Você está na página 1de 7

Tujuan dari audit siklus penjualan dan penagihan adalah mengevaluasi apakah

saldo akun yang dipengaruhi oleh siklus tersebut telah disajikan secara wajar sesuai
dengan standar akuntansi. Terdapat 5 kelas transaksi dalam siklus penjualan dan
penagihan :
1.
2.
3.
4.
5.

Penjualan (penjualan tunai dan kredit)


Penerimaan kas
Retur dan pengurangan penjualan
Penghapusan piutang tak tertagih
Estimasi beban piutang tak tertagih

Secara konseptual, metodologi untuk merancang pengujian pengendalian dan


pengujian substantive atas transaksi adalah sama bagi kelima kelas transaksi dan
mencakup langkah berikut :
1. Memahami pengendalian internal
Dengan menggunakan salah satu pendekatan umum untuk penjualan,
auditor mempelajari bagan arus klien, menyiapkan kuesioner tentang
pengendalian internal dan melaksanakan pengujian penjualan walkthrough
2. Menilai risiko pengendalian yang direncanakan.
Terdapat empat langkah penting dalam penilaian risiko antara lain :
a) Auditor memerlukan kerangka kerja untuk menilai risiko pengedalian.
b) Auditor harus mengidentifikasi pengendalian internal kunci dan
kelemahan-kelemahannya bagi penjualan.
c) Setelah mengidentfikasi pengendalian dan kelemahannya, auditor lalu
mengaitkannya dengan tujuan.
d) Auditor menilai risiko pengendalian untuk setiap tujuan dengan
mengevluasi pengendalian dan kelemahannya bagi setiap tujuan.
Langkah ini sangt penting karena mempengaruhi keputusan yang akan
diambil auditor baik mengenai pengujian pengendalian maupun
pengujian substantive.
Selanjutnya menguji aktivitas pengendalian kunci untuk penjualan.
a)
b)
c)
d)
e)
f)

Pemisahan tugas yang memadai


Otorisasi yang tepat
Dokumen dan catatan yang memadai
Dokumen telah dipranonori
Laporan bulanan
Prosedur verivikasi internal

3. Menentukan luas pengujian pengendalian


Untuk perusahaan publik, auditor harus melaksanakan pengujian yang
ekstensif atas pengendalian kunci dan mengevaluasi dampak kelemahannya
terhadap laporan auditor mengenai pengendalian internal atas pelaporan
keuangan. Luas pengujian pengendalian dalam perusahaan nonpublic
tergantung pada keefektifan pengendalian dan sejauh mana auditor yakin

pengujian itu dapat diandalkan untuk mengurangi risiko pengendalian. Dalam


menentukan tingkat keandalan pengendalian, auditor juga
mempertimbangkan kenaikan biaya pengujian pengendalian dibandingkan
dengan penurunan pengujian substantive yang potensial. Tingkat risiko
pengendalian yang dinilai rendah akan meningkatkan pengujian
pengendalian untuk mendukung risiko pengendalian yang lebih rendah,
dengan kenaikan risiko deteksi dan penurunan jumlah pengujian substantive
yang sebanding.
4. Merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi
untuk memenuhi tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi.
a) Merancang pengujian pengendalian untuk penjualan
Untuk setiap pengendalian kunci, satu atau lebih pengendalian harus
dirancang untuk memverifikasi keefektifannya. Contoh, pengendalian
internal adalah untuk menandatangani pesanan pelanggan,setelah
kreditnya disetujui, pengujian pengendalian adalah untuk memeriksa
apakah pesanan pelanggan telah ditanda tangai dengan benar.
Pengujian pengendalian yang sesuai untuk pemisahan tugas biasanya
terbatas pada pengamatan auditor atas aktivitas dan diskusi dengan
personil.
b) Merancang pengujian substantive atas transaksi penjualan
Dalam memutuskan pengujian substantive atas transaksi, suditor
sering kali menggunakan beberapa prosedur bagi setiap audit tanpa
memandang situasinya, sementara yang lainnya tergantung pada
kelayakan pengendalian dan hasil pengujian pengendalian. Berikut
prosedur audit pengujian substantive atas transaksi :
Mencatatat penjualan yang terjadi
Untuk tujuan ini, auditor mempertimbangkan tiga jenis sala saji
yang mungkin terjadi :
o Penjualan dicatat sementara pengiriman tidak pernah
dilakukan
o Penjualan dicatat lebih dari satu kali
o Pengiriman dilakukan kepada pelanggan fiktif dan dicatat
sebagai penjualan.
Transaksi penjualan yang ada telah dicatat
Penjualan dicatat dengan akurat
Transaksi penjualan dimasukkan dengan benar dalam file induk
dan diikhtisarkan dengan benar
Penjualan yang dicatat diklasifikasikan dengan benar
Penjualan dicatat pada tanggal yang benar.
RETUR DAN PENGURANGAN PENJUALAN
Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi dan metode yang digunakan klien
untuk mengendalikan dalah saji pada intinya sama seperti untuk memroses memp
kredit yang digambarkan pada penjualan dengan dua perbedaan. Perbedaan yang
pertama adalah materialitas. Dalam banyak hal, retur dan pengurangan penjualan
sangat tidak material sehingga auditor dapat mengabaikannya.

Perbedaan kedua adalah penekanan pada tujuan ketrjadian. Umumnya auditor


menekankan pada pengujian transaski yang tercatat untuk mengungkapkan setiap
pencurian kas dari penagihan piutang usaha yang ditutupi oleh retur atau
pengurangan penjualan fiktif.
PENERIMAAN KAS
Dikembangkan dengan kerangka kerja yang sama seperti yang digunakan
penjualan, tetapi tujuan khususnya diterapkan bagi penerimaan kas. Berdasarkan
tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi, auditor mengikuti proses berikut ini :
a) Menentukan pengendalian internal kunci untuk setiap tujuan audit
b) Merancang pengujian pengendalian bagi setiap pengendalian yang
digunakan untuk mendukung pengurangan risiko pengendalian.
c) Merancang pengujian substantive atas transaksi untuk menguji salah
saji moneter bagi setiap tujuan
Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi penerimaan kas :
a) Penerimaan kas yang dicatat adalah dana yang benar-benar diterima oleh
perusahaan (keterjadian)
b) Kas yang diterima dicatat di jurnal penerimaan kas (kelengakapan)
c) Penerimaan kas disetorkan dan dicatat pada jumlah yang diterima
(keakuratan)
d) Penerimaan kas dimasukkan dengan benar dalam file induk piutang usaha
dan diikhtisarkan dengan benar (posting dan pengikhtisaran)
e) Transaksi penerimaan kas diklasifikasikan dengan benar (klasifikasi)
f) Penerimaan kas dicatat pada tangga yang benar (penetapan waktu)
Bagian penting dari tanggung jawab auditor ketika mengaudit penerimaan kas
adalah mengidentifikasi defisiensi pengendalian internal yang meningkatkan
kemungkinan terjadinya kecurangan antara lain :
a) Menentukan apakah kas yang diterima telah dicatat
Jenis penggelapan kas yang paling sulit dideteksi oleh auditor adalah ketika
hal tersebut terjadi sebelum kas dicatat di jurnal penerimaan kas atau listing
kas lainnya.
b) Penyiapan bukti penerimaan kas
Prosedur audit yang bermanfaat untuk menguji aoakah semua penerimaan
kas yang dicatat telah disetorkan dalam akun atau rekening bank adalah
bukti penerimaan kas (proof of cash receipts). Dalam pengujian ini, total
penerimaan kas yang dicatat dal jurnal penerimaan kas selama suatu periode
akan direkonsiliasi dengan deposito atau setoran actual yang dilakukan ke
bank selama periode yang sama.
c) Pengujian untuk mengungkapkan lapping piutang usaha
Adalah penundaan ayat jurnal penagihan piutang usaha untuk menutupi
kekurangan kas yang ada. Penggelapan ini dapat dicegah dengan melalui
pemisahan tugas dan kebijakan cuti wajib bagi karyawan yang menangani
kas sekaligus memasukkan penerimaan kas ke dalam sistem.
PENGUJIAN AUDIT UNTUK PENGHAPUS PIUTANG TAK TERTAGIH

Kekhawatiran utama auditor adalah kemungkinan karyawan klien menutupi


penggelapan dengan menghapus piutang usaha yang sudah ditagih. Pengendalian
uantuk mencegah kecurangan ini adalah otorisasi yang tepat atas penghapusan
piutang tak tertagih harus diberikan oleh tingkat manajemen yang ditunjuk setelah
melalui penyelidikan menyeluruh mengenai alasan pelanggan tidak mampu
membayar.
FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS DAN DOKUMEN SERTA CATATAN TERKAIT
Siklus penjualan dan penagihan melibatkan keputusan serta proses yang diperlukan
untuk mengalihkan kepemilikan barang dan jasa kepada pelanggan setelah
keduanya tersedia untuk dijual.
Fungsi bisnis untuk siklus penjualan dan penagihan :
Kelas Transaksi

Akun

Fungsi Bisnis

Penjualan

Penjualan
Piutang
usaha

1. Pemrosesan
pesanan
pelanggan
2. Pemberian
kredit
3. Pengiriman
barang
4. Penagihan
pelanggan
dan
pencatatan
penjualan

Penerimaan kas

Kas dibank
(debet dari
penerimaan

5. Pemrosesan
dan
pencatatan

Dokumen dan
catatan
Pesanan
pelanggan
Pesanan
penjualan
Pesanan
pelanggan
atau
pesanan
penjualan
Dokumen
pengiriman
Faktur
penjualan
File
transaksi
penjualan
Jurnal
penjualan
atau listing
File induk
piutang
usaha
Neraca
saldo
piutang
usaha
Laporan
bulanan
Remmitance
advice
Prelisting

kas)
Piutang
usaha

penerimaan
kas

Retur dan
pengurangan
penjualan

Penghapusan
piutang tak
tertagih

Beban piutang tak


tertagih

Retur dan
penguranga
n penjualan
Piutang
usaha
Piutang
usaha
Penhyisihan
untuk
piutang tak
tertagih
Beban
piutang tak
tertagih
Penyisihan
untuk
piutang tak
tertagih

penerimaan
kas
File
transaksi
penerimaan
kas
Jurnal
penerimaan
kas dan
listing
Memo kredit
Jurnal retur
dan
penguranga
n penjualan

6. Pemrosesan
dan
pencatatan
retur dan
penguranga
n penjualan
7. Penghapusa
n piutang
tak tertagih

Formulir
otorisasi
piutang tak
tertagih

8. Penyediaan
piutang tak
tertagih

Jurnal
umum

Delapan proses fungsi bisnis :


1. Permintaan pelanggan
a) Pesanan pelanggan
Adalah permintaan akan barang dagang yang diajukan oleh pelanggan.
b) Pesanan penjualan
Adalah dokumen untuk mengomunikasikan deskripsi, kuantitas, dan
inforasi terkait mengenai barang yang dipesan oleh pelanggan. Dokumen
tersebut sering kali digunakan untuk menunjukkan persutujuan redit dan
otorisasi pengiriman.
2. Pemberian kredit
Sebelum barang dikirim, orang yang berwenang harus menyetujui kredit bagi
pelanggan yang akan melakukan penjualan secara kredit berdasarkan dari
batasan kredit yang telah disetujui sebelumnya. Kemungkinan penjualan
dilanjutkan hanya jika pesanan penjualan yang diusulkan ditambah saldo
pelanggan yang ada lebih kecil dati batas kredit.
3. Pengiriman barang

Merupakan titik awal siklus di mana perusahaan menyerahkan aset. Sebagian


perusahaan penualan ketika barang telah dikirim. Dokumen pengirima dibuat
pada waktu pengiriman. Perusahaan yang menyelenggarakan catatan
persediaan perpetual juga dapat memperbaharuinya berdasarkan catatan
pengiriman.
Dokumen pengiriman
Dibuat untuk mengawali pengiriman barang yang menunjukkan deskripsi
barang dagang, kuantitas yang dikirimkan dan data yangrelevan lainnya.
Contoh bill of lading, yang merupakan kontrak tertulis mengenai
penerimaandan pengiriman barang antara pembawa dan penjual.
4. Penagihan pelanggan dan pencatatan penjualan
Aspek paling penting :
a) Semua pengiriman telah di tagih (kelengkapan)
b) Tidak ada pengiriman yang ditagih lebih dari satu kali (keterjadian)
c) Setiap pengiriman ditagih dalam jumlah yang tepat (keakuratan)
Dokumen yang diperlukan:
a) Faktur penjualan
Adalah doumen yang menunjukkan deskripsi dan kuantitas barang yang
dijual, harga, ongkos angkut, asuransi, syarat, dan data yang relevan
lainnya. Merupakan metode untuk menunjukkan kepada pelanggan jumlah
penjualan dan tanggal jatuh tempo pembayaran.
b) File transaksi penjualan
Informasi seperti nama pelanggan, tanggal penggal, jumlah, klasifikasi
akun, tenaga penjual, tingkat komisi, yang ada dalam file ini akan
digunakan untuk membuat berbagai catatn, listing, atau pelaporan,
tegantung pada kenuthuan perusahaan.
c) Jurnal penualan atau lisiting
Ini merupakan listing atau laporan yang dibuat dalam file transaksi
penjualan.
d) File induk piutang usaha
Merupakan file computer yang digunakan untuk mencatata penjualan
individual, penerimaan kas, serta retur dan pengurangan enjualan bagi
setiap pelanggan dan untuk mempertahankan saldo akun pelanggan.
e) Neraca saldo piutang usaha
Daftar atau laporan ini menunjukkan jumlah piutang dari setiap pelanggan
pada suatu titik waktu. Biasanya merupakan neraca saldo menurut umur
yang encantumkan total saldo yang beredar dan jumlah haripiutang yang
telah beredar menurut katageori hari.
f) Laporan bulanan
Merupakan dokumen yang dikirimkan melalui surat atau secara elektronil
kepada setiap pelanggan ynag menunjukkan saldo awal piutang
usahanya, jumla dan tanggal setiap penjualan, pembayaran kas yang
diteirma, memo kreditg yang diterbitkan, dan saldo akhir yang jatuh
tempo. Merupakan salinan dari bagian file induk piutang usaha pelanggan.
5. Pemrosesan dan pencatatan penerimaan kas
Meliputi peerimaan, penyetoran , dan pencatatan kas. Disini hal yang paling
penting kemungkinan terjadinya pencurian. Untuk menghindari hal ini maka

semua penerimaan kas harus disetorkan atau dideositkan ke bank dengan


jumlah yang benar secara tepat waktu dan dicatat dalam file transaksi
penerimaan kas.
Dokumenyang diperlukan :
a) Remmitance Advice
Adaah dokumen yang dikirimkan ke pelanggan dan biasanya dikembalikan
kepada penjual beserta pembayaran kas. Digunakan sebagai catatnkas
yang diterima untuk memungkinkan kas tersebut dapat segera disetor
untuk memperbaiki pegendalian atas aktiva. Berisi nama pelanggan,
nomor faktur penjualan, dan jumlah faktur.
b) Prelisitng Penerimaan Kas
Merupakan daftar yang disusun ketika kas diterima oleh seseorang yang
tidak memiliki tanggung jawab untuk mencatat, penjualan, piutang usaha,
atau kas dan yang tidak memilik akses ke catatan akuntansi.
c) File Transaksi penerimaa kas
Adalah file yang dihasilkan computer yang mencamtumkan semua
transaksi penerimaan kas yang diproses oleh sistem akuntansi selama
suatu periode.
d) Jurnal Penerimaan kas atau lisitng
Berasal dari file transaksi penerimaan kas dan mencamtumkan semua
transaksi selama suatu periode waktu.
6. Pemrosesan dan pencatatan retur dan pengurangan penjualan
Apabila pelanggan merasa tidak puas dengan barang yang deibelinya sering
kali penjual menerima retur barang atau memberikan pengurangan harga.
Dokumen yang diperlukan untuk membantu menyelenggarakan
pengendalian dan untuk memfasilitasi pencatatan :
a) Memo kredit
Adalah dokumen yang mengindikasikan pengurangan jumlah dari
pelanggan akibat retur barang atau pengurangan harga.
b) Jurnal retur dan pengurangan penjualan
Jurnal yang digunakan untuk mencatat retur dan pengurangan penjualan
7. Penghapusan piutang usaha tak tertagih
Beberapa pelanggan belum membayar tagihannya, setelah menyimpulkan
bahwa suatu jumlah tertentu tidak dapat ditagih, perusahaan harus
menhapusnya. Dokumen yang digunakan formulir otorisasi piutang tak
tertagih, yang merupakan dokumen yang digunakan dalam lingkungan
internal untuk menunjukkan otoritas menghapus suatu piutang usaha
sebagai tak tertagih.
8. Penyediaan piutang tak tertagih
Karena perusahaan tidak dapat menagih 100% penjualannya, prinsip-prinsip
akuntansi mengharuskan perusahaan untuk mencatat beban piutang tak
tertagih sebesar jumlah yang diperkirakan tidakdapt ditagih.

Você também pode gostar