Você está na página 1de 59

drh.

I GP NGURAH RAKA
Disampaikan pada
Acara Pelatihan Inseminasi Buatan
Di Balai Inseminasi Buatan Lembang

Fungsi sistem reproduksi:


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Mengontrol aktivitas organ (hormonal)


Tempat transpor spematozoa
Produksi sel telur (ovum, ova).
Tempat untuk pembuahan (fertilisasi)
ovum/ova.
Tempat perkembangan embrio (mudigah) dan
fetus (janin).
Memberikan mekanisme kelahiran bagi pedet
yang dikandung dan menyediakan makanan
untuk pedet.

Skema topografi alat reproduksi sapi betina.

Deposisi inseminasi buatan atau infusi


intrauterina, pada korpus uteri.

Deposisi inseminasi buatan atau infusi


intrauterina yang salah, terlalu dalam
pada lumen kornu uteri.

Secara Anatomi Organ Reproduksi


Betina dibagi menjadi 3 bagian:
1.

Gonad atau Ovarium

Organ reproduksi yang utama/primer,


menghasilkan sel telur (ovum).
Sepasang, kanan & kiri.
Di dalam kantong ovaria (bursa ovaria).
Ukuran: panjang 2-3 cm, tebal 1 cm.
Produksi hormon steroid kelamin
(progesteron & estrogen).

Struktur ovarium terdiri dari oocyte,


folikel primer, folikel sekunder, folikel
tertier, folikel graaf, corpus hemoragicum,
corpus lutem dan corpus albican
Sel telur mengalami pemasakan di dalam
folikel.
Pertumbuhan folikel diatur oleh FSH.
Sel-sel dalam folikel estrogen, dengan
pengaruh dari LH.
Estrogen maksimum standing heat
(birahi penuh).
Setelah lonjakan pembebasan LH (LH
surge) ovulasi (pembebasan sel telur).

Oviduk (oviduct)

Saluran penghubung ovaria dg uterus.


Pada ujung oviduk berbentuk corong

infundibulum.
Pada saat estrus infundibulum
berbentuk seperti jari mengelilingi
ovaria.
Sel telur berada dalam oviduk
uterus.
Sel-sel spermatozoa bergerak dari
uterus mengarah ke ovaria.
Pada waktu bersamaan sel telur
masuk ke infundibulum & masuk ke
bagian atas oviduk.
Fertilisasi terjadi pada 1/3 atas dari
oviduk.

Berbentuk Y, mempunyai kornu


kanan & kiri.
Pertautan kedua kornu membentuk
korpus uteri.
Uterus sebagai tempat transport
semen ke oviduk, sebagai tempat
perkembangan fetus.
Pada saat partus otot uterus
(miometrium) berperan dalam
pengeluaran pedet.

c. Servik (cervix)

Terdiri dari 5 cincin muskuler, yang

bertindak sebagai kelep pengaman


antara uterus dan lingkungan luar
pada saat bunting.
Pada saat partus servik relaksasi dan
membuka lebar, sehingga
memungkinkan terjadinya partus.

d. Vagina

Vagina menghubungkan servik

dengan vulva.
Membentuk saluran peranakan
(birth canal) selama proses partus.
Pada kawin alam menerima penis
dan semen pejantan.
3. Alat kelamin bagian luar
Klitoris & Vulva

Merupakan bagian organ reproduksi

luar betina.

Skema Sistem Reproduksi Sapi Betina

Sklus Birahi

Siklus berahi adalah jarak antara satu berahi dengan


berahi berikutnya, dibagi menjadi 4 fase :
Proestrus
Pada masa proestrus, folikel tertier dan oocyte
mencapai tahap kematangan akhir, level estrogen naik,
betina menjadi receptive, estrogen mempersiapkan
uterus dan oviduc untuk transportasi spermatozoa dan
untuk proses fertilisasi dan estrogen mengindikasikan
perubahan uterus untuk perkembangan embrio lebih
lanjut.

Estrus
Pada masa estrus, terjadi betina berahi, kadar
estrogen yang tinggi menyebabkan LH surge, LH
surge menyebabkan ovulasi dan LH surge
mengindikasikan pembentukan corpus luteum.
Metestrus
Kadar estrogen sudah menurun, corpus luteum
terbentuk, kadar progesterone mulai naik,
progesteron mulai mempersiapkan uterus untuk
embrio, embrio tumbuh perlahan-lahan di oviduk
dan bergerak ke uterus.

Diestrus
Ukuran
coprus
luteum
maksimum,
kadar
progesterone
yang
tinggi
menghambat
perkembangan folikel tahap akhir, ovulasi dan
estrus, embryo terus berkembang di uterus
Embryo memberi tanda ke uterus akan
keberadaannya tidak terjadi regresi CL. Jika tidak
ada embrio, uterus akan melepaskan PFG2 yang
akan mengakibatkan regresi CL. Jika CL regresi,
kadar progesterone di darah akan menurun dan
folikel de Graf akan memulai perkembangan tahap
akhirnya untuk ovulasi

Variasi Siklus Estrus pada Berbagai Species


Domba

Babi

Sapi

Kuda

Lama Siklus Berahi

14-19 hari

17-22 hari

18-24 hari

16-24 hari

Lama Berahi

24-36 jam

48-72 jam

12-19 jam

2-11 jam

24-36 jam
(setelah awal
berahi)

35-45 jam
(setelah awal
berahi)

10-11 jam
(setelah akhir
estrus)

1-2 hari
(sebelum akhir
estrus)

16-24 jam
setelah awal
estrus dan
diulang kembali
8-24 jam
kemudian

7-18 jam
setelah
awal
berahi

Hari kedua dan


hari-hari lain
selama berahi

Waktu Ovulasi

Waktu untuk Inseminasi


12-18 jam
Buatan
setelah awal

estrus

Pengaruh Hormon pada Sistem Reproduksi Betina

Pubertas
Pubertas adalah umur tertentu dari hewan yang disertai
mulai berfungsinya alat kelamin untuk memproduksi
sperma atau ovum.
Umur pubertas (bulan)
Bangsa

Betina

Jantan

Kambing-domba

7-10

4-6

Babi

4-7

4-8

Sapi

8-11

10-12

Sapi Brahman

15-18

Kuda

15-18

13-18

Kelahiran / partus
Merupakan serentetan proses fisiologik yang
berhubungan dengan pengeluaran fetus dan plasenta dari
induk pada masa akhir kebuntingan. Proses kelahiran
ditandai dengan :
- ligamentum Pelvix melunak,
- cervix melunak dan mulai mengsekresikan lendir,
- pembesaran dan pembengkakan vulva,
- aktivitas kelenjar mamae (membesar dan membengkak),
- fetus bergerak pindah ke arah kelahiran : kaki depan dan
kepala menghadap cervix.

Tahap kelahiran:
Pada proses kelahiran normal:
1. Stadia persiapan
2. Stadia pendorongan fetus (ekspulsi)
3. Stadia ekspulsi plasenta
Interval ketiga stadium berbeda tergantung tipe, ras dan
individu hewan.
Dilatasi Cervix. (2-6 jam)
a.Kontraksi Uterus menjadi terkoordinasi dan teratur
(induksi estrogen & PGF2).
b. Fetus mendorong cervix
c. Allanto-chorion menjadi robek.
d.Dorongan fetus ke cervix menstimulasi pelepasan
oxytocin dan refleks kontraksi otot abdominal.

Ekspulsi / dorongan Fetus (0,5-2 jam)


a. Kontraksi uterus yang kuat disebabkan oleh kadar
estrogen yang tinggi, PGF2 dan oxytocin.
b. Kontraksi otot abdominal yang kuat.
c. Amnion robek- lendir yang dihasilkan vagina
d. Fetus keluar melewati vagina.
Ekspulsi Plasenta. (4-5 jam)
a. Kontraksi Uterus berlanjut.
b. Kontraksi mendorong plasenta keluar.

Postpartum
Periode Postpartum adalah periode sejak melahirkan
sampai timbul berahi kembali. Pada sapi, estrus
pertama muncul 30-40 hari postpartum pada sapi
perah dan 40-60 hari pada sapi pedaging.
Faktor yang mempengaruhi Periode Postpartum
diantaranya adalah :
- kondisi tubuh sebelum dan setelah partus,
- nutrisi,
- stress laktasi,
- stimulus isapan anak sapi,
- temperatur dan keberadaan hewan jantan.

Involusi Uterine:
a.Sapi mengeluarkan lochia - 1 sd 2 minggu setelah
melahirkan. (Lendir, darah, sisa-sisa jaringan
plasenta dan uterus serta cairan fetus).
b. Regenerasi Karunkula ~ 30 hari setelah melahirkan.
c. Involusi Uterus sempurna 47-50 hari setelah
melahirkan.
d.Pengecilan kembali uterus akibat adanya kontraksi
otot.

Managemen pemeliharaan postpartum:


a.Pemberian makanan selama masa setelah anak
disapih.
b.Memelihara hewan sebaik mungkin agar kondisi
badannya baik.
c. Hindari penurunan berat badan.
d. Mempercepat penyapihan.

Periode di antara fertilisasi dan


pengeluaran fetus atau
Periode selama seekor hewan
mengandung anaknya

sapi
: 278 283 hari
domba
: 147 148 hari
babi : 113 114 hari
kuda : 336 340 hari
manusia
: kira2 280 hari
Anjing : 58 62 hari.
Kucing : 59 61 hari.

Faktor induk

Faktor fetus

Induk muda-------lama bunting lebih pendek


Jumlah fetus---- lebih banyak, lebih pendek
Jenis kelamin----jantan 1-2 lebih lama
Endokrinologi fetus----hipofisis dan gl.adrenalis

Faktor genetik
Perbedaan ras/bangsa-----Angus lebih pendek
dp Hereford
Gen lama bunting---gen resesif meperpanjang
lama bunting

Faktor lingkungan

Temperatur

Nutrisi
Well fed lebih pendek lama buntingnya
Kurang makan-----kelahiran prematur
Temperatur tinggi-------kelahiran prematur

Musim

Perkawinan pada akhir musim-----lama


bunting lebih pendek

Vulva : membengkak
Vagina :
pucat dan kering pada awal kebuntingan
bengkak dan lunak pada akhir kebuntingan
Cervix :
Kenyal
Sumbat cervix
Uterus
Membesar: proliferas, tumbuh, merentang
Myometrium tenang
Ovarium
KL : regresi bulan ke 7 pada kuda
Aktivasi beberapa folikel : awal----luteinasi
Lig. Pelvis dan symph.pubis
Relaksasi
Estrogen
relaxin

1.

TIDAK KEMBALI BIRAHI PADA SIKLUS


BERIKUTNYA (NR=60-90 HARI)

2.

SAPI MENJADI LEBIH TENANG

3.

ADA PENINGKATAN KONDISI TUBUH DAN


BULU LEBIH HALUS

4.

BERKEMBANGYA GLD. MAMAE

5.

MEMBESARNYA ABDOMEN SEBELAH KANAN

Progesteron : digunakan untuk


mempertahankan kebuntingan

corpus luteum (CL)


diperlukan selama trimester pertama pada

kebanyakan spesies
sapi, kambing, babi dan kelinci : CL diperlukan
selama kebuntingan
domba : CL diperlukan selama 50-60 hari
kebuntingan

Progestron plasenta

pada manusia, domba, dan kuda, progesteron


CL tidak diperlukan selama trimester kedua
dan ketiga

Progesteron
Ada selama kebuntingan
Pada kuda, eCG progesteron
Estrogenmenyebabkan pembentukan CL asesori
yang menghasilkan
Meningkat mendekati pertengahan sampai akhir
kebuntingan
Lactogen plasenta
Pada sapi domba dan manusia
Tidak ditemukan pada kuda dan sapi
Somatotropik :
meningkatkan pertumbuhan
Laktogenik :
meningkatkan pertumbuhan gl.mammae

1.

2.

3.

4.

Fase Telur (zigot): mulai fertilisasi


(pembuahan) stadium sel telur
pembelahan 1 sel 2 sel 4 sel 8 sel
16 sel 32 sel (morula) blastosis.
Fase Embrio (mudigah)
pembentukan organ-organ tubuh (12
45 hari).
Fase Fetus (janin) perkembangan
organ-organ tubuh (46 hari kelahiran).
Fase Partus (kelahiran)

1. Fase Telur (zigot)


Terjadi pembelahan sel (zigot morula
blastosis) (hari 1 11).
Sumber nutrisi sel telur sitoplasmanya
sendiri & susu uterus (uterine milk).
Sel telur (zigot) masuk ke uterus hari ke 35.
Gerakan sel telur pasif, dari bulu getar dalam
lumen oviduk dan kontraksi otot-otot polos
oviduk.

2. Fase Embrio (mudigah)

Pembentukan organ-organ tubuh (12 45 hari).


Dimulai dengan blastosis memanjang, blastosis
pecah, melekatnya embrio pada endometrium
induk terjadi plasentasi pembentukan
organ-organ tubuh.
Pembentukan plasenta (tembuni) embrio.
Terjadi plasentasi perlekatan antara embrio
ke endometrium induk dengan perantaraan
plasenta (tembuni).
Waktu plasentasi pada kerbau dan sapi 30-35
hari.

Pembentukan sistem peredaran darah, tulangtulang, otot, reproduksi, ginjal, saluran


perkencingan.
Pembentukan sistem syaraf pusat, sistem
sensoris, kelenjar susu, kelenjar keringat, kulit,
bulu dan ceracak.
Pembentukan sistem pencernaan, hati, paruparu, pankreas, tiroid & kelenjar lain-lain.
Pembentukan sistem reproduksi betina
(oviduk, uterus, servik & vagina) atau jantan
(epididimis & vas deferens).

3. Fase Fetus (janin)

(46 hari kelahiran).


Pertumbuhan organ-organ tubuh fetus sampai
partus.
Kalsifikasi (pengapuran) tulang sapi (> 70
hari).
Pertumbuhan gigi (> 110 hari).
Pertumbuhan tubuh.
Turunnya testes ke ruang skrotum.
Pertumbuhan bulu tubuh (> 230 hari).
Rambut mata & rambut moncong (150 hari)
Dll.

Sapi estrus PGF mengatur kembali siklus


estrus dg melisiskan korpus luteum
progesteron turun umpan balik +
GnRH dibebaskan lagi FSH & LH
dibebaskan estrus & ovulasi dst.
Terjadi konsepsi tidak ada PGF yang
dibebaskan korpus luteum kebuntingan
(gravidatum) progesteron tinggi dlm
darah & air susu sd akhir kebuntingan.
Progesteron tinggi mencegah
pembebasan GnRH FSH & LH
menghentikan siklus ovaria anestrus
(tidak birahi).

Progesteron dari korpus luteum sd 120


hari kebuntingan.
Lebih dari 120 hari ditambah progesteron
dari plasenta & adrenal fetus.
Sejumlah estrogen diproduksi oleh
plasenta sapi setelah 100 hari
kebuntingan.

CL bunting

CL non bunting

Bahu (tepi) CL
tidak jelas

Ujung CL jelas

Suzuki. 2008

PGF2 meningkat kontraksi otot-2 uteris.


Korpus luteum lisis progesteron turun.
Estrogen naik dilatasi serviks &
kontraksi otot-2 uterus. Miometrium
dibuat peka oleh estrogen thd pengaruh
oxytocin.
Oxytocin kontraksi bagian distal uterus
& relaksasi bagian proksimal.
Relaksin relaksasi simfisis pubis.
Kerjasama PGF2a, estrogen, relaksin &
oxytocin ekspulsi fetus.

Partus ovulasi pertama anestrus


postpartum (sexual quiescence).
Anestrus postpartum, ditentukan oleh:
Status gizi,
BCS (body condition scoring) (SKT = skor kondisi
tubuh, 1 5) < 2,0 anestrus.
Produksi susu (sapi perah).
Umur
Penyusuan
Musim & iklim
Status kesehatan umum & kesehatan reproduksi
Gangguan partus, Dll

Setelah semua optimum, GnRH FSH & LH.


Pertumbuhan folikel, birahi & ovulasi.
Estrogen dari folikel tingkah laku seksual.
Korpus luteum yang dihasilkan
memproduksi progesteron umpan balik
negatif pada produksi GnRH oleh
hipotalamus.
Bila siklus melanjut akan terbebas PGF2
dari uterus lisis korpus luteum
progesteron menurun kadarnya GnRH
dibebaskan kembali dan seterusnya.
Siklus berulang sampai terjadi kebuntingan.

Aksis hipotalamus-pituitari-ovaria dlm


pengaturan hormon reproduksi

Progesteron = pro-kebuntingan.

P4 pertama bekerja pada


Endometrium.

Menjaga uterus dalam status kebuntingan.


Mengatur ovulasi - regulasi pituitaria.

P4 merupakan pengatur
P4 bekerja untuk mengkode sekresi proteins.

P4 kedua bekerja pada Myometrium


untuk mencegah kontraksinya.

Sapi - 282 hari kebuntingan.

Korpus luteum dibutuhkan selama ~


200 hari.
Setelah hari ke 200, kebuntingan
dapat berlangsung tanpa KL,
meskipun timbul dengan masalah:
Distokia, retensi plasenta,
kematian fetus.
Plasenta memproduksi P4 setelah
hari ke 200 kebuntingan.

Você também pode gostar