Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
b. Prinsip-prinsip Akuntansi.
Prinsip Biaya ( The Cost Principle)
Prinsip biaya atau biaya historis (historical cost ) yaitu dasar
penilaian untuk mencatat perolehan barang, jasa, harga
pokok ,beban, pendapatan, dan ekuitas, atau dengan
perkataan lain penilaian yang didasarkan pada harga
pertukaran atau harga perolehan saat tanggal perolehan.
Transakak
si
Pengident
i-fikasian
dan
pengukur
an data
Pencatata
n
Penggolong
an
Pengikhtisaran
Laporan
akuntan
si
Mengana
-lisis dan
mengint
erpretasika
Pengom
unikasian
informa
Pemakai
informasi
akuntans
i
Pemilik
Kreditur
Perusahaan memperoleh
setoran modal dari
pemilik dan pinjaman
dari kreditur
Perusahaan membagikan
laba kepada pemilik dan
mengembalikan
pinjaman kepada kreditur
Uang Tunai
Perusahaan menjual
barang atau jasa kepada
pelanggan. Pada
akhirnya
akan diterima uang
Perusahaan mengubah
uang tunai menjadi aset
produktif
5
Perusahaan
menghasilkan barang
atau jasa
Transaksi
Laporan Keuangan
Pencatatan
Pengikhtisaran
Penggolongan
Tahap Pengikhtisaran
4.Pembuatan neraca saldo ( trial balance )
5. Pembuatan neraca lajur dan jurnal penyesuaian (adjustment )
6. Penyusunan laporan keuangan.
7
Buku Pembelian
Bulan Januari 200A
Halaman : ............
Tanggal
Nomor Faktur
Keterang
Ref.
an
Debet
Pembelia
Serban
serbi
Kredit
Utang
Dagang
Nomor
Bukti
Pengeluar
an
Kas
Nomor
Check
Keterang
an
Ref.
Debet
Serba- Utang
serbi
Dagan
g
Kredit
Pot.
Kas
Pembeli
an
Buku Penjualan
Bulan Januari 200A
Tanggal
Nomor Faktur
Halaman : ........
Jumlah
Ref.
Nomo
r
Bukti
Keterangan
Ref.
Kas
Kredit
Pot.
Penjual
an
Serba
-serbi
Penjual
an
Piutan
g
Daga
ng
Kewajiban
Modal
Kas + Perlengkapan + Kendaraan =
+ Modal Tono
b. Klasifikasi Akun
Akun dalam Buku Besar biasanya diklasifikasikan menurut sifatsifatnya sebagai aset, kewajiban, modal, pendapatan dan beban.
Pengklasifikasian akun-akun dilakukan sesuai dengan ketentuan
bahwa transaksi akuntansi disamping dicatat, harus digolonggolongkan. Penggolong-golongan transaksi berarti bahwa
transaksi yang mempunyai sifat yang sama harus dilaporkan
sebagai satu kesatuan, misal : perlengkapan.
Akun-akun yang terdapat dalam suatu perusahaan dapat
digolongkan :
a) Akun Neraca (Real / Permanent Account)
Akun aset, kewajiban, dan modal disebut akun-akun Neraca,
karena aset, kewajiban, dan modal merupakan unsur-unsur
dari Neraca.
Akun Aset
= Tanah, Bangunan, Mesin, Kendaraan, dan
sebagainya.
Akun
= Utang Dagang, Utang Bank, Utang Bunga,
Kewajiban
dan sebagainya
Akun Modal
= Modal Tn. X dan Prive Tn. X
b) Akun Laba Rugi (Nominal / Temporary Account)
Dalam persamaan akuntansi dijelaskan bahwa transaksi
pendapatan dan beban dicatat sebagai penambahan dan
pengurangan modal. Akun-akun pendapatan dan beban
disebut akun-akun laba rugi atau akun nominal/temporer.
Akun-akun nominal ini secara berkala ditutup, sedangkan akun
neraca tidak.
Ketentuan umum yang diberlakukan untuk akun ini adalah
sebagai berikut :
1. Akun Aset dan Akun Beban
Setiap penambahan Aset dan Beban, akan dicatat di sebelah
debit, dan setiap pengurangan akan dicatat di sebelah kredit.
2. Akun Kewajiban, Modal, dan Pendapatan
Setiap penambahan Kewajiban, Modal, dan Pendapatan akan
dicatat di sebelah kredit, dan setiap pengurangan akan dicatat
di sebelah debit.
II. Tahap Pengikhtisaran
4. Pembuatan Neraca Saldo
Dari waktu ke waktu, kesamaan antara debit dan kredit dalam
buku besar harus selalu diperiksa. Pada setiap akhir periode
akuntansi, hasil pemeriksaan ini diperlihatkan dengan membuat
Neraca Saldo (Trial Balance).
Kesamaan debit dan kredit dalam Neraca Saldo tidak selalu
berarti bahwa pencatatan telah dilakukan dengan benar, misalnya
pemindahbukuan ke akun yang salah tidak akan mempengaruhi
keseimbangan debit dan kredit, walaupun hal itu tetap
merupakan kesalahan. Neraca Saldo merupakan titik awal yang
10
Beban bunga
Utang bunga
Rp
15.000
d)
Rp 150.000
Rp
15.000
Rp
Rp
12
III .
14
Dalam pos-pos neraca ini yang akan dibahas adalah pos-pos neraca
tertentu yang erat kaitannya dengan laporan laba rugi.
A. Surat-surat Berharga Jangka Pendek ( Marketable Securities )
Surat-surat berharga adalah saham, obligasi, dan surat-surat
berharga lainnya yang dimiliki perusahaan dalam rangka investasi
sementara untuk memanfaatkan dana selama tidak digunakan.
Surat-surat berharga jangka pendek mempunyai sifat sebagai
berikut :
(1)Mempunyai pasar, sehingga dapat diperjual belikan dengan
segera.
(2)Pemilikannya dimaksudkan untuk dijual kembali dalam waktu
dekat apabila terdapat kebutuhan dana.
(3)Pemilikannya bukan dimaksudkan untuk menguasai perusahaan
lain.
Surat-surat berharga ini pada akhir tahun buku dinilai pada harga
yang lebih rendah antara harga perolehan ( cost ) dan harga pasar
( market ) ( Lower Of Cost Or Market LOCOM ). Apabila ternyata
harga pasar lebih rendah daripada harga pokok/perolehan, maka
harga saham harus diturunkan dengan dengan melakukan jurnal
sebagai berikut :
( D ) Kerugian penurunan harga surat-surat berharga
Rp.....................
(K)
Surat-surat berharga
Rp.................
atau dapat dibentuk akun penyisihan penurunan harga surat-surat
berharga,sehingga jurnalnya adalah sebagai berikut:
( D ) Kerugian penurunan harga surat-surat berharga
Rp...................
(K)
Penyisihan penurunan harga surat-surat berharga
Rp.................
Menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan,
penilaian surat-surat berharga berdasarkan LOCOM tidak dibenarkan
( Harus berdasarkan harga pokok/perolehan Pasal 10 ayat (6) UU
PPh ).
Apabila surat-surat berharga yang dimiliki dijual melalui Bursa Efek
Indonesia, pengenaan pajakya bersifat final yaitu 0,1 % dari harga
jual, sehingga laba yang diperoleh atau rugi yang diderita atas
penjualan surat-surat berharga tersebut tidak digabungkan lagi
dengan penghasilan lainnya yang pengenaan pajaknya berdasarkan
tarif umum ( Pasal 17 UU PPh ).
B,
Piutang
Piutang disajikan di neraca dalam jumlah neto setelah dikurangi
penyisihan piutang tak tertagih ( allowance method ). Pada
15
Rp............................
Rp............................
16
(2)
Biaya perolehan.
Biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset jika dan
hanya jika :
a. besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan
berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke
perusahaan.
b. biaya perolehan dapat diukur dengan andal.
Biaya perolehan aset tetap meliputi:
a. harga perolehannya, termasuk bea impor dan Pajak
Pertambahan Nilai yang tidak boleh dikreditkan setelah
dikurangi diskon pembelian dan potongan-potongan lain;
b. biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk
membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar
aset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud
manajemen;
c. estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset
tetap dan restorasi lokasi aset. Kewajiban atas biaya tersebut
timbul ketika aset tersebut diperoleh atau karena entitas
menggunakan aset tersebut selama periode tertentu untuk
tujuan selain untuk menghasilkan persediaan
(3)
19
Penyusutan.
a.Pengertian.
Penyusutatan atau depresiasi bukanlah proses di mana
perusahaan mengakumulasikan dana untuk mengganti aset
tetapnya. Penyusutan bukan pula cara untuk menghitung nilai
yang berlaku dari aset tetap. Penyusutan adalah alokasi
yang sistematis dari harga perolehan aset selama
periode-periode berbeda yang memperoleh manfaat dari
penggunaan suatu aset. Akumulasi penyusutan bukanlah
dana penggantian aset, melainkan jumlah seluruh harga
perolehan aset yang telah dipergunakan selama periodeperiode sebelumnya.
b.Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan jumlah
beban penyusutan tahunan yang tepat adalah :
* Harga perolehan aset.
* Nilai sisa atau nilai residu
* Masa manfaat
* Metode penyusutan.
c. Metode Penyusutan.
Terdapat beberapa metode penyusutan, yaitu:
(1)metode garis lurus ( straight line method)
(2)metode pembebanan yang menurun ( decreasing charge
methods )
a) metode jumlah angka tahun ( sum of years digit
method )
b) metode saldo menurun ( declining balance method)
(3)metode berdasarkan penggunaan ( activity method )
a) metode jam jasa ( service hours method )
b) metode jumlah unit produksi ( production output
method )
(4)metode penuyusutan khusus ( special depreciation method
)
a) jenis dan kelompok ( group and composite method )
b) anuitas ( annuity )
22
23
25
26
28
B. BEBAN (EXPENSES)
1. Pengertian
Menurut pragraf 70 butir b Kerangka Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan, beban (expenses) adalah penurunan
manfaat ekonomi selama periode akuntansi dalam bentuk arus keluar
atau berkurangnya aset atau timbulnya kewajiban yang
mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian
kepada penanam modal Beban mencakup baik kerugian (loss)
maupun beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan
yang biasa. Beban yang timbul dari pelaksanaan aktivitas perusahaan
yang biasa meliputi misalnya beban pokok penjualan, gaji, dan
penyusutan. Beban ini biasanya berbentuk arus keluar atau
berkurangnya aset seperti kas atau setara kas, persediaan, dan aset
tetap.
Kerugian mencerminkan pos lain yang memenuhi definisi beban
yang mungkin timbul atau mungkin tidak timbul dari aktivitas
perusahaan yang biasa. Kerugian mencerminkan berkurangnya
manfaat ekonomi dan pada hakekatnya tidak berbeda dari beban lain.
Kerugian dapat timbul misalnya dari bencana kebakaran, banjir,
seperti juga yang timbul dari pelepasan aset tidak lancar. Definisi
beban juga mencakup kerugian yang belum direalisasi misalnya
kerugian yang timbul dari pengaruh kenaikan kurs valuta asing dalam
hubungannya dengan pinjaman perusahaan dalam mata uang
tersebut. Kalau kerugian diakui dalam laporan laba rugi, biasanya
disajikan secara terpisah karena pengetahuan mengenai pos tersebut
berguna untuk tujuan pengambilan keputusan ekonomi. Kerugian
sering kali dilaporkan dalam jumlah bersih setelah dikurangi dengan
penghasilan yang bersangkutan.
2. Pengakuan ( Recognition)
Beban diakui dalam laporan laba rugi jika penurunan manfaat
ekonomi masa depan yang berkaiatan dengan penurunan aset atau
peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal.
Hal ini berarti bahwa pengakuan beban terjadi bersamaan dengan
pengakuan kenaikan kewajiban atau penurunan aset, misalnya akrual
hak karyawan atau penyusutan aset tetap.
Beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar hubungan
langsung antara biaya yang timbul dan pos penghasilan tertentu yang
diperoleh. Proses yang bisanya disebut pengaitan biaya dengan
pendapatan ( matching of cost with revenues) ini melibatkan
pengakuan penghasilan dan beban secara gabungan atau bersamaan
yang dihasilkan secara langsung dan bersama-sama dari transaksi dan
peristiwa lain yang sama; misalnya berbagai komponen beban yang
membentuk beban pokok penjualan ( cost or expense of good sold )
diakui pada saat yang sama sebagai penghasilan yang diperoleh
dalam penjualan barang.
Jika manfaat ekonomi yang diharapkan timbul selama beberapa
periode akuntansi dan hubungannya dengan penghasilan hanya dapat
ditentukam secara luas atau tidak langsung, beban diakui dalam
29
laporan laba rugi atas dasar alokasi yang sistematis dan rasional. Hal
ini sering diperlukan dalam pengakuan beban yang berkaitan dengan
penggunaan aset seperti aset tetap, goodwill, paten, merek dagang.
Dalam kasus semacam ini, beban ini disebut penyusutan atau
amortisasi. Prosedur alokasi ini dimaksudkan untuk mengakui beban
dalam periode akuntansi yang menikmati manfaat ekonomi yang
bersangkutan.
Beban diakui dalam laporan laba rugi jika pengeluaran tidak
menghasilkan manfaat ekonomi masa depan atau jika sepanjang
manfaat ekonomi masa depan tidak memenuhi syarat, atau tidak lagi
memenuhi syarat untuk diakui dalam neraca sebagai aset
Beban juga diakui dalam laporan laba rugi pada saat timbul
kewajiban tanpa pengakuan aset, seperti jika timbul kewajiban akibat
garansi produk.
3. Pengukuran.
Dasar pengukuran yang lazim digunakan dalam penyusunan laporan
keuangan adalah biaya historis ( historical cost). Ini biasanya
digabungkan dengan dasar pengukuran yang lain. Misalnya persediaan
biasanya dinyatakan sebesar nilai terendah dari biaya historis atau nilai
realisasi bersih ( lower cost or net realizable value). Menurut biaya
historis aset dicatat sebesar kas atau setara kas atau nilai wajar dari
imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut pada saat
perolehan. Kewajiban dicatat sebesar jumlah yang diterima sebagai
penukar atau kewajiban (obligation) atau keadaan tertentu ( misalnya
pajak penghasilan ) dalam jumlah kas atau setara kas yang diharapkan
kan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan usaha
yang normal.
V. LAPORAN KEUANGAN.
1. Pengertian.
30
35
36