Você está na página 1de 10

Abuse

1.2.3 Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
Pengkajian dimulai pada awal kontak perawat dengan korban. Korban
dapat ditemui pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan, seperti Unit
Gawat Darurat, Rumah Sakit, Klinik, Puskesmas, atau fasilitas kesehatan lain,
serta tatanan lain, seperti di rumah dan lingkungan masyarakat. Pengkajian
dilakukan secara lengkap dan menyeluruh meliputi beberapa aspek antara
lain:
a. Aspek fisik: Pengkajian fisik meliputi head to toe yakni:
1) Pada bagian kepala: periksa apakah ada tanda-tanda trauma, bekas
biru pada wajah, fraktur (patah tulang) wajah, mata bengkak, biru dan
perdarahan.
2) Permukaan kulit: periksa apakah ada bekas biru, trauma genital, dan
rektal termasuk rasa nyeri dan bengkak pada vagina atau rektal,
bahkan terjadi luka terbuka pada dinding vagina atau rektal akibat
pemaksaan.
3) Kondisi otot dan tulang: periksa kemungkinan terjadi patah tulang iga,
lengan dan tungkai, terkilir pada persendian atau mobilitas korban
terganggu.
4) Bagian abdomen: periksa kemungkinan adanya bekas biru atau luka
serta tanda-tanda cedera bagian dalam tubuh.
Selain itu, perlu juga diperiksa mengenai beberapa hal seperti gangguan
pola tidur (insomnia), kehilangan nafsu makan (anoreksia), merasa sangat
lelah, sakit kepala dan nyeri, akibat masalah fisik yang dirasakan.
b. Aspek perilaku: beberapa hal yang perlu dikaji antara lain,
1) Kemampuan menjawab pertanyaan secara verbal
2) Kemampuan mengikuti petunjuk yang sederhana
3) Kemampuan perawatan secara mandiri saat mangalami masalah
kesehatan.
c. Aspek psikologis/ afektif: beberapa hal yang perlu dikaji antara lain:
1) Respon emosi yang dialami klien: tanyakan bagaimana perasaan yang
dialami klien dengan menguraikan data objektif dan subjektif tentang
respon berikut ini: rasa tidak percaya terhadap kejadian, malu, terhina,

putus asa, tidak berdaya, cemas, takut, rasa bersalah, marah, depresi,
dan mengisolasi diri dari orang lain.
Klien dengan tindak kekerasan biasanya mengalami trauma emosional, baik
yang hanya dialami sesaat setelah kejadian maupun jangka panjang. Respon
emosi jangka pendek biasanya berupa syok dan tidak percaya yang biasanya
menjadi kecemasan dan depresi setelah fase akut.
d. Aspek kognitif: beberapa hal yang perlu dikaji antara lain:
1) Mekanisme pertahanan yang digunakan
2) Ada tidaknya kebingungan dari wajah klien
3) Pengetahuan klien tentang tentang haknya
4) Kemampuan konsentrasi klien, kaji apakah klien mampu menguraikan
apa yang telah terjadi
5) Kemampuan membuat keputusan
6) Orang yang dipercaya klien, tanyakan Siapa yang telah diberitahu
korban tentang kejadian tindak kekerasan yang dialaminya? Keluraga,
teman, polisi?
7) Perlu tidaknya bantuan pendamping untuk mengatakan kejadian
tindak kekerasan pada orang lain
8) Adakah tindakan menyalahkan dirinya sendiri
Beberapa klien dengan tindak kekerasan biasanya menggunakan mekanisme
pertahanan depersonalisasi atau disosiasi untuk melindungi integritas
dirinya. Selain itu ada juga klien yang menggunakan pengingkaran (denial)
untuk menahan pengalaman traumatik.
e. Aspek sosial budaya dan spiritual
Keluarga pada umumnya mengalami perasaan dan pemikiran yang sama
seperti korban. Keluarga juga bisa merasa bersalah, takut, benci, marah, dan
termasuk merasa tidak berdaya. Keluarga perlu diberikan penyuluhan
tentang trauma yang dialami korban tindak kekerasan, termasuk dukungan
yang dapat diberikan keluarga atau teman kepada korban.
f. Aspek financial: perlu dikaji adanya tanda-tanda pada lansia yang
mengalami kekerasan financial yang antara lain:
1) Aktivitas rekening bank yang di luar kebiasaan, seperti penarikan dari
ATM, padahal si lansia pemilik rekening tidak bisa pergi ke bank.

2) Tandatangan pada cek atau dokumen-dokumen lain yang tidak cocok


dengan tandatangan si orang lansia.
3) Cek atau dokumen lain ditandatangan si orang lansia padahal dia
tidak bisa menulis atau tidak memahami apa yang dia tandatangani.
4) Berbagai bayaran/iuran yang tak terbayar padahal seseorang sudah
ditugaskan untuk melakukan pembayarannya.
5) Adanya perubahan dalam pola pembelanjaan uang, seperti barangbarang yang dibeli yang tidak dibutuhkan dan tidak dapat digunakan
oleh orang lansia tersebut.
6) Munculnya orang baru/orang asing yang mulai menjalin hubungan
dekat dengan orang lansia dan menawarkan untuk mengelola
keuangan dan aset lansia.
2. Diagnosa Keperawatan
Beberapa diagnosis keperawatan yang biasa muncul pada lansia dengan
tindakan kekerasan, terutama kekerasan aspek material antara lain:
1) Sindrom pasctrauma berhubungan dengan penganiayaan (fisik dan/
atau psikososial)
2) Ketidakefektifan koping individu berhubungan dengan gangguan dalam
pola melepaskan ancaman
3) Ansietas berhubungan dengan krisis maturasional.
3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa

Tujuan
dan
Kriteria
Hasil
Setelah dilakukan tindakan
asuhan
keperawatan
diharapkan
klien
dapat
mengasimilasi pengalaman
ke dalam
suasana yang bermakna dan
terus melanjutkan hidupnya

Sindrom
pasctrauma
berhubungan
dengan
penganiayaa
n (fisik dan/
atau
psikososial).
Kriteria hasil:

a. Melaporkan berkurangnya
gejala mati rasa yang
berulang
b. Mengakui
kejadian
traumatic
dan
mulai

Rencana Keperawatan
1.

2.

3.

4.

Kaji dan tanyakan pada


individu tentang apa yang
terjadi dalam ruangan yang
tenang
Komunikasikan
pada
individu bahwa anda turut
prihatin dengan peristiwa
yang dialami klien
Bantu individu mengurangi
keekstriman gejala mati
rasa dan pengalaman ang
berulang
Yakinkan
klien
bahwa
perasaan yang dirasakan

mengatasi trauma dengan


membicarakan
pengalaman tersebut dan
mengekspresikan
perasaan seperti rasa
takut, marah dan bersalah
c. Mengidentifikasai
dan
mebuata
hubungan
dengan
orangorang/sumber pendukung

5.

6.

Ketidakefekti Setelah dilakukan tindakan


keperawatan
fan
koping asuhan
diharapkan
klien
dapat
individu
berhubungan mengasimilasi pengalaman
ke dalam
dengan
suasana yang bermakna dan
gangguan
terus melanjutkan hidupnya
dalam
pola
melepaskan
Kriteria hasil:
ancaman
a. Mengungkapakan

1.

perasaan
yang
berhubungan dengan
keadaan emosional
b. Menunjukkan
kekuatan
dan
menerima hubungan
keperawatan
Setelah dilakukan tindakan
asuhan
keperawatan
diharapkan
klien
dapat
menyatakan
peningkatan
kenyamanan psikologis dan
fisiologis.

6.

Ansietas
berhubungan
dengan krisis
maturasional

Kriteria hasil:
a. Klien tidak terlihat
murung
b. Menggunakan
mekanisme koping
yang baik

2.
3.
4.
5.

1.
2.
3.
4.
5.
6.

sering dialami oleh klien


yang pernah mengalami
kejadian traumatic yang
sama
Dorong individu melanjutkan
aktivitas
dan
mulai
beberapa aktivitas yang
baru
Bantu
keluarga
untuk
mengerti apa yang terjadi
pada lansia.
Kaji
kemampuan untuk
menghubungkan
faktafakta
Beri dukungan jika klien
berbicara
Bantu individu memecahkan
masalah secara konstruktif
Dorong klien melkukan
evaluasi tentang dirinya
Bicara alternative lain untuk
menyelesaikan masalahnya
Instrukskan
individuuntuk
teknik reaksasi untuuk
mengurangi masalah yang
ada.

Kaji tingkat ansietas


Tempatkan klien di ruang
yang tenang
Gali kekhawatiran individu
terhadap finansialnya
Gali ntervensi yang dpat
menurunkan ansietas
Beri aktivitas yang dapat
menurunkan ketegangan
Rujuk pada pskiatris jika klien
mengalami ansietas kronis.

4. Implementasi keperawatan
No

Tanggal

Implementasi

Tanda

Di
ag
no
sa
1

Waktu
(WI
B)
24
Nov
em
ber
201
4
(08.00)

tan
gan

1.

2.

3.

4.

5.
2

25
Nov
em
ber
201
4
(08.10)

1.
2.
3.
4.
5.
6.

26
Nov
em
ber
201
4
(18.45)

3.
4.
5.
6.

Mengkaji dan menanyakan pada individu


tentang apa yang terjadi dalam ruangan
yang tenang
Mengkomunikasikan pada individu bahwa
anda turut prihatin dengan peristiwa
yang dialami klien
Meyakinkan klien bahwa perasaan yang
dirasakan sering dialami oleh klien yang
pernah mengalami kejadian traumatic
yang sama
Mendorong
individu
melanjutkan
aktivitas dan mulai beberapa aktivitas
yang baru
Membantu keluarga untuk mengerti apa
yang terjadi pada lansia
Mengkaji
kemampuan
untuk
menghubungkan fakta-fakta
Memberi dukungan jika klien berbicara
Membantu individu memecahkan masalah
secara konstruktif
Mendorong klien melakukan evaluasi
tentang dirinya
Membicarakan alternative lain untuk
menyelesaikan masalahnya
Menginstruksikan individu untuk teknik
reaksasi untuuk mengurangi masalah
yang ada.
1. Mengkaji tingkat ansietas
2. Menempatkan klien di ruang yang
tenang
Menggali kekhawatiran individu terhadap
finansialnya
Menggali
intervensi
yang
dapat
menurunkan ansietas
Memberikan aktivitas yang dapat
menurunkan ketegangan
Merujuk pada pskiatris jika klien
mengalami ansietas kronis.

Sofiatul
Ma`
fua
h

Sofiatul
Ma`
fua
h

Sofiatul
Ma`
fua
h

5. Evaluasi
Evaluasi yang harus dilakukan oleh perawat, yaitu memantau perkembangan
koping dan keberhasilan intervensi yang dilakukan. Melalui proses ini,
perawat akan dapat menentukan apakah klien memerlukan bentuk terapi
lain atau perlu dirujuk pada tenaga profesional lainnya.
Tanggal
wa
ktu
27
Ok
to
be
r
20
14
(08.12)

Diagnosa Keperawatan

Evaluasi

Sindrom
pasctrauma
berhubungan
dengan
penganiayaan
(fisik, material
dan/
atau
psikososial)

S:

28

Ketidakefektifan
koping
individu
berhubungan
dengan gangguan
dalam
pola
melepaskan
ancaman.

Okt
obe
r
201
4
(19
.30
)
29

Ansietas
Okt
berhubungan
obe

Tanda
tang
an
Sofiatul
Ma`f
uah

klien
mengatakan
ketakutannya
akan
kehilangan materi sedikit
berkurang
O: klien terlihat tenang saat
keuangannya dikelola pihak
lain
A: masalah keperawatan belum
teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi
S: klien mengatakan sudah bisa Sofiatul
menyelesaikan masalah
Ma`f
pengelolaan keuangan
uah
O: klien terlihat tenang saat ada
masalah
dalam
penggunaan keuangan
A: masalah keperawatan teratasi
P: hentikan intervensi
S: klien mengatakan sudah tidak
takut lagi jika uangnya
diambil keluarganya

Sofiatul
Ma`f
uah

r
201
4
(10
.00
)

dengan krisis O: klien mempercayakan salah


satu anggota keluarga
maturasional
mengelola keuangannya
A: masalah teratasi
P: hentikan intervensi

Neglect

1.3.3 Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
Pada umumnya pengkajian dilakukan secara holistic dan meliputi
beberapa aspek antara lain:
a. Aspek fisik: kaji fisik klien meliputi head to toe yakni
1) Pada bagian kepala: periksa apakah ada tanda-tanda trauma, bekas
biru pada wajah, fraktur (patah tulang) wajah, mata bengkak, biru dan
perdarahan.
2) Permukaan kulit: periksa apakah ada luka bekas gatal-gatal akibat
kurangnya kebersihan diri.
Selain itu, perlu juga diperiksa lingkungan tempat klien tinggal. Tempat
mengalirkan air, kebersihan dapur, kamar mandi dan sebagainya. Klien
dengan neglect biasanya juga mengabaikan kondisi lingkungannya akibat
ketidaksemangatan dalam menjalani hidupnya.
b. Aspek psikologis/ afektif: beberapa hal yang perlu dikaji antara lain:
1) Respon emosi yang dialami klien: tanyakan bagaimana perasaan yang
dialami klien dengan menguraikan data objektif dan subjektif tentang
respon berikut ini: rasa tidak tidak berguna, rasa bersalah, kesepian,
depresi, dan mengisolasi diri dari orang lain.
Klien dengan pengabaian emosional biasanya akan merasa tidak berdaya
dan kesepian akibat tidak adanya anak atau sanak saudara yang datang
menjenguk dan merawatnya.
c. Aspek sosial budaya dan spiritual
Masyarakat lain dan keluarga tentunya memiliki pandangan yang sama
dalam memberikan perawatan pada lansia. Sebagian besar dari mereka

mengatakan malas merawat lansia. Namun, berdasarkan kepercayaan


masyarakat yang didominasi oleh agama Islam, perawatan lansia diyakini
sebagai suatu kewajiban anak kepada orangtuanya.
d. Aspek aktivitas: perlu dikaji bagaimana klien menjalani hari-harinya
sebagai lansia. Dari pengkajian tersebut akan diperoleh kesimpulan
apakah klien menjalani aktivitas sehat (jalan-jalan kecil, tidur cukup,
makan makanan bergizi dan lain sebagainya) atau tidak.
2. Diagnose keperawatan
1) Pengabaian diri berhubungan dengan stressor yang berat (pengabaian
emosional) dari keluarga
2) Risiko kesepian berhubungan dengan isolasi terapeutik oleh keluarga.
3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa

Tujuan dan Kriteria


Hasil
Setelah
dilakukan
Pengabaian
tindakan
asuhan
diri
keperawatan diharapkan
berhubunga
klien dapat berpartisipasi
n
dengan secara fisik dan/ atau
verbal dalam aktivitas
stressor
kesehatan sehari-hari
Kriteria
hasil:
yang berat
a. Menunjukkan
(pengabaian
kesukaan
terhadap
aktivitas
perawatan
emosional)
diri
dari
b. Mendemostrasikan
kebersihan
optimal
keluarga
setelah
bantuan
perawatan
yang
diberikan

Risiko
kesepian
berhubunga

Setelah
dilakukan
tindakan
asuhan
keperawatan diharapkan
klien dapat melaporkan
penurunan
perasaan

Rencana Keperawatan
1. Kaji
ketidakadekuatan
dukungan social
2. Dorong
klien
mengekspresikan tentang
kurang perawatan diri
3. Tingkatkan
partisipasi
optimal
4. Tingkatkan harga diri klien
5. Evaluasi
kemampuan
berpartisipasi dalam setiap
aktivitas perawatan.

1. Identifikasi
faktor
penyebab kesepian
2. Beri dorongan individu
untuk
membicarakan
perasaan kesepiannya

dengan

isolasi
terapeutik
oleh
keluarga

kesepian
Kriteria hasil:
a. Klien
dapat
mengidentifikasi
penyebab
perasaan
isolasi
b. Klien
dapat
membicarakan cara
meningkatkan
hubungan yang berarti

3. Kerahkan
sistem
pendukung
keluarga,
teman, dan tetangga
4. Identifikasi aktifitas yang
dapat
membantu
mempertahankan individu
tetap
sibuk,
terutama
selama periode resinko
tinggi kesepian
5. Lakukan rujukan sesuai
indikasi.

4. Implementasi keperawatan
No
Di
ag
no
sa
1

Tanggal
Waktu
(WI
B)

Implementasi

Tanda
tan
gan

24

1. Mengkaji ketidakadekuatan dukungan


social
2. mendorong klien mengekspresikan tentang
kurang perawatan diri
3. Meningkatkan harga diri klien
4. Mengevaluasi kemampuan berpartisipasi
dalam setiap aktivitas perawatan.

Sofiatul
Ma`
fua
h

1.

Sofiatul
Ma`
fua
h

Nov
em
ber
201
4
(08.00)
2

25
Nov
em
ber
201
4
(18.45)

2.
3.
4.

5.

Mengidentifikasi
faktor
penyebab
kesepian
Mendorong individu untuk membicarakan
perasaan kesepiannya
Mengerahkan sistem pendukung keluarga,
teman, dan tetangga
Mengidentifikasi aktifitas yang dapat
membantu mempertahankan individu
tetap sibuk, terutama selama periode
resinko tinggi kesepian
Melakukan rujukan sesuai indikasi.

5. Evaluasi
Tanggal
wa
ktu
27
Ok
to
be
r
20
14
(08.12)
28

Diagnosa Keperawatan

Evaluasi

Pengabaian
diri S: klien mengatakan sudah
mulai
semangat
untuk
berhubungan
membersihkan
diri
dengan
stressor
yang
berat O: klien dan lingkungan tempat
tinggalnya terlihat bersih
(pengabaian
A: masalah keperawatan teratasi
emosional)
dari P: hentikan intervensi
keluarga

Tanda
tang
an
Sofiatul
Ma`f
uah

Risiko
kesepian S: klien melaporkan sudah tidak Sofiatul
Okt
kesepian
Ma`f
berhubungan
obe
uah
dengan isolasi O: klien tidak lagi terlihat
r
murung
terapeutik
201
A: masalah keperawatan teratasi
oleh keluarga
4
(19
.30
)

P: hentikan intervensi

Você também pode gostar