Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
SEMESTER VI
OLEH:
RACHMI ANNISA
1110070100043
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmatNya penulis
dapat menyelesaikan Makalah ini dengan baik.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah modul agama islam enam Pada
kesempatan kali ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Ibuk yang telah
membimbing penulis sehingga terselesaikan nya penulisan makalah ini , teman-teman yang
telah memberikan dorongan dan motivasi serta pihak-pihak yang
Penulis
DAFTAR ISI
Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Islam adalah agam yang kaya. Khazanahnya mencakup segenap aspek kehidupan
manusia, termasu diantaranya masalah kesehatan. Masalah kesehatan adalah masalah
kompleks yang merupakan hasil dari berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah
maupun buatan manusia.
Rumusan masalah
- Apa saja masalah kesehatan dalam kedokteran temporer?
- Bagaimana pandangan islam dalam masalah ini?
Tujuan
- Dapat mengetahui masalah kesehatan dalam kedokteran temporer.
BAB II
PEMBAHASAN
MASALAH KESEHATAN DALAM KEDOKTERAN TEMPORER
1. ABORSI
Aborsi dalam bahasa Arab disebut ijhadh, yang memiliki beberapa sinonim yakni;
isqath (menjatuhkan), ilqa (membuang), tharah (melempar) dan imlash (menyingkirkan)) .
Aborsi menirit agama-agama sebelum islam adalah termasuk yang diharamkan. Dalam
Agama
Yahudi
aborsi
dianggap
haram,tidak
diperbolehkan
dan
pelakunya
manusia seluruhnya. dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, Maka
seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. dan Sesungguhnya Telah
datang kepada mereka rasul-rasul kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas,
Kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam
berbuat kerusakan dimuka bumi.
B. Aborsi Dalam Pandangan Islam
Aborsi menurut agama-agama sebelum Islam adalah termasuk yang diharamkan.Dalam
agama
Yahudi
aborsi
dianggap
haram,
tidak
diperbolehkan
dan
pelakunya
lama. Alasan yang biasanya dikemukakan dokter adalah bahwa pengobatan yang diberikan hanya
akan memperpanjang penderitaan pasien serta tidak akan mengurangi sakit yang memang sudah
parah (Utomo, 2003:176).
B.
Jenis Euthanasia
Dalam praktik kedokteran, dikenal dua macam euthanasia, yaitu euthanasia aktif dan
euthanasia pasif. Euthanasia aktif qatl ar-rahmah (pembunuhan dengan kasih sayang) adalah
tindakan dokter mempercepat kematian pasien dengan memberikan suntikan ke dalam tubuh
pasien tersebut. (Utomo, 2003:176).Adapun euthanasia pasif, taisir al-maut(memudahkan
kematian) adalah tindakan dokter menghentikan pengobatan pasien yang menderita sakit keras,
yang secara medis sudah tidak mungkin lagi dapat disembuhkan. Penghentian pengobatan ini
berarti mempercepat kematian pasien. Alasan yang lazim dikemukakan dokter adalah karena
keadaan ekonomi pasien yang terbatas, sementara dana yang dibutuhkan untuk pengobatan
sangat tinggi, sedangkan fungsi pengobatan menurut perhitungan dokter sudah tidak efektif lagi.
C.
karena ada suatu yang mutlak berasal dari Tuhan Yang Maha Esa dan batasan karena hak asasi
manusia. Pembicaraan mengenai euthanasia tidak akan memperoleh suatu kesatuan pendapat etis
sepanjang masa. Karena masih banyak pertentangan mengenai definisi euthanasia, berbagai
pendapat diajukan di antaranya sebagai berikut :
1)
Volutary Euthanasia
Permohonan diajuka pasien karena, misalnya gangguan penyakit jasmani yang dapat
mengakibatkan kematian segera yang keadaannya diperburuk oleh keadaan fisik dan jiwa yang
tidak menjunjung
2)
Involuntary Euthanasia
Keinginan yang diajukan pasien untuk mati tidak dapat di kerjakan karena, misalnya seseorang
yang menderita sindroma Tay Sach. Keputusan atau keinginana untuk mati berada pada pihak
orangtua atau yang bertanggung jawab.
3)
Assisted Suicide
Tindakan ini bersifat individual dalam keadaan dan alasan tertentu untuk menghilangka rasa
putus asa dengan bunuh diri.
4)
Alasan adalah meringankan penderitaan tanpa izin individu yang bersangkutan dan pihak yang
punya hak untuk mewakili. Hal ini sebenarnya merupakan pembunuhan, tetapi dalam pengertian
yang agak berbeda karena tindakan ini dilakukan atas dasar belas kasihan.
3. KELUARGA BERENCANA
Indonesia (1997), maksud daripada ini adalah: Gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat
dan sejahtera dengan membatasi kelahiran.
Dengan kata lain KB adalah perencanaan jumlah keluarga. Pembatasan bisa dilakukan dengan
penggunaan alat-alat kontrasepsi atau
penanggulangan
kelahiran
sebagainya.
Untuk menghindari kehamilan yang bersifat sementara digunakan kontrasepsi sedangkan untuk
menghindari kehamilan yang sifatnya menetap bisa dilakukan sterilisasi.
Jumlah anak dalam sebuah keluarga yang dianggap ideal adalah dua. Gerakan ini mulai
dicanangkan pada tahun akhir 1970an.
Surat An-Nisa: 9
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang
mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh
sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan
perkataan yang benar(S. An-Nisa: 9)
2. Surat Lukman: 14
Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya
Telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam
dua tahun[1180]. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, Hanya kepadaKulah kembalimu. (S.Lukman: 14)
3. Surat al-Qashas: 77
Dan carilah pada apa yang Telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri
akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah Telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah
kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berbuat kerusakan.( S. al-Qashas: 77)
membolehkan dan yang menolak KB. Pandangan Majelis Ulama Indonesia menjelaskan bahwa
ajaran islam membenarkan keluarga berencana. Diantara dalil yang digunakan para ulama yang
membolehkan KB yaitu pada QS; an-nisa ayat 9 yang artinya: dan hendaklah takut kepada
Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah,
yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka
bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.
Yusuf Al-Qaradhawi melalui bukunya Halal dan Haram mengungkapkan, tujuan
perkawinan salah satunya adalah lahirnya keturunan. Dengan adanya keturunan, menopang
kelangsung je nis manusia. Islam menyukai banyaknya keturunan di kalangan umatnya.
Namun, Islam pun mengizinkan kepada setiap Muslim untuk mengatur keturunan apabila
didorong oleh alasan kuat. Hal yang masyhur digunakan pada zaman Rasulullah untuk mengatur
kelahiran adalah dengan azl, yaitu mengeluarkan sperma di luar rahim ketika akan keluar. Dalam
hadis yang diriwayatkan Imam Muslim dijelaskan, para sahabat menyatakan bahwa mereka biasa
melakukan azl pada masa Nabi Muhammad SAW. Ketika informasi itu sampai kepada
Rasulullah, beliau tidak melarangnya. Di sisi lain ada bantahan terhadap cerita-cerita tentang
orang Yahudi bahwa azl merupakan pembunuhan kecil.
Menurut Al-Qaradhawi, ada alasan-alasan yang menjadi pijakan untuk berkeluarga
berencana. Di antaranya, adanya kekhawatiran kehidupan atau kesehatan ibu bila hamil atau
melahirkan. Ini setelah penelitian dan pemeriksaan dokter yang dapat dipercaya. Ia mengutip
AlBaqarah ayat 195, agar seseorang tak menjatuhkan diri dalam kebinasaan.
Alasan lainnya adalah kekhawatiran munculnya bahaya terhadap urusan dunia yang tak jarang
mempersulit ibadah. Pada akhirnya, hal itu membuat seseorang mau saja menerima barang
haram atau menjalankan pekerjaan terlarang demi memenuhi kebutuhan anak-anaknya.
Persoalan kesehatan dan pendidikan juga menjadi faktor yang menjadi pertimbangan dalam
memutuskan berkeluarga berencana. Keharusan melakukan azl karena khawatir terhadap
keadaan perempuan yang sedang menyusui kalau hamil atau melahirkan anak lagi. Rasulullah,
kata Al-Qaradhawi, selalu berusaha demi kesejahteraan umatnya.
Oleh karena itu, Rasulullah memerintahkan umatnya berbuat hal yang melahirkan maslahat dan
tak mengizinkan sesuatu yang menimbulkan bahaya. Menurut Al-Qaradhawi, di masa kini sudah
ada beragam alat kontrasepsi yang dapat dipastikan kebaikannya. Hal inilah yang diharapkan
oleh Rasulullah.
Pandangan Muhammadiyah
Sementara itu, Tim Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah melalui
fatwafatwa tarjih menjelaskan, surah An-Nisa ayat 9 secara umum dapat menjadi motivasi
keluarga berencana, tapi bukan jadi dasar langsung kebolehannya.
Ayat tersebut berbunyi, Hendaklah takut kepada Allah orangorang yang sekiranya mereka
meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka, yang mereka khawatir terhadap
kesejahteraannya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah
mereka berbicara dengan tutur kata yang benar.
Menurut Majelis Tarjih dan Tajdid, Islam menganjurkan agar kehidupan anak-anak jangan
sampai telantar sehingga menjadi tanggungan orang lain. Ayat tersebut mengingatkan agar orang
tua selalu memikirkan kesejahteraan jasmani dan rohani anakanaknya.