calon pelanggan, pesaing dan masyarakat.
Perusahaan, departemen, atau divisi memanfaatkan riset pemasaran untuk perencanaan
sebagaimana halnya pemecahan masalah, seperti pengambilan keputusan pemasaran
didasarkan pada hasil riset pemasaran yang memadai. Perusahaan juga memberikan
cukup dorongan pada riset pemasaran. Perusahaan memiliki prosedur pengendalian untuk
memastikan bahwa rencana tahunan tercapai yaitu yang tercatat pada Annual Bussiness
Plan dan Management Review dan perusahaan terorganisasi dengan baik untuk
mengumpulkan, menghasilkan, dan menyaring ide-ide tentang produk baru melalui Rapat
Triwulan dan Review Proyek.
Sistem informasi perusahaan adalah orang, peralatan, dan prosedur untuk
mengumpulkan, memilah, menganalisis, mengevaluasi, dan mendistribusikan informasi
yang dibutuhkan pengambil keputusan pemasaran secara akurat dan tepat waktu. Sistem
informasi pemasaran dirancang untuk menghubungkan kebutuhan manajemen terhadap
informasi berbagai aktivitas pemasaran yang telah dilakukan dan memenuhi kebutuhan
informasi tersebut dalam menjalankan fungsi manajerialnya. Suatu informasi pemasaran
yang bermanfaat memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Relevan, informasi ini dapat mempengaruhi keputusan manajemen (memiliki
dmpak yang berbeda pada pengambilan keputusan bisnis)
b. Cukup, informasi ini tersedia dalam jumlah yang cukup dan teruji keakuratannya.
c. Kompeten, diperoleh dari sumber yang dapat dipercaya dan dari proses
pengolahan (analisis) data yang tepat.
d. Efisien, informasi harus diperoleh secara efisien. Pertimbangan biaya dan manfaat
harus dijadikan dasar untuk menilai suatu informasi.
5) Audit poduktivitas pemasaran
Audit ini menganalisis produktivitas dan profitabilitas produk, kelompok pelanggan, atau
unit analisis yang lain di dalam pemasaran. Analisis biaya pemasaran adalah salah satu
metode untuk menganalisis profitabilitas dan produktivitas pemasaran.
6) Audit fungsi pemasaran
Audit fungsi pemasaran merupakan pengujian yang sistematis dan terdokumentasi
terhadap bagaimana perusahaan menentukan bauran pemasarannya dan apakah bauran
pemasaran tersebut secara efektif dan mencapai tujuan pemasaran dan tujuan perusahaan
secara keseluruhan. Fungsi pemasaran melibatkan kebijakan penting dalam bauran
pemasaran untuk mencapai tujuan pemasaran. Kebijakan tersebut meliputi: (1) kebijakan
produk, (2) kebijakan harga, (3) kebijakan promosi, dan (4 ) kebijakan saluran distribusi.
(1) Kebijakan Produk
Pada fungsi pemasaran, perusahaan menyatakan secara tegas lini produknya yaitu melalui
analisis order yang ada berupa tender atau non tender yang saat ini mampu mencapai
tujuan dalam memuaskan kebutuhan pasar dan kontribusinya pada laba perusahaan. Lini
produk yang ditetapkan perusahaan adalah merentang kedua arah yaitu pada saat
posisinya di tingkat menengah tersebut mulai diserang pesaing, perusahaan memasuki
pasar di tingkat bawah atau di tingkat atas atau mungkin secara bersamaan. Di samping
itu perusahaan perlu menambah beberapa lini produknya untuk meningkatkan pangsa
pasar melalui peningkatan strategi produk/jasa yang dibutuhkan pelanggan.
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk menarik
perhatian, pembelian, pemakaian, atau konsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau
kebutuhan. Produk mencakup objek fisik, pelayanan, orang, tempat, organisasi, dan
gagasan. Tiga tingkatan produk meliputi:
a. produk inti (core product), menyangkut manfaat inti yang sesungguhnya dibeli
konsumen ketika mereka memperoleh produk. Misalnya, ketika mahasiswa
membeli buku, bukan sekedar membeli materi kuliah (literatur), tetapi lebih
daripada itu mereka membeli ilmu pengetahuan yang dijanjikan oleh buku
tersebut.
b.
c.
Dalam hal penetapan harga, perusahaan memiliki tujuan, kebijakan, strategi dan
prosedur penetapan harga yang dinyatakan secara tegas untuk pencapaian tujuan
pemasaran perusahaan. Harga adalah uang dibebankan untuk sebuah barang atau jasa
atau jumlah nilai yang konsumenpertukarkan untuk mendapatkan manfaat dari
memiliki atau memanfaatkan suatu barang atau jasa. Faktor utama yang
mempengaruhi strategi harga yang ditetapkan perusahaan yaitu faktor internal yang
terdiri atas:
a. Tujuan pemasaran, ada beberapa tujuan pemasaran yang berpengaruh terhadap
kebijakan penetapan harga, diantaranya: kelangsungan hidup produk,
maksimasi laba saat ini, kepemimpinan pangsa pasar, dan tujuan lain.
b. Strategi bauran pemasaran, menyangkut bagaimana setiap komponen bauran
pemasaran (produk, harga, promosi, dan saluran distrbusi) ditetapkan untuk
menunjang suksesnya program pemasaran secara keseluruhan. Harga dapat
mempengaruhi secara keseluruhan dari bauran pemasaran , demikian juga
komponen yang lain. Jika harga menjadi landasan utama dalam menetapkan
bauran pemasaran, maka harga terhadap suatu produk ditetapkan terlebih
dahulu baru kemudian bauran pemasaran yang lainnya menyesuaikan dengan
tingkat harga yang ditetapkan tersebut.
c. Biaya. Biaya adalah dasar penentuan harga. Harga suatu produk harus
mencerminkan berapa biaya yang telah dikonsumsi untuk menghasilkan
produk tersebut dan berapa biaya untuk menyampaikan produk tersebut
kepada konsumen dalam memuaskan kebutuhannya. Disamping itu harga juga
harus mencerminkan berapa tingkat keuntungan yang diharapkan produsen
dari memuaskan kebutuhan konsumen.
d. Pertimbangan organisasional, menyangkut penetuan kewenangan dari bagian
yang menetapkan harga. Hal ini sangat dipengaruhi oleh pertimbangan
strategis dan besar kecilnya organisasi perusahaan. Dalam perusahaan
kecil,harga kebanyakan ditetapkan oleh manajemen puncak, sedangkan pada
perusahaan besar mungkin lebih strategis jika harga ditetapkan oleh manajer
divisi atau manajer lini produk.
Faktor lain (eksternal) meliputi:
a. Sifat dan permintaan pasar. Harga suatu produk sangat dipengaruhi oleh jenis
pasar dimana produk tersebut dipasarkan. Pada pasar persaingan sempurna,
dimana banyak terdapat pembeli dan penjual yang sama-sama memiliki
c.
c.
Perusahaan memiliki tujuan dan strategi distribusi yang dinyatakan secara tegas dan
dapat disosialisasikan secara memadai dan dijadikan pedoman dalam mengambil
keputusan distribusi. Saluran distribusi merupakan jaringan organisasi yang
menghubungkan produsen dengan pengguna (konsumen) akhir. Penggunaan perantara
dalam pemasaran (saluran distribusi) sebagian besar disebabkan adanya keunggulan
efisiensi dalam membuat barang tersedia dan mudah diperoleh di pasar dalam jumlah
dan waktu yang tepat.
3. Identifikasi tersebut termasuk beberapa cara (several ways) untuk memperbaiki respons
pemasaran.
4. Memberikan sebuah perusahaan ide-ide baru yang segar, teknik-teknik dan new direction
pada masa mendatang.
5. Membantu perusahaan secara periodik dalam menganalisis upaya pemasaran, mengcreate
serta merevisi pendekatan pemasaran untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
Dengan demikian, audit pemasaran adalah merupakan aktivitas vital yang sangat
menentukan kesuksesan suatu perusahaan. Karena, didalam iklim bisnis pasar yang semakin
kompetitif dan penuh turbulence harus disadari bahwa keberhasilan dimasa depan akan sangat
ditentukan oleh kesuksesan pelaksanaan audit pemasaran.
Audit pemasaran tidak hanya memberikan manfaat yang besar bagi perusahaan yang
sedang dirundung persoalan. Dalam situasi normal, berbagai industri dapat melaksananakan
audit pemasaran dan menindaklanjutinya dengan baik. Dampaknya adalah perusahaan mampu
memperkecil kesenjangan negatif antara lingkungan bisnis dengan strategi, taktik, dan kapasitas
internal perusahaan sehingga memiliki tingkat return on investment (ROI) yang jauh lebih baik
dibandingkan dengan perusahaan yang tidak memperhatikan audit pemasaran sebagaimana
mestinya. Ini dapat dilihat dari penelitian yang menunjukkan bahwa perusahaan dengan
kesenjangan negatif besar mempunyai ROI lebih kurang setengah dari perusahaan dengan
kesenjangan negatif kecil.
Dengan ungkapan lain dapat dikatakan bahwa pelaksanaan audit pemasaran akan
memastikan strategic control mechanism perusahaan dapat berjalan dengan baik. Selain itu juga
memudahkan pencapaian tujuan, siasat, dan sistem pemasaran yang disesuaikan secara optimal
dengan lingkungan pemasaran; sekarang maupun masa mendatang; sebagai strategic control dan
sekaligus merupakan alat penilai keberhasilan pemasaran (marketing effectiveness rating
instrument) yang akan menggambarkan keberhasilan pemasaran secara menyeluruh.
Audit pemasaran secara umum bertujuan menghasilkan perbaikan atas pengelolaan
aktivitas pencapaian hasil dari objek yang di periksa dengan cara memberikan saran-saran
tentang upaya-upaya yang dapat di tempuh guna pendayagunaan sumber-sumber ekonomis,
efisien dan efektif. Titik batas perhatian audit terutama diarahkan pada kegiatan-kegiatan yang
dapat di perbaiki di masa yang akan datang dan menghindari kemungkinan terjadinya
kekurangan atau kelemahan di masa yang akan datang.
Auditor harus menetapkan tujuan audit terlebih dahulu sebelum mengumpulkan bukti dan
menentukan bahwa sistem perencanaan dan pengendalian manajemen telah dilaksanakan
sehingga mencapai efisiensi, efektivitas dan ekonomis. Selain bertujuan untuk meningkatkan
peranan perencanaan dan pengendalian pemasaran, audit pemasaran juga memberikan manfaat
sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi tujuan, kebijakan, sasaran, peraturan, prosedur dan struktur organisasi
yang belum ditentukan sebelumnya.
2. Mengidentifikasi kriteria pengukuran pencapaian, tujuan organisasi dan penilaian prestasi
pemasaran.
3. Secara independent dan objektif menilai prestasi individual dan kegiatan unit organisasi
tertentu.
4. Menentukan apakah organisasi mematuhi tujuan, kebijakan, sasaran, peraturan, prosedur
dan struktur organisasi yang telah ditentukan sebelumnya.
5. Menentukan eflsiensi, elektivitas, ekonomisasi sistem perencanaan dan pengendalian
pemasaran.
Auditor pemasaran
Definisi
Manusia sering dikatakan sebagai sumber daya organisasi. Dalam kenyataannya, mereka
adalah sumber daya organisasi yang paling vital. Fungsi sumber daya manusia dalam
kebanyakan organisasi besar dikelompokkan dalam suatu kelompok sentralisasi yang tunggal,
yaitu departemen yang bertanggung jawab untuk mendapatkan, mengembangkan, dan
memelihara/mepertahankan sumber daya manusia.
Audit SDM adalah pemeriksaan kualitas kegiatan Sumber Daya Manusia secara
menyeluruh dalam suatu departemen, divisi atau perusahaan, dalam arti mengevaluasi kegiatankegiatan SDM dalam suatu perusahaan dengan menitikberatkan pada peningkatan atau perbaikan
(Rivai, 2004, p. 548).
Menurut william B. Wether, JR dan Keith Davis dalam bukunya human resources and
personel management mendefinisikan audit sumber daya manusia sebagai penilaian aktivitas
personil yang digunakan dalam organisasi.
Menurut Gomez-Mejia (200 1 :28), audit sumber daya manusia merupakan tinjauan
berkala yang dilakukan oleh departemen sumber daya manusia untuk mengukur efektifitas
penggunaan sumber daya manusia yang terdapat di dalam suatu perusahaan.
Selain itu, audit memberikan suatu perspektif yang komprehensif terhadap praktik yang
berlaku sekarang, sumber daya, dan kebijakan manajemen mengenai pengelolaan SDM serta
menemukan peluang dan strategi untuk mengarahkan ulang peluang dan strategi tersebut.
Intinya, melalui audit dapat menemukan permasalahan dan memastikan kepatuhan terhadap
berbagai peraturan perundangan-undangan dan rencana-rencana strategis perusahaan.
Audit SDM merupakan suatu metode evaluasi untuk menjamin bahwa potensi SDM
dikembangkan secara optimal (Rosari, 12 Mei 2008). Secara lebih terinci, audit SDM juga
memberi feedback dan kesempatan untuk:
1. Mengevaluasi keefektifan berbagai fungsi SDM, yang meliputi: rekrutmen dan seleksi,
pelatihan, dan penilaian kinerja.
2. Menganalisis kontribusi fungsi SDM pada operasi bisnis perusahaan
3.
Suatu audit mengingatkan anggota bagian dan yang lain tentang kontribusinya. Ia juga
memberikan suatu citra profesional dari bagian antara manager. Audit membantu
mengklasifikkasikan peranan bagian untuk mencapai keseragaman yang lebih besar, terutama
dalam geografis yang terpisah dan fungsi sumber daya manusia yang desentralisasi.
Menurut Rivai (2004, p. 567), audit SDM mengevaluasi aktifitas SDM yang digunakan
dalam suatu perusahaan dan merupakan pengendalian kualitas keseluruhan yang mengevaluasi
aktifitas SDM dalam suatu perusahaan. Manfaat dari audit SDM ini antara lain yaitu:
1. Mengidentifikasi kontribusi-kontribusi departemen SDM terhadap perusahaan
2. Meningkatkan citra profesional departemen SDM
3. Mendorong tanggungjawab dan profesionalisme yang lebih besar diantara karyawan
departemen SDM
4. Memperjelas tugas-tugas dan tanggungjawab departemen SDM
5. Menstimulasi keragaman kebijakan dan praktik-praktik SDM
6. Menemukan masalah-masalah SDM yang kritis
7. Menyelesaikan keluhan-keluhan dengan berpedoman pada aturan yang berlaku
8. Mengurangi biaya-biaya SDM melalui prosedur yang efektif
9. Meningkatkan kesediaan untuk mau menerima perubahan yang diperlukan didalam
departemen SDM.
Ruang lingkup audit SDM dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu penarikan,
pemberdayaan/pemanfaatan, dan pemberhentian/pemensiunan sebagai berikut:
1. Rekrutmen atau penarikan SDM, mulai dari proses perencanaan kebutuhan SDM hingga
proses seleksi dan penempatan.
2. Pengelolaan (pemberdayaan) SDM, meliputi semua aktivitas pengelolaan SDM setelah
ada di perusahaan, dimulai dari pelatihan dan pengembangan sampai dengan penilaian
kinerja pegawai.
3. Pemberhentian atau pemutusan hubungan kerja (PHK) karena mengundurkan diri
maupun pemecatan akibat pelanggaran aturan perusahaan, atau disebabkan pegawai
memasuki usia pensiun
Definisi kualitas
Kualitas adalah suatu ukuran yang relatif dari kebaikan. Secara operasional suatu produk
yang berkualitas adalah suatu produk yang memenuhi pengharapan pelanggan. Secaraumum,
terdapat 2 macam tipe kualitas ,yaitu:
a. Kualitas Desain (quality of desain)
Kualitas desain adalah kualitas yang produsen atau pemasok berniat untuk menawarkan
kepada pelanggan. Ketika produsen yang membuat kualitas desain produk, ia harus
mempertimbangkan kebutuhan pelanggan untuk memuaskan mereka dengan kebugaran
untuk penggunaan produk.
b. Kualitas Penyesuaian (quality of conformance)
Kualitas kesesuaian adalah tingkat kualitas produk benar-benar diproduksi dan
disampaikan melalui produksi atau layanan proses organisasi sesuai spesifikasi atau
desain. Ketika kualitas produk sepenuhnya sesuai dengan spesifikasi (desain), kualitas
kesesuaian dianggap sangat baik.
Biaya kualitas adalah biaya yang berhubungan dengan kreasi, identifikasi perbaikan, dan
pencegahan perusakan. Biaya kualitas dapat diklasifikasikan dalam 4 kategori, yaitu:
1. Biaya pencegahan (Preventive Costs)
Mencegah kualitas yang buruk pada produk atau jasa yang dihasilkan
2. Biaya penilaian (Appraisal Costs)
Menjaga produk danjasa agar sesuai dengan persyaratan atau kebutuhan pelanggan
gagal
memenuhi
kebutuhan
pelanggan
Suatu sistem pelaporan kualitas biaya adalah penting apabila suatu organisasi secara
sungguh-sungguh mengendalikan biaya kualitasnya.suatu daftar rincian biaya kualitas yang
aktual dengan kategori memberikan 2 penglihatan yang penting. Pertama, yang mengungkapkan
besarnya biaya kualitas dalam setiap kategori. Memungkinkan manager menilai pengaruh
financial mereka. Kedua, ia menunjukan distribusi biaya kualitas berdasarkan kategori,
memungkinkan manager menilai biaya relatif dari setiap kategori.
Signifikan finacial biaya kualitas dapat dinilai lebih mudah dengan dinyatakan biayabiaya ini dengan suatu prosentase terhadap penjualan aktual.
2.
3.
4.
Dari pengertian audit mutu yang diuraiakan di atas, bahwa tujuan audit mutu adalah
untuk mendapatkan data dan informasi faktual dan signifikan sebagai dasar pengambilan
keputusan, pengendalian manajemen, perbaikan dan/atau perubahan. Temuan hasil audit
selanjutnya dianalisis, dinilai kecukupan dan kesesuaiannya terhadap standar ISO 9001:2000.
Hasil temuan auditor tersebut akan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan,
pengendalian manajemen, perbaikan dan/atau perubahan. Secara rinci tujuan umum dari audit
mutu yaitu (Willy Susilo,2000) :
1. Untuk memperoleh prioritas permasalahan yang tengah dihadapi organisasi
2. Untuk merencanakan pengembangan usaha Untuk memenuhi persyaratan suatu sistem
manajemen yang digunakan sebagai acuan
3. Untuk memenuhi persyaratan regulasi ataupun persyaratan kontrak dengan (misalnya)
pelanggan
4. Untuk mengevaluasi terhadap pemasok
5. Untuk menemukan adanya potensi resiko kegiatan organisasi
Sedangkan tujuan audit mutu secara khusus adalah untuk memberikan umpan balik
tentang kinerja organisasi yang diuraikan sebagai berikut (Iskandar Indranata,2006):
1. Mengarahkan pencapaian sasaran Memberikan sense of urgency
2. Menemukan peluang perbaikan
3. Memastikan apakah sistem diterapkan secara efektif
4. Mendeteksi penyimpangan-penyimpangan terthadap kebijakan mutu sedini mungkin
c) Prinsip Audit Mutu
Audit mutu didasarkan pada sejumlah prinsip. Ketaatan dan kepatuhan terhadap prinsip
tersebut merupakan prasyarat untuk memberikan kesimpulan audit yang sesuai dan cukup serta
memungkinkan auditor bekerja secara independen untuk mencapai kesamaan kesimpulan pada
situasi serupa. Prinsip Audit Mutu, secara garis besar terdiri dari dua prinsip yaitu prinsipprinsip yang terkait dengan auditor dan prinsip-prinsip yang terkait dengan kegiatan audit.
1. Prinsip-prinsip yang terkait dengan auditor, yaitu :
a. Kode Etik sebagai Dasar Profesionalisme.
Kode Etik merupakan dasar profesionalisme auditor dalam pelaksaan audit.
Profesionalisme dari seorang auditor tercermin pada sikap dapat dipercaya, memiliki
a.
b.
c.
d.
e.
Langkah-langkah ini lebih sulit karena auditor harus beradaptasi dengan keadaan
(lingkungan) internasional, maka auditor harus memperhatikan faktor-faktor atau ciri-ciri khusus
seperti bahasa dan kebudayaan yang ada.
KESIMPULAN
Teknik pedekatan audit manajemen :
A. Pengenalan Industri Audit
Dua jenis informasi yang perlu dikumpulkan dalam proses pengenalan usaha perusahaan:
1. Informasi tentang aspek didalam perusahaan.
Aspek penjualan
Aspek produksi
Aspek keuangan
Aspek sumber daya manusia
Aspek akuntansi
Aspek umum
2. Informasi tentang aspek diluar perusahaan
Meliputi latar belakang industri, seperti pengaruh barang substitusi, posisi industri
tersebut dalam perekonomian, anggota perusahaan yang bergerak dalam industri yang
bersangkutan.
B. Audit Manajemen dengan Pendekatan Arus Sumber Daya
DAFTAR PUSTAKA
http://auditpemasaran.blogspot.co.id/2013/12/makalah.html?m=1
http://shantycr7.blogspot.co.id/2013/04/audit-manajemen-fungsi-pemasaran_13.html?m=1
https://datakata.wordpress.com/2014/11/08/audit-pemasaran/
http://bambangkesit.staff.uii.ac.id/2009/01/15/audit-mutu-internal-1-dasar-dasar-audit/
(http://eleks-mulyadi.blogspot.co.id/2010/01/biaya-kualitas-dan-pruduktivitas.html)
(http://www.openlearningworld.com/books/Quality%20by%20Design/Quality%20by
%20Design/Quality%20of%20Design%20and%20Quality%20of%20Conformance.html