Você está na página 1de 22

KERANGKA KONSEPTUAL DALAM SAK-IFRS, SAK-ETAP DAN SAP

Dosen Pengampu:
Dr. Lilik Purwanti, M.Si., Ak., CA

Disusun Oleh:
Annas Rahmat Ramadhani
Dea Larasshita
Isyrohil Muyassaroh

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MARET 2016

KERANGKA KONSEPTUAL SAK ETAP


Definisi Sak ETAP yaitu Standar akuntansi keuangan untuk entitas tanpa akuntabilitas
publik. ETAP adalah entitas yang:
a) Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan
b) Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement)
bagi pengguna eksternal.
A. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi posisi keuangan, kinerja
keuangan, dan laporan arus kas suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi
dapat meminta laporan keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu.
B. Karakteristik Kualitatif Informasi dalam Laporan Keuangan:
Karakteristik kualitatif Informasi dalam Laporann Keuangan yaitu:
a) Dapat Dipahami
b) Relevan
c) Materialitas
d) Substansi Mengungguli Bentuk
e) Keandalan
f) Pertimbangan Sehat
g) Kelengkapan
h) Dapat Dibandingkan
i) Tepat Waktu
j) Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat
C. Definisi, Pengakuan, dan Pengukuran Laporan Keuangan;
Unsur Laporan Keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan
peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut karakterstik
ekonominya. Kelompok besar ini merupakan unsur laporan keuangan. Unsur yang
berkaitan langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah:
a) Aset, sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan
dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh entitas.

b) Kewajiban, merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari peristiwa masa
lalu, yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya
entitas yang mengandung manfaat ekonomi.
c) Ekuitas, hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua kewajiban
Kinerja keuangan adalah hubungan antara penghasilan dan beban dari entitas
sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi. Unsur-unsur laporan keuangan yang
secara langsung terkait dengan pengukuran laba yaitu:
a) Penghasilan (income), kenaikan manfaat ekonomi selama periode pelaporan dalam
bentuk arus masuk atau peningkatan aset, atau penurunan kewajiban yang
mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
b) Beban (expenses), penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode pelaporan dalam
bentuk arus keluar atau penurunan aset, atau terjadinya kewajiban yang
mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak terkait dengan distribusi kepada
penanam modal.
Pengakuan unsur laporan keuangan merupakan proses pembentukan suatu pos
dalam neraca atau laporan laba rugi yang memenuhi definisi suatu unsur dan memenuhi
kriteria sebagai berikut:
a) Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang terkait dengan pos tersebut akan
mengalir dari atau ke dalam entitas; dan
b) pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
pengakuan dalam laporan keuangan yaitu:
a) Aset, Aset diakui dalam neraca jika kemungkinan manfaat ekonominya di masa depan
akan mengalir ke entitas dan aset tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat
diukur dengan andal.
b) Kewajiban, Kewajiban diakui dalam neraca jika kemungkinan pengeluaran sumber
daya yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan
kewajiban masa kini dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal.
c) Penghasilan, Pengakuan penghasilan merupakan akibat langsung dari pengakuan aset
dan kewajiban. Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi jika kenaikan manfaat
ekonomi di masa depan yang berkaitan dengan peningkatan aset atau penurunan
kewajiban telah terjadi dan dapat diukur secara andal.
d) Beban, Pengakuan beban merupakan akibat langsung dari pengakuan aset dan
kewajiban. Beban diakui dalam laporan laba rugi jika penurunan manfaat ekonomi

masa depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau peningkatan kewajiban telah
terjadi dan dapat diukur secara andal.
e) Laba atau Rugi, Laba atau rugi merupakan selisih aritmatika antara penghasilan dan
beban. Hal tersebut bukan merupakan suatu unsur terpisah dari laporan keuangan, dan
prinsip pengakuan yang terpisah tidak diperlukan.
Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang yang digunakan entitas untuk
mengukur aset, kewajiban, penghasilan dan beban dalam laporan keuangan. Proses ini
termasuk pemilihan dasar pengukuran tertentu. Dasar pengukuran yang umum yaitu:
a) Biaya historis. Aset adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar
dari pembayaran yang diberikan untuk memperoleh aset pada saat perolehan. Kewajiban
dicatat sebesar kas atau setara kas yang diterima atau sebesar nilai wajar dari aset non-kas
yang diterima sebagai penukar dari kewajiban pada saat terjadinya kewajiban.
b) Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu aset, atau untuk
menyelesaikan suatu kewajiban, antara pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki
pengetahuan memadai dalam suatu transaksi dengan wajar.

KERANGKA KONSEPTUAL SAK IFRS


Kerangka dasar merupakan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian Laporan
Keuangan bagi para pengguna eksternal. Tujuannya adalah digunakan acuan bagi:
a) Komite Penyusunan Standar akuntansi keuangan, dalam pelaksanaan tugasnya;
b) Penyusunan laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah akuntansi yan belum diatur
dalam standar akuntansi keuangan;
c) Auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun sesuai
dengan standar akuntansi keuangan; dan
d) Para pengguna laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan.
e) Dikosongakan.
f) Dikosongkan.
g) Pihak lain yang tertarik dengan pekerjaan dari komite penyusun standar akuntansi
keuanganterkait informasi mengenai pendekatan penyusunan sandar akuntansi keuangan.
Ruang Lingkup
Kerangka dasar ini membahas tentang:
a)
b)
c)
d)

Tujuan Laporan Keuangan;


Karakterisik Kualitatif yang menentukan manfaat informasi dalam laporan keuangan;
Definisi, pengakuan, dan pengukuran unsur-unsur yang membentukLaporan Keuangan; dan
Konsep Modal serta pemeliharaan modal

Pengguna Laporan Keuangan Meliputi:


a) Investor, Penanam Modal berisiko dan penasihat mereka berkepeningan dengan risiko
yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka
membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah mereka harus membeli,
menahan, atau menjual investasi tersebut. Pemgang saham juga tertarik pada informasi
yang memungkinkan untuk menilai kemampuan entitas untuk membayar deviden.
b) Karyawan, karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada
informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas entitas. Mereka juga tertarik dengan
informasi yang memungkinkan untuk menilai kemampuan entitas dalam memberikan
jasa, imbalan pasca kerja, dan kesempatan kerja.
c) Pemberi pinjaman, tertaik dengan informasi keuangan yang memungkinkan untuk
memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.

d) Pemasok dan Kreditor usaha lainnya, tertarik dengan infrmasi yang memungkinkan untuk
memutuskan apakah jumlah yang terutang kan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor
usaha berkepentingan pada entitas dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada
pemberi pinjaman kecuali jika sebagai pelanggan utama mereka bergantung pada
kelangsugan hidup entitas.
e) Pelanggan, berkepentingan mengenai kelangsungan hidup entitas, terutama jika terlibat
dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau bergantung entitas.
f) Pemerintah, berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan
dengan aktivitas entitas. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas
entitas, menetapakn kebijakan pajak, dan sebagai dasar untuk menyuun statistik lainnya.
g) Masyarakat, Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan
informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan
serta rangkaian aktivitasnya.

A. Tujuan Laporan Keuangan


Tujuan Laporan Keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu entitas yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pengguna dalam pengambila keputusan ekonomik. Keputusan ekonomik
yang diambil pengguna laporan keuangan memerlukan evaluasi atas kemampuan entitas
dalam menghasilkan kas (dan setara kas). Posisi keuangan entitas dipengaruhi oleh sumber
daya yang dikendalikan, struktur keuangan, likuiditas dan solvablitas, serta kemampuan
beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Informasi kinerja entitas diperlukan untuk
menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendaliakan di masa
depan. Sedangakan informasi perubahan posisi keuangan entitas bermanfaat untuk menilai
aktivitas investasi, pendanaan, dan operasi selama periode laporan keuangan.
Namun, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin
dibutuhkan pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomik karena secara umum
menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian dimasa lalu dan tidak diwajibkan untuk
menyediakan informasi non keuangan. Tetapi laporan keuangan juga menunjukkan apa yang

telah dilakukan manajemen (stewardship), atau pertanggung jawaban manajemen atas


sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

B. Karakterisik Kualitatif Yang Menentukan Manfaat Informasi Dalam Laporan


Keuangan
Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan
keuangan berguna bagi pengguna. Terdapat karakteristik pokok yaitu:
a) Dapat dipahami
b) Relevan
c) Keandalan
d) Dapat diperbandingkan
C. Definisi, Pengakuan, dan Pengukuran Unsur-unsur yang Membentuk Laporan
Keuangan;
Unsur Laporan Keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan
peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut karakterstik
ekonominya. Kelompok besar ini merupakan unsur laporan keuangan. Unsur yang berkaitan
langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah:
a) Aset, sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu
dan dari mana manfaat ekonomik di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan.
b) Liabilitas, utang perusahaan masa kiniyang timbul dari peristiwa masa lalu,
penyelesaiannya diharapakan mengakibatkan arus kas keluar dari sumber daya
perusahaan yang mengandung manfaat ekonomik.
c) Ekuitas, hak residual aas asset perusahaan setelah dikuangi semua liabilitas.
Sedangkan unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinerja dalam laporan laba rugi adalah:
a) Penghasilan, kenaikan manfaat ekonomik selama satu periode akuntansi dalam bnetuk
pemasukan atau penambahan asset atau penurunan liabitilas yang mengakibatkan
kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal
b) Beban, penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus
keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan
penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.
Pengakuan Unsur Laporan Keuangan (recognition) merupakan proses pembentukan
suatu pos yang memenuhi definisi unsur serta kriteria pengakuan yang dikemukakan dalam

neraca atau laporan laba rugi. Pengakuan dilakukan dengan menyatakan pos tersebut baik
dalam kata-kata maupun dalam jumlah uang dan mencantumkannya ke dalam neraca atau
laporan laba rugi. Pos yang memenuhi definisi suatu unsur harus diakui jika:
a) Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomik yang berkaitan dengan pos tersebut akan
mengalir dari atau ke dalam perusahaan, dan
b) Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
Kelalaian untuk mengakui pos tidak dapat diralat melalui pengungkapan kebijakan akuntansi
yang digunakan maupun melalui catatan atau materi penjelasan.

Pengakuan Aset, diakui dalam neraca apabila besarkemungkinan bahwa manfaat


ekonomiknya di masa depan diperoleh perusahaan dan ase tersebut mempunyai nilai atau

biaya ang dapat diukur dengan andal


Pengakuan Liabilitas, diakui dalam neraca jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran
sumber daya yang mengandung manfaat ekonomik akan dilakukan untuk menyelesaikan

kewajiaban saat ini dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal.
Pengakuan penghasilan, diakui dalam laporan laba rugi ketika kenaikan manfaat ekonomi
di masa depan yang berkaitan dengan kenaikan asset atau penurunan liabilitas telah

terjadi dan dapat diukur dengan andal


Pengakuan Beban, diakui dalam laporan laba rugi jika penurunan manfaat ekonomik
masa depan yang berkaitan dengan penurunan asset atau kenaikan liabilitas telah terjadi
dan dapat diukur dengan andl.
Pengukuran Unsur Laporan Keuangan adalah proses penetapan jumah uanga untuk

mengakui dan memasukkan setiap unsur laporan keuangan daam neraca dan laba rugi. Dalam
laporan keuangan berbagai dasar pengukuran adalah sebagai berikut:
a) Biaya historis, asset dicatat sebesar pengelluaran kas (atau setara kas) yang dibayar atau
nilai wajar dari imbalan (consideraion) yang diberikan untuk memperoleh asset tersebut
pada saat perolehan. Liabilitas dicatat sebesar jumlah yang diterima sebagai penukar dari
kewajiban, atau dalam keadaan tertentu dalam kas (setara kas) yang diharapkan akan
dibayarkan untuk memenuhi liabilitas dalam pelaksanaan usaha yag normal.
b) Biaya kini (current cost), asset dinilai dalam jumlah kas (atau setara kas) yang
seharusnya dibayar bila aset yang sama atau setara asset diperoleh sekarang. Liabilitas

dinyatakan dalam jumlah kas (atau setari kas) yang tidak didiskontokan (undiscounted)
yang mungkin akan diperlukan untuk menyelesai kewajiban masa kini.
c) Nilai realisai/penyelesaian (realizable/settlement). Asset dinyatakan dalam jumlah kas
(setara kas) yang dapat diperoeh sekarang dengan menjual asset dalam pelepasan normal
(orderlydisposal). Liabiitas dinyatakan sebesar nilai penyelesaian yaitu: jumlah kas (atau
setara kas) yang tidak didiskontokan yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi
liabilitas dalam pelaksanaan usaha normal
d) Nilai Sekarang (present value). Asset dinyatakan sebesar arus kas masuk bersih di masa
depan yang didiskontokan

ke nilai sekarang dari pos yang diharapakan dapat

memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal. Liabilitas dinyatakan sebesar ars kas
keluar bersih dimasa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang yang diharapakan akan
diperlukan untuk menyelesaikan libilitas dalam pelaksanaan usaha normal.
D. Konsep Modal Serta Pemeliharaan Modal
Konsep Modal keuangan yang dianut oleh sebagaian besar perusahaan dalam
penyusunan laporan keuangan. Menurut konsep modal keuangan, modal adalah sinonim
dengan asset bersih atau ekuitas entitas. Menurut konsep modal fisik, seperti kemampuan
usaha, modal dipandang sebagai kapasitas produktif perusahaan yang didasarkan pada,
misalnya, unit output per hari.
Konsep Model menciptakan dua konsep pemeliharaan:
a) Pemeliharaan Model Keuangan, laba hanya diperoleh jika jumlah finansial (atau uang)
dari asset bersih pada akhir periode melebihi jumlah finansial (atau uang) dari asset
bersih pada awal periode dan dapat diukur dalam satuan moneter nominal atau daya beli
yang konstan.
b) Pemeliharaan Model Fisik, laba hanya diperoleh jika kapasitas produksi fisik (atau
kemampuan usaha) pada akhir periode melebihi kapasitas produktif fisik pada awal
periode setelah memasukkan kembali setiap distribusi dan mengeluarkan setiap
kontribusi dari para pemilik selama suatu periode.

KERANGKA KONSEPTUAL SAP


Kerangka Konseptual dalam PP 71 Tahun 2010 yaitu merumuskan konsep yang
mendasari penyusunan dan pengembangan Standar Akuntansi Pemerintahan yang selanjutnya
dapat disebut standar.
Ruang Lingkup
Kerangka konseptual ini membahas tentang:
a) Tujuan kerangka konseptual;
b) Lingkungan akuntansi pemerintahan;
c) Pengguna dan kebutuhan informasi para pengguna;
d) Entitas akuntansi dan entitas pelaporan;
e) Peranan dan tujuan pelaporan keuangan, komponen laporan keuangan, serta dasar hukum;
f) Asumsi dasar, karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasi dalam laporan
keuangan, prinsip-prinsip, serta kendala informasi akuntansi; dan
g) Unsur-unsur yang membentuk laporan keuangan, pengakuan, dan pengukurannya.

A. Tujuan Kerangka Konseptual


Tujuannya Kerangka Konseptual dalam Akuntansi Pemerintahan adalah sebagai
acuan bagi:
a) Penyusun standar dalam melaksanakan tugasnya;
b) Penyusun laporan keuangan dalam menanggulangi masalah akuntansi yang belum diatur
dalam standar;
c) Pemeriksa dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun
sesuai dengan standar; dan
d) Para pengguna laporan keuangan dalam menafsirkan informasi yang disajikan pada
laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar.

B. Lingkungan Akuntansi Pemerintahan;


Lingkungan operasional organisasi pemerintah berpengaruh terhadap karakteristik
tujuan akuntansi dan pelaporan keuangannya. Ciri-ciri penting lingkungan pemerintahan
yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan tujuan akuntansi dan pelaporan keuangan
antara lain:
a) Ciri utama struktur pemerintahan dan pelayanan yang diberikan:
1) Bentuk umum pemerintahan dan pemisahan kekuasaan;
Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berasas Pancasila, kekuasaan ada di
tangan rakyat sesuai dengan sila keempat. Sejalan dengan pendelegasian kekuasaan
ini terdapat pemisahan wewenang di antara eksekutif, legislatif, yudikatif, dan
penyelenggara negara lainnya sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2) Sistem ini dimaksudkan untuk mengawasi dan menjaga
Secara substansial, terdapat tiga lingkup pemerintahan dalam sistem pemerintahan
Republik Indonesia, yaitu pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah
kabupaten/kota.
3) Pengaruh proses politik;
Salah satu tujuan utama pemerintah adalah meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat.
untuk mewujudkan keseimbangan fiskal dengan mempertahankan kemampuan
keuangan negara yang bersumber dari pendapatan pajak dan sumber-sumber lainnya
guna memenuhi kebutuhan masyarakat dalam mewujudkan keseimbangan tersebut
adalah berlangsungnya proses politik untuk menyelaraskan berbagai kepentingan
yang ada di masyarakat.
4) Hubungan antara pembayaran pajak dengan pelayanan pemerintah.
Dalam keadaan tertentu pemerintah memungut secara langsung atas pelayanan yang
diberikan, sebagian besar pendapatan pemerintah bersumber dari pungutan pajak
dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat. Jumlah pajak yang
dipungut tidak berhubungan langsung dengan pelayanan yang diberikan pemerintah
kepada wajib pajak.

b) Ciri keuangan pemerintah yang penting bagi pengendalian:


1) Anggaran sebagai pernyataan kebijakan publik, target fiskal, dan sebagai alat
pengendalian;
Anggaran pemerintah merupakan dokumen formal hasil kesepakatan antara eksekutif dan
legislatif tentang belanja yang ditetapkan untuk melaksanakan kegiatan pemerintah
dan pendapatan yang diharapkan untuk menutup keperluan belanja tersebut atau
pembiayaan yang diperlukan bila diperkirakan akan terjadi defisit atau surplus.
Dengan demikian, anggaran mengkoordinasikan aktivitas belanja pemerintah dan
memberi landasan bagi upaya perolehan pendapatan dan pembiayaan oleh pemerintah
untuk suatu periode tertentu yang biasanya mencakup periode tahunan.
2) Investasi dalam aset yang tidak langsung menghasilkan pendapatan;
Pemerintah menginvestasikan dana yang besar dalam bentuk asset yang tidak secara
langsung menghasilkan pendapatan bagi pemerintah, seperti gedung perkantoran,
jembatan, jalan, taman, dan kawasan reservasi. Sebagian besar aset dimaksud
mempunyai masa manfaat yang lama sehingga program pemeliharaan dan rehabilitasi
yang memadai diperlukan untuk mempertahankan manfaat yang hendak dicapai.
3) Kemungkinan penggunaan akuntansi dana untuk tujuan pengendalian; dan
Akuntansi dana (fund accounting) merupakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan
yang lazim diterapkan di lingkungan pemerintah yang memisahkan kelompok dana
menurut tujuannya, sehingga masing-masing merupakan entitas akuntansi yang
mampu menunjukkan keseimbangan antara belanja dan pendapatan atau transfer yang
diterima.
4) Penyusutan nilai aset sebagai sumber daya ekonomi karena digunakan dalam kegiatan
operasional pemerintahan.
Aset yang digunakan pemerintah, kecuali beberapa jenis asset tertentu seperti tanah,
mempunyai masa manfaat dan kapasitas yang terbatas. Seiring dengan penurunan
kapasitas dan manfaat dari suatu aset dilakukan penyesuaian nilai.

C. Pengguna dan Kebutuhan Informasi Para Pengguna;

Pengguna laporan keuangan pemerintah tidak terbatas pada:


a) masyarakat;
b) wakil rakyat, lembaga pengawas, dan lembaga pemeriksa;
c) pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan pinjaman; dan
d) pemerintah.
Kebutuhan Informasi para Pengguna Laporan Keuangan yang disajikan dalam laporan
keuangan bertujuan umum untuk memenuhi kebutuhan informasi dari semua kelompok
pengguna. Dengan demikian, laporan keuangan pemerintah tidak dirancang untuk memenuhi
kebutuhan spesifik dari masing-masing kelompok pengguna. Meskipun memiliki akses
terhadap detail informasi yang tercantum di dalam laporan keuangan, pemerintah wajib
memperhatikan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan untuk keperluan
perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan.
D. Entitas Akuntansi dan Entitas Pelaporan;
Entitas akuntansi merupakan unit pada pemerintahan yang mengelola anggaran,
kekayaan, dan kewajiban yang menyelenggarakan akuntansi dan menyajikan laporan
keuangan atas dasar akuntansi yang diselenggarakannya. Sedangkan entitas pelaporan
merupakan unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut
ketentuan peraturan perundang undangan wajib menyajikan laporan pertanggungjawaban,
berupa laporan keuangan yang bertujuan umum, yang terdiri dari:
a) Pemerintah pusat;
b) Pemerintah daerah;
c) Masing-masing kementerian negara atau lembaga di lingkungan pemerintah pusat;
d) Satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat/daerah atau organisasi lainnya, jika
menurut peraturan perundang-undangan satuan organisasi dimaksud wajib menyajikan
laporan keuangan.

E. Peranan dan Tujuan Pelaporan Keuangan, Komponen Laporan Keuangan, Serta Dasar
Hukum;
Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai
posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama
satu periode pelaporan untuk mengetahui nilai sumber daya ekonomi yang dimanfaatkan
untuk melaksanakan kegiatan operasional pemerintahan, menilai kondisi keuangan,
mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu menentukan
ketaatannya terhadap peraturan perundang undangan.
Setiap entitas pelaporan mempunyai kewajiban untuk melaporkan upaya-upaya yang
telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan
terstruktur pada suatu periode pelaporan untuk kepentingan:
a) Akuntabilitas
Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang
dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan
secara periodik.
b) Manajemen
Membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan suatu entitas pelaporan
dalam periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan
pengendalian atas seluruh aset, kewajiban, dan ekuitas pemerintah untuk kepentingan
masyarakat.
c) Transparansi
Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan
pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan
menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang
dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-undangan.
d) Keseimbangan Antargenerasi (intergenerational equity)
Membantu para pengguna dalam mengetahui kecukupan penerimaan pemerintah pada periode
pelaporan untuk membiayai seluruh pengeluaran yang dialokasikan dan apakah generasi
yang akan datang diasumsikan akan ikut menanggung beban pengeluaran tersebut.

e) Evaluasi Kinerja
Mengevaluasi kinerja entitas pelaporan, terutama dalam penggunaan sumber daya ekonomi
yang dikelola pemerintah untuk mencapai kinerja yang direncanakan.
Tujuan pelaporan keuangan pemerintah menyajikan informasi yang bermanfaat bagi
para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi,
sosial, maupun politik dengan:
a) menyediakan informasi tentang sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya keuangan;
b) Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan untuk
membiayai seluruh pengeluaran;
c) Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam
kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai;
d) Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh
kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya;
e) Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan
berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka
panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman;
f) Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan, apakah
mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama
periode pelaporan.
Komponen laporan keuangan pokok terdiri dari:
a) Laporan Realisasi Anggaran (LRA);
b) Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (Laporan Perubahan SAL);
c) Neraca;
d) Laporan Operasional (LO);
e) Laporan Arus Kas (LAK);
f) Laporan Perubahan Ekuitas (LPE);
g) Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)

Dasar hukum pelaporan keuangan pemerintah diselenggarakan berdasarkan peraturan


perundang-undangan yang mengatur keuangan pemerintah, antara lain:
a)

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, khususnya bagian yang
mengatur keuangan negara;

b) Undang-Undang di bidang keuangan negara;


c) Undang-Undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan peraturan daerah
tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
d) Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pemerintah daerah, khususnya
yang mengatur keuangan daerah;
e) Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang perimbangan keuangan pusat dan
daerah;
f) Peraturan perundang-undangan tentang pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara/Daerah; dan
g) Peraturan perundang-undangan lainnya yang mengatur tentang keuangan pusat dan
daerah.

F. Asumsi Dasar, Karakteristik Kualitatif yang Menentukan Manfaat Informasi dalam


Laporan Keuangan, Prinsip-Prinsip, Serta Kendala Informasi Akuntansi; dan
Asumsi dasar dalam pelaporan keuangan di lingkungan pemerintah adalah anggapan
yang diterima sebagai suatu kebenaran tanpa perlu dibuktikan agar standar akuntansi dapat
diterapkan, yang terdiri dari:
a) Asumsi kemandirian entitas;
setiap unit organisasi dianggap sebagai unit yang mandiri dan mempunyai kewajiban
untuk menyajikan laporan keuangan sehingga tidak terjadi kekacauan antar unit instansi
pemerintah dalam pelaporan keuangan.
b) Asumsi kesinambungan entitas; dan
Laporan keuangan disusun dengan asumsi bahwa entitas pelaporan akan berlanjut
keberadaannya.

c) Asumsi keterukuran dalam satuan uang (monetary measurement).


Laporan keuangan entitas pelaporan harus menyajikan setiap kegiatan yang diasumsikan
dapat dinilai dengan satuan uang.
Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu
diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Keempat
karakteristik berikut ini merupakan prasyarat normatif yang diperlukan
a) Relevan;
Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang termuat di dalamnya dapat
mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa
masa lalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan, serta menegaskan atau
mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Informasi yang relevan:
1) Memiliki manfaat umpan balik (feedback value)
2) Memiliki manfaat prediktif (predictive value)
3) Tepat waktu
b) Andal;
Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan
kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi.
Informasi yang andal memenuhi karakteristik:
1) Penyajian Jujur
2) Dapat Diverifikasi (verifiability)
3) Netralitas
c) Dapat dibandingkan; dan
Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih bergun jika dapat
dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan
entitas pelaporan lain pada umumnya.
d) Dapat dipahami.

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh pengguna dan
dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para
pengguna.
Prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan dimaksudkan sebagai ketentuan yang
dipahami dan ditaati oleh pembuat standar dalam menyusun standar, penyelenggara
akuntansi dan pelaporan keuangan dalam melakukan kegiatannya, serta pengguna laporan
keuangan dalam memahami laporan keuangan yang disajikan. Berikut ini adalah delapan
prinsip yang digunakan dalam akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah:
a) Basis akuntansi;
Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah adalah basis akrual,
untuk pengakuan pendapatan-LO, beban, kewajiban, dan ekuitas.
b) Prinsip nilai historis;
Aset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas yang dibayar atau sebesar nilai wajar
dari imbalan (consideration) untuk memperoleh asset tersebut pada saat perolehan.
c) Prinsip realisasi;
Bagi pemerintah, pendapatan basis kas yang tersedia yang telah diotorisasikan melalui
anggaran pemerintah suatu periode akuntansi akan digunakan untuk membayar utang dan
belanja dalam periode tersebut. Mengingat LRA masih merupakan laporan yang wajib
disusun, maka pendapatan atau belanja basis kas diakui setelah diotorisasi melalui
anggaran dan telah menambah atau mengurangi kas
d) Prinsip substansi mengungguli bentuk formal;
Informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan wajar transaksi serta peristiwa lain
yang seharusnya disajikan, maka transaksi atau peristiwa lain tersebut perlu dicatat dan
disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi, dan bukan hanya aspek
formalitasnya. Apabila substansi transaksi atau peristiwa lain tidak konsisten/berbeda
dengan aspek formalitasnya, maka hal tersebut harus diungkapkan dengan jelas dalam
Catatan atas Laporan Keuangan.
e) Prinsip periodisitas;

Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan entitas pelaporan perlu dibagi menjadi
periode-periode pelaporan sehingga kinerja entitas dapat diukur dan posisi sumber daya
yang dimilikinya dapat ditentukan.
f) Prinsip konsistensi;
Perlakuan akuntansi yang sama diterapkan pada kejadian yang serupa dari periode ke
periode oleh suatu entitas pelaporan (prinsip konsistensi internal).
g) Prinsip pengungkapan lengkap; dan
Laporan keuangan menyajikan secara lengkap informasi yang dibutuhkan oleh pengguna.
Informasi yang dibutuhkan oleh pengguna laporan keuangan dapat ditempatkan pada
lembar muka (on the face) laporan keuangan atau Catatan atas Laporan Keuangan.
h) Prinsip penyajian wajar.
Dalam rangka penyajian wajar, faktor pertimbangan sehat diperlukan bagi penyusun
laporan keuangan ketika menghadapi ketidakpastian peristiwa dan keadaan tertentu.
Ketidakpastian seperti itu diakui dengan mengungkapkan hakikat serta tingkatnya dengan
menggunakan pertimbangan sehat dalam penyusunan laporan keuangan. Pertimbangan
sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan prakiraan dalam kondisi
ketidakpastian
pertimbangan

tidakdinyatakan
sehat

tidak

terlalu

rendah.

memperkenankan,

Namun

misalnya,

demikian,

penggunaan

pembentukan

cadangan

tersembunyi, sengaja menetapkan aset atau pendapatan yang terlampau rendah, atau
sengaja mencatat kewajiban atau belanja yang terlampau tinggi, sehingga laporan
keuangan menjadi tidak netral dan tidak andal.
Kendala informasi akuntansi dan laporan keuangan adalah setiap keadaan yang tidak
memungkinkan terwujudnya kondisi yang ideal dalam mewujudkan informasi akuntansi dan
laporan keuangan yang relevan dan andal akibat keterbatasan (limitations) atau karena
alasan-alasan kepraktisan. Tiga hal yang menimbulkan kendala dalam informasi akuntansi
dan laporan keuangan pemerintah, yaitu:
a) Materialitas;

Informasi dipandang material apabila kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan


dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna
yang diambil atas dasar laporan keuangan.
b) Pertimbangan biaya dan manfaat;
Manfaat yang dihasilkan informasi seharusnya melebihi biaya penyusunannya. Oleh
karena itu, laporan keuangan pemerintah tidak semestinya menyajikan segala informasi
yang manfaatnya lebih kecil dari biaya penyusunannya.
c) Keseimbangan antar karakteristik kualitatif
Keseimbangan antar karakteristik kualitatif diperlukan untuk

mencapai suatu

keseimbangan yang tepat di antara berbagai tujuan normatif yang diharapkan dipenuhi
oleh laporan keuangan pemerintah.
G. Unsur-unsur yang Membentuk Laporan Keuangan, Pengakuan, dan Pengukurannya.
Laporan keuangan pemerintah terdiri dari laporan pelaksanaan anggaran (budgetary
reports), laporan finansial, dan CaLK. Laporan pelaksanaan anggaran terdiri dari LRA dan
Laporan Perubahan SAL. Laporan finansial terdiri dari Neraca, LO, LPE, dan LAK. CaLK
merupakan laporan yang merinci atau menjelaskan lebih lanjut atas pos-pos laporan
pelaksanaan anggaran maupun laporan finansial dan merupakan laporan yang tidak
terpisahkan dari laporan pelaksanaan anggaran maupun laporan finansial.
Pengakuan dalam akuntansi adalah proses penetapan terpenuhinya kriteria pencatatan
suatu kejadian atau peristiwa dalam catatan akuntansi sehingga akan menjadi bagian yang
melengkapi unsur aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan-LRA, belanja, pembiayaan,
pendapatan-LO, dan beban, sebagaimana akan termuat pada laporan keuangan entitas
pelaporan yang bersangkutan. Pengakuan diwujudkan dalam pencatatan jumlah uang
terhadap pos-pos laporan keuangan yang terpengaruh oleh kejadian atau peristiwa terkait.
Kriteria minimum yang perlu dipenuhi oleh suatu kejadian atau peristiwa untuk diakui yaitu:
(a) Terdapat kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan kejadian atau
peristiwa tersebut akan mengalir keluar dari atau masuk ke dalam entitas pelaporan yang
bersangkutan;

(b) Kejadian atau peristiwa tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur atau dapat
diestimasi dengan andal.
Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan
setiap pos dalam laporan keuangan. Pengukuran pos-pos dalam laporan keuangan
menggunakan nilai perolehan historis. Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber
daya ekonomi atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset
tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber daya ekonomi yang digunakan
pemerintah untuk memenuhi kewajiban yang bersangkutan. Pengukuran pos-pos laporan
keuangan menggunakan mata uang rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing
dikonversi terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.

PERBEDAAN KERANGKA KONSEPTUAL DALAM SAK-ETAP, SAK-IFRS DAN SAP


No
1

3
4

Aspek yang Dibandingkan


Pengguna Laporan Keuangan

Komponen Laporan Keuangan

Laporan Keuangan Konsolidasi


Konsep Pengukuran Nilai Aset

SAK ETAP
Pemberi modal

Standar (5)

Tidak menyusun
Harga Perolehan

Konsep Pajak

Nilai wajar

Pajak terutang

SAK IFRS
Pemberi modal:

SAP
Pemberi modal:

Top Management

Standar (5)

Menyusun
Harga perolehan

Nilai wajar

Nilai realisasi bersih

Nilai saat ini


Pajak Tangguhan

Pemerintah

Masyarakat
Ada tambahan:

Laporan realisasi anggaran

Laporan perubahan saldo

anggaran lebih
Menyusun
sama seperti SAK IFRS

Pajak tangguhan

Você também pode gostar