Você está na página 1de 9

BAB I.

PENDAHULUAN
A. Definisi Produk
Bakso lele warna warni merupakan produk dari daging ikan lele yang akan
dihaluskan dan dicampur dengan pati dan bumbu (garam, lada, dll) serta
pewarna alami yang berasal dari ekstrak sayuran (wortel, sawi).
B. Sejarah & Perkembangan Produk
Bakso memiliki akar dari seni kuliner Tionghoa Indonesia hal ini
ditunjukkan dari istilah 'bakso' berasal dari kata Bak-So, dalam Bahasa
Hokkien yang secara harfiah berarti 'daging babi giling'. Karena kebanyakan
penduduk Indonesia adalah muslim, maka bakso lebih umum terbuat dari
daging halal seperti daging sapi, ikan, atau ayam. Seiring berkembangnya
waktu, istilah bakso menjadi lebih dikenal dengan 'daging giling' saja
(Anonima, 2012).
Penamaan bakso di beberapa negara di dunia berbeda-beda. Di Malaysia,
Singapura, Hongkong dan Australia, bakso dikenal dengan sebutan meatball,
sedangkan di beberapa negara di dunia bakso memiliki sebutan khusus, seperti
di Belgia disebut ballekes atau Flandersdan, di Brussels disebut bouletten dan
di Wallonia diberi sebutan boulettes atau boulets. Di Jerman, meatballs atau
bakso disebut Frikadellen atau Fleischpflanzerl atau Fleischkuchle, sedang di
Berlin dan berbagai bagian dari Jerman Timur umumnya memakai istilah
"Bulette". Bakso Jerman yang paling terkenal adalah Konigsberger Klopse
yang berisi anchovy atau ikan asin dan dimakan dengan saus (Anonimb, 2012).
Sebelum ada teknologi seperti sekarang, bakso dibuat dengan cara yang
sederhana atau konvensional. Dengan cara konvensional pencampuran dan
pembentukan adonan bakso masih menggunakan tangan. Namun, dengan
adanya teknologi yang semakin berkembang, pengolahan bakso sudah
menggunakan teknologi modern dan berkembang menjadi skala industri.
Pengolahan bakso dalam skala industri sudah menggunakan alat mixing yang

dilengkapi dengan pengaduk dan alat pencetak yang dapat disesuaikan


kapasitas dan ukuran yang diinginkan oleh pelaku industri.
Di abad 20 ini produk olahan bakso sudah bervariasi, khusunya pada
penggunaan bahan bakunya. Berdasarkan jenis daging yang digunakan, maka
dikenal dua jenis bakso yaitu bakso ikan dan bakso sapi. Bakso ikan adalah
produk olahan hasil perikanan dengan bahan baku ikan utuh atau lumatan
daging ikan (minced) atau surimi, ditambah bahan pengisi berpati atau tepung
tapioka dan bumbu-bumbu, yang dibentuk bulat-bulat dan direbus dalam air
panas.
C. Pemanfaatan Produk
Berdasarkan data dari KKP (Kementerian Kelautan Perikanan) pada 2012,
tingkat konsumsi ikan mencapai 33,89 kg per kapita per tahun (Anonim c,
2013). Di Malaysia dan Singapura masing-masing mencapai 55,4 kilogram per
kapita per tahun dan 45 kilogram per kapita per tahun (Anonimd, 2012) Selain
itu, konsumsi protein di Indonesia juga masih rendah, bahkan tertinggal
dibandingkan Vietnam yang sudah mencapai 80% dan Thailand 100%.
Bakso lele warna-warni ini diharapkan dapat meningkatkan tingkat
konsumsi ikan di Indonesia. Di samping itu, ikan lele sendiri memiliki
kandungan protein yang tinggi yaitu 26,7 gram per 1 fillet lele yang
dibudidayakan (141,5 gram daging lele) (Anonime,2010). Pewarna yang
digunakan adalah pewarna alami sehingga aman untuk dikonsumsi. Warna
hijau berasal dari sawi. Sawi mengandung berbagai zat gizi yang sangat
dibutuhkan tubuh, antara lain vitamin K, A, C, E, folat, mangan, dan serat
pangan. Menurut Almatsier (2002: 329),1 cangkir (cup) sama dengan 240 ml
atau sama dengan 140 gram. Kandungan vitamin K pada sawi sangat tinggi,
yaitu mencapai 419,3 mcg per cangkir (cup) sawi. Kandungan vitamin K pada
sawi dikatakan sangat tinggi karena 5 kali lebih besar dari vitamin K yang
dibutuhkan manusia dewasa laki-laki dan perempuan per hari, yaitu sebesar 6080 mcg (Murray, dkk, 2003: 630). Konsumsi per cangkir (cup) sawi sudah
dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan vitamin K per hari. Sebagai sayuran

daun, sawi caisim kaya akan sumber vitamin dan mineral. Menurut Rukmana
(1994: 14), sawi caisim banyak mengandung vitamin A, sehingga berdaya guna
dalam upaya mengatasi masalah kekurangan vitamin A atau penyakit rabun
ayam (Xerophthalmia) yang sampai saat ini menjadi masalah di kalangan anak
balita. Kandungan nutrisi pada sawi caisim berguna juga untuk kesehatan
tubuh manusia yaitu untuk mendinginkan perut (Sebayang, 2010)
Warna orange berasal dari wortel. Wortel diketahui banyak mengandung
protein, karbohidat, lemak, serat, vitamin A, glutation, beta-karoten, dan unsurunsur alkalin seperti kalsium, magnesium, zat besi, fosfor, sulfur, silikon, dan
klorin. Dengan kandungannya tersebut, wortel berkhasiat meningkatkan
penglihatan, mencegah kanker, memperlambat penuaan, baik untuk kesehatan
kulit, mencegah penyakit jantung, membersihkan racun di dalam tubuh, baik
untuk kesehatan gigi dan gusi, dan mencegah stroke (Anonimf, 2013).
Segmentasi pasar dari bakso lele didasarkan pada variable geografi,
variable demografi dan variable psikologis. Variable geografi berupa wilayah
dan kepadatan penduduk. Wilayah yang menjadi sasaran adalah pulau jawa
pada khususnya dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan seluruh Indonesia
pada umumnya. Apabila memungkinkan produk bakso lele warna-warni dapat
menembus pasaran internasional. Variabel selanjutnya adalah variable
demografi yang berupa umur dan pendapatan. Sasaran utama adalah konsumen
dengan umur minimal 6 tahun, karena manfaat pada bakso ikan lele warnawarni ini tidak terbatas oleh usia. Hanya saja usia anak dapat mengkonsumsi
makanan padat adalah minimal 6 tahun. Pada faktor pendapatan, sasaran utama
bakso lele warna-warni adalah masyarakat yang berpendapatan menengah ke
bawah. Apabila kalangan masyarakat menengah kebawah dapat menikmati
bakso ikan lele warna-warni dengan harga terjagkau, maka kalangan menengah
ke atas juga akan dapat menikmatinya. Variabel terakhir adalah variabel
psikologis yang berupa gaya hidup. Sasaran utama bakso lele warna-warni ini
adalah masyarakat dengan gaya hidup yang sibuk sehingga butuh makanan
yang cepat saji namun berkhasiat tinggi.

Gambar 1. Ikan Lele

Gambar 2. Sawi Hijau

Gambar 3. Wortel
D. Perkiraan Kebutuhan Produk & Penentuan Kapasitas Pabrik
Tabel 1.1 Data Konsumsi Bakso Nasional
Tahun
2007

Konsumsi (Ton)
0.000655

2008

0.001346

2009

0.000663

2010

0.00066

Sumber : Statistik Konsumsi Pangan Tahun 2012


Y = a + bx
Y= 9,98x10-4 6,68x10-5x
Ketika tahun 2014 konsumsi 0,00515 ton
Kapasitas Pabrik : 0,000463 ton x 5% = 0,0002575 ton/tahun

E. Lokasi Pabrik
Untuk lokasi pabrik bakso ikan warna warni ini ditentukan dengan
menggunakan metode beban skor maksimal. Dimana terdapat 9 faktor yang
ditentukan dan terdapat 3 lokasi yang potensial. 9 faktor yang ditentukan
yaitu lokasi pasar, bahan baku, buruh dan upah, transportasi, sumber energi,
pengelolaan limbah, sikap masyarakat, pajak dan iklim. Untuk lokasi kita
melilih di daerah Boyolali, Bogor dan Sukoharjo. Adapun penilaian untuk
ketiga faktor tersebut ditunjukkan pada tabel 2.
Tabel 2. Beban Skor Maksimal dalam Penentuan Lokasi Pabrik
Faktor yang dinilai

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Lokasi pasar
Bahan Baku
Buruh & Upah
Transportasi
Sumber Energi
Pengelolaan Limbah
Sikap Masyarakat
Pajak
9. Iklim
Jumlah

Bobot
skor
maksimum
50
40
25
20
30
18
15
5
10

Lokasi potensial
Kabupat Kota
Kabupaten
en
Bogor Sukoharjo
Boyolali
40
45
40
35
25
30
25
18
20
18
13
17
30
30
30
15
18
13
15
10
15
4
5
3
7
9
5
189
17
173
3

Pada tabel 2, Kabupaten Boyolali mendapatkan penilaian yang lebih


tinggi daripada Kota Bogor dan Kabupaten Sukoharjo karena berbagai
pertimbangan tertentu dengan 9 faktor yang telah ditetapkan, khususnya
mengenai lokasi pasar, bahan baku, buruh dan upah, serta trasnportasi.
Boyolali merupakan Kabupaten Boyolali merupakan salah satu dari 35
Kabupaten/Kota yang terletak di Jawa Tengah. Dengan jumlah penduduk
yang pada tahun 2003 telah mencapai 935.768 jiwa dan tingkat pertumbuhan
penduduk sebesar 0,47 % (Kab. Boyolali dalam Angka, 2003).
Kabupaten Boyolali mengalami peningkatan berbagai aktivitas.
Peningkatan aktivitas tersebut membawa konsekuensi terhadap meningkatnya

pergerakan orang dan barang sehingga diperlukan adanya transportasi sebagai


alat untuk menunjang pergerakan tersebut. Dalam skala transportasi regional
Jawa Tengah, Kabupaten Boyolali merupakan daerah perlintasan dari
Semarang menuju Solo dan merupakan salah satu jalan alternative menuju
Klaten dan selanjutnya menuju Daerah Istimewa Yogyakarta. Pesatnya
pertumbuhan regional Joglosemar membuat Kabupaten Boyolali memegang
peranan penting sebagai salah satu daerah penyangga. Kelancaran dan
ketersediaan

transportasi

di

Kabupaten

Boyolali

akan

menciptakan

keseimbangan pembangunan sehingga tidak terjadi ketimpangan antara pusat


pertumbuhan dengan daerah sekitarnya.
Pembangunan Kabupaten Boyolali telah membawa dampak pada
kemajuan dan perkembangan ekonomi wilayah. Keberadaan daerah pusat
kota sebagai pusat kegiatan didukung oleh daerah-daerah di sekitarnya
sebagai daerah penyangga antara lain bahan makanan pokok, bahan mentah,
penyedia tenaga kerja dan lain-lain. Hal tersebut dapat ditunjukkan melalui
Agrowisata Sayur Selo yang terletak di kawasan objek wisata Selo, 25 km ke
arah Barat dari Kabupaten Boyolali. Ragam sayuran yang ada di daerah Selo
ini antara lain : wortel, kol, daun adas dan lain-lain.
Selain Agrowisata Sayur Selo, Boyolali juga terdapat kampung lele
terletak di Desa Tegalrejo, Kecamatan Sawit. Kampung lele merupakan usaha
kementrian perikanan Indonesia untuk memenuhi target 2015 sebagai
penghasil perkanan terbesar. Pembudidayaan ikan lele di Kampung Lele
dianggap berhasil memberikan kontribusi bagi ketahanan pangan baik lokal
maupun nasional. Bahkan keberhasilan pembudidayaan ikan lele di kampung
lele tidak hanya dikenal di skala nasional, melainkan hingga kawasan Asia
Tenggara. Kolam pembesaran ikan lele dapat berupa kolam tanah, kolam
semen dan kolam tanah dengan dinding dikelilingi oleh karung berisi tanah
yang berfungsi agar dinding kolam tidak longsor. Kolam tanah dan kolam
yang terbuat dari semen atau kolam permanen memiliki kelebihan dan
kelemahan masing-masing. Kolam tanah dapat membuat daya tahan tubuh
kuat, tidak berlemak tetapi mudah mengalami kebocoran karena lele memiliki
sifat menggali tanah. Kolam permanen lebih tahan lama untuk penggunaan

dalam waktu jangka panjang, tidak mudah bocor dinding-dinding kolam,


mudah dalam penanganan dan pembersihan tetapi kolam permanen ikan yang
dihasilkan tidak tahan penyakit dan daging berlemak (Anonimg, 2013).
Point selanjutnya dalam penentuan lokasi pabrik, kami juga
mempertimbangkan buruh dan upah tenaga kerja. Dalam penyerapan buruh,
Kabupaten Boyolali juga lebih mudah. Menurut data BPS Provinsi Jawa
Tengah tahun 2013 tingkat pengangguran terbuka (TPT) di provinsi Jawa
Tengah sebesar 941.887 orang. Jumlah TPT di Kabupaten Boyolali sebesar
42.573 orang dan TPT Kabupaten Sukoharjo sebesar 56.325 orang, Namun
upah minimum tenaga kerja relatif (UMR) Kabupaten Boyolali (Rp
895.000,00) lebih murah jika dibandingkan dengan Kabupaten Sukoharjo (Rp
902.000,00) (Anonimh, 2013) dan Kota Bogor (Rp 2.002.000,00)
(Anonimi,2011). Oleh karena itu, dipilih Kabupaten Boyolali sebagai lokasi
pabrik bakso lele warna-warni.

DAFTAR PUSTAKA

Anonima.

2012.
Inilah
Sejarah
Adanya
Bakso.
http://wahw33d.blogspot.com/2012/04/inilah-sejarah-adanya
bakso.html#ixzz26myD8DhG. Diakses hari Selasa tanggal 2 April 2013
pikul 15.03 WIB.

Anonimb.

2013.
Pendahuluan
.
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52303/BAB
%20I%20Pendahuluan.pdf?sequence=3. Diakses hari Rabu tanggal 19
Juni 2013 pukul 11.41 WIB.

Anonimc.

2013. Tingkat Konsumsi Ikan Indonesia


Naik Tipis.
http://ekbis.sindonews.com/read/2013/03/26/34/731425/tingkatkonsumsi-ikan-indonesia-naik-tipis. Diakses hari Rabu tanggal 19 Juni
2013 pukul 11.43 WIB.

Anonimd.

2012.
Membudidayakan
Makan
Ikan.
(http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2012/12/24/20
9686/Membudayakan-Makan-Ikan). Diakses hari Rabu tanggal 19 Juni
2013 pukul 11.41 WIB.

Anonime.

2010.
Ikhtiar
Gizi
Ikan
Lele.
http://eemooesprit.blogspot.com/2010/10/ikhtiar-gizi-ikan-lele.html. Diakses hari
Rabu tanggal 19 Juni 2013 pukul 11.44 WIB.

Anonimf.

2013.
Manfaat Wortel untuk Kesehatan. http://deesehat.blogspot.com/2013/04/manfaat-wortel-untuk-kesehatan.html.
Diakses hari Rabu tanggal 19 Juni 2013 pukul 12.05 WIB.

Anonimg.

2013.
Kabupaten
Boyolali.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Boyolali. Diakses hari Rabu
tanggal 19 Juni 2013 pukul 11.44 WIB.

Anonimh. 2013. UMR Jawa Tengah 2013. www.kdpbiz.com/?p=3085. Diakses


hari Rabu tanggal 19 Juni 2013 pukul 11.45 WIB.
Anonimi.

2011.
UMR
untuk
Jawa
Barat.
http://akujalanterus.blogspot.com/2012/11/umr-2013-untuk-jawabarat.html). Diakses hari Rabu tanggal 19 Juni 2013 pukul 11.45 WIB.

Sebayang, Gebriyan Isabella. 2010. Sikap Konsumen Pasar Swalayan Terhadap


Sawi Caisim Organik di Kota Surakarta. Universitas Sebelas Maret.
Surakarta

Você também pode gostar