Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
putus asa, tidak berdaya, cemas, takut, rasa bersalah, marah, depresi,
dan mengisolasi diri dari orang lain.
Klien dengan tindak kekerasan biasanya mengalami trauma emosional, baik
yang hanya dialami sesaat setelah kejadian maupun jangka panjang. Respon
emosi jangka pendek biasanya berupa syok dan tidak percaya yang biasanya
menjadi kecemasan dan depresi setelah fase akut.
d. Aspek kognitif: beberapa hal yang perlu dikaji antara lain:
1) Mekanisme pertahanan yang digunakan
2) Ada tidaknya kebingungan dari wajah klien
3) Pengetahuan klien tentang tentang haknya
4) Kemampuan konsentrasi klien, kaji apakah klien mampu menguraikan
apa yang telah terjadi
5) Kemampuan membuat keputusan
6) Orang yang dipercaya klien, tanyakan Siapa yang telah diberitahu
korban tentang kejadian tindak kekerasan yang dialaminya? Keluraga,
teman, polisi?
7) Perlu tidaknya bantuan pendamping untuk mengatakan kejadian
tindak kekerasan pada orang lain
8) Adakah tindakan menyalahkan dirinya sendiri
Beberapa klien dengan tindak kekerasan biasanya menggunakan mekanisme
pertahanan depersonalisasi atau disosiasi untuk melindungi integritas
dirinya. Selain itu ada juga klien yang menggunakan pengingkaran (denial)
untuk menahan pengalaman traumatik.
e. Aspek sosial budaya dan spiritual
Keluarga pada umumnya mengalami perasaan dan pemikiran yang sama
seperti korban. Keluarga juga bisa merasa bersalah, takut, benci, marah, dan
termasuk merasa tidak berdaya. Keluarga perlu diberikan penyuluhan
tentang trauma yang dialami korban tindak kekerasan, termasuk dukungan
yang dapat diberikan keluarga atau teman kepada korban.
f. Aspek financial: perlu dikaji adanya tanda-tanda pada lansia yang
mengalami kekerasan financial yang antara lain:
1) Aktivitas rekening bank yang di luar kebiasaan, seperti penarikan dari
ATM, padahal si lansia pemilik rekening tidak bisa pergi ke bank.
Tujuan
dan
Kriteria
Hasil
Setelah dilakukan tindakan
asuhan
keperawatan
diharapkan
klien
dapat
mengasimilasi pengalaman
ke dalam
suasana yang bermakna dan
terus melanjutkan hidupnya
Sindrom
pasctrauma
berhubungan
dengan
penganiayaa
n (fisik dan/
atau
psikososial).
Kriteria hasil:
a. Melaporkan berkurangnya
gejala mati rasa yang
berulang
b. Mengakui
kejadian
traumatic
dan
mulai
Rencana Keperawatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
perasaan
yang
berhubungan dengan
keadaan emosional
b. Menunjukkan
kekuatan
dan
menerima hubungan
keperawatan
Setelah dilakukan tindakan
asuhan
keperawatan
diharapkan
klien
dapat
menyatakan
peningkatan
kenyamanan psikologis dan
fisiologis.
6.
Ansietas
berhubungan
dengan krisis
maturasional
Kriteria hasil:
a. Klien tidak terlihat
murung
b. Menggunakan
mekanisme koping
yang baik
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
4. Implementasi keperawatan
No
Tanggal
Implementasi
Tanda
Di
ag
no
sa
1
Waktu
(WI
B)
24
Nov
em
ber
201
4
(08.00)
tan
gan
1.
2.
3.
4.
5.
2
25
Nov
em
ber
201
4
(08.10)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
26
Nov
em
ber
201
4
(18.45)
3.
4.
5.
6.
Sofiatul
Ma`
fua
h
Sofiatul
Ma`
fua
h
Sofiatul
Ma`
fua
h
5. Evaluasi
Evaluasi yang harus dilakukan oleh perawat, yaitu memantau perkembangan
koping dan keberhasilan intervensi yang dilakukan. Melalui proses ini,
perawat akan dapat menentukan apakah klien memerlukan bentuk terapi
lain atau perlu dirujuk pada tenaga profesional lainnya.
Tanggal
wa
ktu
27
Ok
to
be
r
20
14
(08.12)
Diagnosa Keperawatan
Evaluasi
Sindrom
pasctrauma
berhubungan
dengan
penganiayaan
(fisik, material
dan/
atau
psikososial)
S:
28
Ketidakefektifan
koping
individu
berhubungan
dengan gangguan
dalam
pola
melepaskan
ancaman.
Okt
obe
r
201
4
(19
.30
)
29
Ansietas
Okt
berhubungan
obe
Tanda
tang
an
Sofiatul
Ma`f
uah
klien
mengatakan
ketakutannya
akan
kehilangan materi sedikit
berkurang
O: klien terlihat tenang saat
keuangannya dikelola pihak
lain
A: masalah keperawatan belum
teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi
S: klien mengatakan sudah bisa Sofiatul
menyelesaikan masalah
Ma`f
pengelolaan keuangan
uah
O: klien terlihat tenang saat ada
masalah
dalam
penggunaan keuangan
A: masalah keperawatan teratasi
P: hentikan intervensi
S: klien mengatakan sudah tidak
takut lagi jika uangnya
diambil keluarganya
Sofiatul
Ma`f
uah
r
201
4
(10
.00
)
Neglect
Risiko
kesepian
berhubunga
Setelah
dilakukan
tindakan
asuhan
keperawatan diharapkan
klien dapat melaporkan
penurunan
perasaan
Rencana Keperawatan
1. Kaji
ketidakadekuatan
dukungan social
2. Dorong
klien
mengekspresikan tentang
kurang perawatan diri
3. Tingkatkan
partisipasi
optimal
4. Tingkatkan harga diri klien
5. Evaluasi
kemampuan
berpartisipasi dalam setiap
aktivitas perawatan.
1. Identifikasi
faktor
penyebab kesepian
2. Beri dorongan individu
untuk
membicarakan
perasaan kesepiannya
dengan
isolasi
terapeutik
oleh
keluarga
kesepian
Kriteria hasil:
a. Klien
dapat
mengidentifikasi
penyebab
perasaan
isolasi
b. Klien
dapat
membicarakan cara
meningkatkan
hubungan yang berarti
3. Kerahkan
sistem
pendukung
keluarga,
teman, dan tetangga
4. Identifikasi aktifitas yang
dapat
membantu
mempertahankan individu
tetap
sibuk,
terutama
selama periode resinko
tinggi kesepian
5. Lakukan rujukan sesuai
indikasi.
4. Implementasi keperawatan
No
Di
ag
no
sa
1
Tanggal
Waktu
(WI
B)
Implementasi
Tanda
tan
gan
24
Sofiatul
Ma`
fua
h
1.
Sofiatul
Ma`
fua
h
Nov
em
ber
201
4
(08.00)
2
25
Nov
em
ber
201
4
(18.45)
2.
3.
4.
5.
Mengidentifikasi
faktor
penyebab
kesepian
Mendorong individu untuk membicarakan
perasaan kesepiannya
Mengerahkan sistem pendukung keluarga,
teman, dan tetangga
Mengidentifikasi aktifitas yang dapat
membantu mempertahankan individu
tetap sibuk, terutama selama periode
resinko tinggi kesepian
Melakukan rujukan sesuai indikasi.
5. Evaluasi
Tanggal
wa
ktu
27
Ok
to
be
r
20
14
(08.12)
28
Diagnosa Keperawatan
Evaluasi
Pengabaian
diri S: klien mengatakan sudah
mulai
semangat
untuk
berhubungan
membersihkan
diri
dengan
stressor
yang
berat O: klien dan lingkungan tempat
tinggalnya terlihat bersih
(pengabaian
A: masalah keperawatan teratasi
emosional)
dari P: hentikan intervensi
keluarga
Tanda
tang
an
Sofiatul
Ma`f
uah
Risiko
kesepian S: klien melaporkan sudah tidak Sofiatul
Okt
kesepian
Ma`f
berhubungan
obe
uah
dengan isolasi O: klien tidak lagi terlihat
r
murung
terapeutik
201
A: masalah keperawatan teratasi
oleh keluarga
4
(19
.30
)
P: hentikan intervensi