Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Obesitas terjadi akibat asupan energi lebih tinggi daripada energi yang
dikeluarkan. Asupan energi tinggi disebabkan oleh konsumsi makanan sumber energi
dan lemak tinggi, sedangkan pengeluaran energi yang rendah disebabkan karena
kurangnya aktivitas fisik dan sedentary life style. Obesitas pada masa anak
merupakan faktor yang berhubungan dangan meningkatnya mortalitas dan morbiditas
pada dewasa. Obesitas merupakan faktor risiko terjadinya penyakit jantung koroner,
aterosklerosis, kanker kolorektal, asam urat dan artritis. Obesitas yang menetap sejak
masa anak-anak sampai dewasa memicu terjadinya hipertensi dan penyakit jantung
iskemik
Hasil Riskedas tahun 2010 menunjukkan prevalensi kegemukan dan obesitas
pada anak sekolah (6-12 tahun) sebesar 9,2%. Sebelas propinsi, seperti D.I. Aceh
(11,6%), Sumatera Utara (10,5%), Sumatera Selatan (11,4%), Riau (10,9%),
Lampung (11,6%), Kepulauan Riau (9,7%), DKI Jakarta (12,8%), Jawa Tengah
(10,9%), Jawa Timur (12,4%), Sulawesi Tenggara (14,7%), Papua Barat (14,4%)
berada di atas prevalensi nasional. Angka obesitas pada anak-anak di Indonesia
hampir sama dengan estimasi WHO sebesar 10%. Semakin bertambahnya jumlah
anak Indonesia yang mengalami obesitas disebabkan karena anak-anak juga suka
makan di luar rumah, seperti rumah makan fast-food. Anak-anak di usia sekolah
sudah mulai dapat memilih dan menentukan makanan yang disukai, serta suka sekali
jajan. Jajan yang dibeli adalah seperti es, gula-gula atau makananlain yang tinggi
kalori dan lemak, serta rendah serat (Wijayanti, 2007).
Obesitas terutama disebabkan oleh faktor lingkungan. Faktor genetik
meskipun diduga juga berperan tetapi tidak dapat menjelaskan terjadinya peningkatan
prevalensi kegemukan dan obesitas. Pengaruh faktor lingkungan terutama terjadi
melalui ketidakseimbangan antara pola makan, perilaku makan dan aktivitas fisik.
Hal ini terutama berkaitan dengan perubahan gaya hidup yang mengarah pada
sedentary life style.
Pola makan yang merupakan pencetus terjadinya kegemukan dan obesitas
adalah mengkonsumsi makanan porsi besar (melebihi dari kebutuhan), makanan
tinggi energi, tinggi lemak, tinggi karbohidrat sederhana dan rendah serat. Sedangkan
perilaku makan yang salah adalah tindakan memilih makanan berupa junk food,
makanan dalam kemasan dan minuman ringan (soft drink). Selain pola makan dan
perilaku makan, kurangnya aktivitas fisik juga merupakan faktor penyebab terjadinya
kegemukan dan obesitas pada anak sekolah. Keterbatasan lapangan untuk bermain
dan kurangnya fasilitas untuk beraktivitas fisik menyebabkan anak memilih untuk
bermain di dalam rumah. Selain itu, kemajuan teknologi berupa alat elektronik
seperti video games, playstation, televisi dan komputer menyebabkan anak malas
untuk melakukan aktivitas fisik.
Perubahan peradigma pelayanan kesehatan dari kuratif kearah promotif
dan peventif ini telah direspon oleh ahli teori keperawatan Pender dengan
menghasilkan karya tentang Health Promotion Model atau model promosi kesehatan.
Model ini menggabungkan 2 teori yaitu teori nilai harapan (expectancy value) dan
teori kognitif social (social cognitive theory) yang konsisten dengan semua teori
yang memandang pentingnya promosi kesehatan dan pencegahan penyakit adalah
suatu yang hal logis dan ekonomis.
Data tentang obesitas atau anak-anak yang mengalami malnutrisi akan dapat
terus bertambah. Oleh sebab itu perlu adanya promosi kesehatan berkaitan dengan
perilaku olahraga dan diet untuk menurunkan berat badan pada anak yang obesitas.
B. Tujuan
Anak mampu memahami dan menjalankan aktivitas fisik dan diet untuk menurunkan
berat badan
C. Manfaat
Sebagai pengembangan aplikasi teori keperawatan HPM dalam pemberian inovasi
intervensi keperawatan pada kasus obesitas
D. Metode Penyusunan
Penyusunan rencana program inovasi berdasarkan studi literatur dari jurnal terdahulu
terkait rencana.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Obesitas
a. Definisi Obesitas
Obesitas adalah kelebihan lemak dalam tubuh, yang umumnya ditimbun
dalam jaringan subkutan (bawah kulit), sekitar organ tubuh dan kadang terjadi
perluasan ke dalam jaringan organnya (Misnadierly, 2007).
Obesitas merupakan keadaan yang menunjukkan ketidakseimbangan
antara tinggi dan berat badan akibat jaringan lemak dalam tubuh sehingga terjadi
kelebihan berat badan yang melampaui ukuran ideal (Sumanto, 2009).
b.
Penentuan Obesitas
Keadaan obesitas ditentukan dengan mengklasifikasikan status gizi berdasarkan
Indeks Massa Tubuh (IMT), seperti pada tabel 1.Indeks Massa Tubuh (IMT)
merupakan rumus matematis yang berkaitan dengan lemak tubuh orang dewasa,
dan dinyatakan sebagai berat badan dalam kilogram dibagi dengan kwadrat tinggi
badan dalam ukuran meter (Arisman,2007).
Rumus menentukan IMT : IMT = BB
TB
c.
Pada wanita yang telah mengalami menopause, fungsi hormone tiroid didalam
tubuhnya akan menurun. Oleh karena itu kemampuan untuk menggunakan energi
akan berkurang. Terlebih lagi pada usia ini juga terjadi penurunan metabolisme
basal tubuh, sehingga mempunyai kecenderungan untuk meningkat berat
badannya (Wirakusumah, 1997).
Kebiasaan makan
e.
mengajarkan
dan
melatihkan
banyak
pengalaman
dan
penguasaan gerak sebagai pondasi atau dasar gerak selanjutnya. Seorang anak
yang malas bergerak atau beraktivitas jasmani akan beresiko/rentan terhadap
kegemukan begitu juga sebaliknya anak yang mengalami kegemukan juga
cenderung malas bergerak/beraktivitas jasmani.
Anak yang mengalami kegemukan akan cenderung malas beraktivitas
jasmani/bergerak
(manja)
sehingga
dapat
berakibat
pada
kurangnya
b).
b.
saat
ini
dapat
menjadi
pembentuk
kebiasaan
yang
nyata.
Hambatan
ini
terdiri
atas
persepsi
mengenai
juga
dapat
membangunkan
menjadi
motivasi
suatu
untuk
halangan.
menghindari
Halangan
ini biasanya
perilaku-perilaku
yang
diberikan. Bila kesiapan untuk bertindak rendah dan hambatan tinggi maka
tindakan ini tidak mungkin terjadi. Jika kesiapan untuk bertindak tinggi dan
harnbatan rendah kemungkinan untuk melakukan tindakan lebih besar. Barier
tindakan seperti yang dilukiskan dalam HPM mempengaruhi prornosi
kesehatan secara langsung dengan bertindak sebagai locks terhadap tindakan
seperti penurunan komitmen untuk merencanakan tindakan.
c.
seseorang
sepertinya
mendorong
untuk melibatkan/
menjalankan perilaku yang lebih banyak daripada perasaan ceroboh dan tidak
terampil
Pengetahuan individu tentang self efficacy didasarkan pada 4 tipe informasi :
1). Pencapaian performance dari perilaku yang dilaksanakan secara nyata dan
evaluasi performance yang berhubungan dengan beberapa standar pribadi
atau umpan balik yang diberikan
2). Pengalaman-pengalaman dan mengobservasi performan-ce orang lain dan
hubungannya dengan evaluasi diri sendiri dan umpan balik dan orang lain.
3). Ajakan secara verbal kepada orang lain bahwa mereka mempunyai
kemampuan untuk melaksanakan tindakan tertentu.
4). Kondisi psikologis (kecemasan, ketakutan, ketenangan) di mana seseorang
menyatakan kemampuannya
5). Dalam HPM,
tinggi
akan
mengurangi
persepsi
terhadap
hambatan
untuk
dengan
mempengaruhi
hambatan
dan
komitmen
dalam
informasi
efficacy.
Dengan
demikian,
activity-related
kesehatan
dan
merupakan
strategi
yang
penting
bagi
atau
menghalangi
suatu
perilaku.
Pengaruh
situasi
pada perilaku promosi kesehatan meliputi persepsi terhadap pilihan yang ada,
kharakteristik permintaan, dan ciri-ciri estetik dari suatu lingkungan
dimana perilaku tersebut dilakukan. Individu tertarik dan lebih kompeten
dalam perilakunya di dalam situasi atau keadaan lingkungan yang mereka
rasa lebih cocok dari pada lingkungan yang tidak cocok, lingkungan
yang berhubungan dari pada yang asing, lingkungan yang aman dan
berbeda
didalam
rangkaian
perilaku,
kedepannya
merupakan
yang positif.
Ada
terdapat
bermacam
kemampuan
individu
untuk
sehat
yang
meliputi
semua
aspek kehidupan,
menghasilkan
BAB III
RENCANA INOVASI
intervensi yang dapat diberikan, dalam makalah ini melakukan pemberian intervensi
aktivitas fisik & diet dengan pendekatan aplikasi teori keperawatan HPM Nola J
Pender sehingga hasilnya diharapkan lebih maksimal.
Langkah yang dilakukan :
1. Karakteristik dan pengalaman individu
2. Perilaku Spesifik Pengetahuan dan Sikap (Behaviour-Spesific Cognitionsand
Affect)
3. Hasil Perilaku
Tanggung jawab untuk merencanakan tindakan (POA) merupakan awal dari suatu
peristiwa perilaku. Tanggung jawab ini akan mendorong individu ke arah perilaku
yang di harapkan.
Merencanakan
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Pencegahan dan Penanggulangan kegemukan dan obesitas pada anak sekolah merupakan
suatu upaya komprehensif yang melibatkan stakeholder yang ada di wilayah. Stakeholders
mempunyai peran sesuai dengan tanggung jawab dan kewenangan, melalui koordinasi
dengan kepala Puskesmas. Kegiatan Pencegahan dan Penanggulangan kegemukan dan
obesitas pada anak sekolah meliputi promosi, penemuan dan tatalaksana kasus yang dalam
pelaksanaannya melibatkan anak, orangtua, guru, komite sekolah dan stakeholder