Você está na página 1de 25

8

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Permainan
Setiap orang tidak akan asing dengan istilah bermain. Mulai anak-anak,
remaja, orang dewasa hingga lanjut usia tentu mengenal dengan istilah
bermain. Dalam kehidupan sehari-hari mereka semua tentu membutuhkan
situasi bermain. Sejak anak-anak, kata bermain sudah merupakan sebagian
besar dari kehidupannya.
Hal ini sangat penting bagi dirinya dan merupakan syarat mutlak untuk
merangsang pertumbuhan dan perkembangannya. Bermain dan permainan
adalah suatu kegiatan yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia
(hartati, 2012:1). Setiap ingsan manusia pada dasarnya membutuhkan
membutuhkan

aktifitas

bermain

tidak

hanya

untuk

meningkatkan

perkembangan fisik, tetapi juga sosial, intelektual dan emosional.


Menurut kamus Wikipedia, bermain merujuk serangkaian aktifitas
sukarela yang dilakukan berdasarkan motivasi instrinsik yang secara normal
berhubungan dengan kesenangan dan kenikmatan. Bermain itu sendiri pada
hakekatnya adalah suatu kesungguhan dan bersama itu pula kita melihat
kesangupan yang menyerap konsentrasi dan tenaga mereka saat melakukan
aktifitas bermain itu sendiri. Menurut nurhasan, dkk (2005:101) bermain
merupakan pristiwa hidup yang sangat digemari anak-anak maupun orang
dewasa. Jadi dengan demikian dapat kita ambil kesimpulan bahwa bermain

merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan dengan sungguh-sungguh


tetapi bermain bukan merupakan kesungguhan.
Melalui bermain, anak dapat memetik berbagai manfaat bagi
perkembangan aspek fisik-motorik, kecerdasan dan sosial emosional. Ketiga
aspek ini saling menunjang satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan.
Manfaat permainan kecil dalam peningkatan keterampilan gerak.

Komponen Gerak Dasar

Lokomotor
Jalan
Lari
Merangkak
Lompat
Loncat
Dll
Kombinasi
Menderap
Memanjat
Slide
Rolling
Dll

Non Lokomotor /
Stabilitas
Peregangan
Memutar
Menarik
Mendorong
Membungkuk

Manipulatif
A. Merangkak
Menendang
Memukul
Melempar
Memantul
Dll
B. Menerima
Mengontrol
Menangkap
Dll

Dalam proses pembelajaran penjasorkes guru merancang kegiatan gerak dasar


baik secara mandiri atau bersama-sama melalui kegiatan permainan atletik, senam
permainan, dll.
Komponen Gerakan Keterampilan Dasar (sukintaka dalam hartati,dkk
2012:34)

10

B. Permainan Kecil Mengunakan Alat

Permainan Anak dengan Alat merupakan aktivitas bermain yang memerlukan


hadirnya alat agar permainan itu bisa berlangsung. Ini tentu dipandang
sebagai sebuah perluasan dari permainan anak tanpa alat, yang lebih banyak
memanfaatkan gerak lokomotor ke berbagai arah. Maksudnya, pada
permainan dengan alat ini, anak dihadapkan pada tugas gerak yang
memerlukan

keterampilan

manipulatif,

sehingga

semakin

banyak

kemampuan yang dibutuhkan untuk memperoleh keberhasilan dalam


memainkannya.
Manfaat dari permainan dengan alat tentu berbeda dengan permainan tanpa
alat, yang lebih banyak ditujukan pada pengembangan kecepatan,
kelincahan, serta peningkatan waktu reaksi memanfaatkan gerak-gerak
lokomotor. Permainan dengan alat biasanya lebih diarahkan untuk
mengembangkan keterampilan manipulatif (memainkan alat) dengan tangan
atau dengan bagian tubuh lainnya. Sebagaimana diketahui, keterampilan
manipulatif terdiri dari gerak menangkap, melempar, menyetop bola,
memukul dengan alat, menyundul, memantul atau melambungkan, dsb.
Pada pelaksanaan pembelajaran dalam tingkatan sekolah SD, SMP,
SMA sarana dan prasarana ternyata tidak sama. Ada sekolah yang
mempunyai fasilitas yang sangat lengkap ada juga yang memvunyai
fasilitas yang cuku dan kurang dari beberapa komonen sarana dan
prasarana. Sangat banyak kondisi dilapangan kondisi sekolah yang

11

berbeda akan tetapi pembelajaran penjasorkes di sekolah yang sarana


dan prasarananya sangat lengkap , tentu saja materi yang disajikan
akan bervareasi begitu sebaliknya vada sekolah yang sangat minim
fasilitas sarana dan prasarananya variasi pembelajaran penjasorkes
menjadi terbatas.
Permainan kecil adalah segala bentuk permainan yang tidak mempunyai
peraturan yang baku dalam penerapannya baik mengenai peraturan permainan,
alat yang digunakan, ukuran lapangan, maupun durasi permainan. Permainan kecil
dapat di sesuaikan dengan keadaan ataupun situasi di mana dan kapan permainan
yang dimaksud dilaksanakan. Disamping itu permainan kecil tidak mempunyai
Induk Organisasi Nasional apalagi Induk Organisasi Internasional.
Pada permainan yang mengunakan alat, sangat tergantung pada
ketersediaan alat. Namun pada beberapa permaianan alat-alat yang
digunakan dapat digantikan dengan alat lain. Oleh karena itu, jika alat
yang disebutkan pada permainan dibawah ini tidak tersedia, maka
pendamping perlu mengunakan kereatifitasnya untuk memodifikasi
benda-benda disekitar menjadi penganti alat permainan yang
dibutuhkan. Berikut ini permainan mengunakan alat meliputi
beberapa kategori menurut Soemitro 1992:11), diantaranya:
1 Permainan dengan bola.
a. Permainan dengan bola kecil
b. Permainan dengan bola besar

12

2 Permainan dengan alat non-bola


a. Permainan dengan balok
b. Permainan dengan tongkat
c. Permainan dengan saputangan
d. Permainan dengan simpai
e. Permainan dengan gada
f. Permainan dengan pita
3 Permainan dengan perkakas
Dengan adanya permainan mengunakan alat, pelajaran penjasorkes
pada sekolah dasar SD) akan semakin beragam dan menyenangkan
bagi anak. Pada permainan mengunakan alat ini akan dihadapkan
pada tugas gerak yang memerlukan keterampilan lokomotor dan
manipulatif. Dalam keteramvilan manipulatif banyak kemampuan
dibutuhkan

keberhasilan

dalam

memainkanya

dikarenakan

keterampilan manipulatif dalam hal ini memainkan alat dengan tangan


atau dengan bagian tubuh lainya, seperti: gerak menangkap,
melempar, menstop, memukul dengan alat, menyundul, memantul,
atau melambungkan. Secara teoritis keterampilan manipulatif didasari
oleh kemampuan untuk mengenali rangsang dari lingkungan dan
memberi respons dengan aksi dari tubuh atau angota tubuh. Para ahli
mengelompokan keterampilan manipulatif kedalam kemampuan

13

perceptual motor, karena terkait dengan kemampuan gerak yang


dihasilkan melalui peroses pengindraan terhadap rangsang atau
lingkungan sebelum mengambil keputusan melakukan keterampilan
tertentu. Dengan demikian, yang paling penting dari semuanya adalah
bagaimana alat yang digunakan dalam menunjang keberlangsungan
permainan kecil tersebut, davit dirasakan manfaatnya langsung
dengan anak.

C. Permainan Tradisional
Istilah tradisional berasal dari kata tradisi. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, edisi kedua, terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Balai Pustaka arti kata tradisi adalah adat kebiasaan yang turun temurun dan
masih dijalankan di masyarakat; atau penilaian/anggapan bahwa cara-cara
yang telah ada merupakan cara yang paling baik. Adat adalah aturan berupa
perbuatan dan sebagainya yang lazim diturut atau dilakukan sejak dahulu
kala. Kebiasaan adalah sesuatu yang biasanya dilakukan. Tradisional
mempunyai arti sikap dan cara berfikir serta bertindak yang selalu berpegang
teguh pada norma-norma dan adat kebiasaan secara turun temurun.
Menurut James Danandjaja (1987), permainan tradisional adalah salah
satu bentuk yang berupa permainan anak-anak, yang beredar secara lisan di
antara anggota kolektif tertentu, berbentuk tradisional dan diwarisi turuntemurun, serta banyak mempunyai variasi. Sifat atau ciri dari permainan
tradisional anak adalah sudah tua usianya, tidak diketahui asal-usulnya, siapa
penciptanya, dan dari mana asalnya. Biasanya disebarkan dari mulut ke mulut

14

dan kadang-kadang mengalami perubahan nama atau bentuk meskipun


dasarnya sama. Jika dilihat dari akar katanya, permainan tradisional tidak lain
adalah kegiatan yang diatur oleh suatu peraturan permainan yang merupakan
pewarisan dari generasi terdahulu yang dilakukan manusia (anak-anak)
dengan tujuan untuk mendapatkan kegembiraan. (Keen Achroni, 2012, h.45)
1. Manfaat Permainan Tradisional
Menurut James Danandjaja (1987) seperti dikutip Keen Achroni
(2012), permainan tradisional mempunyai berbagai kelebihan dan
manfaat. Berbagai kelebihan dan manfaat dari permainan tradisional
adalah sebagai berikut:
a. Melatih kreativitas anak
b. Mengembangkan kecerdasan sosial dan emosional anak
c. Mendekatkan anak-anak pada alam
d. Sebagai media pembelajaran nilai-nilai
e. Mengembangkan Kemampuan Motorik Anak
f. Meningkatkan kemampuan anak untuk berkonsentrasi
(Keen Achroni, 2012:46)

D. Kemampuan Gerak Dasar


Kemampuan gerak sering disebut kemampuan gerak umum (general
motor ability). Kemampuan gerak adalah berapa banyak orang itu dapat
melakukan tugas gerak, kemampuan gerak dalam berolahraga biasanya juga
akan memebri pengaruh kepada gerak dan sikap gerak sehari-hari, kemmpuan

15

gerak akan didasarkan oleh dasar gerak yang baik, yang dimaksud baik
artinya organ tubuh berfungsi dengan baik dalam melakukan gerak.
Keterampilan neuromuskuler atau motoric adalah keterampilan yang
dipelajari untuk kinerja yang efisien, konsisten dan aman (Widodo,2008).
Menurut Soesasmito (1988:6) menyatakan gerak adalah medium untuk
belajar, sehingga tampak potensial. Memahami dan memiliki sikap positif
terhdap motorik sangat perlu mengenal rentangan yang luas dari keterampilan
motorik, memiliki waktu yang cukup untuk belajar, berlatih, menghaluskan,
dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Motorik dapat diuraikan dengan kata seperti otomatis, cepat, dan akurat
atau dengan kata lain titik beratnya adalah pada ketelitian dan ketepatan.
Kemampuan motoric anak berkembang sesuai tingkatan dan taraf
pertumbuhan fisiknya sesuai dengan kodrat alamiah pada manusia, seseorang
pada manusia muda mengalami pertumbuhan dan perkembangan seiring
dengan bertambahnya usia, anak mengalami pertumbuhan, perkembangan
dan kematangan baik fisik, fisiologis maupun psikologis. Oleh karena itu
perkembangan keterampilan motorik menurut Rahantokman (1988:18) adalah
perubahan keahlian pada suatu keterampilan motorik yang berupa hasil dari
kematangan dan belajar.
Belajar gerak menuru Schmidt (dalam Saputra dan Mahendra, 2006:4)
adalah serangkaian proses yang dihubungkan dengan latihan atau pengalaman
yang mengarah pada perubahan yang relative permanen dalam kemampuan
seseorang untuk menampilkan gerakan yang terampil. Belajar gerak
merupakan studi tentang proses keterlibatan dalam memperoleh dan

16

menyempurnkana keterampilan gerak (motor skill) sebab keterampilan gerak


sangat terkait dengan latihan atau pengalaman individu yang bersangkutan
(Simanjutak, 2008:2).
1. Gerak Lokomotor
Gerak Lokomotor adalah gerak memindahkan tubuh dari satu tempat
ke tempat yang lain (Simanjutak, 2008:2). Macam-macam gerka
lokomotor yaitu : lari, lompat, loncat, jingkat, menderap, sliding, skiping,
rolling, dan memanjat. Bentuk-bentuk latihan gerak lokomotor, dengan
mengembangkan tema-tema sesuai konsep dari Laban, misalnya,
dikaitkan dengan konsep tubuh atau bagian tubuh, konsep ruang, konsep
usaha, dan konsep keterhubungan, (a) Berjalan adalah aktivitas gerak
memindahkan tubuh ke satu tempat ke tempat yang lain, pada saat kaki
melakukan pergantian langkah salah satu kaki tetap menumpuh pada
dasar pijakan. (b) Berlari adalah aktivitas gerak memindahkan tubuh dari
satu tempat ke tempat yang lain, pada saat kaki melakukan pergantian
langkah badan dalam keadaan melayang di udara. (c) Berjingkat adalah
aktivitas memindahkan tubuh sari satu tempat ke tempat yang lain dengan
menggunakan satu kaki, sedangkan satu kaki yang lain ditekuk pada
bagian lutut sehingga tidak menyentuh tanah. (d) Meloncat adalah
gerakan memindahkan tubuh dengan menggunakan dua atau satu kaki
tumpu dari satu ketinggian dan mendarat tidak harus menggunakan kaki.
(e) Menderap atau mencongkang adalah gerakan berjalan dipaduhkan
dengan lompat arah dapat ke depan maupun ke belakang. Gerakan ini
seperti kuda saat berlari kencang. (f) Merayap adalah gerakan yang

17

dilakukan dengan posisi tubuh telungkup di atas permukaan, tangan dan


kaki kiri atau kanan digerakkan maju secara bersama-sama, kemudian
kaki mendorong tubuh ke depan, dan kepala sedikit diangkat untuk
melihat ke depan. (g) Memanjat adalah gerakan ke atas atau ke bawah
dengan menggunakan kedua tangan dan kaki.
2. Gerak Non-Lokomotor
Gerakan non-lokomotor adalah aktivitas yang menggerakkan
anggota tubuh pada porosnya dan pelaku tidak pindah tempat. Bentukbentuk gerak non-lokomotor yaitu, menghindar, meregangkan otot,
memutar, dan berputar, mengayunkan kaki, bergantung, menarik, dan
yang terakhir adalah mendorong. (a) Latihan menghindar sangat berguna
dalam berbagai permainan maupun olahraga. (b) Latihan peregangan
adalah latihan mengulur otot tubuh, dengan jalan melakukan fleksi atau
ektensi atau dengan cara lain. (c) Memutar atau meliuk dan berputar disini
anak perlu diajarkan bagaimana meletakkan tubuh kurang dari 180-200
derajat dan memutar tubuh 360 derajat.

Gerakan ini berguna untuk

meningkatkan keseimbangan. (d) Bergantung adalah aktivitas menahan


berat badan dengan jalan tangan memegang palang atau tali. (e) Menarik
dan mendorong adalah gerakan menggunakan tenaga terhadap objek atau
orang lain agar objek atau orang yang jaraknya jauh di penarik menjadi
dekat dengan tubuh penarik.
3. Gerakan Manipulatif
Gerakan manipulatif adalah keterampilan motoric yang melibatkan
penguasaan terhadap objek diluar tubuh oleh tubuh atau bagian tubuh.

18

Dilihat dari jenisnya, keterampilan manipulatif ketrampilan manipulative


dibagi menjadi tiga bagian yaitu : Menjauhkan objek: melempar,
memukul,

menendang,

Menambah

penguasaan:

menangkap,

mengumpulkan, mengambil. Bergerak bersama: membawa, memantulmantulkan. (a) Menggelindingkan benda dapat berupa benda bulat seperti
bola, atau benda yang berbentuk lingkaran seperti cakram, ban sepeda dan
sebagainya.

(b)

Melempar

merupakan

gerak

manipulatif

untuk

menjauhkan objek dari tubuh dengan menggunakan satu atau dua tangan.
(c) Menangkap adalah keterampilan gerak dasar manipulative untuk
menghentikan momentum suatu objek dengan menggunakan tangan. (d)
Menendang keterampilan gerak manipulative di mana kaki digunakan
untuk memukul objek. (e) Menggiring adalah keterampilan gerak
manipulatif yang menggunakan koordinasi antara mata-kaki dan matatangan untuk membawa bola dari satu tempat ke tempat lain. (f) Memukul
adalah suatu aksi menggunakan satu atau dua tangan atau suatu alat untuk
mendorong (memberikan daya pada) suatu objek.
Keterampilan gerak manipulative dikembangkan ketika anak tengah
menguasai macam-macam objek. Gerak manipulative terdiri dari:
a) Gerakan mendorong (melempar, memukul,menendang)
b) Gerakan menerima

(menangkap)objek adalah kemapuan

penting yang diajarkan dengan menggunakan bola ynag terbuat


dari bantalan karet (bola kasti) atau macam bola yang lain.
c) Gerakan memantul-mantulkan bola dan menggiring bola
(Mamun, 2000:20)

19

Gerak lokomotor, nonlokomotor, dan manipulatif bias tampak dalam


berbagai kombinasi misalnya lari sambil melempar dan menangkap bola.
Dengan demikian pola dalam keterampilan gerak manipulatif adalah
reseptil gerakan yang dilakukan lebih banyak menggunakan bermacammacam keterampilan gerak. Formasi waktu melempar perlu mendapat
peerhatian agar tidak ada yang terkena lemparan, setidak-tidaknya anak
telah siap untuk menghindar atau menangkap.

E. Fase Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar


Dalam kehidupan setiap manusia mulai dari bayi dewasa sampai tua
melalui satu fase perkembangan yang dilalui setiap individu dalam setiap fase
perkembangan yang dilalui berbeda-beda, ada yang cepat dan ada pula yang
lambat. Selain fase perkembangan mempunyai ciri khas tertentu. Salah satu
fase yang harus dilalui adalah fase perkembangan pada masa anak-anak.
Anak- anak sekolah dasar yang berkisar pada usia 7-11 tahun.
Menurut Aristoteles (dalam Yusuf, 2000:20) bahwa perkembangan
individu, sejak anak-anak sampai dewasa dibagi dalam tiga tahapan. Setiap
tahap lamanya tujuh tahun yaitu:
1. Tahap 1 : dari 0-7 tahun (masa anak atau masa bermain)
2. Tahap 2 : dari 7-14 tahun (masa anak sekolah)
3. Tahap 3 : 14-21 tahun ( masa remaja) pubertas mas peralihan dari usia
anak menjadi orang dewasa.
Pendapat lain yang berbeda dengan pendapat sebelumnya bahwa
menurut Hurlock, (dalam Desmita, 2009:22) bahwa tahapan perkembangan
menurut dia ada lima tahapan:

20

1. Tahap 1 fase prenatal sebelum lahir)\ mulai masa konsepsi sampai proses
2.
3.
4.
5.

kelahiran yaitu sekitar 9 bulan atau 280 hari


Tahap 2 fase infancy mulai lahir smpai usia 10 atau 14 hari
Tahap 3 fase Babyhood mulai dari 2 minddu sampai 2 tahun
Tahap 4 fase childhood mulai 2 tahun sampai masa remaja
Tahap 5 fase Adolesence puberty mulai 11 atau 13 sampai 21 tahun.
Maka jelas dapat digambarkan bahwa anak berada pada rentang 0-11

tahun, terdapat karakteristik tertentu. Karakteristiknya dalah, keterampilan


bermain yang dimilikinya. Menurut Hurlock (1980:149) bahwa:
1. Keterampilan menolong diri sendiri (self-help-skills). Misalnya dalam
berdandan, mandi dan makan sudah dapat dilakukan sendiri tanpa bantuan
orang lain.
2. Keterampilan bantuan social (social-help-skill). Anak membantu dalam
fungsi tugas rumah tangga seperti menyaapu, memebersihkan rumah,
mencuci dan sebagainya.
3. Keterampilan sekolah (school skills) meliputi penguasaan dalam hal
akademik dan non akademik (misalnya menulis, mengarang, matematika,
melukis, menyanyi, prakarya).
4. Keterampilan bermain (play skills) meliputi keterampilan dalam berbagai
jenis permainan seperti main bola, mengendarai sepeda, sepatu roda, catur,
bulu tangkis.
Menurut Mahardika (2005:77) mendeskripsikan karakteristik anak
sekolah dasar kelas empat usia 8-9 tahun ditinjau dari karakteristik fisik,
karakteristik sosial dan emosional, serta karakteristik mental. Karakteristik
fisik anak usia 8-9 adalah sebagai berikut: 1) perbaikan koordinasi tubuh
dalam melempar, menangkap, memukul, melompat, dan sebagainya. 2)
ketahanan bertambah, anak pria suka atau gemar aktivitas yang ada kontak
fisik seperti berkelahi, bergulat. 3) pertumbuhan terus naik. 4) koordinasi
antara mata dan tangan lebih baik. 5) bentuk tubuh yang tidak baik dapat

21

timbul/terjadi. 6) dari segi fisiologis anak wanita satu tahun lebih maju
daripada anak pria. 7) gigi yang tetap mulai tampak. 8) perbedaan seksual
banyak pengaruhnya. 9) adanya perbedaan individu mulai nyata dan terang.
10) timbulnya kecelakaan banyak disebabkan mobilitas pada masa ini.
Karakteristik jasmani anak kelas empat SD adalah sebagai berikut:
1)perbaikan koordinasi dalam keterampilan gerak, 2) daya dan tahan
berkembang, 3) pertumbuhan tetap, 4) koordinasi mata dan tangan baik, 5)
sikap tubuh yang tidak baik mungkin diperlihatkan, 6) pembedaan jenis
kelamin tidak menimbulkan konsekuensi yang benar, 7) secara fisiologik putri
pada umumnya mencapai kematangan lebih dahulu daripada laki-laki, 8) gigi
tetap, mulai tumbuh, 9) perbedaan secara perorangan dapat dibedakan dengan
nyata, 10) kecelakaan cenderung memacu mobilitas.
Minat terhadap aktivitas fisik dan atau olahraga sangat dipengaruhi oleh
lingkungan keluarganya. Pada anak-anak yang melakukan aktivitas fisik
dipengaruhi oleh kecenderungan sifat yang dimiliki antara lain:
1. Kemampuan memusatkan perhatian pada suatu macam aktivitas yang
sedang dilakukan makin meningkat. Hal ini dapat dilihat dari tingkat
konsentrasi yang cukup tinggi pada anak yang terlibat dalam aktivitas
yang dilakukannya.
2. Semangat untuk mencari pengalaman baru cukup tinggi
3. Perkembangan sosialnya makin baik yang ditunjukkan dengan luasnya
pergaulan dengan semakin mendalamnya pergaulan dengan teman
sebayanya.
4. Perbedaan perilaku antara anak laki-laki dan perempuan semakin jelas, ada
kecenderungan kurang senang bermain dengan lawan jenisnya. Ini

22

semakin memperjelas bentuk aktivitas yang dominan dilakukan oleh anak


laki-laki dengan anak perempuan.
5. Semangat untuk menguasai suatu bentuk aktivitas tertentu dan semangat
berkompetisi tinggi (Sugiyanto, 1991:160-161).
Hampir seluruh aktivitas anak besar didominasi oleh bermain. Aktivitas
bermain dilakukannya dapat dilaksanakan baik secara sendiri-sendiri maupun
kelompok. Dari uraian menunjukkan bahwa program pendidikan jasmani
mengarah kepada tercapainya peningkatan kulaitas manusia seutuhnya. Dalam
kegiatan pendidikan jasmani anak belajar gerak dan belajar melalaui gerak
dari kegiatan ini hasil belajar nyata, langsung dapat diamati dan dikenal
debagai salah satu bagian sari pendidikan umum.
F. Hakikat Kebugaran Jasmani
1. Pengertian Kebugaran Jasmani
Istilah kebugaran jasmani sebenarnya merupakan terjemahan dari
istilah Physical Fitness. Dalam Bahasa Indonesia istilah tersebut
diterjemahkan menjadi Kebugaran Jasmani, Kesegaran Jasmani dan
Kemampuan Jasmani serta ada yang menerjemahkan dengan Kesamaptaan
Jasmani.
Kebugaran jasmani merupakan kondisi tubuh seseorang, yang
mempunyai peranan penting dalam kegiatan atau aktivitas sehari-hari.
Kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang melakukan tugas
pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, sehingga
tubuh masih memiliki cadangan tenaga untuk mengatasi beban kerja
tambahan. Pengertian yang sejalan dengan pernyataan tersebut bahwa
kebugaran jasmani adalah kemampuan melakukan kegiatan sehari-hari

23

dengan penuh validitas dan kesiagaan tanpa mengalami kelelahan yang


berarti dan masih cukup energi untuk beraktivitas pada waktu senggang
dan menghadapi hal-hal yang bersifat darurat (emergency) (Nurhasan dkk,
2005 : 17).
Menurut Sudarno (1992 : 9), kesegaran jasmani adalah suatu
keadaan saat tubuh mampu menunaikan tugas hariannya dengan baik dan
efisien, tanpa kelelahan yang berarti, dan tubuh masih memiliki tenaga
cadangan, baik untuk mengatasi keadaan darurat yang mendadak, maupun
untuk menikmati waktu senggang dengan rekreasi yang aktif.
Kebugaran jasmani merupakan suatu aspek, yaitu aspek fisik dari
kebugaran total yang terdiri dari kebugaran emosional dan kebugaran
intelektual. Oleh sebab itu kebugaran jasmani lebih menggambarkan
kualitas kemampuan organ tubuh dalam menjelaskan fungsinya, dan
kelangsungan fungsi itu terjadi dalam sebuah system (Ateng, 1992 : 65).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kebugaran jasmani
adalah aspek-aspek kemampuan fisik yang menunjang kesuksesan
seseorang dalam melakukan berbagai aktivitas dalam kehidupannya.
Semakin tinggi tingkat Kebugaran jasmani seseorang, maka semakin besar
pula kemungkinannya untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dan semakin
besar pula untuk menikmati kehidupan.
2. Komponen Kebugaran Jasmani
Kebugaran jasmani menurut Nurhasan dkk, (2005 : 18) meliputi
beberapa komponen, komponen-komponen tersebut dapat dikelompokan
dalam dua aspek yaitu:

24

a. Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan


1) Kekuatan (Strength)
Kekuatan disini adalah besarnya tenaga yang digunakan
otot atau sekelompok otot saat melakukan kontraksi. Dipandang
secara fisiologis, kekuatan otot adalah kemampuan otot atau
sekelompok otot untuk melakukan satu kali kontraksi secara
maksimalmelawan tahanan atau beban. Bila dipandang secara
mekanis kekuatan otot ini diartikan sebagai gaya yang dapat
dihasilkan dalam keadaan satu kontraksi maksimal. Kekuatan otot
sangat perlu bagi setiap orang dari segala usia, ini dimaksudkan
agar mampu melakukan aktivitas gerakannya.
2) Kelentukan (Flexibility)
Kelentukan adalah kemampuan sendi untuk melakukan
gerakan dalam ruang gerak sendi tersebut yang dapat dilakukan
secara maksimal sesuai dengan kemungkinan geraknya (range of
movement). Dengan mempunyai kelentukan yang baik akan
mengurangi penggunaan tenaga yang berlebihan pada saat
melakukan suatu gerakan.
3) Komposisi Tubuh
Komposisi tubuh dapat didefinisikan sabagai prosentase
relatif dari lemak tubuh dan masa tubuh.
Komposisi tubuh dinyatakan dengan:
a) Indeks masa tubuh (IMT) adalah berat badan dalam kilogram
dibagi dengan tinggi badan kuadrat dalam satuan meter.

25

b) Prosentase lemak tubuh adalah suatu perbandingan antara berat


lemak tubuh dan berat badan yang diperoleh melalui
perhitungan berdasarkan pengukuran ketebalan lemak dengan
mengunakan alat skinfold caliper.
4) Daya Tahan (Endurance)
Daya tahan adalah kemampuan untuk melakukan suatu
gerakan atau usaha melewati suatu periode waktu. Daya tahan
dapat dibagi menjadi dua komponen, yaitu:
a) Daya Tahan Kardiorespirasi
Daya tahan kardiorespirasi atau daya tahan jantung dan
paru-paru adalah kesanggupan jantung (sistem peredaran darah)
dan paru-paru (sistem pernafasan) untuk berfungsi secara
optimal saat melakukan aktifitas sehari-hari dalam waktu yang
cukup lama tanpa mengalami kelelahan.
b) Daya Tahan Otot
Daya tahan otot adalah kapasitas otot untuk melakukan
kontraksi secara terus menerus pada tingkat intensitas
submaksimal. Daya tahan ini sangat diperlukan seseorang untuk
mempertahankan kegiatan yang dilakukan dengan waktu yang
berlangsung lama.
b. Kesegaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan
Kesegaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan
sangatlah penting ini dikarenakan komponen ini menunjang aktivitas
sehari-hari. Komponen tersebut dibagi menjadi enam komponen yaitu:

26

1) Kecepatan (Speed)
Kecepatan merupakan kemampuan berpindah dengan cepat
dari

satu

tempat

ke

tempat

lain.

Kecepatan

merupakan

keterampilan yang diperlukan dalam berbagai aktivitas, terutama


dalam aktivitas pendidikan jasmani atau olahraga.
2) Daya (Power)
Daya (Power) merupakan gabungan antara kekuatan dan
kecepatan atau pengarahan otot secara maksimum dengan
kecepatan maksimum. Komponen ini banyak dibutuhkan dalam
unjuk kerja terutama pada unjuk kerja yang bersifat daya ledak otot
(eksplosive).
3) Kelincahan (Agility)
Kelincahan merupakan salah satu komponen kesegaran
jasmani yang sangat penting pula. Kelincahan merupakan
kemampuan bergerak dengan berubah-ubah arah secara cepat dan
tetap tanpa kehilangan keseimbangan. Komponen ini sangat
dibutuhkan

dalam

aktivitas

sehari-hari,

lebih-lebih

dalam

pendidikan jasmani atau olahraga.


4) Keseimbangan (Balance)
Keseimbangan merupakan kemampuan mempertahankan
sikap dan posisi tubuh pada bidang tumpuan pada saat berdiri
(static balance) atau pada saat melakukan gerakan (dynamic static).
Dalam aktivitas pendidikan jasmani dan olahraga banyak
membutuhkan keseimbangan.

27

5) Koordinasi (Coordination)
Koordinasi merupakan kemampuan untuk melakukan gerak
dengan tepat dan efisien. Komponen koordinasi menjadi dasar bagi
usaha belajar yang bersifat sensomotorik. Makin tinggi tingkat
kemampuan koordinasi akan makin cepat dan efektif dalam
mempelajari suatu gerakan.
6) Kecepatan Reaksi (Reaction Speed)
Kecepatan reaksi merupakan waktu yang diperlukan dari
saat diterimanya stimulus yang dapat diterima melalui organ
penglihatan, pendengaran, gabungan, keduanya, dan sentuhan
(kinestik) (Nurhasan dkk, 2005: 18).

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebugaran Jasmani


Dalam kehidupan manusia sangatlah dibutuhkan sekali kebugaran
jasmani bagi setiap seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-hari, agar
bisa terlaksana tugasnya sesuai dengan apa yang dibutuhkan.
Kebugaran jasmani pada umumnya dipengaruhi oleh dua faktor
utama, yaitu faktor internal dan eksternal. Yang dimaksud faktor internal
sesuatu yang sudah terdapat dalam tubuh seseorang yang bersifat menetap,
misalnya genetik, umur, jenis kelamin. Sedangkan faktor eksternal adalah
aktivitas fisik, setatus gizi, status kesehatan, kadar haemoglobin,
kecukupan istirahat dan kebiasaan merokok.
Menurut Nurhasan, dkk (2005: 21), faktor-faktor yang
mempengaruhi kesehatan jasmani adalah:

28

a. Genetik
Faktor keturunan adalah sifat-sifat bawaan yang dibawa sejak
lahir, yang didapat dari sifat kedua orang tua. Pengaruh keturunan
terhadap kekuatan otot dan kekuatan otot pada umumnya berhubungan
banyaknya serabut otot dan komposisi serabut merahdan putih.
Seseorang yang lebih banyak serabut otot merah akan lebih baik untuk
melakukan olahraga yang sifatnya aerobic, sedangkan bagi orang yang
mempunyai serabut otot putih, maka akan lebih ungul dalam
melakukan kegiatan olahraga anaerobic.
Besarnya VO2Max pada seseorang mungkin saja terjadi karena
factor bawaan, yang meliputi : banyaknya serabut otot, tipe serabut
otot, emosi, system enzim dan perbedaan karakteristikbiologik
lainnya, yang pada akhirnya menunjukkan variabilitas VO2Max
terhadap latihan.
b. Umur
Umur mempengaruhi hampir semua komponen kebugaran
jasmani. Pada daya tahan kardiovaskuler ditemukan sejak usia anakanak sampai sekitar usia 20 tahun, daya tahan kardiovaskuler
meningkatmencapai maksimal di usia 20 30 tahun. Daya tahan
tersebut akan makin menurun sejalan dengan bertambahnya usia, tetapi
penurunan ini dapat berkurang apabila seseorang berolahraga secara
teratur sejak dini.
c. Jenis Kelamin

29

Nilai kebugaran jasmani yang dicerminkan melalui Volume


Oksigen Maksimal (VO2Max) laki-laki lebih besar dari nilai VO2Max
perempuan berkisar antara 15-30% walaupun antar atlet yang terlatih
sekalipun. Perbedaan ini akan sangat besar jika dinyatakan ke nilai
obsolut (liter per menit). Pada umumnya perbedaan ini disebabkan oleh
perubahan komposisi tubuh dan perbedaan kandungan Hb. Wanita
dewasa tidak terlatih mempunyai 26% lemak tubuh, sedangkan pria
dewasa hanya mempunyai lemak tubuh 15%. Perbedaan ini
mengakibatkan transport oksigen pada laki-laki lebih besar selama
latihan, sehingga VO2Maxnya juga lebih besar.
d. Aktivitas Fisik
Kegiatan fisik sangat mempengaruhi semua komponen
kebugaran jasmani.
e. Kebiasaan Olahraga
Olahraga adalah suatu kegiatan fisik menurut cara dan aturan
tertentu dengan tujuan meningkatkan efisiensi fungsi tubuh yang hasil
akhirnya adalah meningkatkan kebugaran jasmani. Olahraga dapat
meningkatkan kebugaran jasmani, bila memenuhi syarat sebagai
berikut :
1) Intensitas latihan
Yaitu beratnya kegiatan fisik dan merupakan fackor utama
yang mempengaruhi kemampuan faal tubuh.

2) Frekwensi latihan

30

Yaitu jumlah kegiatan fisik yang dilakukan dalam jangka


waktu satu minggu.
3) Lama latihan
Yaitu waktu yang digunakan dalam melakukan kegiatan
fisik.
f. Status Gizi
Status gizi merupakan ukuran keadaan gizi pada seseorang dan
juga

pada

sekelompok

masyarakat

dengan

memperhitungkan

kecukupan zat-zat gizi yang diperoleh dari makanan sehari-hari. Selain


itu status gizi akan mencerminkan kualitas fisik. Status gizi kurang
mencerminkan kualitas fisik yang rendah dan akan memberi dampak
pada tingkat kebugaran jasmani, yang berakibat terhadap rendahnya
kemampuan kerja.
g. Kadar Hemoglobin
Hemoglobin merupakan molekul utama yang bertangung jawab
untuk transport oksigen dan karbondioksida dalam darah. Faktor yang
mempengaruhi kemampuan pemberian oksigen ke jaringan adalah selsel darah merah dan hemoglobin yang terkandung di dalamnya.
Semakin tinggi kadar hemoglobinnya, maka semakin banyak oksigen
yang dapat diedarkan ke berbagai jaringan tubuh sehingga akan
meningkatkan kebugaran jasmani.
h. Status Kesehatan
Bebas dari suatu penyakit belum berarti tingkat kebugaran
jasmaninya baik, tetapi karena adanya penyakit akan menurunkan

31

status kebugaran jasmani seseorang. Demikian juga dengan tekanan


darah dan denyut nadi juga sangat berpengaruh terhadap hasil tes
kebugaran jasmani seorang atlet.
i. Kebiasaan Merokok
Kebiasan merokok juga berpengaruh terhadap daya tahan
Cardiovaskuler, pada asap tembakau terdapat 4% karbonmonoksida
(CO). afinitas CO pada haemoglobin sebesar 200-300 lebih kuat dari
pada oksigen (O2). Ini berarti CO tersebut lebih cepat meningkat
Haemoglobin dari pada oksigen. Sebagaimana kita ketahui bahwa
haemoglobin berperan penting dalam transport O2 pada haemoglobin
akan menghambat pengangkutan O2 ke jaringan tubuh yang
membutuhkannya. Bila seseorang merokok 10-12 batang sehari, maka
di dalam haemoglobinnya akan mengandung sekitar 4,9%CO,
sehingga kadar O2 yang diedarkan ke jaringan menurun sekitar 5%.
j. Kecukupan Istirahat
Secara ilmiah telah dibuktikan bahwa kurang tidur mempunyai
efek yang sangat besar pada mental dan penampilan fisik pada segala
usia. Otot, kekuatan dan istirahat atau tidur yang cukup sangat
diperlukan, disamping pengetahuan makan dan latihan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi
kebugaran jasmani adalah: genetik umur atau usia, jenis kelamin,
aktivitas fisik, kebiasaan olahraga, setatus gizi, kadar haemoglobin,
setatus kesehatan, kebiasaan merokok, dan kecukupan istirahat.

32

G. Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan sementara yang diajukan berupa pernyataanpernyataan yang masih harus diajukan kebenarannya (Maksum, 2006:20).
Berdasarkan tinjauan latar belakang dan kajian pustaka yang telah
dikemukakan sebelumnya, maka dibuatlah suatu jawaban sementara dan
selanjutnya akan dibuktikan kebenarannya melalui penelitian. Adapun
hipotesis dalam penelitian ini yaitu:
1. Terdapat peningkatan hasil setelah siswa kelas 4 SD melakukan permainan
kecil yang mengunakan alat terhadap keterampilan gerak dasar lokomotor,
dan manipulatif?
2. Terdapat peningkatan hasil setelah siswa kelas 4 SD melakukan permainan
tradisional terhadap keterampilan gerak dasar lokomotor, dan manipulatif?
3. Terdapat peningkatan hasil setelah siswa kelas 4 SD melakukan permainan
kecil yang mengunakan alat terhadap kebugaran jasmaninya?
4. Terdapat peningkatan hasil setelah siswa kelas 4 SD melakukan permainan
tradisional terhadap kebugaran jasmaninya?
5. Terdapat perbedaan hasil setelah dilakukan permainan kecil mengunakan
alat dengan permainan tradisional terhadap keterampilan gerak dasar
lokomotor, dan manipulatif siswa kelas 4 SD?
6. Terdapat perbedaan hasil setelah dilakukan permainan kecil mengunakan
alat dengan permainan tradisional terhadap kebugaran jasmani siswa kelas 4
SD?

Você também pode gostar