Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
DAFTAR ISI.........................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................2
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................3
1.3 Tujuan..............................................................................................................................3
1.4 Manfaat............................................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................4
2.1 Trihexyphenidyl...............................................................................................................4
2.1.1 Definisi Trihexyphenidyl..............................................................................................4
2.1.2 Indikasi Pemakaian Trihexyphenidyl ..........................................................................4
2.1.3 Kontraindikasi Pemakaian Trihexyphenidyl ................................................................5
2.1.4 Efek Samping................................................................................................................6
2.1.5 Sediaan Obat.................................................................................................................7
2.1.6 Interaksi Obat................................................................................................................7
2.1.7 Adiksi dan Penyalahgunaan THD ................................................................................7
3.1 Gangguan Mental dan Perilaku akibat Dobel L.............................................................10
3.1.1 Definisi gangguan mental dan perilaku akibat Dobel L ...........................................10
3.1.2 Patofsiologi.................................................................................................................11
3.1.3 Gejala Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penyalahgunaan Zat (Double L) ......12
3.1.4 Kriteria Diagnosis ......................................................................................................14
3.1.5 Pemeriksaan ...............................................................................................................16
3.1.6 Tatalaksana ................................................................................................................17
BAB III KESIMPULAN....................................................................................................18
Daftar Pustaka...................................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Jumlah penyalah guna narkoba dan zat semakin berkembang. Penyalahgunaan ini
mulai marak sejak tahun 1990-an dengan menggunakan amphetamine seperti ekstasi dan
shabu. Pada akhir 2003 mulai ditemukan penggunaan kokain. Pada mulanya zat yang
paling banyak digunakan adalah alcohol, psikotropika, ganja dan berkembang hingga
melalui suntikan. Ketergantungan dan penyalahgunaan zat ini merupakan penyakit mental
dan perilaku yang membawa kerugian pada kesehatannya, khususnya kejiwaan, dan pada
masalah lingkungan sosial. Ditinjau dari kasus, penyalahgunaan narkoba menunjukkan
kecenderungan semakin meningkat, bahkan jumlah yang diperkirakan seperti peristiwa
gunung es yang mana kasus yang ada sebenarnya jauh lebih besar bila dibandingkan
dengan kasus yang dilaporkan. Dalam tiga tahu terakhir provinsi Jawa Timur menempati
posisi pertama jumlah kasus narkoba terbanyak berdasarkan provinsi dan jumlah tersangka
narkoba. Jumlah tersangka narkoba di Jawa Timur mengalami peningkatan pada tahun
2010-2012 yaitu dari 6.395 tersangka menjadi 8.142 tersangka (Kementrian Kesehatan RI,
2014).
Gangguan mental dan perilaku akibat penyalahgunaan zat merupakan gangguan
bervariasi luas dan berbeda tingkat keparahannya. Penyalahgunaan double L yang mana
salah satunya adalah Trihexyphenidyl (THD) dikonsumsi hingga menimbulkan perasaan
mabuk. Trihexyphenidyl (THD) adalah obat yang biasa digunakan untuk Parkinson atau
tremor yang diakibatkan oleh penyakit lain ataupun merupakan efek samping dari obat
tertentu
(Wijono,
Nasrun,
Damping,
2013).
Namun
beberapa
orang
justru
1.2
Rumusan Masalah
1.3
Tujuan
1.4
Manfaat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Trihexyphenidyl
2.1.1
Definisi Trihexyphenidyl
Trihexyphenidyl adalah agen antikolinergik yang bekerja dengan cara
2.1.2
2.1.3
Potensi
risiko
untuk
manusia
belum
diketahui.
pasien
tersebut
harus
dipantau.
Trihexyphenidyl
dapat
hingga sampai mengancam untuk mencelakakan entah diri sendiri maupun orang
lain. (Chou, K. 2004).
2.1.5 Sediaan Obat
Bentuk sediaan trihexyphenidyl adalah tablet 2 mg, 5 mg dan injeksi 2 mg/
5 mL. Sebaiknya diberikan bersama makanan atau sebelum jika timbul gejala
mulut kering, atau sesudah jika muncul gejala mual atau air liur berlebihan. Artane
harus diberikan pada jam yang sama setiap harinya. Kandungan dari Artane ini
adalah trihexyphenidyl, yang termasuk dalam kelas tertiary amines anti kolinergik.
Pada umumnya digunakan untuk terapi penyakit Parkinsons. (MIMS, 2016)
Namun pada kenyataannya para pencandu menggunakannya dengan
menggunakan dosis yang kira-kira hampir mencapai empat kali dosis yang
direkomendasikan. (Kaminer, et al., 1982)
2.1.6 Interaksi Obat
1. Penggunaan THD bersama amantadine akan meningkatkan efek samping
2. THD dan semua golongan antikolinergik akan meningkatkan kadar digoxin
di dalam darah.
3. Dapat menurunkan konsentrasi haloperidol dan golongan phenothiazines,
menyebabkan gejala skizofrenia memburuk.
4. Dapat menurunkan motilitas lambung, menyebabkan deaktivasi levodopa di
lambung bertambah sehingga efikasinya berkurang.
2.1.7 Adiksi dan Penyalahgunaan THD
THD adalah obat anti-parkinson dan antikolinergik yang secara luas
memory, dan insight. Juga menyebabkan kehilangan kontrol emosi dan persepsi
yang abnormal. Tidak dapat tidur, rasa gembira, dan perubahan afek mungkin
karena eksitasi dari hipotalamus dan Reticular Activating System (RAS). Gejalagejala tersebut biasanya tampak pada orang-orang usia 60 tahun, pasien dengan
riwayat kebingungan akibat sedatif, pasien dengan arteriosklerotik parkinsonisme,
dan pada penyalahguna narkoba.
Banyak efek samping somatik dan psikiatrik yang disebabkan oleh
penyalahgunaan obat ini, salah satunya adalah efek toksik psikosis pada
penggunaan dosis tinggi, dan juga pada dosis terapeutik pada orang-orang dengan
hipersenstivitas idiosinkratik.
Berbagai laporan tentang penyalahgunaan THD akibat adiksi yang
ditimbulkan. Bolin menggambarkan seorang wanita usia 32 tahun dengan psikosis
paranoid yang mengkonsumsi THD untuk mendapatkan efek euforia. Kemudian
The British Natonal Press pada 1964 melaporkan penyalahgunaan THD pada anak
muda yang mengkonsumsi obat tersebut untuk mendapatkan efek euforia dan
halusinasi. 20 kasus akibat penyalahgunaan THD dilaporkan dari Polandia.
Macvicar melaporkan seorang pria 30 tahun dengan skizofrenia paranoid yang
menggunakan THD dosis tinggi untuk mendapatkan efek euforia dan halusinasi
yang mana kemudian mengalami psikosis toksik. Lowry menyatakan bahwa para
penghuni Penjara San Quentin menyalahgunakan THD dengan luar biasa. Adiksi
dan ketergantungan terhadap THD juga dilaporkan di Brasil oleh Nappo dkk, yang
mana pada 37 orang sampel didapatkan 29 orang yang memiliki adiksi terhadap
obat tersebut.
10
Pil double L atau yang dikenal dengan pil lele, pil anjing, pil LL ini
mengandung salah satu obat anti kolinergik yaitu trihexyphenidyl. Trihexyphenidyl
umum digunakan pada dunia medis untuk mengatasi gejala parkinsonism.
Penyalahgunaan zat ini kadang kurang diwaspadai oleh petugas kesehatan
(Martinez, 2012) karena sampai sekarang obat ini masih dijual bebas meskipun
obat ini termasuk psikotropika golongan 4 yang semestinya harus menggunakan
resep dokter.
3.1.2 Patofisiologi
DSM 5 menyatakan bahwa zat adiktif mengaktifkan sistem reward di otak.
Perasaan mendapatkan kesenangan sebagai umpan balik penggunaan demikian
dirasakan, sehingga keinginan mengulang penggunaan menjadi besar, membesar
dan kemudian sulit dikendalikan. Kesulitan mengendalikan penggunaan, membuat
penggunanya
menggunakan
hampir
seluruh
waktunya
untuk
mencari,
menggunakan dan mengatasi rasa tak nyaman jika tidak menggunakan. Dengan
demikian waktu untuk beraktivitas, bersosialisasi dan hampir semua kewajiban
dalam hidupnya terabaikan. Pengaktifan pusat sistem reward, membuat
penggunanya euforia, dan biasa disebut high (American Psychiatric Association,
2013).
Efek euforia dari penyalahgunaan THD melibatkan sistem dopamin
mesolimbik sebagai target utama utamanya. Sistem ini berasal dari daerah
tegmental ventral (VTA), struktur kecil di ujung batang otak, yang memiliki
proyeksi ke nucleus accumbens, amygdala, dan korteks prefrontal. Sebagian besar
neuron proyeksi VTA adalah neuron penghasil dopamin. Efek langsung suatu zat
adiktif ke VTA menyebabkan pelepasan dopamine berlebihan. Zat adiktif dapat
11
Gejala Intoksikasi
Suatu kondisi peralihan yang timbul akibat penggunaan zat sehingga dapat
terjadi gangguan kesadaran, fungsi kognitif, persepsi, afek atau perilaku, atau
fungsi dan respons psikofisiologis lainnya. Intensitas intoksikasi akan berkurang
dengan berlalunya waktu dan pada akhirnya efeknya akan menghilang bila tidak
terjadi penggunaan zat (Maslim,2003). Gejala intoksikasi pada pasien yang
menggunakan THD (Stahl, 2014) antara lain:
Cardiac arrest
12
Depresi nafas
Psikosis
Syok
Koma
Kejang
Ataksia
Hipertermia
Disfagia
Anhidrosis
Myalgia
Kram otot
Diaforesis
Gastrointestinal distress
Letargi
13
Depresi
Cemas berlebihan
Takikardi
Hipotensi ortostatik
Halusinasi
Teknik Wawancara
Petugas
telah
memperoleh
informasi
tentang
pasien,
sehingga
14
Petugas terpengaruh orang tua/guru yang terlalu kuatir, pada hal pasien
tidak menggunakan
Pasien
tidak
dapat
berbohong
mengenai
hal-hal
yang
diketahui
orangtua/guru
15
6) Alasan penggunaan
Taraf Fungsi sosial
1) Riwayat pendidikan
2) Latar belakang kriminal
3) Status keluarga
4) Kegiatan sosial lain
Evaluasi keadaan psikologi
1) Keadaan emosi
2) Kemampuan pengendalian impuls
3) Kemungkinan tindak kekerasan,bunuh diri
4) Riwayat perawatan terdahulu
3.1.5
Pemeriksaan
A. Fisik
Pemeriksaan
fisik
terutama
difokuskan
untuk
menemukan
gejala
derajat kesadaran
gangguan pada alam perasaan (misal cemas, gelisah, marah, emosi labil,
sedih,depresi, euforia)
16
3.1.6
Tatalaksana
Dosis THD pada manusia dapat mencapai 300 mg (5mg/kg) tanpa didapatkan
tanda-tanda overdosis akibat THD, namun beberapa kasus pasien yang meninggal
berhubungan dengan pemakaian THD merupakan pasien yang memiliki gangguan
dengan sistem respirasi. Kadar THD dalam darah yang dapat menyebabkan fatal
diperkirakan dari 0,03-0,80 mg/l. Overdosis THD membuat gejala-gejala yang
serupa dengan intoksikasi atropine.
Pada pemakai yang masih menggunakan THD dan ingin berhenti dapat kita
tawarkan untuk tapering down, namun pada beberapa pemakai yang sudah
overdosis, kita harus mampu mengatasi overdosis akut THD dengan terapi
simptomatik dan terapi supportive, seperti kumbah lambung yang dapat
mengurangi absorpsi dari THD yang berlebihan, dan jika didapatkan eksitasi CNS
dapat diberikan dosis rendah diazepam atau barbiturat short-acting. Terapi
supportive diberikan dengan melihat klinis pasien, seperti alat bantu nafas atau obat
vasopressor dapat membantu jika terdapat tanda-tanda distress nafas. Suhu tubuh
dan keseimbangan asam basa pada tubuh pasien harus diobservasi secara rutin, dan
jika terdapat hiperpirexia dapat dilakukan pemasangan infus dan observasi
produksi urin.
17
BAB III
KESIMPULAN
1. Trihexyphenidyl merupakan salah satu obat anti kolinergik yang umum dipakai
untuk mengatasi gejala parkinsonism, memblokir dopamine reuptake dan
penyimpanan dopamine di pusat, sehingga meningkatkan aktivitas dopaminergik..
2.
3. Trihexyphenidyl atau THD memberi efek halusinasi dan euforia yang dapat
memuaskan keinginan para pencari kesenangan.
4. Banyaknya kasus penyalahgunaan juga didorong oleh mudahnya peresepan THD
dan mudahnya akses untuk mendapatkan THD.
5. Gejala yang ditimbulkan oleh penyalahgunaan THD dapat terjadi segera maupun
lambat, gejala intoksikasi THD diantaranya Cardiac arrest, depresi nafas, psikosis,
syok, koma, kejang, ataksia, hipertermia, disfagia, penurunan bising usus,
anhidrosis
6. Tatalaksana bagi pemakai THD yang masih belum berhenti memakai obat adalah
tapering down dan bagi pemakai yang overdosis atau sedang mengalami gejala
putus zat adalah terapi suportif dan terapi simptomatik.
18
Daftar Pustaka
Kementrian Kesehatan RI, 2014. Pengguna Narkoba dapat Dicegah dan dapat
Direhabilitasi. Buletin Jendela dan Data dan Informasi Kesehatan.
Wijono R, Nasrun MW, Damping CE. 2013. Gambaran dan Karakteristik Penggunaan
Triheksifenidil pada Pasien yang Mendapat Terapi Antipsikotik. Journal Indoenesan
Medical Association. Vol. 63, No.1.
Kaminer, Y., Munitz, H., dan Wijsenbeek, H. Trihexyphenidyl (Artane) Abuse: Euphoriant
and Anxiolytic. Brit. J. Psychiat. (1982), 140, 473-474. Diakses dari:
http://bjp.rcpsych.org/content/bjprcpsych/140/5/473.full.pdf
Chou, K. Diagnosis and Management of the Patient with Tremor. Medicine and Health
Rhode
Island
vol.
87
No.
5
May
2004.
Diakses
dari:
http://med.brown.edu/neurology/articles/kc13504.pdf
Espi Martinez F, Espi Forcen F, Shapov A, Martinez Moya A. Biperiden dependence: case
report and literature review. Case reports in psychiatry. 2012;2012:949256.
American Psychiatric Association. Diagnostic and statistical manual of mental
disorders (5th ed.). Arlington, 2013.VA: American Psychiatric Publishing.
Goggin,D.A & Solomon,G.F.1991. Trihexyphenidyl Abuse for Euphorigenic Effect.
American Journal of Psychiatry,136.459
Hawari,D.2009.
Penyalahgunaan
dan
Ketergantungan
Napza.Balai
Penerbitan
FKUI,Jakarta
Stahl, S. M., & Grady, M. M. (2014). Stahl's essential psychopharmacology: The
prescriber's guide (5th ed.). Cambridge, UK ; New York: Cambridge University Press.
19