Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun oleh:
IGNASIUS SETO LARENO
NPM: 07 04 17045
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
FEBRUARI 2015
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Alam Semesta yang telah membantu
dengan
harmoninya
dalam
menyelesaikan
skripsi
berjudul
"PRAKTIK
5. Ibu Endang Raino W., S.E., M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah
bersedia meluangkan waktu dengan tekun dan sabar dalam memberikan
bimbingan selama penelitian.
6. Ibu Anna Purwaningsih, S.E., M.Si., selaku business coach dalam aktivitas
kewirausahaan selama di Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
7. Responden penelitian yang telah memberikan banyak dukungan berupa
informasi dan diskusi mengenai aktivitas bisnis kreatif di Yogyakarta
8. Sahabat - sahabat peneliti yang selalu memberikan dukungan semangat (
Yodito Nugrahacky, Nadia Handoyo, Ayu Gani, Jacub Vargas, Annete
Kruusmagi, Dion Agasi, Amelia Inez, Calvin Capnary, Henry Ardian, Keut
Ferry, Gregoryo Tattit, Alfon Damas, Victor Pasaribu, Yohana Ika Anindita,
Benedictus Raymond, Carolus Novanda, Reno Barto, Reinaldi Maulana, Ary
Yohana, Dhimas Wijaya, Pandu Triatmaja, Rizal Rachmen, Kartika Hananto,
dan Danna Yuhanming.
9. Teman - teman di Local Tobacco yang merupakan salah satu digital agency di
Yogyakarta ( Bian Pratama, Haris Pranoto, Noe Prasetyo, dan Ahid)
10. Teman - teman Whatever Shop dan Affairs Store yang merupakan penggiat
industri kreatif di Yogyakarta ( Moh Marjuki, Dewi Sharmudyasari, Woro
Agustin, Pandu Nathaniel, Nicholaus Hariojati, Dia Novena, Arrosyi Nilasari,
Dini Yunita Sari, Sukma Wandansari, Samid, Ananda Ditya, Bramanto
Ranggamukti, Acin, Dikna, Ida Ayu Centraseni, Dimas Dhyara, Rangga
Zulkarnaen, Mario Andriyono, Sigit Ari, Ganis Pranendyo, Obby Yudha)
11. Teman - teman Fake Friends dan DAB Magazine ( Afit Albauni, Haris
Muhammad, Kemal Yusuf, Aldy Amali, Darmawan Trihatmojo, Auf, Halim
Budiono, Nanto, dan Bams)
vi
12. Teman - teman penggiat industri kreatif ( Tano Naz, Pepeng, Rio Septiano,
Lulu Lutfi Labibi, Moses Valentino, Navis, Pungkas Riandika, Rakka Cyril
serta banyak penggiat industri kreatif lainnya)
13. Teman - teman Purna Caraka Muda Indonesia ( Happy Hartana, Drajat Sarwo,
Vinia Rizky, Wildan Ramadhani, Nadia Fatmakusumah, Niniek Febrianti,
Fani Atmanti, Andhi Susanto, Fanbul, Dita Nurcahya, dan Adit)
14. Teman - teman negara sahabar yang tergabung dalam Guangxi China Youth
Exchange Program ( Miss Li,Miss Liu, Aoom Manechot, Nokki Tepin, King
Seh Horn, Wawan Ariff, Sakda Jantakru, Erni Siburian, Ade Nuansa, serta
Jakub Pohan)
15. Catharina Rinda untuk supportnya selalu.
16. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah
memberikan dukungan dalam segala bentuk, terimakasih.
Peneliti menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan penelitian
ini. Meskipun demikian, peneliti berharap penelitian ini dapat berguna bagi pihak pihak yang membutuhkan.
Peneliti
vii
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................
ii
iii
KATA PENGANTAR..........................................................................
iv
MOTTO.................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................
viii
DAFTAR TABEL.................................................................................
ix
INTISARI.............................................................................................
xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.....................................................
10
ix
12
14
18
20
23
25
33
35
36
38
39
43
44
46
47
48
48
62
5.2 Saran.............................................................................
63
DAFTAR PUSTAKA....................................................................
65
LAMPIRAN..................................................................................
xi
DAFTAR TABEL
xii
Disusun Oleh:
IGNASIUS SETO LARENO
NPM 07 04 17045
Dosen Pembimbing
Kata Kunci
Produksi
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam
dunia
kontemporer,
terjadi
sebuah
paradigma
baru
yang
pertumbuhan ekonomi
dalam
skala mikro
peradaban
Sebagai negara berkembang yang kaya akan sumber daya alam, Indonesia
tidak tertinggal dalam merespon fenomena perekonomian global tersebut. Meskipun
saat ini perekonomian Indonesia masih ditopang dari sektor pertanian, industri
manufaktur, dan industri ekstraktif. Pertumbuhan industri kreatif di Indonesia
menunjukkan
kontribusi
yang
signifikan
dalam
perekonomian di Indonesia
dewasa ini. Pada tahun 2013, ekspor produk kreatif mencapai Rp119 triliun (10
miliar dollar AS) yang naik delapan persen dibanding 2012 menurut data
Kementerian Parawisata dan Ekonomi Kreatif
(Kamenparekraf).
Sedangkan
kontribusi industri kreatif terhadap PDB pada 2013, tidak jauh berbeda dengan
2012, di kisaran 6,9 persen atau di posisi ke-tujuh, senilai Rp573 triliun dari sektorsektor ekonomi lainnya. Jumlah tenaga kerja yang diserap mencapai 8,6 juta atau 7,9
persen dari total tenaga kerja di Indonesia.
Ditemukan
pula
kesamaan
perkembangan positif penyerapan tenaga kerja dengan jumlah usaha yang ada di
Indonesia. Di tahun 2013 lalu sektor ekonomi kreatif, terjadi pertumbuhan
sebesar 0,41% dimana dari angka 5.398.162 unit di tahun 2012 meningkat menjadi
5.420.165 unit pada tahun 2013.
2)
Menyediakan
informasi
untuk
perencanaan,
pengendalian,
Ketiga tujuan ini menunjukkan manajer dan pengguna lainnya perlu memiliki
kemampuan serta akses menuju informasi manajemen. Informasi manajamen dapat
membantu mengindetifikasi dan menyelesaikan masalah serta mengevaluasi kinerja
bisnis yang sedang berjalan (Hansen, 2007). Manager atau pemilik usaha haruslah
membuat keputusan dalam menentukan strategi dalam persaingan global, akuntansi
biaya merupakan bentuk informasi
pemilik usaha untuk nantinya diproses menjadi sebuah pengambilan keputusan terkait
inovasi dan efisiensi dalam
2)
telah dilakukan oleh industry kreatif di Yogyakarta sudah sesuai dengan teori
akuntansi biaya?
10
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari hasil penelitian, dan saran bagi
pelaku industri kreatif dan Pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal
EKMDI (Ekonomi Kreatif Berbasis Media Desain dan IPTEK) mengenai hal
yang berkaitan dengan penentuan biaya produksi
11
BAB II
LANDASAN TEORI
aset
kreatif
yang
berpotensi
menghasilkan
pertumbuhan
dan
pembangunan ekonomi.
Sedangkan dalam cetak biru Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 20092015, ekonomi kreatif didefinisikan sebagai "Era baru ekonomi setelah ekonomi
12
13
bangunan
warisan,
pengawasan
14
konstruksi,
perencanaan
15
7) Video, Film dan Fotografi: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi
produksi video, film, dan jasa fotografi, serta distribusi rekaman video dan
film. Termasuk di dalamnya penulisan naskah, dubbing film, sinematografi,
sinetron, dan eksibisi film.
8) Permainan interaktif: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi,
dan distribusi permainan komputer dan video yang bersifat hiburan,
ketangkasan, dan edukasi. Kelompok permainan interaktif bukan didominasi
sebagai hiburan semata - mata tetapi juga sebagai alat bantu pembelajaran
atau edukasi.
9) Musik: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi/komposisi, pertunjukan,
reproduksi, dan distribusi dari rekaman suara.
10) Seni
Pertunjukan:
kegiatan
kreatif
yang
berkaitan
dengan
usaha
16
pesawat terbang, dan terbitan khusus lainnya. Juga mencakup penerbitan foto
-
17
seperti penelitian dan pengembangan bahasa, sastra, dan seni; serta jasa
konsultasi bisnis dan manajemen.
15) Kuliner: kegiatan kreatif ini termasuk baru, kedepan direncanakan untuk
dimasukkan ke dalam sektor industri kreatif dengan melakukan sebuah studi
terhadap pemetaan produk makanan olahan khas Indonesia yang dapat
ditingkatkan daya saingnya di pasar ritel dan passar internasional.
2.1.3
yang cukup pesat dari tahun ke tahun. Dari data BPS dapat digambarkan bahwa
Industi Kreatif di Indonesia pada tahun 2013 lalu:
Tabel 2.1
PDB Indonesia Atas Dasar Harga Berlaku, 2010-2013
(Milyar Rupiah)
18
Badan Pusat Statistik juga menjelaskan lebih lanjut tentang Sektor ekonomi kreatif
yang terdiri atas 15 sub-sektor sehingga dapat diperoleh perolehan kontribusi NTB
(Nilai Tambah Bruto) dari kelima belasnya. Melalui detail kontribusi persubsektor,
maka dapat dilakukan analisis lebih lanjut mengenai kontribusi ekonomi kreatif
terhadap PDB di Indonesia 2010-2013.
Subsektor kuliner meraih peringkat pertama dari 15 subsektor dengan capaian
kontribusi mencapai 208.632,75 miliar atau 33%. Di bawah subsektor kuliner,
terdapat subsektor mode (fesyen) yang memberikan pengaruh NTB sebesar 181.570,3
miliar atau 27%. Kedua subsektor ini jauh meninggalkan 13 subsektor lainnya
dimana kondisi serupa juga terjadi pada rentang 2010 sampai dengan 2013.
Berikut ini merupakan detail pencapaian NTB negara Indonesia pada rentang
tahun 2010 - 2013 beserta uraian 15 subsektor ekonomi kreatif.
Tabel 2.2
NTB Indonesia Atas Dasar Harga Berlaku, 2010-2013
(Milyar Rupiah)
19
2.1.4
ini dikarenakan potensi industri kreatif sangat besar dan padat karya sehingga dapat
menggerakkan perekonomian Indonesia. Industri Kreatif juga menjadi sumber
pendapatan sebagian besar masyarakat dalam meningkatkan kesejahterannya. Industri
Kreatif di Indonesia pada tahun 2013 lalu telah menyerap tenaga kerja sebesar
110.801.648 orang. Nilai ini merupakan penurunan sebesar 0,01% mengingat pada
tahun 2012, serapan tenaga kerja di Indonesia mencapai 110.808.154 orang. Sektor
ekonomi kreatif sendiri pada tahun 2013 mencapai angka 11.872.428 orang. Jumlah
ini apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu 11.799.568 orang, maka
diperoleh indikasi bahwa telah terjadi peningkatan sebesar 0,62%. Lebih lanjut lagi,
data pada tahun 2010 dan 2011 pun menunjukkan bahwa sektor ekonomi kreatif
mampu menunjukkan peningkan progresif dari tahun ke tahun secara stabil hingga
tahun 2013 lalu.
20
21
memperkerjakan
orang
orang
untuk
melaksanakan
kebijakan.
Manajemen
23
24
rencana dan jika terdapat perbedaan yang signifikan, tindakan perbaikan akan segera
diambil.
Selanjutnya,
setelah
aktivitas
manajamen
berupa
perencanaan
dan
2.2.2
Akuntansi Biaya
Cecily A. Raiborn dan Michael R. Kinney William Lanen, (Accounting:
Foundation and Evolution 7th Edition,2009) membandingkan dan mendefiniskan jenis
jenis akuntansi yang mempunyai pengaruh dalam kinerja perusahaan secara umum,
yaitu:
25
1) Akuntansi Keuangan
Tujuan dari akuntansi keuangan adalah memberikan informasi yang berguna
bagi oihak pihak eksternal, termasuk investor dan kreditor. Informasi
akuntansi keuangan dapat berupa informasi historis, kuantitaitf, dalam satuan
moneter, dan dapat diverifikasi.
2) Akuntansi Manajemen
Akuntansi manajemen digunakan untuk mengumpulkan informasi yang
bersifat keuangan dan non keuangan yang dibutuhkan oleh pihak pihak
internal. Para manajer befokus pada pemenuhan target perusahaam,
berkomunikasi dalam penerapan strategi, serta berkoordinasi dalam hal design
produk, produksi, dan pemasaran secara simultan menjalankan segmen bisnis
yang nyata. Akuntansi manajemen mempunyai peran penting dalam
persaingan industri global karena penggunaan informasi laporan keuangan
saja tidak cukup untuk mengontrol kinerja dan memberikan data secara
maksimal terkait mengenai pengambilan keputusan dalam perencanaan
manajemen.
3) Akuntansi Biaya
Informasi akuntansi biaya membahas akuntansi keuangan dan akuntansi
manajemen dengan menyediakan informasi biaya dari produk untuk pihak
eksternal ataupun pihak internal untuk melakukan perencanaan, pengendalian,
pengambilan keputusan, serta evaluasi kinerja. Informasi biaya produk
dikembangkan sesuai dengan tujuan GAAP ( Generally Accepted Accounting
26
Principle ) untuk pelaporan keuangan. Karena itu, biaya produk (product cost)
adalah jumlah dari biaya biaya yang dikeluarkan oleh industri terkait untuk
menghasilkan satu unit produk/jasa. Namun, informasi biaya produk dapat
juga dikembangakan diluar kepatuhan GAAP untuk membantu manajemen
dalam kebutuhannya untuk merencanakan dan mengendalikan berbagai
operasinya.
Pengertian Biaya
Penentuan biaya selalu menjadi fokus utama bagi para manajer. Dengan
adanya penentuan biaya pada setiap unit produk, para manajer dapat terbantu dalam
penyusunan strategi untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Penentuan biaya
ini digunakan untuk menentukan harga jual produk.
William Lanen, Shannon Anderson, dan Michael Maher (Fundamental of
Cost Accounting 2nd Edition, 2005) mendefiniskan biaya adalah pengorbanan
sejumlah sumber daya untuk mengimplementasikan target/tujuan yang ingin diraih.
Secara umum biaya dapat diartikan sebagai sesuatu pengorbanan ekonomis
guna memperoleh imbalan berupa barang dan jasa yang dapat memberi manfaat
ekonomis. Seringkali pemakaian istilah biaya disamakan dengan beban namun kedua
istilah ini sebenarnya memiliki arti yang berlainan. Merupakan hal yang penting
dimana dalam membedakan biaya dan beban. Beban merupakan sejumlah biaya yang
dibebankan terhadap pendapatan dalam periode akuntansi, maka beban dikurangi dari
pendapatan dalam periode akuntansi tersebut. Selanjutnya, istilah beban digunakan
28
2.3.2
Klasifikasi Biaya
Klasifikasi biaya diperlukan untuk menyampaikan dan menyajikan data biaya
29
30
2.3.3
33
Ketelusuran berarti biaya dapat diukur dengan mudah dan akurat, penelusuran
biaya pada obyek biaya dapat terjadi melalui salah satu dari dua cara berikut ini:
1) Penelusuran Langsung (Direct Tracing)
Penelusuran
langsung
adalah
suatu
proses
pengindentifikasian
dan
pembebanan biaya yang berkaitan secara khusus dan fisik dengan suatu
obyek. Penelusuran ini paling sering dikerjakan melalui pengamatan secara
fisik.
2) Penelusuran Penggerak (Driver Tracing)
Penelusuran penggerak adalah penggunaan penggerak untuk membebankan
biaya pada obyek biaya. Di dalam konteks pembebanan biaya, penggerak
adalah faktor penyebab yang dapat diamati dan faktor penyebab yang
mengukur konsumsi sumber daya obyek biaya. Oleh sebab itu, penggerak
adalah faktor yang menyebabkan perubahan dalam penggunaan sumber daya
dan memiliki hubungan sebab-akibat dengan biaya yang berhubungan dengan
obyek biaya.
Kedua metode yang telah dijabarkan diatas hanya dapat digunakan untuk
penelusuran informasi biaya langsung. Pencatatan biaya tidak langsung pada obyek
biaya disebut alokasi. Karena tidak terdapat hubungan sebab - akibat, pengalokasian
biaya tidak langsung didasarkan pada kemudahan atas asumsi yang berhubungan.
34
2.3.4
(barang dan jasa) yang diproduksi dalam suatu periode akuntansi tertentu. Keluaran
(output) perusahaan merupakan salah satu obyek biaya terpenting. Ada dua jenis
keluaran, yaitu produk berwujud dan jasa. Produk berwujud (tangible product) adalah
barang yang dihasilkan dengan mengubah bahan baku melalui penggunaan tenaga
kerja dari masukan (input) modal, seperti pabrik, lahan, dan mesin. Sedangkan jasa
(service) adalah aktivitas yang dilakukan untuk pelanggan atau aktivitas yang
dijalankan oleh pelanggan dengan menggunakan produk atau fasilitas perusahaan.
Jasa juga diproduksi dengan menggunakan bahan, tenaga kerja, dan masukan modal.
Harga pokok produksi (product cost) adalah penghitungan biaya yang
mendukung tujuan manajerial yang spesifik. Arti harga pokok bergantung pada
tujuan manajerial yang sedang dicapai. Hal ini mengilustrasikan prinsip manajemen
biaya yang fundamental, yaitu biaya yang berbeda untuk tujuan yang berbeda
(Hansen, Mowen :2007) Biaya biaya tersebut merliputi biaya bahan baku langsung,
biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Berikut ini definisi harga
pokok produksi menurut beberapa pendapat:
1) Cecily A.Raiborn and Michael R. Kinney mendefiniskan harga pokok
produksi (cost of goods manufactured) yaitu total produksi biaya barang-
35
barang yang telah selesai dikerjakan dan ditransfer dalam persediaan barang
selama sebuah periode.
2) Supriyono (1999:144) berpendapat bahwa biaya-biaya dalam penentuan harga
pokok produksi terdiri dari tiga unsur:
a.
b.
c.
2.3.5
36
menentukan harga jual dari produk/jasa . Selain itu, penentuan harga pokok produksi
juga bermanfaat dalam penentuan strategi perusahaan.
Mulyadi (2007:41) mengemukakan manfaat dari penentuan harga pokok
produksi. Secara garis besar adalah sebagai berikut:
1) Menentukan Harga Jual Produk/Jasa
Biaya produksi dihitung untuk jangka waktu tertentu untuk menghasilkan
informasi biaya produksi per unit produk. Dalam penentuan harga jual
produk, biaya produksi unit ini merupakan data yang menjadi pertimbangan.
2) Memantau Realisasi Biaya Produksi
Manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang sesungguhnya
dikeluarkan. Informasi biaya ini akan dibandingkan dengan rencana biaya
produksi yang telah ditetapkan. Oleh sebab itu, akuntansi biaya digunakan
dalam jangka waktu tertentu untuk memantau apakah produksi mengkonsumsi
total biaya produksi sesuai dengan yang diperhitungkan sebelumnya.
3) Menghitung Laba Rugi Periodik
Informasi biaya bermanfaat untuk menggambarkan apakah kegiatan produksi
dan pemasaran perusahaan dalam periode tertentu mampu menghasilkan laba.
Manajemen memerlukan informasi biaya produk yang telah dikeluarkan untuk
memproduksi produk dalam periode tertentu.
4) Menentukan Harga Pokok Persediaan Produk Jadi dan Produk dalam Proses
yang Disajikan dalam Neraca
37
2.3.6
dikelompokkan menjadi dua metode yaitu: Metode Harga Pokok Pesanan dan Metode
Harga Pokok Proses. Penetapan metode tersebut pada suatu perusahaan tergantung
pada sifat atau karakteristik pengolahan bahan baku menjadi produk selesai yang
akan mempengaruhi pengumpulan harga pokok produk yang digunakan (Supriyono,
1992)
1) Metode Harga Pokok Pesanan (Job Order Cost Method)
Metode harga pokok pesanan adalah metode pengumpulan harga pokok
produk dimana biaya dikumpulkan untuk setiap pesanan atau jasa secara
terpisah. Pengolahan produk akan dimulai setelah datangnya pesanan dari
38
2.4
Kerangka Pemikiran
Perkembangan industri kreatif di Indonesia sangat pesat dan akan bersaing
pada skala global sejak akan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
2015 mendatang. Dengan tantangan persaingan industri yang ketat tersebut, Industri
Kreatif
pendapat bruto (PDB) dan juga menyerap tenaga kerja disamping tidak dapat
dipungkiri masih terhambat oleh berbagai kendala.
Pada gambar dibawah ini, peneliti mencoba untuk menjelaskan dan
mendeskripsikan alur penelitian yang dilakukan ke dalam bentuk kerangka
pemikiran.
39
Industri Kreatif
Akses Pembiayaan
Lemahnya Pencatatan
Akuntansi
Akses Infrastruktur
& Teknologi
Penetapan Biaya
Produksi
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Penelitian Impelementasi Penentuan Biaya Produk
40
41
mempengaruhi penetapan harga jual yang baik sehingga praktik akuntansi yang
dilakukan akan menjadi lebih akuntabel dan kinerja perusahaan mampu bersaing di
industri global.
42
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab tiga ini, peneliti akan memaparkan metode yang digunakan dalam
penelitian ini. Metode penelitian merupakan salah satu elemen penting dalam suatu
penelitian, hal ini berkaitan dengan aspek teknis maupun teoritis mengenai langkah
langkah yang harus dilakukan pada suatu penelitian. Langkah langkah teknis dalam
penelitian yang benar akan berkontribusi pada kualitas hasil penelitian yang baik.
Pada bab tiga ini akan dibahas mengenai beberapa hal yang berkaitan dengan
metode penelitian antara lain mengenai waktu dan lokasi penelitian, metode
pengumpulan data, dan metode analisis data.
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober Desember 2014. Penelitian ini
dirancang sebagai penelitian survey yang dilakukan terhadap 13 industri kreatif di
Yogyakarta yang termasuk kriteria menurut rumusan Direktorat Jenderal EKMDI
(Ekonomi Kreatif Berbasis Media Desain dan IPTEK) dan EKSB (Ekonomi Kreatif
Berbasis Seni dan Budaya). Pemilihan lokasi di Yogyakarta terkait dengan rencana
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam Kabinet Indonesia Bersatu II
43
disurvey dan melakukan in depth interview dalam penelitian ini seperti yang sudah
dijelaskan dalam bab sebelumnya.
Dalam penelitian ini berfokus pada perusahaan kecil dan menengah dengan
menggunakan kriteria Badan Pusat Statistik (BPS) yang mendasarkan pada jumlah
karyawan. Menurut kriteria Badan Pusat Statistik, usaha kecil merupakan entitas
usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 5-19 orang, sedangkan usaha menengah
merupakan entitas usaha yang memiliki tenaga kerja 20-99 orang dan usaha berskala
besar jika mempunyai karyawan lebih dari 99 orang. Penelitian ini menggunakan
dasar klasifikasi skala perusahaan menurut BPS karena alasan kemudahan untuk
mendapatkan informasi jumlah karyawan di setiap perusahaan sampel daripada
informasi omzet penjualan maupun laba setiap perusahaan pada umumunya
mengetahui jumlah karyawannya secara benar dan akurat. Kriteria perusahaan kecil
dan menengah digunakan dalam penelitian karena industri kreatif merupakan bentuk
industri rintisan dimana entitas- entitas didalamnya sedang berkembang dan
44
46,15%
7,69%
3 Subsektor Kuliner
23,07%
4 Subsektor Fesyen
23,07%
13
100%
1 Kecil ( 5-19)
10
76,92%
2 Menengah (20-99)
23,07%
Total
45
2) Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dengan mempelajari buku buku referensi dan
literatur yang terkait dengan masalah yang diteliti. Selain itu data sekunder
dapat dilihat dari data data yang telah dikumpulkan oleh perusahaan yang
berkaitan dengan penelitian ini.
46
47
BAB IV
ANALISIS DATA
48
Berikut data persentase komponen biaya produk yang diperoleh dari 13 perusahaan di
bidang industri kreatif di Yogyakarta.
Tabel 4.1
Persentase Komponen Biaya Produksi Industri Kreatif
Biaya Bahan
Baku
Biaya Overhead
Pabrik
Total Biaya
Produk
Ghollab
40%
40%
20%
100%
Integral Offset
40%
30%
30%
100%
Koki Kayu
50%
20%
30%
100%
Wildside Leather
50%
30%
20%
100%
Vasa Parvida
30%
50%
20%
100%
Bakpiapia
60%
15%
25%
100%
Denial Denim
30%
30%
40%
100%
Affairs
40%
30%
30%
100%
Klinik Kopi
30%
40%
30%
100%
Oak Merchandise
40%
20%
40%
100%
Mahija
10%
40%
50%
100%
Cokelat nDalem
30%
40%
30%
100%
Anteatigra
50%
30%
20%
100%
Nama Perusahaan
49
prosentase 60%.
Sedangkan untuk komponen biaya tenaga kerja langsung, terdapat 1 perusahaan yang
bergerak di bidang kerajinan dengan prosentase sama dengan 50%, sedangkan
komponen biaya tenaga kerja langsung perusahaan lainnya dibawah 50% dari total
biaya produksi. Untuk biaya overhead pabrik, terdapat 1 perusahaan yang memiliki
komponen biaya overhead pabrik sama dengan 50% yang bergerak di bidang
kerajinan dengan bentuk produk berupa kerajinan keramik.
1. Biaya Bahan Baku
Berikut ini adalah hasil dari data yang diperoleh peneliti pada 13 perusahaan
obyek penelitian terkait dengan biaya bahan baku:
Tabel 4.2
Rekapitulasi Hasil Survey Biaya Bahan Baku
Perusahaan
Keterangan
Indikator
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Y T
Pencatatan data bahan
baku
Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y 13 0 100% 0%
9 5 69% 31%
Y Y Y Y Y Y T T Y T T T Y
8 5 62% 38%
Y T T Y Y Y Y T T T T T T
5 8 38% 62%
Pembebanan bahan
penolong kedalam biaya
overhead pabrik
Y T T Y Y Y Y T T T T T T
5 8 38% 62%
50
data
biaya
bahan
bakunya.
Data
tersebut
51
53
Berikut ini adalah hasil dari penelitian yang bersangkutan terkait dengan biaya
tidak langsung.
Tabel 4.3
Rekapitulasi Hasil Survey Biaya Tenaga Kerja Langsung
Indikator
Perusahaan
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Y T
Pencatatan data biaya
tenaga kerja langsung
Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y 13 0 100% 0%
7 6 54% 46%
T Y Y Y T T T T T T T T T
3 10 23% 77%
Pembebanan biaya
tenaga kerja langsung
kedalam biaya overhead
pabrik
T Y Y Y T T T T T T T T T
3 10 23% 77%
Pemberian tunjangan
T T Y Y T Y T T Y Y T Y T
6 7 46% 54%
Pembebanan tunjangan
tenaga kerja sebagai
komponen biaya tenaga
kerja tidak langsung
T T Y Y T T T T T T T T T
2 11 15% 85%
BTKL
54
langsung
Berdasarkan dari data yang diperoleh dari pertanyaan kepada
responden mengenai apakah perusahaat melakukan pembebanan
biaya tenaga kerja langsung, semua perusahaan sampel menjawab
ya yang berarti 100% perusahaan responden telah melakukan
pembebaban
biaya
tenaga
kerja
langsung.
Hal
tersebut
46%
menggunakan
metode
lain
dalama
melalukan
konsep
akuntansi
biaya,
perusahaan
seharusnya
56
langsung.
Sedangkan
85%
perusahaan
baik
yang
hanya 23% perusahaan sampel yang memisahkan biaya tenaga kerja langsung
dan biaya tenaga kerja langsung, dan diketahui hanya 15% perusahaan yang
telah membebankan tunjangan kedalam biaya tenaga kerja langsung dari 6
perusahaan yang memberikan tunjangan kepada karyawannya. Hal ini
menggambarkan bahwa industri kreatif di Yogyakarta belum melakukan
praktik pembebanan biaya produk yang berkaitan dengan biaya tenaga kerja
langsung secara sesuai dengan konsep akuntansi biaya.
3.
Indikator
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Y T
BOP
Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y 13 0 100% 0%
Pemisahan biaya
overhead pabrik
variabel dengan biaya
overhead pabrik tetap
T T Y T Y Ya T T T Y Y T T
5 8 38% 62%
T T T Y Y T
T Y Y T Y T Y
6 7 46% 54%
Pembebanan biaya
depresiasi
Y T Y Y T T
T T T T T T T
3 10 23% 77%
Pembebanan biaya
depresiasi kedalam
biaya overhead
Y T Y Y T T
T T T T T T T
3 10 23% 77%
58
a.
46%
61
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Hasil analisis menunjukkan 13 perusahaan yang bergerak dalam Industri
Kreatif di Yogyakarta telah mengenal praktik penentuan biaya produksi
dalam
62
63
peneliti
karena
teori
akuntansi
konvensional
belum
dapat
64
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik., (2014), Produk Domestic Bruto 2014, dikases dari
http://www.bps.go.id pada tanggal 28 Agustus 2014
Hansen, Mowen., (2007), Accounting Managerial 8th, Oklahoma State University,
Cengange Learning, USA
Howkins, John., (2001), Creative Economy: How People Make Money from Ideas,
Allen Lane Publication,University of Michigan, USA
Indonesia Kreatif., (2014), Kontribusi Ekonomi Kreatif terhadap PDB Indonesia,
Indonesia Kreatif, 23 Januari 2014 diakses dari http://gov.indonesiakreatif.net
pada tanggal 24 Agustus 2014
65
The Jakarta Post., (2013), Four Indonesia Cities vie for UNESCO Recognition,The
Jakarta Post, 5 Agustus 2013 diakses dari http://www.thejakartapost.com pada
tanggal 23 Agustus 2014
Yogiyanto (2007). Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan PengalamanPengalaman, Edisi revisi. Badan Penerbit Fakultas Ekonomi-UGM.
Yogyakarta
UNCTAD,. (2008), Creative Economy Report 2008: The Challenge of Assesing the
Creative Economy towards Informed Policy Making, United Nation.
Vanderbeck, Edward J., (2012), Principles of Cost Accounting, 16th Edition,
Cengange Learning, Boston.
66
LAMPIRAN
N=13
46,15%
7,69%
3 Subsektor Kuliner
23,07%
4 Subsektor Fesyen
23,07%
13
100%
1 Kecil ( 5-19)
10
76,92%
2 Menengah (20-99)
23,07%
Total