Você está na página 1de 5

ANALISA AMOROLFINE (FUNGAL INFECTION)

I.

Latar Belakang :
- Informasi dari supplier sebagai obat topikal untuk infeksi jamur, khususnya jamur pada kuku.
- Untuk melengkapi range produk Neo Kanesol (OTC)

II. Guideline Pengobatan Jamur Kuku (Onikomikosis)


- Prevalensi
Prevalensi onikomikosis di Eropa dan Amerika Utara berkisar antara 3-22% dan meningkat pada pasien berusia
lanjut. Kasus onikomikosis di Indonesia tidak sebanyak yang ditemukan di Eropa dan Amerika Utara. Angka
kejadian onikomikosis di Indonesia sendiri belum terdata dengan baik. Di RSUP Dr.Kariadi - Semarang hanya
memiliki catatan dari tahun 1994-1998, didapati data 0,1% penderita onikomikosis dari seluruh pasien.
Onikomikosis sekitar 90% terjadi pada orang tua/ lanjut usia dan sekitar 2,6 % terjadi pada anak-anak muda sekitar
umur 18 tahun.
- Pilihan Pengobatan
Pengobatan untuk jamur kuku di bagi menjadi 2 pilihan yaitu, pengobatan melalui oral dan topical. Pengobatan
secara oral berhasil sekitar 70-80% kesembuhan, dan pengobatan dengan topical di anggap kurang efektif. Lama
pengobatan secara oral sekitar 3 bulan, untuk topical lebih lama, yaitu hingga 2 tahun. Pengobatan dengan oral
memiliki resiko efek samping dan interaksi obat lebih besar di bandingkan dengan pengobatan topical, terutama
kepada pasien yang memakai beberapa obat lainnya.
Pengobatan harus dipertimbangkan bagi mereka yang beresiko komplikasi, seperti pada penderita diabetes, dapat
mempertinggi resiko komplikasi infeksi bakteri sekunder, seperti selulitis.
- Farmakologi (Berdasarkan Guideline British Association of Dermatologist Guidelines for tthe Management of
Onychomycosis 2014. http://www.medscape.com/viewarticle/836132_10)
Pengobatan jamur kuku (onikomikosis) terdiri atas:
Pengobatan oral : terbinafine (1st Line) dan itraconazole (2nd Line)
Pengobatan topical (ciclopirox dan amorolfine).
Pengobatan anti jamur oral lebih efektif dan di utamakan di bandingkan dengan pengobatan topical. Terapi oral
berlangsung selama 3 minggu-1 bulan.
Pengobatan topical mungkin cocok untuk infeksi jamur superfisial atau bagi mereka yang tidak mampu dengan
terapi anti jamur oral. Tetapi kepatuhan pengobatan terapi topical dapat menjadi masalah, karena memerlukan
rentang pengobatan yang cukup lama, yaitu sekitar 6-12 bulan.
Zat aktif yang termasuk dalam anti jamur kuku topical adalah Amorolfine 5% dan Ciclopirox 8%. Keduanya
menunjukkan efektivitas yang sebanding dalam pengobatan onikomikosis.
III. Deskripsi Zat Aktif
Amorolfine
Merupakan obat anti jamur yang cukup baru, turunan dari morfolina, dengan indikasi utama untuk pengobatan
Onikomikosis. Onikomikosis adalah penyakit kulit yang disebabkan infeksi jamur atau dermatomikosis, kandida dan
lainnya yang menyerang daerah kuku jari kaki atau tangan. Onikomikosis bersifat menahun dan sangat resisten
terhadap pengobatan.
Onikomikosis merupakan salah satu penyakit yang masih sering dijumpai yaitu sekitar 18-24% dari kelainan kuku
dan 30% dari penyakit dermatomikosis. Onikomikosis dapat disebabkan oleh golongan jamur dermatofita (91%),
nondermatofita (4%) dan yeast/ragi (5%).

Amorolfine tidak di-approved oleh FDA maupun EMEA. Berdasarkan data market ITMA, pernah masuk Indonesia
pada tahun 2009, dengan brand Locetar (Galderma-Filipina), tetapi hanya terjual 1 unit dengan harga sekitar Rp.
75.000. Setelah itu tidak ada datanya lagi (diskontinyu).
Berdasarkan website www.drugs.com, Amorolfine beredar di beberapa negara dalam beberapa nama brand, seperti :
Loceryl-Galderma (Argentina, Columbia, Hongkong, India, Peru); Locetar-Galderma (Filipina); Curanail-Galderma
(UK), Curanel-Galderma (Switzerland).
Indikasi :
Pengobatan onikomikosis yang di sebabkan oleh dermatofit, kapang dan khamir.
Dermatokosis, tinea pedis, tinea cruris, tinea inguinalis, tinea corporis, tinea manuum, kandidiasis kulit.
Mekanisme kerja :
Dengan menghambat biosintesis ergosterol pada membran sel jamur. Perubahan dalam isi sterol membran
menyebabkan perubahan permeabilitas membran dan gangguan proses metabolisme pada jamur.
Kontra Indikasi :
Ibu hamil dan menyusui
Efek Samping:
Sensasi rasa terbakar, eritema dan pruritus
Dosis :
Amarolfine krim 0,25 %
Amarolfine Nail Lacquer 5 %
Aturan Pakai:
Nail Lacquer di oleskan pada kuku kaki yang terkena/ terdapat fungi, sekali atau dua kali seminggu sampai kuku
di buat ulang dan daerah yang terkena sudah sembuh. Tetap di lanjutkan selama beberapa hari setelah sembuh.
Untuk krim di gunakan sekali sehari pada malam hari. Dioleskan selama 2-3 minggu. Untuk pengobatan mikosis
kaki, lama terapi bisa mencapai 6 minggu.
Bentuk Sediaan
Amorolfine biasanya di pasarkan dalam bentuk nail lacquer (larutan yang di oleskan ke kuku) atau krim.
Contoh Bentuk Sediaan dalam Brand LOCETAR :

Ciclopirox
Ciclopirox memiliki spectrum yang luas terhadap jamur kuku. Menghambat pertumbuhan sebagian besar spesies
Candida, Epidermophyton, Microsporum, Trichophyton dan M. furfur. Ciclopirox telah diapproved oleh FDA sejak
tahun 1982 dengan nama brand Loprox.
Indikasi
Infeksi jamur pada kuku

Mekanisme Kerja : Menghambat transportasi elemen penting dalam sel jamur, sehingga mengganggu DNA,
RNA, dan sintesis protein.
Kontra Indikasi
Ibu hamil dan menyusui, orang yang sensitive terhadap ciclopirox
Aturan Pakai
Gunakan dua hari sekali untuk bulan pertama. Kurangi menjadi tidak kurang dari 2 kali seminggu pada bulan
kedua, dan sekali seminggu mulai bulan ketiga dan seterusnya. Maksimal penggunaan 6 bulan. Lepaskan
seluruh lapisan (bersihkan kuku) sekali seminggu.
Bentuk Sediaan
Di Indonesia Ciprolox tersedia dalam bentuk nail lacquer (larutan yang di oleskan ke kuku) atau krim.
Contoh Bentuk Sediaan dalam Brand LOPROX dan BATRAFEN :

IV. Studi Klinis


Topical treatment of onychomycosis with amorolfine 5% nail lacquer: comparative efficacy and tolerability
of once and twice weekly use
Reinel D. Department of Dermatology Hanburg. Jerman. 1992. (http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/1532336.)
Metode
: Open Randomized Study.
Subjek
: 456 pasien dengan onikomikosis
Perlakuan
: Pasien di obati dengan Amorolfine 5% lacquer, secara acak dengan aturan pakai sekali atau 2 x
seminggu selama 6 bulan. Setiap pasien di pantau setiap bulan selama pengobatan dan di tindak
lanjuti 1-3 bulan setelah pengobatan.
Hasil
: Pasien yang di obati 2x seminggu menunjukkan hasil yang lebih baik di banding sekali
seminggu. Kesembuhan atau perbaikan mencapai 74% pada pasien yang menerima
pengobatan 2x seminggu, dan 68% pada pasien sekali seminggu. Pernis kuku di toleransi
sangat baik, 4 dari 456 pasien melaporkan adanya iritasi lokal ringan.
A multicenter, randomized, controlled study of the efficacy, safety and cost-effectiveness of a combination
therapy with amorolfine nail lacquer and oral terbinafine compared with oral terbinafine alone for the
treatment of onychomycosis with matrix involvement.
Baran R, Sigurgeirsson B et al. Nail Disease Centre. France. 2007 (http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17553051)
Metode
: Multicenter, Randomized, Open-Label, Parallel Group Study.
Subjek
: 249 pasien dengan onikomikosis.
Perlakuan
: Pasien di acak untuk di berikan kombinasi Amorolfine lacquer 5% sekali seminggu selama 12
bulan dan terbinafine oral 250 mg sekali sehari selama 3 bulan, dan juga sebagian pasien di
berikan terbinafine tunggal 250 mg sekali sehari selama 3 bulan. Lama studi adalah 18 bulan
termasuk 6 bulan setelah fase pengobatan 12 bulan, dan untuk kelompok terbinafine tunggal, 15
bulan termasuk 3 bulan setelah pengobatan.
Hasil
: Tingkat keberhasilan di amati lebih tinggi untuk pasien yang mendapat pengobatan kombinasi di
bandingkan pasien yang mendapat terapi tunggal (59,2% vs 45 %). Kedua pengobatan relatif
aman dan di toleransi dengan baik. Dan biaya kesembuhan lebih rendah pada pasien dengan
terapi kombinasi di banding terapi tunggal.
Kesimpulan
: Hasil penelitian menegaskan bahwa, dalam pengobatan onikomikosis dengan pengobatan
kombinasi amorolfine 5% lacquer dan terbinafine oral lebih baik dan lebih hemat biaya di banding
terbinafine tunggal.
3

Ciclopirox vs Amorolfine : In vitro penetration and permeation through human healthy nails of commercial
nail lacquers.
Daniela Monthi PhD. Et al. Department of Pharmacy, University of Pisa, Italy. 2014
(http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24509963)
Salah 1 syarat obat topical anti jamur untuk dapat mengobati onkomikosis adalah bioavaibilitas obat ke dalam kulit
kuku untuk mencapai pemberantasan jamur dan menghasilkan manfaat klinis,
Tujuan
: Untuk membandingkan secara in vitro penetrasi 2 obat komersial untuk jamur kuku yaitu,
Amorolfine 5% (Loceryl) dan Cilopirox 8% (CPX) dengan menggunakan hidroksipropil chitosan
teknologi (Onytec).
Perlakuan
: Kemampuan bahan aktif untuk mencapai konsentrasi yang dapat menghambat jamur kuku akan
di evaluasi. Jumlah obat yang terserap pada kuku akan di periksa menggunakan alat difusi dan
dianalisis dengan HPLC.
Hasil
: Formulasi CPX (Ciclopirox 8%) menunjukkan penetrasi yang efisien ke dalam kuku, sedangkan
Loceryl (Amorolfine 5%) menunjukkan penetrasi yang lebih rendah di bandingkan dengan CPX.
Kesimpulan
: Penetrasi produk CPX pada kuku yang terkena onkomikosis lebih baik di bandingkan dengan
produk Loceryl.
V. Positioning/ Target Pasar
Sebagian besar penderita Onikomikosis adalah pasien lanjut usia dan pasien dengan hygiene dan sanitasi yang cukup
buruk. Orang-orang yang kurang memperhatikan kebersihan kaki/ kuku.
VI. Kompetitor
LOPROX
Bentuk Sediaan
Komposisi
Indikasi
Aturan Pakai

Produsen
Kemasan/
Harga

Nail Lacquer
Ciclopirox 80 mg/ gram

Gunakan setiap hari untuk


bulan pertama, dan 2 x
seminggu untuk bulan kedua,
lalu sekali seminggu untuk
bulan ketiga. Penggunaan
maksimal 6 bulan
SANOFI-AVENTIS
1,5 g x 1s (Rp. 125.294/
botol)

BATRAFEN
Krim
Ciclopirox 1%

SPORANOX
Kapsul
Itraconazole 100 mg

Infeksi jamur pada kulit


Gunakan 2 kali sehari

SANOFI-AVENTIS
10 g x 1s (Rp.
48.901/ tube)

VII. Data Market

JENSSEN
28s (700.000/ pack)

LAMISIL
Krim dan Tablet
Terbinafine HCl 1%
Terbinafine HCL 125 mg
dan 250 mg
Krim : Gunakan 1-2 kali
sehari.

NOVARTIS
5 g x 1s (rp. 25.200/ tube)
10 g x 1s (Rp.
45.000/tube)
2 x 6s (Rp. 385.500/box)

VIII. Kesimpulan
- Onikomikosis memiliki prevalensi yang kecil di Indonesia
- Sebagian besar penderita onikomikosis adalah lanjut usia yang sudah tidak terlalu memikirkan kesehatan/
keindahan kuku
- Berdasarkan data market produk sejenis memiliki total angka penjualan/ tahun (dari 6 pemain sekitar 5 M) yang
termasuk kecil dan dari tahun ke tahun (2009-2012) mengalami penurunan penjualan.
AMOROLFINE
a. Terbukti secara klinis efektif dalam mengobati
infeksi jamur pada kuku atau di sebut
KELEBIHAN
onikomikosis.
b. Di Indonesia masih sedikit produk khusus untuk
pengobatan infeksi jamur pada kuku (4 pemain).
a. Amorolfine (topical) bukan merupakan first line
untuk pengobatan onikomikosis
b. Tidak diapproved oleh FDA dan EMEA.
c. Penetrasi Ciclopirox lebih baik dibandingkan
Amorolfine pada kuku yang terkena onikomikosis.
KEKURANGA d. Pengobatan
onikomikosis
secara
topikal
N
membutuhkan waktu yang lama, sekitar 6-12
bulan.
e. Berdasarkan data market diperkirakan harga per
botol 2,5 mL mencapai Rp. 75.000, dan di rasa
terlalu mahal untuk pengobatan infeksi jamur yang
di jual secara OTC.

CICLOPIROX
a. Memilki efektivitas yang sebanding dengan
Amorolfine dalam mengobati onikomikosis.
b. Memiliki penetrasi obat ke dalam kuku yang lebih
baik di bandingkan dengan Amorolfine.
c. Telah diapproved oleh FDA
a. Cicloprilox (topical) bukan merupakan first line untuk
pengobatan onikomikosis
b. Pengobatan
onikomikosis
secara
topical
membutuhkan waktu yang lama, sekitar 6-12 bulan
c. Harga masih termasuk mahal untuk pengobatan
jamur kuku yang akan di jual secara OTC. Dalam
bentuk Nail Lacquer Rp. 125.000, dan Krim Rp.
48.000

IX. Saran
Disarankan untuk tidak di kembangkan.
Jika ingin tetap mengembangkan pengobatan Onikomikosis mungkin dapat dikembangkan ke arah pengobatan oral
yang memang merupakan first line untuk pengobatan Onikomikosis seperti Terbinafine atau Itraconazole yang
merupakan leader market di Indonesia.

Você também pode gostar