Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Acute lung oedem (Alo) atau cedera paru akut adalam penumpukan cairan di
dalam paru-paru baik dalam spasium interstial atau dalam alveoli (Diane C.
Baughman, Joann C. Hankley Kep. Medikal Bedah, Penerbit Buku
Kedokteran).
1.2
Etiologi
Penyebab acute lung oedema (Alo) secara umum dapat di golongkan menjadi
dua.
1.2.1
Cardiae
Diapneed efort
Fatigue
Ortopnea
Pembesaran jantung
Irama heaving
1.2.2
Emboli lemak
Pankreatitis
Kelainan-kelainan lain
Non Cardiae
-
Sianosis
2.2
Toksisitas O2
Patofisiologi
Cardiak
Non cardiak
Insufiensi paru paska trauma.
Aspirasi cairan lambung.
Sianoris.
Premonia.
Overdosis hernia charkotik.
Intalasi asap dan luka bakar
saluran pernapasan.
Intalasi bahan kimia toksik.
Reksisitas O2.
Tengelam atas hampir tenggelam.
Di latasi ventikal
Paru
Otak
Ginjal
GFR menurun
Penurunan O2
otak
Produksi urine
menurun
Gangguan eliminasi
Sesak ronchi
Gangguan pertukaran
gas
2.3
Resiko cedera
Pencernaa
Peningkatan asam
lambung
Mual muntah
Nutrisi kurang
Muskulus keletal
Metabolisme anaerob
2 ATP + As laktat
Kelelahan
Intoleransi kegiatan
2. Awitan sesak nafas mendadak dan rasa akfiksia (seperti kebiasaan nafas)
tangan menjadi dingin dan basah, bantalan kuku menjadi sianotik dan
warna kulit menjadi abu-abu
3. Nadi cepat dan lemah, vena leher distensi
4. Batuk hebat menyebabkan peningkatan jumlah sputum mokoid
5. Dengan makin berkembangnya edema paru, ansietas berkembang menjadi
mendekati, pasien muali bingung, kemudian stopor
6. Nafas menjadi bising dan basah (dapat tenggelam oleh cairan sendiri)
7. Heomamptec (batuk darah)
8. Ronchi
+
+
+
+
+
Pemeriksaan fisik
1). Pemeriksaan elektro magnetik (ECG)
-
Whizing
Ronchi
+
+
+
+
+
+
S1 S2 tunggal
Batas jantung
Atas : kanan kurang lebih 3 cm pada ICS 2 paresternal ka / ki 3 cm pada
ICS 2 dari garis tepi sternum sebelah ki tidak sama ICS 5
paristernium Ki
Sistem respirasi : terjadi sesak dan rongki (+) nafas menjadi bising dan
basah
Intervensi
1. Kaji tanda-tanda vital (TD)
R / : distritmia dapat menurunkan TD dan meningkatkan hiposia
jaringan yang dapat memperbungkuk toksisitas digitas
2. Mencatat frekuensi / irama adanya bunyi jantung ekstra
R / : frekuensi jantung cepat tidak teratur atau terlalu lambat dapat
menunjukkan toksisitas digitalis
3. Observasi adanya edema, perubahan sensorik dan perilaku contoh :
gelisah, bingung delesium
R / : gangguan psikis di sebabkan oleh penurunan atau curah jantung
ketidak seimbangan elitrolit
4. Berikan O2 dengan kanula nasal atau masker sesuai dengan indikasi
R / : dapat memenuhi kebutuhan O 2 pada jaringan dan mencegah
terjadinya hipoksia
5. Kolaborasi dalam pemberian obat-obatan
DAFTAR PUSTAKA
LEMBAR PENGESAHAN
Telah di periksa dan disetujui untuk disyahkan sebagai laporan praktik klinik
keperawatan yang berjudul Asuhan Keperawatan Pada Klien ALO di ruang ICCU
RSUD Dr. Soetomo Surabaya pada tanggal 6 19 Maret 2004.
Mengetahui,
Kepala Ruangan ICCU
Pembimbing Pendidikan
Akper Unmuh
Oleh :
SRI NURAINI
Nim : 200149
AKADEMI PERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2004