Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Banjari.
Di Kalimantan Selatan terutama sejak abad ke-14 sampai awal abad ke-16 yakni
sebelum terbentuknya Kerajaan Banjar yang berorientasikan Islam, telah terjadi proses
pembentukan negara dalam dua fase. Fase pertama yang disebut Negara Suku (etnic
state) yang diwakili oleh Negara Nan Sarunai milik orang Maanyan. Fase kedua adalah
negara awal (early state) yang diwakili oleh Negara Dipa dan Negara Daha.
Terbentuknya Negara Dipa dan Negara
Daha menandai zaman klasik di Kalimantan Selatan. Negara Daha akhirnya lenyap
seiring dengan terjadinya pergolakan istana, sementara lslam mulai masuk dan
berkembang disamping kepercayaan lama. Zaman Baru ditandai dengan lenyapnya
Kerajaan Negara Daha beralih ke periode negara kerajaan (kingdom state) dengan
lahirnya kerajaan baru, yaitu Kerajaan Banjar pada tahun 1526 yang menjadikan Islam
sebagai dasar dan agama resmi kerajaan.
Zaman keemasan Kerajaan Banjar terjadi pada abad ke-17 hingga abad ke-18. Pada
masa itu terjadi puncak perkembangan Islam di Kalimantan Selatan sebagaimana
ditandai oleh lahirnya Ulama-ulama Urang Banjar yang terkenal dan hasil karya tulisnya
menjadi bahan bacaan dan rujukan di berbagai negara, antara lain Syekh Muhammad
Arsyad Al Banjari
Berbeda dengan Muhammad Arsyad yang menjadi perintis pusat pendidikan Islam,
Muhammad Nafis mencemplungkan dirinya dalam usaha penyebar-luasan Islam di
wilayah pedalaman Kalimantan. Dia memerankan dirinya sebagai ulama sufi kelana
yang khas, keluar-masuk hutan menyebarkan ajaran Allah dan Rasul-Nya. Dan oleh
karena itu beliau memainkan peranan penting dalam mengembangkan Islam di
Kalimantan.
Islam masuk Kalimantan Selatan lebih belakangan ketimbang misalnya, Sumatera
Utara dan Aceh. Seperti diungkapkan Azra, diperkirakan pada awal abad ke-16 sudah
ada sejumlah muslim di sini, tetapi Islam baru mencapai momentumnya setelah
pasukan Kesultanan Demak datang ke Banjarmasin untuk membantu Pangeran
Samudra dalam perjuangannya melawan kalangan elite di Kerajaan Daha. Setelah
kemenangannya, Pangeran Samudra beralih memeluk Islam pada sekitar tahun
936/1526, dan diangkat sebagai sultan pertama di Kesultanan Banjar. Dia diberi gelar
Sultan Suriansyah atau Surian Allah oleh seorang dai Arab. Dengan berdirinya
Kesultanan Banjar, otomatis Islam dianggap sebagai agama resmi negara.
Namun demikian, kaum muslimin hanya merupakan kelompok minoritas di kalangan
penduduk. Para pemeluk Islam, umumnya hanya terbatas pada orang-orang Melayu.
Islam hanya mampu masuk secara sangat perlahan di kalangan suku Dayak. Bahkan di
kalangan kaum Muslim Melayu, kepatuhan kepada ajaran Islam boleh dibilang minim
dan tidak lebih dari sekadar pengucapan dua kalimah syahadat.
Di bawah para sultan yang turun-temurun hingga masa Muhammad Arsyad dan
Muhammad Nafis, tidak ada upaya yang serius dari kalangan istana untuk
menyebarluaskan Islam secara intensif di kalangan penduduk Kalimantan.
Karena itu, tidak berlebih jika Muhammad Nafis dan terlebih Muhammad Arsyad AlBanjari merupakan tokoh penting dalam proses Islamisasi lebih lanjut di Kalimantan.
Dua orang ini pula yang memperkenalkan gagasan-gagasan keagamaan baru di
Kalimantan Selatan.
Pengembangan Islam di Kutai dilakukan oleh dua orang muslim dari makassar yang
bernama Tuan di Bandang dan Tuan Tunggang Parangan, dengan cepat islam
berkembang di Kutai, termasuk raja mahkota memeluk islam. Kemudian
pengembangan islam dilanjutkan ke daerah-daerah pedalaman pada pemerintahan Aji
di Langgar. Pada tahun 1550 M, di Sukadan (Kalimantan Barat) telah berdiri kerajaan
islam. Ini berarti jauh sebelum tahun itu rakyat telah memeluk agama islam, Adapun
yang meng-islamkan daerah Sukadana adalah orang Arab islam yang datang dari
Sriwijaya. Di Sukadana Sultan yang masuk islam adalah Panembahan Giri Kusuma
(1591) dan Sultan Hammad Saifuddin (1677).
Perkembangan Islam di Kalimantan
Ketika perebutan kekuasaan pada Kerajaan negara Daka di Kalimantan Selatan,
R.Samudera merasa ia lebih berhak menjadi raja dari Pangeran Tumenggung. Akhirnya
timbul pertentangan dan perang saudara. R.Samudera meminta bantuan dari kerajaan
Islam Demak dan ia menang dan dapat berkuasa memegang puccuk pimpinan
kerajaan di Daha yang ada di Banjarmasin pada tahun 1550. R.Samudera memeluk
agama Islam dan bergelar Suryanullah. Dengan Islamnya raja Suryanullah maka rakyat
pun banyak yang memeluk agama Islam. Daerah-daerah lain pun banyak yang
menyatakan masuk Islam.
Bantuan yang diberikan kerajaan Demak kepada R.Samudera juga mengandung tipuan
membendung pengaruh Portugis yang telah menguasai Malaka. Mereka ingin
menguasai daerah jalur perniagaan dan pelayaran di Indonesia.
Demak juga mengirimkan guru-guru agama yang mengajarkan tentang agama Islam
kepada raja-raja Banjar. Akhirnya Islam tersebar luas di kalangan rakyat di sana.
Kerajaan Kutai yang menganut agama Hindu, sekitar abad 16 Islam masuk ke sana.
Pembawa Islam ke Kutai adalah Muslim dari Makasar yang terkenal Tuan di Bandung
dan Tun Tunggang Parangan. Atas ketentuan dan usaha kedua mubaligh itu, raja Kutai
menyatakan diri memeluk agama Islam.
Islam masuk ke Kutai + 1575M. Setelah raja memeluk Islam dan rakyat pun telah
banyak yang masuk Islam. Sebagian penduduk pedalaman masih banyak yang
memeluk kepercayaan Animisme dan Dinamisme. Sejak raja Aji di Langgar naik tahta,
ia giat menyiarkan Islam ke daerah pedalaman. Usha ini diteruskan oleh penggantipengantinya. Agama Islam didpeluk sampai ke daerah Mura Kaman.
Kerajaan Brunai pada abad 15 diperintah oleh Maharaja Kali yang beragama Islam.
Raja Kali berkunjung ke negri Cina menemui Kaisar Cheng-Ho. Jauh sebelum abad 15
Islam telah dianut di Brunai. Sultan Brunai menyiarkan agama Islam ke daerah Mindano
Filipina.