Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Kelompok 8:
Stephanie
DAG
120301121301
38
Ayu Nur
Hidayati
12030112130225
Clara Novia
12030112140050
12030113130213
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015
Istilah Red flag yang digunakan pada referensi matakuliah ini bersinonim dengan
fingerprint of fraud. Ketika fraud terjadi, ada jejak kriminal dan kejahatan yang tertinggal
di tempat kejadian yang berasal dari fraudster, seperti sidik jari. Red flag mencakup halhal seperti anomali akuntansi, unexplained transaction, elemen yang tidak biasa dari
transaksi, perubahan seseorang perilaku atau karakteristik, atau hanya karakteristik
umum yang terkait dengan fraud, terutama skema fraud invidu atau kelompok
Hal yang penting untuk diingat adalah bahwa red flag hanyalah red flag, dan belum
tentu indikasi penipuan. Akuntan forensik dan fraud auditor tidak harus melompat ke
kesimpulan; ia harus menjaga mentalitas '' hanya fakta, '' dan fokus membuktikan atau
tidak membuktikan penipuan telah terjadi bukan menciptakan checklist red flag.
Mengidentifikasi red flag sangat penting untuk mendeteksi dan mencegah
fraud. Red flag mengarah ke desain dan proses metode deteksi yang efektif dan kontrol
antifraud. Kontrol detektif yang baik dapat berfungsi sebagai kontrol pencegahan yang
baik. Dengan kata lain, red flags adalah petunjuk atau indikasi akan adanya sesuatu yang
tidak biasa dan memerlukan penyidikan lebih lanjut. Red flags tidak mutlak menunjukan
apakah seseorang bersalah atau tidak tetapi merupakan tanda-tanda peringatan bahwa
fraud terjadi.
Para auditor wajib mengenali red flags ini karena biasanya setelah fraud terjadi akan
banyak komentar seperti ini. Pantas dia sering berlibur di hotel yang mewah atau
Itulah kalau penempatan pegawai bukan karena kemampuan dan prestasinya, tetapi
berdasarkan kedekatan dengan top management/pemilik.
Pada saat auditor menemukan red flags ini seharusnya digali lebih dalam lagi untuk
memastikan apakah telah terjadi fraud.
Tiga standard profesional Amerika
1. AICPA (American Institute of Certified Public Accountants )
American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) adalah organisasi
Kantor Publik Akuntan yang paling berpengaruh di dunia auditing, dan bertempat di
Amerika . Di Indonesia biasa disebut dengan IAI. AICPA adalah penentu persyaratan
professional bagi akuntan publik. AICPA biasanya melakukan penelitian, dan
menerbitkan artikel tentang berbagai subjek yang behubungan dengan akuntansi,
auditing, jasa asestasi dan assurance, jasa konsultasi manajemen serta perpajakan,
dengan sertifikasi audit pemerintah, dan jasa keuangan audit . Organisasi ini juga
mempromosikan praktek audit internal melalui jaminan kualitas dan penerbitan standar,
pedoman, dan praktik terbaik. IIA adalah salah satu organisasi profesional utama yang
menolong akuntan dalam berbagai peran mereka. Keanggotaan IIA adalah terdiri dari
auditor internal; American Institute Certified Public Accountant (AICPA), dan Institut
Management Akuntansi (IMA) mempromosikan praktek akuntansi manajemen dan
keuangan perusahaan.
Tanggung Jawab Profesional
Dari standar teknis dari tiga organisasi ini, jelas bahwa auditor diharapkan dapat
mengidentifikasi indikator kunci dari penipuan dalam proses melakukan jasa profesional.
Karena fakta ini, perlu untuk auditor untuk dilatih dalam aspek identifikasi penipuan dan
deteksi menggunakan Red Flags. Hal ini juga penting bagi auditor untuk menggunakan
pelatihan, artikel, seminar, pendidikan, dan cara lain untuk mengembangkan efektifitas
pola pikir yang berhubungan dengan penipuan dan terutama untuk Red Flags.
Satu komentar lebih diperlukan tentang standar teknis dan tanggung jawab profesional.
Sebuah studi dari Red Flags akan memungkinkan auditor dari semua jenis untuk bisa
mengenali Red Flags ketika sampai di meja tulis mereka, dan berakhir di bawah kendali
mereka, dalam kegiatan sehari-hari. Misalnya, auditor akan dapat mengenali Reg Flags
jika ia sedang melakukan verifikasi bakat audit dan mengambil faktur untuk layanan yang
dicetak yang dihasilkan menggunakan format Excel? Berikut adalah setidaknya dua Red
Flags: skema perusahaan Shell biasanya tagihan untuk layanan, dan jarang melakukan
vendor yang sah menggunakan Excel sebagai sistem penagihan. Ilustrasi ini bisa
mengatakan situasi lain yang tak terhitung. Tetapi intinya adalah auditor harus memiliki
probabilitas yang tinggi untuk mengakui Red Flag yang jelas harus mereka hadapi.
Fictitious Revenues,
Concealed
Liabilities
Keuntungan
dapat
meningkat
ketidaketisan
dengan
memindahkan kewajiban dari buku satu entitas yang lain. Red Flags yang terkait dengan
jenis-jenis transaksi meliputi:
Transfer berlebihan dari satu entitas ke entitas yang terkait
Transfer tidak biasa atau tidak dapat dijelaskan dari satu entitas ke entitas yang terkait
Perbedaan karyawan perusahaan yang diaudit untuk anak perusahaan yang berbeda atau
badan usaha yang terkait
Faktur vendor dan transaksi kewajiban lain yang tidak tercatat dalam buku
7. Inadequate Disclosures Pengungkapan yang tidak benar dapat menjadi taktik penipu
untuk menyembunyikan penipuan. Red Flags meliputi:
Catatan pengungkapan yang begitu dikaburkan sehingga sulit untuk menentukan sifat
sebenarnya dari peristiwa atau transaksi
Penemuan kontinjensi hukum yang dirahasiakan, atau acara penting lainnya
Penemuan penipuan yang dirahasiakan
8. Improper Asset Valuation Keuntungan dapat meningkat dengan meningkatkan nilai
aset. Red Flags meliputi:
peningkatan tidak biasa atau tidak dapat dijelaskan nilai buku aset
tren yang tidak biasa dalam rasio atau hubungan aset ke bagian lain dari laporan
keuangan
Pelanggaran GAAP dalam pencatatan beban sebagai aset
Kecenderungan manajemen menjadi tidak responsif ketika auditor internal melaporkan
aset yang perlu dihapus dari neraca
9. Asset Misappropriation Schemes:
Cash Larceny
Billing Schemes
Payroll Scheme
Cash Larceny
Red flags termasuk :
Penurunan yang tidak biasa atau tidak dapat dijelaskan dalam tingkat deposito di bank
Perbedaan yang tidak biasa atau tidak dapat dijelaskan antara rekening atau laporan
kegiatan dan informasi laporan bank
Perubahan gaya hidup dari seorang karyawan
Billing Schemes
Red flags termasuk :
Penggunaan kotak pos untuk alamat hanya dari vendor, atau sebagai pengganti dari
alamat fisik
Kurangnya data kontak yang cukup: hilang nomor telepon dan sebagainya
Penggunaan faktur excel yang dihasilkan oleh vendor
melakukan kecurangan.
- Mendeteksi kemungkinan adanya kerugian kecurangan.
Dampak atas kecurangan yang didasarkan atas analisis rasio dan kinerja adalah hal yang
penting untuk diamati lebih lanjut. Seorang pelaku kecurangan tidak dapat menjamin
bahwa tindakannya dapat dilakukan erus menerus secara teratur. Pelaku tersebut mungkin
cukup agresif, namun jika pengawasan ditingkatkan atau jika prosedur ataupun
pengendalian yang efektif diterapkan, kecurangan akan dapat dideteksi. Para pelaku
kecurangan tersebut membutuhkan waktu dan usaha untuk menciptakan kesempatan yang
baru. Dengan adanya ketidakteraturan dalam kesempatan untuk melakukan kecurangan,
maka memberi dampak tehadap ketidakkonsistenan pelaku kecurangan dalam melakukan
kecurangan tersebut akan nampak dalam pembukuan perusahaan.
2. Pengujian Khusus
Pengujian khusus dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan yang memiliki risiko tinggi untuk
terjadinya kecurangan. Kegiatan-kegiatan tersebut seperti:
Pembelian
Kecurangan pembelian umumnya dilakukan dengan cara meninggikan nilai yang terdapat
dalam faktur. Dalam setiap kecurangan pembelian, hamper selalu terdapat pengkreditan
yang salah pada rekening kreditur. Cara lain yang dilakukan adalah dengan melakukan
pembelian fiktif. Hutang yang timbul kemudian dilunasi oleh perusahaan, bukan kepada
pemasok, namun kepada pelaku kecurangan. Walaupun rekening dapat dibukukan, namun
pelaku kecurangan tidak mampu menyiapkan bukti pendukung yang lengkap. Oleh
karena itu, pengujian pertama yang sangat penting adalah untuk meyakinkan keabsahan
pemasok.
Langkah_langkah yang dapat digunakan untuk meykinkan keabsahan tersebut adalah :
- Membandingkan data pemasok dengan data karyawan perusahaan, tentang alamat dan
nomor teleponnya. Pengujian ini berguna untuk mengetahui apabila karyawan
menciptakan pemasok fiktif dengan menggunakan alamat karyawan tersebut atau alamat
kerabatnya untuk menerima pengiriman uang dari perusahaan.
-
perusahaan tersebut denagan data rekanan perusahaan. Pengujian ini bertujuan untuk
mengetahui kemungkinana karyawan melakukan kolusi dengan karyawan tempat dia
bekerja sebelumnya.
- Periksa beberapa rekanan yang mengajukan penawaran kepada perusahaan, dan teiti
hubungan antara satu dengan yang lainnya. Pngujian ini dimaksudkan untuk mengetahui
adanya tender yang hanya diikuti rekanan yang mempunyai keterkaitan satu sama lain.
- Teliti faktur pembelian, apabila memenuhi unsur berikut, perlu diteliti lebih lanjut :
Tidak terdapat nomor telepon
Faktur pembeliannya bukan faktur asli
Faktur tidak dikirim melalui pos
Tidak terdapat rincian barang-barang yang dibeli (selain kode barang)
- Verifikasi buku besar
Perhatikan rekening hutang yang muncul setelah penunjukan pejabat perusahaan yang
baru, khususnya yang menangani pembelian. Tidak jarang, pejabat memilih pemasok
yang telah dikenalnya (kemungkinan karena ada hubungan istimewa)
Bandingkan buku pembelian tahun berjalan dengan tahun sebelumnya, perhatikan hal-hal
berikut ini :
- Rekening-rekening yang dihapuskan
- Rekening yang baru
- Kecenderungan (trend) yang tidak wajar atas suatu rekening
- Pengkreditan atas suatu rekening selain dari barang yang diterima dan pendebetan
selain kas
Periksa tingkat kewenangan pejabat dalam melakukan pambelian dan menyetjui faktur.
Perhatian harus diarahkan pada kemungkinan memecah pembelian menjadi beberapa
pesanan.
Lakukan uji-petik terhadap beberapa kontrak, terutama dari pemasok yang barangbarangnya dibeli tanpa ada harga resminya. Perhatikan hal-hal berikut ini :
- Barang dibeli dari pemasok yang bukan merupakan kegiatan bisnisnya
- Pembelian tanpa melalui penawaran yang kompetitif
- Mutu barang dibawah standar
- Adanya perubahan harga dan/atau perpanjangan waktu
- Harga kontrak sedikit dibatas ataas (plafon anggaran). Apabila dari hasil pengujian
Lakukan analisis atas pesanan penjualan, catatan gudang dan faktur, selanjutnya
tersebut.
Prosedur
ini
dimaksudkan
untuk
mendeteksi
kemungkinan
- Teliti secara detail catatan-catatan persediaan berkaitan dengan hal-hal berikut ini :
Produk yang mempunyai perputaran (turnover) paling tinggi
Produk yang ada dalam persediaan, padahal tidak terdapat dalam persediaan tahun
sebelumnya
Produk yang ada dalam persediaan tahun-tahun lalu, namun tidak tersedia tahun ini
Semua koreksi atas catatan persediaan yang disebsbkanadanya perbedaan pada saat
dilakukan stock opname
- Periksa jadual pelaksanaan stock opname tahun lalu dengan cara :
Meneliti setiap jenis barang dan kaitkan dengan kewajaran persediaan, perputaran dan
ruang penyimpanan yang tersedia
Meneliti catatan kerja pengemudi perusahaan pada saat dilakukan inventarisasi
Meneliti apakah terdapat pembayaran biaya pengangkutan untuk pihak ketiga pda saat
inventarisasi
Verifikasi kebenaran barang dalam perjalanan
Analisis Hubungan
- Teliti debitur yang volume pembeliannya menurun dibandingkan dengan tren normal,
terutama yang disebabkan oleh pembatalan pesanan maupun retur penjualan
- Teliti jumlah pembelian yang dilakukan oleh pedagang besar dan dibandingkan dengan
jumlah kartu garansi yang dikembalikan oleh konsumen akhir
- Teliti rasio penerimaan terhadap penjualan kredit, piutang ragu-ragu terhadap penjualan
- Dapatkan anggaran biaya untuk setiap pusat biaya, dan lakukan penelitian atas biayabiaya yang realisasinya masih dibawah 50% pada awal triwulan III namun mencapai
lebih dari 90% mendekati akhir tahun.