Você está na página 1de 12

BAB I

PENDAHULUAN
Peran sistem informasi dalam suatu organisasi sangat diperlukan untuk mendukung
mendukung strategi bersaing bisnis sehingga keuntungan dapat diraih. Pemanfaatan sistem
informasi dalam suatu organisasi dapat optimal apabila direncanakan dengan baik dalam
suatu perencaan srategis. Salah satu stretegi dalam meningkatkan daya saing adalah melalui
pengembangan peran sistem informasi dalam perusahaan. Jika sebelumnya peranan sistem
informasi hanya sebagai proses penunjang saja dalam memperoleh data dengan titik berat
pasa efisiensi biya operasional minimalisasi risiko operasi dari berbagai fungsi perusahaan,
maka pada saat ini peranannya telah berubah menjadi alat stratergik dalam perusahaan untuk
meningkatkan kemampuan bersaingnya.
Secara khusus dapat dinyatakan bahwa penyusunan dan pengembangan perencanaan
strategi informasi merupakan upaya peningkatan peranan fungsi dan nilai sistem informasi
setiap unit kegiatan manajemen dan operasinal perusahaan untuk meningkatkan kemampuan
bersaingnya.
Perencanaan yang sering dilakukan oleh suatu perusahaan, terutama sebelum
mengambil suatu keputusan. Dengan dilakukannya perencanaan maka diharapkan hasil atau
target yang ingin dicapai mempunyai gambaran berdasarkan tolak ukur dari perencanaan
yang telah dilakukan sebelumnya. Untuk melakukan perencanaan, dapat didukung oleh dua
faktor, yaitu komputer dan komunikasi terutama dari pihak-pihak yang terkait dalam hal yang
ingin dilakukan. Kedua faktor tersebut dapat menggunakan tehnologi sistem informasi
sebagai penunjangnya.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Teknologi Informasi
Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data,
termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam
berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan,
akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan
dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan.
Dapat juga diasumsikan bahwa Teknologi Informasi adalah teknologi yang
memanfaatkan komputer sebagai perangkat utama untuk mengolah data menjadi informasi
yang bermanfaat. Sistem Informasi Strategis adalah sistem informasi yang menggunakan
Teknologi Informasi (IT) untuk membantu perusahaan dalam hal mendapatkan keunggulan
bersaing, meminimalkan hal yang tidak menguntungkan sehingga tercapai tujuan strategis
perusahaan. Sistem Informasi Strategis membantu perusahaan dengan menyediakan produk
dan layanan yang memberikan keuntungan lebih stategis dibandingkan pesaingnya dalam
pasar yang kompetitif. Dapat juga diasumsikan sebagai sistem informasi yang
mempromosikan inovasi bisnis, meningkatkan proses bisnis, dan membangun sumber daya
informasi bagi sebuah perusahaan.
B. Pengertian Keunggulan Kompetitif
Menurut Tangkilisan, keunggulan kompetitif adalah menunjuk pada kemampuan
sebuah organisasi untuk memformulasikan strategi yang menempatkannya pada suatu posisi
yang menguntungkan berkaitan dengan perusahaan lainnya. Keunggulan kompetitif muncul
bila pelanggan merasa bahwa mereka menerima nilai lebih dari transaksi yang dilakukan
dengan sebuah organisasi pesaingnya.
Keunggulan kompetitif adalah keunggulan yang dimiliki oleh perusahaan dimana
keunggulannya dipergunakan untuk berkompetisi dan bersaing dengan perusahaan lainnya
untuk meningkatkan value (nilai) perusahaan, baik dalam hal peningkatan laba maupun citra
perusahaan. Contoh perusahaan-perusahaan telekomunikasi berusaha untuk mendapatkan
konsumen sebanyak-banyaknya dengan cara berkompetisi sesuai dengan keunggulan yang
dimilikinya.
Dalam upaya mencapai keunggulan kompetitif, perusahaan harus menghadapi
tantangan bahkan tekanan-tekanan internal dan eksternal perusahaan. Salah satu

pendekatannya adalah bagaimana mengefektifkan potensi sumber daya yang ada, bisa
melalui peningkatan kualitas produk dan layanan kepada pelanggan, maupun melalui
pemanfaatan kemajuan teknologi informasi.
C. Sumber Keunggulan Kompetitif
Sumber kenggulan yang pertama, seseorang merasakan value jika jasa/produk yang ia
nikmati sepadan atau lebih besar dari biaya yang ia keluarkan. Contoh, anda potong rambut di
salon yang sangat mahal. Jika hanya melihat harga yang mahal anda pasti berpikir ulang
untuk potong rambut di sana rambut anda dipotong oleh pemotong rambut beberapa artis
terkenal. Karena ia tukang potong artis terkenal anda memperoleh value berupa potongan
rambut yang bagus dan juga rasa bangga anda sekelas dengan artis paling tidak pada selera
potong rambutnya.
Sumber keunggulan kompetitif yang kedua adalah keunikan. Artinya adalah produk
anda tidak mudah di contoh atau di-copy oleh pesaing anda. Contoh anda mempunyai warung
bakso yang cukup laris. Tiba-tiba ada pesaing yang membuka warung bakso di dekat warung
anda. Ia menyajikan bakso dan aksesorisnya mirip dengan bakso di warung anda. Rasa,
desain warung hingga seragam karyawannya sangat mirip dengan warung anda. Anda
mungkin akan kehilangan sebagian pelanggan anda bahkan munkin perpindahan pelanggan
bakso itu bisa makin besar jika pesaing anda iu menyajikan value tambahan seperti kuah
yang lebih gurih dan sebagainya.
Agar tidak tergerus oleh pesaing agresif itu warung bakso anda harus unik rasanya
harus khas sedemikian rupa sehingga pesaing anda suit untuk menirunya. Contoh kaldunya
anda kulakan langsung dari pabrik abon di kota lain sehingga kegurihan kuah bakso anda
benar-benar mampu membuat pembeli ketagihan. Jika itu bisa anda lakukan maka bisnis anda
akan lestari dan bahkan berkembang pesat.
D. Kekuatan Menentukan Daya Tarik
Persaingan dalam industri di Indonesia semakin berkembang dengan adanya pesaing
lama yang memperluas pasarnya dan pesaing-pesaing baru muncul untuk merebut pasar dari
pesaing lama, sehingga masing-masing perusahaan berusaha mempertahankan posisi pasar
untuk berhadapan dengan pesaing-pesaing. Berikut ini Michael Porter mengidentifikasikan
lima kekuatan dalam menentukan daya tarik struktural segmen yaitu:
1.

Pendatang baru

Pesaing baru memiliki hambatan-hambatan dalam memasuki pasar karena dalam


memasuki pasar, suatu produk memerlukan diferensiasi dari produk pesaing, juga
dibutuhkan modal yang besar, biaya untuk berpindah supllier, pendistribusian yang tepat
dan memperhatikan aspek kebijakan pemerintah. Dalam industri, hambatan pendatang
baru untuk memasuki pasar adalah pesaing lama yang telah menjadi market leader.
Pesaing lama selalu memonitor pesaing baru dengan memanfaatkan kelemahan dari
produk pesaing, sehingga pendatang baru tidak dapat berkembang dan merebut pasar.
Dengan menggunakan strategi fighting brand, yaitu menggunakan merk baru dari produk
sejenis yang harganya jauh lebih rendah, serta mengandalkan biaya iklan dan promosi
yang lebih rendah. Produk ini biasanya dibuat oleh pesaing dalam jangka waktu yang
terbatas dan dalam wilayah pasar tertentu. PT Wings Group mengeluarkan deterjen Daia
dan So klin yang bersaing melawan Rinso yang dikeluarkan oleh PT Unilever.
2.

Pembeli
Pembeli akan selalu berusaha untuk mencari produk yang memiliki harga lebih
murah namun tetap memiliki kualitas produk dan pelayanan yang tinggi. Hal ini
membuat para pesaing saling beradu untuk memenuhi keinginan konsumen tersebut.
Kekuatan posisi tawar menawar pembeli akan meningkat apabila:
a.

Produk memberikan biaya yang besar bagi konsumen

b.

Produk tidak berbeda

c.

Tingkat pendapatan konsumen rendah

d.

Pembeli memproduksi sendiri

e.

Pembeli tidak tahu harga

f.

Adanya substitusi produk


Selama ini produk yang dihasilkan oleh PT Wings Group cenderung lebih rendah

dari PT Unilever. Misalnya jenis shampoo yaitu Emeron yang harganya lebih murah
dibandingkan dengan Sunsilk atau Zinc yang lenih murah dari Clear. Wings Group
meluncurkan produk yang sesuai dengan kualitas dan harga untuk pasar yang ingin
dituju.
3.

Pemasok
Kekuatan pemasok akan sangat berpengaruh terhadap proses produksi sebuah
industri, terlebih jika jumlah pemasok bahan baku tidak banyak maka pemasok dapat
menetapkan harga yang tidak rendah selain itu lokasi pemasok yang jauh akan
menambah besar biaya untuk pengadaan bahan baku. Selain itu, bahan baku atau produk
substitusi sangat sedikit serta memiliki biaya berpindah pemasok yang tinggi, dan

penawaran yang terbatas. Oleh karena itu, untuk menghindari tingginya biaya yang
dikeluarkan untuk pembelian dan keterbatasan bahan baku dari pemasok, produsen
sebaiknya memiliki industri yang memproduksi bahan baku (industri hulu) untuk proses
produksi. Wings sebagai salah satu perusahaan yang memproduksi produk deterjen di
Indonesia memiliki pabrik yang memproduksi bahan baku untuk produk deterjen mereka
sehingga mereka tidak memiliki gangguan dalam hal pasokan bahan baku. Bahkan
perusahaan Unilever Indonesia pun memilih Wings untuk memasok bahan baku produksi
deterjen mereka.
4.

Substitusi
Produk substitusi merupakan ancaman yang besar bagi produk lain karena selain
mampu menjadi produk alternatif dari sebuah produk yang ada, dapat juga merebut pasar
dari sebuah produk yang disubstitusikan. Biasanya produk substitusi memiliki harga
yang murah dan menggunakan teknologi yang baru, sehingga perusahaan harus cermat
mengamati perubahan harga produk substitusi yang menjadi ancaman bagi produk
perusahaan tersebut, jika kemajuan teknologi atau persaingan meningkat di industri
substitusi, maka harga dan laba dalm segmen akan menurun. Dari hasil pengamatan di
pasar menunjukan bahwa produk substitusi dari PT Wings adalah produk deterjen So klin
yang sebenarnya ditujukan untuk mencuci pakaian secara menual (tanpa menggunakan
mesin cuci) tapi tetap digunakan untuk mencuci dengan menggunakan mesin cuci.

5.

Pesaing
Semakin banyak pesaing industri maka semakin tinggi tingkat persaingan, karena
pesaing saling bersaing untuk menjadi market leader di pasar dan untuk memiliki market
share yang besar. Persaingan ini sangat jelas terlihat antara Unilever dan Wings. Wings
berusaha menempel ketat Unilever dalam meluncurkan produk-produknya, misalnya
So klin vs Rinso, Nuvo vs Lifebuoy, Ciptadent vs Pepsodent, Zinc vs Clear dan
sebagainya. Selain itu, tingkat persaingan yang tinggi juga dipengaruhi oleh
pertumbuhan industri yang lambat, tingginya biaya tetap (fixed cost) perusahaan, dan
persaingan secara personal antara pesaing dengan pesaing lainnya.

E. Strategi Bersaing dalam Bisnis


Strategi bersaing merupakan upaya mencari posisi bersaing yang menguntungkan
dalam suatu industri. Strategi bersaing bertujuan membina posisi yang menguntungkan dan
kuat dalam melawan kekuatan yang menentukan persaingan dalam industri.

Kompetisi merupakan karakteristik positif dalam bisnis, persaingan alami dan sehat
adalah pendukung majunya suatu pasar. Persaingan ini mendorong upaya untuk mendapatkan
keunggulan kompetitif di pasar, oleh karenanya diperlukan kemampuan kompetitif yang
signifikan pada berbagai bagian dari perusahaan. Hal ini ditujukan untuk menjaga bisnis
terhadap ancaman pendatang baru.
Lima strategi kompetensi dasar dalam bersaing yakni:
1. Strategi Kepemimpinan Biaya (Cost Leadership Strategy)
Menjadi produsen rendah biaya dalam menghasilkan barang dan jasa, atau membantu
menurunkan biaya bagi pemasok dan pelanggan, sehingga pesaing memiliki biaya
produksi yang lebih tinggi.
2. Strategi Diferensiasi (differentiation strategy)
Mengembangkan cara-cara untuk membedakan produk dan layanan dari para pesaing
atau mengurangi keunggulan diferensiasi dari pesaing. Strategi ini memungkinkan
perusahaan untuk fokus pada produk atau jasa untuk memberikan keuntungan dalam
segmen pasar yang unik/niche market.
3. Strategi Inovasi (innovation strategy)
Menemukan cara baru dalam melakukan bisnis. Strategi ini dapat melibatkan
pengembangan produk dan atau jasa yang unik guna memasuki pasar yang unik/niche
market. Hal ini juga dapat melibatkan perubahan radikal dalam proses bisnis untuk
memproduksi atau mendistribusikan produk dan layanan dari mayoritas jenis dan cara
yang ada.
4. Strategi Pertumbuhan (growth strategy)
Secara signifikan memperluas kapasitas perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa,
ekspansi ke pasar global, diversifikasi ke produk dan jasa baru, atau mengintegrasikan ke
dalam produk dan jasa terkait.
5. Strategi Aliansi (alliance strategy)
Membentuk hubungan bisnis baru/aliansi dengan pelanggan, pemasok, pesaing,
konsultan, dan perusahaan lain. Hubungan ini bisa berupa merger, akuisisi, usaha
patungan, pembentukan "perusahaan virtual", atau pemasaran lainnya, manufaktur, atau
perjanjian distribusi antara pelaku usaha dengan mitra dagangnya. Investasi di dalam
teknologi informasi dapat mendukung perusahaan dalam bersaing, berikut adalah
gambaran peran teknologi informasi dan contoh penerapannya.
a. Penerapan teknologi informasi akan meminimalkan biaya bisnis proses, baik dalam
b.
c.
d.
e.
f.

hubungannya dengan konsumen maupun supplier.


Meningkatkan servis/layanan yang diberikan kepada pelanggan.
Pemanfaatan teknologi informasi meminimalkan pesaing.
Inovasi produk baru yang melibatkan teknologi informasi sebagai komponennya.
Menciptakan pasar yang baru.
Meningkatkan kualitas dan efisiensi serta mempersingkat waktu layanan pelanggan,

g. Menggunakan IT untuk pengembangan bisnis (business development), mengatur


bisnis secara regional dan global.
h. Membangun sistem informasi yang terhubung dengan internet dan extranet untuk
support hubungan bisnis dengan costumer, supplier, subcontractor, dsb.
Sedangkan strategi kompetitif lainnya adalah dengan cara investasi di bidang
teknologi informasi yang memungkinkan perusahaan untuk membangun kemampuan TI
strategis sehingga mereka dapat memanfaatkan peluang yang ada. Dalam beberapa kasus, hal
ini terjadi ketika sebuah perusahaan berinvestasi dalam sistem informasi berbasis komputer
untuk meningkatkan efisiensi proses bisnis internal. Kemudian, dengan berbekal platform
teknologi strategis, perusahaan dapat memanfaatkan investasi di bidang TI dengan
mengembangkan produk dan layanan baru yang tidak akan mungkin berhasil tanpa dukungan
TI yang kuat. Contohnya saat ini yang penting adalah pengembangan lebih lanjut jaringan
intranet perusahaan dan ekstranet, yang memungkinkan mereka untuk meningkatkan efek
dari investasi sebelumnya dibidang internet browser, PC, server, dan client/server jaringan.
Jika suatu perusahaan menginvestasikan uangnya untuk mengembangkan sistem
informasi, membuat aplikasi, dan memasang jaringan komputer maka hubungan antara biaya
IT dan kinerja perusahaan dapat dinyatakan secara sederhana yaitu: manfaat yang diterima
melebihi biaya yang diinvestasikan, karena IT dinilai dapat meningkatkan kinerja organisasi.
Nilai investasi TI adalah kemampuan organisasi untuk mengidentifikasikan dan
mengukur penambahan dampak manfaat dan positif yang berkaitan dengan penerapan TI
dalam operasi bisnisnya.
F. Dampak Sistem Informasi Strategis Bagi Manajer dan Organisasi
Sistem Informasi Strategis (SIS) adalah dukungan terhadap sistem yang ada dan
membantu dalam mencapai keunggulan kompetitif atas pesaing organisasi dalam hal adalah
tujuan. Sistem Informasi dapat mempengaruhi aktivitas bisnis perusahaan secara keseluruhan
sehingga dapat membantu perusahaan dalam persaingan bisnis dengan perusahaan lainnya.
Hal ini menciptakan sistem informasi strategis, sistem informasi yang mendukung
atau membentuk posisi kompetitif dan strategi dari perusahaan bisnis. Jadi, sistem informasi
strategis dapat berupa sistem informasi apapun (TPS, SIM, DSS, dan lain-lain), yang
menggunakan teknologi informasi untuk membantu organisasi memperoleh keunggulan
kompetitif, mengurangi kelemahan kompetitif, atau untuk memenuhi tujuan strategis
perusahaan lainnya.
Dengan adanya aplikasi teknologi informasi perusahaan dapat meningkatkan kinerja
operasional dan manajemen. Teknologi seperti otomatisasi kantor, otomatisasi pabrik, sistem
pemrosesan transaksi dan sistem manajemen database berpengaruh pada kualitas organisasi

Sistem informasi bagi manajer sangatlah penting baik untuk perusahaan kecil maupun
besar. Manajer harus mengidentifikasi jenis-jenis sistem yang dapat dijadikan sebagai
keunggulan strategis bagi organisasinya.
Namun sampai saat ini sistem informasi baru memainkan peran yang teramat sedikit
di bidang produksi, distribusi dan penjualan produk maupun jasa. Peningkatan produktivitas
terhadap proses informasi menjadikannya sedikit berbeda dalam produktivitas perusahaan.
Dalam hal ini ada tiga kunci utama yang mendukung teknologi informasi yang dapat
dijadikan aset perusahaan dalam jangka panjang:
1. Sumber Daya Manusia, yaitu para staf penanggung jawab perencanaan dan
pengembangan teknologi informasi pada sebuah perusahaan, sehingga para staf tersebut
benar-benar memiliki tanggung jawab terhadap pengoperasian teknologi informasi.
2. Teknologi, Seluruh infrastruktur teknologi informasi, termasuk perangkat lunak dan
perangkat keras dipergunakan secara bersama-sama dalam proses operasional
perusahaan.
3. Relasi, adalah hubungan teknologi informasi dengan pihak manajemen perusahaan
sebagai pengambil keputusan (decision maker).
G. IT Governance Focus Area (Area focus Tatakelola TI)
Area focus Tatakelola IT Perusahaan, yaitu:
1. Strategic alignment: fokus pada kepastian hubungan bisnis dan perencanaan TI:
penetapan, pemeliharaan dan validasi usulan nilai tambah TI; dan keselarasan operasi TI
dengan operasional perusahaan.
2. Value delivery: mengenai pelaksanaan usulan nilai tambah melalui siklus pengantaran,
memastikan bahwa TI memberikan manfaat untuk strategi, konsentrasi pada optimasi
biaya dan memberikan nilai tambah perusahaan dari TI.
3. Resource management: mengenai investasi optimal, dan manajemen yg sesuai,
sumberdaya yg kritis: aplikasi, informasi, infrastruktur dan orang. Kunci sukses
berkaitan dengan optimasi pengetahuan dan infrastruktur.
4. Risk Management: memerlukan kesadaran pegawai senior, pengertian yg jelas mengenai
resiko perusahaan, mengerti persyaratan kebutuhan, transparansi resiko bagi perusahaan
dan tanggung jawab manajemen risiko dalam organisasi.
5. Performance measurement: menjajaki dan memonitor penerapan strategi, pemenuhan
proyek, penggunaan sumberdaya, proses kinerja dan mengantarkan bisnis, penggunaan,
contoh, balanced scorecard yg menterjemahkan strategi ke dalam kegiatan utk mencapai
tujuan yg dapat diukur melebihi akuntasi yang konventional.
Masalah investasi di bidang teknologi informasi merupakan hal yang cukup signifikan
bagi para manajemen senior perusahaan. Di satu sisi mereka sadar bahwa sudah saatnya

(kalau tidak memang karena sudah terlambat) mereka harus memiliki suatu teknologi
informasi yang dapat menunjang bisnis mereka, sementara di lain pihak mereka harus
mengeluarkan

biaya

yang

relatif

cukup

besar

untuk

dapat

merancang

dan

mengimplementasikan teknologi informasi yang dibutuhkan. Tanpa memiliki teknologi


informasi yang cukup canggih, sulit di alam kompetisi global ini untuk dapat bersaing dengan
perusahaan-perusahaan besar dari manca negara yang mulai banyak mengembangkan
usahanya di tanah air. Namun salah mengidentifikasikan kebutuhan teknologi pun akan
menjadi bumerang bagi organisasi yang bersangkutan
H. Peranan Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Dalam Perusahaan
Sistem informasi dan teknologi informasi memberikan empat peran utama di dalam
organisasi bisnis (perusahaan) yaitu untuk meningkatkan:

1. Efisiensi
Efisiensi artinya menggantikan peran manusia dengan teknologi informasi sehingga
memudahkan pekerjaan dan mempercepat pekerjaan.
2. Efektivitas
Sistem informasi ini digunakan oleh pimpinan untuk pengambilan keputusan yang lebih
efektif berdasarkan informasi yang akurat, tepat waktu, relevan, mudah, murah dan
handal.
3. Komunikasi
Untuk memudahkan komunikasi dan mempercepat pengambilan suatu keputusan dapat
digunakan email atau teleconference.
4. Kompetitif
Kompetitif, artinya digunakan untuk meningkatkan daya saing perusahaan di dalam era
persaingan yang semakin ketat ini.
Contoh pemanfaatan teknologi informasi dalam perusahaan:
Kebutuhan efisiensi waktu dan biaya menyebabkan setiap pelaku usaha merasa perlu
menerapkan teknologi informasi dalam lingkungan kerjanya. Penerapan Teknologi informasi
dan komunikasi tentu akan berdampak pada perubahan kebiasaan kerja. Contoh: penggunaan
intranet untuk helpdesk technical support yang memanfaatkan teknologi Local Area Netwok
akan meminimalkan penggunaan kertas kerja pada operasional bisnis perusahaan. Selain itu
pemanfaatan internet sebagai sarana untuk website perusahaan yang berfungsi sebagai online
company profile juga akan meminimalkan anggaran keuangan perusahaan untuk mencetak
company profile, bahkan dengan adanya website tersebut akan meningkatkan good corporate
image terhadap pesaing, partner bisnis dan konsumennya.
Dengan adanya internet juga dapat digunakan untuk komunikasi antar karyawan
dalam divisi yang sama maupun berbeda divisi bahkan untuk komunikasi dengan konsumen

dan partner bisnisnya dapat menggunakan email dan messenger. Hal ini tentu dapat
meminimalkan penggunaan kertas dan biaya telepon / fax, juga dapat mengurangi biaya
transport untuk visit ke konsumen.
Penggunaan komputer juga memudahkan pekerjaan karyawan perusahaan, karena
pekerjaan menjadi lebih cepat selesai dengan tingkat kesalahan yang minim. Apalagi jika
perusahaan menerapkan computer based information system dimana sistem informasi
perusahaan

tersebut

dibuat

sedemikian

rupa

saling

terhubung

(integrated)

dan

mengotomatiskan pekerjaan-pekerjaan rutin operasional, seperti misalnya pencetakan


kwitansi akan terhubung langsung dengan laporan keuangan perusahaan.
Keuntungan-keuntungan penerapan teknologi IT di perusahaan adalah:
1. Efisiensi tenaga kerja karena pekerjaan yang manual diotomatiskan.
2. Memperpendek rantai birokrasi dan waktu kerja sehingga berpengaruh pada
penghematan biaya.
3. Dengan tersedianya data dan informasi yang up to date maka pengambilan keputusan
dapat lebih cepat, sehingga menjadikan perusahaan lebih kompetitif terhadap
pesaingnya.
4. Penghematan biaya pemasaran dan promosi produk dan jasa yang ditawarkan
perusahaan, karena menggunakan website perusahaan yang juga berfungsi sebagai online
company profile dan memperluas pangsa pasar.
5. Dengan penerapan teknologi informasi pada operasional perusahaan maka sistem dapat
terintegrasi di semua bagian sehingga dapat memudahkan arus informasi dan kecepatan
respon terhadap suatu masalah.
6. Jadi dengan pemanfaatan teknologi informasi maka akan memudahkan arus informasi
secara internal maupun eksternal perusahaan, meminimalkan resiko faktor human error
dan efisiensi di segala bidang, tentunya hal ini akan berpengaruh pada margin
keuntungan yang didapat perusahaan secara akumulatif.
Selain itu peran teknologi IT dalam perusahaan adalah menciptakan value (nilai
tambah) bagi pelanggan perusahaan, dimana dengan penerapan IT maka layanan kepada
pelanggan makin cepat dan baik sehingga pelanggan puas dengan pelayanan yang
diterimanya, hal itu dapat menciptakan loyalitas sehingga pelanggan tersebut bersedia
menjadi konsumennya untuk jangka panjang. Loyalitas pelanggan merupakan hal yang
didambakan oleh tiap perusahaan karena mempengaruhi stabilitas income perusahaan.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Keunggulan kompetitif adalah merujuk pada kemampuan sebuah organisasi untuk
memformulasikan strategi yang menempatkannya pada suatu posisi yang menguntungkan
berkaitan dengan perusahaan lainnya.
Sumber keunggulan kompetitif, yaitu:
1.

Seseorang merasakan value jika jasa/ produk yang ia nikamti sepadan atau lebih besar
dari biaya yang ia keluarkan.

2.

Keunikan, artinya adalah produk anda tidak mudah di contoh atau di-copy oleh
pesaing anda.
Kekuatan menentukan daya tarik, yaitu:

1.

Pendatang baru

2.

Pembeli

3.

Pemasok

4.

Substitusi

5.

Pesaing
Dampak sistem informasi strategis bagi manajer dan organisasi. Dengan adanya

aplikasi teknologi informasi perusahaan dapat meningkatkan kinerja operasional dan


manajemen. Teknologi seperti otomatisasi kantor, otomatisasi pabrik, sistem pemrosesan
transaksi dan sistem manajemen database berpengaruh pada kualitas organisasi.

DAFTAR PUSTAKA
Laudon, Kenneth C. dan Laudon, Jane P. Sistem Informasi Manajemen, Mengelola
Perusahaan Global. Ed. 12. Jakarta: Salemba Empat, 2008.
McLeod, Jr., Raymond and George P. Schell. Management Information System. (terjemahan),
Jakarta: PT. INDEKS, 2007. Edisi 10, 2008
OBrien, James A. Introduction to Information Systems. (terjemahan). Jakarta: Salemba
Empat, 2006. Edisi keduabelas
www.itgi.org

Você também pode gostar