Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Dosen Pengampu:
Dr. Lilik Purwanti, M.Si., Ak., CA
Disusun Oleh:
Annas Rahmat Ramadhani
Dea Larasshita
Isyrohil Muyassaroh
b) Kewajiban, merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari peristiwa masa
lalu, yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya
entitas yang mengandung manfaat ekonomi.
c) Ekuitas, hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua kewajiban
Kinerja keuangan adalah hubungan antara penghasilan dan beban dari entitas
sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi. Unsur-unsur laporan keuangan yang
secara langsung terkait dengan pengukuran laba yaitu:
a) Penghasilan (income), kenaikan manfaat ekonomi selama periode pelaporan dalam
bentuk arus masuk atau peningkatan aset, atau penurunan kewajiban yang
mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
b) Beban (expenses), penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode pelaporan dalam
bentuk arus keluar atau penurunan aset, atau terjadinya kewajiban yang
mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak terkait dengan distribusi kepada
penanam modal.
Pengakuan unsur laporan keuangan merupakan proses pembentukan suatu pos
dalam neraca atau laporan laba rugi yang memenuhi definisi suatu unsur dan memenuhi
kriteria sebagai berikut:
a) Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang terkait dengan pos tersebut akan
mengalir dari atau ke dalam entitas; dan
b) pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
pengakuan dalam laporan keuangan yaitu:
a) Aset, Aset diakui dalam neraca jika kemungkinan manfaat ekonominya di masa depan
akan mengalir ke entitas dan aset tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat
diukur dengan andal.
b) Kewajiban, Kewajiban diakui dalam neraca jika kemungkinan pengeluaran sumber
daya yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan
kewajiban masa kini dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal.
c) Penghasilan, Pengakuan penghasilan merupakan akibat langsung dari pengakuan aset
dan kewajiban. Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi jika kenaikan manfaat
ekonomi di masa depan yang berkaitan dengan peningkatan aset atau penurunan
kewajiban telah terjadi dan dapat diukur secara andal.
d) Beban, Pengakuan beban merupakan akibat langsung dari pengakuan aset dan
kewajiban. Beban diakui dalam laporan laba rugi jika penurunan manfaat ekonomi
masa depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau peningkatan kewajiban telah
terjadi dan dapat diukur secara andal.
e) Laba atau Rugi, Laba atau rugi merupakan selisih aritmatika antara penghasilan dan
beban. Hal tersebut bukan merupakan suatu unsur terpisah dari laporan keuangan, dan
prinsip pengakuan yang terpisah tidak diperlukan.
Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang yang digunakan entitas untuk
mengukur aset, kewajiban, penghasilan dan beban dalam laporan keuangan. Proses ini
termasuk pemilihan dasar pengukuran tertentu. Dasar pengukuran yang umum yaitu:
a) Biaya historis. Aset adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar
dari pembayaran yang diberikan untuk memperoleh aset pada saat perolehan. Kewajiban
dicatat sebesar kas atau setara kas yang diterima atau sebesar nilai wajar dari aset non-kas
yang diterima sebagai penukar dari kewajiban pada saat terjadinya kewajiban.
b) Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu aset, atau untuk
menyelesaikan suatu kewajiban, antara pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki
pengetahuan memadai dalam suatu transaksi dengan wajar.
d) Pemasok dan Kreditor usaha lainnya, tertarik dengan infrmasi yang memungkinkan untuk
memutuskan apakah jumlah yang terutang kan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor
usaha berkepentingan pada entitas dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada
pemberi pinjaman kecuali jika sebagai pelanggan utama mereka bergantung pada
kelangsugan hidup entitas.
e) Pelanggan, berkepentingan mengenai kelangsungan hidup entitas, terutama jika terlibat
dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau bergantung entitas.
f) Pemerintah, berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan
dengan aktivitas entitas. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas
entitas, menetapakn kebijakan pajak, dan sebagai dasar untuk menyuun statistik lainnya.
g) Masyarakat, Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan
informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan
serta rangkaian aktivitasnya.
neraca atau laporan laba rugi. Pengakuan dilakukan dengan menyatakan pos tersebut baik
dalam kata-kata maupun dalam jumlah uang dan mencantumkannya ke dalam neraca atau
laporan laba rugi. Pos yang memenuhi definisi suatu unsur harus diakui jika:
a) Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomik yang berkaitan dengan pos tersebut akan
mengalir dari atau ke dalam perusahaan, dan
b) Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
Kelalaian untuk mengakui pos tidak dapat diralat melalui pengungkapan kebijakan akuntansi
yang digunakan maupun melalui catatan atau materi penjelasan.
kewajiaban saat ini dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal.
Pengakuan penghasilan, diakui dalam laporan laba rugi ketika kenaikan manfaat ekonomi
di masa depan yang berkaitan dengan kenaikan asset atau penurunan liabilitas telah
mengakui dan memasukkan setiap unsur laporan keuangan daam neraca dan laba rugi. Dalam
laporan keuangan berbagai dasar pengukuran adalah sebagai berikut:
a) Biaya historis, asset dicatat sebesar pengelluaran kas (atau setara kas) yang dibayar atau
nilai wajar dari imbalan (consideraion) yang diberikan untuk memperoleh asset tersebut
pada saat perolehan. Liabilitas dicatat sebesar jumlah yang diterima sebagai penukar dari
kewajiban, atau dalam keadaan tertentu dalam kas (setara kas) yang diharapkan akan
dibayarkan untuk memenuhi liabilitas dalam pelaksanaan usaha yag normal.
b) Biaya kini (current cost), asset dinilai dalam jumlah kas (atau setara kas) yang
seharusnya dibayar bila aset yang sama atau setara asset diperoleh sekarang. Liabilitas
dinyatakan dalam jumlah kas (atau setari kas) yang tidak didiskontokan (undiscounted)
yang mungkin akan diperlukan untuk menyelesai kewajiban masa kini.
c) Nilai realisai/penyelesaian (realizable/settlement). Asset dinyatakan dalam jumlah kas
(setara kas) yang dapat diperoeh sekarang dengan menjual asset dalam pelepasan normal
(orderlydisposal). Liabiitas dinyatakan sebesar nilai penyelesaian yaitu: jumlah kas (atau
setara kas) yang tidak didiskontokan yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi
liabilitas dalam pelaksanaan usaha normal
d) Nilai Sekarang (present value). Asset dinyatakan sebesar arus kas masuk bersih di masa
depan yang didiskontokan
memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal. Liabilitas dinyatakan sebesar ars kas
keluar bersih dimasa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang yang diharapakan akan
diperlukan untuk menyelesaikan libilitas dalam pelaksanaan usaha normal.
D. Konsep Modal Serta Pemeliharaan Modal
Konsep Modal keuangan yang dianut oleh sebagaian besar perusahaan dalam
penyusunan laporan keuangan. Menurut konsep modal keuangan, modal adalah sinonim
dengan asset bersih atau ekuitas entitas. Menurut konsep modal fisik, seperti kemampuan
usaha, modal dipandang sebagai kapasitas produktif perusahaan yang didasarkan pada,
misalnya, unit output per hari.
Konsep Model menciptakan dua konsep pemeliharaan:
a) Pemeliharaan Model Keuangan, laba hanya diperoleh jika jumlah finansial (atau uang)
dari asset bersih pada akhir periode melebihi jumlah finansial (atau uang) dari asset
bersih pada awal periode dan dapat diukur dalam satuan moneter nominal atau daya beli
yang konstan.
b) Pemeliharaan Model Fisik, laba hanya diperoleh jika kapasitas produksi fisik (atau
kemampuan usaha) pada akhir periode melebihi kapasitas produktif fisik pada awal
periode setelah memasukkan kembali setiap distribusi dan mengeluarkan setiap
kontribusi dari para pemilik selama suatu periode.
E. Peranan dan Tujuan Pelaporan Keuangan, Komponen Laporan Keuangan, Serta Dasar
Hukum;
Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai
posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama
satu periode pelaporan untuk mengetahui nilai sumber daya ekonomi yang dimanfaatkan
untuk melaksanakan kegiatan operasional pemerintahan, menilai kondisi keuangan,
mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu menentukan
ketaatannya terhadap peraturan perundang undangan.
Setiap entitas pelaporan mempunyai kewajiban untuk melaporkan upaya-upaya yang
telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan
terstruktur pada suatu periode pelaporan untuk kepentingan:
a) Akuntabilitas
Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang
dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan
secara periodik.
b) Manajemen
Membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan suatu entitas pelaporan
dalam periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan
pengendalian atas seluruh aset, kewajiban, dan ekuitas pemerintah untuk kepentingan
masyarakat.
c) Transparansi
Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan
pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan
menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang
dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-undangan.
d) Keseimbangan Antargenerasi (intergenerational equity)
Membantu para pengguna dalam mengetahui kecukupan penerimaan pemerintah pada periode
pelaporan untuk membiayai seluruh pengeluaran yang dialokasikan dan apakah generasi
yang akan datang diasumsikan akan ikut menanggung beban pengeluaran tersebut.
e) Evaluasi Kinerja
Mengevaluasi kinerja entitas pelaporan, terutama dalam penggunaan sumber daya ekonomi
yang dikelola pemerintah untuk mencapai kinerja yang direncanakan.
Tujuan pelaporan keuangan pemerintah menyajikan informasi yang bermanfaat bagi
para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi,
sosial, maupun politik dengan:
a) menyediakan informasi tentang sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya keuangan;
b) Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan untuk
membiayai seluruh pengeluaran;
c) Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam
kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai;
d) Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh
kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya;
e) Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan
berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka
panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman;
f) Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan, apakah
mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama
periode pelaporan.
Komponen laporan keuangan pokok terdiri dari:
a) Laporan Realisasi Anggaran (LRA);
b) Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (Laporan Perubahan SAL);
c) Neraca;
d) Laporan Operasional (LO);
e) Laporan Arus Kas (LAK);
f) Laporan Perubahan Ekuitas (LPE);
g) Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, khususnya bagian yang
mengatur keuangan negara;
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh pengguna dan
dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para
pengguna.
Prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan dimaksudkan sebagai ketentuan yang
dipahami dan ditaati oleh pembuat standar dalam menyusun standar, penyelenggara
akuntansi dan pelaporan keuangan dalam melakukan kegiatannya, serta pengguna laporan
keuangan dalam memahami laporan keuangan yang disajikan. Berikut ini adalah delapan
prinsip yang digunakan dalam akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah:
a) Basis akuntansi;
Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah adalah basis akrual,
untuk pengakuan pendapatan-LO, beban, kewajiban, dan ekuitas.
b) Prinsip nilai historis;
Aset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas yang dibayar atau sebesar nilai wajar
dari imbalan (consideration) untuk memperoleh asset tersebut pada saat perolehan.
c) Prinsip realisasi;
Bagi pemerintah, pendapatan basis kas yang tersedia yang telah diotorisasikan melalui
anggaran pemerintah suatu periode akuntansi akan digunakan untuk membayar utang dan
belanja dalam periode tersebut. Mengingat LRA masih merupakan laporan yang wajib
disusun, maka pendapatan atau belanja basis kas diakui setelah diotorisasi melalui
anggaran dan telah menambah atau mengurangi kas
d) Prinsip substansi mengungguli bentuk formal;
Informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan wajar transaksi serta peristiwa lain
yang seharusnya disajikan, maka transaksi atau peristiwa lain tersebut perlu dicatat dan
disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi, dan bukan hanya aspek
formalitasnya. Apabila substansi transaksi atau peristiwa lain tidak konsisten/berbeda
dengan aspek formalitasnya, maka hal tersebut harus diungkapkan dengan jelas dalam
Catatan atas Laporan Keuangan.
e) Prinsip periodisitas;
Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan entitas pelaporan perlu dibagi menjadi
periode-periode pelaporan sehingga kinerja entitas dapat diukur dan posisi sumber daya
yang dimilikinya dapat ditentukan.
f) Prinsip konsistensi;
Perlakuan akuntansi yang sama diterapkan pada kejadian yang serupa dari periode ke
periode oleh suatu entitas pelaporan (prinsip konsistensi internal).
g) Prinsip pengungkapan lengkap; dan
Laporan keuangan menyajikan secara lengkap informasi yang dibutuhkan oleh pengguna.
Informasi yang dibutuhkan oleh pengguna laporan keuangan dapat ditempatkan pada
lembar muka (on the face) laporan keuangan atau Catatan atas Laporan Keuangan.
h) Prinsip penyajian wajar.
Dalam rangka penyajian wajar, faktor pertimbangan sehat diperlukan bagi penyusun
laporan keuangan ketika menghadapi ketidakpastian peristiwa dan keadaan tertentu.
Ketidakpastian seperti itu diakui dengan mengungkapkan hakikat serta tingkatnya dengan
menggunakan pertimbangan sehat dalam penyusunan laporan keuangan. Pertimbangan
sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan prakiraan dalam kondisi
ketidakpastian
pertimbangan
tidakdinyatakan
sehat
tidak
terlalu
rendah.
memperkenankan,
Namun
misalnya,
demikian,
penggunaan
pembentukan
cadangan
tersembunyi, sengaja menetapkan aset atau pendapatan yang terlampau rendah, atau
sengaja mencatat kewajiban atau belanja yang terlampau tinggi, sehingga laporan
keuangan menjadi tidak netral dan tidak andal.
Kendala informasi akuntansi dan laporan keuangan adalah setiap keadaan yang tidak
memungkinkan terwujudnya kondisi yang ideal dalam mewujudkan informasi akuntansi dan
laporan keuangan yang relevan dan andal akibat keterbatasan (limitations) atau karena
alasan-alasan kepraktisan. Tiga hal yang menimbulkan kendala dalam informasi akuntansi
dan laporan keuangan pemerintah, yaitu:
a) Materialitas;
mencapai suatu
keseimbangan yang tepat di antara berbagai tujuan normatif yang diharapkan dipenuhi
oleh laporan keuangan pemerintah.
G. Unsur-unsur yang Membentuk Laporan Keuangan, Pengakuan, dan Pengukurannya.
Laporan keuangan pemerintah terdiri dari laporan pelaksanaan anggaran (budgetary
reports), laporan finansial, dan CaLK. Laporan pelaksanaan anggaran terdiri dari LRA dan
Laporan Perubahan SAL. Laporan finansial terdiri dari Neraca, LO, LPE, dan LAK. CaLK
merupakan laporan yang merinci atau menjelaskan lebih lanjut atas pos-pos laporan
pelaksanaan anggaran maupun laporan finansial dan merupakan laporan yang tidak
terpisahkan dari laporan pelaksanaan anggaran maupun laporan finansial.
Pengakuan dalam akuntansi adalah proses penetapan terpenuhinya kriteria pencatatan
suatu kejadian atau peristiwa dalam catatan akuntansi sehingga akan menjadi bagian yang
melengkapi unsur aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan-LRA, belanja, pembiayaan,
pendapatan-LO, dan beban, sebagaimana akan termuat pada laporan keuangan entitas
pelaporan yang bersangkutan. Pengakuan diwujudkan dalam pencatatan jumlah uang
terhadap pos-pos laporan keuangan yang terpengaruh oleh kejadian atau peristiwa terkait.
Kriteria minimum yang perlu dipenuhi oleh suatu kejadian atau peristiwa untuk diakui yaitu:
(a) Terdapat kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan kejadian atau
peristiwa tersebut akan mengalir keluar dari atau masuk ke dalam entitas pelaporan yang
bersangkutan;
(b) Kejadian atau peristiwa tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur atau dapat
diestimasi dengan andal.
Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan
setiap pos dalam laporan keuangan. Pengukuran pos-pos dalam laporan keuangan
menggunakan nilai perolehan historis. Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber
daya ekonomi atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset
tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber daya ekonomi yang digunakan
pemerintah untuk memenuhi kewajiban yang bersangkutan. Pengukuran pos-pos laporan
keuangan menggunakan mata uang rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing
dikonversi terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.
3
4
SAK ETAP
Pemberi modal
Standar (5)
Tidak menyusun
Harga Perolehan
Konsep Pajak
Nilai wajar
Pajak terutang
SAK IFRS
Pemberi modal:
SAP
Pemberi modal:
Top Management
Standar (5)
Menyusun
Harga perolehan
Nilai wajar
Pemerintah
Masyarakat
Ada tambahan:
anggaran lebih
Menyusun
sama seperti SAK IFRS
Pajak tangguhan