Você está na página 1de 5

Curcuma xanthorrhiza Roxb.

Curcmae Rhizoma ( Temulawak)


Nama Lokal:
Temu putih (Indonesia), Temulawak (Jawa); Koneng Gede (Sunda), Temulabak (Madura).
Temulawak yang merupakan famili Zingiberaceae mengandung minyak atsiri dan kurkuminoid.
Temulawak (curcuma xanthorrhiza) banyak ditemukan di hutan-hutan daerah tropis.
Temulawak berkhasiat untuk mencegah dan mengatasi beraneka macam penyakit. Berbagai
khasiat dari temulawak, antara lain, gangguan lever, mencegah hepatitis, meningkatkan produksi
cairan empedu, membantu pencernaan, mengatasi radang kandung empedu, radang lambung dan
gangguan ginjal.

Temulawak telah lama diketahui mengandung senyawa kimia yang mempunyai keaktifan
fisiologi, yaitu kurkuminoid dan minyak atsiri. Kurkuminoid terdiri atas senyawa berwarna
kuning kurkumin dan turunannya. Kurkuminoid yang memberi warna kuning pada rimpang
bersifat antibakteria, anti-kangker, anti-tumor dan anti-radang, mengandungi anti-oksidan dan
hypokolesteromik. Sedangkan minyak atsiri berbau dan berasa yang khas. Kandungan minyak
atsiri pada rimpang temulawak 3-12% Sedangkan untuk kurkuminoid, dalam temulawak 1-2%.
Untuk menentukan persentase ini dilakukan pemanasan pada temperatur 50-55o C , supaya tidak
merusak zat aktifnya dan untuk mendapatkan warna yang baik dari kurkuminoid.

SENYAWA KURKUMIN DARI RIMPANG TEMULAWAK


1.

1.

Sifat, Struktur dan Golongan Kurkumin

Kurkuminoid rimpang temulawak adalah suatu zat yang terdiri dari campuran komponen
senyawa yang bernama kurkumin dan desmetoksi kurkumin, mempunyai warna kuning atau
kuning jingga, berbentuk serbuk dengan rasa sedikit pahit, larut dalam aseton, alkohol, asam
asetat glasial, dan alkali hidroksida. Kurkumin tidak larut dalam air dan dietileter. Kurkuminoid
mempunyai aroma khas tidak bersifat toksik. Kurkumin mempunyai rumus molekul C21H20O6
(Bobot molekul = 368) sedangkan desmetoksi kurkumin mempunyai rumus molekul C21H20O6
dengan bobot molekul 385.
Kurkuminoid rimpang temulawak adalah suatu zat yang terdiri dari campuran komponen
senyawa yang bernama kurkumin dan desmetoksikurkumin, mempunyai warna kuning atau
kuning jingga. Kurkumin tidak larut dalan air dan dieter. Kurkumin akan berubah
menjadihttp://id.wikipedia.org/wiki/Senyawa_organik”>senyawa metabolit berupa dihidr
okurkumin ata utetrahidrokurkumin sebelum kemudian dikonversi menjadi
senyawa konjugasi monoglusuronida.
Kurkumin adalah senyawa aktif yang ditemukan pada temulawak, berupa polifenol. Kurkumin
memiliki dua bentuk tautomer: keton dan enol. Struktur keton lebih dominan dalam
bentuk padat, sedangkan struktur enol ditemukan dalam bentuk cairan. Kurkumin berwarna
kuning atau kuning jingga sedangkan dalam suasana basa berwarna merah sebab kurkumin
merupakan senyawa yang berinteraksi dengan asam borat menghasilkan senyawa
berwarna merah yang disebut rososiania.
Kurkumin merupakan salah satu senyawa aktif yang diisolasi dari rimpang Curcuma
xanthorrhiza (temulawak). Namun berdasarkan penelitian terbaru, kurkumin juga dapat diisolasi
dari Curcuma zedoaria dan Curcuma aromatica. Kurkumin dihasilkan secara alami dari rimpang
Temulawak bersamaan dengan dua senyawa analog kurkumin lainnya, yaitu demetoksikurkumin
dan bisdemetoksikurkumin Kurkumin dihasilkan dari rimpang Temulawak dalam jumlah yang
paling banyak dibandingkan dengan demetoksikurkumin dan bisdemetoksikurkumin.

1.

2.

Sifat Kimia Dan Stabilitas Kurkumin

Kurkuminoid dikenal sebagai zat warna kuning yang terkandung dalam rimpang. Kenyataan
menunjukkan bahwa kurkumin yang diperoleh dari rimpang Temulawak selalu tercampur dengan
dengan senyawa analognya yaitu demetoksi kurkumin dan BIS demetoksi kurkumin. Campuran
ketiga senyawa tersebut dikenal dengan kurkuminoid.
Kurkumin mempunyai rumus molekul C23H2006 dengan BM 368,37 serta titik lebur 183C, tidak
larut dalam air dan eter, larut dalam etil asetat, metanol, etanol, benzena, asam asetat glasial,
aseton dan alkali hidroksida. Kurkumin merupakan senyawa yang peka terhadap lingkungan
terutama karena pengaruh ph dan suhu, cahaya serta radikal-radikal.
1.
Khasiat dan Manfaat Kurkumin
Kurkumin adalah komponen utama senyawa kurkuminoid hasil metabolit sekunder yang banyak
terdapat pada tanaman jenis Temulawak dan temulawak (suku Zingiberaceae). Senyawa
kurkuminoid lainnya adalah bisdemetoksi kurkumin dan demetoksi kurkumin. Dalam dunia
farmasi, penggunaan kurkumin sebagai senyawa bahan obat telah dilakukan secara luas.
diantaranya adalah sebagai antioksidan, antiinflamasi, antiinfeksi, dan antiviral. Pada tingkat
penelitian yang lebih lanjut, kurkumin diduga dapat bermanfaat sebagai antitumor, bahkan dapat
melakukan penghambatan replikasi human immunodeficiency virus (HIV).
Kurkumin dikenal karena sifat antitumor dan antioksidan yang dimilikinya, selain banyak
kegunaan medis seperti :

melindungi saraf, mengurangi risiko radang otak vasospasma dan


mengembalikan homeostasis energi pada sistem otak yang terganggu akibat terluka atau
trauma.

menghambat dan mengurangi penumpukan plak amiloid-beta pada penderita Alzheimer

melindungi hati, antara lain dari hemangioendotelioma, hepatokarsinoma, Hepatitis B

melindungi pankreas dari akibat rasio sitokina yang berlebihan, bahkan


setelah transplantasi, serta menurunkan resistansi terhadap insulin dan leptin.

melindungi sel Leydig dari pengaruh alkohol.

menurunkan peradangan pada jaringan adiposa.

selain itu kurkumin juga:

menghambat indoleamina 2,3-dioksigenase, sebuah enzim yang berperan dalam


degradasi triptofan pada sel dendritik yang distimulasi oleh LPS atau interferon, dan
menghambat matangnya sel dendritik. Ekspresi siklo oksigenase-2 yang diinduksi oleh LPS
dan produksi prostaglandin E2 akan meningkat, dan mengakibatkan deekspresi molekul CD80, CD86 dan MHC I dan menghambat produksi sitokina IL-12
p70 dan TNF-.

menghambat angiogenesis

menghambat lintasan COX dan LO pada metabolisme eikosanoid. Kurkumin sangat


efektif untuk menghambat pertumbuhan sel kanker, seperti kanker payudara, namun
menunjukkan sifat toksik terhadap kultur sel punca. Defisiensi COX dapat
mengakibatkan sindrom Leigh, SCO2 (hypertrophic cardiomyopathy), SCO1 (gagal
hati,koma ketoasidosis), and COX10 (encephalopathy, tubulopathy).

Referensi
1.
2.
3.

4.
5.

Afifah, Efi , 2005, Khasiat & Manfaat Temulawak Rimpang Penyembuh Aneka Penyakit, Agromedia Pustaka,
Jakarta, hal 1-8.
Tonnesen. H.H. and J.Karlsen. 1985. Studies On Curcumin and Curcuminoids Alkaline Degradation of
Curcuming Z.Lebens, Unters, Forsch,
Pan MH, Huang TM, Lin JK.1985. Biotransformation of curcumin through reduction and glucuronidation in
miceInstitute of Biochemistry, College of Medicine, National Taiwan University Institute of Biochemistry,UNPAD.
Bandung
Mahendra. 2005. 13 Jenis Tanaman Obat Ampuh. Penebar Swadaya. Surabaya.
Sastrapradja, S., Naiola, BP, Rasmadi, ER, Roemantyo, Soepardjono, EK, Waluyo, EB. 1981. Tanaman

Pekarangan,. Balai Pustaka: Jakarta.,


Jeffery, G.H et all. 1989. Vogels Textbook Of Quantitative Chemical Analysis, 5th ed. John Wiley & Sons.
Inc.
7.
Sovia Lenny.,2006. Senyawa Flavonoida, Fenil Propanoida dan Alkaloida, USU Repository: Semarang
8.
Imam Paryanto, Bambang srijanto., 2006. Ekstraksi Kurkuminoid dan Temulawak (Curcuma xanthorriza
Roxb.) secara Perkolasi dengan Pelarut Etanol. Jurnal Ilmu Kefarnasian :Jakarta
9.
AgusWahyudi.,2006.Pengaruh Penambahan Kurkumin Dari Rimpang Temulawak Pada Aktifitas Antioksidan
asam Askorbat Dengan Metode FTC. Akta Kimia Indonesia. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS
Keputih: Surabaya
10.
Ardian Adi Saputro. 2009. Optimasi Sintesis Senyawa Analog Kurkumin 1,3-bis-(4-hidroksi-3,5dimetilbenzilidin)Urea pada Rentang pH 3-4. Universitas Muhamadiyah Surakarta. Surakarta.
6.

Você também pode gostar