Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
AKUNTANSI PAJAK
Nama Kelompok :
1. Amelia Desyara (201310170311175)
2. Fitri Novalia
(201310170311189)
3. Resta Eka Putri
(201310170311178)
4. Geby Arneta Dewi (201310170311181)
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Idle cash atau dana kas menganggur adalah kelebihan kas yang tidak diperlukan
dalam waktu dekat.biasanya dana ini dimanfaatkan dengan membeli atau menanamkan
dalam bentuk investasi berharga seperti efek. Efek tersebut dapat terdiri dari surat
pengakuan hutang,saham,obligas,unit efek. Kualifikasi dari suatu efek adalah berbedabeda sesuai dengan aturan masing-masing negara.
Pengakuan dan pengukuran investasi dalam efek utang ada beberapa hal yang akan
kita pelajari yaitu dimiliki hingga jatuh tempo,diperdagangkan dan tersedia untuk
dijual.Perusahaan dapat menggunakan dananya untuk membeli investasi dalam bentuk
efek dengan tujuan memperoleh bunga ataupun keuntungan dari nilai jual,selain itu
investasi tersebut digunakan untuk menjaga likuiditas perusahaan.
Perusahaan juga dapat menentukan bahwa efek utang tertentu digolongkan dalam
kelompok dimiliki hingga jatuh tempo dan tak akan dijual untuk tujuan manajemen
resiko keuangan. Berdasarkan tujuan kepemilikan efek tersebut, perusahaan dapat
mengakui efek tersebut dengan metode biaya perolehan.
Efek (security) adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga
komersial, saham , obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi
kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek.
Efek utang (debt security) adalah efek yang menunjukkan hubungan hutang piutang
antara kreditor dengan entitas yang menerbitkan efek.
Efek ekuitas (equity security) adalah efek yang menunjukkan hak kepemilikan atas
suatu ekuitas, atau hak untuk memperoleh (misalnya: waran, opsi beli) atau hak untuk
menjual (misalnya opsi jual) kepemilikan tersebut dengan harga yang telah atau akan
ditetapkan.
Nilai wajar (fair value) adalah jumlah yang dapat diperoleh dari pertukaran instrumen
keuangan dalam transaksi antarpihak-pihak yang bebas, bukan karena paksaan atau
likuidasi. Jika terdapat harga pasar untuk instrumen tersebut, nilai wajar yang harus
digunakan dalam penerapan Pernyataan ini dihitung dengan cara mengalikan volume
saham yang diperdagangkan dengan harga pasar per unit. Keuntungan atau kerugian
kepemilikan (holding gain or loss) adalah perubahan neto dalam nilai wajar efek, tidak
termasuk: (a) dividen atau pendapatan bunga yang telah diakui namun belum diterima
(basis akrual), dan (b) setiap penurunan nilai efek yang bersifat permanen.
BAB II
PEMBAHASAN MATERI
1.1 DEFINISI EFEK TERTENTU
Efek atau dalam istilah bahasa Inggris disebut security adalah suatu surat berharga yang
bernilai serta dapat diperdagangkan . Efek dapat dikategorikan sebagai hutang dan ekuitas
seperti obligasi dan saham. Perusahaan atapun lembaga yang menerbitkan efek disebut
penerbit. Efek tesebut dapat terdiri dari surat pengakuan hutang, surat berharga komersial,
saham, obligasi, unit penyertaan kontrak investasi kolektif (seperti misalnya reksadana,
kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek). Kualifikasi dari suatu efek adalah
berbeda-beda sesuai dengan aturan di masing-masing negara.
Efek dapat berupa sertifikat atau dapat berupa pencatatan elektronis yang bersifat :
Sertifikat atas unjuk, artinya pemilik yang berhak atas efek tersebut adalah
sipembawa / pemegang efek.
Sertifikat atas nama artinya pemilik efek pemilik yang berhak atas efek tersebut
adalah yang namanya tercatat pada daftar yang dipegang oleh penerbit atau biro
pencatatan efek.
Efek utang (debt security) adalah efek yang menunjukkan hubungan hutang piutang antara
kreditor dengan entitas yang menerbitkan efek.Efek ekuitas (equity security) adalah efek
yang menunjukkan hak kepemilikan atas suatu ekuitas, atau hak untuk memperoleh
(misalnya: waran, opsi beli) atau hak untuk menjual (misalnya opsi jual) kepemilikan tersebut
dengan harga yang telah atau akan ditetapkan.
Nilai wajar (fair value) adalah jumlah yang dapat diperoleh dari pertukaran instrumen
keuangan dalam transaksi antarpihak-pihak yang bebas, bukan karena paksaan atau
likuidasi. Jika terdapat harga pasar untuk instrumen tersebut, nilai wajar yang harus
digunakan dalam penerapan Pernyataan ini dihitung dengan cara mengalikan volume
saham yang diperdagangkan dengan harga pasar per unit. Keuntungan atau kerugian
kepemilikan (holding gain or loss) adalah perubahan neto dalam nilai wajar efek, tidak
termasuk: (a) dividen atau pendapatan bunga yang telah diakui namun belum diterima
(basis akrual), dan (b) setiap penurunan nilai efek yang bersifat permanen.
Pada saat pemerolehan, perusahaan harus mengklasifikasikan efek utang dan efek ekuitas
ke dalam salah satu dari tiga kelompok berikut ini:
a) dimiliki hingga jatuh tempo (held to maturity),
b) diperdagangkan (trading),
operasinya dan menjual efek dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo.
terjadi perubahan dalam peraturan pemerintah yang mengakibatkan bertambahnya
bobot risiko atas investasi efek utang dalam perhitungan rasio tertentu, misalnya
dalam perhitungan solvabilitas perusahaan asuransi atau perhitungan rasio
kecukupan modal perbankan. Selain perubahan yang diuraikan di atas, kejadian lain
yang tidak berulang dan bersifat luar biasa yang tidak dapat diantisipasi, dapat
menyebabkan perusahaan menjual atau mentransfer efek tertentu dalam kelompok
dimiliki hingga jatuh tempo, tanpa harus dipertanyakan tujuan awal pemilikan efek
dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo mempertimbangkan efek lain dalam
kelompok yang sama. Semua penjualan dan transfer efek dalam kelompok dimiliki
hingga jatuh tempo harus diungkapkan sesuai dengan persyaratan pada paragraf 23.
perubahan tingkat bunga pasar dan perubahan yang berhubungan dengan risiko sejenis,
kebutuhan likuiditas,
perubahan dalam ketersediaan dan tingkat imbal hasil investasi alternatif,
perubahan dalam sumber pendanaan perusahaan dan persyaratannya,
perubahan dalam risiko mata uang asing.
Dalam manajemen aset dan kewajiban suatu entitas, manajemen dapat menentukan
bahwa keseimbangan manajemen risiko keuangan perusahaan dapat dicapai tanpa harus
menyediakan seluruh investasinya dalam efek untuk dijual pada saat diperlukan. Dalam hal
ini, perusahaan dapat menentukan bahwa efek utang tertentu digolongkan dalam kelompok
dimiliki hingga jatuh tempo dan tak akan dijual untuk tujuan manajemen risiko keuangan.
Berdasarkan tujuan kepemilikan efek utang tersebut, perusahaan dapat mengakui efek
utang tersebut dengan metode biaya perolehan (termasuk amortisasi diskonto atau
premium).
Penjualan efek utang yang memenuhi salah satu dari dua kondisi berikut ini dapat dianggap
telah jatuh tempo untuk tujuan klasifikasi efek sebagaimana diuraikan pada paragraf 8 dan
13, dan untuk tujuan pengungkapan sebagaimana diuraikan pada paragraf 23.
Penjualan efek terjadi pada tanggal yang cukup dekat dengan saat jatuh tempo, sehingga
risiko tingkat bunga tidak lagi menjadi factor penentu harga jual. Tanggal penjualan tersebut
begitu dekatnya dengan saat jatuh tempo sehingga perubahan suku bunga pasar tidak
penjualan yang sangat sering dilakukan. Efek ini dimiliki dengan tujuan untuk
dalam
kelompok
diakui
sebagai
penghasilan
sampai
saat
laba
atau
rugi
tersebut
dapat
direalisasi.Untuk ketiga kelompok efek tersebut, dividen dan pendapatan bunga, termasuk
amortisasi premi dan diskonto yang timbul saat perolehan, selalu diakui sebagai
penghasilan. Pernyataan ini tidak berdampak terhadap metode yang digunakan untuk
mengakui dan mengukur jumlah dividen dan pendapatan bunga. Laba atau rugi yang telah
direalisasi untuk efek yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual atau dimiliki
hingga jatuh tempo juga tetap harus dilaporkan sebagai penghasilan.
Perubahan Kelompok Investasi
Pemindahan efek antarkelompok dicatat sebesar nilai wajarnya. Pada tanggal
perubahan kelompok, laba atau rugi yang belum direalisasi harus dicatat sebagai berikut:
untuk efek yang dipindahkan dari kelompok diperdagangkan, laba atau rugi yang
belum direalisasi pada tanggal transfer telah tercatat sebagai penghasilan dan oleh
tersebut.
untuk efek utang yang dipindahkan ke kelompok tersedia untuk dijual dari kelompok
dimiliki hingga jatuh tempo, laba atau rugi yang belum direalisasi diakui dalam
Untuk efek individual dalam kelompok tersedia untuk dijual atau dimiliki hingga jatuh
tempo, perusahaan harus menentukan apakah penurunan nilai wajar di bawah biaya
perolehan (termasuk amortisasi premi dan diskonto) merupakan penurunan yang
bersifatnpermanen atau tidak. Jika ada kemungkinan investor tidak dapat memperoleh
kembali seluruh jumlah biaya perolehan yang seharusnya diterima sehubungan dengan
persyaratan perjanjian efek utang, maka penurunan yang bersifat permanen dianggap telah
terjadi. Jika penurunan nilai wajar dinilai sebagai penurunan permanen, biaya perolehan
efek individual harus diturunkan hingga sebesar nilai wajarnya, dan jumlah penurunan nilai
tersebut harus diakui dalam laporan laba rugi sebagai rugi yang telah direalisasi. Biaya
perolehan yang baru tidak boleh diubah kembali. Kenaikan selanjutnya dalam nilai wajar
efek dalam kelompok tersedia untuk dijual harus dimasukkan ke dalam komponen ekuitas
secara terpisah, sebagaimana dinyatakan dalam paragraf 14. Penurunan selanjutnya dari
nilai wajar, jika bukan merupakan penurunan nilai sementara, juga harus dimasukkan ke
dalam komponen ekuitas secara terpisah.
PENYAJIAN PENGUNGKAPAN INESTASI PADA EFEK TERTENTU
Menurut IAI dalam SAK-ETAP (2009:49-51) Perusahaan dengan neraca yang aktiva
dikelompokkan menjadi aktiva lancar, aktiva tetap dan aktiva lain-lain kewajibannya
dikelompokkan manjadi kewajiban jangka pendek dan jangka panjang (classified balance
sheet) harus melaporkan semua efek yang diperdagangkan sebagai aktiva lancar.
Efek dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo dan efek dalam kelompok tersedia
untuk dijual disajikan sebagai aktiva lancar atau aktiva tidak lancar berdasarkan keputusan
manajemen. Khusus untuk efek utang dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo dan
kelompok tersedia untuk dijual yang jatuh tempo pada tahun berikutnya harus
dikelompokkan sebagai aktiva lancar.
Dalam laporan arus kas, arus kas yang digunakan untuk atau berasal dari
pembelian, penjualan, dan jatuh tempo efek dalam kelompok tersedia untuk dijual dan
dimiliki hingga jatuh tempo, harus diklasifikasikan sebagai arus kas aktivitas investasi, dan
dilaporkan sebesar nilai bruto untuk setiap kelompok efek di dalam laporan arus kas. Arus
kas untuk atau dari pembelian, penjualan, dan jatuh tempo efek dalam kelompok
diperdagangkan harus diklasifikasikan sebagai arus kas aktivitas operasi.
PENGUNGKAPAN
Sementara itu, pengungkapan untuk Efek dalam eklompok AFS dan kelompok HTM,
INformai berikut ini harus diungkapkan dalam catata ata laporan keunganuntuk setiap
kelompok utama Efek, yaitu :
k
1.
2.
3.
4.
biaya perolehan, termasuk jumlah premi dan diskonto yang belum diamortisasi.
Lembaga keuangan (bank, koperasi kredit, lembaga pembiayaan dan asuransi) perusahaan
harus mengungkapkan setiap jenis efek utama yang dimilikinya yaitu efek ekuitas,efek utang
yang dikeluarkan oleh pemerintah,efek utang perusahaan, efek utang yang dijamin hipotik,
dan efek utang lainnya.
Untuk efek utang dalam kelompok tersedia untuk dijual dan kelompok dimiliki hingga
jatuh tempo, informasi mengenai tanggal jatuh tempo efek utang tersebut harus
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan tahun terakhir yang disajikan. Informasi
tentang tanggal jatuh tempo dapat dikelompokkan menurut jangka waktunya sejak tanggal
neraca. Lembaga keuangan harus mengungkapkan nilai wajar dan biaya perolehan efek
utang, termasuk diskonto dan premium yang belum diamortisasi berdasarkan, sedikitnya, 4
kelompok tanggal jatuh tempo berikut ini:
a) jatuh tempo dalam waktu kurang dari 1 tahun,
b) jatuh tempo dalam waktu antara 1 sampai 5 tahun,
c) jatuh tempo dalam waktu antara 5 sampai 10 tahun,
d) jatuh tempo dalam waktu lebih dari 10 tahun.
Efek yang tidak jatuh tempo pada tanggal tertentu, seperti
dijamin hipotik, dapat diungkapkan secara terpisahj (tidak dialokasikan kedalam beberapa
kelompok jatuh tempo tersebut). Jika penggolongan jatuh temponya dialokasikan , maka
dasar alokasinya harus diungkapkan.
Untuk setiap periode akuntansi , entitas harus mengungkapkan :
a) Penerimaan dari penjualan efek dalam kelompok AFS, laba rugi yang direalisasi dari
penjualan tersebut.
b) Dasar penentuan biaya perolehan dalam menghitung laba/rugi yang direalisasi.
c) Perubahan laba/rugi yang dimasukkan sebagai penghasilan dari pemindahan
pengelompokkan efek dari kelompok AFS ke kelompok trading
d) Perubahan laba/rugi pemilikkan yang belumdirealisasi untuk efek dalam kelompok
AFS yang telah dimasukkan ke dalam komponen ekuitas secara terpisah Selma
periode yang bersangkutan.
e) Perubahan dalam laba/rugi pemilikan efek yang belum direalisasi dari efek untuk
tujuan trading yang telah diakui sebagai penghasilan dalam periode pelaporan.
PERPAJAKAN
Obligasi
merupakan
surat
utang
jangka
menengah-panjang
yang
dapat
dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan
berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah
ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut. Umumnya obligasi memberikan
penghasilan Bungan dengan jumlah tetap kepada investor. Ada kalanya obligasi juga
mempunyai ha katas pembagian keuntungan, Penjelasan Pasal 4 ayat (1) bagian (g) UU
PPh menganggap bagian keuntungan tersebut sebagai penghasilan.
Pada UU PPh nomer 36 Tahun 2008 Pasal 4 ayat (1) menyebutkan bahwa Yang menjadi
objek pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemamouan ekonomis yang
diterima/diperolah WP, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia yang
dapat dipakai untuk konsumsi atau mwnambah kekayaan WP yang bersangkutan dengan
nama dan dalam bentuk apa pun. Hal ini mencakup penghasilan yang diterima /diperoleh
dari transaksi investasi utang1
Jenis Obligasi yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia :
1. Corporate Bonds : obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik yang berbentuk
badan usaha milik negara (BUMN), atau badan usaha swasta.
2. Government Bonds : obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah.
3. Retail Bonds : obligasi yang diperjual belikan dalam satuan nilai nominal yang kecil,
baik corporate bonds maupun government bonds.
Surat Utang Negara
SUN merupakan surat berharga yang berupa surat pengakuan utang dalam mata uang
rupiah maupun valuta asing yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara
Republik Indonesia, sesuai dengan masa berlakunya. Bentuk dari SUN antara lain :
1. Warkat diperdagangkan atau tidak diperdagangkan di Pasar Sekunder
2. tanpa warkat (scriptless),diperdagangkan atau tidak diperdagangkan di Pasar Sekunder
Jenis SUN :
1. Surat Berharga Negara(Treasury Bill); tenor s.d. 12 bulan, pembayaran bunga secara
diskonto(discounted paper)
2. Obligasi Negara (Treasury Bonds), tenor di atas 12 bulan dengan kupon atau
pembayaran bunga secara diskonto (zero coupon bonds)
Tujuan penerbitan SUN :
1. Membiayai defisit APBN
2. Menutupi kekurangan kas jangka pendek akibat ketidaksesuaian antara arus kas
penerimaan dan pengeluaran dari rekening kas Negara dalam satu tahun anggaran(cashmismatch)
3. Mengelola portfolio hutang Negara
Strategi pengelolaan SUN :
1. Menurunkan refinancing risk
2. Memperpanjang rata-rata jangka waktu jatuh tempo (average maturity) SUN
3. Menyeimbangkan struktur jatuh tempo portfolio SUN sehingga selaras dengan
perkembangan anggaran Negara dan daya serap pasar melalui program penerbitan,
penukaran, pembelian kembali dan pelunasan pokok SUN
Sun merupakan surat berharga yang beripa surat pengakuan utang baik dalalm mata uang
rupiah maupun valuta asing yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara RI
sesuai dengan massa berlakunya, yang terdiri dari Surat Perbendaharaan Negara (SPN)
dan Obligasi Negara
1) Penghasilan berupa diskoto SPN sesuai dengan PP 27 Tahun 2008 jo. PMK63/PMK.03/2008 yang mulai berlaku 4 april 2008. SPN berjangka waktu paling lama
12 bulan dengan pembayaran bunga secara diskonto. Diskonto SPN merupakan
selisih lebih antara :
a) Nilai nominal pada saat jatuh tempo dengan harga perolehan di Pasae
Perdana / dipasar sekunder
b) Harga jual di Pasar SEkunder dnegan harga perolehan di Pasar Perdana/Pasar
SEkunder
Besarnya PPhadalah 20% dari diskonto SPN bagi WP dalam negeri dan BUT
atau sesuai tariff ketentuan P3B yang berlaku bagi WP luar negri. Pemotongan
PPh tersebut dilakukan oleh:
Penerbit SPN (Emiten) atau custodian yang ditunjuk selaku agen pembayar
atas diskonto SPN yang diterima premegang SPN saat jatuh tempo
perusahaan
atau
pemberian
izin
usaha
tidak
dilakukan
pemotongan final.
2) Penghasilan dari transaksi bunga obligasi sesuai dengan PP 16 Tahun 2009 jo.
PMK-85/PMK.03/2011 tentang PPh atas penghasilan berupa bunga obligasi yang
mulai berlaku 1 Januari 2009
Besarnya PPh adalah sebagai berikut :
a. Bunga dari obligasi dengan kupon (interest bearing debt securities) sebesar :
15% bagi WP dalam negeri dan BUT
20% atas sesuai tariff P3B bagi WP luar negeri salain BUT. Dari jumlah bruto
bunga sesuai dengan masa kepemilikan (holding period) obligasi.
b. Diskonto dari obligasi dengan kupon (interest bearing debt securities) sebesar :
15% bagi WP dalam negri dan BUT
20% atau sesuai tariff P3B bagi WP luar negeri selain BUT
Dari selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas harga perolehan obligasi
tidak termasuk bunga berjalan (accrued interest)
c. Diskonto obligasi tanpa bunga (non-interest bearing debt securities) sebesar :
-
BAB III
ANALISIS
PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA LAPORAN
POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2014 (Disajikan dalam
Jutaan Rupiah. Kecuali Dinyatakan Lain)
31 Desember 2014
ASET
ASET LANCAR
Kas dan setara kas
7.342.986
59.520
Piutang
Usaha
Pihak ketiga neto
977.421
Pihak berelasi
1.718.119
Bukan usaha
Pihak ketiga
85.715
Pihak berelasi
120.947
Persediaan neto
2.821.618
179.271
118.348
179.582
13.603.527
bahwa nilai investasi jangka pendek tersebut secara otomatis telah dipotong pajak oleh
penyelenggara bursa efek pada saat transaksi jual beli saham. Pihak penyelenggara bursa
efek yang akan membayar atau menyetor PP pasal 4 ayat (2) tersebut ke kas Negara
menggunakan SSP dan melaporkannya ke KPP menggunakan SPT masa PPh Pasal 4 ayat
(2).
Capital gain adalah keuntungan transkasi saham yang dikenakan pajak penghasilan.
Hal ini sesuai dengan UU No. 7 tahun 1983 jo. UU No. 10 tahun 1994 Pasal 4 ayat 1 : yang
menjadi obyek pajak adalah penghasilan,yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang
diterima atau diperoleh WP,baik yang berasal dari Indonesia, yang dapat dipakai atau
menambah atau menambah kekayaan WP ybs, dengan nama dan dalam bentuk apapun.
Besarnya PPh yang akan dipungut dari transaksi penjualan saham di bursa efek dipungut
bersifat final sebesar 0,1% dari bruto nilai transaksi penjualan. Sedangkan untuk saham
pendiri pemilik dikenakan tambahan sebesar 0,5% dari nilai saham perusahaan.
Dalam praktiknya atau penerapan pencatatannya dapat dilihat di CALK perusahaan
pada halaman 11. di halaman tersebut ada penjelasan mengenai penawaran umum efek
perusahaan poin a,b, yang dijelaskan sebagai berikut:
a. Pada tanggal 28 30 September 2010, perusahaan melakukan penawaran umum
perdana saham (IPO) kepada masyarakat sebanyak 1.166.191.000 saham baru atau
sebesar 20% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO, dengam
harga penawaran sebesar Rp. 5.395 (angka penuh) per saham (atau nilai
keseluruhan sebesar Rp. 6.291.600). Pada tanggal 7 Oktober 2010 Perusahaan
mencatatkan seluruh saham yang telah dikeluarkan Perusahaan pada Bursa Efek
Indonesia.
b. Pada bulan Desember 2010, Februari 2011 dan September 2011, ISM membeli
sebagian saham perusahaan sebanyak 33.576.000 saham dari public, sehingga
kepemilikan ISM terhadap perusahaan meningkat dari 80,00% menjadi 80,58%.
Pada bulan Januari 2012, ISM menjual kepemilikan saham di Perusahaan sebanyak
2.500.000 saham. Dengan demikian kepemilikan ISM terhadap perusahaan menurun
dari 80,58% menjadi 80,53%.
Untuk pencatatan jurnalnya dalam Investasi pada saham, ada 2 metode yang
digunakan, yaitu:
1. Metode Biaya (Nilai Perolehan)
Apabila suatu perusahaan hanya memiliki sebagian kecil saja dari saham yang beredar
dan tida ada pentunjuk-petunjuk lain bahwa control ini memang ada,maka investasi ini
dicatat menggunakan metode biaya (cost method). Perusahaan yang memiliki saham
kurang dari 20% di anggap tidak memiliki pengaruh yang signifikan dan dengan
demikian tidak dapat melakukan control. Dalam metode biaya investasi dicatat sebesar
harga perolehannya. Pendapatan dari perusahaan anak diakui dan dicatat pada
deviden telah diputuskan akan dikeluarkan.
2. Metode Ekuitas (Nilai Terendah antara Nilai Perolehan dengan Harga Pasar)
Apabila investasi dari perusahaan lain tidak cukup besar untuk melakukan control
secara penuh, tetapi pada tingkatan tertentu control atau pengaruh yang cukup berarti
dapat dilakukan maka investasi jangka panjang yang bersangkutan dilaporkan dengan
metode ekuitas (Equity Method). Berbeda dengan metode biaya, didalam metode
ekuitas laba yang dihasilkan perusahaan anak diakui dan dicatat sebagai penambahan
investasi. Apabila deviden yang dikeluarkan maka bagian yang diterima dicatat sebagai
pengurang, dengan demikian saldo akun investasi akan bertambah dengan bagian laba
yang dihasilkan kurang dengan deviden yang dibayarakan perusahaan anak.
Didalam penerapan pada PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk,
tidak dijelaskan
perusahaan menggunakan metode yang mana, namun dilihat dari transaksi investasi saham
yang dilakukan menurut perpajakan, perusahaan menggunakan metode biaya berdasarkan
harga perolehan. Karena metode ekuitas tidak diperkenankan untuk keperluan perpajakan,
sebab bertentangan dengan historisnya yang dianut dalam perpajakan. Penilaian investasi
jangka pendek menurut perpajakan didasarkan pada nilai perolehannya.
Jurnal penjualan bukan saham pendiri:
Kas
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
Saham biasa
xxx
BAB IV
KESIMPULAN
Dalam CALK PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, penerpannya tidak dijelaskan
dengan spesifik metode apa yang digunakan, namun dalam transaksi investasi saham
dilakukan menurut aturan perpajakan, perusaah ini menggunakan metode biaya
berdasarkan harga perolehan. Karena metode ekuitas tidak diperkenankan untuk
keperluan perpajakan, sebab bertentangan dengan historisnya yang dianut dalam
perpajakan. Penilaian investasi jangka pendek menurut perpajakan didasarkan pada
nilai perolehannya.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno dan Estralita Trisnawati. 2014. Akuntansi Pajak.Jakarta : Salemba Empat.
http://rinaldy-tuhumury.blogspot.co.id/2012/10/akuntansi-investasi-efek-tertentu.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Efek_%28keuangan%29
http://www.infovesta.com/infovesta/learning/learning.jsp?id=63
https://id.wikipedia.org/wiki/Surat_Utang_Negara