Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Abstrak
Tinggi badan anak yang pendek masih merupakan suatu masalah global. Berdasarkan data WHO 2010
diperkirakan sekitar 171 juta anak mengalami stunting (pendek). Berdasarkan data Riskesdas 2013
secara nasional prevalensi pendek pada anak umur 5-12 tahun adalah 30,7 % (12,3% sangat pendek
dan 18,4% pendek). Prevalensi sangat pendek terendah di Daerah Istimewa Yogyakarta (14,9%) dan
tertinggi di Papua (34,5 %). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan konsumsi makanan
tinggi yodium dan faktor-faktor lainnya dengan tinggi badan murid SD Negeri 02 Kelurahan Wijaya
Kusuma di Kecamatan Grogol Petamburan periode Februari 2016. Penelitian ini menggunakan desain
deskriptif-analitik dengan pendekatan cross sectional pada tanggal 22024 Februari 2016. Subjek
penelitian sebanyak 100 murid SD Negeri 02 Kelurahan Wijaya Kusuma. Teknik sampling
menggunakan menggunakan metode probability sampling dengan cara multistage random sampling di
Puskesmas Wijaya Kusuma. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner dan mikrotoise. Variabel
terikat berupa tinggi badan murid SD Negeri 02 Kelurahan Wijaya Kusuma Kecamatan Grogol
Petamburan, Jakarta Barat. Analisis yang digunakan adalah Chi Square dengan taraf signifikansi 5%
dengan tingkat kepercayaan 95% menggunakan program SPSS v16. Uji statistic menunjukkan adanya
hubungan bermakna antara konsumsi makanan tinggi yodium dengan tinggi badan murid SD
(p=0.000), antara tinggi badan ayah dengan tinggi badan murid SD (p=0.009), antara konsumsi
makanan bergizi seimbang dengan tinggi badan murid SD (p=0.024).
Kata kunci: Tinggi badan, yodium, murid SD, pendek
Abstract
Short stature children is a global problem. Based on the data from the WHO in 2010 estimated
around 171 million children were stunted (short). Based on the data from the Riskesdas 2013 the
short prevalence in children aged 5-12 years was 30.7% (12.3% short and 18.4% very short). The
lowest prevalence of stunted is at Yogyakarta (14.9%) and highest at Papua (34.5%). This study aims
to determine the high consumption iodine in food and other factors associated with elementary
students height at SD Negeri 02 Wijaya Kusuma, Grogol Petamburan District, West Jakarta,
February 2016. This study used a descriptive-analytic design with cross sectional approach on 22 th24th February 2016. The research subjects were 100 students. The technique used a probability
sampling method with multistage random sampling. The instrument used were questionnaire dan
microtoise. The dependent variable is height in elementary student at SD Negeri 02 Wijaya Kusuma,
Grogol Petamburan district, West Jakarta. The analysis was used Chi-Square test with significance
level of 5% with confidence level of 95% using SPSS v16. Statistical test showed a statistically
significant association between the high consumption iodine in food with height in elementary
students height (p = 0.000), between father's height with elementary students height (p = 0.009),
between balanced consumption with elementary students height (p = 0024).
Pendahuluan
dan
dibandingkan
dengan
Selain
itu
secara
nasional
dari
WHO,
dilakukan
untuk
(34,5 %).3
Diperkirakan 241 juta anak usia
ringan-sedang
menyebabkan
mengalami
anak-anak.4
Menurut Ditjen Bina Gizi dan
konsumsi
penelitian
yang
stunting
data
(pendek).
Secara
Riset
pendek
(tinggi
badan
yang
telah
kelainan
terbukti
pada
garam
beryodium
telah
sebesar 54,7%.5
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar
badan
ibu,
jenis
kelamin,
konsumsi
5-19 tahun.
-2,0.3
menjadi
subjek
zat tinggi
Wijaya
Kusuma
di
dan
ibu
dan
Average
adalah
perbedaan
antara
perempuan
satuan
dibandingkan
kurang
seimbang
bila
anak
tidak
sudah
mengkonsumsi
beraneka
tidak
secara
rupiah
per
bulan
dengan
upah
(Rp/bulan)
minimum
SMA
dan
tinggi
bila
tamat
Hasil Penelitian
Tabel 4.1 Analisis Univariat dari Sebaran Tinggi Badan Berdasarkan Umur pada
Murid SD Negeri 02 Kelurahan Wijaya Kusuma Kecamatan Grogol Petamburan,
Jakarta Barat, Februari 2016.
Variabel
Frekuensi
Persentase (%)
(n=100)
Tinggi Badan/Usia
Pendek
Normal
18
82
18.0
82.0
Tabel 4.2 Analisis Univariat dari Berbagai Faktor yang Berhubungan dengan Tinggi
Badan Berdasarkan Usia pada Murid SD Negeri 02 Kelurahan Wijaya Kusuma
Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Februari 2016.
Variabel
Frekuensi
Persentase (%)
(n=100)
Makanan Tinggi Yodium
Tidak
Ya
29
71
29.0
71.0
9
91
9.0
91.0
8
92
8.0
92.0
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
46
54
46.0
54.0
Gizi Seimbang
Kurang Seimbang
Cukup Seimbang
Seimbang
25
31
44
25.0
31.0
44.0
50
50
50.0
50.0
Pendidikan Ibu
Rendah
Sedang
Tinggi
41
42
17
41.0
42.0
17.0
Tabel 4.3 Analisis Bivariat dari Berbagai Faktor yang Berhubungan dengan Tinggi
Badan Berdasarkan Umur pada Murid SD Negeri 02 Kelurahan Wijaya Kusuma
Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Februari 2016.
Tinggi Badan/Umur
Variabel
Total
Uji
Nilai p
H0
Pendek
Normal
13
5
16
66
29
71
Chi
Square
0.000
Ditolak
5
13
4
78
9
91
Fisher
0.009
Ditolak
1
17
7
75
8
92
Fisher
1.000
Gagal
Ditolak
7
11
39
43
46
54
Chi
Square
0.684
Gagal
Ditolak
8
7
3
17
24
41
25
31
44
Chi
Square
0.024
Ditolak
12
38
50
Chi
Makanan Tinggi
Yodium
Tidak
Iya
Jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
Gizi Seimbang
Kurang
Cukup
Seimbang
Pendapatan Orang
Tua
Kurang
Gagal
Cukup
44
50
Square
10
5
3
31
37
14
41
42
17
Chi
Square
0.193
ditolak
Pendidikan Ibu
Rendah
Sedang
Tinggi
Pembahasan
Analisis Bivariat
1. Hubungan antara Tinggi Badan Ayah
dengan Tinggi Badan Murid SD.
Berdasarkan tabulasi silang pada
tabel
bivariat,
Gagal
Ditolak
dikatakan
tinggi
badan
bahwa
temurun
tinggi
badan
didapatkan
0.334
ayah
yang
pendek
dengan
tinggi
badan
anak
hubungan
pola
konsumsi
terdapat
hubungan
yang
17
Hasil
atau
diturunkan
secara
berikutnya. 15
2. Hubungan antara Tinggi Badan Ibu
dengan Tinggi Badan Murid SD.
Berdasarkan tabulasi silang tabel
bivariat, didapatkan bahwa persentase
tinggi
badan
ibu
yang
normal
Hal
ini
sesuai
dengan
hasil
diketahui
bahwa
terdapat
hubungan
yang
antara
tidak
bermakna
jenis kelamin
anak.
murid SD.
3. Hubungan
antara
Jenis
Kelamin
Seimbang
Kusuma
murid SD
periode
Februari
dengan
seimbang
Tinggi
pada
Negeri 02 Kelurahan
Wijaya
laki-laki
dan
murid
perempuan.
kurang
seimbang
murid
SD
Negeri
02 Kelurahan
tinggi
badan
murid
SD
seimbang,
dan
gizi
gizi
cukup
seimbang.
(25%).
Hubungan antara gizi seimbang
hubungan
secara
yang
bermakna
penelitian
yang
telah
dilakukan
bermakna
pola
murid SD
konsumsi
gizi
seimbang
secara
statistik
antara
Negeri 02 Kelurahan
Wijaya
penelitian
prevalensi
kependekan
terlihat
semakin
menurun
dengan
banyak
mengandung
vitamin dan
tangga.
Kusuma.
Menurut
Riskesdas
hasil
tahun
2010,
tinggi.30
Hasil penelitian yang berbeda
sumber
protein
hewani
jarang
seimbang.
didapatkan
p=
0.193,
6. Hubungan
antara
Pendidikan
Ibu
bivariat,
didapatkan
bahwa
tinggi
badan
murid
2.
SD
tidak
mengkonsumsi
yang
makanan
mengkonsumsi
3.
bermakna
secara
statistik
tinggi
dapat
kemungkinan
stunting
4.
Negeri
kapsul
vitamin
5.
A,
murid
Kelurahan
Kecamatan
yang
Kecamatan
Grogol
badan
Wijaya
Kelurahan
ini
02
Kusuma
antara
anak
menurunkan
pada
yodium (71%).
Pada subyek yang diteliti, tinggi
anak.
Hal ini tidak sesuai dengan hasil
tinggi
antara
didapatkan
makanan
1.
6.
SD
Negeri
Wijaya
Grogol
02
Kusuma
Petamburan
Periode 2016.
Tidak terdapat hubungan antara
tinggi badan ibu, jenis kelamin,
pendapatan
orang
tua
dan
Daftar Pustaka
1. Levine
DA.
dan
U.S.
Department
Human
2011.Diunduh
od Health
Services.
June
and
24,
dari
https://ods.od.nih.gov/factsheets/Iodine
-HealthProfessional/
tanggal
16
Februari 2016.
10. Yanti F. Perilaku Memasak Ibu Yang
2013.
11. Mateljan G. Selenium. the World's
2013.
4. Zimmermann MB. The role iodine in
human
growth
and
development.
Foundation.
Diunduh
dari
:http://www.whfoods.com/genpage.php
?dbid=95&tname=nutrient, tanggal 16
Februari 2016.
12. Thomson CD, Campbell JM, Miller J,
Skeaff SA, Livingstone V. Selenium
and iodine supplementation: effect on
thyroid
function
of
older
New
:http://ajcn.nutrition.org/content/90/4/
Amuntai
Tengah
Kabupaten
Hulu
World's
and-supplements/lifestyle-guide11/supplement-guide-selenium
?tname=nutrient&dbid=69#foodchart ,
Diet
with
Thyroid
Disease.
Diunduh
dari
21. Ginting
SU.
Pola
Makanan
http://www.endocrineweb.com/news/t
Minuman
hyroid-diseases/17120-study-links-
low-selenium-diet-thyroid-disease,
Menuju
Fakultas
Budaya
dan
Ilmu
Hidup
Keolahragaan
Pedoman
Seimbang.
Mentri
Diunduh
dari
p?
mod=penelitian_detail&sub=Penelitian
=53259 , tanggal : 4 Maret 2015.
18. Nainggoal RS, Aritonang EY, Ardiani
F. Hubungan Pola Konsumsi Makanan
dan Konsumsi Susu dengan Tinggi
Badan Anak Usia 6-12 Tahun di SDN
173538 Balige. Fakultas Kesehatan
Masyarakat
Universitas
Sumatera
Utara. 2014.
19. Hungu. Pengertian Jenis Kelamin.
Diunduh
:http://ajcn.nutrition.org/content/96/5/
1042.full, tanggal 20 Feburari 2016.
26. Ningtyas FW, Asdie AH, Julia M,
Prabandari YS. Eksplorasi Kearifan
Lokal
Masyarakat
Mengkonsumsi
Goitrogenik
Akibat
Departemen
dalam
Pangan
Zat
Terhadap
Gangguan
Kekurangan
Yoidum.
Gizi
Kesehatan
www.repository.usu.ac.id, tanggal 18
Januari 2016.
20.
dari
Detail&act=view&typ=html&buku_id
2007.
Gizi
foods
Java,
Maringgai
Kabupaten
Daerah
Khusus
Ibukota
Analisis
regency,
Provinsi
Tahun
2016.
Gubernur
stunting
in
Indonesia
and