Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Oleh:
Kelompok 10
Ananda Santia Citra Dewi
(1406607855)
Fianna Utomo
(1406552894)
(1406607741)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang pemanfaatan turunan karbohidrat
sebagai penghantaran obat nano tepat pada waktunya. Penulisan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi tugas untuk Ujian Tengah Semester 4 mata kuliah Biologi Molekuler dan juga
sebagai suatu media pembelajaran mandiri untuk dapat lebih memahami tentang pengaplikasian
turunan karbohidrat dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam penulisan makalah ini, kami ingin mendapatkan bantuan, dukungan, dan
bimbingan dari berbagai pihak, sehingga pada akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan
baik. Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada:
- Ibu Rita Arbianti sebagai dosen mata kuliah Biologi Molekular
- Teman-teman kelompok 10 yang dalam waktu singkat bisa kompak dan saling bantu dalam
penyelesaian tugas ini.
- Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini yang tidak dapat kami
sebutkan satu per satu.
Selanjutnya, kami juga menyadari bahwa baik dari segi sistematika penyusunan maupun
materi yang dipaparkan masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami berharap agar
adanya kritik dan saran yang sekiranya dapat membantu kami untuk perbaikan di masa yang
akan datang. Semoga makalah ini dapat memberikan kebermanfaatan, Amin.
Kelompok 10 ...
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
iv
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nanoscience sudah didefinisikan secara bervariasi dari berbagai sumber, buku, jurnal,
dan web, namun satu hal yang sama; semuanya berkaitan dengan studi tentang kontrol
materi pada keadaan atomik dan molekular. Penyelidikan pada tingkat molekular biasanya
berada pada kisaran di bawah 100 nm. Dalam istilah sederhana, nanometer adalah 1 miliar
meter dan sifat material pada tingkat atomik atau subatomik dibedakan secara signifikan dari
sifat material yang sama yang ukurannya lebih besar. Meski sifat nanomaterial yang
dipelajari adalah untuk aplikasi secara fisika, mekanika, electrikal, magnetik, kimia, dan
biologi, namun kini perhatian para peneliti telah diarahkan untuk pengaplikasian
nanomaterial di bidang farmasi, terutama di bidang penghantaran obat. Hal ini dikarenakan
adanya tantangan dalam penggunaan material berukuran besar dalam penghantaran obat,
beberapa diantaranya adalah buruknya bioavailabilitas, stabilitas in vivo, kelarutan,
penyerapan usus, penghantaran yang sustain dan sesuai target ke tempat pengerjaan,
efektivitas terapi, efek samping yang umum, dan fluktuasi konsentrasi plasma obat.
Belakangan ini, beberapa penelitian dalam penghantaran obat nano (nano drug delivery)
telah dirancang untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut melalui pengembangan dan
pembuatan nanostruktur. Ada beberapa laporan bahwa nanostruktur memiliki kemampuan
untuk melindungi obat dari degradasi di dalam sistem gastrointestinal. Teknologi ini
memungkinkan penghantaran obat ke berbagai area tubuh. Teknologi ini juga
memungkinkan penghantaran obat yang sangat tidak larut dalam air dan dapat menyediakan
sarana untuk melakukan jalan memotong (bypass) organ hati, yang dapat mencegah efek
lintas pertama obat. Efek lintas obat ini adalah fenomena metabolisme obat dimana
konsentrasi obat berkurang sebelum mencapai sirkulasi sistemik. Obat yang hilang karena
proses absorpsi ini dipengaruhi oleh dinding usus dan hati. (Rowland M, 1972) Influence of
route of administration on drug availability. Journal of Pharmaceutical Sciences 61 (1):
7074))
Nanoteknologi meningkatkan bioavailabilitas oral obat karena mekanisme penyerapan
khususnya, seperti endositosis absorptif dan dapat berada dalam sirkulasi darah dalam waktu
2
yang lama, melepaskan obat secara terkendali, menyebabkan kurangnya fluktuasi
konsentrasi plasma, dan meminimalkan efek samping. Telah dilaporkan juga bahwa oleh
karena ukuran dari nanostruktur yang sangat kecil (nanoscale), nanoteknologi bisa
menembus jaringan dan dengan mudah dapat diserah oleh sel, memungkinkan penghantaran
obat yang efisien ke target tempat pengerjaan. Penyerapan dari nanostruktur mencapai 15250 lebih hebat daripada mikropartikel dalam jangkauan 1-10 mikrometer. Nanoteknologi
meningkatkan performa dan penerimaan dari bentuk sediaan (acceptability of dosage forms)
dengan meningkatkan efektivitas, keamanan, kepatuhan pasien, dan juga mengurangi biaya
kesehatan secara besar-besaran. Nanoteknologi juga dapat menambah performa obat yang
tidak bisa lolos fase uji klinik. Nanoteknologi dengan jelas menjanjikan untuk melayani
sebagai pembawa penghantar obat yang terpilih untuk obat konvensional yang lebih
menantang yang digunakan untuk pengobatan penyakit kronis seperti kanker, asma,
hipertensi, HIV, dan diabetes. Meski demikian, keuntungan dari penghantar obat nano
begitu banyak seperti yang dijabarkan di atas, namun tantangan yang harus dihadapi dari
penggunaan teknologi ini adalah dari segi keamanannya.
B. Tujuan Makalah
1.
2.
3.
C. Manfaat Makalah
1.
2.
3.
Menjelaskan mengenai mikropartikel pati, mikrokapsul pati, dan nanopartikel pati serta
kegunaannya dalam sistem nanodrug delivery.
3
ISI
A. Nanodrug Delivery
1. Nanopartikel dalam Drug Delivery
Perhatian dalam nanoteknologi meningkat secara pesat dalam bidang ilmiah
termasuk penghantaran obat, nanoimaging, dan aplikasi yang berhubungan dengan
medis lainnya. Nanopartikel dapat dibuat dalam banyak bentuk dan ukuran yang
berbeda-beda dengan menggunakan material organik dan inorganik. Nanopartikel
didefinisikan sebagai partikel kurang dari 100nm dalam diameter yang menimbulkan
sifat baru atau meningkatkan size dependent properties dibandingkan dengan partikel
berukuran besar dari bahan yang sama. Hal tersebut menyebabkan obat dapat
ditingkatkan bioavailibilitasnya sehingga proporsional dengan dosis dan juga
mengecilkan ukuran sediaan serta meningkatkan stabilitas obat.
Oleh
karena
penggunaan
nanopartikel
dalam
penghantaran
obat
dan
4
Mengarahkan obat ke organ target dapat dicapai dengan melekatkan ligan target
pada permukaan partikel atau menggunakan tuntunan magnet.
Sistem dapat diberikan dalam berbagai rute seperti oral, nasal, parenteral,
intraokular, dan lain-lain.
Isu utama dalam pencarian zat pembawa untuk sistem drug delivery berkaitan
dengan topik-topik berikut yang merupakan prasyarat dasar untuk desain material baru.
Topik-topik tersebut adalah pengetahuan tentang:
Penggabungan dan pelepasan obat
Stabilitas formulasi dan umur simpan obat
Biokompatibilitas
Biodistribusi dan targeting
Fungsionalitas
Selain itu, ketika digunakan hanya sebagai pembawa, efek samping yang mungkin
terjadi dari bahan sisa setelah pemberian obat harus dipertimbangkan juga. Pada hal ini,
nanopartikel biodegradable yang optimal adalah nanopartikel biodegradable dengan
umur yang terbatas selama terapi diperlukan. Tabel 1 menunjukkan beberapa
nanopartikel dan aplikasinya dalam ilmu kehidupan.
Tabel 1. Beberapa Nanopartikel dan Aplikasinya
Kelas Partikel
Material
Aplikasi
Kitosan
Drug/Gene delivery
Dextran
Gelatin
Aglinat
Liposom
Pati
Dendrimers
Polimer bercabang
Drug delivery
Fullerenes
Photodynamics
Drug delivery
5
Polymer carriers
Asam polilactic
Drug/Gene delivery
Poli(cyano)akrilat
Polyethyleneimine
Blok kopolimer
Polikaprolakton
Ferrofluids
SPIONS
Imaging (MRI)
USPIONS
Quantum dots
Selenida Cd/Zn
Imaging
Diagnosis in vitro
Lain-lain
Nanopartikel silika
Gene delivery
6
hewan percobaan. Nanopartikel dari logam/metal seperti tembaga, kobalt, titanium, dan
silikon, serta oksida mereka telah dilaporkan dapat menyebabkan efek beracun dan
inflamasi pada sel (Guzmn et al., 2006). Sebagai tambahan, nanopartikel titanium
oksida telah ditunjukkan dapat menyebabkan kerusakan pada DNA dan penyimpangan
kromosom. Sementara itu, nanopartikel hydroxyapatite (suatu subtansi yang terkait
dengan komponen mineral dari tulang dan gigi) ditemukan dapat menyebabkan kematian
sel.
baik
untuk
membantu
pengolahan,
manufaktur,
proteksi,
support,
7
secara umum dianggap tidak aman. Hal ini disebabkan oleh karena studi klinis yang
dibutuhkan untuk mendapatkan persetujuan dari FDA akan suatu entitas kimia baru
merupakan studi klinis yang panjang dan mahal. Sehingga, industri farmasi menolak
untuk menambahkan material belum teruji apapun yang membutuhkan persetujuan FDA.
Untuk mengatasi sikap enggan oleh industri tersebut, ilmuwan perlu untuk mencari cara
untuk menggunakan biomaterial lama, bukan hanya mengembangkan cara sistem drug
delivery yang baru saja. Penggunaan pati (starch) baik asli atau yang sudah dimodifikasi
adalah strategi penting untuk mencapai tujuan ini. Hal ini karena pati bersifat
biokompatibel, tidak beracun, biodegradable, ramah lingkungan, dan murah tidak seperti
produk-produk sintesis. Pati secara umum adalah sumber terbarukan yang tidak
berpolusi dan lebih murah bagi pasokan berkelanjutan produk farmasi.
Amilosa yang merupakan 15-20% dari pati adalah polimer linear yang tersusun
atas glukosa dengan ikatan -D-(1-4). Struktur amilosa dapat linear atau bercabang
dengan derajat polimerisasi sampai 6000 dan memiliki massa molekular 105-106 g/mol.
Rantainya dapat membentuk heliks tunggal atau ganda.
Sementara itu, amilopektin adalah molekul bercabang dengan ukuran yang lebih
besar dengan ikatan -D-(1-4) atau -D-(1-6). Massa molekular amilopektin adalh 107109 g/mol. Rata-rata derajat polimerisasinya adalah 2 juta, sehingga membuat
amilopektin menjadi salah satu molekul terbesar di alam. Ciri amilopektin adalah rantai
yang tersusun atas 20-25 glukosa di antara titik-titik cabangnya. Sekitar 70% massa dari
9
granula pati dianggap sebagai amorf dan 30% sisanya dianggap sebagai kristal. Bagian
yang amorf mengandung jumlah utama dari amilosa dan sedikit bagian dari amilopektin.
Bagian kristal terutama terdiri dari amilopektin (Sajilata et al., 2006).
2. Mikropartikel Pati
Penggunaan biodegradable microparticles sebagai dosis yang membentuk
pengaturan pada subsatnsi aktif kini sering dimanfaatkan karena kemampuannya dalam
mengantarkan protein. Pati merupakan salah satu polimer yang cocok untuk produksi
mikropartikel. Pati bersifat biodegradable dan telah lama digunakan sebagai bahan obat
dan pengantar vaksin secara oral dan melalui pencernaan. Sistem bioadesive berdasarkan
polysaccharide microparticles telah secara signifikan meningkatkan sistem absorpsi obat
konvensional dan polipeptida sepanjang mukosa (lapisan lendir) pada saluran nasal
(pernafasan hidung). Salah satu contoh dari pemanfaatan ini adalah penggunaan
mikropartikel pati pada vaksin adjuvant (penunjang).
2.1. Penggunaan
Polyacryl
Starch
Microparticles
pada
Vaksin
Adjuvant
(Penunjang)
Pada bidang penelitian vaksin, penelitian sering dilakukan untuk menemukan
strategi vaksin yang mampu menginduksi imun yang efektif merespon dan
melawan patogen baik pada sistem maupun mucosal levels. Imunisasi parenteral
tidak mengeneralisasi munculnya respon pada imun mucosal dalam bentuk of sIgA. Lebih baik lagi, antigen pada permukaan imun mukosa dipercaya penting
10
dalam kesuksesan induksi respon imun mukosa. Lebih jauh lagi, imunisasi pada
permukaan mukosa dapat menimbulkan respon imun pada beberapa jarak
permukaan mukosa. Penjelasan untuk fenomena adalah sistem imun mukosa pada
umumnya yang mana mengatur hubungan antar sisi induksi dan sisi efektor.
Namun, respon imun pada sisi efektor tidak seragam. Pada umumnya, respon imun
lebih kuat pada sekitar sisi efektor mukosa, atau sisi yang berhubungan dengan
drainase limfoid. Penting untuk mengerti kenakearagaman mukosa pada umumnya
sebelum memutuskan rute imunisasi dalam penelitian formula vaksin yang rasional.
Rute imunisasi melalui oral dan nasal merupakan imunisasi mukosa yang paling
banyak telah diteliti. Sisi lain mukosa seperti yang mencapai trakea, rektal, dan
vagina dapat dipulihkan dalam beberapa kondisi.
Inti dari pembahasan ini merupakan oral delivery dari antigen pada sisi
mukosa. Rute ini menawarkan beberapa keuntungan secara imunologika; mudah
untuk diberikan, harga murah, dan memiliki potensi peningkatan kenyamamnan
pasien. Di sisi lain, rute oral juga memiliki beberapa tantangan; i) lingkungan yang
berlawanan pada usus, ii) Serapan vaksin buruk melalui intestinal epitelium, dan iii)
Imunigenisitas yang buruk pada deliver agen melalui oral. Demikian, oral vaksin
membutuhkan strategi yang daat men-triger respon imun protektif pada ketiadaan
reaksi inflammatory yang tidak diinginkan. Fakta bahawa hanya ada beberapa oral
vaksin komerial pada pasar merupakan cerminan dari kesulitan-kesulitan ini.
Sekarang, pelemahan seluruh vaksin sel oral melawan infeksi bakteri seperti yang
disebabkan oleh S.thypi dan Vibrio Cholerae telah terdaftar. Seluruh sel vaksin,
berhubungan pada safety problems.
11
vaksin. Kemudian,secara luas adjuvant mukosa sekarang dapat diklasifikasi ke
dalam 2 kategori berdasarkan aksi mereka: imun potentiators dan delivery antigen
Imun potentiators adalah komponen yang secara langsung mengaktifkan sel
imun melalui reseptor spesifik dan atau sitokin pathways. Ini termasuk dalam toksin
based. Toksin based dan immunity sociated adjuvants. Contoh dari kategori ini
adalah toxin cholera (CT) dan E.coli heat-labile enterotoxin (LT) yang mana
merupakan oral adjuvant yang paling berpotensi yang dikenal saat ini. Khususnya,
CT dan LT secara efektif memperoleh respon imun mukosa yang kuat, tetapi juga
sangat meningkatkan sistem imunitas untuk co-administered antigen protein.
Secara
12
Liposomes merupakan struktur uni dan multi-laminar dari fosfolipid bilayers
yang merapat dan membentuk lintasan. Ukuran liposomes bervariasi dari 50nm
hingga beberapa mikrometer. Antigen hidrofilik tergabung kedalam struktur
liposomal dan antigen amphifilik dapat berasosiasi kedalam bilayer. Liposom
konvensional sensitif terhadap degradasi dalam saluran pencernaan. Mikropartikel
PLG induce kedua sistem dan mukosa humoral respon bersamaan dengan CTL
diperangkap oleh antigen setelah imunisasi oral.
Starch
Microparticels
disiapkan
dari
hydrolysed
startch
13
14
3. Mikroenkapsul Pati
Mikroenkapsulasi adalah sebuah proses mengurung suatu zat di dalam sebuah
membran untuk memberntuk mikrokapsul. Proses ini menyediakan sebuah cara yang
sederhana dan biaya yang efektif untuk mengurung material bioaktif di dalam membran
polimerik semipermeabel, yaitu membran semipermeabel yang terbentuk dari polimer
atau makromolekul. Material bioaktif merupakan material yang biasa digunakan untuk
memperbaiki dan merekonstruksi tubuh manusia. Material bioaktif mempunyai
kemampuan untuk terikat secara langsung dengan tulang dan lebih stabil serta lebih
tahan lama sebagai bahan implan.
Baik polimer sintetik/buatan (misalnya polietilen dan nilon) ,semi-sintetik yang
merupakan hasil modifikasi polimer alami dan sintetik, maupun polimer alami,
semuanya telah dimanfaatkan dan diinvestigasi secara ekstensif sebagai persiapan
material untuk mikrokapsul. Meski polimer sintetis menunjukkan stabilitas kimia,
biokompatibiltas (kemampuan suatu bahan untuk menyebabkan timbulnya suatu respon
biologis dalam pemakaiannya dalam tubuh) polimer sintetis yang tidak memuaskan
masih menjadi hambatan bagi mereka untuk menjadi aplikasi klinik yang potensial.
Berbeda dengan polimer alami yang selalu menunjukkan tingkat racun yang sedikit dan
bahkan tidak ada, tingkat imunogenesitas yang rendah, sehingga membentuk
biokompatibilitas yang baik. Polimer alami telah menjadi polimer yang disukai untuk
digunakan dalam sistem mikroenkapsulasi.
Diantara polimer alami, alginat yang merupakan hidrokoloid alami dari rumput
laut coklat, adalah satu dari material yang sering digunakan untuk membentuk
mikroenkapsul; namun, turunan pati sekarang menjadi sorotan untuk membentuk
mikroenkapsul. Dalam waktu singkat, mikrosfer pati nasal bioadesif dengan paruh waktu
yang diperpanjang secara signifikan telah dilaporkan untuk beberapa agen terapeutik,
sebagai contohnya insulin. Bioavailabilitas dari enkapsulasi gentamicin (antibiotik) yang
telah ditingkatkan untuk administrasi parenteral dari besi oksida untuk meningkatkan
kontras dalam pencitraan resonansi magnetis telah dilaporkan. Penjelasan lebih lanjut
dijabarkan dalam Tabel 2.
15
Tabel 2. Preparasi Mikroenkapsul
Judul Studi
Referensi
Ringkasan
Mikrosfer
pati
dengan
sifat
yang
elektrostatik
terkontrol
temperatur
(An
oleh (2010)
intelligent
multicompartmental
system
microspheres
for
temperatur-controlled release
of drug)
pati
berkadar
yang
mencegah
terjadinya dan
jagung
dengan
tinggi
yang
amilosa
dilapisi
dalam
sistem
model
model
system)
3.
Biodegradasi
berkaitan Larionova,
protein
inhibitor
yang
proteinase
dicampur
dengan
dipersiapkan
16
pemberian
protein
oral (1999)
terephthaloyl.
Mikroenkapsul
(Biodegradable cross-linked
dimuat
oleh
aprotinin
starch/protein microcapsules
dilindungi
containing
proteinase
administration)
pengaitan.
amino
yang
dengan
Mikroenkapsul
bisa
4.
Catatan
mikroenkapsulasi
protease (1993)
maizena
(A
enkapsulasi
note
on
the
microencapsulation
pancreatic
protection
of
protease
against
for
gastric
digestion)
dulunya
digunakan
protease
pancreas,
meningkatkan
efisiensi
studi
ini,
penyerapan
mikropartikel
diinvestigasi
microphage
Hasilnya
uptake
of
poliakrilamida
secara
in
menyarankan
vitra.
bahwa
polyacrylstarch
microparticles)
17
4. Nanopartikel Pati
Nanopartikel merupakan partikel solid dan koloidal yang terdiri dari zat
makromolekular yang ukurannya bervariasi dari 10 sampai 1000 nm. Obat dapat terlarut,
terperangkap, teradsorpsi, terikat, dan terenkapsulasi ke dalam matriks nanopartikel.
Matriks tersebut bisa merupakan material yang bersifat biodegradasi seperti polimer atau
protein bioaktif yang melumpuhkan atau agen terapeutik. Beberapa dari studi terkini
dalam bidang ini diberikan penjabarannya dalam Tabel 3.
Tabel 3. Preparasi Nanopartikel
Judul Studi
1.
Referensi
Nanopartikel Santander-Ortega
Ringkasan
Nanopartikel
propel-pati
dilaporkan
penghantaran obat
transdermal
ditujukan
(Nanoparticles
transdermal.
untuk
penghantaran
obat
transdermal
drug delivery)
2.
insulin
studi
ini,
nanopartikel
pati
efektif
insulin
menggunakan
nanopartikel
sebagai
pati
penbawa
trans-nasal
mucoadesif
yang
potensial
(Effective
insulin
trans-nasal
dipersiapkan
dan
18
delivery
using
starch
nanoparticles as a
potential
trans-
nasal
mucoadhesive
carrier)
3.
pati
dialdehid: Chen,
Persiapan
aplikasi
and
Liu dialdehid
dan (2007)
sebagai
pembawa
studi
obat
ini,
nanopartikel
ditunjukkan
untuk
pati
menjadi
doxorubicin.
Studi
ini
juga
(Dialdehyde
starch
nanoparticles:
Preparation
and
applications
as
drug carrier)
Modifikasi
nanotpartikel pati
dikonjugasikan
folat-konjugat dan
nanopartikel pati
untuk mendapatkan
aplikasinya dalam
nanopartikel
folat-konjugat
vektor
pembawa
folat
pati
dengan
ke
permukaan
(FE-
bahwa
target
(Preparation
of
folate-conjugated
starch
nanoparticles and
FA-PEG/StNP
PEG
merupakan
19
their
application
to tumor targeted
drug
vector)
delivery
20
DAFTAR PUSTAKA
Cerealchemistry.
2016.
Starch
Structure.
[ONLINE]
21
Subaryono. 2010. Modifikasi Alginat dan Pemanfaatan Produknya. Squalen. Vol 5: 1-7.