Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
1.
Pendahuluan
2.
2.1.
Kondisi Umum
(5)
2.2.
perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya serta dengan laki-laki sebagai
ayahnya yang dapat dibuktikan berdasar ilmu pengetahuan dan teknologi dan
atau alat bukti lain menurut hukum mempunyai hubungan daerah, termasuk
hubungan perdata dengan keluarga ayahnya. Kebijakan terbaru yang baru
dikeluakan adalah Peraturan Presidn RI nomor 18 tahun 2014 tentang
Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak dalam Konflik Sosial,
dimana Menko Kesra sebagai ketua Tim Koordinasi Pusat dan kami sendiri
sebagai Ketua Harian. Langkah selanjutnya akan Kemenko Kesra akan
mengeluarkan Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanganan serta
Perlindungan Perempuan dan Anak dalam Konflik Sosial.
Di Bidang Perlindungan Anak
Belum sepenuhnya hak sipil anak terpenuhi (baru 72 persen anak yang
memiliki akte) dan hal ini berdampak pada ketidak jelasan identitas anak yang
menyebabkan terjadinya diskriminasi terhadap layanan dasar pendidikan,
kesehatan dan rawan menjadi korban trafiking dan kejahatan lainnya.
Partisipasi anak dalam PAUD tidak terlalu berbeda antara anak laki-laki (15,65
persen) dan anak perempuan (16,51 persen) dan provinsi dengan PAUD
tertinggi adalah Jawa Timur (38,11 persen) dan terendah Papua Barat (4,21
persen).
Kondisi Perlindungan Anak
laki (11,04 persen) padahal pada kelompok umur tersebut anak tidak diperbolehkan
bekerja meskipun untuk pekerjaan ringan sekalipun. Terdapat 3 provinsi tertinggi
untuk anak bekerja yaitu Papua, Sulawesi Barat dan Sulawesi Tenggara.
3.
3.1
c.
d.
3.2.
4.
Hasil
Pelaksanaan
Kegiatan
(Capaian
Pembangunan
Kesetaraan
Gender,
Pemberdayaan
Perempuan
dan
Perlindungan Anak)
4.1.
4)
5)
6)
7)
b.
Tingkat Daerah
1)
Komitmen Politik dan Kepemimpinan: 25 Propinsi (76%) sudah
menerbitkan peraturan sebagai dasar pelaksanaan PUG
2)
Kerangka
Kebijakan:
a)
26
Propinsi
(79%)
sudah
mengintegrasikan issue Gender dalam RPJMD; b) 24 Propinsi
(73%) sudah mengintegrasikan issue Gender dalam Renstra
SKPD
3)
Struktur dan Mekanisme: a) 22 K/L (60%) sudah membentuk
pokja; b) 15 K/L (41%) sudah menempatkan keanggotaan Pokja
PUG berada pada level Es. II, III, IV; c) Untuk implementasi
PUG, 19 K/L (51%) sudah menyusun Rencana Kerja Tahunan;
d) Pokja PUG di 19 K/L (51%) telah melakukan pertemuan
untuk membahas pelaksanaan PUG di masing-masing instansi.
4)
Sumber Daya Pelaksanaan PUG: a) 25 Propinsi (76%) memiliki
SDM untuk pelaksanaan PUG; b) 23 Propinsi (69%)
menyediakan dukungan anggaran untuk sosialisasi dan Capacity
Building.
5)
Sistem Informasi dan Data Terpilah: a) 22 Propinsi (67%) telah
menyusun profil gender, Statistik Gender dan Data Terpilah
berdasarkan jenis kelamin; b) 15 Propinsi (45%) telah
membentuk forum data.
6)
Alat Analisis: a) 22 Propinsi (67%) telah menggunakan alat
analisis gender dalam perencanaan dan penganggaran; b) 20
Propinsi (61%) memiliki 3 SKPD atau lebih yang melakukan
analisis gender dalam menyusun program dan kegiatan; c) 25
Propinsi (76%) telah menggunakan analisis gender dalam PPRG.
7)
Partisipasi Masyarakat Madani: a) 24 Propinsi (73%) telah
melibatkan partisipasi masyarakat dalam proses pelaksanaan
PUG.
4.2.
4.3.
4.4.
Langkah ke Depan
1.
Pemantapan Komitmen
2.
Pengembangan iklim sosial budaya yang kondusif
3.
Penguatan mekanisme koordinasi, sinkronisasi, harmonisasi
4.
Pelibatan tokoh masyarakat, tokoh agama dan akademisi untuk
pemberdayaan perempuan, kesetaraan gender dan perlindungan anak
5.
Pengintegrasian data terpilah dan statistik gender dan anak ke dalam
kelembagaan yang menangan data di masing-masing instansi
6.
Peningkatan monitoring, evaluasi, pengawaan, pelaksanaan, kebijakan
dan rencana aksi
5.
5.1.
Pemahaman Gender
oleh Menteri Bappenas dan Kemendagri, menyediakan lebih banyak peluang untuk
memasukkan kepentingan perempuan dalam proses perencanaan pembangunan.
5.
10