Você está na página 1de 37

ABSES PERITONSIL &

ABSES RETROFARING
RETROFARING
Pembimbing : dr. Priyanti, Sp.THT

Vennia Riskia Tristianti


20150420142

Terminologi
1. Abses
:
Kumpulan nanah setempat yang terkubur dalam
jaringan, organ atau rongga yang terutup.
2. Peritonsil
:
Terletak di sekitar tonsil
3. Retrofaringeal
:
Bagian posterior dari faring.
4. Supurasi
:
Pembentukan nanah ; tindakan mengubah menjadi
atau
mengeluarkan nanah.
5. Infiltrat
:
Penimbunan bahan dalam jaringan yang normalnya
tidak ada
/ jumlahnya lebih dari normal di jaringan
interstitial.
6.Fascia
Lapisan jaringan ikat fibrous yang membungkus
organ, otot,
saraf, dan pembuluh darah.

ANATOMI
Struktur di sekitar tonsilla palatina:

1. Anterior : arcus palatoglossus


2. Posterior : arcus palatopharyngeus
3. Superior : palatum molle
4. Inferior : sepertiga posterior lidah
5. Medial
: ruang oropharynx
6. Lateral : Di sebelah lateral terdapat capsula yang
dipisahkan dari m.constristor pharyngis superior oleh
jaringan areolar longgar. Lateral terhadap m.constrictor
pharynges superior terdapat m. styloglossus dan
lengkung a.facialis
Kripta pada tonsil berjumlah 8-20, biasa tubular dan
hampir selalu memanjang dari dalam tonsil sampai
kekapsul pada permukaan luarnya

ANATOMI

ABSES PERITONSIL
DEFINISI
Radang pada jaringan ikat kendor yang
mengakibatkan abses / timbunan pus yang
terdapat diantara fosa tonsilaris dan kapsul
tonsil (di jaringan peritonsil)
Kumpulan / timbunan (accumulation) pus
(nanah) yang terlokalisir / terbatas (localized)
pada jaringan peritonsillar (antara kapsul tonsil
dan Muskulus Konstriktor Faringeus Superior).
INSIDEN
>>> umur 20-40 tahun
<< anak-anak, kecuali yang sistem immune
Perbandingan : sama.

ETIOLOGI
Komplikasi dari Tonsilitis Akut yang menyebar ke jaringan

peritonsil atau infeksi kelenjar mukus Weber di kutub atas


tonsil
Kuman penyebabnya sama dengan kuman penyebab
tonsilitis akut Aerob :
Streptococcus pyogenes (Group A Beta-hemolitik
streptoccus)
Staphylococcus aureus, dan Haemophilus influenzae
Anaerob :
Fusobacterium
Prevotella
Porphyromonas
Fusobacterium
Peptostreptococcus spp.
Abses peritonsil juga dapat timbul de novo maupun
tonsilitis akut yang berulang.

LOKASI
Daerah superior dan lateral fosa tonsilaris merupakan jaringan ikat longgar
ruang potensial peritonsil.
Abses peritonsil juga dapat terbentuk di bagian inferior, namun jarang.

PATOFISIOLOGI
Tonsillitis akut

Menembus kapsul tonsil

Keradangan pada jaringan peritonsil

Terbentuk infiltrat

Terjadi supurasi

Timbunan pus antara kapsul dangan m.konstriktor faringeus


superior
Abses peritonsil biasanya terbentuk 4-5 setelah tonsilitis akut

Abses Peritonsil

GAMBARAN KLINIS
Subyektif
Odinofagia Nyeri tenggorok hebat unilateral, bersifat
spontan & makin hebat saat menelan
Ptialismus (salivasi yang meningkat ludah tertumpuk
dalam mulut sebagai akibat nyeri telan yang sangat)
Nyeri telingarefered pain pada sisi yang sakit
Gangguan pada palatum mole :
rinolalia aperta
minum keluar lewat hidung
Panas badan
Trismus Karena iritasi spasme m. Pterygoideus
Internus, terjadi keterbatasan membuka mulut
Plummy voice Suara berubah seperti makan makanan
panas dalam mulut
Tortikolis Kepala kaku & miring kearah yang sakit
karena spasme m. Sternocleidomastoideus

Obyektif
Daerah

peritonsil oedem, hiperemi


Tonsil terdorong ke medial-bawah ( medioantero-caudal), dislokasi tonsil (tonsil seolaholah terdorong keluar dari tempatnya)
Uvula terdorong kesisi sehat / kontralateral
Palatum mole bombans (menonjol) & hiperemi
Lidah kotor, foetor ex ore (bau busuk dari
mulut)
Pembesaran kelenjar getah bening regional
(leher bengkak pada sisi yang sakit) & nyeri
tekan

PEMERIKSAAN
Trismus

spasme M. Pterygoid interna


Tortikalis

spasme
M.Sternocleidomastoideus
pada sisi yang
sakit
Pembesaran KGB regional
Tonsil

Infiltrate

: Edema dan hiperemi


Abses
:
Daerah tersebut lebih lunak dan
berwarna
kekuning-kuningan.terdorong
ke tengah dan
bawah
Palatum molle bombans (menonjol)
Uvula bengkak dan terdorong ke sisi kontra

lateral.

DIAGNOSA
Prosedur diagnosis : Aspirasi jarum (needle

aspiration), untuk memastikan ada tidaknya


pus.
Tempat
aspiration dibius / dianestesi
menggunakan Lidocaine & epinephrine
dengan jarum besar (berukuran 1618)
yang biasa menempel pada syringe
berukuran 10 cc.
Aspirasi material yang bernanah (purulent)
merupakan tanda khas dan material dapat
dikirim untuk dibiakkan.

DIAGNOSA PASTI
Diagnosa pasti
Pungsi pada tempat yang bombans :
- bila pus (+) abses peritonsil, nyeri
yang hebat
- bila darah (+) & pus (-) infiltrat
peritonsil, tidak terlalu nyeri

KOMPLIKASI
Penjalaran abses menembus muskulus

konstriktor parafaring ruang parafaring


abses parafaring pembengkakan leher
mediastinitis
Odema menjalar kebawah odem laring
obstruksi laring
Pecah spontan masuk jalan nafas aspirasi
pus
Abses pecah spontan perdarahan, aspirasi
paru, atau piema.
Penjalaran ke daerah intracranial thrombus
sinus kavernosus, meningitis, dan abses otak.
Sepsis

TERAPI
Umum

- Istirahat cukup, makanan lunak & minum hangat


- Obat kumur (gargarisma khan)
- Kompres dingin pada leher (kalung es / ijs kragg)
Bila masih berupa infiltrat
- Tx.Antibiotik & antipiretik
Antibiotika tonsilitis akut
Eritromisin 4 X 500 mg/hr
Fenoksimetil Penisilin 4 X 500 mg/hr
Penisilin Prokain 2 X 0,6 1,2 juta IU/hr, IM

Bila Abses:

- Insisi (tanpa anestesi), bila pus keluar


nyeri akan berkurang
- Antibiotik ,analgesik, antipiretik
- 4-6 minggu setelah sembuh
tonsilektomi ~ karena cenderung
kambuh/ residif, kalau tidak diambil bisa
berbahaya karena akan menjadi fokal
infeksi.

INSISI
ABSES
PERITONSIL
Dilakukan pada :
Abses peritonsil
Unilateral
Bombans palatum mole,hiperemi
Tonsil terdorong kemedial,depan,bawah
Trismus,rhinolalia aperata

Alat
Jarum injeksi no.18 dan spuit,spatula lidah
Pisau bentuk melengkung dan tajam
Mouth gag, alat penghisap
Ari hangat untuk berkumur
Dapat dilakukan di poli, tidak harus di OK.

INSISI ABSES PERITONSIL


Pelaksanaan
Posisi px duduk tegak
Penderita buka mulut lebar.
Pungsi dengan jarum, arah lurus kebelakang,
ditempat yang paling bombans, sedot nanah
sebanyak banyaknya.
Insisi dibekas pungsi, atau dititik pertemuan antara
garis horisontal yang melewati dasar uvula dengan
garis vertikal lewat ujung bawah arkus anterior.
Arah pisau tegak lurus kebelakang, jangan terlalu
dalam.
Membuka lubang insisi dengan pean/kocher nanah
keluar diludahkan/disedot dengan alat hisap.
Kumur sampai bersih.

PROGNOSIS
Abses peritonsiler hampir selalu berulang

bila tidak diikuti dengan tonsilektomi

ABSES RETROFARING

ANATOMI
Ruang retrofaring:
Terletak di belakang
faring
Batas

dinding

Anterior: fascia Buccopharingealis


Posterior
: fascia prevertebralis
Superior

: basis cranii
Inferior : mediastinum superior
Lateral : carotid sheath
Mengandung 2-5 kelenjar limfe

posterior

ANATOMI

Anatomi

ETIOLOGI
Infeksi saluran nafas atas oleh kuman aerob - anaerob
Trauma tembus dinding belakang faring (benda asing,

duri ikan, iatrogenik)


Trauma akibat tindakan
Dewasa kronis akibat kuman TB cervicalis (jarang)

PATOFISIOLOGI
ISPA (ex : rhinitis, faringitis) / Trauma tembus sebabkan
infeksi
kelenjar limfe retrofaring
limfadenitis retrofaring
supurasi menyebabkan timbunan pus
Abses retrofaring

GEJALA KLINIS
Riwayat ISPA/ trauma
Nyeri menelan dan susah menelan
Suara berat
Febris
Anak & bayi : tak mau makan, gelisah, rewel
Sumbatan jalan nafas:
Mengorok
Sesak nafas
Stridor Inspiratoar

Kepala sukar digerakkan karena otot leher kaku


Kepala dalam posisi hiperekstensi melonggarkan jalan nafas
Pembengkakan dinding posterior pharynx

DIAGNOSA
Anamnesa :
Riwayat infeksi saluran nafas atas / trauma
Gejala

Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang

Ro : jaringan lunak leher lateral


Dx pasti : Punksi Aspirasi

KOMPLIKASI
Bawah Perilaringitis, Peritrakeitis,

Mediastinitis
Lateral Spatium Parafaring, Abses
Laring,
Obstruksi rima glotis,
Obstruksi Laring
Pecah spontan aspirasi pus (sesak
berat)
Sepsis, meningitis

PENATALAKSANAAN
Antibiotik
Penicillin Prokain 2 x 600.000 U/hr IM
Metronidazole

3 x 250 mg/hr

Simptomatis
Analgetika & antipiretika
Insisi dan drainase pus
Trakeostomi ( bila ada obstruksi jalan nafas)

INSISI ABSES RETROFARING

Posisi
Trendelenburg Pasien diposisikan berbaring
terlentang, kepala lebih rendah
Agar pus dapat mengalir ke nasofaring & tidak ke
laring, cegah aspirasi.
Pungsi
Spuit dengan jarum no. 18
Ambil pus sebanyak banyaknya untuk memastikan
diagnosa
Insisi tanpa anestesi
Pisau lurus
Tempat paling bombans arah cranio-caudal
Pus dihisap dengan alat penghisap
Perlu dilakukan di OK, karena dapat
mengakibatkan gawat nafas.

PROGNOSIS
Prognosis baik, bila :
Terapi cepat, tepat & adekuat
Belum ada komplikasi

Você também pode gostar