Você está na página 1de 6

PERANAN GEMBALA SIDANG DALAM

PERTUMBUHAN IMAN GEREJA KRISTEN OIKUMENE


DI INDONESIA JEMAAT PURBATUA (GKO. PURBATUA)

Bab. I Pendahuluan

1. Latar Belakang Masalah


2. Batasan Masalah
3. Hipotesa
4. Tujuan Penelitian
5. Metode Penelitian
6. Sistematika Penulisan

Bab. II Perenan Gembala siding dalam pertumbuhan iman Gereja Kristen


oikumne di Indonesia jemaat perbatua (GKO. Purbatua)

1. Pribadi Gembala
1.1. Ciri-ciri Gembala
1.2. Pernan Gembala

2. Defenisi iman
2.1. Ciri-ciri iman yang bertumbuh
2.2. Hal yang mempengaruhi iman bertumbuh
3. Peranan Gembala sidang di GKO. Purbatua

Bab. III Hasil Pembahasan

Bab. IV. Penutup

IV. I. Kesimpulan

IV. II. Daftar pustaka


BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang masalah
Di daerah Sumatra secara khusus Sumatra Utara dan sekitarnya kita
mempunyai berbagai macam denominasi gereja berdiri dan masing-masing
denominasai berusaha untuk memberi yang terbaik.

Berdasarkan pengamatan penulis selama ini ada banyak gereja-


gereja terutama di pedesaan, seringkali gereja yang ada dipimpin oleh guru
jemaat dan para panitia sedangkan pendeta berada di daerah perkotaan
yang dapat dijangkau sarana transportasi.
Dalam hal ini penulis ingin memaparkan kepada pembaca bahwa
sebenarnya hamba Tuhan (gembala sidang) mempunyai Andil yang sangat
besar pada bertumbuhnya iman jemaat, yang tentunya hamba Tuhan yang
dimaksud adalah seorang pribadi yang sudah diubahkan dan hidup di
dalam Kristus

Pada tahun 1999 adalah sebuah langka yang dipakai oleh Tuhan
melalui hambanya (Pdt. Baker Hutabarat, Sth.M.M) untuk memulai
pelayanan di sumatera utara, alat yang dipakai ini dimana hambanya di
percayakan untuk memimpin Sekolah Alkitab Bible Missionary and Work
(BMW) yang lokasinya di Sibolga, dekat dengan cikal bakal jemaat GKO-
Purbatua nantinya . Dibantu bebarapa mahasiswa maka pelayanan dimulai.

GKO-Purbatua dimulai dari kerinduan para anggota jemaat yang


ada di lingkungan tersebut karena mereka rindu mengenal Yesus lebih
dalam, mereka memang adalah orang-orang yang sudah memiliki gereja
hanya saja pada waktu itu mereka berada dalam masalah yang amat berat
oleh karena dilingkungan itu sedang maraknya yang disebut dengan
praktek okultisme (racun-meracuni, perdukunan, dll) dan yang
melakukannya adalah orang-orang gereja yang mana mereka bersama-
sama beribadah dalam gereja. Oleh sebab itu maka sebagian dari jemaat
itu menjadi takut untuk datang ke gereja karena takut di racuni dan
dipenuhi dengan kekuatiran yang amat dalam. Perlu juga penulis
tambahkan bahwa yang pemimpin gereja pada waktu itu adalah para
penatua sedangkan pendeta sangat jarang sekali mengunjungi mereka

Disaat Pdt. Baker Hutabarat sering berkunjung kesana (karena


keluarga berada disana) bersama dengan para mahasiswa mereka melihat
ada sesuatu yang beda, dalam arti mereka menemukan sosok pelayan yang
memang bisa untuk memberitakan injil dan menguatkan mereka dalam
kondisi yang seperti mereka sedang alami sehingga di putuskan untuk
memulai pelayanan dengan kebaktian rumah tangga dirumah keluarga
(rumah orang tua Pdt Baker Hutabarat) ada banyak karya Tuhan di
nyatakan, melalui kuasa penyembuan yesus memakai hambanya
mendoakan orang sakit menjadi sembuh dan sama seperti Firman tuhan
menuliskan…… Tuhan menambah jumlah mereka dangan orang yang di
selamatkan (Kis 2 : 47) pelayanan lainnya nanti akan penulis paparan pada
pembahasan selanjutnya tapi dalam hal ini orang orang yang
menggabungkan diri dalam kebaktian diberi pemahaman lebih tentang
siapa Yesus dan di ajar untuk menerima kristus sebagai Tuhan dan
Juruslamat secara Pribadi.

Lambat laun anggota persekutuan doa ini terus bertambah dan


mereka lebih memahami arti kekristenan yang sesungguh nya, dan mereka
rindu untuk masuk dalam satu denominasi gereja yang biasa menaungi
mereka dengan konsekuensinya mereka melepaskan diri dari denominasi
awal, masa Pdt.Baker Hutabarat memperkenalkan orang percaya ini
dengan gereja Kristen oikumene Indonesia dan mencakup menyetujuinya,
karena mereka berasal bukan pada satu gereja melainkan dari berbagai
gereja seperti : HKBP,GKPI,GKPA,KATOLIK,KARISMATIK jadi mereka setuju
melihat awal mulanya GKO berdiri juga dari latar belakang gereja yang
berbeda tapi mereka di persatukan dalam suatu pemukiman sehinnga
mereka membentuk yang dinamakan dengan Gereja Kristen Oikumene di
Indonesia yang sekarang jemaatnya sudah ada hamper di seluruh wilayah
di Indonesia.

Pada akhirnya persatuan dan berubah menjadi Pos P.I dari GKO –
Bintaro, sering dengan berkembang melalui gereja Kristen Oikumene di
Indonesia Jemaat Perbatua dapat dilihat, gereja ini ada dan bertambah
oleh karena adanya hamba Tuhan yang melayani dengan segenap hati
sehingga membuakan hasil yaitu jemaat yaitu jemaat ang bertumbuh di
dalam iman dan pengenalan akan Kristus, serta jemaat yang semakin rindu
untuk mengasihi Tuhan dan melayani Tuhan,terbukti dengan banyak nya
pemuda dari jemaat sekarang sedang dipersiapkan lewat sekolah teologi
menjadi hamba Tuhan dan juga Jemaat yang bertumbuh menjadi saksi bagi
lingkungan sehingga melalui kesaksian mereka terjadi penambahan jiwa
hari demi hari.

Dengan demikian penulis mau mengagkut judul Skripsi ini peranan


gembala sidang terhadap pertumbuhan iman jemaat GKO – Purbatua,
karena penulis melihat adanya hubungan yang sangat erat antara gembala
sidang dengan pertumbuhan iman anggota jemaatnya Besar harapan
penulis tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.

2. Batasan Masalah
Batasan Masalah bertujuan memberi batasan kepada penulis dalam
membahas judul yang sudah di tetapkan . Adapun yang menjadi
batasan masalah dalam skripsi ini hanya berbicara di sekitar peranan
gembala sidang terhadap pertumbuhan iman Jemaat GKO – Purbatua.
Jadi dalam hal ini yang ditonjolkan adalah peranan dari jemaat yang
dipimpin

3. Hipotesa
Hipotesa merupakan jawaban sementara atas masalah yang ada,
sehingga penulis memeberikan jawaban “bahwa ada pernan dari
seorang gembala sidang terhadap pertumbuhan iman jemaatnya.

4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
- Untuk menyelesaikan tugas akhir yang diberikan oleh sekolah
dalam mendapatkan gelar ke sarjanaan (S 1 ).
- Untuk mendapatkan jawaban atas masalah yang ada.
- Untuk menambah bahan bacaan di dalam perpustakaan.
- Sebagai salah satu bahan bagi calon hamba tuhan ataupun bagi
pembaca di dalam melalui, melanjutkan pelayanan yang sudah
ada.

5. Metode Penelitian

Metode penelitian yang di pakai penulis melalui metode pustaka dan


wawancara serta observasi langsung di lapangan selama penulis
pelayanan di GKO – Purbatua, hal ini juga di sebabkan karena
keterbatasan waktu dan biaya yang penulis gunakan dalam penyusunan
Skripsi
6. Sistematis Penulisan

Adapun sistematik dalam penulisan Skripsi ini adalah :

Bab. I , Berupa pendahuluan yang di dalam nya tercakup, latar belakang


masalah, batasan masalah, Hipotesa, Tujuan Penelitian,
Metode Penelitian dan Sistematik Penulisan.
Bab. II. Berupa landasan teori yang terdiri dari atas : pribadi gembala,
pengertian iman dan peranan gembala sidang di GKO-
Purbatua.
Bab. III. Berupa hasil dari pembahasan
Bab. IV. Berupa penutup yang didalamnya mencelup dan daftar
pustaka.

Você também pode gostar