Você está na página 1de 33

ANALISIS PEMBANGUNAN

KABUPATEN CILACAP
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perencanaan Pembangunan
Pertanian dan Pedesaantahun ajaran 2016

KELOMPOK 8

Dea Kusdiani

150610130007

Hana Rianti Nurfaridah

150610130048

Iqbal Fathurrahman

150610130053

Resna Nopani

150610130122

AGRIBISNIS B

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADAJADAJARAN
Jl. Raya Bandung-Sumedang Km 21Jatinangor45363
3 Maret 2016

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini.
Makalah

ini

disusun

untuk

memenuhi

salah

satu

tugas

mata

kuliahPerencanaan Pembangunan Pertanian dan Pedesaan pada tahun ajaran 2016.


Makalah ini membahas tentang analisis pembangunan di Kabupaten Cilacap.
Analisis tersebut dilakukan atas aspek jumlah penduduk, luas lahan, fasilitas
pendidikan, jumlah tenaga kerja, persentase keluarga pra sejahtera, dll.
Terima kasih kepada Ibu Nur Syamsiah, SP., MP., selaku dosen praktikum
mata kuliah Perencanaan Pembangunan Pertanian dan Pedesaan. Tidak lupa kami
ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan kelas Agribisnis B serta seluruh pihak
yang telah membantu dalam proses pengerjaan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka dari
itu, kami mengharapkan kritik dan saran pembaca agar makalah ini menjadi lebih
baik. Semoga makalah ini dapat memberikan informasi serta ilmu baru bagi para
pembaca dan dapat bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan
ilmu pengetahuan bagi kita semua khususnya mengenai pembangunan wilayah di
Kabupaten Cilacap.

Jatinangor,Februari 2016

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................

DAFTAR ISI.................................................................................................

ii

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................

B. Tujuan.....................................................................................

C. Metode Penulisan...................................................................

D. Rumusan Masalah..................................................................

E. Landasan Teori ....................................................................

PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Kabupaten Cilacap....................................

B. Pengolahan Data....................................................................

C. Analisis ................................................................................

20

BAB III SIMPULAN ................................................................................

28

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................

29

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kabupaten Cilacap adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa
Tengah Ibukotanya adalah Cilacap. Kabupaten ini berbatasan dengan
Kabupaten Brebes dan Kabupaten Banyumas di utara, Kabupaten Banyumas
dan Kabupaten Kebumen di timur, Samudra Hindia di selatan, serta
Kabupaten Ciamis, Kota Banjar, dan Kabupaten Pangandaran (Jawa Barat) di
sebelah Barat. Kabupaten Cilacap merupakan salah satu wilayah yang terluas
di Provinsi Jawa Tengah, dengan luas 225.360,840 Ha Kabupaten Cilacap
memiliki potensi-potensi yang luar biasa melimpah di bidang infrastruktur,
pariwisata, pertanian, perkebunan, perikanan, dan industri yang dapat
dimaksimalkan manfaatnya.
Kabupaten Cilacap dalam tatanan administrasi pemerintahan terdiri dari
24 Kecamatan dan 284 Desa/Kelurahan, dengan spesifikasi 11 Kecamatan (72
Desa/Kelurahan) yang memiliki wilayah pesisir di wilayah Selatan Jawa
Tengah. Jumlah penduduk keseluruhannya 1.872.576. jiwa (laki-laki: 947.814
jiwa, perempuan: 924.732 jiwa), pertumbuhan penduduk:sekitar 8,48 % dan
dengan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 34,08 %, serta jumlah penduduk
miskin 148.282 jiwa (Pra sejahtera 146.736 jiwa).
Pembangunan di Kabupaten Cilacap dapat dianalisis berdasarkan
banyak aspek seperti jumlah penduduk, luas wilayah, tenaga kerja, jumlah
keluarga pra sejahtera, dll. Sebuah wilayah memerlukan perencanaan
pembangunan yang disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan daerah.
B. Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah :
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui keadaan suatu wilayah melalui data
yang ada seperti karakteristik fisik, sosial dan ekonomi suatu wilayah.

2. Agar

mahasiswa

dapat

memahami

cara

perhitungan

untuk

mengelompokkan keadaan di suatu wilayah.


3. Agar mahasiswa dapat menganalisis keterkaitan antar aspek dalam suatu
wilayah, yaitu mengetahui hubungan antara :
a. Jumlah penduduk dengan bangunan sekolah
b. PRDB per-kapita dengan persentase keluarga pra-sejahtera
c. Tenaga kerja dengan luas lahan sawah
d. Jumlah penduduk dengan tenaga kerja pertanian
e. Dll.
4. Makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
praktika Perencanaan Pembangunan Pertanian dan Perdesaan (Pendekatan
Ekonomi dan Spasial) pada tahun ajaran 2016.
C. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan adalah menggunakan buku dan
internet sebagai sarana untuk mengumpulkan informasi, data, serta referensi
untuk melengkapi isi makalah ini.

D. Rumusan Masalah
1. Apa saja data-data yang diperlukan untuk menganalisis keadaan dan
pembangunan di suatu wilayah?
2. Bagaimana cara mengkategorikan data yang ada di suatu wilayah?
3. Apa maksud dari kategori yang diberikan?
4. Bagaimana analisis kaitan antar aspek yang ada di suatu wilayah?
E. Landasan Teori
1. Pembangunan
Pembangunan adalah semua proses perubahan yang dilakukan
melalui

upaya-upaya

secara

sadar

dan

terencana.

Sedangkan

perkembangan adalah proses perubahan yang terjadi secara alami sebagai

dampak dari adanya pembangunan (Riyadi dan Deddy Supriyadi


Bratakusumah, 2005). Portes (1976) mendefenisiskan pembangunan
sebagai transformasi ekonomi, sosial dan budaya. Pembangunan adalah
proses perubahan yang direncanakan untuk memperbaiki berbagai aspek
kehidupan masyarakat.
Tiga Nilai Inti Pembangunan (Profesor Gouklet)
a. Kecukupan
Kemampuan

untuk

memenuhi

kebutuhan-kebutuhan

dasar

(sandang,pangan,papan)
Keberhasilan pembangunan ekonomi menjadi prasyarat terpenuhinya
nilai ini
b. Harga Diri/Kemandirian (self esteem)
Menjadi manusia seutuhnya
Membangun tidak berarti menghilangkan kepribadian
c. Kebebasan dari Sikap Menghamba
Kemampuan untuk berdiri tegak sehingga tidak diperbudak oleh
pengejaran aspek-aspek material semata
Indikator keberhasilan Pembangunan Ekonomi
a. Indikator Ekonomi
GNP ( Gross National Product) atau Produk Nasional Bruto
Kesejahteraan Penduduk
Tenaga Kerja dan Pengangguran
b. Indikator Non-Ekonomi
Indeks Kualitas Hidup
Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index)
2. Kesenjangan
Kesenjangan sosial adalah kesenjangan (ketimpangan) atau
ketidaksamaan akses untuk mendapatkan atau memanfaatkan sumber daya
yang tersedia. Sumber daya bisa berupa kebutuhan primer, seperti
pendidikan, kesehatan, perumahan, peluang berusaha dan kerja, dapat
berupa kebutuhan sekunder, seperti sarana pengembangan usaha, sarana

perjuangan hak azasi, sarana saluran politik, pemenuhan pengembangan


karir, dan lain-lain.
Kesenjangan sosial ekonomi merupakan perbedaan jarak antara
kelompok atas dengan kelompok bawah. Faktor-faktor yang mendorong
terjadinya kesenjangan sosial ekonomi di masyarakat, antara lain:
a. Menurunnya pendapatan per kapita.
b. Ketidakmerataan pembangunan di daerah-daerah.
c. Rendahnya mobilitas sosial.
d. Adanya pencemaran lingkungan alam.
Kesenjangan sosial ekonomi dapat menimbulkan masalah di
masyarakat, seperti munculnya tindakan kriminal, adanya kecemburuan
sosial, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, dalam masyarakat perlu
adanya upaya untuk mengatasi kesenjangan sosial tersebut. Adapun
beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kesenjangan sosial
ekonomi, antara lain:
a. Memberikan

kesempatan

kepada

masyarakat

miskin

untuk

mendapatkan pendidikan yang layak.


b. Menciptakan lapangan pekerjaan sebanyak mungkin.
c. Adanya pemerataan pembangunan di daerah-daerah.
3. Pendekatan Ekonomi dan Spasial
Setiap daerah mempunyai potensi dan keunggulan ekonomi yang
menjadi sumber pertumbuhan wilayah. Untuk menjamin potensi unggulan
daerah dapat berkembang sesuai dengan tujuan pembangunan daerah,
maka setiap pemerintah daerah senantiasa berupaya memberikan perhatian
dan fasilitasi yang memadai sesuai dengan kemampuan daerah masingmasing. Pengembangan potensi unggulan daerah yang dilakukan secara
terpadu dan berkelanjutan sesuai dengan rencana pembangunan daerah
diharapkan

dapat

meningkatkan

produktivitas

ekonomi

daerah.

Kemampuan memacu pertumbuhan suatu wilayah atau daerah sangat


tergantung dari keunggulan atau daya saing sektor-sektor ekonomi di
wilayahnya (Rustiadi, et al, 2009).

Wilayah dapat berkembang melalui berkembangnya sektor


unggulan pada wilayah tersebut yang mendorong pengembangan sektor
lainnya, sehingga pengembangan sektor menjadi salah satu pendekatan
yang

perlu

dipertimbangkan

untuk

pengembangan

wilayah

(Djakapermana, 2010). Oleh sebab itu pendekatan sektoral masih menjadi


salah satu strategi dalam membangun potensi ekonomi wilayah.
Pembangunan daerah juga harus mengakomodasikan keadaan struktur
ruang (spasial), seperti pusat perkotaan, pusat perdesaan, daerah terisolir
(lagging regions), pusat-pusat pertumbuhan (growth pole) (Ishanders, 1995
dalam Riyadi dan Bratakusumah, 2003). Kebijakan pembangunan dan
pengembangan ekonomi daerah hendaknya lebih diprioritaskan subsektor
unggulan yang dimiliki oleh masing-masing kabupaten/kota, dengan tetap
memperhatikan secara proporsional subsektor lainnya sesuai dengan
potensi dan peluang pengembangannya (Kuncoro, 2004).
Strategi pembangunan daerah yang berlangsung selama ini
merupakan gabungan pendekatan sektoral dan pendekatan spasial dalam
rangka terwujudnya keberimbangan pembangunan wilayah (Rustiadi, et
al., 2009). Pendekatan sektoral lebih difokuskan pada upaya peningkatan
produktivitas

sektor

ekonomi,

sedangkan

pendekatan

spasialmempertimbangkan aspek keruangan atau lokasi kegiatan ekonomi


yang akan dikembangkan sesuai dengan resources endowment yang
dimilikinya. Sedangkan menurut Adisasmita (2008).
4. Homogenitas
Wilayah dibagi berdasarkan homogenitas tertentu sehingga dapat
membedakan antara suatu wilayah dengan wilayah yang lain.Wilayah
homogen

adalah

wilayah

yang

batasnya

ditentukan

berdasarkan

keseragaman atau seperangkat ciri atau karakteristik tertentu dari aspek


fisik, sosial, ekonomi, budaya dan lingkungan beserta kombinasi dan
turunannya. Wilayah homogeny dibatasi oleh keseragaman secara internal
(internal uniformity). Sifat dan cirri homogenitas dalam hal ekonomi
seperti struktur produksi dan konsumsi yang homogem dan tingkat

pendapatan yang homogen. Dalam hal geografi yaitu wilayah yang


mempunyai topografi dan iklim yang sama.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Kabupaten Cilacap

Kabupaten Cilacap adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa


Tengah Ibukotanya adalah Cilacap. Kabupaten ini berbatasan dengan
Kabupaten Brebes dan Kabupaten Banyumas di utara, Kabupaten Banyumas
dan Kabupaten Kebumen di timur, Samudra Hindia di selatan, serta
Kabupaten Ciamis, Kota Banjar, dan Kabupaten Pangandaran (Jawa Barat) di
sebelah Barat.
1. Keadaan Geografis
Kabupaten Cilacapmerupakan daerah yang cukup luas,sebelah
selatan berbatasan denganSamudra Indonesia, sebelah utaraberbatasan
dengan KabupatenBanyumas, sebelah timur berbatasandengan Kabupaten
Kebumen dansebelah barat berbatasan denganProvinsi Jawa Barat.
Terletak diantara108o 4 30 109o 30 30 garis bujurtimur dan 7o 30 - 7o
45 20 garislintang selatan, mempunyai luaswilayah 225.361 Ha, yang
terbagimenjadi

24

kecamatan.

Wilayahtertinggi

adalah

KecamatanDayeuhluhur dengan ketinggian ratarata198 m dari permukaan


6

laut danwilayah terendah adalah KecamatanKampung Laut dengan


ketinggian rata-rata1 m dari permukaan laut.
Secara

administratifKabupaten

Cilacap

terbagi

menjadi

24kecamatan. Luas wilayah KabupatenCilacap pada tahun 2013 tercatat


seluas225.361 Ha (termasuk P.Nusakambangan seluas 11.511 Ha),atau
sekitar 6,94 persen dari luasPropinsi Jawa Tengah. Luas wilayahtersebut
terbagi dalam dua bagian yaitulahan sawah dan lahan kering, lahansawah
seluas 64.036 Ha atau 29,94persen dan 149.814 Ha atau 70,06persen
merupakan lahan kering atau bukan lahan sawah.
Berdasarkan data dari Stasiun Meteorologi dan Geofisika Kabupaten
Cilacap, banyaknya curah hujan tertinggi pada tahun 2013 terjadi pada
bulan Juli (507.0 mm) dan terendah terjadi pada bulan September (29
mm).
2. Pemerintahan
Kabupaten Cilacap, terbagi dalam24 kecamatan yang terdiri dari 269
desadan 15 kelurahan.Semua Desa/Kelurahan sudahmempunyai Sarana
Pemerintahanberupa Balai Desa maupun KantorDesa.Disamping itu
Pemerintah juga didukung oleh lembaga tingkatDesa/Kelurahan yaitu RT
dan RW.Lembaga tingkat Desa/kelurahantersebut terdiri dari 10.463
RukunTetangga (RT) dan 2.319 Rukun Warga(RW).
3. Penduduk dan Tenaga Kerja
Penduduk

Kabupaten

Cilacapsetiap

tahun

terus

bertambah,

menuruthasil registrasi penduduk pada akhirtahun 2013 mencapai


1.768.502 jiwayang terdiri dari laki-laki 885.812 jiwadan perempuan
882.690 jiwa. Selama 5tahun terakhir rata-rata pertumbuhanpenduduk per
tahun sebesar 0,34persen, dengan pertumbuhan tertinggiterjadi pada tahun
2012 (0,50 persen),dan terendah pada tahun 2010 dan2013 (0,26 persen),
yang merupakanpertumbuhan penduduk terendahsejak tahun 1993
Dalam konsep ketenagakerjaan, angkatan kerja adalah penduduk usia
kerja yang bekerja ditambah penduduk pencari kerja. Data dari Dinas
Tenaga Kerja Kab. Cilacap menyebutkan banyaknya pencari kerja yang
mendaftarkan diri pada Dinas Tenaga Kerja mengalami peningkatan dari

20.796 orang pada tahun 2012 menjadi 27.655 orang pada tahun 2013,
atau naik sekitar 32.98 persen. Pencari kerja tahun 2013 lebih banyak
Laki-laki daripada perempuan, masing-masing sebanyak 14.266 lakilaki
dan 13.389 perempuan, dan sebagian besar pencari kerja tahun 2013
berpendidikan SLTA.
4. Pendidikan
Berdasarkan data dari DinasPendidikan dan Kebudayaan dan
KantorDepartemen Agama Kabupaten Cilacap,jumlah murid SD dan MI
tahun 2013sebanyak 193.757 siswa atau turunsebesar 5,1 persen
dibandingkan tahun2011 yang tercatat sebanyak 204.180
siswa. Jumlah murid SLTP/ sederajat, mengalami kenaikan dari 90.702
siswa pada tahun 2012 menjadi 90.844 siswa pada tahun 2013. Begitu pula
jumlah murid SLTA/sederajat juga mengalami kenaikan dari 52.491 siswa
pada tahun 2012 menjadi 56.792 siswa pada tahun 2013.
5.

Kesehatan
Di Kabupaten Cilacap setiapkecamatan telah memiliki minimal
satuPuskesmas.

Bahkan

beberapakecamatan

yang

penduduknya

relatifbanyak telah berdiri dua Puskesmas,sehingga rasio Puskesmas


terhadappenduduk pada tahun 2013 adalah satuPuskesmas rata-rata
melayani 46.539penduduk.Di samping itu untuk lebihmendekatkan
pelayanan kesehatankepada masyarakat, di KabupatenCilacap telah ada 79
PuskesmasPembantu dan 2.183 Posyandu.
6.

Perdagangan
Pada 2013, sesuai dengan catatandari Dinas Perindustrian,
PerdaganganKoperasi dan UMKM KabupatenCilacap, tercatat sebanyak
292 jumlahpasar, yang terdiri dari 2 departemen store, 171 pasar swalayan,
33 pasarumum, 3 pasar hewan dan 1 pasar ikandan sisanya pasar lain-lain
sejumlah 82pasar. Jumlah tersebut mengalamikenaikan dibanding dengan
tahun2012 yang tercatat 239 pasar (naiksebesar 22,17 persen). Kenaikan
inidisebabkan oleh adanya penambahanpasar swalayan baru, dari jumlah
120 ditahun 2012 menjadi 171 pada 2013.

Ekspor migas maupun non migas Kabupaten Cilacap cenderung


menunjukkan trend yang fluktuatif. Selama tahun 2013 nilai ekspor non
migas Kabupaten Cilacap mengalami kenaikan dari US$109.757.638,15 di
tahun 2012 menjadi sebesar US$859.679.413,17 di tahun 2013.
Kenaikan nilai ekspor non migas tahun 2013 disebabkan oleh
beberapa komoditas yang pada tahun tersebut mengalami peningkatan
ekspor lebih dari delapan kali lipat dibanding periode sebelumnya seperti
pada komoditas pasir besi, dari Nilai ekspor sebesar US$ 85.181.559 di
tahun 2012 menjadi US $ 806.329.319,59 di tahun 2013 atau mengalami
kenaikan lebih dari 800 persen. Komoditas lain yang mengalami
peningkatan nilai ekspor diantaranya adalah semen clinker, udang beku
dan kayu olahan yang mengalami kenaikan nilai ekspor cukupbesar di
tahun 2013.
B. Pengolahan Data
Perhitungan dilakukan untuk mengkategorikan beberapa data yang ada
didasarkan atas kesamaan kondisi sosial ekonomi pada suatu wilayah,
digunakan rumus :
Range =

datatertinggidata terendah
jumlah krteria

Perhitungan untuk pembagian kriteria digunakan rumus :


Kriteria Rendah =

angka terendah

sd

angka terendah + range

Kriteria Sedang =

R+1

sd

(R + 1) + range

Kriteria Tinggi

S+1

sd

(S + 1) + range

Keterangan :
R = angka terendah + range
S = (R + 1) + range
Adapun beberapa aspek yang dihitung dan digunakan dalam analisis
beserta hasil perhitungan terdapat di bawah ini.
1. Jumlah Penduduk
Tabel Jumlah Penduduk Kebupaten Cilacap berdasarkan Kecamatan
Tahun 2014

Range=

tertinggiterendah
1
jumlah kriteria/kelompok

Kecamatan
Dayeuhluhur
Wanareja
Majenang
Cimanggu
Karangpucung
Cipari
Sidareja
Kedungreja
Patimuan
Gandrungmangu
Bantarsari
Kawunganten
Kampung Laut
Jeruklegi
Kesugihan
Adipala
Maos
Sampang
Kroya
Binangun
Nusawungu
Cilacap Selatan
Cilacap Tengah
Cilacap Utara

Jumlah Penduduk Menurut Jenis


Kelamin (Jiwa)
Laki-laki
Perempuan
24669
25008
48631
49029
63751
64018
48804
48433
36516
37126
31288
31220
28440
28963
40580
40513
23025
23198
52636
52790
34951
34533
39840
41237
8814
8367
33153
32216
48466
47976
39525
39317
24324
24407
18969
18691
51833
52114
33579
32735
39268
38742
39675
38837
42296
41965
35895
34286

Kab.Cilacap
= Data Tertinggi

888928

= Data Terendah
Range=

12776917181
1
3

110.588
1
3

368621

36861
Rendah = 17181

sd

17181 + 36861
10

885721

Jumlah
49677
97660
127769
97237
73642
62508
57403
81093
46223
105426
69484
81077
17181
65369
96442
78842
48731
37660
103947
66314
78010
78512
84261
70181
1774649

= 17181 sd 54042
Sedang =

54042 + 1 sd (54042+ 1) + 36861

= 54043

sd 90904

Tinggi = 90904+ 1 sd (90904+ 1) + 36861


= 90905 sd 127766
Setelah dihitung kriterianya, maka data dapat dikelompokkan menjadi :
No

Kecamatan

Jumlah
Penduduk

1
Dayeuhluhur
49677
2
Wanareja
97660
3
Majenang
127769
4
Cimanggu
97237
5
Karangpucung
73642
6
Cipari
62508
7
Sidareja
57403
8
Kedungreja
81093
9
Patimuan
46223
10
Gandrungmangu
105426
11
Bantarsari
69484
12
Kawunganten
81077
13
Kampung Laut
17181
14
Jeruklegi
65369
15
Kesugihan
96442
16
Adipala
78842
17
Maos
48731
18
Sampang
37660
19
Kroya
103947
20
Binangun
66314
21
Nusawungu
78010
22
Cilacap Selatan
78512
23
Cilacap Tengah
84261
24
Cilacap Utara
70181
Sumber : BPS Kabupaten Cilacap, diolah

Kriteria
R
T
T
T
S
S
S
S
R
T
S
S
R
S
T
S
R
R
T
S
S
S
S
S

Dari perhitungan dan pengelompokkan kecamatan dalam kriteria,


dapat dibuat peta sebarannya di Kabupaten Cilacap. Peta tersebut dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.

11

Catatan :
Data lainnya di bawah ini dihitung menggunakan Microsoft Excel sehinga
perhitungan tidak dipaparkan. Perhitungan dalam Microsoft Excel
disertakan dalam file tugas.
2. Luas Wilayah
Luas Wilayah
Range
59,2066
7
Renda
9,11
h
Sedan
69,3166
g
7
Tinggi
129,523
3
Kepadatan
Range
2820,33
3
Renda
117
h
Sedan
2938,33
g
3
Tinggi
5759,66
7

sd.

sd.

68,3166
7
128,523
3
188,73

sd.

2937,333

sd.

5758,667

sd.

8580

sd.

Tabel Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Cilacap


Tahun 2013
No

Kecamatan

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Dayeuhluhur
Wanareja
Majenang
Cimanggu
Karangpucung
Cipari
Sidareja
Kedungreja
Patimuan
Gandrungmang

Luas
Wilayah
(km2)
185,06
189,73
138,56
167,44
115
121,47
54,95
71,43
75,3
143,19

12

Kriteria
T
T
T
T
S
S
R
S
S
T

Kepadata
n
(jiwa/km2)
267
511
919
582
638
512
1043
1133
614
734

Kriteria
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R

11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22

u
Bantarsari
Kawunganten
Kampung Laut
Jeruklegi
Kesugihan
Adipala
Maos
Sampang
Kroya
Binangun
Nusawungu
Cilacap Selatan

95,54
117,43
146,14
96,8
82,31
61,19
28,05
27,3
58,83
51,42
61,26

S
S
T
S
S
R
R
R
R
R
R

9,11
R
Cilacap Tengah
22,15
R
Cilacap Utara
18,84
R
Jumlah
2138,5
Sumber : Cilacap dalam Angka Tahun 2014, diolah
23
24

726
688
117
669
1167
1299
1690
1376
1760
1288
1273

R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R

8581
3797
3700

T
S
S

Dari perhitungan dan pengelompokkan kecamatan dalam kriteria,


dapat dibuat peta sebarannya di Kabupaten Cilacap. Peta tersebut dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.

Dapat dikategorikan pula kecamatan-kecamatan di Kabupaten


Cilacap berdasarkan luas tanah kering dan tanah sawahnya.
Range
Rendah
Sedang
Tinggi

6049,666
7
911
6961,666
7
13012,33
3

sd.
sd.

6960,66667
13011,3333

sd.

19062

13

Tabel Luas Sawah dan Tanah Kering di Kabupaten Cilacap Keadaan


Akhir Tahun 2014
Luas Sawah
Tanah Kering
Jumlah
Kecamatan
Kriteria
Luas
Luas
Luas
(Ha)
%
(Ha)
%
(Ha)
%
2976
4.65 15527 10.36 18503 8.65
1 Dayeuhluhur
T
4229
6.60 14834 9.90 19063 8.91
2 Wanareja
T
4229
6.60
9623
6.42
13852
6.48
3 Majenang
T
3064
4.78 13680 9.13 16744 7.83
4 Cimanggu
T
1728
2.70
9774 6.52 11502 5.38
5 Karangpucung
S
2150
3.36
9977 6.66 12127 5.67
6 Cipari
S
1416
2.21
4008
2.68
5424
2.54
7 Sidareja
R
4636
7.24
2814 1.88
7450 3.48
8 Kedungreja
S
3836
5.99
3391 2.26
7227 3.38
9 Patimuan
S
4826
7.54
9493 6.34 14319 6.70
10 Gandrungmangu
T
2594
4.05
7156
4.78
9750
4.56
11 Bantarsari
S
4662
7.28
8676 5.79 13338 6.24
12 Kawunganten
T
1705
2.66 10870 7.26 12575 5.88
13 Kampung Laut
S
1123
1.75
8807 5.88
9930 4.64
14 Jeruklegi
S
3138
4.90
5093
3.40
8231
3.85
15 Kesugihan
S
3219
5.03
2900 1.94
6119 2.86
16 Adipala
R
1984
3.10
820 0.55
2804 1.31
17 Maos
R
1954
3.05
776 0.52
2730 1.28
18 Sampang
R
3212
5.02
2672
1.78
5884
2.75
19 Kroya
R
2935
4.58
2207 1.47
5142 2.40
20 Binangun
R
3355
5.24
2771 1.85
6126 2.86
21 Nusawungu
R
200
0.31
711 0.47
911 0.43
22 Cilacap Selatan
R
286
0.45
1929
1.29
2215
1.04
23 Cilacap Tengah
R
579
0.90
1305 0.87
1884 0.88
24 Cilacap Utara
R
64036
100 149814
100 213850
100
Jumlah
Sumber : Cilacap dalam Angka Tahun 2014, diolah
No
.

Dari perhitungan dan pengelompokkan kecamatan dalam kriteria,


dapat dibuat peta sebarannya di Kabupaten Cilacap. Peta tersebut dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.

14

3. Tenaga Kerja
Jumlah Tenaga Kerja
Range
27660
Rendah
4392
sd.
32052
Sedang
32053
sd.
59713
Tinggi
59714
sd.
87374
Tabel Jumlah Tenaga Kerja di Kabupaten Majalengka Tahun 2014
No.

Kecamatan

Jumlah
Tenaga Kerja

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Dayeuhluhur
24121
Wanareja
45728
Majenang
59020
Cimanggu
59713
Karangpucung
27130
Cipari
33726
Sidareja
24756
Kedungreja
54631
Patimuan
19783
Gandrungmangu
48796
Bantarsari
41275
Kawunganten
71047
Kampung Laut
4392
Jeruklegi
27689
Kesugihan
87375
Adipala
35497
Maos
30282
Sampang
23261
Kroya
49353
Binangun
37280
Nusawungu
34374
Cilacap Selatan
55704
Cilacap Tengah
31948
Cilacap Utara
28429
JUMLAH
955310
Sumber : BPS Kabupaten Cilacap, diolah

Kriteria
R
S
S
S
R
S
R
S
R
S
S
T
R
R
T
S
R
R
S
S
S
S
R
R

Dari perhitungan dan pengelompokkan kecamatan dalam kriteria,


dapat dibuat peta sebarannya di Kabupaten Cilacap. Peta tersebut dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.

15

4. PDRB dan PDRB per Kapita


PDRB
Range
Rendah
Sedang
Tinggi

264452,02
43303,93
307756,95
572209,97

sd.
sd.
sd.

307755,95
572208,97
836661,99

PDRB Perkapita
Range
2818767,96
Rendah
2241340,35
sd.
5060108,31
Sedang
5060109,31
sd.
7878877,27
Tinggi
7878878,27
sd.
10697646,23
Tabel PDRB dan PDRB per Kapita di Kabupaten Majalengka
Tahun 2014
No

Kecamatan

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Dayeuhluhur
Wanareja
Majenang
Cimanggu
Karangpucung
Cipari
Sidareja
Kedungreja
Patimuan
Gandrungmangu
Bantarsari
Kawunganten
Kampung Laut

PDRB
415122,38
606824,55
806523,01
557001,72
299987,11
292708,22
422505,50
184883,54
138040,88
254535,86
153675,26
243010,69
43303,93

16

Kriteria
S
T
T
S
R
R
S
R
R
R
R
R
R

PDRB
Perkapita
8533886,60
6392539,00
6524158,60
5672288,56
4121268,17
4770109,35
7391499,45
2306086,16
3063762,43
2497972,07
2241340,35
3080686,21
2575468,66

Kriteria
T
R
R
S
T
T
S
T
T
T
T
T
T

14 Jeruklegi
474011,43
15 Kesugihan
548651,18
16 Adipala
372322,47
17 Maos
345006,04
18 Sampang
302331,95
19 Kroya
489265,64
20 Binangun
293893,95
21 Nusawungu
305811,93
22 Cilacap Selatan
836662,99
23 Cilacap Tengah
544391,66
24 Cilacap Utara
730114,67
Sumber : BPS Kabupaten Cilacap, diolah

S
S
S
S
R
S
R
R
T
S
T

7636108,42
5707565,82
4653449,19
7325591,13
8166278,16
4774953,79
4470617,90
3974732,32
10697647,23
6470454,15
10655497,23

Dari perhitungan dan pengelompokkan kecamatan dalam kriteria,


dapat dibuat peta sebarannya di Kabupaten Cilacap. Peta tersebut dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.

5. Fasilitas Pendidikan
Jumlah Sekolah
Range
42,33333
Rendah
18
Sedang 61,33333
Tinggi
104,6667

sd.
sd.
sd.

60,33333
103,6667
147

Tabel Jumlah Sekolah di Kabupaten Majalengka Tahun 2013

17

S
S
T
S
T
T
T
T
T
S
T

No
.

Kecamatan

Jumlah

Kriteria

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Dayeuhluhur
55
R
Wanareja
107
T
Majenang
148
T
Cimanggu
98
S
Karangpucung
99
S
Cipari
88
S
Sidareja
87
S
Kedungreja
102
S
Patimuan
48
R
Gandrungmangu
125
T
Bantarsari
74
S
Kawunganten
93
S
Kampung Laut
18
R
Jeruklegi
65
S
Kesugihan
111
T
Adipala
77
S
Maos
56
R
Sampang
50
R
Kroya
129
T
Binangun
75
S
Nusawungu
94
S
Cilacap Selatan
87
S
Cilacap Tengah
84
S
Cilacap Utara
62
S
JUMLAH
2032
Sumber : Cilacap dalam Angka Tahun 2014, diolah
Dari perhitungan dan pengelompokkan kecamatan dalam kriteria,
dapat dibuat peta sebarannya di Kabupaten Cilacap. Peta tersebut dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.

18

6. Persentase Keluarga Pra Sejahtera


Kel. Pra Sejahtera
Range
12,67557
Rendah 9,693187
sd.
22,36875
Sedang 23,36875
sd.
36,04432
Tinggi
37,04432
sd.
49,71989
Tabel Persentase Keluarga Pra Sejahtera di Kabupaten Majalengka
Tahun 2013
Kel. Pra
Sejahtera

Persentase Kel.
Pra Sejahtera
(%)

3926
7364
9524
7715
7273
6170
5779
9899
2943
9046
6616
7440
1006
6338
5473
5097
1968
2505
6427
3857
6578
4265

26,31014609
25,68359375
28,85186307
27,60286225
34,82403639
42,42590937
41,76483342
50,71988523
24,01076936
35,87262561
39,65475905
40,37334491
23,96950203
41,33298552
18,84771678
24,8416025
18,21378991
23,9277868
26,03078169
23,95503385
33,41630683
20,65675401

S
S
S
S
S
T
T
T
S
S
T
T
S
T
R
S
R
S
S
S
S
R

2787
16981
1646
454793
Jumlah
131642
Sumber : Cilacap dalam Angka Tahun 2014, diolah

13,65774772
9,693186503

R
R

No

Kecamatan

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

Dayeuhluhur
Wanareja
Majenang
Cimanggu
Karangpucung
Cipari
Sidareja
Kedungreja
Patimuan
Gandrungmangu
Bantarsari
Kawunganten
Kampung Laut
Jeruklegi
Kesugihan
Adipala
Maos
Sampang
Kroya
Binangun
Nusawungu
Cilacap Selatan
Cilacap Tengah

24

Cilacap Utara

Jumlah
KK
14922
28672
33010
27950
20885
14543
13837
19517
12257
25217
16684
18428
4197
15334
29038
20518
10805
10469
24690
16101
19685
20647
20406

19

Kriteria

Dari perhitungan dan pengelompokkan kecamatan dalam kriteria,


dapat dibuat peta sebarannya di Kabupaten Cilacap. Peta tersebut dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.

C. Analisis
Ketidakmerataan

pembangunan

salah

satunya

disebabkan

oleh

perbedaan potensi dan karakteristik setiap wilayah.Dari pengolahan data yang


telah dilakukan, dapat dikethaui sebaran penduduk berdasarkan aspek-aspek
yang telah dihitung.
1. Jumlah Penduduk
Jika dilihat dari data yang telah dipetakan, terlihat bahwa jjumlah
penduduk Cilacap di tiap kecamatannya cukup merata penyebarannya.
Namun ada beberapa daerah yang jumlah penduduknya masuk ke dalam
kategori rendah sementara daerah di sekitarnya tampak lebih banyak
penduduknya. Keadaan ini dapat disebabkan oleh beberapa hal.
Diantaranya adalah ketersediaan sarana dan prasarana umum maupun
pendukung bagi warga yang berada pada kecamatan tersebut.

20

Pada Kecamatan Dayeuhluhur, jumlah penduduk yang tinggal di


sana masuk ke dalam kategori rendah. Menurut informasi yang dihimpun
dari situs-situs internet, salah satu penyebabnya dikarenakan adanya
kesenjangan

dalam

dibandingkan

dengan

pembangunan

di

kecamtan-kecamatan

Kecamatan
lainnya

Dayeuhluhur
di

sekitarnya.

Kecamatan Dayeuhluhur merupakan kecamatan paling barat di Kabupaten


Cilacap yang langsung berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat. Jarak yang
harus ditempuh dari Dayeuhluhur ke pusat Kota Cilacap sekitar 120 KM.
Hal tersebut semakin diperparah dengan minimnya (sarana dan prasarana
yang tersedia karena memang pembangunan di Kecamatan Dayeuhluhur
kurang mendapat perhatian pemerintah daerah kabupaten maupun
provinsi. Minimnya fasilitas tersebut bisa dilihat dari rendahnya fasilitas
pengembangan potensi masyarakat, terutama fasilitas jalan yang
merupakan faktor utama berjalannya roda ekonomi masyarakat. Padahal
bila kita cermati bersama, banyak sekali potensi yang terpendam dari
kekayaan alam, sosial dan budaya masyarakat kecamatan Dayeuhluhur
untuk memperoleh kemajuan dan memiliki kesetaraan hidup dengan
masyarakat disekitarnya, terutama Kota Banjar yang berbatasan langsung
dengan Dayeuhluhur.
Pada daerah Patimuan, jumlah penduduk yang tinggal di kecamatan
tersebut juga masuk dalam kategori rendah dibandingkan dengan daerah
lain di sekitarnya yaitu Kedungreja dan Gandrungmangu. Jika dilihat dari
segi sarana pendidikan, daerah Patimuan terbilang rendah dalam jumlah
sarana pendidikan. Jumlah keseluruhan sarana pendidikan yang ada di
Patimuan berjumlah 48 dengan rincian SLTA 2 sekolah, SLTP 7 sekolah,
dan SD berjumlah 30 sekolah berbanding dengan jumlah total di
Kecamatan Kedungreja yang berjumlah 102 sekolah dan Gandrungmangu
125 sekolah. Dengan keterbatasan sarana pendidikan ini dapat mendorong
warga di kecamatan tersebut untuk bertempat tinggal di tempat yang lain
yang memiliki sarana pendidikan yang lebih banyak dan lebih baik dari
Kecamatan Patimuan. Hal serupa juga terjadi di Kecamatan Kampung
Laut yang hanya mempunyai sarana pendidikan di kecamatannya

21

berjumlah 18 sekolah. Selain sarana pendidikan, akses jalan ke kecamatan


Kampung Laut dahulu juga sulit karena daerahnya yang berada di perairan
dan juga baru pada sekitar tahun 2013 PLN berhasil menjangkau seluruh
desa di Kampung Laut dengan listrik.
Kecamatan Sampang dan Maos juga masuk ke dalam kategori
rendah. Kecamatan Sampang sebelumnya merupakan bagian dari
Kecamatan Maos dan kemudian dilakukan pemekaran daerah. Keduanya
adalah daerah berkembang. Namun, jika sarana pendidikan kita lihat
seperti kecamatan yang telah disebutkan di atas, maka keduanya masuk ke
dalam kategori rendah dengan 56 sekolah di Kecamatan Maos dan 50
sekolah di Kecamatan Sampang. Berbanding jauh dengan Kecamatan
Kroya yang memang menjadi pusat perdagangan Cilacap bagian Utara.
2. Tenaga Kerja dan Luas Wilayah
Dapat dilihat dari data matapencaharian kab.Cilacap pada tahun
2013bahwa sector pertanian adalah matapencaharian paling utama
dibanding dengan sektor-sektor lainnya. Karena mayoritas penduduk di
kabupaten Cilacap bermatapencaharian sebagai petani sekitar 546,888.
Karena luas areal pertanian yang begitu luas dengan luas areal sawah
64,036Ha dan luas areal tanah kering sekitar 149,814 Ha pada tahun 2013.
Hal ini mengalami kenaikan yang cukup signifikan dari tahun ketahun.
Sedangkan, untuk permasalahan ketenagakerjaan

di Kab.Cilacap ini

ternyata sangat terkait erat dengan keadaan ekonomi yang berkembang


setiap saat.
Pertumbuhan ekonomi terkait erat terhadap dunia usaha, bahwa
pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi akan berpengaruh pada
terciptanya iklim usaha yang kondusif, yaitu melalui investasi yang
ditanamkan oleh para investor, sehingga akhirnya akan berdampak pada
perluasan kesempatan kerja sebaliknya menurunnya pertumbuhan ekonomi
juga akan berdampak negatif terhadap bidang ketenagakerjaan. Kondisi
tersebut mendorong pemerintah dan masyarakat memanfaatkan peluang
kerja di luar negeri sebagai salah satu upaya yang cukup strategis guna
menangani masalah pengangguran di dalam negeri.

22

Tingkat pengangguran di Kabupaten Cilacap tahun 2014 mengalami


penurunan yang cukup signifikan yaitu sebesar 6,76% dari target yang
ditetapkan dalam RPJMD sebesar 7,83% dengan capaian sebesar 113,67%
sehingga menunjukkan kinerja Sangat Berhasil . Secara umum Presentase
kemiskinan Kabupaten Cilacap menurun, tetapi laju penurunan itu
melambat. Angka kemiskinan Kabupaten Cilacap pada Tahun 2014 adalah
15,24%, angka ini lebih baik daripada 2013 dimana presentase penduduk
miskin terhadap jumlah total penduduk sebesar 15,52%. Namun persentase
kemiskinan pada Tahun 2014 ini masih belum memenuhi target dalam
RPJMD yaitu sebesar 14,11%.
3. Pertumbuhan PDRB per Kapita
Secara umum sektor pertanian di Kabupaten Cilacap masih menjadi
sektor yang memberikan andil terbesar terhadap pembentukan PDRB
Kabupaten Cilacap pada tahun 2014, yaitu sebesar 28,56 persen (tanpa
migas). Meskipun setiap tahun kontribusi sektor pertanian terus menurun
terhadap PDRB. Yaitu Tahun 2010 kontribusinya sebesar 32,3%, tahun
2011 sebesar 31,34%, tahun 2012 sebesar 30,36% dan tahun 2013
kontribusinya sebesar 29,40%. Sektor lain yang memberikan andil terbesar
setelah sektor Pertanian adalah sector Perdagangan (22,22%) dan Industri
Pengolahan (20,25%). Sektor Listrik dan Air Bersih memberikan andil
terkecil atas pembentukan PDRB Kabupaten Cilacap yaitu sebesar 0,86%.
PDRB perkapita atas tanpa migas baik atas dasar harga berlaku maupun
atas dasar harga konstan tahun 2000.

23

Pertumbutan ekonomi daerah dan pemerataan pendapatan menjadi


salah satu penanda keberhasilan pembangunan terutama dari aspek
ekonomi.

Walaupun

pendekatan

pembangunan

telah

mengalami

perkembangan yang lebih melihat pada pentingnya pengembangan


kapabilitas manusia, namun aspek ekonomi yang diwakili antara lain oleh
pertumbuhan ekonomi dan pendapatan tetaplah menjadi bagian kunci
dalam

pembangunan

itu

sendiri.

Pemerataan

pendapatan

juga

menggambarkan bagaimana manfaat terhadap akses pembangunan telah


dirasakan oleh warga negara. Namun demikian,penting untuk diperhatikan,
bahwa sebagaimana halnya banyak capaian pembangunan dan pemerataan
pendapatan juga bukan hanya merupakan hasil dari upaya yang dilakukan
oleh pemerintah atau negara sendiri.
4. Keluarga Pra Sejahtera
Dilihat dari data menurut pentahapan keluarga pra sejahtera
tahun2013 di Kabupaten Cilacap berdasarkan yang telah kami hitung
bahwa kriteria keluarga pra sejahtera di kabupaten cilapap mayoritas
termasuk kriteria keluarga pra sejahtera sedang, mengapa demikian karna
berdasarkan jumlah KK dan data kelurga pra sejahtera kami bisa
menyimpulkan bahwa jumlah KK teringgi rata-rata keluarga pra
sejahteranya tinggi pula. Contohnya di kecamatan Majenang. Dilihat dari
PDRB per kapitanya yang rendah disini tidak terlihat adanya ketimpangan
sosial. Namun berbeda dengan kecamatan Kawungetan sangat terlihat jelas

24

bahwa persentae PDRB per kapitanya tinggi dan persentase kelurga pra
sejahteranya juga tinggi, hal ini bisa disimpulkan bahwa di kecamatan
Kawungetan terjadi gap/ketimpangan dimana terdapat ketidakseimbangan
dalam masyarakat.
Kesenjangan sosial disebabkan akibat adanya perbedaan yan ada di
tengah masyarakat itu sendiri. Perbedaan yang biasanya terdapat di tengah
masyarakat meliputi perbedaan sosial, ekonomi, budaya dan masih banyak
lagi. Banyak hal yang menjadi indicator penanda terjadinya ketimpangan
sosial dalam masyarakat, mislanya adanya perbedaan dalam mengakses
atau memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Sumber daya yang tersedia
berupa sumber daya primer maupun sekunder. Ketimpangan sosial
dipengaruhi oleh dua faktor yang menghambat seseorang dalam
mengakses atau memanfaatkan sumber daya alam dan kesempatan yang
tersedia dalam masyarakat. Kedua faktor tersebut diantaranya ;
a. Faktor Internal
Faktor ini sangat mempengaruhi seseorang dalam mengakses sumber
daya yang tersedia, yang termasuk ke dalam faktor internal diantaranya
adalah rendahnya kualitas sumber daya manusia, penyebabnya dalah
tingkat pendidikan yang masih rendah, keterbatasan kemampuan dan
keterampilan yang dimiliki oleh tiap individu terbatas hingga kualitas
kesehatan yang masih tergolong rendah, hambatan budaya seperti
kemiskinan di kalangan individu juga sangat berpengaruh.
b. Faktor Eksternal
Faktor ini berasal dari lingkungan sekitar individu itu tinggal.
Kebijakan-kebijakan resmi dari birokrasi adalah salah satu faktor yang
menentukan individu mendapatkan sumber daya yang tersedia. Selain
itu ketimpangan sosial juga bisa dilihat sebgai dampak dari tekanantekanan structural. Oleh karena itu munculah istilah kemiskinan
structural yang salah satu penyebabnya adalah kebijakan-kebijakan
tersebut.
Karena keluarga merupakan agen sosial yang mampu memberikan
serta mengajarkan apa itu sosialisasi. Hal tersebut secara tidak langsung
tercermin dari sosialisasi atau interaksi yang ada dalam suatu keluarga.
25

Akan tetapi selama ini banyak diketahui banyak keluarga yang tidak
menjalankan fungsi serta perannya secara optimal sehingga dari hasil dari
keluarga tersebut akan buruk. Hasil keluarga yang dimaksud ialah produk
kualitas setiap anggota keluarganya.
Banyak hal yang menyebabkan keluarga tidak befungsi dengan baik
dalam kehidupan sosial, salah satu penyebab sosialisasi yang tidak tepat
atau sosialisasi yang tidak sempurna ialah adanya permasalahan ekonomi
yang menjadi fokus utama mereka. Misalnya saja pada keluarga pra
sejahtera dalam keluarga tersebut tidak suatu kemampuan untuk memenuhi
kebutuhan dasar setiap anggotanya. Sehingga dari bentuk keluarga tersebut
akan menghasilkan satu focus untuk memulihkan keadaan perekonomian
saja, tanpa mementingkan sosialisasi antar keluarga.
Dalam keluarga pra sejahtera memiliki cirri-ciri utamanya yang tidak
mampu terpenuhinya kebutuhan keluarga, meliputi :
a. Tidak mampunya memenuhi kebutuhan mendasar
b. Tidak mampu menjangkau pelayana kesehetan
c. Bagian lantai dari rumah adalah tanah
d. Minimnya pendidikan
5. Tenaga Kerja Pertanian
Kabupaten Cilacap merupakan kabupaten yang perekonomiannya
didominasi oleh pertanian. Beberapa komoditas yang menjadi unggulan di
Kabupaten Cilacap adalah jeruk koprok, papaya California, pisang, cabe,
dan sukun. Daerah yang menjadi pusat pertanian adalah Kecamatan Kroya,
Sampang, Maos, Kesugihan, Cilacap Utara, Kedungreja, Jeruklegi,
Binangun, Adipala, Cilcacap Selatan, Cilacap Tengah, Nusawungu,
Dayeuhluhur dan Gandrungmangu.
Dilihat dari data penduduk yang bermatapencaharian sebagai petani,
banyak dari kecamatan di Kabupaten Cilacap yang masuk ke dalam
kategori rendah dan sedang. Diantaranya bahkan adalah daerah yang
notabene adalah daerah unggulan pertanian dari Kabupaten Cilacap.
Seperti di Dayeuhluhur, dimana kebanyakan penduduknya bermigrasi ke
daerah Jawa Barat dan Jakarta. Hal tersebut juga dapat disebabkan oleh
berkurangnya minat pemuda untuk bekerja di bidang pertanian. Menurut
data yang dihimpun oleh pemerintah Kabupaten Cilacap, penyaluran
26

tenaga kerja keluar daerah dan ke luar negeri yang terdaftar di Dinas
Tenaga Kerja mengalami peningkatan sebesar 51,55 persen yaitu dari
7.888 orang pada tahun 2012 menjadi 11.954 orang pada tahun 2013.
Penyebaran terssebut terbagi menjadi 2 yaitu ke luar negeri dimana
didominasi oleh perempuan dan antar daerah di Indonesia yang didominasi
oleh kaum lelaki.
Selain itu, terdapat daerah di Kabupaten Cilacap yang memang
didominasi pekerjaan selain petani. Seperti di Kecamatan Kampung Laut
yang memang daerahnya didominasi oleh perairan dan penduduknya
bekerja sebagai nelayan. Kecamatan itu terletak di kawasan perairan
Segara Anakan yang berada di antara daratan Cilacap sebelah barat dan
Nusakambangan. Daerah pesisir Cilacap juga didominasi oleh nelayan.
Sedangkan di Kecamatan Cilacap Tengah, Selatan dan Utara , merupakan
daerah ibukota dari Kabupaten Cilacap. Di sana menjadi pusat
perdagangan Kabupaten Cilacap sehingga tidak heran para penduduk yang
menjadi petani di sana masuk kategori rendah dalam hal jumlahnya. Di
Cilacap Tengah, dominasi mata pencaharian penduduknya bukanlah petani
melainkan pekerjaan lain misalkan saja sebagai pedagang dengan jumlah
12758 jiwa dan penduduk yang bekerja pada sektor jasa terdapat 14185
jiwa. Ini mengindikasikan bahwa daerah tersebut memang merupakan
daerah perdagangan di Cilacap.

27

BAB III
SIMPULAN

1. Ketidakmerataan pembangunan salah satunya disebabkan oleh perbedaan


potensi dan karakteristik setiap wilayah.
2. Myoritas penduduk di kabupaten Cilacap bermatapencaharian sebagai
petani sekitar 546,888.
3. Angka kemiskinan Kabupaten Cilacap pada Tahun 2014 adalah 15,24%,
angka ini lebih baik daripada 2013 dimana presentase penduduk miskin
terhadap jumlah total penduduk sebesar 15,52%
4. Sektor pertanian di Kabupaten Cilacap masih menjadi sektor yang
memberikan andil terbesar terhadap pembentukan PDRB Kabupaten
Cilacap pada tahun 2014, yaitu sebesar 28,56 persen (tanpa migas).
Sedangkan, Sektor Listrik dan Air Bersih memberikan andil terkecil atas
pembentukan PDRB Kabupaten Cilacap yaitu sebesar 0,86%.
5. Kesenjangan sosial yang terjadi di kecamatan kawungetan disebabkan
oleh adanya perbedaan yang ada di tengah masyarakat itu sendiri.
Perbedaan yang biasanya terdapat di tengah masyarakat meliputi
perbedaan sosial, ekonomi, budaya dan masih banyak lagi.
6. Penyaluran tenaga kerja keluar daerah dan ke luar negeri Kabupaten
Cilacap yang terdaftar di Dinas Tenaga Kerja mengalami peningkatan
28

sebesar 51,55 persen yaitu dari 7.888 orang pada tahun 2012 menjadi
11.954 orang pada tahun 2013
.

DAFTAR PUSTAKA

A. Helmy Faishal Zaini. Artikel Pembangunan_Pedesaan.pdf "Pembangunan


Pedesaan.
Adisasmita,

Rahardjo

(2006). Pembangunan

Pedesaan

dan

Perkotaan.

Yogyakarta: Graha Ilmu.


Daldjoeni, N dan A. Suyitno (2004). Pedesaan, Lingkungan dan Pembangunan.
Bandung: PT. Alumni.
Hulme, David & M. Turner (1990). Sociology of Development: Theories, Policies
and Practices. Hertfordshire: Harvester Whearsheaf.
Korten, David C. (1984). Pembangunan yang Memihak Rakyat. Jakarta: Lembaga
Studi Pembangunan.
Sumber Internet :
http://cilacapkab.bps.go.id/website/pdf_publikasi/CILACAP-DALAM-ANGKA2014.pdf
http://cilacapmedia.com/index.php/component/content/article/14-budaya/778menelusuri-sejarah-kampung-laut
http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Cilacap
http://personal.its.ac.id/files/pub/4948-eko_budi-urplan-Paper
%20Cities2012_Analisis%20Keterkaitan%20Wilayah%20secara

29

%20Sektoral%20Ditinjau%20dari%20Sektor%20Unggulan%20Wilayah
%20di%20Kawasan%20GKS%20Plus.pdf
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Yanuardi,%20S.IP.,
%20M.Si./Diktat%20Teori%20Pembangunan.pdf
http://www.cilacapkab.go.id
http://www.htmlpublish.com/newTestDocStorage/DocStorage/2ba9bc573e9c44c1
b4e590e8972ad6ec/CIILAP.rtf
http://www.jpip.or.id/artikelview-544.html
http://www.kompasiana.com/nana_suryana/dayeuhluhur-pintu-gerbang-yangmalang_550085d5a33311ac0a50fbb3

30

Você também pode gostar