Você está na página 1de 22

POPULASI, SAMPEL, DAN TEKNIK SAMPLING

dr. Denny Anggoro Prakoso, MD, MSc.

Sebelum mulai baca jangan lupa berdoa ya.. Nah materi


kali ini berguna banget buat penyusunan KTI khususnya bab
ketiga. Bab apa hayo? Yaps bener bab metode penelitian. Yuk
langsung kita bahas tuntas mengenai populasi dan sampel.
A. POPULASI
Kita mulai dari definisi dulu ya, sakjane populasi ki opo
to? Populasi adalah keseluruhan objek yang akan/ingin
diteliti. Populasi ini sering juga disebut Universe.
Pastinya
dalam
suatu
penilitian
kita
punya
target/sasaran yang akan diteliti kan, misal nih mau neliti
tentang ibu hamil trimester pertama. Jadi yang disebut
populasi dari sasaran tersebut adalah wanita.
Anggota populasi dapat berupa benda hidup maupun
benda mati, dimana sifat-sifat yang ada padanya dapat
diukur atau diamati. Benda hidup yang diteliti gak melulu
manusia, beberapa penilitian menggunakan mencit atau

kelinci sebagai hewan uji. Bisa juga benda mati, contohnya


aja bidang selain kesehatan kayak geologi, arkeolog, dll.
Populasi yang tidak pernah diketahui dengan pasti
jumlahnya disebut "Populasi Infinit" atau tak terbatas.
Contohnya nih jumlah penduduk di suatu negara, gak
mungkin kan ya kita tau secara pasti jumlah orang yang
ada di Indonesia atau kita mau meniliti volume air di
Samudera Hindia.
Populasi yang jumlahnya diketahui dengan pasti
(populasi yang dapat diberi nomor identifikasi), misalnya
murid sekolah, jumlah karyawan tetap pabrik, dll. disebut
"Populasi Finit.

Jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau individuindividu yang karakteristiknya hendak diteliti. Dan satuansatuan tersebut dinamakan unit analisis, dan dapat
berupa orang-orang, institusi-institusi, benda-benda, dll.
Macam Populasi
Dibagi jadi 2, yaitu:
Populasi Sasaran (Target Population):
Yaitu populasi yang menjadi sasaran pengamatan
atau populasi dari mana suatu keterangan, akan
diperoleh data dengan karakteristik klinis dan
demografi (misalnya efek obat pada ibu hamil) maka
target populasi adalah ibu hamil.
Populasi Terjangkau (Accessible Population):
Adalah bagian dari populasi target yang dibatasi
oleh tempat dan waktu. Misal ibu hamil di wilayah

puskesmas A bulan januari-juni 2015. Jadi populasi


terjangkau ini lebih sempit ketimbang populasi sasaran.

Nah ini kalo kita gambarkan hubungan kedua macam


populasi tadi kayak gambar di atas itu guys. Untuk
mendapatkan sampel yang akan diteliti diperlukan kriteria
inklusi maupun eksklusi.
B. SAMPEL
Berikut beberapa definisi dari sampel:
- bagian dari populasi yang dapat mewakili seluruh
populasi.
- sebagian unsur populasi yang dijadikan objek
penelitian.
- miniatur (mikrokosmos) populasi.
Sampel yang memiliki ciri karakteristik yang sama atau
relatif sama dengan ciri karakteristik populasinya disebut
sampel representatif. Jadi setelah mengolah data yang
didapat dari sampel tadi, hasilnya bisa dikembalikan ke
populasi kembali (dianggap mewakili populasi).
Ciri karakteristik sampel disebut statistik. Hasil
pengukuran atau karakteristik dari sampel disebut "statistik"
yaitu X untuk harga rata-rata hitung (mean) dan S atau SD
untuk simpangan baku (standar deviasi).
Uda pada tau kan cara ngitung rata-rata? Misal sampel
yang kita ambil terdiri dari orang-orang yang umurnya
bervariasi, bisa dicari rata-ratanya dengan menjumlahkan
nilainya lalu dibagi banyak orangnya. Tapi ndak semua bisa di
rata-rata ya, misal pekerjaan peternak+dokter/2=dokter
hewan.

Disamping
merupakan
contoh pemilihan sampel
yang kurang tepat. Bisa
diliat
dipopulasi
lebih
dominan yang berwarna
biru. Tetapi pengambilan
sampel-nya malah banyak
yang merah dibanding yang
biru. Ini kurang baik karena
hasilnya
nanti
tidak
representatif untuk populasi
tersebut.

berikut rumus-rumus buat


ngukur statistik.

Dibawah ini adalah skema hubungan antara populasi,


sampel, dan sampling.

Alasan Pengambilan Sampel (Sampling)


1) Populasi Besar
2) Keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya.
3) Lebih cepat dan lebih mudah.
4) Memberi informasi yang lebih banyak dan dalam.
5) Dapat ditangani lebih teliti.
6) Penelitian terhadap sampel bisa lebih reliabel daripada
terhadap populasi
Pengambilan sampel kadang-kadang merupakan satusatunya jalan yang harus dipilih, (tidak mungkin untuk
mempelajari seluruh populasi) misalnya:
Meneliti air sungai
Mencicipi rasa makanan didapur
Mencicipi duku yang hendak dibeli

Tujuan Sampling

Agar
sampel
yang
diambil
dari
populasinya
"representatif" (mewakili), sehingga dapat diperoleh
informasi yang cukup untuk mengestimasi populasinya.
Untuk memperoleh
hasil yang bisa mewakili
seluruh
populasi,
pengambilan
sampel
gak bisa sembarangan
ya. Contoh sampel yang
unrepresentatif
itu
kayak lingakaran kanan
bawah, proporsi tiap
warna yang diambil gak
seimbang terus malah
ada warna lain yang
tidak menggambarkan
populasi tapi dimasukin
sebagai sampel.
Istilah dalam Sampling
Kerangka Sampel (Sampling Frame): suatu daftar
unit-unit yang ada pada populasi yang akan diambil
sampelnya (daftar anggota populasinya).
Unit Sampel (Sampling Unit): unit terkecil pada
populasi yang akan diambil sebagai sampel (KK atau
RT).
Rancangan Sampel: rancangan yang meliputi cara
pengambilan sampel dan penentuan besar sampelnya.
Random: cara mengambil sampel, dimana setiap unit
dalam populasi mempunyai kesempatan yang sama
untuk dipilih menjadi anggota sampel.

Hubungan Sampling

Di atas adalah contoh sampling biar lebih paham yaa..


Subjek, Objek, dan Responden Penelitian
Subjek penelitian: anggota populasi yang terdiri
orang-orang.
Objek penelitian: anggota populasi yang terdiri dari
benda-benda.
Responden:
seseorang
yang
mengetahui
dan
bertanggung jawab terhadap objek penelitian.
C. TEKNIK SAMPLING
Teknik pengambilan sampel atau teknik
adalah teknik pengambilan sampel dari populasi.

sampling

Sampel yang merupakan sebagian dari populasi tersebut


kemudian diteliti dan hasil penelitian (kesimpulan) kemudian
dikenakan pada populasi (generalisasi).
Teknik Pengambilan Sampel
Pemilihan teknik pengambilan sampel merupakan
upaya penelitian untuk mendapat sampel yang
representatif (mewakili), yang dapat menggambarkan
populasinya.

Syarat Teknik Sampling


Teknik sampling boleh dilakukan bila populasi bersifat
homogen atau memiliki karakteristik yang sama atau
setidak-tidaknya hampir sama.
Bila keadaan populasi bersifat heterogen, sampel yang
dihasilkannya dapat bersifat tidak representatif atau tidak
dapat menggambarkan karakteristik populasi.

Teknik pengambilan sampel tersebut dibagi atas 2


kelompok besar, yaitu:

1) Probability Sampling (Random Sample)


2) Non Probability Sampling (Non Random Sample)
Klasifikasi teknik pengambilan sampel
tergantung ngikut referensi yang mana.

bervariasi

Kita bahas satu per satu yaa..


I.

Probability Sampling
Pada pengambilan sampel secara random, setiap
unit populasi, mempunyai kesempatan yang sama
untuk diambil sebagai sampel.
Faktor pemilihan atau penunjukan sampel yang
mana
akan
diambil,
yang
semata-mata
atas
pertimbangan peneliti, disini dihindarkan.
Kelebihan Probability Sampling
Derajat kepercayaan terhadap sampel dapat
ditentukan.
Beda penaksiran parameter populasi dengan
statistik sampel, dapat diperkirakan.
Besar sampel yang akan diambil dapat dihitung
secara statistik.
Cara Pengambilan Sampel
1) Sampel Random Sederhana (Simple Random
Sampling)
Proses pengambilan sampel dilakukan dengan
memberi kesempatan yang sama pada setiap
anggota populasi untuk menjadi anggota sampel.
Jadi disini proses memilih sejumlah sampel n dari
populasi N yang dilakukan secara random.
Ada 2 cara yang dikenal yaitu:
a. Bila jumlah populasi sedikit, bisa dilakukan
dengan cara mengundi "Cointoss".
b. Tetapi bila populasinya besar, perlu digunakan
label "Random Numbers.
Sampling ini memiliki bias terkecil dan
generalisasi tinggi. Banyak digunakan dalam
penelitian sains.

Contoh simple random sampling:

Keuntungan
Prosedur estimasi
mudah dan
sederhana.

Kerugian
Membutuhkan daftar
seluruh anggota
populasi.
Sampel mungkin
tersebar pada daerah
yang luas, sehingga
biaya transportasi besar.

2) Sampel Random Sistematik (Sistematic Random


Sampling)
Merupakan cara pengambilan sampel dimana
sampel pertama ditentukan secara acak sedangkan
sampel berikutnya diambil berdasarkan satu
interval tertentu.
Proses pengambilan sampel, setiap urutan ke K"
dari titik awal yang dipilih secara random, dimana:

N (Jumlah anggota
populasi)
K=
-------------------------------

Misalnya, setiap pasien yang ke tiga yang


berobat ke suatu Rumah Sakit, diambil sebagai
sampel (pasien No. 3,6,9,15) dan seterusnya.

Keuntungan
Perencanan dan
penggunaanya mudah.
Sampel tersebar di
daerah populasi.

Kerugian
Membutuhkan daftar
populasi

3) Sampel Random Berstrata (Stratified Random


Sampling)
Populasi dibagi strata-strata (sub populasi),
kemudian pengambilan sampel dilakukan dalam
setiap strata baik secara simple random sampling,
maupun secara systematic random sampling.
Stratified sampling dilakukan pada populasi yang
memiliki strata atau subkelompok dan dari masingmasing subkelompok diambil sampel terpisah.
Proportional:
Menentukan prosentasi besarnya sampel
dari keseluruhan populasi.
Menerapkan proporsi dalam pengambilan
sampel bagi setian strata.

Disproportional
Penentuan sampel dilakukan tidak dengan
mengambil proporsi yang sama bagi setiap
strata untuk mencapai jumlah yang sama
dari masing-masing strata.
Misalnya kita meneliti keadaan gizi anak sekolah
Taman Kanak-kanak di Kota Madya Medan ( 4-6
tahun).
Karena kondisi Taman Kanak-kanak di Medan
sangat berbeda (heterogen) maka buatlah kriteria
yang tertentu yang dapat mengelompokkan sekolah
Taman Kanak-kanak ke dalam 3 kelompok (A = baik,
B = sedang, C = kurang). Misalnya untuk Taman
Kanak-Kanak dengan kondisi A ada : 20 buah dari
100 Taman Kanak-Kanak yang ada di Kota Madya
Medan, kondisi B = 50 buah C = 30 buah.
Jika berdasarkan perhitungan besar sampel, kita
ingin mengambil sebanyak 25 buah (25%), maka
ambilah 25% dari masing-masing sub populasi
tersebut di atas.

Keuntungan
Taksiran mengenai
karakteristik populasi
lebih tepat.

Kerugian
Daftar populasi setiap
strata diperlukan.
Jika daerah geografisnya
luas, biaya transportasi
tinggi.
Membutuhkan daftar
populasi

4) Sampel Random Berkelompok (Cluster Sampling)


Pengambilan
sampel
dilakukan
terhadap
sampling unit, dimana sampling unitnya terdiri dari
satu kelompok (cluster). Tiap item (individu) di
dalam kelompok yang terpilih akan diambil sebagai
sampel.

Pada cara ini randomisasi dilakukan pada


kelompok bukan terhadap subjek secara individual.
Cara ini dipakai bila populasi dapat dibagi dalam
kelompok-kelompok dan setiap karakteristik yang
dipelajari ada dalam setiap kelompok.
Misalnya ingin meneliti gambaran karakteristik
(umur, suku, pendidikan dan pekerjaan) orang tua
mahasiswa FK UMY. Mahasiswa FK dibagi dalam 6
tingkat (I s/d VI). Pilih secara random salah satu
tingkat (misal tingkat II). Maka orang tua semua
mahasiswa yang berada pada tingkat II diambil
sebagai sampel (Cluster).

Karakteristik cluster sampling:


a. Digunakan jika objek yang akan diteliti sangat
luas.
b. Populasi biasanya dalam bentuk gugus atau
kelompok-kelompok tertentu.
c. Anggota gugus/kelompok mungkin tidak
homogen
d. Misalnya akan diambil populasi seluruh guru
SD di Kota Bogor. Pengambilan sampelnya
dengan cara membagi wilayah Kota Bogor ke
dalam enam wilayah, kemudian dari masingmasing kecamatan diambil perwakilannya.
Jumlah sampel tiap kecamatan diambil secara
proporsional.

Keuntungan
- Tidak memerlukan daftar
populasi.
- Biaya transportasi kurang.

Kerugian
Prosedur estimasi
sulit.

5) Sampel Bertingkat (Multi Stage Sampling)


Proses pengambilan sampel dilakukan bertingkat,
baik bertingkat dua maupun lebih. Untuk itu,
peneliti hanya dapat menentukan sampel wilayah.
Cara ini dipergunakan bila:
a. Populasinya cukup homogeni
b. Jumlah populasi sangat besar
c. Populasi menempati daerah yang sangat
luas
d. Biaya penelitian kecil

Keuntungan
Biaya

Kerugian
- Prosedur estimasi sulit.

transportasi
kurang.

Prosedur pengambilan
sampel memerlukan
perencanaan yang lebih
cermat

II.

Non Probability Sampling (Selected Sampling)


Pemilihan
sampel
dengan
cara
ini
tidak
menghiraukan prinsip-prinsip probability. Pemilihan
sampel tidak secara random. Hasil yang diharapkan
hanya merupakan gambaran kasar tentang suatu
keadaan.
Cara ini dipergunakan bila biaya sangat sedikit,
hasilnya diminta segera, tidak memerlukan ketepatan
yanq tinggi, karena hanya sekedar gambaran umum
saja.
Cara Pengambilan Sampel
1) Sampel Dengan Maksud (Purposive Samping).
Pengambilan sampel dilakukan hanya atas dasar
pertimbangan penelitinya saja yang menganggap
unsur-unsur yang dikehendaki telah ada dalam
anggota
sampel
yang
diambil.
Cara
ini
membutuhkan kemampuan dan pengetahuan yang
baik dari peneliti terhadap populasi penelitian.
2) Sampel Tanpa Sengaja (Accidental Sampling /
Haphazard sampling).
Sampel diambil atas dasar seandainya saja,
tanpa direncanakan lebih dahulu. Teknik sampling
berdasarkan faktor spontanitas. Artinya siapa saja
yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti
maka orang tersebut dapat dijadikan sampel. Selain
itu, jumlah sampel yang dikehendaki tidak
berdasarkan
pertimbangan
yang
dapat
dipertanggung jawabkan, asal memenuhi keperluan
saja. Kesimpulan yang diperoleh bersifat kasar dan
sementara saja.
3) Sampel Berjatah (Quota Sampling)
Pengambilan
sampel
hanya
berdasarkan
pertimbangan peneliti saja, hanya disini besar dan
kriteria sampel telah ditentukan lebih dahulu.
Misalnya, sampel yang akan di ambil berjumlah 100

orang dengan perincian 50 laki dan 50 perempuan


yang berumur 15-40 tahun. Cara ini dipergunakan
kalau peneliti mengenal betul daerah dan situasi
daerah dimana penelitian akan dilakukan
4) Cara bola salju (Snowball sampling)
Merupakan teknik penentuan sampel yang
mula-mula jumlahnya kecil, kemudian sampel ini
disuruh memilih responden lain untuk dijadikan
sampel lagi, begitu seterusnya sehingga jumlah
sampel menjadi banyak.

Sampling Jenuh
Merupakan teknik sampling jika semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini dilakukan jika
jumlah populasi kurang dari 30. Misal pada kasus penyakit
langka, semua pasien menjadi sampel.
Cara-Cara Teknis Sampling
1. Cara keputusan (Judgment sampling)
Mengambil sampel dengan melakukan pertimbangan.
Cara ini cocok untuk dipakai pada saat tahap awal

studi eksploratif. Misal Penelitian tentang pembiayaan


kesehatan dipilih orang-orang yang paham tentang
pembiayaan kesehatan. (dokter, perawat, atau
administrasi kesehatan)
2. Cara dipermudah (Convinience sampling)
Sampel dengan cara ini adalah yang paling murah dan
cepat dilakukan karena peneliti memiliki kebebasan
untuk memilih siapa saja yang mereka temui. Cara ini
bermanfaat untuk tahap awal penelitian eksploratif
saat mencari petunjuk-petunjuk penelitian, yang akan
menghasilkan bukti-bukti yang cukup melimpah
sehingga prosedur pengambilan sampel yang lebih
canggih tidak diperlukan lagi. Namun, cara ini kurang
bisa diandalkan
3. Area Sampling
Pada cara ini populasi dibagi atas beberapa bagian
populasi di mana bagian populasi ini dapat dibagi-bagi
lagi. Kemudian dari bagian populasi yang terkecil
diambil sampel sebagai wakilnya untuk masuk kepada
bagian populasi yang lebih besar dan dari bagian
populasi yang lebih besar ini akan diambil lagi sampel
yang akan dipakai lagi dan seterusnya.
Kekeliruan Sampling
Proses riset harus terbebas atau paling tidak hanya
memilki sedikit kesalahan ataupun kekeliruan baik pada
saat pengumpulan, pengolahan data sampai dengan saat
penyajian informasi sebagai hasil riset. Secara logis, tidak
mungkin rata-rata hitung suatu sampel yang diambil dari
suatu populasi akan sama persis dengan rata-rata hitung
populasi.
1. Kekeliruan sampling
Adalah kekeliruan yang terjadi pada saat menelaah
sampel, misalnya dalam menentukan jumlah sampel
yang harus diambil
2. Kekeliruan tak sampling

Kekeliruan yang terjadi dalam suatu riset yang


disebabkan oleh populasi yang tidak jelas, pertanyaan
yang tidak tepat dan obyek yang diteliti ternyata tidak
seluruhnya didapat.
D. KESIMPULAN
1. Jika kita ingin melakukan penelitian pada sesuatu
populasi yang besar, kita tidak perlu meneliti setiap
unit dari populasi akan tetapi cukup hanya
mengambil sebagian saja (sampel).
2. Untuk
mendapatkan
suatu
sampel
yang
"representatif perlu diperhatikan cara-cara yang
disebut dalam "Probability Sample".
3. Jika kita hanya ingin mengetahui sekedar gambaran
umum dari suatu keadaan, sedang biaya dan waktu
sangat
sedikit,
dapat
kita
pergunakan
"NonProbability Sample
4. Untuk menghindari terjadinya Non Sampling
Error
perlu
diadakan perencanaan yang baik,
dalam pembuatan kuesioner, manual, penetapan
definisi dan konsep serta pengumpulan dan
pengolahan data.
Allhamdulillah materi kita sudah selesai, semoga tementemen paham dengan materi ini dan Ilmu nya barokah dan
KTI nya lancaaarrrrrrrrrrrrrrrrrrrr. Byeeeee editor pamit

LATIHAN SOAL
1. Terdapat sebuah penelitian dengan subjek 100 orang.
Dari 100 orang itu diambil 50 sampel laki-laki dan 50
sampel wanita. Termasuk jenis sampling apakah
kejadian diatas?
A. Quota
B. Purposive

2.

3.

4.

5.

C. Konsekutive
D. Snowball
E. Random
Seorang peneliti ingin meneliti perilaku hidup bersih
dan sehat guru SD di Yogyakarta. Cara pengambilan
sampel yang baik menggunakan..
A. Simple Random Sampling
B. Systematic Random Sampling
C. Stratified Random Sampling
D. Cluster Sampling
E. Multi Stage Sampling
Untuk mendapatkan sampel pada penelitian dirumah
sakit/klinik, maka cara sampling yang paling tepat
adalah...
a. Randomisasi
b. Consecutive Sampling
c. Simple Random Sampling
d. Stratified Random Sampling
e. Cluster Sampling
Pemilihan sampel secara acak bermanfaat untuk...
A. Peneliti dapat menentukan kelompok yang
mendapat perlakuan
B. Probabilitas subyek mendapat perlakuan sama
C. Keseragaman kelompok perlakuan
D. Peneliti tidak mengetahui siapa kelompok obat
E. Probabilitas sama antara obat dan placebo
Sampel ideal untuk diteliti dalam pembuktian kasus
suatu penyakit adalah...
A. Sampel di klinik
B. Sebagian sampel di masyarakat
C. Sebagian sampel di RS
D. Seluruh sampel di RS
E. Seluruh sampel di masyarakat

Você também pode gostar