Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Oleh:
Heny Suseani Pangastuti, SKp.
2.
3.
4.
5.
lengkap
atau
sebagian
yang
dilakukan,
seharusnya
terinteegrasi dalam perawatan rutin. Misalnya saat klien melakukan oral hygine,
perawat dapat melakukan pengkajian pada rongga mulut klien, atau saat
memandikan klien, perawat dapat mengkaji kondisi kulit dan bagian-bagian tubuh
klien yang lain. Hal ini dilakukan untuk lebih mengefisienkan penggunaan waktu.
Pengkajian ini seharusnya menjadi perilaku automatik perawat saat berinteraksi
dengan klien. Kemampuan akan ketampilan pemeriksaan fisik akan membuat
perawat mendapatkan data yang komprehansif dan relevan.
Saat melakukan pemeriksaan fisik, perawat dapat melakukannya dengan
4 cara, yaitu dengan inspeksi, auskultasi, palpasi dan perkusi.
Inspeksi
Perawat melakukan inspeksi atau melihat bagian-bagian tubuh klien untuk
mendeteksi kondisi normal atau adanya tanda fisik tertentu. Untuk itu perawat
Pencahayaan baik
2.
3.
4.
5.
Tabel. 1
Assessment of characteristic odors
(Potter & Perry, 1993)
Odor
Site or source
Potential causes
Alcohol
Oral cavity
Ingestion of alcohol
Ammonia
Urine
Body odor
Skin,
areass
together
particulary
in Poor
hygiene,
excess
beneath breasts)
under
arms, fooul-smelling
(bromidrosis)
perspiration
Feces
abscess
Bowel
obstruction
Fecal
incontinence
Foul-smelling
stools
in Stool
Malabsorption syndrome
infant
Halitosis
Oral cavity
Poor
dental
and
oral
hygine,-gum disease
sweet, fruity ketones
Oral cavity
Diabetes ketoasidosis
Stale urine
Skin
Uremic acidosis
Pseudomonas
(bacterial) infection
Musty odor
Tracheostomy
mucous Infection
secretions
of
bronchial
Palpasi
Pengkajian lebih lanjut dilakukan dengan menyentuh tubuh klien dan
biasanya digunakan bersamaan dengan inspeksi. Palpasi dapat dilakukan dengan
menggunakan telapak tangan, jari dan ujung jari untuk mengkaji kelembutan
(softness), kekakuan (rigidity), massa, suhu, posisi dan ukuran, kecepatan dan
kualitas nadi perifer
Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat melakukan palpasi
1.
2.
3.
4.
Jelaskan apa yang akan dilakukan, alasan dan apa yang dirasakan
Palpasi dapat dibedakan menjadi palpasi ringan dan dalam. Palpasi ringan
dilakukan misalnya pada abdomen untuk mengetahui adanya tenderness.
Letakkan tangan pada bagian tubuh yang akan dipalpasidan tekan sedalam 1 cm.
Daerah yang mengalami tenderness dikaji lebih lanjut. Tekanan dilakukan dengan
ringan dan sebentar-sebantar. Tekanan yang keras dan lama akan menyebabkan
sensitivitas tangan perawat berkurang.
Setelah palpassi ringan, palpassi dapat dilanjutkan dengan palpasi dalam
utuk mengkaji kondisi organ, misalnya organ yang ada dalam abdomen. Perawat
meenekan daerah ayng akan dipalpasi sedalam 2 cm. Palpasi harus dilakukan
dengan hati-hati karena tekanan yang terlalu lama akan menyebabkan injury
internal. Palpasi dalam dapat dilakukan dengan satu atau dua tangan.
(bimanually). Ketika melakukan dengan dua tangan, satu tangan (disebut sensing
hand) relaks dan diletakkan diatas kulit klien. Tangan lain (diseebut akctive hand)
memberikan tekanan pada sensing hand.
Bagian paling sensitif dari tangan, ujung jarri digunakan untuk mengkaji
texturee, bentuk, ukuran, konsistensi dan pulsasi. Temperaatur paling baik dikaji
dengaan punggung tangan. Dan teelapak tangan akan lebih sensitif terhaadaap
fibrasi. Perawwatt mengkaji posisi, konsistensi dan turgor kulit dengan
meng"grasping" dengan ringan bagian tubuh yang akan dikaji. Saat mempalpasi
klien juga haarus memperhaatikan bagian tubuh yang dikaji agar tidak
menimbulkan masalaah lebih lanjut. Misalnya saat mempalpasi arteri besar
palpassi dilakukan tidak dengan terlalu kuaat agar tidak meenimbulkan obssturksi.
Auskultasi
Ausskultasi adalah mendengarkan (biasanya dengan stetoskop) suara
yang dihasilkan tubuh untuk membedakan suara normal dan abnormal. Perawat
haras mengenali suara normal pada sistem kardiovasskuler, respirassi dan
gasstrointestinal sebelum dapat membedakan suara yang abnormal.
Untuk dapat melakukan auskultasi dengan baik perawat harus memiliki
pendengaraan yang baik, stetoskop yang baik dan tahu cara menggunakan
stetoskop dengan tepat Bell sstetosskop paaling baik jika digunakan untuk
mendengarkan suarau yang memiliki Pitch rendah, misalnya suara vaskular dan
suara jantung. Adapun diafraagma stetoskop digunakn untuk mendengarkan
suara yang memiliki pitch tinggi, seperti suara para dan bising usus. Juga
2.
3.
4.
Perkusi
Perkusi dilakukan untuk mengetahui bentuk, lokasi dan densitas struktur
yang ada dibawah permukaan kulit. Perkusi dapat memverivikasi daata yang telah
didapat melalui foto roontgen, atau pengkajian melalui palpasi dan auskultasi.
Perkusi dapat dilakukan secara langsung yaitu dengan mengetukkan jari
tangan langsung pada permukaan tubuh, atau secara tidak langsung dengan
menempatkan jari tengah dari tangan nondominan (diseebut pleximeter)di
permukaan tubuh yang akan di perkusi dan dengan jari tengah tangan yang
dominan (disebut plexor), ketuk pada distal phalang jari tengah tangan non
dominan, dibawah dasar kuku
Perkusi dapat menghasilkan lima jenis suara, yaitu tympany, resonance,
hyperresonance, dullness dan flatness (lihat tabel. 2). Setiap suara dihasilkan oleh
tipe jaringan yang ada dibawahnya
Tabel 2. Sound produced by percussion
(Potter & Perry, 1993)
Sound
Tympany
Intennsity
Loud
pitch
High
Duration
Moderate
Quality
Percussion
Drumlike Enclosed,
air-contaaining spacee,
gastric
Resonance
Moderate Low
Long
Hollow
air
bubble,
to loud
Hyperresonance Very loud Very low Longer
than
resonance
Dullness
Soft
High
Moderate
Thudlike
Liver
High
short
Flat
Muscle
to
moderate
flatness
Soft
meja
periksa
haras
dilakukan
dengan
hati-hati
agar
klien
tidak
PERSIAPAN FISIK
Adanya rasa nyaman bagi fisik klien adalah sesuatu yang penting agar
pemeriksaan kita suksus. Sebelum mulai, minta klien untuk buang air kecil atau
buang air besar terlebih dahulu. Kandung kemih dan usus yang kosong sangat
membantu jika anda akan memeriksa abdomen, genitalia, ran rektum, juga untuk
memberi kesempatan klien untuk menampung urin atau fesesnya. Jelaskan cara
pengumpulan spesimen tersebut dan berikan label yang tepat untuk tiap
spesimen.
Jika klien haras melepas semua bajunya, siapkan seelimut dan jaga privacy
serta kehangaatan ruangan.
POSISI
Selama pemeriksaan perawat dapat meminta klien untuk melakukan
beberapa posisi sehingga bagian tubuh yang akan diperiksa dapat terlihat.
Perawat juga harus mempertimbangkan kekuatan dan kemampuan klien untuk
melakukan suatu posisi. Jika klien tidak mampu atau terlalu lemah untuk
melakukan suatu posisi, sebaiknya perawat memilih alternaatif posisi lainnya.
Posisi saat pemeriksaan antara lain duduk, supine, dorsal recumbent,
litothomy, sims, prone, knee-chest. Perhatikan juga privasi dan kenyamanan klien
saat melakukan posisi tersebut.
PERSIAPAN PSIKOLOGIS
Klien biasanya akan merasa maalu jika bagian-bagian tubuh tertentunya dibuka
dan diperiksa. Hasil pemeriksaan yang abnormal akan menimbulkan kecemasan
bagi klien. Untuk mengurangi hal itu, sebelum pemeriksaan jelaskan apa yang
akan dilakukan dan hasil apa yang diharapkan, begitu juga selama prosedur
biarkan klien mengetahui apa yang sedang anda lakukan, sehingga klien dapat
kooperatif.
PERHATIKAN UMUR KLIEN
Penampilan umum
Gender &ras
Caraberjalan
Pergerakan tubuh
Umur
Pakaian
Bau tubuh
Cara berbicara
Client abuse
Sebelum diukur tanyakan pada klien : persepsi klien tentang body image
BB : Ukur pada waktu yang sama setiap harinya, dengan alat dan baju yang
sama
INTEGUMEN
Kulit
penggunaan sunscreen
Riwayat alergi
Kebiru-biruan (sianosis)
Pucat
Kekuningan (jaundice)
kemerahan (erythema)
kecoklatan
Kelembaban kulit
berhubungan dengan tingkat hidrasi dan kondisi lapisan lipid pada permukaan
kulit
Temperatur kulit
Tekstur kulit
Turgor kulit
elastisitas kulit
Vaskularitas
Edema
Lesi
Palpsi : mobility, countur (datar, menonjol, turun) dan konsistensi ( kembut atau
tegang)
Tipe lesi:
Makula
Vesicle
Papula
Postule
Nodule
Ulcer
Tumor
Atropi
Wheal
Pencahayaan baik
Lepas wig
Kuku
Inspeksi warna dasar kuku, ketebalan, tekstur kuku, sudut antara kuku dan
dasar kuku, serta kondisi bagian lateral dan proksimal kuku.
Kuku Abnormal
Clubbing
Beau's lines
Koilonychias
Dplinter hemorrhages
Paronychia
KEPALA DANLEHER
Kaji integritas dan struktur anatomi: kepala, mata, telinga, hidung, faring dan
leher (nodus limfatik, arteri karotis, kelenjar tiroid, dan trakhea)
Kepala
Kajilamanya keluhan
Telinga
Inspeksi telinga
palpasi telinga dan prosesus mastoideus : tidak ada nyeri, bengkak, nodules
atau lesi
Hidung
Sumbat salah satu lubang hidung klien ketika bernafas > kepatenan jalan
nafas
Palpasi hidung
Inspeksi uvula
Leher
Palpasi
nodus
limfatik
lokasi,
ukuran,
bentuk,
pergerakan,
Palpasi kelenjartiroid
Palpsitrakea
Pemeriksaan neurologis
Sentuh beberapa daerah pada permukaan dorsal dan palmar tangan, lengan
dan jari dengan cotton swab dan j arum
Sentuh beberapa daerah di kaki dan ibu jari dengan cotton swab dan jarum
Periks
pada kedua
Minta klien tnenutup mata. gambarkan satu angka pada telapak tangan klein,
minta klien mengidentifikasinya
Observasi cara klien berjalan dengan 4 cara : biasa, dengan ibu jari, tumit,
ibujari dan tumit
Respon
Skor
Membuka mata
Spontan
Terhadap suara
Terhadap nyeri
Tidak ada
Respon motorik
Bingung
Tidak ada
mematuhi perintah
Melokalisasi nyeri
Flexion withdrawal
Abnormal flexion
Abnormal extension
Flaccid
1
Total skor
Inspeksi penis
Palpasi penis
Inspeksi vulvula
15