Você está na página 1de 15

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN

ANGINA PECTORIS

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 9
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

IMELSA NAPITU
INTEN SURYANI
SR. IRA DEFANI BARUS
IVO AYU SINAGA
ROY MEX GEVER
SANTA SANTI SAGALA
YESSI SITORUS

STIKes SANTA ELISABETH MEDAN


T.A 2016/2017

Kata pengantar
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa atas segala kasih dan
anugrah yang dilimpahkannya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Asuhan
keperawatan dengan baik.
Adapun judul makalah yang sudah kami kerjakan adalah Asuhan keperawatan klien
dengan angina pectoris .
Kepada bapak/Ibu pembimbing kami, jika ada kesalahan dalam penulisan kami
mohon dimaklumi.kritikan dan saran kami perlukan dari Bapak/Ibu pembimbing kami
dengan tujuan agar tugas yang kami kerjakan akan semakin baik lagi. Atas perhatiannya kami
ucapkan terimakasih.

Medan 25 februari 2016


Penulis

Kelompok 9

BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Latar belakang
Angina pektoris merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai dangan nyeri
proksimal atau perasaan berat pada dada anterior. Aliran darah koroner yang tidak memadai
menjadi penyebabnya meengakibatkan suplai oksigen tidak adekuat untuk memenuhi
kebutuhan miokard. Angina biasanya terjadi akibat penyakit jantung aterosklerosis dan terkait
dengan obstruksi yang signifikan pada arteri koroner mayor. Faktor faktor yang
mempengaruhi nyeri angina antara lain aktivitas fisik, terpapar cuaca dingin, obesitas, sters
yang daapat meningkatkan tekanan daarah, frekuensi jantung dan beban kerja jantung.
Angina tidak stabil akibat foktor tersebut daan dapat terjadi juga pada saat istirahat. (Brunner
and Suddart, 2011)
Di Amerika serikat setiap tahun, 1 juta pasien di rawat di rumah sakit karena angina
pektoris tak stabil; dimana 6 sampai 8 persen kemudian mendapat serangan infark jantung
yang tidak fatal atau meninggal dalam satu tahun setelah diagnosis di tegak kan. Angina
pectoris diterjemahkan sebagai rasa sakit(angina) di dada(pectoris). Angina pektoris adalah
nyeri dada sementara yang disebabkan oleh iskemia miokard dan biasanya hanya berlangsung
selama beberapa menit(3 sampai 5 menit) dan umum nya mereda ketika faktor pencetus
tersebut beristirahat. ( Lewis, Heitkemper, Dirksen, 2002)

2.2 Tujuan
2.2.1 Tujuan umum
Agar mahasiswa mahasiswi mampu memahami Asuhan keperawatan klien dengan
angina pektoris.
2.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu memahami komsep dasar medik asuhan keperawatan dengan
angina pektoris
2. Mahasiswa /i mampu memahami Asuhan keperawatan klien dengan angina pektoris

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Konsep Dasar Medik
2.1.1 Definisi
Angina adalah respon sensorik yang menunjukkan kekurangan oksigen di dalam
miokardium. Angina pektoris adalah penyempitan pembuluhdarah kearteri koroner, sekunder
untuk arteri osclerosis, mengakibatkan aliran darah tidak memadai melalui pembuluh darah
otot jantung, menyebabkan nyeri dada. Episode angina biasanya dipicu oleh aktivitas fisik,
kegembiraan, atau stres emosional. (Mary Dguino, Donna Jackson, 2007)
Angina pektoris merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai dangan nyeri
proksimal atau perasaan berat pada dada anterior. Aliran darah koroner yang tidak memadai
menjadi penyebabnya meengakibatkan suplai oksigen tidak adekuat untuk memenuhi
kebutuhan miokard. ( brunner and suddart, 2010)
Angina pectoris diterjemahkan sebagai rasa sakit(angina) di dada(pectoris). Angina
pektoris adalah nyeri dada sementara yang disebabkan oleh iskemia miokard dan biasanya
hanya berlangsung selama beberapa menit(3 sampai 5 menit) dan umum nya mereda ketika
faktor pencetus tersebut beristirahat. ( Lewis, Heitkemper, Dirksen, 2002)
2.1.2 Klasifikasi
Ada tiga kategori angina :
1. Nyeri angina stabil hilang dengan istirah atata unitratdan gejala konsisten
2. Nyeri angina tidak stabil terjadi pada saat istirahat adalah onset baru meningkatkan
intensitas, kekuatan, atau durasi tidak hilang dengan istirahat dan lamba tmereda
dalam menangga pinitrogliserin
3. Prinzmetal atau angina vasospastik biasanya terjad ipada saat istirahat atau dengan
latihan resmi minimal atau tenaga, sering terjadi malam. (Mary Dguino, Donna
Jackson, 2007)
Penyakit jantung aterosklerotik terjadi ketika ada penumpukan plak dalam arteri koroner,
angina sering gejala pertama penyakit jantung ada. Ketika permintaan oksigen oleh otot
jantung melebihi pasokan yang tersedia, nyeri dada terjadi.(Mary Dguino, Donna Jackson,
2007)

2.1.3 Etiologi
Angina biasanya terjadi akibat :
1.
2.
3.
4.
5.

Aterosklerosis
Aktifitas fisik
Terpapar cuaca dingin
Stress atau emosi
Obesitas
( brunner and suddart, 2011)

2.1.4 Prognosa
Pasien sering dapatdikelola dengan perubahan gaya hidupdan obat-obatan untuk
mengontrol gejala angina. Faktor yang paling penting adalah pendidikan pasien. Pasien perlu
memahami pentingnya gejala mereka dan kapan harus mencari bantuan medis. Rasa sakit
harus dievaluasi awalnya dan setiap kali perubahan pola atau kurangnya respon terhadap
pengobatan terjadi.(Mary Diguino, Donna Jackson, 2007)
2.1.5 Tanda - tanda dan Gejala
1. nyeri dada yang berlangsung 3 sampai 5 menit tidak semua pasien mendapatkan sakit
subternal mungkin sebagait ekanan, berat, meremas.
2. dapat terjadi pada saat istirahat atau setelah tenaga, kegembiraan, atau paparan dingin
karena meningkatnya tuntutan oksigen atau vasospasme biasanya hilang dengan
istirahat kesempatan untuk membangun kembali kebutuhan oksigen
3. nyeri dapat menyebar kebagian lain dari tubuh seperti rahang, punggung, atau nyeri
4.
5.
6.
7.
8.

lengan angina tidak selalu merasa di dada.


Berkeringat
Takikardia
Sulit bernafas
Gelisah akibat tidak mendapat oksigen yang cukup ke otot jantung
Sesak
(Lynne, dkk,1990)

2.1.6 Patofisiologi
Iskemia miokard terjadi ketika permintaan oksigen miokard melebihi kemampuan
arteri koroner untuk supplay itu. Meskipun otot skletal mengambil hanya 20% dari oksigen
yang tersedia dan mempertahankan cadangan, miokardium (saat istirahat) ekstrak 60%

sampai 85% dari yang tersedia oxygen. Jika kebutuhan oksigen miokard tidak terpenuhi dari
ekstraksi - maksimum dekat ini, aliran darah koroner di lipatan melalui vasodilatasi dan
peningkatan laju aliran.
Dalam orang dengan CAD arteri koroner tidak dapat melebar untuk memenuhi
peningkatan kebutuhan metabolik karena mereka sudah cronically melebar di luar daerah
terhambat. Untuk iskemik sekunder untuk aterosklerosis terjadi, arteri biasanya 75% atau
lebih stenosis. Selain itu, perapian sakit memiliki kesulitan meningkatkan laju aliran darah.
ini menciptakan oksigen fisid tersebut. selain stenosis aterosklerosis, defisit oksigen
disebabkan oleh spasme arteri koroner dan trombosis koroner. kejang arteri koroner
penyempitan tersebut transien dan reversibel dan menyebabkan baik subtotal atau
mempersempit arteri koroner. Kejang arteri koroner biasanya dikaitkan dengan plak
aterosklerosis yang mendasari, meskipun kejang memang terjadi di arteri tanpa stenosis
signifikan. Durasi kejang menentukan apakah miokardium akan mempertahankan iskemik
(tidak mengakibatkan kematian sel) atau aktual infark (yang mengakibatkan kematian sel).
( Lewis, dkk, 2002)

2.1.7 Pathway

aterosklerosis,

pajanan terhadap dingin

latihan fisik

makanan berat

spasme pembuluh darah


stress

kebutuhan jantung
aliran oksigen

vasokontriksi

adrenalin

aliran oksigen ke arteri koronaria meningkat

ke mesenterikus

aliran oksigen ke jantung

jantung kekurangan oksigen

iskemia otot jantung

kontraksi otot jantung

curah jantung menurun

nyeri

nyeri b/d iskemik

takut mati

cemas

2.1.8 Komplikasi
1. Aritmia, seperti ppremature kontraksi dari fibrilasi, dapat terjadi pada orang dengan
angina.

2.

Kehilangan sel-sel oksigen dan nutrisi mungkin NAS iritasi dan berkembang menjadi

situs untuk sel-sel alat pacu jantung ektopik.


3. Penurunan kontraktilitas miokard yang berubah juga terjadi pada orang yang
mengalami angina.
( Lewis, dkk, 2002)
2.1.9 Pemeriksaan diagnostik
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Elektrokardiogram
Pemerikssan laboratrium
X Ray untuk menentukan tanda-tanda gagal jantung
EKG
Arteriografi koroner
PET ( Positron Emission Tomography) jantung
Kardiologi berkonsultasi
Hitung darah lengkap
Panel kolesterol
( Lewis, dkk, 2000)

2.1.10 Penatalaksanaan
Berupa penurunan kebutuhan oksigen miokard dan meningkatkan suplai oksigen.
Secara medis, tujuan ini dicapai melalui terapi farmakologi dan pengontrolan faktor risiko.
Alternatf lainnya berupa prosedur reperfusi yang dapat dilakukan untuk memulihkan suplai
darah ke miokard yang meliputi PCI ( mis, angioplasti koroner transluminal perkutaneus, sten
intrakoroner dan arektomi ) dan operasi pintas arteri koroner CABG ( Coronary Artery
Bypass Garft ). ( Brunner and Suddart, 2013)

2.2 konsep dasar keperawatan


2.2.1

Pengkajian:
A. Riwayat keperawatan

1. Keluhan nyeri dada di interior, substernal yang menjalar ke lengan kiri, leher, rahang,
punggunga, dan epigastrium. Nyeri dada seperti tertekan beban berat terasa berat, dan
seperti diremas yang timbul mendadak. Nyeri dada yang timbul berhubungan dngan
aktivitas berat atau emosi yang hebat (marah dan rangsangan seksual). Durasi

serangan nyeri berfariasintergantung diameter arteri kororner yang tersumbat dan


luasnya area iskemik miokard. Nyeri dada dapat disertai dengan gejala mual, muntah,
diaforesisi, dan sesak napas. Bila nyeri timbul saat klien istirahat atau tidur , maka
prognosisnya buruk (kemungkinan telah menjadi infark miokard)
2. Gambaran nyeri dapat merupakan gejala yang baru timbul atau sering hilang timbul.
Penyebab yang mempercepat timbulnya nyri (provokatif) an hal hal lain yang
mengurangi nyeri (paliatif) perlu dikaji guna membedakan dengan penyakit lain yang
mempunyai gejala nyeri dada.
3. Pekerjaan: perlu dicatat tentang jenis pekerjaan klien serta adanya stress fisik dan
psikis yang dapat meningkatkan beban kerja jantung.
4. Hobi : menunjukkan gaya hidup klien, cara mengatasi ketegangan , dan pengurangan
aktivitas yang mendadak.
5. Kaji fakrot resiko penyekit jantung, seperti berikut ini:
a. Riwayat penyakit klien seperti diabetes mellitus, hipertensi, penyakit vaskuler,
anemia, dan lain lain.
b. Riwayat kesehatan lain : peningkatan kadar kolesterol (low density lipoprotein /
LDL dan high density lipoprotein / HDL ) trigliserida, hipertiroid kebiasaan
merokok, konsumsi minuman beralkohol, asupan makanan tinggi gula, lemak,
garam, kafein, asupan cairan dan beban berat.
6. Obat obatan : toleransi terhadap obat obatan dan terapi yang didapat saat timbul
serangan.
7. Riwayat gangguan saluran pencernaan seperti dyspepsia, astritis, peptic ulcer, dan
penyekit lain yang menimbulkan keluhan nyeri epigastrium.
8. Riwayat kesehatan keluarga: riwayat penyakit jantung dan pembuluh darah (arteria
koroner) dalam keluarga merupakan factor resiko bagi klien.
B. pemeriksaan penunjang
1. elektrokardiografi.
a. Normal saat klien istirahat
b. Segmen ST elevasi atau depersi, gelombang T inversi selama serangan
berlangsung atau timbul saat tes treadmill.
c. Disritmia (takikardia abnormal, AV block, atrial flutter, atau atrail fibrilasi) bila
ada harus dicatat
2. Laboratorium darah.
a. Complete blood cells count : anemia dan hematokrit menurun. Lekositosis
mengindikasikan adanya penyakit infeksi yang menimbulkan kerusakan katup
jantung dan menimbulkan keluhan angina.
b. Fraksi lemak: terutama kolesterol (low density lipoprotein /LDL) dan terigliserida
yang merupakan factor risiko terjadinya arteri coronary disease (CAD)
c. Serum tiroid: menilai keadaan hipotiroid atau hipertiroid

d. Cardiac isoenzym: normal (CPK- creatinin phospokinase, CK-MB-creatinin


kinase-MB, SGOT- serum glumatic oxaloacetic transaminasedan LDH-lactate
dehydrogenase) dan troponin.
3. Radiologi.
a. Thorax rongent : melihat gambaran kardiomegali seperti hipertrofi ventrikel atau
cardio- thorax ratio (CTR) lebih dari 50%.
b. Echocardiogram: melihat adanya penyimpanan gerakan katup dan dilatasi ruang
jantung. Gerakan katup abnormal dapat menimbulkan keluhan angina.
c. Scanning jantung : melihat luas daerah eskemik pada miokard
d. Vetrikulografi sinistra: menilai kemampuan kontraksi miokard dan pemompaan
darah yang kecil akibat kelainan katup atau septum jantung
e. Kateterisasi jantung ( bila diperlukan): mellihat kepatenan arteri koroner, lokasi
sumbatan dengan tepat, dan memastikan kekuatan miokard.

C. Pemeriksaan fisik
1. Mengkaji gejala lain guna mengesampingkan keluhan angina non-kardiak seperti
esofagtis, peptic ulcer, ketegangan otot, dan penyakit kantung empedu
2. Kaji semua status yang berhubungan dengan jantung : berat badan dan tinggi
badan, kelelahan (fatique), warna kulit dan suhu kulit, pola respires, toleransi
aktivitas, denyut nadi perifer, tekanan darah, suhu, edema, bunyi jantung, serta
irama dan frekuensi denyut jantung, point of maximal impulse )PMI atau speks
jantung)
3. Kaji pola tidur dan istirahat, tipe kepribadian, serta kecemasan atau kegelisahan.
(Muttaqin. Arif.2011)

2.2.2 Diagnosa keperawatan


1. Intoleransi aktivitas
2. Keletihan
2.2.3 Intervensi pekerawatan:

no
DATA
1 DS: perawat
mengumpulkan data-data
subjektif melalui proses
pengambilan riwayat
sakit atau wawancara.
Pengambilan riwayat
sakit pasien tidak hanya
meminta pasien satu per
satu dengan
menggunakan format
rutin. Untuk
mendapatkan data yang
akurat dari pasien,

NOC
Intoleransi aktivitas:

Energy conservation
Cardiopulmonary

status
Fatique level

keperawatan selama 24

emosi, fisik,social,

untuk berpartisipasi

hasil:

dalam kegiatan

menyeimbangkan

kegiatan dan sisanya


menggunakan tidur
siang untuk

tertentu
Mandiri:

energy
menyesuaikan gaya
energy
menggunakan teknik

bantu klien untuk


mengidentifikasi

mengembalikan

aktif, dan menggunakan

aktivitas yang

mampu dilakukan
bantu untuk
memilih aktivitas
konsisten yang
sesuai dengan

konservasi energi

kemampuan fisik,

terutama pertanyaan
teridentifikasi data

dan spiritual.
menentukan

dilakukan dengan kriteria

hidup untuk tingkat

lanjuta ketika

monitor respon

kemampuan pasien

mendengarkan secara

sebanyak mungkin,

jam,aktivitas dapat kembali

menggunakan

pertanyaan terbuka

Pengkajian:

Setelah dilakukan tindakan

perawat harus
keterampilan

NIC
Activity therapy ( 4310)

psikologi, social.
Bantu untuk
mengidentifikasi

abnormal yang potensial.

dan mendapatkan
sumber yang
diperlukan untuk
aktivitas yang

DO:
-

Pemeriksaan fisik
Hasil tes

diagnostik
Berat badan
Ttv
Saturasi oksigen

diinginkan
Bantu pasien untuk
mengembangkan
motivasi diri dan
penguatan

Penkes:

Tingkat nyeri

menyarankan
metode
peningkatan
aktivitas fisik
sehari-hari, yang

sesuai
anjurkan pasien
dan keluarga
bagaimana
melakukan
kegiatan yang
diinginkan atau

ditentukan
anjurkan pasien
dan keluarga
tentang peran fisik,
sosial, spritual, dan
mendukung
aktifitas kognitif,
dalam menjaga
fungsi dan
kesehatan

kolaborasi:

kolaborasi dengan
tenaga rehabilitasi
medik dalam
merencanakan
program terapi
yang tepat

DS: perawat
mengumpulkan data-data
subjektif melalui proses
pengambilan riwayat

Keletihan

Activity tolerance
Energy conservation
Self-care : activities of
daily living (ADL)

Energy management
(0180)
Pengkajian:

sakit atau wawancara.

Kaji adanya factor

Pengambilan riwayat

Setelah dilakukan tindakan

yang menyebabkan

sakit pasien tidak hanya

keperawatan selama 24

meminta pasien satu per

jam, keletihan dapat teratasi

kelelahan
Monitor pasien

satu dengan

dengan kriteria hasil:

akan adanya

Tidak terganggu dalam

kelelahan fisik dan

rutin. Untuk

melakukan aktivitas

emosi secara

mendapatkan data yang

makan
Tidak terganggu dalam

berlebihan
Monitor respon

menggunakan format

akurat dari pasien,

perawat harus

melakukan aktivitas

kardiovaskuler

menggunakan

makan
Tidak terganggu dalam

terhadap aktivitas

keterampilan

melakukan aktivitas

mendengarkan secara
aktif, dan menggunakan
pertanyaan terbuka
sebanyak mungkin,
terutama pertanyaan
lanjuta ketika

mandi
Tidak terganggu

Mandiri:

untuk memahami

ndalam melakukan

prinsip konservasi

aktivitas kebersihan
diri sendiri

membantu pasien

energi
membantu pasien
dalam menetapkan

teridentifikasi data

prioritas untuk

abnormal yang potensial.

kegiatan untuk
mengakomodasi

DO:

tingkat energi
membantu pasien /
penting lainnya

Pemeriksaan fisik
Hasil tes

diagnostik
Berat badan
Ttv
Saturasi oksigen
Tingkat nyeri

untuk menetapkan
tujuan kegiatan

yang realistis
membantu pasien
untuk
menjadwalkan
waktu istirahat

penkes:

mengajar aktivitas

organisasi dan
manajemen waktu
untuk teknik
mencegah

kelelahan
menginstruksikan
pasien untuk
memberitahu
dokter jika tanda
dan gejala-gejala
kelelahan bertahan

kolaborasi:

berkonsultasi
dengan ahli gizi
tentang cara-cara
untuk
meningkatkan
asupan makanan
energi tinggi

Daftar Pustaka

Digiulio. Mary.dkk. 2007. Medical Surgical Nursing. United States of America. Mc


Graw Hill
Lewis. Dkk. 2000. Medical Surgical Nursing Volume 1. United States of America.
Mosby
Muttaqin.arif.2011. Asuhan keperawatan gangguan kardiovaskuler. Jakarta . salemba
medika
Smeltzer. Suzanne C. 2010. Medical Surgical Nursing Volume 1. United States of
America.Wolters luwer
Smeltzer. Suzanne C. 2013. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta. EGC
Thelan, Lynne A. dkk. 1990. Critical Care Nursing Management.United States of
America. Mosby

Você também pode gostar