Você está na página 1de 21

http://nichonotes.blogspot.co.

id/2015/03/Pajak
-Penghasilan.html#more
Penyusutan Metode Garis Lurus | Straight Line
Method
Penyusutan Metode Garis Lurus

Seperti di ketahui, metode penyusutan terdiri dari beberapa metode, diantaranya:


Metode Penyusutan Garis Lurus

Metode Penyusutan Menurun Ganda

Metode Penyusutan Jumlah Angka Tahun

Metode Penyusutan Satuan Jam Kerja

Metode Penyusutan Satuan Hasil Produksi


Apapun metode dan jenis aset yang digunakan, perusahaan hendaknya menerapkan salah satu metode
dengan konsisten, tidak mengubah ubah metode yang dipakainya, dan jikapun melakukan perubahan
metode penyusutan aset tetap, hendaknya diberikan penjelasan mengenai sistem akuntansi yang dipakai
dalam laporan keuangan disertai alasannya

Metode Penyusutan Garis Lurus | Straight Line Method


Penyusutan Metode Garis Lurus ini adalah salah satu metode yang termasuk paling banyak diaplikasikan
oleh perusahaan perusahaan di indonesia. Metode garis lurus ini menganggap aktiva tetap akan
memberikan kontribusi yang merata di sepanjang masa penggunaannya, sehingga aset tetap akan
mengalami tingkat penurunan fungsi yang sama dari periode ke periode hingga aset ditarik dari
penggunaannya dalam operasional perusahaan.
Perhitungan Penyusutannya:

rumus penyusutan aset tetap metode garis lurus

Bisa juga menggunakan persentase:

rumus penyusutan aset tetap metode garis lurus

Contoh Penyusutan Aset Tetap Metode Garis Lurus :


Sebuah mesin diperoleh pada tanggal 6 Juni 2014, harga perolehan mesin tersebut sebesar Rp 13,000,000
dan mesin tersebut ditaksir memiliki umur ekonomis 10 tahun, dan apabila nanti sudah tidak digunakan
lagi atau aset ditarik penggunaannya, diperkirakan mesin tersebut masih bisa ditimbang kiloan
(spesialisasi orang madura nih, hehe becanda) besi tuanya dapat dijual seharga Rp 1.000,000. dalam
pencatatan akuntansi aset tetap, perusahaan menggunakan metode garis lurus
Beban penyusutan untuk tahun 2014, dihitungan dengan cara :

Beban Penyusutan = 7/12 x [(Rp 13,000,000 1.000,000) : 10 tahun] = Rp 699.999 ==> kita bulatkan saja
Rp 700.000
# darimana angka 7/12 ?
Dalam 1 tahun, terdapat 12 bulan, dan mesin tersebut mulai dioperasikan mulai juni, seandainya mesin
tersebut diperoleh tanggal 1 januari, maka dihitung dengan cara =
12/12 x [(Rp 13,000,000 1.000,000) : 10] .dan seterusnya
Dan untuk tahun 2015, maka beban penyusutannya selama 12 bulan full jadi menggunakan 12/12
Atas pembebanan penyusutan ini dicatat sebagai berikut :
31 Desember 2014

Debit | Depreciation
Kredit |

Rp700.000
Accumulated
Depreciation

Rp700.000

# Pada akhir periode, penyusutan ini juga harus dilakukan jurnal penyesuaian, untuk mengakui adanya
beban pada aset mesin ini. penyesuaian atas penyusutan aset tetap ini sejumlah akumulasi penyusutan
selama periode berjalan.
Pencatatan dalam jurnal penyesuaian:

Debit | Accumulated Depreciation


Kredit | Depreciation Expense

Rp700.000
Rp700.000

Penjualan Aktiva Tetap | Perlakuan Akuntansi


Penjualan Aset
Penjualan Aset Tetap
Penarikan Aktiva - Dalam kondisi kondisi tertentu, suatu perusahaan menghadapi kondisi yang tak biasa
dalam operasinya hingga mengharuskan atau memutuskan untuk melakukan PENJUALAN ASET TETAP.
padahal, tujuan awal perusahaan dalam membeli aset tetap tersebut adalah untuk dipergunakan untuk
operasi perusahaan selama umur manfaat ekonominya demi mempertahankan kelangsungan usaha, baik
itu untuk tempat, peralatan, untuk produksi maupu kegunaan lainnya. intinya aset tetap awalnya tidak
ditujukan untuk di jual kembali.

Penghapusan Aktiva Tetap

Dalam kondisi tertentu, banyak alasan perusahaan harus memutuskan untuk melakukan penjualan aset
tetap, kondisi kondisi seperti:
Perusahaan berganti jenis produk, sehingga mesin atau peralatan tertentu tidak dapat digunakan
dan mubadzir

Membutuhkan dana atau kekurangan dana, untuk bayar hutang atau modal kerja

Perusahaan ditutup karena alasan tertentu dan tidak berproduksi kembali

Upgrade aktiva tetap, misal mobil yang sudah tua tua yang maintenance mahal diganti dengan
yang baru, atau komputer yang sudah tidak suport diganti dengan yang lebih canggih
Penjualan Aktiva Tetap merupakan salah satu jenis penarikan aktiva. Bagaimana prosedur dan Perlakuan
akuntansinya?
Perlakuan Akuntansi Pejualan Aset Tetap
Dua langkah yang dilakukan dalam prosedur penjualan aset tetap:
1.
Update Nilai Buku Aset Tetap yang dijual
2.

Hapus Aset Tetap

Tentu juga dengan beberapa beberapa langkah detilnya


Contoh Kasus:
6 Juli 2015, PT.Bunaji menjual mesin produksi-nya dengan harga Rp 150.000.000. Aset tetap mesin ini di
beli pada 02 February 2012 saat itu harga perolehannya seharga Rp 240.000.000.
Beberapa catatan tambahan:
PT. Bunaji memakai metode garis lurus dalam perhitungan penyusutan aset tetap tanpa nilai sisa (nilai
residu, mesin diperkirakan memiliki umur ekonomis 10 Tahun. Berikut posisi Aset Mesin PT Bunaji per 31
Des 2014:

Harga Perolehan = Rp 240.000.000


Akumulai penyusutan = (Rp.70.000.000)
---------------------------------------Nilai Buku Mesin = Rp 170.000.000
baca: penyusutan metode garis lurus

Langkah Langkahnya:

Update Nilai Buku Aset Tetap


Menghitung Penyusutan 01 Januari 6 Juli 2015
Mesin di jual tanggal 6 Juli 2015, dimana tanggal 6 belum melewati setengah bulan, maka untuk bulan
Juli dianggap mesin belum dipergunakan selama 1 bulan penuh, dan bulan juli penyusutan tidak perlu di
hitung, penyusutan dihitung sampai bulan juni saja.
Pnyusutan 1 Jan 6 Juli 2015
6/12 x (240.000.000/10) = Rp 12.000.000

Jurnal beban penyusutan:


Depreciation

Rp12.000.000

Accum.Deprec
Rp12.000.000
Jurnal tersebut menambah Biaya penyusutan dan menambah akumulasi penyusutan mesin sebesar Rp
12.000.000 Sehingga "Accum Deprec Mesin" per tanggal 6 Juli 2015 adalah sebagai berikut
Accum Deprec per 31 Dec 2014 + Accum Deprec 01 Jan - 6 Juli '15
Rp 70.000.000 + Rp 12.000.000
= Rp 82.000.000
Dan nilai Buku Aktiva Tetap Mesin per 6 Juli 2015 adalah:
Rp 240.000.000 Rp 82.000.000 = Rp 158.000.000

Langkah berikutnya adalah penghapusan

Penghapusan Aktiva Tetap Mesin


Aset Tetap Mesin dihapus dengan jurnal:
Kas / Piutang

150.000.000

Accum Deprec Mesin

82.000.000

Rugi Penjualan Aktiva

8.000.000
Aktiva Tetap
Mesin

240.000.000

Notes:

Menghapus Aset Tetap Mesin dan juga akumlasi penyusutannya. penghapusan ini terjadi krn
posting aset tetap mesin dimasukkan di kredit dan akumulasi penyusutan dicatat ke sisi Debit.

Mencatat kas masuk/mengakui piutang sebesar harga penjualan, jika transaksi penjualannya
dibayar tunai, maka akun kas yang di pakai, tetapi jika opsinya penjualan secara kredit, maka piutang
yang dipakai.

Mengakui Rugi penjualan aset tetap mesin sebesar selisih nilai buku terbaru/terupdate dengan
harga nilai penjualan
Bagaimana jika aset tetap dijual dengan harga diatas nilai buku aktiva setelah di update? ya tinggal di
balik saja jurnalnya, dari rugi menjadi akun Laba

Pelaporan laba-rugi Penjualan Aset Tetap


Laba/Rugi Penjualan Aset Tetap dilaporkan dalam Laporan Laba Rugi, didalam klasifikasi Pendapatan Lain
lain.

Harga Pokok Penjualan Metode LIFO dan Kajian


Perpajakan
Harga Pokok Penjualan Metode LIFO

LIFO, yang berakronim Last In First Out, adalah barang yang terakhir masuk, akan dijual paling awal
(lebih dahulu). aneh? bisa dibilang iya, karena dengan metode ini akan membuat HPP akan menjadi tidak
realistis. Coba dipikirkan, biaya yang dibebankan mempergunakan cost dari pembelian yang terakhir dan
tidak memperhitungkan bahwa ada kemungkinan barang dagang yang dijual bercampur antara
persediaan barang yang menggunakan harga yang lama dengan persediaan barang baru dengan harga
yang berbeda (harga baru). di Amerika, metode LIFO ini tidak dianjurkan untuk diimplementasikan dan
dianggap sebuah praktek yang ilegal, pun bila ada yang menggunakan metode LIFO akan diawasi dengan
sangat ketat oleh pemerintah disana.
Baiklah, mari kita mencoba hitung Harga Pokok Penjualan atau HPP dengan metode LIFO ini. saya akan
tulis kembali soal yang sama seperti pada metode rata rata dan metode FIFO.
UD Albirin Asri yang merupakan sebuah toko yang berdagang menjual beras pada tanggal 1 April
mempunyai persediaan sejumlah 1 kwintal (100 kg) beras senilai Rp 300.000. tampak beberapa transaksi
yang terlihad pada buku catatan UD Albirin Asri seperti berikut:

Unit
Price

Date Transaksi Kuantitas


01Apr
10Apr
10Apr
20Apr
30Apr
30Apr

Jumlah

Penjualan

40

4.500 180.000

pembelian

30

3.100

Penjualan

66

4.650 302.000

pembelian

25

3.200

pembelian

40

3.250 130.000

Penjualan

25

4.875 121.875

93.000

80.000

dan inilah rangkumannya

Rangkuman
Total Pembelian
95
Total Penjualan
130

303.000
604.000

Transaksi pada 1 April:


Kita bisa mengetahui hasilkan akan sama dengan metode metode sebelumnya, jadi kita lewati saja
Transaksi 10 April 2015:
Opening Balance (saldo awal) 60 kg dengan unit cost Rp 3.000
Purchase (pembelian) 30 kg dengan harga Rp 3.100 per kg, jadi total pembelian sebesar Rp 93.000
yang berhasil dijual sebanyak 65 kg, unit cost mana yang digunakan?
dengan konsep LIFO, maka :
30 kg x Rp 3.100 = Rp 93.000
35 kg x Rp 3.000 = Rp 105.000
--------------- (+)
Total COGS = Rp 198.000

dan bila dibuatkan tabel, akan nampak seperti dibawah ini:

LIFO METHOD
Date/Acc
01-Apr 10-Apr 10-Apr 20-Apr 30-Apr Total
Qty
100
60
60
25
50
50
Opening
300.00
155.00
Balance
Rp
180.000180.000 77.500
155.000
0
0
Qty
30
25
40
95
U/Prx
3.100
3.200 3.250
Purchase
130.00
Rp
93.000
80.000
303.000
0
Qty
40
30
35
25
130
Sold
U/Prx 3.000 3.100 3.000
3.200
(COGS)
120.00
Rp
93.000105.000
80.000398.000
0
Qty
60
60
50
50
65
65
Closing
180.00
205.00
Balance
Rp
180.000155.000157.500
205.000
0
0
Summary
:
Opening
Balance
Purchase
Sold (COGS)
Closing Balance

100

300.000

95
130
65

303.000
398.000
205.000

Notes: Jangan Lupa perhatikan summarynya juga


Kesimpulan:
Dengan Mempergunakan tiap masing masing metode, baik metode rata rata, metode FIFO, Metode LIFO
pada postingan sebelumnya, dengan soal yang sama, hasilnya:
summary-nya saya pindahkan kesini, coba perhatikan pada summary-nya masing masing

Summary
Opening Balance
Purchase
Sold (COGS)
Closing Balance

Average
Method
Qty Value
100 300.000
96 303.000
130 396.565
65 206.435

FIFO Method LIFO Method


Qty
100
96
130
65

Value
300.000
303.000
393.000
210.000

Qty
100
96
130
65

Opening Balance (Saldo Awal) tetap sama:


Qty = 100 kg - Rp 300.000
Purchase (Pembelian) tetap sama:
Qty = 95 kg - Rp 303.000
Kuantitas HPP sama yakni 135 kg, tetapi value (nilainya) berbeda:
Average : 396.565
FIFO : 393.000

Value
300.000
303.000
398.000
205.000

LIFO : 398.000
Closing Balance (Saldo Akhir) Qty sama, yakni 65 kg namun nilainya berbeda - beda:
Average : 206.435
FIFO : 210.000
LIFO : 205.000

Kajian Perpajakan
Akuntansi Perpajakan bisa memainkan HPP, Harga Pokok Penjualan (COGS) bersifat sangat vital
pengaruhnya dalam besaran perhitungan pajak. nilai besar kecilnya PPh yang akan di tanggung nantinya
sangat dipengaruhii oleh besaran HPP.
Dengan angka penjualan yang sama, makin besar harga HPP nya, maka laba yang diperoleh semakin
kecil, dan sudah barang tentu pajak yang harus ditanggung akan makin kecil juga.

Berikut beberapa hal yang perlu untuk diperhatikan:


Freight, elemen pembentuk HPP, pengakuan biaya ini harus sesuai
Discount dan Retur Pembelian:
Discount atau potongan harga haruslah dihitung dengan semestinya, apabila lupa dalam menghitung
potongan harga, maka akibatnya pembebanan HPP akan jadi lebih tinggi dari yang semestinya. HPP yang
lebih tinggi akan mengakibatkan pajak yang dibayarkan tentu lebih rendah, dan apabila ditjend pajak
tidak mengetahui hal ini, ya bersukurlah, namun apabila ketahuan,makan hal ini menjadi koreksi ketika
pemeriksaan.

Metode dalam Penentuan Harga Pokok Penjualan dan Penilaian


Persediaan
Apabila diperhatikan dari kesimpulan tadi, bisa dilihat dengan jelas bahwa metode LIFO adalah metode
yang menghasilkan HPP yang paling tinggi, ini karena harga pembelian trendnya kan akan terus
meningkat. perlu diingat, dalam konsep LIFO, biaya unit yang digunakan sebagai dasar perhitungan HPP
merupakan harga pembelian yang palint terkini (most recent). kita semua juga tahu, dinegara ini tingkat
inflasi terus cenderung menigkat dari waktu ke waktu. jarang sekali ada kejadian sebuah harga
mengalami penurunan. dengan demikian, metode LIFO adalah metode yang akan memghasilkan PPh yang
paling kecil.!
HPP yang paling tinggi berikutnya ialah Metode Rata Rata (Average Method), hampir mendekati metode
LIFO, hanya saja, nilai yang diambil adalah nilai tengahnya
Metode FIFO merupakan penggunaan metode yang paling kecil HPP-nya dan juga sekaligus paling
realistis.
Metode apa yang akan anda gunakan? beralih ke metode LIFO?
Apapun metode yang digunakan, ntah itu LIFO, FIFO, Average terserah saja, sepanjang metode itu
diterapkan dengan konsisten

Harga Pokok Penjualan Metode Rata Rata |


Average Method
Penentuan Harga Pokok Penjualan Average Method

Dear para pembaca, tulisan ini adalah lanjutan dari artikel sebelumnya tentang harga pokok penjualan
pada perusahaan dagang

Penilaian Persediaan dan Penentuan Harga Pokok Penjualan


Seperti yang telah dijelaskan pada postingan sebelumnya, ada tiga metode yang bisa kita gunakan dalam
penentuan besaran Harga Pokok Penjualan dalam usaha dagang sekaligus nilai persediaan pada akhir
periode.
1.
Metode Rata Rata (average method)
2.
Metode FIFO
3.
Metode LIFO
Kita langsung pada Contoh Kasus
UD Albirin Asri yang merupkan sebuah toko yang berdagang menjual beras pada tanggal 1 April
mempunyai persediaan sejumlah 1 kwintal (100 kg) beras senilai Rp 300.000. tampak beberapa transaksi
yang terlihad pada buku catatan UD Albirin Asri seperti berikut:

Unit
Price

Date Transaksi Kuantitas


01Apr
10Apr
10Apr
20Apr
30Apr
30Apr

Jumlah

Penjualan

40

4.500 180.000

pembelian

30

3.100

Penjualan

66

4.650 302.000

pembelian

25

3.200

pembelian

40

3.250 130.000

Penjualan

25

4.875 121.875

93.000

80.000

Dan apabila kita rangkum, maka akan menjadi seperti ini:

Rangkuman
Total Pembelian
95
Total Penjualan
130

303.000
604.000

Permasalahan:
Berapakah Inventory Cost UD Albirin Asri pada akhir periode bulan April?

Berapakah Nilai Persediaan UD Albirin Asri pada akhir periode bulan April?

Berapakah Laba Kotor UD Albirin Asri apabila tidak ada biaya overhead?
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, persediaan tipe seperti ini bisa diukur dengan menggunakan tiga
metode. saya akan mencoba untuk menggunakan ketiga metode diatas. untuk kali ini saya akan
menggunakan metode rata rata (average method), untuk metode FIFO dan LIFO akan saya posting pada
postingan berikutnya.

Average Method (Metode Rata rata)


Penentuan Harga Pokok dari barang yang telah terjual per-unitnya dengan menjumlahkan saldo awal
barang dengan jumlah nilai pembelian, kemudian dibagi dengan kuantitas saldo akhir ditambah kuantitas
barang yang dibeli. Rumusnya sebagai berikut:
HPP per Unit = [Rp Saldo awal + Rp Pembelian] : [kutantitas saldo awal + kuantitas pembelian]
Total HPP yang terjual = HPP per Unit x Kuantitas Terjual
Saldo Akhir' = Saldo Awal + Pembelian - Penjualaan
Dalam contoh kasus UD Albirin Asri tadi diatas :
HPP per Unit penjualan 01-April:
HPP per Unit = (Rp 300.000 + 0) : (100 + 0)
HPP per Unit = Rp 300.000 : 100
Rp 3.000
Total Harga Pokok Penjualan terjual :
Rp 3.000 x 40 = Rp 120.000
Saldo Akhir :
Rp 300,.000 + 0 - 120.000
Rp 180.000
Demikian seterusnya sampai dengan akhir periode.
Apabila diteruskan semua transaksi tersebut, maka akan didapat tabel seperti ini:
Average Method

Date/Acc
Opening Qty
Balance Rp
Qty
U/Pr
Pembelian
x
Rp
Qty
Sold
U/Pr
(COGS) x
Rp
Closing Qty
Balance Rp
Summary
openin balance
Purchase
Sold (COGS)
Closing
Balance

01-Apr
100
300.000

10-Apr
60
180.000
30

20-Apr
25
75.833
25

30-Apr
50
155.833
40

3.100

3.200

3.250

80.000

40

93.000
65

130.000
25

3.000

3.033

120.000
60
180.000

197.167
25
50
75.833 155.833

100
95
130

300.000
303.000
396.565

65

206.435

Notes:
Coba Perhatikan rangkuman (summary)

Total
50
155.833
95
303.000
130

3.175
79.398
65
206.435

396.565
65
206.435

Sold (COGS) adalah sebesar Rp 396.565


Closing Balance (persediaan akhir) adalah sebesar Rp 206.435
Bisa kita uji menggunakan rumus:
Persediaan Akhir = Persediaan awal + Pembelian - HPP
Persediaan Akhir = Rp 300.000 + 303.000 - 396.565
Persediaan Akhir = Rp 206.435
Ok, selesai untuk Average Method, selanjutnya adalah metode FIFO, silahakan baca di:
Harga Pokok Penjualan Metode FIFO

Showing posts with label Akuntansi Perpajakan. Show all posts

Cara Menghitung Pajak Bumi dan Bangunan


Cara menghitung PBB atau pajak bumi dan bangunan banyak diantara warga, lebih khusus wajib pajak
yang belum mengetahuinya. Bahkan banyak yang enggan membayar pajak bumi dan bangunan
dikarenakan ketidaktahuan mengenai cara menghitung pajak bumi dan bangunan nya

Cara menghitung PBB

Dasar pengenaan Pajak Bumi dan bangunan adalah NJOP (Nilai Jual Objek Pajak) yaitu harga rata rata
yang didapat dari sebuah transaksi jual beli yang wajar. Apabila tidak ada transaksi jual beli, penentuan
Nilai Jual Objek Pajak ditetapkan dengan cara membandingkan harga dengan objek lain yang masih
sejenis ataupun nilai perolehan yang baru atau NJOP Pengganti.
1.
Perbandingan harga dengan obyek lain yang sama jenis merupakan sebuah pendekatan dalam
penentuan nilai jual objek pajak yang dilakukan dengan cara memperbandingkannya dengan objek pajak
yang lain yang masih sejenis, lokasinya berdekatan, memiliki fungsi yang sama, serta sudah diketahui
nilai harga jualnya
2.
Nilai perolehan baru merupakan sebuah pendekatan dalam menentukan nilai jual sebuah objek
pajak yang dilakukan dengan cara menghitung semua biaya biaya yang dikeluarkan dalam mendapatkan
objek pajak tersebut ketika penilaian dilakukan dan dikurangi penyusutan yang terjadi sesuai dengan
kondisi fisik objek pajak tersebut
3.
Nilai Jual Penggati merupakan sebuah pendekatan dalam menentukan nilai jual objek pajak yang
didasarkan pada hasil produksi oleh objek pajak tersebut.
Apabila kita membeli sebuah rumah besarta tanahnya atau tanah saja maka NJOP nya bukan nilai
transaksi pembelian rumah yang dilakukan. NJOP-nya adalah nilai penjualan secara rata rata yang
ditetapkan oleh kantor pajak.
Dalam menentukan NJOP beberapa faktor perlu diperhatikan seperti berikut:
Faktor yang menentukan dalam klasifikasi Bumi :
1.
Letak
2.
Pemanfaatan
3.
Peruntukan
4.
Kondisi Lingkungan
Faktor yang menentukan dalam klasifikasi Bangungan :

1.
2.
3.
4.

Bahan yang digunakan dalam bangunan


rekayasa
letak
kondisi lingkungan

Contoh Cara Menghitung PBB | Pajak Bumi dan Bangunan

Sebelumnya istilah istilah yang terkait dengan pajak bumi dan bangunan :

PBB

: Pajak Bumi dan Bangunan

NJOP

: Nilai Jual Objek Pajak

NJKP

: Nilai Jual Kena Pajak

NJOTKP

Nilai Jual Objek Tidak Kena


Pajak

Dasar Penghitungan Pajak

Dasar Perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan adalah NJKP atau Nilai Jual Kena Pajak yang besarnya
berupa persentase tertentu atas NJOP. Persentase NJKP ditetapkan paling rendah 20% dan yang paling
tinggi hingga 100% yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Contoh :
NJOP atau Nilai Jual Objek Pajak besarnya Rp 1.000.000, Persentase NJOP misalnya 20 %, maka NJOP
atau Nilai Jual Kena Pajaknya sebesar :
20% x Rp 1.000.000 : Rp 200.000
Rumus cara menghitung PBB : 0,5 persen X tarif tetap
(Berdasarkan pada UU No 12 Tahun 1994)

Contoh sederhana :
Ahmad Sobirin memiliki rumah seluas 36 meter persegi yang berdiri diatas sebidang tanah seluas 72
meter persegi.
Diketahui harga tanah tersebut adalah 2.000,000 per meter dan bangunan dihargai Rp 1.000.000 per
meter persegi
Selain itu terdapat taman yang luasnya 36 mter persegi dimana taman tersebut permeternya senilai Rp
500.000, Dan jika Nilai Jual Objek Tidak Kena Pajak (NJOPTKP) ditetapkan sebesar Rp 10.000.000. maka
berakah Ahmad Sobirin harus membayar Pajak Bumi dan Bangunannya?
Beberapa data yang ada :

Tanah

7 2.000.00 144.000.00
x
=
2
0
0

Bangun
3 1.000.00
:
x
=36.000.000
an
6
0
Taman

3
x 500.000=18.000.000
6

1. Menghitung Nilai Bangunan

Nilai
Bangunan

Bangungan + Taman NJOPTKP

Bangunan

36.000.00
0

Taman

18.000.00
0

54.000.00
0
10.000.00
0

NJOPTKP
Nilai
Bangunan

44.000.00
0

2. Menghitung NJOP (Nilai Jual Objek Pajak)

Nilai
Bangunan

Rp

44.000.00
0

Nilai Tanah Rp

144.000.0
+
00

NJOP

188.000.0
00

Rp

3. Menghitung Pajak Bumi dan Bangunan

PBB :

Nilai
Bangunan

0,50 20 R 44.000.00 R
x
x
= 44.000
%
% p
0 p

Nilai Tanah

0,50 20 R 144.000.0 R 144.00


x
x
=
+
%
% p
00 p
0
R 188.00
p
0

Besaran nilai Pajak Bumi dan Bangunan Bpk Ahmad Sobirin yang harus dibayar sebesar Rp 188.000

Dalam Pembayaran PBB, seorang Wajib Pajak memiliki beberapa hak, diantaranya:
Mengajukan keberatan terhadap Pajak Bumi dan Bangunan

Mengajukan Banding jika keberatan tersebut tidak diterima

Mengusulkan pengurangan atas pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan

Melakukan SKP atau Pembetulan Surat Ketetapan Pajak Bumi dan Bangunan
Semoga artikel mengenai Pajak Bumi dan Bangunan ini bermanfaat untuk anda

Pajak Penghasilan, Apa itu?


Pajak Penghasilan | PPh
Pengertian Pajak Penghasilan atau yang umumnya disingkat PPh adalah Pajak yang dikenakan pada
Subjek Pajak Penghaslan terhadap penghasilan yang diperoleh pada tahun pajak. Hampir seluruh warga
negara merupakan Subjek Pajak, namun apakah seluruh Subjek Pajak tersebut akan dikenakan Pajak
Penghasilan (PPh) ?

Pajak penghaslan

Jawabannya tentu Tidak! Warga negara Indonesia yang dikenakan PPh hanyalah Subjek pajak yang
mempunyai penghasilan saja, Dan apakah seluruh Subjek Pajak yang memperoleh penghasilan akan
dikenai Pajak Penghasilan (PPh) ?
Jawabannya juga Tidak ! karena ada batasan penghasilan didalam satu tahun pajak dimana apabila
penghasilan Subjek Pajak masih dibawah batas yang ditentukan, maka Subjek Pajak tersebut tidak akan
dikenakan PPh. Batas yang dimaksud ini biasa kita kenal Penghasilan Tidak Kena Pajak atau lebih familiar
disingkat PTKP.
Yang perlu diketahui adalah penghitungan Pajak Penghasilan PPh dilaksanakan pada satu periode
tertentu, di Indonesia adalah satu tahun, jadi perhitungan PPh akan dilaksanakan setahun sekali. Pun
demikian dengan administrasi perpajakan akan dijalankan secara tahunan.
Menurut UU No 36 th. 2008 mengenai Pajak Penghasilan (PPh) Subjek Pajak yang memperoleh
penghasilan disebut sebagai Wajib Pajak. Wajib pajak dikenakan pajak terhadap penghasilan yang
diperolehnya dalam waktu satu tahun atau bisa juga dikenakan pajak untuk penghasilan didlam bagian
tahun pajak jika kewajiban pajak subyektifnya diawali atau diakhiri dalam tahun pajak.
Perlu diketahui, Pajak Penghasilan adalah pajak subyektif yang kewajiban pajaknya menempel atau
melekat pada Subjek Pajak pihak yang bersangkutan, maksudnya kewajiban pajak tsb dimaksudkan

suapay tidak dilimpahkan kepada Sbujek Pajak yang lain. Maka dari itu penentuan waktu dimulai dan
berakhir sebuah kewajiban pajak subjektif sangat penting untuk memberi kepastian hukum.

Subjek Pajak Penghasilan

Subjek Pajak Penghaslan ialah orang pribadi, warisan yang belum dibagi sebatai satu kesatuan,
menggantikan yang memiliki hak, Badan dan Bentuk Usaha Tetap
Subjek Pajak PPh terdiri atas Subjek Pajak Dalam Negeri dan Subjek Pajak Luar Negeri

Pajak Penghasilan PPh dikenakan kepada Subjek Pajak yang memiliki penghasilan melebihi batas
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) dalam satu periode.

Apa hubungannya dengan Nomor Pokok Wajib Pajak atau yang populer dengan istilah NPWP ?

NPWP merupakan alat pemerintah dalam mengawasi kewajiban pajak warga negaranya. Makin banyak
wajib Wajib Pajak yang memiliki NPWP atau terdaftar pada sistem administrasi perpajakan melalui
kepemilikan Nomor Pokok Wajib Pajak maka semakin memudahkan pengawasan oleh pemerintah. Apabila
seorang Wajib Pajak sudah mempunyai NPWP, maka kewajiban melaporkan besarnya Pajak Penghasilan
menjadi suatu kewajiban.

Adakah pertanyaan atau sesuau yang perlu dikoreksi? silahkan tinggalkan komentar dikolom komentar,
terima kasih telah membaca tentang Pajak Penghasilan

Mau Jadi Konsultan Pajak? Baca Ini


Konsultan Pajak
Konsultan Pajak belakangan ini menjadi salah satu jenis pekerjaan yang banyak dibutuhkan oleh banyak
masyarakat berbagai kalangan. konsultan pajak menjadi salah satu jenis profesi akuntansi
Dulu, sebelum Peraturan Menteri Keuangan no 02 tahun 2014 keluar, syarat untuk menjadi seorang
konsultan pajak relatif lebih mudah, namun setelah PMK itu terbit 2014 lalu bisa dibilang syarat
syaratnya menjadi makin sulit dibanding sebelumnya (mungkin). pengawasan pada konsultan pajak juga
akan lebih ketat, hal ini dilakukan Dirjen Pajak agar kualitas layanan yang diberikan kepada wajib pajak
mendapatkan pelayanan yang terbaik.

Konsultan Pajak

Seorang konsultan pajak tidak hanya harus mengatahui tentang Akuntansi Perpajakan saja. Kita harus
memahami aturan main yang baru ini supaya bisa menjadi konsultan pajak yang memiliki integritas yang
tinggi dan profesional

Apa Itu Konsultan Pajak ?

Konsultan Pajak adalah pihakyang memberikan layanan konsultasi perpajakan kepada WP (wajib pajak)
dalam rangka menjalankan hak serta memenuhi kewajiban pajaknya yang sesuai dengan peraturan
perpajakan.
Siapa yang bisa menjadi seorang Konsultan Pajak ?
Orang yang bisa menjadi seorang Konsultan Pajak adalah tiap orang perseorangan yang bisa memenuhi
syarat syarat yang ditetapkan sebagai berikut:

WNI (Warga Negara Indonesia)

Bertempat tingal di Indonesia

Tidak terikat dengan jabatan atau di Negara atau Pemerintah dan atau BUMN ataupun BUMD

Memiliki kelakuan baik yang bisa dibuktikan melalui surat keterangan dari pihak yang berwenang

Mempunyai NPWP

Menjadi anggota Asosiasi Konsultan Pajak yang telah terdaftar di Dirjen Pajak

Mempunyai Sertifikat Konsultan Pajak

Seseorang yang pernah mengabdi sebagai pegawai di Dirjen Pajak dan mengundurkan diri sebagai PNS
(Pegawai Negeri Sipil) sebelum tiba batas usia pensiunnya, dan memenuhi syarat seperti dibawah ini:
WNI (Warga Negara Indonesia)

Bertempat tingal di Indonesia

Tidak terikat dengan jabatan atau di Negara atau Pemerintah dan atau BUMN ataupun BUMD

Memiliki kelakuan baik yang bisa dibuktikan melalui surat keterangan dari pihak yang berwenang

Mempunyai NPWP

Menjadi anggota Asosiasi Konsultan Pajak yang telah terdaftar di Dirjen Pajak

Mempunyai Sertifikat Konsultan Pajak

Diberhentikan secara hormat sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil) atas permintaan orang itu
sendiri

sudah melewatkan jangka waktu dua tahun terhitung sijak tanggal pemberhentian sebagai PNS
Seorang pensiunan pegawai Dirjen Pajak, yang bisa memenuhi syarat syarat berikut ini
WNI (Warga Negara Indonesia)

Bertempat tingal di Indonesia

Tidak terikat dengan jabatan atau di Negara atau Pemerintah dan atau BUMN ataupun BUMD

Memiliki kelakuan baik yang bisa dibuktikan melalui surat keterangan dari pihak yang berwenang

Mempunyai NPWP

Menjadi anggota Asosiasi Konsultan Pajak yang telah terdaftar di Dirjen Pajak

Mempunyai Sertifikat Konsultan Pajak

Masa bakti di kantor Dirjen Pajak diakhiri dengan mendapatkan hak pensiun sebagai PNS

Mengabdi pada Dirjen Pajak sekurang kurangnya selama dua puluh tahun dan selama pengabdian
di Dirjen Pajak tidak pernah dihukum karena kedisiplinan tingkat berat berdasar pada peraturan dibidang
kepegawaian

Sudah melewatkan jangka waktu dua tahun terhitung sijak tanggal keputusan pensiun
Apakah yang dimaksud Sertifikat Konsultan Pajak ?
Sertifikat Konsultan Pajak merupakan surat keterangan atas tingkat keahlian sebagai Konsultan Pajak.

USKP (Ujian Sertifikasi Konsultan Pajak)

Apa itu USKP (Ujian Sertifikasi Konsultan Pajak) ?


Ujian Ssertifikasi Konsultan Pajak adalah salah satu aktivitas yang dilakukan untuk mendapatkan
Sertifikat Konsultan Pajak. Ujian Sertifikasi Konsultan Pajak ini diikuti dengan cara berjenjang dimulai
dari Ujian tingkat A ke tingkat B dan ke tingkat C
Siapa yang bisa mengikuti Ujian Sertifikasi Konsultan Pajak ?

Orang perseorangan yang mendaftar kepada Panitia Penyelenggara Sertifikasi Konsultan Pajak dengan
beberapa syarat seperti dibawah ini
Untukbisa mengikuti USKP tingkat A, seseorang harus mempunyai ijazah minimal Diploma III program
studi (prodi) akuntansi ataupun program studi (prodi) perpajakan, atau ijazah S1 (Strata 1) atau Diploma
IV yang berasal dari universitas yang terakreditasi maupun perguruan tinggi kedinasan
Untuk bisa mengikuti USKP tingkat B, seseorang harus:

Mempunyai atau lulus Sertifikat Konsultan Pajak tingkat A


Mempunyai ijazah minimal S1 atau Diploma IV dari universitas yang terakreditasi ataupun
sekolah tinggi kedinasan.
untuk mengikuti ujian Sertifikasi Konsultan Pajak tingkat C,seseorang harus:
Mempunyai atau lulus Sertifikat Konsultan Pajak tingkat B
Mempunyai ijazah minimal S1 atau Diploma IV dari universitas yang terakreditasi ataupun
sekolah tinggi kedinasan.
Siapakah yang mengadakan Ujian Sertifikasi Konsultan Pajak ?
Panitia Penyelenggara USKP (Sertifikasi Konsultan Pajak)
Apa saja materi yang diuji dalam Ujian Sertifikasi Konsultan Pajak ?
Materi serta soal Ujian Ssertifikasi Konsultan Pajak ditentukan oleh Panitia Penyelengaran Sertifikasi
Konsultan Pajak

Você também pode gostar