Você está na página 1de 10

ADENOMYOSIS

DEFINISI
invasi jinak jaringan endometrium ke dalam
lapisan
miometrium
yang
menyebabkan
pembesaran uterus difus dengan gambaran
mikroskopis kelenjar dan stroma endometrium
ektopik
non
neoplastik
dikelilingi
oleh
jaringan
miometrium
hipertrofi k
dan
hiperplastik.
Penyakit ini sebagian besar muncul pada
akhir masa reproduksi dan perimenoupuse.

EPIDEMIOLOGI
Frekuensi adenomiosis bervariasi dari 5% hingga
70%, pada literatur lain dilaporkan 8% hingga
61%, bergantung pada seleksi sampel dan kriteria
diagnostik yang dipakai. Diagnosis preoperatif
sendiri masih kurang dari 10% . Studi di Nepal oleh
Shrestha et al. (2012) melaporkan insidens 23,4%
pada 256 spesimen histerektomi. Angka kejadian
menurut histopatologi ditemukan 20-40%. Lebih
dari 80% penderita adenomiosis memiliki uterus
abnormal, 50% seiring dengan miom uterus, 11%
dengan
endometriosis,
7%
dengan
polip
endometrium.
40,3%
terjadi
kekambuhan
pascabedah dan pascapengobatan medisinal.

ETIOLOGI
Etiologi yang pasti masih belum diketahui.
Perumbuhannya dipicu oleh :
a. kelemahan otot polos uterus,
b. adanya peningkatan tekanan intrauterin
(gabungan keduanya).
c. Kadar estrogen yang tinggi
d. perubahan imunitas selular juga
dihubungkan dengan kejadian adenomiosis.

Terdapat 3 teori diduga sebagai penyebab :


a. Teori yang pertama dan yang paling populer
adalah bahwa adenomiosis dapat berkembang
dari invaginasi jaringan endometrium di
miometrium.
b. Teori kedua menyebutkan bahwa adenomiosis
dapat berkembang secara de novo akibat sisa
sisa dari jaringan mullerian pluripotent.
c. Teori ketiga menyebutkan bahwa adenomyosis
terjadi karena invaginasi dari lapisan basalis
pada sistem limfatik intreamiometrium

FAKTOR RESIKO
usia antara 40-50 tahun,
multipara,
riwayat hiperplasia endometrium,
riwayat abortus spontan,
polimenore.

PATOFISIOLOGI
Lapisan fungsional endometrium secara
fi siologis berproliferasi secara lebih aktif
dibandingkan lapisan basalis.
lapisan fungsional menjadi tempat
implantasi blastokista
lapisan basalis berperan dalam proses
regenerasi setelah degenerasi lapisan
fungsional selama menstruasi.

Selama periode regenerasi kelenjar pada


lapisan basalis mengadakan hubungan
langsung dengan sel-sel berbentuk gelondong
pada stroma endometrium Adenomiosis
berkembang dari pertumbuhan ke bawah
dan invaginasi dari stratum basalis
endometrium ke dalam miometrium
adanya hubungan langsung antara stratum
basalis endometrium dengan adenomiosis di
dalam miometrium.

GEJALA KLINIS
dismenorea (80%),
nyeri pelvik (50%),
infertilitas (40%),
gangguan haid (20%).
Gejala penyerta lain menoragia, dispareunia,
nyeri suprapubik, pembesaran uterus, gangguan
miksi dan ada juga yang tanpa keluhan.
*Menoragia terjadi karena vaskularisasi jaringan
bertambah dan otot uterus tidak dapat
berkontraksi sempurna.

TERIMA KASIH

Você também pode gostar