Você está na página 1de 21

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air Bersih dan Air Minum
2.1.1 Pengertian
a. Menurut Permenkes RI No.416/Menkes/X/1990 air bersih adalah air
yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang

kualitasnya

memenuhi syarat kesehatan dan dapat di minum apabila telah


dimasak.
b. Menurut Kepmenkes RI No.907/Menkes/SK/VII/2002 air minum adalah
air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum.
2.1.2 Syarat Syarat Kualitas Air Minum
a. Syarat fisik
1)
2)
3)
4)

Jernih
Tidak berwarna
Tidak berbau
Tidak berasa

b.Syarat kimia
1) Tidak mengandung bahan kimia
2) Tidak mengandung bahan organic dalam air dan terurai menjadi
zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan
3) Tidak mengandung garam atau ion-ion logam
c. Syarat Bakteriologis
1) Tidak mengandung bakteri pathogen, misalnya bakteri golongan
coli. Salmonella typhi, vibrio chlorae.
2) Tidak mengandung bakteri non pathogen, seperti
actinomycetes, phytoplankton dadocera.
d. Syarat radioaktif
1) Sinar alfa, maksimum yang diperbolehkan 0,1 mg/l
2) Sinar beta, maksimum yang diperbolehkan 1 mg/l (Permenkes
No.907/Menkes/SK/VII/2002)
2.1.3 Klasifikasi Mutu Air
a. Kelas satu, air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk air baku air
minum dan peruntuk lain yang mempersyaratkan mutu air sama dengan
kegunaan tersebut.

b. Kelas dua, air yang diperuntukkannya dapat digunakan untuk


prasarana/sarana

rekreasi

air, pembudidayaan

ikan

air tawar,

peternakan, air untuk mengairi pertamanan dan peruntukkan lain yang


mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
c. Kelas tiga, air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk
pembudidayaan

ikan

tawar,

peternakan,

air

untuk

mengairi

pertamanan dan peruntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air


yang sama dengan kegunaan tersebut.

d. Kelas empat, air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk


mengairi pertamanan dan peruntukkan lain yang mempersyaratkan
mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
(Peraturan Pemerintahan RI No.82 tahun 2001)
2.1.4 Peranan Air Bagi Kehidupan
Air merupakan satu kebutuhan pokok yang tidak bias kita pisahkan
dengan kehidupan sehari-hari makhluk hidup didunia. Oleh karena itu,
air merupakan bagian yang sangat penting bagi makhluk hidup baik
hewan, tumbuhan, maupun manusia.

2.1.4.1 Peranan air terhadap kehidupan manusia dan makhluk lain


Air adalah bagian dari lingkungan fisis yang sangat esensil tidak hanya
dalam proses-proses hidup, tetapi juga proses-proses lainnya seperti
untuk industry, pertanian, pemadam kebakaran dan lain-lain.
Tubuh manusia mengandung 60-70% air dari seluruh berat badan.
Untuk orang dewasa kira-kira memerlukan air 2.200 gram setiap
harinya (WOLF, dalam Sutrisno dan Suciati, 1991). Pentingnya air di
dalam tubuh dapat dilihat dari hal berikut ini
a. Apabila jumlah air yang dikonsumsi kurang dari jumlah ideal,
tubuh

akan

banyak

kehilangan

banyak

cairanyang

menyebabkan tubuh mudah lemes, capek dan mengalami


gangguan kesehatan bahkan akan mengakibatkan kematian.
Hal yang samapun dapat berlaku pada makhluk hidup lain. Jadi
tanpa adanya air maka semua proses-proses kehidupan baik itu
bagi manusia, tumbuhan maupun binatang akan terganggu dan
kemudian mengakibatkan kematian.
b. Pada musim kemarau manusia kekurangan air, hal itu wajar,
memang pada saat itu sangat sulit diperoleh air, karena
jumlahnya sangat sedikit. Tetapi tidak sedikit pula orang pada
musim penghujan kekurangan air, dimana pada saat itu

air

berlimpah-limpah dijumpai dimana-man. Air yang dibutuhkan


manusia sebenarnya bukanlah sembarangan air, tetapi air yang
benar-benar sehat yang tidak berbahaya bagi kesehatan tubuh
manusia.
2.1.4.2 Peranan air terhadap penularan penyakit
mengurangi timbulnya penyakit atau menurunkan angka kematian
tersebut salah satu usahanya adalah meningkatkan penggunaan air minum
yang memenuhi persyaratan kualitas dan kuantitas Air dapat berfungsi
sebagai media penularan penyakit, maka untuk (Asmadi, 2011).
Adapun penyakit-penyakit yang ditularkan melalui air minum menurut
Depkes RI tahun 1995 dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok, yaitu
a. Water Borne Diseases
Adalah penyakit yang ditularkan langsung melalui air minum, dimana air
minum tersebut bila mengandung kuman pathogen terminum oleh manusia
maka dapat terjadi penyakit. Diantara penyakit tersebut adalah Typoid,
penyakit hepatitis infektiosa dan penyakit disentri.
b. Water Washed Diseases
Adalah penyakit yang disebabkan oleh kekurangan nya air untuk
pemeliharaan hygiene perorangan. Terjaminnya kebersihan oleh
tersedianya air yang cukup, maka penyakit-penyakit tertentu dapat

dikurangi penularannya pada manusia dan penyakit ini banyak


terdapat di daerah tropis. Diantaranya penyakit tersebut adalah
penyakit infeksi saluran pencernaan, penyakit infeksi kulit.
c. Water Based Diseases
Adalah penyakit yang ditularkan oleh bibit penyakit yang sebagian
siklus hidupnya di air seperti schistomiasis. Larva schistomiasis hidup
didalam keong-keong air. Setelah waktunya larva ini akan mengubah
bentuk menjadi cercia dan menembus kulit (kaki) manusia yang
berada didalam air tersebut.
d. Water Related Insect Vektors
Adalah penyakit yang ditularkan melalui vector yang hidup tergantung
pada air misalnya malaria, demam berdarah, filariasais, yellow fever
dan sebagainya. Nyamuk Aedes Aegypti yang merupakan vector
penyakit dengue berkembang biak dengan mudah bila dilingkungan
tersebut terdapat tempat-tempat genangan air / penampungan air
bersih seperti bak air, pot dan lain sebagainya.

2.1.5 Pencemaran Air


2.1.5.1 Pengertian
a. Menurut Permenkes RI NO.173/Menkes/VII/1997
Pencemaran air adalah suatu peristiwa masuknya zat kedalam air
yang mengakibatkan kualitas atau mutu air tersebut menurun
sehingga menggangu atau membahayakan kesehatan manusia /
masyarakat.
c. Menurut Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 2001
Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukannya makhluk
hidup, zat, energy, dan atau komponen lain kedalam air oleh
kegiatan kualitas air turun sampai tingkat tertentu yang
membahayakan yang mengakibatkan air tidak berfungsi sesuai
peruntukannya.
2.1.5.2 Sumber pencemaran air
a. Domestik
Yaitu yang berasal dari pembuangan air kotor dari kamar mandi,
kakus dan dapur.

b. Industri

Jenis polutan yang dihasilkan oleh industri sangat tergantung pada


jenis industry sendiri, sehingga jenis polutan yang mencemari air
tergantung pada bahan baku, proses produksi, bahan bakar dan
system pengolahan limbah cair yang digunakan dalam industry
tersebut. Secara umum jenis polutan air dari industry dapat
dikelompokkan sebagai berikut
1. Fisik, pasir atau lumpur dalam limbah cair
2. Kimia, bahan pencemar yang berbahaya seperti merkuri (Hg),
cadmium (Cd), timah hitam (Pb), pestisida dan logam berat lainnya.
3. Mikrobiologi, berbagai macam bakteri, virus, parasit dan lain-lainnya.
4. Radioaktif, berupa bahan radioaktif yang dihasilkan oleh PLTN dan lain
sebagainya.
c. Pertanian dan Perkebunan
Polutan air dari pertanian dan perkebunan dapat berupa
1. Zat kimia, misalnya penggunaan pupuk, pestisida
2. Mikrobiologi, misalnya virus, bakteri, parasit yang berasal dari
kotoran ternak.
3. Zat radioaktif, misalnya berasal dari penggunaan zat radioaktif
yang dipakai dalam proses pematangan buah, mendapatkan
bibit unggul dan mempercepat pertumbuhan tanaman.
2.1.5.3 Beberapa faktor yang mempengaruhi pencemaran air
a. Mikroorganisme

Salah

satu

indicator

bahwa

air

tercemar

adalah

adanya

mikroorganisme pathogen dan non pathogen didalamnya. Air yang


tercemar umumnya mempunyai kadar bahan organic yang tinggi
sehingga

pada

umumnya

banyak

mengandung

organisme

heterotropik. Mikroorganisme heterotropik akan mrnggunakan bahan


organic tersebut untuk metabilisme, misalnya bakteri coliform.
b. Curah hujan
Curah hujan disuatu daerah akan menambah volume dari badan air
dalam rangka mempertahankan efek pencemaran terhadap setiap
bahan buangan didalamnya. Curah hujan yang tinggi sepanjang
musim dapat lebih mengencerkan air yang tercemar.

c. Kecepatan aliran air


Bila suatu bahan air memiliki aliran cepat, maka keadaan itu dapat
memperkecil kemungkinan timbulnya pencemaran air karena bahan
polutan dalam air akan lebih cepat terdispersi.
d. Kualitas tanah

Kualitas tanah juga mempengaruhi pencemaran air, ini berkaitan


dengan pencemaran tanah yang terjadi didekat sumber air. Beberapa
sumber pencemaran tanah dapat berupa gas beracun seperti
pestisida, herbisida, logam berat dan sejenisnya (Mukono, 2000)
2.2 Sumur Gali
2.2.1 Pengertian
a. Sumur gali adalah salah satu jenis sarana air bersih yang paling
sederhana yang

dibuat menggali tanah sampai kedalaman

lapisan air tanah pertama (Sanropie, 1984).


b. Sumur gali adalah sarana air bersih yang mengambil /
memanfaatkan air tanah dengan cara menggali lubang tanah
dengan menggunakan tangan sampai mendapatkan air. Lubang
kemudian diberi dinding, bibir dan lantai SPAL-nya (Depkes RI,
1990)
2.2.2 Pemilihan Lokasi Sumur Gali
a. Jarak jamban keluarga dengan sumur gali minimal 10 meter
b. jarak sumur gali dengan kegiatan industry yang menghasilkan limbah
c.

75 meter
jarak sumur gali dengan peternakan hewan (antara 1-300 ekor) 15,2

meter
d. lokasi sumur gali harus terletak pada daerah yang lapisan tanahnya
mengandung air sepanjang musim

e. lokasi sumur gali diusahakan pada daerah yang bebas banjir.


2.2.3 Kontruksi Sumur Gali
a. Dinding sumur gali harus kedap air sedalam 3 meter dari permukaan
tanah untuk mencegah rembesan air dari permukaan.
b. Bibir sumur gali harus kedap air setinggi 70 cm dari permukaan tanah
untuk mencegah rembesan air masuk bekas pemakaian kedalam
c.

sumur.
Cara pengambilan air dalam sumur gali sedemikian rupa sehingga
dapat mencegah masuknya kotoran kembali melalui alat yang

digunakan misalnya dengan timba kerek / gulung.


d. Dinding sumur gali dapat dibuat dari batu bata atau batu kali yang
diseemn dimulai dari dasar sumur sampai pada dinding yang kedap air
diatasnya yaitu pada kedalaman 3 meter dibawah permukaan air
tanah, guna mengalirkan air tanah kedalam sumur.
e. lantai sumur dibuat kedap air, jarak tepi lanyai dan tepi luar sumur 1 m,
tebal dinding sumur 10 cm pada bagian tepi dinding sumur dan 5 cm
pada tepi lantai sumur.
f. Tutup sumur (Depkes RI, 1989)
2.2.4 Manfaat Sumur Gali
a. mengurangi

aliran

permukaan

sehingga

dapat

mencegah

mengurangi terjadinya banjir dan genangan air.


b. merpertahankan dan meningkatkan tinggi permukaan air tanah.
c. mengurangi erosi dan sedimentasi.

d.

mengurangi / menahan intrusi air laut bagi daerah yang berdekatan

dengan kawasan pantai.


e. memgurangi konsentrasi pencemaran air tanah
2.3 Karakteristik Air
2.3.1 Air Hujan
Air hujan mempunyai sifat agresif terutama pada pipa-pipa penyalur
maupun bak-bak reservoir, sehingga hal ini akan mempercepat terjadi korosi
atau karatan. Air hujan juga mempunyai sifat lunak, sehingga akan boros
terhadap pemakaian sabun.
Air hujan ditinjau dari segi kuantitas (volume) sangat tergantung dari
intensitas (curah) hujan pada daerah tersebut. Daerah yang sangat sulit
diperoleh air bersih dari sumber lain, air hujan dapat dimanfaatkan sebagai
air minum dengan menambahkan kapur. System oengambilan yang baik
jangan saai air hujan turun baru mulai turun, karena masih mengandung
debu dan kotoran yang terlarut didalam udara maupun atap rumah (Asmadi,
2011)
2.3.2 Air Tanah
Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan dibawah
permukaan tanah (UU No. 7 Tahun 2004). Air tanah dibagi dua golongan
yaitu

1. Air tanah dangkal


Air tanah dangkal adalah air tanah yang terjadi karena adanya proses
peresapan air hujan pada permukaan tanah. Air tanah dangkal ini
diperoleh pada kedalaman sekitar 15 m2. Termasuk air tanah dangkal
tersebut adalah sumur gali dan sumur pompa tangan perigi. Kuantitas
air tanah dangkal kurang cukup dan tergantung pada musim,
sedangkan kualitas air tanah dangkalairnya cukup baik oleh karena
adanya proses penyaringanoleh lapisan tanah(Joki, 2010)

2.3.3 Air Permukaan


Air permukaan adalah air yang terdapat pada permukaan tanah.
Termasuk dalam golongan air permukaan adalah air sungai, air danau, air
rawadan lain-lain. Air permukaan dimanfaatkan untuk berbagai keperluan
misalnya untuk kebutuhan domestic, pertanian, pembangkit listrik tenaga air
dan lain-lain (kodoatie, 2008).
Secara umum sumber air permukaan biasanya digunakan untuk
penyediaan air bersih secara terpadu yang dari segi kuantitas biasanya air
permukaan tersedia cukup banyak, namun dari segi kualitasnya air
permukaan masih kurang baik karena air permukaan ini mendapat
pengotoran selama pengalirannya, misanya oleh lumpur, batang-batang
kayu, daun-daun dan lain-lain. Masih perlu diperbaiki dengan system

pengolahan, maupun desinfektan sehingga air tersebut aman untuk dipakai


(Asmadi, 2011).
2.4 Besi (Fe)
2.4.1 Defenisi Besi (Fe)
Besi

adalah salah satu elemen kimiawi yang dapat ditemui pada

hampir setiap tempat tempat di bumi,pada semua lapisan geologis dan


semua badan air. Pada umumnya,besi yang ada di dalam air bersifat:

1) Terlarut sebagai Fe2+ (fero) dan Fe3+ (feri)


2) Tersuspensi sebagai butir koloidal (diameter < 1 m) atau lebih
besar,seperti Fe2O3,FeO,FeOOH,Fe(OH)3 dan sebagainya.
3) Tergabung dengan zat organis atau zat padat yang inorganis (seperti
tanah liat).
Pada air permukaan jarang ditemui kadar Fe lebih besar dari 1
mg/l,tetapi di dalam air tanah kadar Fe dapat jauh lebih tinggi.
a. Kandungan Besi (Fe) Dalam Air
Fe dalam tanah dan batuan sebagai ferioksida (Fe 2O3) dan
ferihidroksida (Fe(OH)3). Dalam air,besi berbentuk ferobikarbonat
(Fe(HCO3)2),ferohidroksida (Fe(OH)2),ferosulfat (FeSO4), dan besi
organik kompleks. Air tanah mengandung betuk besi terlarut berbentuk
ferro (Fe2+). Jika air tanah dipompakan keluar dan kontak dengan

udara

(oksigen)

maka

besi

(Fe 2+)

akan

teroksidasi

menjadi

ferihidroksida (Fe(OH)3). Ferihoksida dapat mengendap dan berwarna


kuning kecoklatan. Hal ini dapat menodai peralatan porselen dan
cucian. Bakteri besi (Crenothrix dan Gallionella) memanfaatkan besi
fero (Fe2+) sebagai sumber energy untuk pertumbuhannya dan
mengendapkan ferrihidroksida. Pertumbuhan bakteri besi yang terlalu
cepat (karena adanya besi ferro) menyebabkan diameter pipa
berkurang dan lama kelamaan pipa akan tersumbat.
Air tanah yang mengandung CO2 tinggi dan O2 yang terlalu
sedikit, dapat mempercepat proses pelarutan besi (dari bentuk tidak
terlarut menjadi terlarut). Sedangkan air tanah yang alkalinitasnya
tinggi,biasanya memiliki konsentrasi besi yang rendah,karena besi
teroksidasi dan mengendap pada pH tinggi. Air tanah yang
mengandung besi dan organik yang tinggi akan membentuk ikatan
kompleks yang sulit mengendap dengan aerasi. Kandungan besi yang
tinggi akan merugikan, karena dapat menyebabkan air teh menjadi
hitam,sayuran yang direbus berwarna gelap,menimbulkan rasa
besi/logam,astringent atau obat dan merugikan jika diproduksi. Tubuh
memerlukan

besi

sebesar

14

mg/hr, kekurangan

besi

dapat

menyebabkan anemia, namum pemenuhan besi dalam air minum


sedikit sekali karena kandungan besi dalam air tanah yang melebihi

0,3

mg/l

dapat

menyebabkan

gangguan

kesehatan

(Anonymous,2010).
b. Dampak Besi (Fe) Terhadap Kesehatan
Senyawa besi dalam jumlah kecil di dalam tubuh manusia berfungsi
sebagai pembentuk sel-sel darah merah, dimana tubuh memerlukan 7-35
mg/hari yang sebagian diperoleh dari air. Tetapi zat Fe yang melebihi
dosis yang diperlukan oleh tubuh dapat menimbulkan masalah kesehatan.
Depkes RI menetapkan kadar maksimun unsur besi terdapat dalm air
minum adalah 0,3 mg/l (Sutrisno dan Suciastuti,1987).
Besi (Fe) dibutuhkan dalam bentuk dalam pembentukan hemoglobin.
Banyaknya besi dalm tubuh dikendalikan oleh fase adsorpsi. Tubuh
manusia tidak dapat mengsekresi Fe, sehingga bagi mereka yang sering
mendapat tranfusi darah warna kulitnya menjadi hitam karena akumulasi
Fe. Air minum yang mengandung besi cenderung menimbulkan rasa
mual apabila dikonsumsi. Selain itu dalam dosis besar dapat merusak
dinding usus. Kematian sering kali disebabkan oleh rusaknya dinding usus
ini. Kadar Fe yang lebih dari 1 mg/l akan menyebabkan terjadinya iritasi
pada mata dan kulit. Apabila kelarutan besi dalam air melebihi 10 mg/l
akan menyebabkan air berbau seperti telur busuk. Debu Fe juga dapat
diakumulasi dalam alveoli dan menyebabkan berkurangnya fungsi paruparu (Slamet,2004).

Gangguan fisik yang ditimbulkan oleh adanya besi terlarut dalam air
adalah timbulnya warna, bau, rasa. Air akan terasa tidak enak bila
konsentrasi besi terfarutnya > 1,0 mg/l.

2.5 Tanaman Genjer (Lamncharis flava)


Genjer (Lamncharis flava) merupakan tanaman yang hidup di daerah
rawa atau kolam berlumpur yang banyak airnya. Tanaman ini berasal dari
Amerika, terutama bagian negara beriklim tropis. Biasanya tanaman genjer
ditemukan hidup bersama-sama dengan eceng gondok, seperti pada Gambar
2.1 berikut ini:

Gambar 2.1. Tumbuhan Genjer (Limnocharis flava), Prayogi (2013)

Klasifikasi Tumbuahn Genjer (Limnocharis Flava) adalah sebagai berikut:

Kerajaan : Plantae
Devisi : Magnoliophyta
Kelas : Alismatales
Ordo : Alismatales
Famili : Limnocharitaceae
Genus : Limnocharis
Spesies : Limnocharis flava

Tanaman genjer bisa menjadi gulma sawah yang serius jika tidak
ditangani segera. Tanaman ini dapat diperbanyak secara vegetatif walaupun
bijinya pun dapat ditanam. Tanaman genjer merupakan tanaman yang
mempunyai daun termasuk kategori daun lengkap. Tunggal, roset akar,
bertangkai persegi, lunak, panjang 15-25 cm, helai daun lonjong, memiliki
ujung daun meruncing dengan pangkal yang tumpul, tepi daun rata, panjang
5-50 cm, lebar 4-25 cm, pertulangan daun sejajar, dan berwarna hijau.
Batang tanaman genjer memiliki panjang 5-75 cm, tebal, berbentuk segitiga
dengan banyak ruang udara, terdapat pelapis pada bagian dasar.
Berdasarkan pada letaknya, bunga pada tanaman genjer ini terdapat di ketiak
daun, majemuk, berbentuk payung, terdiri dari 3-15 kuntum, kepala putik

bulat, ujung melengkung ke arah dalam, dan berwarna kuning (Nuarisma,


2012).
Adapun batang tanaman genjer berbentuk bundar. Arah batang di atas
tanah genjer memiliki batang yang tegak dengan berarah tegak lurus ke atas.
Apabila dilihat tanaman ini mempunyai akar serabut. Akar lembaga dari
tanaman ini dalam perkembangan selanjutnya mati atau kemudian disusul
oleh sejumlah akar yang kurang lebih sama besar dan semuanya keluar dari
pangkal batang. Akarakar ini karena bukan berasal dari calon akar yang asli
yang dinamakan akar liar, bentuknya seperti serabut, oleh karena itu
dinamakan akar serabut.
Pemanfaatan tanaman genjer (Limnocharis flava) oleh masyarakat
khususnya Jawa Barat biasanya dikonsumsi sebagai sayuran. Tanaman ini
biasanya tidak dikonsumsi mentah tetapi dipanaskan di atas api atau
dimasak untuk waktu yang singkat. Pengolahan genjer sebagai sayuran
adalah dengan pengukusan genjer segar hinga setengah matang yang
dikonsumsi sebagai lalapan. Daun dan bunga genjer berkhasiat sebagai
penambah nafsu makan. Daun dan bunga genjer banyak mengandung
kardenolin, flavonoid, dan polifenol. Selain dikonsumsi, genjer digunakan
sebagai pakan makanan ternak, batang genjer dicacah menjadi bagian kecilkecil, kemudian dicampur dengan bekatul atau dedak (Nuarisma, 2012).
Tanaman genjer teridentifikasi sebagai tanaman akumulator terhadap
beberapa logam berat. Beberapa peneliti yang menggunakan tanaman genjer

sebagai fitoremediasi antara lain dilakukan oleh Alfa (2003), Hermawati,


Wiryanto dan Solichatun (2005) dan Avlenda (2009). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa genjer mampu secara efektif menurunkan kadar logam
berat timbal (Pb), BOD, COD, DO, TSS, sulfat, dan fosfat di perairan yang
tercemar oleh limbah.

2.6 Kerangka Teori


FAKTOR
KETURUNAN

PERILAKU

DERAJAT
KESEHATAN

PELAYANAN
KESEHATAN

LINGKUNGA
N

FISIK

SOSIAL

AIR KERUH,
KUNING
KECOKLATAN
DAN BERBAU
PENYEHATAN
AIR

KADAR LOGAM
BESI (Fe) PADA
AIR SUMUR

PENGOLAHAN
DENGAN
TUMBUHAN

BIOLOGI

(Sumber : HL. Bloom, 1974 dalam Notoadmodjo, 2012)

Você também pode gostar