Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
HIDROLOGI
editor:
lr. Suy6no Sosrodarsono
Kensaku Takeda
HIDROLOGI
UNTUK PENGAIRAN
EorroR:
i '"
KrNs^q.ru
Former Director,' Plantting Department,
Tokai Regional Office, Ministry of
Agricalture and Forestry
T,c.rnpe -'
'
Cctakan Kesembilan
PB,AI}{UA NRA}TTXA
JAKA R TA
14
,,4
6Df)
l.
II.
V.
--
Cet. 9
--
MILIT
Badan PerPuotakaaa
Propinsi Jawa Timur
aD 8e/,sr /n
PROYEK" T.A. 2OO3
:
Oleh :
Editor :
JudulAsli
Manual on Hydrology
Kiyotoka Mori, dkk.
Ir. Suyono Sosrodarsono
Kensaku Tiakeda
oleh :
JalanBunga8-8A
Jakarta 13140
Cetakan Kesembilan
Dicetak
oleh
:
:
2003
PT Abadi
KATA PENGA}ITAR
Buku ini adalah terjemahan dari naskah Manual on Hydrology, yang disusun oleh
Kiyotoka Mori, Hideo Ishii, Akira Somatani dan Akira Hatakeyama.
Penyusunan, penterjemahan dan penerbitan buku ini telah diusahakan oleh Association for International Technical Promotion dari Jepang, yakni suatu Yayasan yang
mempunyai program kerja untuk menerbitkan buku-buku dalam bidang teknik yang
dapat bermanfaat seluas mungkin.
Penyusun-penyusun buku ini, adalah ahliahli dalam bidang Hidrologi yang mempunyai pengalaman di daerah tropis, termasuk Indonesia. Oleh karenanya, dalam buku
ini
ISI BUKU
BAB
I.1
STRKULASI
1.
AIR DI BUMI.
2.1 ELEMEN-ELEMEN
2.
Balance)
2.1.1 Presipitasi
2.1.2 Evaporasi (Penguapan)
2.1.3 Suhu Dan Kelembaban
2.1.4 Faktor-faktor Meteorologi Yang Lain .
2.2 CUACA DAN PERTANIAN
2.2.1 Cuaca Dan Hasil Pertanian
2.2.2 Cuaca Dan Rancangan Irigasi (Irrigation Plan)
2.2.3 Curah Hujan Jangka Waktu Yang Pendek Sebagai Dasar Rancangan
Pengendalian Banjir Dan Drainasi
3.
7
7
11
13
l6
2A
20
20
25
26
26
26
26
26
CURAH HUJAN
3.1
METEOROLOGI
BAB
27
21
3l
39
39
39
4l
50
50
5l
5l
5l
52
53
_)l
/
Isi Buku
BAB
4.1
4. EYAPORAST
57
4.4
EVAPOTRANSPIRAST
57
58
59
6l
RUMUS PERHTTUNGAN BANYAKNYA EVAPOTRANSPIRASI
68
PENGUKURAN EVAPOTRANSPIRASI DENGAN LYSIMETER
4.7 PERKIRAAN BANYAKNYA EVAPOTRANSPIRASI DENGAN MENGGU7O
NAKAN DATA EVAPORASI DARI PANCI EVAPORASI ....
4.5
4.6
BAB
5.
IMILTRASI
6.
PENGETAHUAN DASAR
6.1.1 Keadaan Air Tanah
6.1.2 Pergerakan Air Tanah
6.2 KONDISI AIR TANAH
6.2.1 Air Tanah Dataran Alluvial.
6.2.2 Air Tanah Di Dalam Kipas Detrital (Gambar Gll)
6.2.3 Air Tanah Di Dalam Terras Diluvial (Gambar Gl3)
6.2.4 Air Tanah Di Kaki Gunung Api
6.2.5 Air Tanah Di Zone Retakan
6.3 CARA PENDUGAAN (,SOUITDING METHOD)
6.3.1 Pendugaan Listrik
Prospeksi Seismis
73
73
77
77
77
't9
80
80
82
82
82
84
87
AIR TANAH
6.1
6.3.2
7l
7t
93
93
94
98
98
100
t0l
101
102
103
103
106
109
109
ll0
ll3
\:
Isi Buku
Yii
7.
BAB
113
122
....
....
130
131
131
132
132
..
8.
135
135
136
..:...
137
137
138
139
t4l
142
.
143
.....
144
r49
UN GAI
.......
. .. .. ..
..
..
169
169
169
170
771
Melintang
t7t
DEBIT.
Pengukuran Debit
132
132
LTMPASAN (RUNOFF)
8.2.1
8.2.2
8.2.3
8.2.4
8.2.5
8.2.6
8.2.7
123
123
126
128
129
Air Sungai
r7!
t71
t72
178
....
Debit:
Lengkung Debit)
r86
197
2M
rviii
Isi Buku
8.3 BANJIR
8.3.1 Perkiraan Banjir
8.3.2 Gelombang Banjir
8.3.3 PenyelidikanPerjalananBanjir(FloodTracing)
8.3.4 Pengendalian Banjir
8.4 PENGARUH AIR YANG MENGALIR
8.4.1 Karakteristik Pasir Dan Kerikil Pada Dasar Sungai
8.4:2 GayaSeret(TractiveForce)
...,r..
8.4.3 Angka Tak Berdimensi Shield
BAB
el
......205
.. ....
208
.... 2II
.. 2ll
......212
.. 213
f?li'ff1"#',*L[1#ffi1,'},,?ll'::: :::
9.1.2
9.1.3
9.2
9.3
9.
204
204
204
::::::::
:::: ::
215
:
2ts
2t5
216
2t6
2t7
217
224
226
---x
BAB
1.
tan_ah.
air hujan yang tiba ke permukaan tanah akan masuk ke dalam tanah
(inflitrasi). Bag_ian lain yang merupakan kelebihan akan mengisi lekuklekuk permukaan
Sebagian
Lihat Gbr.
1-1.
Tetapi sirkirlasi air ini tidak merata, karena kita melihat perbedaan besar presipitasi
dari tahun ke tahun, dari musim ke musim yang berikut dan juga dari wilayah ke wilayah
yang lain. Sirkulasi air ini dipengaruhi oleh kondisi meteorologi (suhu, tekanan atmosfir,
angin dan lainJain) dan kondisi topografi; kondisi meteorologi adalah faktor-faktor
yang menentukan.
Air permukaan tanah dan air tanah yang dibutuhkan untuk kehidupan dan produksi
adalah air yang terdapat dalam proses sirkulasi ini. Jadi jika sirkulasi ini tidak merata
(hal mana memang terjadi demikian), maka akan terjadi bermacam-macam kesulitan.
Jika terjadi sirkulasi yang lebih, seperti banjir, maka harus diadakan pengendalian banjir.
,,
/'/r7
Bab
l.
Gbr,
@ Hujan es
@ Salju
@ Limpasan permukaan
@ Perkulasi
t-l
Siklus Hidrologi.
@ Presipitasi
@ Salju yang
@
@
mencair
Lainlain
Inters'epsi
@ EvaporaSi'hujan
yang
sedangjatuh
@ Evapotranspirasi
@ Transpirasi
Jika terjadi sirkulasi yang kurang, maka kekurangan air ini harus ditambah dalam suatu
usaha pemanfaatan air.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka berkembanglah ilmu Hidrologi, yakni
ilmu yang mempelajari sirkulasi air itu. Jadi dapat dikatakan, Hidrologi adalah ilmu
untuk mempelajari
@
@
O
@
:-
presipitasi (precipitation)
evaporasi dan transpirasi (evaporation)
aliran permukaan (surfoce stream flow) daia
air tanah (ground water)
'
Sirkulasi air telah dikemukakan dalam sub bab l.l. Hubungan-hubungannya secara
singkat telah dilukis pada Gbr. l-2. Dalam proses sirkulasi air, penjelasan mengenai
hubungan antara aliran ke dalam (inflow) dan aliran keluar (outfiow) di suatu daerah
untuk suatu periode tertentu disebut neraca air (watu balance).
Umumnya terdapat hubungan keseimbangan sebagai berikut:
P:,D+E+G+M
dimana:
P:
presipitasi
.(l.t)
1.2
Evaporasi (
Presipitasi
Air keluar
Evaporasi (penguapan)
Gbr.
1-2
Sirkulasi air.
D:
debit
,E: evapotranspirasi
M:
Dalam hal-hal tertentu, beberapa buah suku dalam persamaan 1.1 dapat diabaikan,
yang tergantung dari periode perhitungan neraca air atau sifat-sifat dari daerah itu. Jika
periode perhitungan neraca air diambil I tahun dan daerah yang dipelajari itu luas, maka
mengingat variasi meteorologi itu berulang dalam siklus I tahun, kadar kebasahan tanah
itu juga berulang dalam siklus I tahun. Harga M dalam persamaan (l.l) akan menjadi
nol dan persamaan menjadi:
Jika semua supply air tanah itu telah keluar ke permukaan di sebelah atas tempat
pengukuran dan mengalir ke bawah, maka persamaan neraca air tahunan menjadi:
P:D+E
(l .3)
Jika perhitungan neraca air itu diadakan pada suatu daerah tertentu yang terbatas,
maka aliran ke dalam (infiow) dan aliran keluar (outfiow) dari D dan G kira-kira akan
berbeda. Persamaan
(Dz
(l.l) menjadi:
D,) + E + (G, -
Gr)
H.P"
+M
(1.4)
dimana:
D,: Air
hilir.
G,: Air tanah yang mengalir dari bagian hulu ke dalam daerah yang ditinjau.
Gr: Air tanah yang mengalir keluar dari daerah yang ditinjau ke bagian hilir.
.F1: Perubahan/variasi muka
bagian lapisan
G,
dapat dihitung
.t7
Bab
1.
Sirkulasi
M dan P. adalah harga-harga yang diperoleh dari profil tanah pada titik-titik
tertentu yang dipilih di daerah pengaliran. Dalam perhitungan neraca air yang dipergunakan untuk irigasi, variasi kwantitatif berdasarkan faktor-faktor alamiah seperti presipitasi, pembekuan, evaporasi, transpirasi, aliran keluar (outflow) air permukaan tanah, air
tanah dan lain-lain, beserta faktor-faktor buatan (artificial factors) seperti pengambilan
air untuk irigasi, drainasi air kelebihan, jenis dan cara penanaman dan lain-lain harus
diperinci dengan jelas.
Air
berubah ke dalam tiga bentuk/sifat menurut waktu dan tempat, yakni air
air sebagai cairan dan air sebagai uap seperti gas. Keadaankeadaan ini kelihatannya adalah keadaan alamiah biasa karena selalu kelihatan
demikian. Tetapi sebenarnya keadaan-keadaan/sifat-sifat ini adalah keadaan yang aneh
di antara seluruh benda-benda. Tidak ada suatu benda yang berubah ke dalam tiga sifat
dengan suhu dan tekanan yang terjadi dalam hidup kita sehari-hari.
Untumnya benda menjadi kecil jika suhu menjadi rendah. Tetapi air mempunyai
volume yang minimum pada suhu 4oC. Lebih rendah dari 4'C, volume air itu menjadi
agak besar. Pada pembekuan, volume es menjadi 1/11 kali lebih besar dari volume air
sebagai bahan padat,
semula.
Mengingat es mengambang di permukaan air (karena es lebih ringan dari air), maka
keseimbangan antara air dan es dapat dipertahankan oleh pembekuan dan pencairan.
Jika es lebih berat dari air, maka es itu akan tenggelam ke dasar laut atau danau dan
makin lama makin menumpuk yang akhirnya akan menutupi seluruh dunia. Air itu
mudah mengembang dan menyusut menurut perubahan suhu. Tetapi volume air hanya
berkurang sangat kecil oleh tekanan dari luar. Volume air hanya berkurang 5/100.000
1 atmosfir.
Tabel
Kerapatan es (0'C)
Panas pencairan -
1-l
0,9168 g/cm3
79,7 callg
374,1"C
218,4 Tekanan
Barometris
Suhu kritis
Tekanan kritis
50'c
Berat jenis (g/cm')
o,99987
o,99823
0,9981
0,9594
1,0074
0,9988
0,9985
1,0069
597,3
586,0
Panas jenis
(callg."C)
Panas evaporasi
(caVg)
Konduktivitas panas
(cal/cm'sec.'C)
Tegangan permukaan
(dyne/cm)
Laju viskositas
(10-a g/cm.sec)
Tetapan dielektrik
(cgse)
1,39
x 10-:
1,40
x l0-3
569,0
1,52
539,0
l0-r
1,63
x 10-3
75,il
72,75
67,91
58,90
178,34
100,9
54,9
28,4
87,825
80,08
69,725
55,355
\1
1.2
Jika
es
(:
(:
dan lain-lain. Sifat fisik air dapat dilihat dalam Tabel 1-1.
,l
'"\
2.1.1
Presipitasi
(l)
Jumlah presipitasi
Presipitasi adalah nama umum dari uap yang mengkondensasi dan jatuh ke tanah
dalam rangkaian proses siklus hidrologi seperti yang dikemukakan dalam bab l. Jumlah
presipitasi selalu dinyatakan dengan dalamnya presipitasi (mm).
Salju, hujan es dan lain-lain juga dinyatakan dengan dalamnya (seperti hujan)
sesudah dicairkan. Pertanian dapat diadakan di daerah-daerah yang mendapat presipitasi tahunan lebih dari 450 mm. Jika presipitasi kurang dari 300 mm, maka pertanian
hanya mungkin diadakan di bagian-bagian daerah yang dapat dibantu dengan air sungai.
(2) Intensitas curah hujan
Derajat curah hujan biasanya dinyatakan oleh jumlah curah hujan dalam suatu
satuan waktu dan disebut intensitas curah hujan. Biasanya satuan yang digunakan
adalah mm/jam. Jadi intensitas curah hujan berarti jumlah presipitasi/curah hujan
dalam waktu relatif singkat (biasanya dalam waktu 2 jam).Intensitas curah hujan ini
dapat diperoleh/dibaca dari kemiringan kurva (tangens kurva) yang dicatat oleh alat
ukur curah hujan otomatis.
Intensitas curah hujan dapat dilihat dalam Tabel2-l dan sifat curah hujan dalam
Tabel2-2.
Seperti diperlihatkan dalam Tabel 2-2, curah hujan tidak bertambah sebanding
dengan waktu. Jika waktu itu ditentukan lebih lama, maka penambahan curah hujan
itu adalah lebih kecil dibandingkan dengan penambahan waktu, karena kadang-kadang
curah hujan itu berkurang ataupun berhenti.
Tabel
2-1
Derajat hujan
hujan (mm/min)
Kondisi
<o,02
Hujan lemah
0,02-{,05
Hujan normal
0,05-0,25
Hujan deras
o,25-l
sedikit.
Tanah menjadi basah semuanya, tetapi
sulit membuat puddel.
Dapat dibuat puddel dan bunyi curah
hujan kedengaran.
Air tergenang di seluruh permukaan
>l
Bab
Ttbel2-2
2.
Meteorologi (MeteorologY)
Hujan
Hujan
Hujan
Hujan
Hujan
(3)
24 jam
jam
<5
<1
sangat ringan
1-5
ringan
normal
5--20
s10
20-50
lebat
l0-20
50-100
sangat lebat
>20
100
>
dari ukurannya.
Dalam mdteorologi, butir hujan dengan diameter lebih dari 0,5 mm disebut hujan
0,1 mm disebut gerimis (drizzle).
Makin besar ukuran butir hujan itu, makin besar kecepatan jatuhnya. Kecepatan
yang maksimum adalah kira-kira 9,2mldet. Tabel 2-3 menunjukkan intensitas curah
hujan, ukuran-ukuran butir hujan, massa dan kecepatanjatuh butir hujan.
Tabel
2.3
Hujan gerimis
Hujan halus
Hujan normal
0,15
0,5
(lemah
td".u,
,
J
Kecepatan
Massa jatuh
(me) (m/sec)
o,0024
0,5
0,065
o,52
4,2
2,L
t4
4,O
6,5
8,1
(4)
R:a+b-h
Q.r)
Alat ukur biasa itu ditempatkan di tempat yang terbuka yang tidak dipengaruhi
oleh pohon-pohon dan gedung-gedung. Bagian atas alat itu dipasang 20 cm lebih tinggi
dari permukaan tanah yang sekelilingnya ditanami rumput. Lihat Gbr. 2-1. Ketelitian
pembacaan adalah sampai l/10 mm. Pembacaan harus diadakan I kali sehari, biasanya
I pembacaan ini dicatat sebagai curah hujan hari terdahulu (kemarin).
MTLIK
Badan PerPustakaan
Timur
ProPinsi Jawa
\
2.1
Penadah
Jam pencatat
Kertas pencatat
Pelampung
Tabung gelas
Gbr.
2-1
(tilting bucket). Gbr.2-2 memperlihatkan alat ukur otomatis jenis sifon. Air hujan itu
tertampung di dalam sebuah silinder di mana terdapat sebuah pelampung yang dapat
diangkat oleh air hujan yang masuk itu. Curah hujan itu dapat dicatat pada suatu sistim
pencatatan dengan sebuah pena pencatatyang digerakkan oleh pelampung itu. Lebar
kertas pencatat itu adalah sesuai dengan curah hujan 20 mm. Jika pena pencatat itu
mencapai batas atas 20 mm (berarti pelampung dalam silinder itu naik 20 mm), maka
air hujan di dalam silinder itu akan terbuang melalui sifon pada silinder dan pena akan
turun ke batas bawah, yakni titik 0 mm dari kertas pencatat karena pelampung turun.
Gbr. 2-3 menunjukkan konstruksi alat ukur hujan otomatis jenis penampung bergerak
(tilting bucket). Penampung terdiri dari 2 bagian yang sama, yang dapat bergerak/
berputar pada sumbu horizontal yang terpasang di tengah-tengah. Air hujan yang masuk
ditampung oleh penampung yang satu. Jika air hujan di dalam penampung itu mencapai
jumlah tertentu, maka penampung itu bergerak sehingga air hujan berikutnya ditampung
oleh penampung yang lain. Jika hujan berlangsung terus, maka penampung-penampung
itu akan berganti-ganti menampung air hujan yang masuk. Pena pencatat yang dapat
ditempatkan jauh dari alat pencatat ini dapat digerakkan oleh listrik melalui kabel
setiap kali terjadi perputaran penampung. Alat jenis ini sering digunakan karena cocok
untuk pencatatan yang jauh. Jenis ini juga digunakan sebagai alat ukur hujan tanpa
kabel, (hanya menggunakan sinyal listrik (Gbr. 2-4) ata:u alat ukur hujan untuk jangka
waktu yang lama (Gbr. 2-5), yang sering digunakan untuk pengamatan hujan di daerah
pegunungan untuk peramalan banjir dan perencanaan pemanfaatan air yang lain.
Penadah I
Filter
Pemberat pengatur yang pekak
-Penampung bergerak
Gbr.
23
,,1
r
10
Bab
2.
Meteorologi (Meteorology)
Penadah
Antena
terminal
Skakelar waktu
Baterei atmosfir
Penampung bergerak
Angka Angka
satuan puluhan
Angka
ratusan
Gbr.24
Tabung tinta
Jam listrik
Baterei
Gbr.
mungkin, maka pemilihan tempat dan cara pemasangan alat ukur hujan
itu
adalah
penting sekali. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk penentuan tempat adalah:
O Sedapat mungkin menghindarkan tempat di mana selalu terjadi angin kencang.
@: Tempat-tempat di mana terjadi arus angin naik (ascending air current) hants
dihindari.
Tanah-tanah tandus seperti plateau atau tepi pantai (seashore) di mana selalu
terjadi angin kencang dan tempat-tempat di antara gedung-gedung yang dilalui angin,
\
2.1
11
tentu tidak cocok. Tempat-tempat di mana tiupan angin itu telah sangat berkurang oleh
karena gedung-gedung dan pohon-pohon sekelilingnya adalah cocok untuk penempatan
pencatat hujan. Tetapi jika terlalu dekat, maka sebaliknya pengamatan akan dihalangi
oleh gedung-gedung atau pohon-pohon tersebut.
Meskipun belum diadakan penyelidikan mengenai jarak antara alat ukur dengan
gedung-gedung atau pohon-pohon, standar yang telah ditetapkan oleh banyak negaranegara adalah sebagai berikut:
Umpamanya tinggi gedung atau pohon dari permukaan tanah adalah h dan jaraknya
dari alat ukur hujan itu d maka:
e standar d> 2h ditetapkan oleh 14 negara.
@ standar d > h ditetapkan oleh 7 negara.
Banyak negara-negara ikut menetapkan standar @ atau @ ini. Tetapi WMO
(World Meteorological Organisation) menyarankan d > 4h sebagai standar.
Selanjutnya kesalahan dalam pengukuran dengan alat ukur hujan sebagian besar
diakibatkan oleh angin.
Dr. Koshmieder telah menghitung perbandingan antara angka-angka yang diukur
oleh alat ukur yang dipasang sama tinggi dengan permukaan tanah pada setiap kecepatan
angin. Lihat grafik dalam Gbr. 2-6. Menurut gambar ini pengukuran alat ukur yang
dipasang sama tinggi dengan permukaan tanah menunjukkan kira-kira harga yang
benar. Harga-harga yang diukur oleh alat ukur yang dipasang pada ketinggian I m atau
lebih harus dikalikan dengan 1,50 jika kecepatan angin 9m/detik, dikalikan dengan 2
jika kecepatan angin 12 m/detik dan dikalikan dengan 3 jika kecepatan angin 15 m/detik.
Hr
d
Gbr.
2-6
cm, tinggi
110
Koschmieder.
a L')
o a'
cdP
b0!
Qd
d'F
AE
'Io
o'A.r
t^L
''-0 2 4 6 810
12t4
16
2.1.2
(l)
Penguapan/evaporasi (evaporation)
sung tidak berhenti-henti dari permukaan air, permukaan tanah, padang rumput,
persawahan, hutan dan lainlain. Penguapan ini terjadi pada tiap keadaan suhu, sampai
udara
di
atas permukaan menjadi jenuh dengan uap. Tetapi kecepatan dan jumlah
penguapan tergantung dari suhu, kelembaban, kecepatan angin dan tekanan atmosfir.
(a) Hubungan antara penguapan dan kelembaban (humidity): Hubungan antara
penguapan dan kelembaban dapat diperkirakan dengan rumus eksperimentil
dari Mitscherlich:
1,.4
Bab
12
2.
Meteorologi (Meteorology)
di mana:
Z: jumlah penguapan dalam 24 jam (mm)
D: selisih kejenuhan (saturation difference) : selisih berat antara
jumlah uap yang jenuh dalam satuan isi (g) dengan jumlah uap
pada saat itu (g).
(D)
Hubungan antara kecepatan penguapan dan kecepatan angin: Untuk ini dapat
digunakan rumus Trabert yang menyatakan bahwa kecepatan penguapan
adalah berbanding lurus dengan akar dari kecepatan angin.
.....(2.3)
v : c(t + a,t)JV(P* - p)
V: kecepatan penguapan (jumlah yang menguap dalam satuan
waktu).
C:
a:
t:
V:
P,:
p:
(2)
Pengamatanpenguapan
(a)
di Jepang..
Gbr.
2-7
Panci eraPorasi.
Silinder itu ditempatkan sama tinggi dengan permukaan tanah yang telah
dibersihkan.
Air
sesudah 24 jam.
(D)
banyak kekurangan.
dan
\
2.1
r3
2,1.3
(1)
Suhu udara/atmosfir
(a)
Formasi suhu udara dan suhu tanah: Jumlah energi yang dipancarkan dari
matahari disebut jumlah radiasi matahari. Sebagian terbesar mencapai permukaan tpnah. Sebagian dari radiasi yang mencapai permukaan tanah dipantulkan
ke udara yang meningkatkan suhu udara dan sisanya diabsorpsi ke dalam tanah
untuk meningkatkan suhu tanah. Jumlah panas yang mengakibatkan kenaikan
suhu udara atau suhu tanah dinyatakan sebagai neraca jumlah panas dalam
proses-proses sebagai berikut :
O Jumlah panas yang bertambah atau hilang akibat perbedaan suhu
antara permukaan tanah dan lapisan udara di permukaan tanah.
@ Jumlah panas yang bertambah dan hilang akibat penguapan dan
presipitasi di permukaan tanah.
O Jumlah panas yang disalurkan di dalam tanah melalui permukaan
tanah.
Berdasarkan hal-hal
d:o+o+@
..(2.4)
(b)
(c)
diminution rate). Kebesaran ini tidak tergantung pada jarak lintang utaral
selatan: dalam musim dingin 0,35'C per 100m, dalam musim panas 0,650,80"C per m dan rata-rata 0,57'C per 100 m.
Selisih antara suhu maksimum dan minimum pada variasi suhu udara
harian disebut selisih harian dan selisih altara suhu maksimum dan minimum
pada variasi tahunan disebut selisih tahunan.
'Suhu tanah: Dari persamaan pokok neraca panas (2.3) dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Jika @ > 0, maka suhu tanah akan naik karena jumlah panas ydng masuk
ke permukaan tanah lebih besar dari yang keluar dari permukaan t'anah.
Sebaliknya jika @ < 0, maka suhu tanah akan turun. Tetapi suhu dalam tanah
tidak hanya naik atau turun oleh karena jumlah panas yang masuk ke dalam
atau keluar dari permukaan tanah. Suhu tanah itu dipengaruhi oleh kapasitas
panas tanah dan konduktivitas panas, yakni dipengaruhi oleh panas jenis
tanah, kerapatan, kadar kelembaban tanah dan lain-lain atau dengan kata lain
oleh sifat-sifat fisis tanah.
r
Ba.b
t4
2.
Meteorologi (Meteorology)
(2)
kedalaman tanah dan akhirnya menjadi nol pada suatu kedalaman tertentu.
Lapisan ini disebut lapisan tak bervariasi. Kedalaman ini berbeda-beda yang
tergantung dari kondisi tanah dan lainlain. Tetapi umumnya untuk variasi
tahunan, dalamnYa adalah 7 - 20 m.
Pengamatan suhu
Gbr.
(6)
(3)
2-8
Sangkar meteorologi.
Suhu tanah: Pengukuran suhu dalam tanah sampai sedalam 50 cm, digunakan
termometer tanah yang dibengkokkan (lihat Gbr. 2-9). Untuk kedalaman 2,4,
10,20,30, 50cm terdapat termometer yang dibengkokkan untuk kedalaman
tersebut. Pengukuran suhu pada kedalaman lebih dari 50 cm, diadakan dengan
termometer tanah dari pipa baja. (lihat Gbr. 2-10)'
pengukuran suhu di tempat-tempat di dekat permukaan, diadakan beberapa
kali sehari. Pada kedalaman lebih dari 30 cm, diadakan sekali sehari dan pada
kedalaman beberapa meter cukup diadakan sekali dalam 5 hari. Jika dibutuhkan pencatatan otomatis, maka harus digunakan termometer otomatis dengan
pipa baja.
Kelembaban
ke-
2.1
l5
7
7
,.
Gbr.2-9
,/,
.,
/.
.
Gbr.
2-10
Thermometer tanah.
lembaban mutlak (absolut). Kemampuan udara untuk menampung uap adalah berbedabeda menurut suhu. Mengingat makin tinggi suhu, makin banyak uap yang dapat
ditampung, maka kekeringan dan kebasahan udara tidak dapat ditentukan oleh keIembaban mutlak saja. Kelembaban relatif adalah perbandingan antaramassa uap dalam
suatu satuan voluma dan massa uap yang jenuh dalam satuan voluma itu pada suhu
yang sama. Kelembaban relatif ini biasanya disebut kelembaban.
Kelembaban dinyatakan dalam \. Persamaan kelembaban relatif adalah sebagai
berikut:
H: fixroo
(2.s)
di mana:
11: kelembaban relatif (\)
e: tekanan uap pada waktu pengukuran (mb atau mm Hg)
.O: tekanan uap jenuh (mb atau mm Hg)
Tabel 2-4 menunjukkan beberapa tekanan uap jenuh pada suhu bersangkutan.
fc)
l0
l5
20
25
30
35
40
Tekananuap jenuh. (mmHe) 4,58 6,54 9,21 12,79 17,54 23,76 31,82 42,18 55,32
Yariasi harian dari kelembaban adalah bertentangan dengan variasi suhu. Waktu
pagi sekali dimana suhunya paling rendah, kelembabannya paling tinggi dan menjadi
paling rendah pada waktu suhunya tertinggi. Dalam arah vertikal baik siang maupun
malam kelembaban itu umumnya lebih rendah sesuai dengan elevasi.
(4) Pengukuran kelembaban
Kelembaban biasanya diukur dengan termometer bola kering dan termometer bola
basah (Gbr. 2-l l). Bola yang mengandung air raksa dari termometer bola basah dibungkus dengan selapis kain tipis yang dibasahi terus-menerus dengan air yang didistilasi
melalui benang-benang yang tercelup pada sebuah mangkok air yang kecil. Kelembaban
(\) dapat dibaca pada Tabel 2-5 dengan menggunakan suhu-suhu termometer bola
kering dan bola basah yang diperoleh.
I
Bab
L6
2,
Meteorologi (MeteorologY)
dan
bola basah.
Di samping termometer bola kering dan bola basah ini, masih ada alat-alat ukur
kelembaban lain yakni: alat ukur kelembaban ventilasi Assmann yakni suatu aiat ukur
kelembaban yang halus dan alat ukur kelembaban otomatis.
2.1.4 Faktor-faktor meteorologi
yang lain
(1) Angin
Yang disebut arah angin adalah arah dari mana angin bertiup. Untuk lerentuan
arah angin ini digunakan lingkaran arah angin dan pencatat angin. Un:uk F::un-iuk
angin biasanya digunakan sebuah panah dengan pelat pengarah' .{rah pan:r :ni dihubungkan ke lingkaran arah angin sehingga pergerakan arah angin dapa: :<ge:: c::kuti.
Kecepatan angin biasanya diukur dengan anemometer Robinson. Peng:.:ii:r.:'i engin
diadakan di puncak menara stasiun cuaca yang tingginya l0 m dan Iain-l:in. Kecepatan
angin rata-rata adalah harga rata-rata selama l0 menit sebelum penguku:a:. ;:n arah
angin rata-rata adalah arah selama I menit sebelum pengukuran. Har*ea n:aL.imum
Lingkaran arah
Gbr.
angin.
euaca.
2-13
Anernomets Roba.xoa.
2.1
Tabel
Pembacaan
ti
thermo-
2-5
Tabel kelembaban.
meterbolabasah. 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0 4,5 5,0 5,5 6,0 6,5 7,0
Derajat
Persentasi (%)
centigrade ('C)
0
1
2
J
4
5
6
7
8
9
10
1l
t2
l3
14
15
16
t7
l8
t9
20
2t
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
JJ
34
35
100 90
100 90
100 90
100 91
100 91
100 9t
100 92
100 92
100 92
100 93
100 93
100 93
100 93
100 94
100 94
100 94
100 94
100 94
100 94
80
81
82
82
83
84
84
85
85
86
86
87
87
88
88
88
88
89
89
r00 94 89
100 95 89
100 95 90
100 95 90
100 95 90
100 95 90
r00 95 90
r00 95 9t
100 95 9t
100 95 9l
100 95 9t
r00 96 9l
100 96 9t
100 96 9t
t00 96 92
100 96 92
100 96 92
7t 63 56 49 43 37 32 28 23 20 t6 13
72 65 58 514540 35 30 26 22 19 t6
74 66 59 s3 47 42 37 33 29 25 22 19
75
75
76
77
78
79
79
80
67
69
70
7t
72
73
74
75
61
62
64
6s
66
67
68
69
8l'15 70
8l 76 7t
82 76 7t
82 77 72
83 78 73
83 78 74
83 79 74
84 79 7s
84 80 75
85 80 76
85 80 76
85 81 77
86 81 77
86 82 78
86 82 78
86 82 78
87 83 79
87 83 79
87 83 79
87 83 80
87 83 80
88 84 80
88 84 80
88 84 8l
88 84 81
55 49 44
56 51 46
58 53 48
59 54 49
61 56 5r
62 s7 s2
63 58 54
64 59 55
65 60 56
66 6t s7
67 63 58
68 63 59
68 64 60
69 65 6r
70 66 62
70 67 63
71 67 63
72 68 64
73 68 65
73 69 66
73 70 66
74 70 67
74 7t 67
75 71 68
75 72 68
75 72 69
76 72 69
76 73 70
76 73 70
77 73 70
77 74 7l
77 74 7l
78 74 7t
39 35 31
4t 37 33
43 39 35
4s 4t 37
47 43 39
48 44 4t
50 46 42
51 47 44
52 49 45
s4 50 47
55 51 48
56 s2 49
57 53 50
58 54 51
59 55 s2
59 55 53
60 56 54
6t 57 55
62 58 55
62 58 56
63 59 57
63 60 58
64 6t 58
65 62 59
65 62 59
66 63 60
66 63 60
67 64 6t
67 64 6l
67 65 62
68 65 62
68 65 63
68 66 63
27
30
32
34
36
37
39
24 2l
26 24
29 26
31 28
33 30
34 32
36 33
4t 38 35
42 39 36
43 4t 38
45 42 39
46 43 40
47 44 42
48 45 43
49 46 44
50 47 45
51 48 46
52 49 47
53 50 47
53 51 48
54 51 49
55 52 50
56 53 50
56 54 5t
57 54 52
57 55 52
58 55 53
58 56 53
59 56 54
59 57 54
60 5:t '55
60 58 55
61 58 56
kecepatan angin (kecepatan maksimum sesaat) adalah kira-kira 1,50 kali harga rata-rata
selama l0 menit tersebut di atas.
Jika tidak ada anemometer, maka perkiraan kecepatan angin dapat diperoleh dari
tabel gradasi kecepatan angin Beaufort yang tercantum dalam Tabel'2-6.
(2)
Tekanan atmosfir
Tekanan udara satuan adalah tekanan gaya 1.000 dyne pada bidang seluas I cm2 dan
disebut I millibar (mb). Mengingat kerapatan air raksa pada 0"c adalah 13,5951 g/cm:
dan percepatan gaya tarik bumi adalah 980,665 cmf detz, maka:
MILIK
Badan PelPustaLaal
Propinsi Jawa Tr r -:
r
t8
Bab
Tabel
2.
2-6
Meteorologi (Meteorology)
l0 m di atas
tan angin
Kondisi di atas tanah
permukaan
tanah.
(m/sec)
0,0---0,5
0,6-1,5
bergerak.
Riak-riak terjadi di
seluruh
1,6-3,3
besar
3,4-s,4
5,5-7,9
8,0-10,7
Gelombang-gelombang besar
10,8-13,8
13,9-17,1
(*).
menjadi sulit.
Ranting-ranting patah.
Berjalan menyongsong air
adalah tidak mungkin.
itt
17,2-20,7
2.1
19
10
11
Kadang
Gelombang besar menjadi sangat tinggi. Gelembung-gelembung berkumpul dalam kelom- 24,5--28,4
pok-kelompok. Permukaan laut
kelihatan putih dan penglihatan buruk.
terjadi.
meluas.
Kerusakan
1,2
Kerusakan menjadi
sangat
besar.
pemenutupi
28,5-32,6
Gelembung-gelembung dan
Lebih dari
cahan-pecahan air
32,7
(*)
Laut menjadi ganas, puncak gelombang besar pecah yang menghasilkan gelembung putih yang
mengalir berbaris terbawa angin (Percikan air ditiup angin).
atmosfir
:760
:
:
76
mm Hg
13,5951
980,665
1.013,250 dyne/cm2
1.013 mb.
Tekanan udara itu berkurang menurut elevasi tempat. Hubungan antara tekanan
udara dan elevasi dapat diperoleh dari persamaan Laplace sebagai berikut:
ft:18.400(t*at)1og,,*
..Q.6)
di mana:
i: selisih elevasi
f : tekanan udara pada elevasi i
Br:
a:
,:
(3)
(m) dalam mm Hg
tekanan udara pada elevasi mula-mula (mm Hg)
koeffisien pengembangan udara : 0,00367
suhu rata-rata sampai ft (m) dalam'C.
Penyinaranmatahari
Lamanya penyinaran matahari, sering diukur dengan alat ukur sinar matahari
Jordan. Lamanya penyinaran itu dapat diketahui, karena sinar matahari yang masuk ke
alat melalui sebuah lubang yang kecil, tercatat pada sebuah kertas yang pekak dalarn
alat itu.
Jumlah jam selama matahari bersinar disebut jam penyinaran matahari. Jumlal
jam penyinararr yang dapat terjadi dalam sehari adalah tetap yang tergantung pacs
musim dan jarak lintang ke kutub. Perbandingan antara jumlah jam penyinaran )3:g
terjadi dan jumlah jam penyinaran yang dapat terjadi ini disebut laju radiasi mata!,:Makin besar harga perbandingan ini, makin baik keadaan cuaca.
Bab
20
2.2
2.
Meteorologi (Meteorology)
2.2.1
Keadaan cuaca adalah salah satu dari syarat-syaratyang penting untuk pengelolaan
pertanian. Tanaman tidak dapat bertahan dalam keadaan cuaca yang buruk. Jika dapat
bertahan, maka tidak dapat diharapkan panen yang berlebihan. Dengan memperhatikan
keadaan cuaca dan cara pemanfaatannya, maka dapat dilaksanakanpenanaman tanaman
yang tepat untuk periode yang tepat dan yang sesuai dengan keadaan tanah. Cuaca dapat
untuk kapas
2.2.2
5.500"C.
(1)
(b)
2.2
TabelLT
Nama stasiun
Lokasi
pengamatan.
Dari tahun
Sampai tahun
'E
-ia5:i',6*6
Elevasi (m)
B #'E
ro
tg Jumlah
E
Rata-ral3
atau jum)ai-.
darl Mer
sampai Juli.
Curah hujan
rata-rata (mm)
Hari hujan
rata-rata (days)
Besarnya evaporasi
rata-rata (mm)
Perioda pembekuan
Perioda akumulasi
salju
Catatan:
hari
tanggal
permulaanpembekuan.
Akhirpembekuan.
hari
tanggal
Akhir akumulasi
salju.
tanggal
1) Semua harga-harga tata-rata sedapat mungkin dihitung berdasarkan data-data yang ada.
2) Dalam kolom-kolom jumlah curah hujan rata-rata, hari hujan rata-rata dan besarnya evaporasi
rata-rata, jumlah besarnya berturut-turut harus dimasukkan.
Tabel
2-8
Nama sl.asiun
Elevasi (m)
pengamalan
Derajat
pertama
Derajat kedua
Derajat
ketiga
Derajat
keempat
Derajat kelima
Dari Tahun
Sampai Tahun
Curah hujan
maksimum harian.
(m/hari)
Curah hujan
maksimum perjam.
(mm/jam)
Curah hujan
maksimum 4 jam
(mm/4 jam)
Curah hujan
maksimum berturutturut. (mm)
Hari-hari kering
maksimum
berlurut-turut
(hari)
Hari-hari kering
irigasi.
Besarnya Tanggal Besarnya Tanggal Besarnya Tanggal Besarnya Tanggal Besarnya Tanggal
kejadian
kejadian
kejadian
kejadian
kejad ian
r
Bab
22
2.
Ttbel
Meteorologi (Meteorology)
2-9
Tahun
Lokasi
Air normal
Air rendah
Air minum
kering
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
(m)
(m)
(m)
(m)
Tahun
rata-
rata
(.)
berikut:
Peta topografi dengan skala yang lebih besar dari 1/25.000 dibagi-bagi
dalam kotak-kotak persegi I sampai 2km2. Pengamatan-pengamatan diadakan
serentak dalam tiap kotak daerah pada suatu titik tertentu umpama sumur
dangkal rakyat. Dengan demikian maka garis-garis kontur muka air dapat
digambar, sehingga keadaan air tanah beserta volumanya dan lainJain dapat
diperkirakan/dihitung. Selanjutnya untuk merlperkirakan voluma air tanah
yang dapat digunakan, maka perlu dibuatkan peta kontur bulanan. Demikian
pula harus diadakan perhitungan mengenai hubungan antara variasi bulanan
air tanah dengan hujan.
(2) Rancangan irigasi dan curah hujan
Untuk menetapkan rancangan irigasi, maka pertama-tama harus ditentukan luas
daerah irigasi beserta cara irigasi yang direncanakan. Cara irigasi ditentukan oleh jenis
tanaman, cara pengolahan dan lainJain. Kemudian:
2.2
Lokasi
Air minum
Air rendah
Tinggi
Tinggi
(m)
permukaan
(m)
Frekwensi
terbanyak
Minimum
kering
permu- Debit
kaan (ma/det)
23
Tinggi
(mr/det) kaan
(m)
(ms/det)
Tanggal- Tinggi
kejadian perrnu-
kaan
Catatan
Debit
(ma/det)
(m)
Penentuan tahun dasar (basic year) untuk perancangan adalah penting sekali untuk
menyusun rancangan tersebut di atas. Tahun dasar untuk perancangan ini perlu untuk
menentukan besarnya kemungkinan tahun kering yang diperhitungkan dalam membuat
rancangan dengan memperhatikan effek ekonomi dan lainJain. Jadi akhirnya yang
dipelajari adalah hubungan afltara rancangan irigasi dengan hujan. Penentuan tahun
dasar untuk perancangan ini adalah berbeda-beda menurut faktor-faktor yang menentukan unsur-unsur dalam rancangan irigasi (umpamanya, curah hujan tahunan untuk
penentuan keperluan air, banyaknyahari kering untuk penentuan besarnya waduk). Di
Jepang diambil tahun kering yang terjadi sekali dalam 10 tahun sebagai tahun dasar.
konstruksi-konstruksi pengambilan
air
....(2.7)
Curah hujan effektif: Di Jepang, untuk padi diambil 80/, dari curah hujan harian
antara 5 mm sampai 80 mm. Untuk perladangan diambil 801dari curah hujan harian
dari 5 mm sampai sekali jumlah pemberian air.
Air yang tersediq: Air yang ada di sungai-sungai, waduk-waduk, dan yang ada di
daerah yang mempunyai mata air dan lain-lain.
Kehilangan a#.' Kehilangan yang disebabkan oleh penyaluran, biasanya di saluran
induk 5 f, di saluran sekunder dan seterusnya l0/". Jumlah keseluruhan adalah kira-
t'tra l5/r.
vBab
24
2.
Meteorologi (MeteorologY)
Data debit sungai selama 10 tahun.terakhir pada titik yang ditentukan harus
dikumpulkan. Jika tidak terdapat data untuk jangka waktu yang panjang, maka
data debit ini harus diperkirakan dengan cara analisa dan lain-lain berdasarkan
data curah hujan yang ada.
Tentukan debit sungai yang tersedia setiap 5 atau 10 hari dengan persamaan
sebagai berikut:
o
@
Tabel
KtbDruhan
6.t
5.2rlo
170
295
250
250
7.
2@
6.
r5
t+20
6.2t-25
r-5
Curah huirn
.ffetrii
30
io
;
io
20
2-10
,.:ii6(r.atOOlO:@{}
50
155
15
50
215
ro
io
tio
io
50
2@
ro
50
250
ro
[Penjelasan tabel]
Periode (5 samPai
(l)
(2)
(3)
Tjllfrs:lc
.;;;;1;.
105
t85
roo
l5o
2m
lo5
z9o
450
600
8m
50
60
10
65
75
40
40
ao
40
40
l0
20
ro
25
35
l0
30
60
E5
120
95
250
3eo
515
680
l0 hari)
Keperluan air netto selama periode (l) (mm/hari) x jumlah hari periode
(1) x luas daerah irigasi (ha) x 10
Jumlah curah hujan effektif selama periode (lXmm) x luas daerah irigasi
(ha)
10
2.2
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
25
:Q)_(3)+(4)
: Waduk-waduk yang ada, mata air, air tanah yang dapat digunakan
(s)
(6)
(8) terdahulu
(7)
(12) :(e)-(10)-(11)
(13) : (13) terdahulu + (12)
(14) : (8) - (13) Harga maksimum ini ditentukan
curah hujan yang diperlukan untuk pembuatan rancangan dan rencana (perhitungan potongan melintang dan lainJain) yang berdasarkan voluma debit (yang
disebabkan oleh curah hujan) dari daerah pengaliran yang kecil'seperti perhitungan
debit banjir, rencana peluap suatu bendungan, gorong-gorong melintasi jalan dan
saluran, selokan-selokan samping (side ditches) adalah curah hujan jangka waktu yang
pendek dan bukan curah hujanjangka waktu yang panjang seperti curah hujan tahunan
atau bulanan.
Intensitas curah hujan jangka waktu yang singkat (biasanya dalam 2 jam) itu,
dirubah menjadi intensitas curah hujan per jam dan disebut intensitas curah hujan.
Volume debit dihitung berdasarkan rumus rasionil dengan menggunakan intensitas curah
hujan ini.
Makin pendek jangka waktu curah hujan, makin besar intensitasnya. Hujan itu
kadang-kadang berhenti atau menjadi kecil/lemah, jadi jika jangka waktu curah hujan
itu panjang, maka intensitasnya kecil.
Menurut beberapa pengamatan, jika curah hujan harian itu dianggap 100\, maka
curah hujan I jam adalah kira-kira 20\, curah hujan 2 jam kira-kira 32\, curah hujan
5 jam kira-kira 50\ dan curah hujan 14 jam kira-kira 80
f.
Makin kecil daerah pengaliran itu, maka jangka waktu curah hujan atau waktu
konsentrasi makin pendek (time of concentration : anivql time : waktu yang diperlukan
oleh air untuk mengalir dari titik paling jauh ke titik yang ditentukan di bagian hilir
daerah pengaliran). Jadi intensitas curah hujan itu makin besar. Namun demikian
meskipun jangka waktu itu sama, intensitas curah hujan itu akan berbeda-beda yang
Bab
2.
Meteorologi (MeteorologY)
2.3.1 Suhu
C:
C:519(F-32)
F:gls + 32
R:
K:
4le (F
C
32)
514
F:914
R:
415
32
273,16
di mana:
C.: Centigrade
F: Fahrenheit
R: Reamur
K:
2.3,2
Suhu mutlak
Kecepatan angin
m/det
Knot
km/i
ft/sec
mile hr
1,944
0,514
3,600
1,852
3,281
2,237
I,151
0,278
0,54O
1,688
0,911
0,305
0,592
1,o97
1,609
0,682
1,467
0,869
0,445
2.3,3
Tekanan atmosfir
inch Hg
0,75006
0,029530
0,039370
1,33322
25,NO
33,8&
2.3.4
mm Hg
Curah huian
inch
t
25,4
0,0394
0,621
27
BAB
3.
CURAH HUJAN
Curah hujan yang diperlukan untuk penyusunan suatu rancangan pemanfaatan air
dan rancangan pengendalian banjir adalah curah hujan rata-ratadi seluruh daerah yang
bersangkutan, bukan curah hujan pada suatu titik tertentu. Curah hujan ini disebut
curah hujan wilayah/daerah dan dinyatakan dalam mm.
Curah hujan daerah ini harus diperkirakan dari beberapa titik pengamatan curah
hujan. Cara-cara perhitungan curah hujan daerah dari pengamatan curah hujan di
beberapa titik adalah sebagai berikut.
(l)
fr:l(n,
*R,*.... +R")...
n
...(3.1)
di mana:
E:
r:
(2)
Cara Thiessen
Jika titik-titik pengamatafi di dalam daerah itu tidak tersebar merata, maka cara
perhitungan curah hujan rata-rata itu dilakukan dengan mgmperhitungkan daerah
pengaruh tiap titik pengamatan.
Curah hujan daerah itu dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
R- AtRl+A2R2+....+A,R,
Ar*A2....+A,
AtRt+A2R2+....+A,R,
WrR,
lTrRz
+ .... + W3"
......(3.2)
di mana:
E:
X,, Rr,
Ar, Ar,
....
Ani
28
Bab
Wr, Wr,
,...
L7":
3.
Curah Hujan
At A2
Ao
7' Z" "Z
pengamatan.
Gbr.
3-1
Cara Thiessen-
br'
3'2
(km)
t8 20 22 24
*h fl]:,fi::ffi1ffiT*iil:1,*:
[Contoh perhitungan]
Diketahui sebuah daerah pengaliran seperti Gbr. 3-2. Demikian pula diketahui
angka-angka curah hujan harian pada tiap titik pengamatan. Curah hujan daerah
dihitung dengan cara rata-rata aljabar.
[Penyelesaian]
Daerah pengaliran itu dibagi dalam poligon-poligon dengan cara Thiessen seperti
pada Gbr. 3-3. Titik-titik pengamatan yang dipergunakan adalah 3 buah titik di dekat
batas di luar daerah pengaliran dan 7 buah titik pengamatan di dalam daerah pengaliran.
Jadi daerah pengaliran ini dibagi dalam l0 poligon. Luas bagian-bagian daerah Ar,
diukur dan dimasukkan dalam Tabel 3-1. Perbandingan (W,) dari bagian
Ar, .. ..
daerah/poligon (1,) terhadap luas daerah pengaliran (E A,) adalah besarnya curah
hujan daerah menurut perhitungan dalam Tabel 3-l adalah 177,2mm. Tanpa menggunakan (W,), curah hujan daerah dapat dihitung langsung menurut persamaan:
l,
1S
3.1
29
156
3-1
10
Jumlah
Pembagian daerah.
13,4 22,5 24,6 30,6 20,8 tg,6 18,0 8,5 15,0 5,4
0,07 0,13 0,14 0,17 0,12 0,ll 0,10 0,05 0,08 0,03
At(kmz)
Bobot llt,
Curah hujan harian R;
(mm)
ll/,R,
180
188
9,0
15,0
178,4
1,00
212
6,4
177,2
Menurut cara rata-rata aljabar, curah hujan daerah didapat : 180,2 mm (secara
kebetulan cukup baik). Jika banyak titik-titik pengamatan yang dipasang dan tersebar
merata seperti contoh ini, maka cara rata-rata aljabar memberikan juga hasil yang baik.
(3) Cara garis isohiet
Peta isohiet digambar pada peta topografi dengan perbedaan (interval) 10 sampai
20 mm berdasarkan data curah hujan pada trtrk-titik pengamatan di dalam dan di
sekitar daerah yang dimaksud. Luas bagian daerah altara dua garis rsohiet yang ber:
dekatan diukur dengan planimeter. Demikian pula harga rata-rata dari garis-garis
isohiet yang berdekatan yang termasuk bagian-bagian daerah itu dapat dihitung. Curah
hujan daerah itu dapat dihitung menurut persamaan sebagai berikut (lihat Gbr. 3-4).
(3.3)
di mana:
.R-: curah hujan daerah
A,t
X,l
....
Ao.
ini adalah cara rasionil yang terbaik jika garis-garis isohiet dapat digambar
dengan teliti. Akan tetapi jika titik-titik pengamatan itu banyak dan variasi curah hujan
di daerah bersangkutan besar, maka pada pembuatan peta isohiet ini akan terdapat
kesalahan pribadi (individual error) sipembuat peta.
Jika tiap pengamatan mencakup beberapa ratus km2 maka penggunaan peta
topografi skala l/20.000 sampai U500.000 adalah kira-kira cukup.
Peta itu harus mencantumkan antara lain sungai-sungai utamanya dan garis-garis
kontur yang cukup. Pada pembuatan peta isohiet, maka topografi, arah angin dan lain-
lain di daerah bersangkutan harus turut dipertimbangkan. Jadi untuk membuat peta
r
30
Bab
3.
Curah Hujan
(5)
(3.4)
^l
E
51
d
A
ad
3.1
3l
di mana:
.[:
Ar, Ar,
setiap ketinggian.
pada bagian-bagian Ar,
kira-kira dapat diterapkan. curah hujan pada tiap-tiap bagian daerah yang kecil ini
kemudian dihitung lalu dirata-ratakan.
(6) Cara elevasi daerah rata-rata (Mean areal elevation method)
Cara ini dapat digunakan jika hubungan antara curah hujan dan elevasi daerah
bersangkutan dapat dinyatakan dengan sebuah persamaan linier. Curah hujan R, pada
elevasi h, di daerah itu kira-kira dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut:
Rt: a + b'h,.
dimana a dan b adalah tetapan-tetapan.
Jika elevasi rata-rata antara garis-garis kontur yang berdekatan (selang 100 m atau
200 m) adalah h, dan luasnya A,, maka elevasi rata-rata daerah itu adalah sebagai
berikut:
t -E A,h,
n,:
TT
....(3.5)
R:
--- El,&
- U, A,(a + bh,)
TZ;----84bA,h,)
bAth)
-Z@,L*
ZA,
:a-rbiq:s+bh...
.....(3.6)
Jadi jika a, b dan i didapat, maka fr dapat dihitung. cara ini adalah cocok untuk
perhitungan curah hujan jangka waktu yang panjang dan cara dalam-elevasi curah
hujan yang dikemukakan pada (5).
3.1.2 Distribusi
Hal yang penting dalam pembuatan rancangan dan rencana adalah distribusi curah
hujan. Distribusi curah hujan adalah berbeda-beda sesuai dengan jangka waktu yang
ditinjau yakni curah hujan tahunan (jumlah curah hujan dalam setahun), curah hujan
bulanan (jumlah curah hujan sebulan), curah hujan harian (jumlah curah hujan 24 jam),
curah hujan perjam. Harga-harga yang diperoleh ini dapat digunakan untukmenentukan
prospek dikemudian hari dan akhirnya untuk perancangan sesuai dengan tujuan yang
dimaksud.
Di bawah ini akan dikemukakan perhitungan debit banjir sungai dengan daerah
pengaliran yang kecil, yakni cara pemikiran dan cara perhitungan curahhujan jangka
waktu yang pendek untuk penentuan volume debit konstruksi-kostruksi sepeiti goronggorong, saluran samping dan lain-lain.
(l) Intensitas curah hujan
r
Bab
32
3.
Curah Hujan
Curah hujan jangka pendek dinyatakan dalam intensitas per jam yang disebut
intensitas curah hujan (mm/jam). Intensitas curah hujan rata-rata dalam r jam (/,)
dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:
r.:
,t &
..(3.2)
e r:h
..(3.s)
dikemukakan oleh Prof. Talbot dalam tahun 1881 dan disebut jenis
Talbot. Rumui ini banyak digunakan karena mudah diterapkan dimana tetapan-tetapan
a danb ditentukan dengan harga-harga yang diukur.
Rumus
ini
@r*
-.(3.e)
Rumus ini dikemukakan oleh Prof. Sherman dalam tahun 1905 dan disebut jenis
Sherman. Rumus ini mungkin cocok untuk jangka waktu curah hujan yang lamanya
lebih dari 2 jam.
at
v I: Jti4 *b:
....(3.10)
,:*(4)^
(3.1
r)
ini
l:
a,b,n,m:
Kurva frekwensi intensitas-lamanya (frekwensi I-t) adalah diagram persamaanpersamaan tersebut di atas dengan t sebagai absis dan l sebagai ordinat. Kurva ini digunakan untuk perhitungan limpasan (run-off) dehgan rumus rasional dan untuk
perhitungan debit puncak dengan menggunakan intensitas curah hujan yang sebanding
dengan waktu pengaliran curah hujan dari titik paling atas ke titik yang ditinjau di bagian
hilir daerah pengaliran itu (waktu tiba: arrival time).Kurva itu menunjukkan besarnya kemungkinan terjadinya intensitas curah hujan yang berlaku untuk lamanya curah
hujan sembarangan. (lihat contoh pada Gbr. 3-7). Pada Gbt. 3-7 dapat dilihat bahwa
rumus-rumus intensitas curah hujan mempunyai tetapan-tetapan yang berbeda, yang
berhubungan dengan frekwensi kejadiannya. Jadi untuk perhitungan limpasan (hujan)
diperlukan rumus intensitas curah hujan tersendiri sesuai dengan kemungkinan tahun
kejadian yang diperhitungkan.
3.1
33
^,/t554
t.^-
--'
,3!
tzo:
'
tr
.
"
"
a\'
'3
Ed
E
: -:lq+O,49
+ o,+a
Jt514
'JT + o'tz
46s
+ 0.38
^/,426
oJ3
^/T+
r,n:-M-- '\/, + 0'26
_
329
" JT+ o,zt
297
'"+o,tS
",/t246
o,t5
^/-+
207
Jt
+ o,t+
(!
Gbr.
3-7
10 20 30 40 50 60 70 80 901001t0 t20
Lamanya curah hujan , (menit)
Umpamanya, dalam Gbr. 3-7, jika diambil intensitas curah hujan yanglamanya20
menit dengan kemungkinan 20 tahun, maka harus digunakan kurva:
426
,
,:.............:-
Jt
+0,33
pada
titik perpotongan
dengan
t:20
menit adalah
/:
89 mm/jam.
(2)
(a)
berikut:
Pertama-tama diambil
pengamatan.
Bab
34
[Jenis
3.
Curah Hujan
I]
,t_--
t+a
^ _lr,lv'l- v?lll)
uNTIT4p1
u"_ul[I,]-NlI?l
- NllT=Tffi
penis
III
I:#
flog r log 1][logl]
- [oe 1][1oe r]
ll-ml
penis
N[log t tog
Il
.(3.13)
IIII
r_
Jt +b
^_ltJTllr,l-u'zJ7lvl
u_w
..(3.14)
_lrlvJTl
h_
__*?T=ltfil_
- v,JTl
u
di mana [
]: Jumlah angka-angka
.l[:
Banyaknya data.
Lamanya curah
huJan , (menlt)
lntensitas
curah
hujan
l0
150,8 105,2
20
30
t20
39,9
32
1(mm/jam)
[Penyelesaian]
(3.12),
3.1
35
(3.13) dan (3.14) dari Tabel 3-2. Perhitungan harga tetapan-tetapan itu adalah
sebagai berikut:
Tabel
15
210
320
430
540
660
780
8
tI
3-2
t20
J2
I2t
log t
[Jenis
r/7
337,19
332,64
342,1t
341,22
144,7t
3s7,09
356,87
I2y'T
50848,07
34993,98
2617t,26
21257,83
18786,83
16461,88
14238,94
350,56 1t217,92
2762,39 194058,88
I]
.a
a--,
t+b
x
17.183.0
51.252.69
E x 51.252,69
954.420.7 x 567.3
- 567,3
x 567,3
3.847
x 17.183.0 - 8 x 954.420,7
b- 567.3
Ex 51.252,69-567,3 x 567,3
=24
[Jenis
II]
I:9 tn
7^_
14,38476
:2,50797
"...
[Jenis
19,03625
20,56237
11,83959
19,03625
11,83959
11,83959
322
III]
t,--
a:
Jt
+b
x 51.252,69 194.058,88 x
x 51.252,69 -- 567,3 x 567,3
2.762,39
= 357
, _ 567,3 x 2.762,39 U_
567,3
194.058,88
=0,17
Harga-harga ini disubstitusikan ke dalam rumus (3.8), (3.9) dan.(3.10),
sehingga rumus-rumus intensitas curah hujan itu menjadi sebagai berifut:
Bab
36
3.
Curah Hujan
r: a _3.847
t-1:_g-t+24
......(3.15)
-a322
'
t,
(3. l 6)
1o,aE
r- e : ?7s
'-;F
+ b T+w
.....(3.17)
3-3
@
IrD
Cktt
Irzt
&tzt
1,.r,
dtzt
0,4
148,1 -2,7
107,2 2,0
76,9 O,4
63,2 0,9
55,0 0,5
45,1 - 1,0
39,2 -O,7
32,1 0,1
6,1
8,3
o,76
1,04
-18,1
149,1
-1,7
10
150,8
105,2
132,7
I 13,1
7,9
106,6
1,4
87,4
71,2
10,9
76,5
8,9
5,6
0,3
2,9
62,9
54,9
0,0
0,6
39,3
5,3
32,4
20
76,5
30
40
62,3
54,5
6
7
60
80
120
46,1
39,9
32,O
60,1
45,8
37,0
26,7
x(lal)
M(lal)
I
j .
I
i
45,1
59,9
7,49
0,4
-1,0
-0,6
Tanggal intensitas c
hujan Pada setiap ,
---t-;#43847
,1
+7,s
:1
ll-szz
:-322
{o'8
i*
,
l
-t
,:357 -! I,o
it,, -i
Jt
+o,ll
---r
'./t+o,17
t | ,; Deviasi rata-rata dari
t.
\!r-
:il
N*i
i|\t l
d
'3
E6
o
Gbr.
i
tr
o
tr
lo 20 30 40 60 80 100 120
Lamanya curah hujan r (menit).
3.1
(b)
37
Rumus intensitas curah hujan dengan caro koffisien spestfik (Probable rainfallintensity-farmula by specific cofficient method): Cara yang dikemukakan dalam
(a) memerlukln data pengamatan curah hujan yang panjang dan sekurangkurangnya uniuk 8 jenis lamanya curah hujan. Di samping itu kesemuanya
harus dibaca dari kertas-kertas alat ukur otomatis. Mengingat hal ini memerlukan waktu yang lama (di mana angka-angkanya harus dibaca dari kurva yang
tercatat), maka ketelitiannya akan berkurang.
Cara yang dikemukakan di bawah ini adalah cara untuk mendapatkan
rumus intensitas curah hujan berdasarkan 2 jenis data curah hujan (umpamanya
curah hujan 60 menit dan l0 menit). Jika data curah hujan 60 menit dan 10
menit atau lainlain itu ada, maka rumus pendekatan intensitas curah hujan
itu dapat dihitung dengan mudah dan mempunyai ketelitian yang tinggi.
Semua kurva intensitas curah hujan dapat dinyatakan dengan koefisien
yang menunjukkan kemiringan kurva, dikali dengan intensitas curah hujan I
jam. Koefisien ini ditentukan dari karakeristik curah hujan di tiap daerah dan
disebut oleh Dr. Ishiguro koeffisien spesifik.
Semua rumus intensitas curah hujan dinyatakan dengan rumus sebagai
berikut:
I* :
py. Ry
(3.18)
di mana:
B: koeffisien spesifik
R: curah hujan I jam (mm)
III
[Jenis
I]
....(3.19)
III
.. . .(3.20)
III]
In
P*.R11:
T -
6Rrv
..
.. . .(3.21)
,:
rumus-rumus
di
bawah
ini (Br :
jika
60 menit):
penis
Il
a':60*b l
"^-60-f'n.t
- n;=1- tI
""'(3'22)
I
Bab
38
[Jenis
Curah Hujan
II]
log fju.(log 60
log6-logt
4':
n
penis
3.
_
-
log I
log a'
60
-log
IIII
J6rD _l I
Jffi-Pk.JTI
---V'"
)
g':
b-
""'(3'24)
-T-
di mana:
Dt I'*
P*-W
.(3.25)
rk:
1$0
R:..+
.Q.26)
y'y'
tahun dan
Menurut penjelasan di atas, jika intensitas curah hujan per jam dengan
kemungkinan N tahun (Ri,o) dan intensitas curah hujan t menit dengan
kemungkinan yang sama didapat, maka B'*, a' dan D juga akan dapat dihitung.
Dengan demikian rumus-rumus (3.19)-(3.21) akan didapat.
[Contoh perhitungan]
Rumus intensitas curah hujan didapat dengan menggunakan.data dalam
60 menit dan l0 menit pada perhitungan dalam contoh (a).
[Penyelesaian]
Yang dihitung di sini adalah hanya rumus Talbot (Jenis 1) dalam kolom
@ pada Tabel3-2.
It}:
105,2
113
46,1
P'N:
105,2146,1
:2,28
t:\ff|)e:zs
a:29$60:89
na'89
Fto:t+6:t+B
3.2
ulangnya
39
: ffi
3.2.1
ini.
Perhitungan frekwensi
ini
di
Amerika
3.2.2 Distribusi
(1)
}(o
IJ.
xrxzx3 xi
(a) Curah hujan
tabunan
Gbr.
bulanan
3-9
l0
hujan
hari
Bab
3. Curah Hujan
metris, meskipun distribusi curah hujan jangka waktu yang panjang seperti curah hujan
tahunan hampir mendekati distribusi symmetris.
Setelah fungsi distribusi yang paling cocok untuk distribusi itu didapat, maka halhal sebagai berikut dapat diketahui: berapa panjang rata-rala perioda kejadian atau
berapa banyak kali rata-rata terjadinya suatu curah hujan harian melampaui suatu harga
tertentu dalam suatu perioda tertentu.
(2) Kemungkinan terlampau dan kemungkinan tak terlampau(probability of exceedance
and non-exceedance)
Kemungkinan W(x,) data hidrologi (curah hujan, debit dan lain-lain) (x) melampaui
suatu harga tertentu (x,), disebut kemungkinan terlampau dari (x,), dan kemungkinan
S(x) data (x) tidak melampaui suatu nilai tertentu (x,), disebut kemungkinan tidak
terlampau dari (x,).
Umpama suatu data curah hujan tahunan telah dicatat selama z tahun. Data ini
disusun mulai dari harga terbesar sampai harga terkecil, kemudian dibuatkan kurva
frekwensi sesuai cara yang dikemukakan dalam (l). Kurva ini disebut kurva kemungkinan kerapalan (probability censity curve) dan fungsi yang sesuai dengan kurva ini
disebut fungsi kemungkinan kerapatan.
Umpamanya fungsi itu adalah/(x). Kemungkinan terlampau dari x,, W(x,) adalah
luas bagian bergaris pada Gbr. 3-10 yakni:
w(il: t),rc>r*
..(3.27)
Demikian pula kemungkinan tak terlampau'dari x,, S(x,) adalah luas bagian di
kiri x, seperti pada Gambar 3-10.
sebelah
Kemungkinan
terlampau
Kemungkinan tidak
terlampau.
S(xr)
W(xt')
(3)
w(x,):
[*
J2o0
fG) a*.
Jadi, umpamanya jumlah hari hujan rata-rata dalam I tahun adalah n, maka dalam
satu tahun dapat diperkirakan bahwa kemungkinan curah hujan harian itu melampaui
200 mm adalah nW(x) dan dalam T tahun adalah nW(x)T. Panjang tahun f dengan
kemungkinan sama dengan I disebut perioda ulang (return period).
--7
II
n ll,,ft*>
o, nw(x)
..(3.2e)
3.2
ulangnya
4l
Perioda ul4ng Tuntuk kemungkinan tak terlampau s(x) dihitung dengan cara yang
sama.
,',,-r ---;ro- 1
n
["' fl*) o*
l
ns(x)
..(3.30)
Peristiwa yang terjadi sekali dalam setahun seperti curah hujan maksimum atau
curah hujan harian minimum dalam setahun adalah:
.(3.31)
Seperti telah dikemukakan di atas, perioda ulang itu dapat dengan mudah dihitung
jika fungsi kerapatan f(x) dari curah hujan telah diketemukan.
Hal-hal utama yang telah dikemukakan adalah analisa frekwensi data hidrologi,
bagaimana perhitungan fungsi /(;c) yang menggambarkan distribusi asymetris dari kurva
kemungkinan kerapatan dan bagaimana harga kemungkinan terlampau W(x)yangkecil
itu atau harga kemungkinan tak terlampau S(x) itu telah diperkirakan.
Penyelidikan-penyelidikan yang banyak mengenai distribusi curah hujan telah
berlangsung terus. Penyelidikan-penyelidikan itu dapat diklasifikasi sebagai berikut:
Cara yang menggunakan distribusi normal: Cara ini adalah cara untuk
menyelesaikan/menghitung distribusi normal yang didapat dengan merubah
variabel distribusi asymetris (x) ke dalam logaritma atau ke dalam akar pangkat
n. Cara Iwai adalah salah satu cara untuk hal yang pertama. Mengenai hal yang
kedua Dr. C. K. Stidd menyatakan bahwa jika diambil akar pangkat 3 dari data
curah hujan maka distorsi kurva distribusi itu hilang.
@ Cara yang mempergunakan langsung kurva asymmetris kemungkinan kerapatan: Cara-cara yang digunakan adalah jenis distribusi eksponensial dan
distribusi harga ekstrim.
O Cara yang mengkombinasikan cara @ dan @: Cara Iwai adalah cara yang
banyak digunakan di Jepang. Cara perhitungan sederhana yang menggunakan
kertas kemungkinan logaritmis akan dikemukakan di bawah ini.
(l) Cara Iwai
Seperti telah dikemukakan di atas, kurva kemungkinan kerapatan dari curah hujan
harian maksimum atau debit banjir maksimum dalam I tahun, tidak merupakan sebuah
kurva distribusi normal tetapi sebuah kurva distribusi yang asymmetris (Gbr. 3-9).
Dengan merubah variabel (x) dari kurva distribusi itu ke logaritma x aiau logx, maka
kurva itu dapat dirubah menjadi kurva distribusi normal. Jadi, kemungkinan terlampau
Ll/(x) dapat diperoleh dengan assumsi bahwa data hidrologi itu mempunyai distribusi
log-normal. Di samping itu cara ini memberikan harga 6 lebih besar dari 0 sebagai
harga minimum variabel kemungkinan (x) (lihat Gbr. 3-11). Supaya kurva kemungkinan
Gbr.
3-11 Limit
bawah dari
kemungkinan.
42
Bab
3.
Curah Hujan
kerapatan itu tidak menjadi lebih kecil dari harga bawah limit itu (-D), maka ambil suku
(x * 6) yang logaritmanya yakni log (x * b) diperkirakan mempunyai distribusi
normal' Jadi cara ini adalah cara distribusi terbatas sepihak (one sidedfinite distibution).
Perhitungan cara Iwai akan diterangkan dengan sebuah contoh seperti di bawah ini,
di mana:
(:ctos*t2
x;+ 6,
'
log(xo
: Ij
tog
r,
..(3.33)
Perkiraan harga b:
u:*Eu, *=h
A
"'-
Xr'xr_
Tr;1i'ai
Xf;
log (xo
,D-log
D)
(x,
+ b) '
.. . ..(3.35)
Perkiraan harga c:
+:JM
I, : *!
{roe @,
b)},
....(3.37)
dengan:
= ft:
loe(x
.(3.38)
3.2
ulangnya
43
Tabel 3-5 menunjukkan kumpulan data curah hujan harian maksimum dalam
setahun selama 34 tahun di beberapa kota Jepang. Dengan cara Iwai, maka curah hujan
harian yang mungkin dengan kemungkinan lebih dari l/10, l/50, l/100, l/200, dan l/!00
3-4
tY(x)
500
400
300
250
2W
r50
100
80
60
50
N
3-5
Tabel
Variabel normal
sesuai pada
0,002 00
0,002 50
0,003 33
0,004 00
0,005 00
0,006 67
0,010 00
0,012 50
0,016 67
0,020 00
0,025 00
W(x) ttama.
:117
0,033 33
0,040 00
0,050 00
0,066 67
0,100 00
0,125 00
0,200 00
0,250 00
0,333 33
0,500 00
:117
rY(x)
2,035 2
1,984 0
7,922 7
1,875 3
1,821 4
1,749 g
l,&5 o
1,595 I
1,504 g
1,452 2
1,395 9
30
25
20
l5
l0
8
5
1,297
1,237 g
1,163
1,061 4
0,9062
0,913 4
0,595 I
0,476 9
0,304 5
Data curah hujan harian maksimum tahunan di suatu kota tertentu di Jepang.
Harga
Deraiat
' pengamatan
2
J
( y-g
288,2
282,0
Harga
Deraiat
pengamatan
Tanggal
kejadian
1959.8.13
20
1971. 9.26
2l
269,1
tg$.to.
22
245,6
1961.9.10
23
123,0
121,3
1I9,0
1r5,6
Tanggal
kejadian
1969. 8.23
1953. 9.16
1973. 7. 2
1960. 7. 4
2lo,g
1952.7.14
24
6
7
171,2
166,7
1941. 8.14
1949. 9.22
25
26
109,0
109,6
103,9
1,&,1
1947.7. I
1945. 6. 6
27
28
99,9
96,6
1948.8.28
29
92,O
1970.8.31
1962. 8.25
1942. 8.27
30
88,7
1,943.
31
85,7
t3
155,3
154,4
153,1
146,6
141,5
r958.8.25
32
73,5
t4
l40,7
1967. 8.12
33
62,3
1963. 7.27
1957. 8.27
1951. 8.29
15
139,2
737,5
131,7
130,5
129,9
1946.10.12
34
60,5
1,955.
l0
l1
t2
16
t7
t8
19
1972. 8.tt
1966. 9.12
1950. 7.12
t965. 6.29
1968.6.19
1954.
9. 1
1964.8.30
1940.
8.
1956.10.30
6.
7.
3.
Tabel
3{
288,2
2As9 7
282,O
2,450 3
269,2
245,6
210,9
2,430I
4
5
171,2
166,7
l@,1
9
10
155,3
154,4
1l
153,1
t2
l3
146,6
141,5
l4
l4p,7
15
t6
139,2
137,5
17
131.,7
18
79
130,5
129,8
20
123,O
2l
121,3
118,0
115,6
109,0
108,6
103,9
)1
23
24
25
26
27
Curah Hujan
logls x;
Derajat
28
99,8
96,6
29
92,O
30
88,7
2,3902
2,324 I
2,233 5
2,2219
2,2151
2,191 2
2,188 6
2,185 0
2,166 I
2,150 8
2,148 3
2,143 6
2,138 3
2,119 6
2,115 6
2,113 3
2,089 9
2,083 9
2,071 9
2,063 0
2,037 4
2,035 8
2,016 6
1,999 1
1,985 0
1,963 8
1,947 9
1,933 0
85,7
73,5
62,3
31
32
33
34
I,866
1,794 5
1,781 8
72,055 2
2,119 27
60,5
Jumlah
Un
Bab
Tabel Perhitungan.
x1
*b
276,37
270,17
257,37
233,77
199,07
159,37
154,87
152,27
t43,47
142,57
141,27
134,77
129,67
128,87
127,37
125,67
119,87
118,67
117,97
ltt,l1
to9,47
lo6,t7
103,77
97,17
96,77
92,07
87,97
84,71
80,17
76,87
73,87
61,67
50,47
48,67
[Penyelesaian]
6)
2,441 5
2,431 6
2AlO 6
2,368 8
2,299 O
2,202 4
2,190 0
2,182 6
2,156 8
2,154 0
2,150 1
2,129 6
2,1128
2,llo
2,105 I
2,099 2
2,078 7
2,074 3
flogro (xi
6)Jz
5,960 9
5,912 8
s,810 8
5,611 2
5,285 4
4,850 6
4,795 9
4,763 8
4,651 6
4,639 8
4,6227
4,53s 2
4,46/.1
4,4s27
4,431 3
4,4p,68
4,321
2,U60
4,3029
4,2922
4,186 0
2,039 3
4,158 7
2,0718
2,0264
4J447
2,016 I
1,987 5
1,985 7
4,06/.5
1,9&l
3,950 3
3,943 2
3,857 8
1,944 3
3,780
1,9282
3,718 I
3,625 3
3,556 I
3,491 2
1,9040
1,885 8
1,868 5
1,790I
1,703 0
1,687 3
70,545 0
Xo :29749
3,20/.4
z,WO3
2,8468
147,499 5
*, :4,3382
maksi
Pertama-tama, seperti tedihat pada Tabel 3-6, setiap data curah hujan
kemudian
mum dalam setahun disusun mulai dari harga yang terbesar dan
dibuatkan perhitungan yang diperlukan'
Harga p".kir"", p.itu*u dihitung menurut rumus (3.33) dengan menggunakan
harga-harga Pada Tabel 3-6.
log x,
: *7-^t.,
:U#:2,11927
ro
logro (xr
131'60
3.2
45
Tabet3-7 PerhitunganD.
No.
x,
x, +
XtXt
288,2
282,0
269,2
117,54
-85,5
250,04
-81,1
-79,5
-31,04
2.467,9
Jumlah
3,08
-35,49
b
Tabel
3-8
: -3:,4e:
_11,83
Xo*[la)t
0lc)t
UT
x+b
Xo*@
)-D
l/10
0,906 2
0,2363
2,3112
2M,7
216,5
1/50
0,378 7
0,429 0
0,475 0
296,0
330,9
1/500
2,035 2
0,530 I
2,453 6
2,503 9
2,549 9
2,60.5O
284,2
u2oo
1,4522
1,645 0
1,8214
u100
1,37
319,1
354,7
40.2,7
366,5
414,5
*: ft:ff=,
A _
Xr.X2-Xg
- 7*o-@ll xi
xzo
- 17.318,56 dan
"t
zxo
263,2
+: ^l#,.J4w=ofroy'
:
O
(2)
JTW.-/qmo:0,2608
Hasil perhitungan dari curah hujan yang mungkin diperlihatkan dalam Tabel
3-8.
Perkiraan kasar perioda ulang atau curah hujan yang mungkin, lebih mudah
dilakukan dengan menggunakan kertas kemungkinan. Kertas kemungkinan normal
(normal probability paper) digunakan untuk curah hujan tahunan yang mempunyai
distribusi yang hampir sama dengan distribusi normal dan kertas kemungkinan logaritmis
MILIT
Badan PcrPustakaal
Fropinsi taws Timut
Bab
46
Tabel
dari
Pemba- Jarak
Pemba-
da- gian ke
bawah. sar (50%) atas.
gian
ke
3-9
0,1
0,2
0,3
o,4
0,5
0,6
0,7
0,8
0,9
1
2
3
4
5
6
garis
3,09
2,89
2,75
2,65
2,58
2,51
2,46
2,41
2,37
2,33
2,05
r,88
1,75
l,&
1,55
99,9
99,8
99,7
3.
Curah Hujan
Pemba- Jarak
ke
dari
Pemba-
da- gian ke
bawah. sar (507"\ atas.
1,48
93
7
g
1,41
92
9l
1,34
9
90
t0
1,28
89
1,23
1l
"1,2 1,18
88
87
13
1,13
1,08
86
14
85
15
1,04
0,99
84
16
83
0,95
17
82
0,92
18
0,88
8l
t9
80
20
0,84
0,77
78
22
gian
garis
99,6
99,5
99,4
99,3
99,2
99,1
99
98
97
96
95
94
dari
dabawah. sar (50f)
Pemba- Jarak
gian
ke
24
26
28
30
32
34
36
38
40
42
M
46
48
500
garis
Pembagian ke
atas.
0,706
76
0,643
0,583
74
72
70
0,524
0,468
0,473
0,359
0,306
0,253
0,202
0,151
0,100
0,050
68
G
62
60
58
56
54
5'
50
ini
kan berturut-turut tjrik 70% dan titik 30/". Demikian pula titik-titik yang
diukur dengan jarak 1,28 cm berturut-turut menunjukkan90/, untuk titik atas
dan l0/, untuk titik bawah.
Kemudian data curah hujan dicantumkan (pada kertas kemungkinan itu) sebagai
berikut:
Umpamanya data n tahun dari curah hujan maksimum harian dalam setahun
disusun mulai dari yang terbesar seperti xt, xz, .... xi, .... xni kemungkinan lebih
contoh (x) (sample excess probability) yang sesuai dengan x, dihitung menurut salah satu
rumus yang tersebut di bawah ini. Kemudian data itu (sebanyak n buah titik) dicantumkan pada kertas kemungkinan. W(x) ini disebut "plotting position" (gambar letak
titik-tirik)
California)
LY(x,):
W(x,):
fi{"uruThomas)
W(x,):
(cara
);_t
"+
(cara Hazen)
.....
..(3.39)
......(3.40)
...(3.41)
Garis lurus yang mewakili titik-titik yang dicantumkan pada kertas kemungkinan
secara kira-kira dan dengan demikian harga x yang sesuai dengan
kemungkinan lebih klt(x) dapat ditentukan.
Garis lurus yang terdekat pacla tiap titik yang dicantumkan pada kertas itu harus
ditarik secara teliti karena untuk Z(x) : 50%, maka x : xo. Jika xf xo (xo dihitung dari
i:
3.2
ulangnya
47
log xo
oln) zr=r log x,) yang digunakan pada absis maka standar akan lebih sederhana karena garis lurus yang theoritis melalui titik W(x)
ST%adalah pada (x/xo)
1.
Jika cara Iwai yang dipakai pada kertas kemungkinan itu, maka dapat digunakan
(x + b)atau(x I b)l@o * 6)padaabsiskertaskemungkinanitudanbukan xaiauxf xo.
[Contoh perhitungan]
contoh yang digunakan adalah contoh terdahulu/di muka. curah hujan yang
mungkin untuk 10, 50, 100,200 dan 500 tahun diperkirakan pada kertas kemungkinan.
[Penyelesaian]
Seperti telah dikemukakan di atas, ada 3 cara untuk menentukan "plotting position"
pada kertas kemungkinan logaritmis. Cara Thomas atau cara Hazen umumnya digunakan jika data yang ada itu sedikit dan cara california untuk data yang banyak.
Demikian pula ada beberapa keadaan di mana curah hujan x atau x/xo yang digunakan pada absis.
Untuk cara Iwai digunakan (x b) atau (x b)l@o + t).
Di sini tiap cara akan diperlihatkan sebagai pedoman:
Data curah hujan harian maksimum dalam setahun dalam Tabel 3-5 disusun
mulai dari harga yang terbesar, kemudian diadakan perhitungan "plotting
position" seperti terlihat pada Tabel 3-10.
Tabel
3-10
(plotting positions).
Derajat x,
I
2
3
4
5
6
7
8
9
10
lt
t2
13
14
15
16
17
18
19
20
(mm) xtlxo
iln(%)
'-*<2,
1,47
4,41
Derajat
2t
7,35
22
23
10,29
24
8,24
25
26
16,18
19,12
22,06
27
25,0O
28
29
27,94
30
30,88
33,82
31
32
36,76
33
39,71
34
x1
(mrn) xilxo
iln (%)
,#rn
60,29
63,24
66,19
69,12
72,06
75,00
77,94
80,98
83,82
86,76
89,71
92,65
95,59
98,53
42,65
45,59
48,53
51,47
54,41
57,35
:
*,.E "t
:
13l'60
xo
log xo
xt:2,11927
I
Bab
48
3.
Curah Hujan
kemungkinan logaritmis
( I ).
3-11 flarga-harga
kemungkinan logarithmis.
Perioda ulang (tahun)
Curah hujan harian yang
mungkin (mm)
4lO
: I dan LI/(x): 501Z. Hatgaharya (x,f xr) yang sesuai dengan perioda ulangnya dapat ditentukan dari garis
3.2
49
2,6
xtl xo
'-
3,O
lurus ini. Kemudian curah hujan yang mungkin dihitung seperti yang terlihat
pada Tabel 3-12.
Tabel
3-12
xlxo
395
Untuk cara Iwai, maka (nr * D) atau (x, + b)l@o t b) yang digunakan
pada absis kertas kemungkinan logarithmis. Harga-harga x0 dan 6 berturutturut didapat dari rumus-rumus (3.33) dan (3.34). Gbr. 3-14 memperlihatkan
I(x,) dengan cara Hazen yang menggunakan (x, * b) pada absis. Perhitunganperhitungan b dan (x, * 6) diperlihatkan berturut-turut dalam Tabel 3-6 dan
Tabel 3-7.
Tiap titik pada Gbr. 3-14 hampir terletak pada garis lurus jika dibandingkan
dengan Gbr. 3-12 dan 3-13, terutama pada bagian dengan harga llt(x) yang
kecil. Hal ini menunjukkan bahwa normalisasi akan lebih baik jika dimasukkan
harga limit bawah D dari cara Iwai.
f,
?
li
:t
F
L
t0
'
5
102
)
5
0,1
40
60
80 100
200
(xr
103
Tabel
800 I 000
3-13
xt*b
203
430
Di sini cara pengolahan data curah hujan akan dikemukakan tahap demi'tahap
meskipun pengolahan data curah hujan yang diperlukan untuk perhitungan limpasan
(hujan) telah dilakukan dengan cara yang dikemukakan dalam 3.1 dan 3.2.
3.3.1 Cara merubah curah hujan menjadi
3.3
3.3.2
Beberapa dari cara-cara untuk menghitung curah hujan daerph (areal rainfafl) telah
dikemukakan dalam 3.1.1. Meskipun cara yang terbaik belum diketahui, umumnya
untuk menghitung curah hujan daerah dapat digunakan standar luas daerah sebagai
berikut:
@
@
Daerah dengan luas 250 ha yang mempunyai variasi topografi yang kecil, dapat
ataa 3
titik
pengamatan,
titik pengamatan,
Eo
d
d
d
cl
E
Gbr.
pengamatan
(c
,3
Muskingum).
60 80
10(} 120
200
Untuk daerah antara 120.000-500.000 ha yang mempunyai titik-titik pengamatan yang tersebar cukup merata dan di mana curah hujannya tidak terlalu
dipengaruhi oleh kondisi topografi, dapat digunakan cara aljabar rata-rata.
Jika titik-titik pengamatan itu tidak tersebar merata maka digunakan cara
Thiessen.
@
3.3.3
Untuk daerah yang lebih besar dari 500.000 ha, dapat digunakan cara isohiet
atau cara potongan arrtara (inter-section method).
Kurva massa adalah kurva hubungan antara curah hujan akumulatif dengan waktu.
Curah hujan daerah pada suatu waktu tertentu dalam daerah yang bersangkutan, dapat
ditentukan dari kurva massa ini. Jika di daerah yang bersangkutan terdapat beberapa
buah pos pengamatan curah hujan, maka kesalahan-kesalahan pengamatan dapat
diketahui dari bentuk kurva massa pos-pos tersebut yang digambar bersama-sama pada
sebuah sistem koordinat. Dari kurva massa dapat ditentukan juga sifat curah hujan yang
terjadi apakah hujan deras atau lain-lain.
Gbr. 3-16 memperlihatkan contoh kurva massa dua buah pos pengamatan(A dan B)
dalam satuan 6 jam. Satuan selang 6 jam ini adalah kira-kira cocok untuk digunakan
dalam analisa-analisa curah hujan. Jika satuan selang diambil lebih lama maka variasi
intensitas curah hujan itu tidak akanjelas.
(Depth-area curve)
Curah hujan daerah berbeda-beda, tergantung dari luas daerah yang bersangkutan.
Makin besar daerah itu, makin kecil curah hujan daerah yang diperhitungkan. Diagram
yang menunjukkan hubungan itu disebut kurva dalam.daerah.
Bab
52
3.
Curah Hujan
E
E
(d
d
(!
6
d
(g
'''d
.c
121824 6
Luas
12
Waktu (jam)
Gbr. 3-16 Kurva massa.
Gbr.
3-17
(x
103 ha)
Ukur luas tiap bagian daerah dari peta isohiet dengan planimeter. Angka-angka
yang didapat itu dicantumkan secara akumulatif pada absis sistem koordinat. Curah
hujan rata-rata yang sesuai dicantumkan pada ordinat. Lihat contoh pada Gbr. 3-17.
Untuk membuat analisa mengenai hubungan aatata curah hujan dan limpasan (runoff)
maka adalah lebih mudah jika dibuat kurva untuk setiap lamanya curah hujan
(umpamanya 6, 12, 18,24 jam dan seterusnya).
Jika terdapat data curah hujan tahunan dengan jangka waktu pengamatan yang
panjang, maka kurva massa ganda itu dapat digunakan untuk memperbaiki kesalahan
pengamatan yang terjadi yang disebabkan oleh perubahan posisi atau cara pemasangan
yang tidak baik dari alat ukur curah hujan. Kesalahan-kesalahan pengamatan tidak
dapat ditentukan dari setiap data pengamatan. Data curah hujan tahunan jangka waktu
yang panjang alat yang bersangkutan itu harus dibandingkan dengan data curah hujan
rata-rata sekelompok alat-alat ukur dalam perioda yang sama. Untuk itu harus dipilih
sekurang-kurangnya l0 buah alat di sekitarnya yang mempunyai kondisi topografi yang
sama.
Gbr.3-18 memperlihatkan kurva massa ganda berdasarkan data curah hujan dari
tahun 1923 sampai tahun 1945. Dalam gambar dapat dilihat bahwa kemiringan garis
lurus berubah pada tahun 1923, karena pada tahun itu alat ukur hujan di titik A telah
d
di
'3
.q
d
!
o
d
)1
d
'1,
17500
t5000
I'
l8 titik)
3.3
53
dipindahkan. Dari perubahan kemiringan kedua garis lurus itu dapat ditentukan, bahwa
data di titik A sebelum tahun 1923 harus dikalikan dengan koeffisien O,g5ll,l2 supaya
menjadi cocok dengan data tahun 1945.
Jika hasil perubahan itu digambar, maka akan terdapat sebuah garis lurus. Cara ini
tidak dapat digunakan untuk data curah hujan jangka waktu yang singkat (curah hujan
harian atau perjam).
3.3.6 Data
Pada perhitungan curah hujan yang mungkin dalam 3.2.3,harga-harga yang terbesar
(terkecil) itu telah dimasukkan dalam daftar harga pengamatan. Hasil perhitungan itu
akan sangat berbeda jika harga itu tidak dimasukkan dalam perhitungan kemungkinan.
Jika tidak ada hal yang istimewa maka data-data ini tidak boleh disingkirkan. Jika
disingkirkan maka penentuannya tidak boleh diambil secara subyektif.
Pemeriksaan penyingkiran/penghapusan data hanya berlaku untuk harga-harga
maximum atau minimum. Jika terdapat lebih dari 2haryayangkira-kira abnormal, maka
harus dipertimbangkan bahwa peristiwa itu telah terjadi oleh karena sesuatu sebab.
Umpamanya harga abnormal itu (harga yang akan diperiksa) x. dan laju abnormalitasnya (rate of abnormality) itu adalah , maka harga penyingkirannya yang terbatas 60
yang sesuai dengan laju risikonya Bo dinyatakan oleh persamaan berikut:
6o:1-(l-fJ'/"
.(3.42)
N:
di mana
banyaknya data.
Jika laju abnormalitas e dari harga yang diperiksa itu tidak lebih kecil dari eo, maka
x. tidak dapat disingkirkan. Harga batas untuk penyingkiran eo dengan harga Bo yang
5\ dan l/, dapat dilihat dalam Tabel 3-14.
Tabel
3-14
s%
18
20
22
24
26
28
30
32
0,295% 0,056%
256
o49
233
046
042
214
183
039
036
171
160
034
o32
197
34
36
38
40
42
44
46
48
o,lsly"
142
135
128
122
tt7
111
to7
o,o30%
028
50
55
027
025
024
023
65
75
022
80
70
0,103'% 0,020%
093
085
o79
073
068
0@
018
0r7
016
014
0r3
0r3
021
Dalam perhitungan sebenarnya, harga e untuk rc. itu diperkirakan dengan (nf
- 1)
data, yakni sisa banyaknya data tanpa data yang akan diperiksa dan kemudian dibandingkan dengan eo dalam Tabel 3-14. Jika harga x. tidak dapat disingkirkan, maka
perkiraan harus dilakukan dengan N data, termasuk x.. Biasanya harga Bo diambil 5/,.
Rumus Iwai (3.38) untuk memperkirakan harga abnormal adalah:
log (x.
di mana:
+ ,)
log (xo
g.-Jfrr-y,o
D)
* f..&
(3.43)
Bab
54
X,
: *i
troe @,
3.
Curah Hujan
+ b)j,
x': +E @' + b)
"'
Harga
l,
UT
N-1
2s%
20
22
24
26
28
30
32
34
36
38
Q
42
M
46
48
50
52
54
56
58
CI
65
70
75
80
5%
12,5%
1,243 1,809
234 794
227 781
221 770
216 761
1,212 1,753
208 746
204 7N
201 735
199 730
1,196 1,725
194 722
192 718
190 715
189 7t2
1,187 1,709
185 707
184 704
183 702
182 700
1,181 1,698
178 694
t77 691
175 688
173 685
0,7205
7162
7128
7099
7073
0,70s2
7033
7015
7000
6987
0,697s
6963
6953
694s
6936
0,6929
6922
6916
6909
6944
0,6898
6887
6876
6868
6860
2,5y"
2,188
2,541
166 slz
148 489
133 469
120 452
2,109 2,437
100 424
091 413
084 N3
o77 395
2,071 2,386
066 379
061 373
056 367
o52 362
2,M9 2,357
045 352
o42 348
039 344
'036 3N
2,033 2,337
028 330
o23 323
019 318
o15 313
o,osy"
-[Contoh perhitungan]
perhitungan harga abnormal dengan menggunakan data dalam contoh
Contoh
log(x.
s,: JVJR -
Ji33yz4,o74sy
:01182
log
(+
11,83)
:2,0749
0,182Y,
3.3
55
Mengingat harga maximum 350 mm itu yang diperiksa, maka yang diperiksa adalah
: 350, meskipun N: 35. Perkiraan harga abnormal itu
telah dinyatakan dalam persamaan di atas,
(+ +
b)
:2,0749
0,182 7.'
Jadi laju abnormalitas yang sesuai dengan x: 350 adalah e : l,l2% (harga ini
lebih mudah didapat dari kertas kemungkinan logaritmis pada Gbr. 3-14 dari pada
menggunakan Tabel perhitungan harga abnormal dalam Tabel 3-16). Dengan Tabel
batas penyingkiran (limit for removal) yakni Tabel 3-14, dapat dilihat bahwa untuk
N : 35 dan po : 5%, harga ini adalah lebih besar dari eo : 0,146%.Mengingat laju
risiko untuk tidak menggunakan curah hujan maximum ini adalah lebih besar dari 5/o,
maka harga maximum ini tidak dapat disingkirkan. Jadi dalam perhitungan kemungkinan harus digunakan data N: 35.
Jika e lebih kecil dari ro maka harga ini dapat disingkirkan, karena laju risiko untuk
tidak menggunakan x : 350 adalah lebih kecil dari 5/,.
Tabel
(%) F
3-16
t,
O,l82y, logls(x.-11,83)
3,720 0,6770
3,099 0,5640
2,816 0,5125
2,419 0,4403
2,096 0,3815
1,743 0,3172
1,206 0,2195
0,702 0,1278
2,7519
2,6389
2,5874
2,5752
2,4564
2,3921
2,294
2,2027
x.-11,87
564,8
435,4
386,7
3n,5
xe
576,7
447,3
398,6
339,4
286,0 297,9
v46.7 258,6
197,0 208,9
159,5 171,4
57
Karena kondisi-kondisi itu berubah dari waktu ke waktu, maka harus diakui bahwa
perkiraan evaporasi dan evapotranspirasi yang menggunakan harga yang hanya diukur
pada sebagian daerah itu adalah sulit dan sangat menyimpang. Transpirasi dibatasi oleh
tanaman itu sendiri, yang disebabkan oleh kondisi kadar kelembaban tanah dan kemungkinan terjadinya keadaan layu. Jadi keadaannya akan menjadi lebih sulit.
E:0,35(e.- a)(r
i,
* #)
.. ..(4.1)
erupo.uri (mm/hari).
V:
Umpamanya jika suhu bola kering 30"C, suhu bola basah 26"C dan kecepatan angin
m/det maka perhitungan adalah sebagai berikut:
Tekanan uapjenuh dapat dilihat dalam Tabel 4-1. Dengan suhu udara 30'C didapat
e.: 31,86 (mm/Hg).
Kelembaban relatif -- 68% (lihat Tabel kelembaban Tabel 2-5), jadi tekanan uap
1
Bab
58
4.
4-1
p (mmHg)
0"c
-60
-40
-20
-10
0,0008
0,096
0 783
4s80
1,9&
-1
(air*es*uap).
4,22O
9,21
17,55
10
20
30
31,86
55,40
92,6
N
50
60
149,6
355,4
80
100
110
760,0 (1 atm)
1.o74
1.740
11.650
29.770
64.300
125
200
250
300
350
t23.7tO
sebenarnya adalah
ea:
31,86 mm
Kecepatan angin
1.600 m/mile
x 68%:
Hg
21,65 mm Hg.
60 menit
60 det:
54 mile/hari.
0,35(31,86
21,6s)(,
* it) :
5 mm/hari.
Akan tetapi banyaknya evaporasi dari permukaan air yang luas tidak dapat diperkirakan oleh panci evaporasi dengan ukuran kecil ini. Banyaknl'a evaporasi dari
panci adalah lebih besar dari evaporasi dari permukaan air yang luas. Mengingat
pelaksanaanya mudah maka cara ini banyak digunakan dalam bidang pertanian di
Jepang. Pada stasiun meteorologi cara ini telah diperbaiki dengan men-egunakan panci
yang mempunyai diameter 120 cm. Evaporasi dari permukaan air panci yang luas ini
dlukur dengan pengukur muka air (meteran taraf muka air).
4.4
Evapotranspirasi
59
Panci evaporasi yang kecil itu dipasang setinggi 20 cm di atas permukaan tanah. Di
sekelilingnya ditanam dengan rumput. Polusi air dan kotoran harus dihindarkan.
Demikian juga penyinaran langsung harus diredusir. Panci itu dilindungi dengan jala
kawat supaya tidak diminum dan diganggu burung-burung.
Untuk pemeliharaan panci yang besar, harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
O Debu dan minyak yang mengambang di permukaan air harus dibuang dengan
saringan.
@
@
Jika silinder gelas itu telah kotor atau telah tertutup dengan kotoran, maka
itu harus dibersihkan.
Panci itu harus kadang-kadang dibersihkan (diganti airnya) untuk menghindar-
gelas
4.4 Evapotranspirasi
Air dalam tanah juga dapat naik ke udara melalui tumbuh-tumbuhan. Peristiwa ini
disebut evapotranspirasi. Banyaknya berbeda-beda, tergantung dari kadar kelembaban
tanah dan jenis tumbuh-tumbuhan. Umumnya banyaknya transpirasi yang diperlukan
untuk menghasilkan I gram bahan kering disebut laju transpirasi dan dinyatakan dalam
gram. Di daerah yang lembab, banyaknya adalah kira-kira 200 sampai 600 gram dan
untuk daerah kering kira-kira dua kali sebanyak itu.
Bab
60
4.
Gbr.4-1
Hubungan antara diameter panci evaporasi dan E"IE, (dibuiat dari data Dr.
H. Olivier dalam tahun (1961).
Evaporasi dari
r.i
hJ'
permukaan danau
1,1
1,O
0 r 2 3 4 s 6 7 8 9 10ll
12
pirasi atau kebutuhan air (consumptive-use). Jika air yang tersedia dalam tanah cukup
banyak maka evapotranspirasi itu disebut evapotranspirasi-potensial. Mengingat
faktor-faktor yang mempengaruhi evapotranspirasi itu lebih banyak dan lebih sulit dari
pada faktor-faktor yang mempengaruhi evaporasi maka banyaknya evapotranspirasi
tidak dapat diperkirakan dengan teliti. Akan tetapi evapotranspirasi adalah faktor dasar
untuk menentukan kebutuhan air dalam rencana irigasi dan merupakan proses yang
penting dalam siklus hidrologi. Oleh sebab itu maka telah banyak jenis cara penentuannya yang telah diadakan antara lain cara dengan mempergunakan rumus-rumus
perhitungan, cara pengukuran dengan menggunakan lysimeter, cara perkiraan dengan
banyaknya evaporasi dari panci evaporasi dan lain-lain.
Tabel
4-2
Jenis tanaman
Daerah
laut
pantai
Zone
kering
0,50
0,60
0,60
0,65
0,70
0,65
o,70
0,75
Serat
0r@
0,65
o,70
0,70
o,70
o,75
0,75
0,80
0,80
"CloYer"
0,80
Padi
1,0
Jeruk
"Legume"
Kapas
"Walnut"
Tomat
Biji-bijian.
Rumput
Alfalfa
0,;
0,85
4.5
6l
(l)
U: k.f
..$.2)
/'J00".(t+p)
l: suhu udara rata-rata bulanan ("F)
Umpama sebagai contoh diambil:
p: 100\,
t: 60oF,
k.:, 1,0
1,0
x 60 x +o% :
Keuntungan rumus
6inch/bulan.
diketahui apakah cara ini dapat digunakan untuk semua tempat. Tetapi cara ini dapat
digunakan untuk perkiraan evapotranspirasi jangka waktu yang panjang.
(2) Cara Blaney-Criddle yang dirubah
u_K.P.(4s,!!+813)
loo
......(4.3)
K:K,xK"
(,:0,0311 t +
0,240
di mana;
,:
K":
P:
(3)
Cara Thornthwaite
Evapotranspirasi potensial pada 4 daerah di A.S. telah diukur dengan lysimeter oleh
Dr. Thornthwaite. Banyaknya evapotranspirasi yang didapat adalah berdasarkan suhu
udara rata-rata bulanan, standar bulan 30 hari dan jam penyinaran 12 jam. Dalam
Gbr. 4-4 dapat dilihat bahwa jika suhu rata-rata bulanan itu rendah, maka harga-harga
evapotranspirasi potensial itu terpencar. Akan tetapi jika suhu itu dinaikkan maka hargaharga itu mengkonvergensi menuju 13,50 cm pada suhu 26,5.C.
Hubungan antara evapotranspirasi dan suhu adalah sebagai berikut:
e
: c.ta
..(4.4)
Bab
62
4-3
Tabel
4.
Koeffisien tanaman untuk padi sawah yang digunakan dalam berbagai-bagai Report (K").
Koeffi sien-koeffi sien tanaman
Cara
bulanan
Lokasi
Catatan
123456
Blancy & Criddle Ciujung
yang
x
dirubah. Cisedane
0,90 l,l0 1,35 1,20 0,90 0,tl() x. Perioda terakhir
Rentang
bulan.
Glapan Sedadi
hanya
ll2
Pekalen Sampean
Jatiluhur
1,25
x.
l0
hari.
t,ll
Perioda pertumbuhan
musim basah 160 hari.
0,82
Sala
0,55 0,94
Umpu
Pelitang
1,34
1,30
1,25
0,80
Perioda pertumbuhan
musim kering lzl0 hari.
Cisedane
Brantas
Tule
Ture/Penman Sempor
Hargreaves Gumbasa
Dumoga
(*)Albedo : 0,25 Cimanuk B
0,55
1,0
I,l5 I,l0
0,50
Q,zlQ
hijaupendek).
(Tanaman
Serayu
Jratunseluna
Hanya pembibitan x
perioda terakhir 20 hari
Musim basah. Digunakan
cara yang dianjurkan'
x.
1,00 1,10 1,30 1,30 0,90
*
1,00 l,l5 1,30 1,10
*
l,0O I,l5 1,30 l,l0
*
1,00 I,l0 1,30 1,30 l,l
I,1.
I,l
diperbaiki.
Musim kering, varitas yang
diperbaiki.
Musim basah dan kering
varitas lokal.
Hanya pengolahan x
Perioda terakhir 1/2 bulan.
Selama musim pertum-
buhan.
Jragung
,:
,:E(;)
l2
/ a \ 1.51,,
+0,49239
..(4.5)
.(4.6)
4.5
Tabel
4-4
63
Rumus
BlaneyCriddle
yang dirubah.
(Upper)
Penman
174
176
185
2M
Cimanuk
t7t
133 t7t
t7t 152
secara mantap 4 mm/hari
Tajum
98 108 108 98 122 103
159 126 97 95
Hargreaves Gumbasa 146 129 133 l2l lI9 ll4 lzs 133 l3l 145 135 l4l
Yulo
K. Brantas 130 130 135 t4s ro tN 150 160 175 l8o 160 t3o
Jratunseluna
Serayu
IRRI
Jratunseluna
155
144
167
165 195
2.3st
I.418
1.930
r.4@
1.418
1.572
1.775
174 174 180 177 t6l 156 183 186 l7g 198 180 t@ 2-tto
Jul
+ 2oo
Proj6t
Cuj: Ciujung
Crb: Cirebon
-------Penman
Tim: Tajm
Gms: Gombareori
Pkl: Pekalen
---------
Method
M. Blaney-Criddle
Harguy6
Method
Fomula
Sad: Sadang
Gub; Gumbas
K.B.: K. Bmntas
Gbr.
-Tulc,s
4-2
Bab
4.
JAKARTA (mm)
July
4"J9l99dl:
Jan
JFMAMJ
ll0 ttz t26
Penman
Blaney-
Criddle
USBR
A-Pan
O Total
Sumber
130
186
l9l
177
t41
65 6t 7t 75 84
84
132 132
Iakarta
L. M. G.
JASON
124 126 l16 120 137 151 154
90 99 114 il5
87
8l
2.195
1.850
I-embaga
1.026 Meteorology
l0 cm Pan
Gbr. 4-3
jumlah
,I adalah
e: Le(roJ-)
(4.7)
Mengingat banyaknya hari dalam sebulan adalah antara 28 dan 31 dan jam
penyinaran matahari berbeda menurut musim dan jaraknya dari Khattulistiwa, maka e
harus disesuaikan. Harga (tlS)r'stt didapat dari Tabel 4-5 sesuai dengan suhu rata-rata
bulanan dan e adalah jumlah harga-harga e selama 12 bulan. Dalam Gbr. 4-5, harga I
dicantumkan pada skala 1 dan dihubungkan dengan titik konvergen (13,5 cm pada
26,5"C). Garis ini menunjukkan hubungan antara PE (cm) yang belum disesuaikan
4.5
65
o
tr
cd
(n
ffi
(B
CB
rB
-o
<6
(r)
2o,O
Gbr.4-4
Hubungan antara suhu udara bulanan rata-rata ('C) dan besarnya evapotranspirasi (cm). (C.W. Thornthwaite, 1948).
T"C
PE
26,5
I 3,50
I 3,95
27,O
29,O
15,54
I s,89
10<
3t,0
3l,5
(d
E
d
d
6
t4,37
29,s
30,0
L
(B
27,5
28,0
28,5
Harga
,a
tttl
32,0
32,s
33,0
33,5
34,0
34,5
35,0
yang dihitung
,o
d
35,5
36,0
36,5
37,O
37;5
38,0
(n
Gbr
15,0 20,0
14,78
15,17
16,21
16,52
16,80
17,O7
17,31
t7,53
17,72
t7,90
l 8,05
18,18
18,29
I 8,37
l 8,43 .
18,47
1 8,49
I 8,50
18,50
4-5
r
Bab
66
4.
Tabel
45
I
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
t2
t3
t4
t5
t6
t7
t8
t9
20
2t
))
23
24
25
26
27
28
29
30
3l
32
JJ
34
35
36
37
38
39
,09 ,10
,25 ,27
,46 ,48
,77 ,74
1,00 1,03
7,32 7,35
1,66 1,7O
2,04 2,08
2,M 2,48
2,86 2,90
3,30 3,34
3,76 3,81
4,25 4,30
4,75 .4,81
5,28 5,33
5,82 5,87
6,38 6,44
6,95 7,ol
7,55 7,61
8,16 8,22
8,78 8,85
9,42 9,49
10,08 10,15
10,75 10,82
11,44 11,50
12,13 12,21
12,85 12,92
13,58 13,65
74,32 14,39
15,07 15,15
75,84 15,92
16,62 16,70
17,41 17,49
19,22 18,30
19,03 19,11
19,86 19,95
20,70 20,79
21,56 21,64
22,42 22,51
:1t15'1t'srn
,5
,1
,01
,12
,29
,51
,77
1,06
1,39
1,74
2,12
2,52
2,94
3,39
3,86
4,35
4,86
5,38
5,93
6,49
7,07
7 ,67
8,28
8,91
9,55
,01
,13
,31
,53
,80
1,09
1,42
1,77
2,15
2,56
2,99
3,44
3,91
4,4Q
4,91
5,44
5,98
6,55
7,13
7,73
8,34
8,97
9,62
10,21 10,28
10,89 10,95
11,57 1.1,64
12,28 12,35
72,99 73,07
13,72 13,80
14,47 14,54
15,22 15,30
15,99 76,07
16,78 16,85
17,57 17,65
18,38 18,46
19,20 19,28
20,03 20,11
20,87 20,96
21,73 12,81
22,59 22,68
,7
11,85
12,56
13,28
14,02
14,77
12,42 t2,49
13,14 13,21
13,87 13,94
14,62 74,69
15,38 15,45 '15,53
16,15 16,23 16,30
16,93 17,01 t7,o9
17,73 17,81 L7,89
18,54 18,62 18,70
19,36 19,45 19,53
20,20 20,28 20,36
21,04 21,13 2l,zl
21,90 2t,99 22,07
22,77 22,86 22,95
,05
,20
,39
,63
,91
1,22
I,56
1,92
2,3r
2,73
3,16
3,62
4,10
4,60
,06
,21
,42
,66
,94
1,25
1,59
1,96
2,3s
2,77
3,21
3,67
4,15
4,65
s,rz 5,17
,o7
,23
,4
,69
,97
1,29
1,63
2,0O
2,39
2,81
3,25
3,72
4,20
4,70
5,22
5,76
6,32
6,90
7,49
8,10
8,72
9,36
5,65 5,71
6,21 6,26
6,78 6,84
7,37 7,43
7,97 8,03
8,59 8,66
9,23 9,29
9,88 9,95 10,01
10,55 10,62 10,68
lt ,23 I ,30 11,37
11,92 11,99 12,06
12,63 12,70 12,78
1
13,36 13,43
13,50
18,79 18,87
18,95
23,30
Jika suhu bulanan rata-rata lebih tinggi dari 26,5'C, maka harus menggunakan
Tabel yang tercantum di sebelah kanan dari Gbr. 4-5.'Harga-harga yang telah dirubah
sesuai denganjarak lintang (lintang utara dan selatan) dan bulan yang bersangkutan yang
sesuai dengan banyaknya evaporusi bulanan dapat dilihat dalam Tabel 4-6.
L.
4.5
Tabel
4-6
67
B.U./
Bulan
0
5
10
15
20
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
4l
42
43
M
45
46
47
48
49
50
B.S.
1,04
l,o2
1,00
,97
,95
,93
,92
,92
,91
,91
,90
,90
,89
,88
,98
,87
,87
,86
,85
,85
,84
,83
,82
,81
,81
,80
,79
,77
,76
,75
,74
,94
,93
,91
,gl
,90
,89
,88
,gg
,88
,97
,97
,97
,86
,96
,95
,95
,95
,84
,94
,94
,83
,93
,93
,82
,92
,91
,gl
,90
,90
,79
,78
1,04 1,01 1,04 1,01 1,04 1,04 1,01 1,04 1,01 l,G
1,03 l,O2 1,06 1,03 1,06 1,05 1,01 1,03 ,gg 1,02
1,03 1,03 1,08 1,06 1,08 l,o7 1,02 1,02 ,99 ,99
1,03 1,04 1,11 l,0g 1,12 1,09 1,02 1,01 ,95 ,97
1,03 1,05 1,13 1,11 l,l4 1,11 1,02 1,00 ,93 ,94
1,03 1,06 1,15 1,14 1,17 l,l2 l,O2 ,99 ,91 ,91
1,03 I,06 1,15 1,15 l,l7 l,lz 1,02 ,99 ,91 ,91
1,03 1,07 l,16 1,15 1,18 1,13 1,O2 ,99 ,90 ,90
1,03 l,O7 t,l6 1,16 1,18 1,13 l,O2 ,98 ,90 ,90
1,03 l,o7 l,l7 1,16 1,19 1,13 1,03 ,99 ,90 ,89
1,03 1,08 1,18 l,l7 1,20 1,14 1,03 ,98 ,89 ,88
1,03 1,09 1,18 1,18 1,20 I,l4 1,03 ,99 ,89 ,88
1,03 1,08 1,19 1,19 1,21 1,15 1,03 ,98 ,88 ,87
1,03 1,09 l,l9 l,za 7,22 1,15 1,03 ,97 ,88 ,86
1,03 1,09 1,20 1,20 1,22 1,16 1,03 ,97 ,87 ,86
1,03 1,09 7,21. l,2l 1,23 1,16 1,03 ,97 ,86 ,85
1,03 1,10 1,,21 1,22 1,24 l,16 1,03 ,97 ,86 ,84
1,03 1,10 1,22 1,23 7,25 l,l7 1,03 ,97 ,85 ,83
1,03 1,10 1,23 1.,24 1,25 I,l7 l,O4 ,96 ,84 ,83
1,03 1,11 1,23 l,A 1,26 1,18 1,04 ,96 ,84 ,82
1,03 1,11 7,24 1,25 1,27 1,18 l,O4 ,96 ,83 ,81
1,03 1,11 1,,25 1,26 1,27 1,19 1,O4 ,96 ,82 ,80
1,03 I,l2 1,26 1,27 1,28 l,l9 1,04 ,95 ,82 ,79
l,O2 l,l2 1,26 1,28 1,29 1,20 1,04 ,95 ,81 ,77
I,O2 1,13 1,27 1,29 1,30 l,2O 1,04 ,95 ,80 ,76
l,o2 L,l3 1,28 1,29 1,31 1,21 1,04 ,94 ,79 ,75
1,02 1,13 7,29 1,31 1,32 1,22 1,04 ,94 ,79 ,74
1,02 l,l4 1,30 1,32 7,33 1,22 1,04 ,93 ,78 ,73
1,02 1,14 1,31 1,33 1,34 1,23 1,05 ,93 ,77 ,72
1,02 1,14 1,32 1,34 1,35 1,24 1,05 ,93 ,76 ,71
1,02 1,15 1,33 1,36 1,37 1,25 1,06 ,92 ,76 ,70
1,02
1,01
,98
,96
,94
,92
,89
,86
,85
,83
,82
,80
,77
,99
,96
,94
,91
,88
,85
,82
,78
,76
,74
,72
,70
,67
I
68
Bab
4.
dengan lysimeter
diukur.
Selisih antala air yang dituangkan dan air yang keluar adalah evapotranspirasi
potensial pada jangka waktu pengukuran. Dapat dimengerti bahwa jika air yang
terdapat di dalam tanah tidak cukup, maka banyaknya evapotranspirasi adalah lebih
kecil dari Evapotranspirasi potensial.
Gbr.4-6
4.6
[.
4.
7.
9.
11,
13.
Ventilator.
2. Beton penguat.
Panjang balok. 5. Tangki air beton.
Bagian leher pengapung.
Pipa pemasukan.
Pipa pembuangan dari tangki air.
Skala penunjuk.
Gbr.
Gbr.
4-9
4-8
Contoh lysimeter.
Gbr.
4-10
Contoh lysimeter.
69
Bab
70
4.
di
Jepang,
sering digunakan data evaporasi dari panci evaporasi dengan diameter 20 cm.
Evapotranspirasi persawahan padi di Jepang diperkirakan dari angka-angka seperti
yang terlihat pada Tabel 4-7 - Dalam bidang pertanian yang lain digunakan angka-angka
seperti yang terlihat pada Tabel 4-8.
Di
CU (Consumptive Use)
E panci (J) x
k"
. .(4.8)
Di mana:
E panci ("I): banyaknya evaporasi dari panci evaporasi dengan diameter
k": 1,60 (maksimum untuk persawahan padi).
Tabel
4-7
20 cm.
Mei
Juni
Dekade III
Dekade III
bulan Juli bulan Agustus Dekade II
Dekade I
bulandan II
sampai dekade sampai dekade
II bulan I bulanSeptember.
bulan Juli
Perbandingan
Augustus.
September.
1,2-1,5
1,5-1,3
Besarnya evapotran-
spirasi.
0,9-1,0
Besamya evaporasi
dari panci
l,o-1,2
1,2-1,3
1,3-1 ,l
evaporasi.
Tabel
&8
Bulan
67
l0
l1
t2
Perbandingan
Besarnya
evapotranspirasi
Besarnya
evaporasi dari
panci evaporasi.
0,4- 0,+0,5
0,5
0,5- 0,6 0,6- o,7 0,8 0,8- 0,8- 0,8 0,6- 0,50,7
0,6
o,7
0,9 0,9
0,6
'n
BAB
5.
INFILTRASI
Bilamana curah hujan itu mencapai permukaan tanah maka seluruh atau sebagiannya akan diabsorbsi ke dalam tanah. Bagian yang tidak diabsorbsi akan menjadi
limpasan permukaan (surface runoff). Kapasitas infiltrasi curah hujan dari permukaan
tanah ke dalam tanah sangat berbeda-beda yang tergantung pada kondisi tanah di
tempat bersangkutan.
Permeabilitas tanah ditentukan oleh tekstur dan struktur butir-butir tanah. Tetapi
perbedaan tekstur dan struktur menentukan juga kapasitas menahan kelembaban tanah.
Oleh karenanya, maka hubungan antara kelembaban tanah dan infiltrasi akan dikemukakan lebih dahulu.
(l) Kapasitas menahan kelembaban tanah (Soi/ moislure holding capacity)
$1r di dalam t4ggh ditahan oleh gaya absorbsi permukaan butir-butir tanah dan
tegangan antara molekul air.
Di sekeliling butir-butir tanah terdapat membran (lapisan tipis) air higroskopis yang
diabsorbsi secara intensif. Makin jauh air itu dari permukaan butir tanah, makin lemah
gaya absorbsi itu. Pada suatu jarak tertentu air itu hanya ditahan oleh tegangan antara
butir-butir tanah. Air itu disebut air kapiler. Jika air bertambah, maka air itu akan lebih
dipengaruhi oleh gaya gravitasi dan akan bergerak dalam rongga-rongga antara butirbutir tanah. Air ini disebut air gravitasi.
Gaya yang menahan pergerakan air disebut kapasitas menahan aft (waterholding
capacity) dan dinyatakan oleh gaya yang diperlukan untuk memisahkan air dari tanah.
Umumnya gaya ini dinyatakan dengan harga pF yakni logaritma dari tekanan air i (cm)
atau log,o }. Umpamanya kelembaban yang ekivalen yang menunjukkan kapasitas
menahan air dari tanah adalah persentasi volume air yang masih tertahan setelah tanah
yangjenuh air itu dibebani gaya sentrifugal sebesar 1.000 kali gaya gravitasi selama 40
menit. Gaya penahan pemisahan itu adalah kira-kira setengah dari tekanan udara:
500 cm. Jadi log,o 500 : 2,7 pF.
Kapasitas menahan air dalam setiap keadaan dari kelembaban tanah adalah-kirakira 4,50 sampai 7 untuk air higroskopis,2,70 sampai 4,20 untuk air kapiler dan kurang
dari 2 untuk air gravitasi. Kesemuanya dinyatakan dalam harga pF.
(2) Cara menentukan kelembaban tanah
Banyaknya air yang terdapat di dalam tanah dapat ditentukan dengan 2 buah cara
sebagai berikut:
Tanah dikeringkan pada kira-kira 110'C untuk waktu yang lama sehingga beratnya
menjadi tetap. Kemudian voluma air yang terdapat dalam tanah itu dinyatakan sebagai
perbandingan antara berat yang berkurang terhadap berat tanah yang dikeringkan. Jalan
yang lain dengan menyatakannya dalam volume yakni dengan menghitung volume air
yang terdapat dalam tanah.
I
5.
Bab
7Z
Beral
Infiltrasi
Volume
ll':
Wo:
Wo:
air.
0 Berat udara
Gbr.5-1
Hal yang terakhir ini umumnya digunakan dalam perhitungan neraca air.
Antara kedua cara ini terdapat hubungan sebagai berikut:
Berat air W*
Kadar air
W"
(d
w: tWI
Lajuvoluma
air
. '(5.1)
m: (+)
"
rco
(%)
....(5.2)
rco (%)
x
WY#)
V,
ri W,
y*)
xroo(r1
W X
Berat jenis semu G4- :
n
Yo---\Y x y,)
dimana ?,p: satuan berat air (I, :
(3)
'"(5'4)
1,0 gram/cm2).
5.1
Permeabilitas tanah
Kapasitas menahan air yang minimum yang menentukan infiltrasi disebut kapasitas
menahan air normal. Harga pF pada kondisi kapasitas menahan air yang minimum
adalah kira-kira 1,50 sampai 1,70.
tanah
(l)
.:
Po:
m (%)
rs.sl
:(r-
*) x 100 (\)
.(5.6)
di mana:
(l)
Air yang dapat bergerak dalam tanah adalah air kapiler dan air gravitasi.
Melihat cara pergerakannya, air kapiler itu dapat dibagi dalam air kapiler yang
sesungguhnya berhubungan langsung dengan air tanah yang naik ke ruang-ruang antara
Bab
74
5.
Infiltrasi
Tanah gunung api.
Tanah lempungan
Udara
<d
bo
Air
o.
E
Permukaan air
td
,.1
1,0
Dalam
(m)
1,5
Tanah coklat
2,O
Gbr.5-2 Laju
air yang naik, maka dalam penyelidikan pergerakan air kapiler, gaya itu diperhitungkan
sebagai tegangan kapiler atau potensial kapiler'
Tinggi kenaikan air yang disebabkan oleh tegangan kapiler adalah berbanding balik
terhadap diameter pipa kapiler. Jadi makin banyak tanah itu mengandung butir-butir
yang halus, makin tinggi kenaikan air dan makin besar butir-butir tanah makin kecil
kenaikan airnya. Sebaliknya makin kecil butir-butir tanah, makin kecil kecepatan airnya,
makin besar butir-butirnya makin besar kecepatan airnya'
Gbr. 5-3 memperlihatkan sebuah sketsa air kapiler.
Air adhesif tertahan di sebelah luar air higroskopis dengan tegangan kapilernya
sendiri dan tidak berhubungan dengan air tanah.
pergerakan air adhesif itu terutama hanya terjadi pada permukaan butir-butir tanah
untuk mengisi bagian-bagian kosong antara butir-butir (disebut ruang-ruang sudut).
Hubungan arltara air adhesif dan air higroskopis dapat dilihat pada Gbr. 5-4.
Air gravitasi bergerak dalam ruang tanah oleh karena gravitasi. Jika ruang-ruang itu
telah jenuh dengan air, maka air akan bergerak menurut hukum Darcy seperti pada air
tanah. Jika antara air yang sedang infiltrasi dengan air tanah terdapat bagian yangjenuh
udara seperti terdapat dalam Gambar 5-3, maka air akan bergerak sesuai besarnya
selisih gaya gravitasi dan tegangan kapiler.
Infiltrasi yang terpengaruh oleh tegangan kapiler disebut infiltrasi terbuka dan
5.1
Permeabilitas tanah
75
Air kapiler
Gbr.
5-3
)o*,u,un
Butir tanah
Air higroskopis
:T:il?T,:ffi:i,il"''
Gbr.5-4
Sketsa
air
keseruruhannYa
adhesif dan
air
higroskopis.
infiltrasi yang hanya dipengaruhi oleh gravitasi umumnya disebut infiltrasi tertutup.
Peresapan air dari persawahan yang air tanahnya terletak jauh di bawah termasuk
infiltrasi terbuka. Pengaliran air melalui ruang-ruang yang besar seperti retakan-retakan
lapisan tanah sampai ke air tanah termasuk infiltrasi tertutup.
@ Hukum pergerakan air tanah
Seperti telah dikemukakan di atas, gerak kelembaban tanah yang tidak jenuh
disebabkan oleh selisih gaya gravitasi dan potensial kapiler. Rumus pergerakannya
mempunyai bentuk yang sama seperti pada pergerakan air tanah:
Q:
kIA (cm3/iam)
(5.7)
di mana:
seluas
A cm2.
Jika potensial kapiler dalam rumus (5.7) dinyatakan dalam tekanan air Lh cm,
maka gradien potensial kapiler yang sesuai dengan jarak I cm akan menjadi (Lhll).
Demikian pula jika selisih elevasi antara kedua ujung dari jarak / cm itu sama
dengan L,z,maka gradien gravitasi adalah (L^zll). Jadi
,:,
(Lh
Lz)
Bab
76
5-
Infiltrasi
d
d
p(E(n
'o
Tanah
go
E
o
E
o
o.
a6
}1
oo
cd
bI)
Gbr.5-5
Pada aliran yang menurun, kedua gaya itu akan bekerja dengan arah yang sama,
sedangkan pada aliran yang naik harga I itu adalah sama dengan potensial kapiler
dikurangi gravitasi.
kelembaban tanah dalam Iapisan teratas itu berkurang karena evaporasi. Gradien
potensial kapiler akan menjadi lebih besar dari gradien potensial gravitasi. Kelembaban
tanah akan ditarik ke atas dan kemudian tahap demi tahap air itu akan ditarik dari
permukaan air tanah jika permukaan air tanah itu tidak terlalu dalam. Jadi jika letak air
tanah itu dangkal dan evapotranspirasi besar maka air tanah akan berkurang oleh
evapotranspirasi.
5.2
77
5.2.2 Faktor-faktor
Proses masuknya air hujan ke dalam lapisan permukaan tanah dan turun ke permukaan air tanah disebut infiltrasi. Air yang menginfiltrasi itu pertama-tama diabsorbsi
untuk meningkatkan kelembaban tanah, selebihnya akan turun ke permukaan air tanah
dan mengalir ke samping.
Dalam beberapa hal tertentu, infiltrasi itu berubah-ubah sesuai dengan intensitas
curah hujan. Akan tetapi setelah mencapai limitnya, banyaknya infiltrasi akan berlangsung terus sesuai dengan kecepatan absorbsi maximum setiap tanah bersangkutan.
Kecepatan inflltrasi yang berubah-ubah sesuai dengan variasi intensitas curah hujan
umumnya disebut laju infiltrasi. Laju infiltrasi maximum yang terjadi pada suatu
kondisi tertentu disebut kapasitas infiltrasi (/). Kapasitas infiltrasi itu adalah berbedabeda menurut kondisi tanah. Pada tanah yang sama kapasitas infiltrasi itu berbeda-beda,
tergantung dari kondisi permukaan tanah, struktur tanah, tumbuh-tumbuhan, suhu dan
lain-lain. Di samping intensitas curah hujan, infiltrasi berubah-ubah karena dipengaruhi
oleh kelembaban tanah dan udara yang terdapat dalam tanah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi infiltrasi akan diterangkan di bawah ini.
(l) Dalamnya genangan di atas permukaan tanah dan tebal lapisan yang jenuh
Air genangan di lekukan permukaan tanah masuk ke dalam tanah, terutama disebabkan oleh gravitasi yang bekerja pada air itu. Mengingat ruang-ruang lapisan tanah di
dekat permukaan telah jenuh, maka air itu jatuh melalui pipa-pipa halus yang panjangnya sama dengan tebal lapisan yang jenuh (/). Tekanan air yang bekerja di ujung
atas setiap pipa halus itu adalah sama dengan dalamnya genangan air (D). Jadi jumlah
tekanan yang mengakibatkan aliran adalah (D + l). Tetapi mengingat air yang mengalir
melalui pipa-pipa halus itu menemui tahanan (gaya geser) yang sebanding dengan l,maka
infiltrasi hampir tidak berubah. Variasi /mempengaruhi gaya luar air yang jatuh dan jika
besar dibandingkan dengan D maka tahanan terhadap air yang jatuh adalah besar.
Tetapi jika D dan / sama, maka pada permulaan curah hujan, air mudah masuk ke
Bab
78
5.
Infiltrasi
(2)
Kelembaban tanah
akan menjadi kecil. Pada waktu yang bersamaan kapasitas infiltrasi pada permulaan
curah hujan akan berkurang tiba-tiba, yang disebabkan oleh pengembangan bagian
koloidal dalam tanah. Jadi kelembaban tanah itu adalah sebagian dari sebab pengurangan tiba-tiba darif.
(3)
(4)
struktur butir-butir tanah dan ruang-ruang yang berbentuk pipa yang halus telah
dirusakkannya. Contoh-contohnya adalah kebun rumput tempat memelihara banyak
hewan, lapangan permainan dan jalan tanah.
(6) Struktur tanah
Lubang dalam tanah yang digali oleh binatang-binatang yang kecil dan serangga,
akar-akar tanaman yang mati, mengakibatkan permeabilitas yang tinggi. Akan tetapi
mengingat jenis tanah ini sangat pekak terhadap gaya pemampatan curah hujan maka
seringkali harga/itu tiba-tiba berkurang selama curah hujan.
(7)
Tumbuh-tumbuhan
halus. Tetapi jika tanah itu ditutupi dengan lapisan daun-daunan yang jatuh, maka
lapisan itu mengembang dan menjadi sangat permeabel. Kapasitas infiltrasinya adalah
beberapa kali iebih besar dari pada effekjems tanah.
(8) Udara yang terdapat dalam tanah
Pada tanah yang sangat datar, infiltrasi yang teriadi .l"ngan kecepatan yang sama
akan diperlambat oleh udara yang tertekan, Karena afi yang masuk membentuk sebuah
5.2 Faktor-faktor
yang mempengaruhi
infiltrasi
79
dicapai oleh bidang infiltrasi dari permukaan tanah, dapat ditentukan oleh rumus
sebagai berikut:
* y*d
PoD : p(D
- d) ...
.. ..(I)
Po
....(ID
d:D-Po:D-l.O34cm
l"
(5.8)
di mana:
p:
I*:
d:
D:
Menurut rumus ini, dalam kondisi yang sama, jika dalam permukaan air tanah
tidak lebih dari 10,34 cm, maka infiltrasi tidak terjadi. Akan tetapi sebenarnya permukaan tanah kadang sekali sejajar dengan permukaan air tanah. Permukaan air tanah
itu tidak teratur dan berbentuk gelombang. Akibatnya ialah air yang masuk mempunyai
permukaan yang berbentuk gelombang. Udara dalam tanah yang tertekan akan terlepas
melalui puncak gelombang itu. Namun demikian udara dalam tanah menghambat
infiltrasi dan merupakan sebuah faktor yang mengurangi kapasitas infiltrasi selama
perioda curah hujan.
(9)
LainJain
Besarnya kapasitas infiltrasi ditentukan oleh faktor-faktor tersebut
di atas secara
faktor di antaranya mengakibatkan perbedaan kapasitas
infiltrasi dari tempat-ke tempat dan faktor-faktor yang lain mengakibatkan variasi
infiltrasi menurut waktu. Faktor tumbuh-tumbuhan mempengaruhi variasi infiltrasi
bersama-sama. Beberapa
5.2.3 Variasi
80
Bab
5. Infiltrasi
struktur permeabilitas dari struktur mikroskopis tanah berubah-ubah oleh lubanglubang binatang dan serangga, tumbuh-tumbuhan dan lain-lain. Hal-hal ini dapat juga
dianggap sebagai faktor-faktor yang merubah kapasitas infiltrasi dari musim ke musim.
Hasil-hasil yang telah diobservasi dari variasi musimam kapasitas infiltrasi dalam
beberapa buah sungai di Negara bagian Michigan (AS) dapat dilihat dalam buku yang
diterbitkan oleh Dr. C. O. Wisler (lihat Gbr. 5-6).
Kurva dalam gambar itu adalah kurva kapasitas infiltrasi yang didapat dari analisa
permukaan sungai sebanyak lebih dari 49 kali selama lebih dari 20 tahun. Garis penuh
itu menunjukkan harga bulanan rata-rata dan garis titik menunjukkan harga bulanan
terendah.
- -x- -
(d
Gbr. 5-6
d
6'
Michigan).
permukaan
Untuk mempelajari limpasan curah hujan, maka yang perlu diperhatikan adalah
hujan permulaan (initial rain), interval pemberian tetto (net supply interval) dan curah
hujan sisa yang diklasifikasi sesuai keadaan curahnya.
Hujan permulaan (initial rain)
Hujan permulaan adalah curah hujan sebelum terjadi limpasan permukaan. Proses
curahnya adalah sebagai berikut:
Hujan permulaan biasanya dibagi dalam bagian yang tidak dapat mencapai permukaan tanah karena dihalang-halangi oleh tumbuh-tumbuhan, gedung-gedung dan
lain-lain, bagian yang diabsorbsi dalam tanah setelbh tiba di permukaan tanah dan
bagian yang mengalir ke berbagai lekukan dan mengisinya sampai penuh. Bagian pertama
yang tidak mencapai permukaan tanah disebut curah hujan intersepsi yang sedikit jika
dibandingkan dengan jumlah curah hujan itu. Bagian itu biasanya tidak diperhatikan
kecuali untuk penyelidikan hujan ringan (light-rain).
Bagian kedua yang meresap ke dalam tanah (dari bagian curah hujan yang tiba di
permukaan tanah) disebut infiltrasi. Bagian ini berubah-ubah, tergantung dari intensitas
curah hujan hingga mencapai kapasitas infiltrasi.
Bagian terakhir disebut tampungan depresi (depressioi storage) yang tergantung dari
bentuk, volume dan banyaknya lekukan di permukaan tanah. Curah hujan yang tertampung ini akhirnya menguap, diabsorbsi oleh tumbuh-tumbuhan atau infiltrasi ke
dalam tanah. Jadi hujan permulaan ini tidak menjadi limpasan permukaan sehingga
tidak termasuk dalam keseluruhan limpasan permukaan.
(2) Hujan sisa (residual rain)
Bagian akhir curah hujan yang intensitasnya kurang dari kapasitas infiltrasi disebut
hujan sisa. Bagian terbesar dari bagian ini tidak mengalir di atas permukaan tanah,
(l)
5.3
Runoff)
8l
paila
'a
F]
waktu (jam)
Seperti dikemukakan di atas, limpasan permukaan itu hanya terjadi oleh curah
hujan dengan curah yang lebih. Hubungan ini diperlihatkan dalam Gbr. 5-7. Umpama i
adalah intensitas curah hujan, q" adalah laju limpasan (rate of runoff) danf adalah kapasitas infiltrasi, maka kurva laju banyaknya sisa (residual amount rale) adalah selisih
antara intensitas curah hujan dan laju limpasan (i
q"). Jika curah hujan itu berlangsung
terus sampai limpasannya mendekati laju yang tetap (,constant rate), maka kurva
(i - q") sama dengan kurva f. Bagian antara kedua kurva itu adalah variasi ditensi
permukaan AS.
Meskipun jumlah hujan lebih (R,) adalah sama dengan rumus (5.9) biasanya R" ini
dianggap sama dengan jumlah limpasan permukaan Q, dengan mengabaikan suku kedua
pada bagian kanan rumus yang biasanya kecil dibandingkan dengan Q,.
R":
di mana:
Q,
(R,
,F.)
(5.e)
Bab
82
5.
Infiltrasi
(1)
5.4
83
permukaan tanah. Air dituangkan ke dalam kedua lingkaran itu dengan kedalaman yang
tetap. Lingkaran luar digunakan untuk mencegah peresapan keluar dari air dalam
Namun demikian alat ukur infiltrasi jenis ini masih juga mempunyai kelemahankelemahan yang sama seperti pada alat ukur infiltrasi silinder meskipun pengaruhnya
berbeda.
Alat ukur infiltrasi jenis apa saja yang digunakan @ atau @, hasilnya akan dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut di atas. Di samping itu, dalam suatu daerah pengaliran yang besar, adalah sulit untuk memperoleh data yang cukup untuk menentukan
harga rata-rata dari f. Jadi limpasan itu tidak dapat dihitung dengan langsung menggu
nakan harga yang diukur oleh alat ukur infiltrasi.
Alat ukur infiltrasi digunakan terutama untuk mengetahui effek relatif perubahan
karakteristik daerah pengaliran seperti penggunaan tanah dan lain-lain.
(2) Analisa dari hidrograf
Jika terdapat data yang teliti mengenai variasi intensitas curah hujan dan data yang
kontinu dari limpasan yang terjadi, maka kapasitas infiltrasi dapat diperoleh dengan
ketelitian yang cukup tinggi. Dengan kapasitas infiltrasi yang diperoleh ini, maka hidrograf dari limpasan yang disebabkan oleh sesuatu curah hujan yang terjadi pada kondisi
yang sama dalam daerah pengaliran itu dapat ditentukan dengan ketelitian yang baik.
Namun demikian, mengingat dalam suatu daerah pengaliran yang besar setiap saat terjadi
perubahan perlambatan (retardation) sampai curah hujan lebih yang menjadi limpasan
permukaan mencapai puncaknya pada ujung hilir daerah aliran itu, maka untuk curah
hujan yang besar variasi kapasitas infiltrasi tidak mungkin ditentukan dengan teliti.
Sebaliknya dalam suatu daerah pengaliran yang kecil bentuk hidrografnya adalah
pekak terhadap variasi intensitas curah hujan. Jadi variasi dari/terhadap lamanya hujan
yang besar dapat ditentukan dengan teliti. Dalam suatu daerah pengaliran yang besar,
hanya dapat diperoleh harga kdpasitas infiltrasi rata-rata f..
84
Bab
5.4.2
5. Infiltrasi
5-l
Jam
(menit)
Waktu
5.43-5.48
5.48-5.50
Curah
hujan
(mm)
Intensitas
curah hujan
(mm/jam)
1,3
15,7
1,8
53,6
5.50--5.55
4,8
57,7
5.55-5-57
2,O
60,5
5.57-6'00
0,5
lo,4
6.00--6.06
6
6
26
6
6
413
42,7
1,8
17,8
5,2
52,1
l15
15,0
4,8
6.A6-6.12
6.12-6.38
6.3W-4
6-4+-6-50
6-5G-7.00
10
0,8
Tabel
Waktu
5-55
.57
.58
6.01
.03
.05
.06
.07
.08
.10
.12
.13
.16
.24
.24
Debit
Permulaan debit
,015
,033
,Mz
Catatan
(m3/det)
0,000
5-2
Debit puncak
,043
(m3/det)
6.29
0,0o1
.35
.40
.43
,01
.M
,;
,031
.46
.47
.49
,o42
.51
,o29
,a24
Debit
Waktu
,035
,076
,085
,M7
,051
.54
.57
,036
7-W
,o20
,oz3
-04
,007
,003
-09
,010
,005
.14
,001
,058
Debit puncak
,051
,o29
Puncak debit
5.4
85
d
ql
o
(g
J4
tr
(,
1'
q
tr
q, -:.
'?
tr'
*ad
sS
FE
ov
.EE
9E
trts
Gbr. 5-8 Gambar variasi intensitas
curah hujan dan hidrograf
limpasan permukaan. (Curah
hujan dalam daerah aliran di
o
io
1938).
s.
!
o
yang menjadi lebat padajam 6.00 adalah singkat. Jadi sebagian dari hidrograf-hidrograf
itu berimpitan. Untuk memperkirakan turunnya kurva A dari ba$ian yang berimpit itu,
tariklah garis a.b. sejajar dengan garis c.d. pada kurva B seperti terlihat pada Gambar.
Hidrograf A, B dan C yang sesuai dengan curah hujan A, B dan C dapat dipisahpisahkan. Sesudah itu lalu dihitung aliran yang sama dengan luas bagian di dalam kurvakurva A, B dan C. Aliran dalam kurva-kurva A dan B : 53,31 m3 dan dalam kurva
C : 53,70 m3. Mengingat aliran dalam kurva A :29,52 m3, maka aliran dalam kurva
B : 53,31 m3 - 29,52 m3 : 23,79 m3.
Jika dikonversi dengan kedalaman sesuai luas daerah aliran dari I L000 m3 didapat:
,'A :2-*=:
- 11.000 -
,:
o,oo27 m
m:o,oo22m
c- -,5,3,10= :
-- 1r.000
o,oo49 m
Jadi dalamnya aliran/limpasan berturut-turut adalah 2,7 mm, 2,2 mm dan 4,9 mm'
Dari Gambar 5-8 dapat dilihat bahwa hujan yang mulaijam 5.43 sampai jam 5.48
adalah bagian hujan yang kira-kira tidak memberikan limpasan, karena terhalang oleh
tumbuh-tumbuhan, detensi permukaan dan infiltrasi. Hanya hujan sedalam 8,6 mm dari
jam 5.48 sampai 5.57 yang memberikan limpasan.
Hujan berikutnya dari jam 5.57 sampai jam 6.00 mempunyai intensitas yang rendah
10,4 mm/jam, kesemuanya menjadi infiltrasi sisa dan tidak memberikan limpasan.
Hujan berhenti selama 26 menit dari jam 6.12 sampaijam 6.38 dan mulai lagi pada
jam 6.38 dengan intensitas 52,1 mm/jam. Kebanyakan curah hujan yang terakhir ini
akan mengalir, karena dapat diperkirakan, bahwa laju infiltrasi dalam daerah aliran telah
diperkecil oleh curah hujan A dan B terdahulu. Intensitas yang tinggi hujan C sebanyak
6,7 mm sampai jam 6.50, diperkirakan terjadi selama periode curah hujan leblh (rainfall
excees). Banyaknya infiltrasi setiap curah hujan lebat tersebut di atas adalah selisih dari
Bab
5.
Infiltrasi
curah hujan dengan limpasan permukaan yang terjadi. Hasil perhitungannya dapat
dilihat dalam Tabel5-3. Kapasitas infiltrasi (/) adalah jumlah infiltrasi (F) dibagi waktu/
lamanya terjadi infiltrasi dalam keadaan kapasitas inflltrasi di seluruh daerah pengaliran.
Tabel
5-3
@@
Nama curah
hujan
perioda curah
(mm)
(mm)
8,6
2,7
B
C
6,r
)')
5,9
3,9
6,7
4,9
1,8
Jika curah hujan lebat terjadi di seluruh daerah, maka infiltrasi akan berlangsung di
seluruh daerah dalam bentuk kapasitas infiltrasi sampai curah hujan lebih itu berhenti.
Setelah curah hujan lebih berhenti, maka luas daerah infiltrasi perlahan-lahan berkurang
mulai dari bagian tepi ke bagian sungai. Dr. R. E. Horton memperkirakan bahwa
lamanya infiltrasi sisa di seluruh daerah adalah sama dengan sepertiga dari waktu antara
berhentinya curah hujan lebih sampai limpasan permukaan itu berhenti. Mengingat
limpasan permukaan itu diperkirakan berhenti di sesuatu titik pada bagian akhir hidrograf, maka lama infiltrasi to, to, dan t" yang sesuai dengan curah hujan lebih itu berturutturut dapat diperoleh dengan cara tersebut di atas.
Waktu berhentinya curah hujan lebih itu adalah pada puncak setiap hidrograf pada
Gbr. 5-8. Jadi berdasarkan hal-hal tersebut di atas, lamanya infiltrasi sisa dapat diperkirakan/dihitung. Dengan menambahkan lamanya curah hujan lebih pada hasil perhitungan
itu, maka akan diperoleh lamanya infiltrasi seperti terlihat pada Tabel 5-4'
Tabel
o
Curah
hujan.
A
B
C
5-4
Lamanya infiltrasi.
@
Waktu
berakhirnya
lirhpasan
permukaan
didapat dari
berakhirnya
curah
hujan Iebih
hidrograf.
didapat dari
hidrograf.
6.08
6.20
7.00
6.10
6.49
t1
60 (mm/jam):
.f,
5,9, ff
32,2mmljam.
fu
:.3,9, fl
15,6 mm/jam.
.f":1,8tff:6,8mm/jam.
Jam curah ,
Jam debit
yang sisa. (menit) lebih.
(menit)
(menit)
r. (menit)
7
10
6.01
@@@@
Waktu
29
312
412
ll
l5
16
l
5.4
87
Jika harga-hargafiii dicantumkan pada titik dengan interval 112 jam sejak mulainya
curah hujan lebih setiap perioda, maka akan diperoleh kurva/seperti terlihat pada Gbr.
5-8. Pada daerah pengaliran yang besar waktu infiltrasi sisa tidak dapat ditentukan
dengan cara tersebut di atas, karena hidrograf tidak mengikuti dengan sensitif variasi
intensitas curah hujan. Untuk daerah pengaliran yang besar, lamanya infiltrasi sisa itu
dapat diabaikan (kecil) jika dibandingkan dengan lamanya curah hujan lebih. Jadi luas
bagian diagram curah hujan di atas ktrva f", dapat dianggap sama dengan limpasan
permukaan. Menurut assumpsi ini banyaknya curah hujan lebih itu dapat dihitung
dengan menggunakan beberapa hargaf"yang sesuai dengan setiap kenaikan permukaan
air. Bilamana harga ini menjadi sama dengan limpasan permukaan yang didapat dari
hidrograf, makahargaf, ini ditentukan sebagai kapasitas infiltrasi rata-rata.
5.4.3
Kapasitas inflltrasi rata-rata f, dalam suatu daerah pengaliran yang besar, tidak
merata di seluruh daerah. Dr. R. E. Horton menyarankan cara perhitungan sebagai
berikut:
Cara perhitungan ini menuntut tersedianya data curah hujan dalam daerah pengaliran dengan sekurang-kurangnya terdapat satu data yang diukur oleh alat ukur
otomatis.
Selanjutnya untuk mendapatkan hasil perhitungan dengan ketelitian yang memuaskan,
maka harus dipenuhi kedua asumpsi kondisi seperti berikut:
e Carajatuhnya hujan di dalam dan di sekeliling daerah pengaliran dari hujan
lebat yang mengakibatkan ban-iir harus sama.
@ Limpasan permukaan adalah hampir sama dengan curah hujan dikurangi
banyaknya infiltrasi selama curah hujan lebih.
Jadi pengambilan hujan dengan daerah distribusi yang sangat berbeda-beda seperti
curah hujan konvektifdanjenis curah hujan frontal ydng bergerak dengan cepat adalah
tidak cocok. Cara penentuan kapasitas infiltrasi itu akan diterangkan menurut urutan
sebagai berikut:
(l)
Persiapan perhitungan
Pemilihan stasiun-stasiun pengamatan yang mempunyai data yang baik.' Stasiun
pengamatan yang mempunyai data yang baik, harus dipilih dengan cara
Thiessen dari stasiun pengamatan di dalam dan di sekeliling daerah pengaliran.
(a)
matan. Dalam tabel di atas, hanya data pada stasiun A yang diukur dengan alat ukur
hujan otomatis dari 0:00 sampai 0:00 pada hari berikutnya. Yang lain adalah data
curah hujan harian yang diamati setiap 24 jam.
Stasiun C dicatat padajam 19.00 dan hasilnya dianggap data curah hujan hari itu.
Stasiun-stasiun yang lain dicatat pada jam 09.00 dan hasilnya dianggap sebagai data
curah hujan hari terdahulu (kemarin). Mengingat data yang dicatat pada jam 09.00 itu
lebih banyak, maka penyesuaian diadakan dengan batas pengamatan jam 09.00 ini.
t8
Bab
Tabel
5-5
Stasiun
Data
t:
Infiltrasi
pe-
ngamatan
CI
Ar
(mm)
@@@@
BCTDE
(mm) (mm)
(mm)
Juni
q0
4,1
0,0
2,4
2 Juni
3 Juni
8,1
2,8
4,9
7,6
0,0
0,0
0,0
0,0
Jumlah
8,1
6,9
4,9
4,0
#:
5.
(mm)
5,3
1,9
0,0
7,2
Alat ukur otomatis. . . . . harga-harga yang dicatat dari jam 0.0O sampai jam 0.00
koesokan harinya.
Pengukuran pada jam 7 sore, dan hasilnya dianegap sebagai curah hujan hari itu.
Data-data yang lain diukur pada jam 9 .00 pagi dan hasilnya dianggap sebagai curah
hujan hari terdahulu.
Pertama-tama ditentukan data curah hujan stasiun otomatis A sampai jam 09.00 tanggal
2 Juni. Data yang diperoleh ini ditentukan sebagai curah hujan pada I Juni di stasiun A.
Sisanya adalah curah hujan pada2 Juni. Jika data harian stasiun A tidak dapat ditentukan, maka data curah hujan harian stasiun A ditentukan dengan menggunakan data
harian stasiun B yang terdekat pada stasiun A sebagai berikut:
8,1
8,1
4.1
"69 .,2,8
n69 :
Juni.
Selanjutnya data curah hujan di stasiun C dirubah juga dengan batas hariipengamatan pada jam 09.00. Mengingat stasiun C terletak hampir sama jaraknya dan terdekat
ke stasiun B dan D dari pada ke stasiun A dan D, maka data yang digunakan adalah data
stasiun B dan D. Banyaknya curah hujan rata-rata stasiun B dan D sebelum jam 09.00
l0O:59,6%, dan sesudah
pada2 Juni adalah 59,6%, karena (4,1 + 2,4)l(6,9 + 4)
jam 09.00 (2 Juni) adalah 40,4%.
Jadi jika jumlah curah hujan 4,9 mm dari stasiun C dibagi dalam perbandingan yang
sama, maka didapat curah hujan pada I Juni2,9 mm dan padaZ Juni 2,0 mm.
Harga-harga yang didapat dengan cara tersebut di atas adalah tidak teliti, tetapi
juga tidak akan mempunyai kesalahan yang besar.
(c) Perhitungan harga pendekatan dari kapasitas infiltrasi rata-rata: Harga pendekatan dari kapasitas infiltrasi rata-rata adalah jumlah curah hujan pada stasiun
pengamatan dasar dikurangi jumlah limpasan permukaan dibagi lamanya
curah hujan pada stasiun pengamatan dasar itu. Untuk hujan yang tidak lebat,
bagian permukaan dan akhir dari lamanya curah hujan itu diabaikan.
(2) Prosedur perhitungan
Prosedur perhitungan kapasitas infiltrasi adalah sebagai berikut:
Tentukan curah hujan perjam dari data curah hujan stasiun pengamatan dasar
dan dihitung lajunya terhadap keseluruhan curah hujan (lihat Tabel 5-6(l)
sampai (3)).
Curah hujan ini ditentukan sebagai hujan yang dapat terjadi di seluruh daerah
aliran yang bersangkutan. Hitung curah hujan per jam yang terjadi dengan
asumpsi bahwa hujan ini mempunyai sifat yang sama dengan hujan lebat yang
tercatat oleh alat ukur hujan otomatis. Curah hujan yang diperkirakan
disarankan dipilih sebagai bilangan bulat. Dalam Tabel 5-6, curah hujan 100
5.4
Tabel
5-6
Curah hujan lebih untuk curah huian yang diperkirakan 1(X) mm.
waktu
curah
hujan
(iam) (mm)
Laju curah
hujan
yang orper'ki;"k;;
Curah
-a;t
*"rj:'.11"".
/(mm/jam)
@@o@@
1,25
1,2s
0,75
0,50
1,25
1,25
1,75
6
7
0,013
,013
,008
,005
,013
,013
,019
,021
,054
13
2,00
5,00
5,00
3,25
3,00
o,75
t4
0,50
15
3,75
3,75
8,75
8,75
8,75
8,75
6,25
6,25
3,75
3,75
,M
,M
26
1,25
1,25
,013
,013
27
28
0,50
o,25
,005
l0
11
t2
l6
17
18
19
20
2l
22
23
24
25
2,1
0
2,9
2,9
1,0
0,7
,054
5,4
5,4
,035
3,5
,032
312
,009
,005
,W
4,0
,M
4,O
9,4
9,4
9,4
9,4
6,7
6,7
,094
,094
,094
,o94
,067
,067
4,O
4,O
1,5
1,5
6,9
6,9
6,9
6,9
4,2
4,2
1,5
1,5
0000
0,4000
o,4000
0000
0000
0000
0000
4,4 1,9 0
4,4 1,9 0
4,4 I,9 0
4,4 1,9 0
1,7000
1,7000
0000
0000
,003
Curah hujan
yang lebih kecil
Total
0
0
0
0
1,00
21,8
7,6 0
kan.
o
@
mm yang terdekat pada curah hujan 93,25 mm (yang diamati) dihitung dalam
kolom ke 4 sebagai curah hujan yang diperkirakan.
Banyaknya curah hujan lebih dari curah hujan yang diperkirakan dihitung
dengan merubah-rubah kapasitas infiltrasi itu dari tahap yang satu ke tahap
yang lain. Perhitungan ini dapat dilihat dalam kolom-kolom 5,6,7,8, dan 9.
Cantumkan grafik banyaknya curah hujan lebih dari setiap kapasitas infiltrasi
terhadap curah hujan total pada sistem koordinat dengan banyaknya curah
hujan lebih sebagai ordinat dan curah hujan total sebagai absis. Lihat perhitu-
Bab
90
5.
Infiltrasi
!q)
'3
i:
Gbr.
5-9
sesuai
50
too
I50
o
@
Ulanglah prosedur @ sampai @ dengan asumpsi curah hujan yang lain. Hasilhasil ini dicantumkan pada Gambar 5-9. Dalam Tabel 5-6 hanya dicantumkan
perhitungan untuk curah hujan total 100 mm.
Hubungkan setiap titik yang dicantumkan dalam @, sehingga didapat kurva
curah hujan lebih terhadap curah hujan total pada setiap keadaan kapasitas
infiltrasi.
Hitunglah dengan menggunakan kurva pada @ banyaknya curah hujan lebih
terhadap kapasitas infiltrasi sembarangan dari curah hujan total pada sub
stasiun pengamatan. Jadi harga rata-rata dari curah hujan iebih dapat ditentukan. Tabel 5-7 menunjukkan harga rata-rata curah hujan lebih pada sub
stasiun pengamatan pada kapasitas infiltrasi 2.5, 5.0 dan 7,5 mm. Curah hujan
lebih dari curah hujan total pada setiap stasiun pengamatan dihitung dengan
menggunakan Gambar 5-9.
Tabel
5-7
Titik
stasiun
pengamatan,
Jumlah curah
hujan.
(mm)
Kapasitas
infiltrasi/
(mm/jam).
2,5
@@@
5,0
r48,0
94,0
51,0
47,O
95,0
94,0
106,0
E
F
r00,0
123,O
151,0
50,0
50,0
50,0
68,0
94,0
18,6
18,5
23,8
r 15,3
62,1
Rata-rata
105,0
44,O
7,5
3l ,8
5,0
4,5
8,8
22,6
7,5
23,3
37,O
8,3
18,5
58,0
33,8
31,6
14,8
5.4
91
Harga rata-ratacurah hujan lebih yang didapat pada @ sesuai dengan kapasitas
infiltrasi itu dicantumkan dan dihubungkan, sehingga diperoleh kurva kapasitas
infiltrasi terhadap curah hujan lebih. (lihat Gbr. 5-10)'
10,0
(g
5-10
25
50
Namun demikian, untuk sesuatu hujan yang lebat, curah hujan lebih itu harus
diperkirakan dengan membuat analisa dari hidrograf. Jika curah hujan lebih itu telah
didapat, maka kapasitas inflltrasi itu akan mudah ditentukan dengan menggunakan
kurva dalam Gbr. 5-10.
Jika berat curah hujan lebih pada setiap stasiun pengamatan diperhitungkan dengan
cara Thiessen, maka ketelitiannya akan sangat meningkat. Akan tetapi pemberian berat
pada setiap stasiun adalah tidak perlu, kecuali hanya terdapat sedikit sekali data curah
hujan atau distribusi curah hujan di daerah pengaliran itu sangat tidak merata.
93
BAB
6. AIR-TANAH
Dalam bab ini dicantumkan hal-hal yang penting ditinjau dari sudut pengembangan
air tanah sebagai sumber air irigasi yakni pengetahuan dasar air tanah, kondisinya, cara
pendugaannya, pengujian akuifer dan voluma air yang keluar.
6.1.1
(1)
yangjenuh.
bebas mempunyai suatu keadaan yang pelik di dalam tanah yang disebabkan
oleh kapilaritas. Sebaliknya permukaan air tanah terkekang itu ditentukan oleh gradien
antara titik pemasukan dan titik pengeluaran dan oleh .karakteristik dari akuiferUmpamanya, seperti terlihat dalam Gbr.6-2,jika selisih permukaan air dan jarak antara
Air
tanki A dan mulut drainasi C itu tetap, maka gradien dari tekanan air terkekang ini
tidak berubah meskipun pipa penyalur B itu melengkung atau tidak melengkung.
Tekanan air yang terkekang sedemikian adalah sama dengan permukaan air tanah
terkekang. Karakteristik-karakteristik air bebas dan air terkekang dapat dilihat dalam
Tabel 6-1.
(3) Air tanah tumpang (Perched ground water)
Jika di dalam zone aerasi terbentuk sebuah lapisan impermeabel, maka air tanah
yang terbentuk di atas lapisan ini disebut air tanah tumpang. Air tumpang ini tidak
Bab
94
6.
Air-Tanah
Lapisan impermeabel
Permukaan tanah
S: Lapisan permeabel
Ba: Batuan dasar (laPisan tidakpermeabel)
c:
w:
q,i
St:
Sumur
Zone aerasi
Permukaan air tanah dari
p:
Zf:
A:
B:
C:
air tumpang.
Zc: Akuifer air terkekang
Gbr. 6-1 Corak air tanah.
Tabel
6-1
Air
bebas
Air terkekang
zone aerasi
impermeabel
Permukaan air
di sumur.
Jari-jari
Akuifer
Permukaan
tanah.
air
pengaruh.
dapat dijadikan sebagai suatu usaha pengembangan air tanah, karena mempunyai
yariasi permukaan air dan voluma (Gbr. 6-l) yang besar.
(4) Karakteristik air lapisan dan air celah (Tabel 6-2)
6,1.2
i
(1)
Hukum Darcy
6.1
Tabel
6-2
Pengetahuan dasar
95
Air lapisan
Air
celah
Kondisi kadar
Air.
Theori air
Keadaan
tanah
akuifer
Jenis akuifer
Daerah tempat
terjadinya.
Dataran, terras
Daerah bergunung-gunung,
air.
Pemboran horizontal,
terowongan.
saluran pengumpul
Jika permukaan air tanah bebas itu mempunyai gradien, maka air tanah akan
bergerak ke arah itu. Gradien ini disebut gradien hidrolik. Jadi dari peta permukaan air
tanah yang memuat kontur permukaan air, dapat dilihat gradien hidrotik arah pergerakan air tanah itu. (Gbr. 6-3). Arah pergerakan dari air tanah itu diperlihatkan oleh garis
alirannya.
A, B: Sumur
a: Garis-garis kontur permukaan
air tanah
b: Garis-garis aliran air tanah.
R: Sungai
Gbr.
6-3
air tanah.
Menurut hukum Darcy, kecepatan semu aliran u adalah sebanding dengan gradien
hidrolik L
a: k.I
k: adalah
(6.1)
Bab
96
Tabel
6.
Air-Tanah
G3
(m/hari).
'Karakteristik tanah
Ukuran butir
dalam akuifer.
Gradien
hidrolik
t%
(mm)
Kerikil
Kecepatan maksimum
dalam kerikil.
0,005{),25
0,25--{,5
o,5-2,O
2,0-10,0
0,02
0,35
18,5
33,33
Cradien
hidrolik
rco%
2,O
35,0
1,92
192,0
9,09
909,0
3.333,0
(Ukuran butir
effektif)
Tabel 6-3 memperlihatkan kecepatan aliran air tanah yang diukur di lapangan.
Porositas yang lebih besar tidak selalu disertai oleh permeabilitas yang lebih baik
(porositas adalah kadar ruang antara butir-butir yang membentuk lapisan-lapisan).
Sebagai contoh adalah lempung. Porositas lapisan lempung adalah sangat besar, tetapi
permeabilitasnya adalah kecil karena ruang-ruangnya sangat kecil.
Permeabilitas ditentukan oleh porositas effektif. Tabel6-4 memperlihatkan porositas
effektif dan koeffisien permeabilitas dari sesuatu lapisan.
Iabel
6-4
Porositas
(%\
Alluvium
Dilluvium
Neo-tersier
(2)
Lapisan
Lapisan
Lapisan
Lapisan
lempung
silt
pasir
pasir dan kerikil
45-50
35-45
30-35
25-30
Po:o.tillt
CTICKIII
(%)
5-10
Koeffisien
Permeabtlltas
5-8
10-1-10-5
20-25
l0- t-10-2
t5-20
Lapisan lempung
50--@
3-5
Lapisarisilt
40-50
Lapisan pasir
Lapisan pasir dan kerikil
35--4
5-10
t5-20
30-35
10-20
55-65
3-5
5-I0
10-5-10-6
40--s0
3G--65
3-10
lo-3-lo-6
10-5-10-6
lo-2-10-3
10-
3-10-1
6.1
-
Pengetahuan dasar
97
t-
""-"y''k
",,
7#''t
ilfi+il]ffiilttl 1il
c
(a)
(b)
batuan dasar yang cekung itu tidak tercermin pada gradien air tanah.
Juga keadaan permukaan air tanah dapat berubah karena variasi sifat akuifer itu.
Gbr. 6-5 memperlihatkan A dan C yang terdiri dari butir-butir kasar dan B yang terdiri
dari butir-butir halus. Air tanah yang datang dari A dinaikkan oleh B, sehingga gradien
permukaan air tanah itu diperkecil, lalu pada batas antara D dan C gradiennya menjadi
curam,
A, C: Bagian-',agian butir kasar
B: Bag'an butir halus
f:
Gbr.
6-5
sifat akuifer.
f:
P:
Gbr.
(3)
6-6
.P',a'
Q: Bagian butir halus
P': Potongan melintang
Q': Potongan melintang
Gradien permukaan air terkekang tqlah diterangkan secara illustratif dalam Gbr.6-6.
Jika penampang permeabel melintang itu sama, maka meskipun keadaan akuifer itu
berubah-ubah, gradien permukaan air terkekang itu adalah berimpitan dengan gradien
dari penampang antara titik pemasukan air tanah S dengan titik akhirnya C (Gbr.
6-6(a) dan (b)). Sebaliknya seperti terlihat dalam Gbr. 6-6(c), jika penampang permeabel
itu berubah-ubah, maka permukaan air terkekang itu juga berubah pada titik-titik
perubahan itu. Dalam Gbr. 6-6(c), perubahan permukaan air itu disebabkan oleh
perubahan ke lapisan butir-butir kasar dengan porositas effektifyang besar (titik P) dan
Bab
98
rufkt",
_-:-1
v=.-Y,(\rct
\__-J
6.
Air-Tanah
4-/,
'r+nr'
'
sungai dan
air
tanah.
ke lapisan butir-butir halus dengan porositas effektif yang kecil (titik Q. Dalam Gbr.
6-6(d) perubahan itu disebabkan oleh perubahan tebalnya akuifer.
(4) Hubungan air tanah dan air sungai
Huhungan air tanah dan air sungai dapat ditentukan dengan garis kontur permukaan
air tanah (Gbr. 6-7). Gbr. 6-7(a) memperlihatkan air tanah yang bertambah
oleh
peresapan air sungai. Gbr. 6-7(b) memperlihatkan air tanah yang mengalir ke sungai dan
Gbr. 6-7(c) memperlihatkan air tanah Can air sungai yang netral. Selanjutnya terdapat
juga keadaan di mana pada sisi yang satu air sungai itu bertambah oleh air tanah dan
pada sisi yang lain air sungai itu meresap ke dalam tanah, dan arah aliran berbalik yang
tergantung dari musim (Gbr. 6-8). Keadaan-keadaan ini terdapat antara air tanah dan
air sungai dalam bekas sungai yang lama atau di dataran banjir (flood plain).
NK\
Gbr.
6-8
// \__/
-\/
r-=
,.)x
Y-\
/\\r
6.2
99
f:
W:
Gbr.6-9 HukumHerzberg.
(a)
Untuk air tanah bebqs (Gbr.6-9): Jika batas antara air asin dan air tawar berada
dalam keseimbangan yang statis, maka untuk zone air tanah bebas di pantai
dengan permeabilitas yang kira-kira merata, berlaku:
pH:po(H+h)
H: Po h ...
9-Po
di mana
.(6.2)
...(6.3)
100
Bab
6.
Air-Tanah
tawar).
..
....(6.4)
Hubungan di atas ini disebut hukum Herzberg. Percampuran air asin dan
air tawar dalam sebuah sumur dapat terjadi dalam hal-hal sebagai berikut:
Dasar sumur terletak di bawah perbatasan antara air asin dan air tawar.
Permukaan air dalam sumur selama pemompaan menjadi lebih rendah dari
permukaan air laut, sehingga daerah pengaruhnya mencapai tepi pantai.
@ Keseimbangan perbatasan antara air asin dan air tawar tidak dapat
dipertahankan. Perbatasan itu dapat naik secara abnormal yang disebabkan oleh penurunan permukaan air di dalam sumur selama pemompaan.
Untuk air tanah terkekang (Gbr.6-10): Perbatasan antara air asin dan air tawar
dalam akuifer terkekang ditentukan oleh dalamnya akuifer, permeabilitas,
besar tekanan dan lain-lain. Jadi kadang-kadang meskipun sumur itu dalam
dan di tepi pantai, tidak akan terdapat percampuran air asin. Tetapi kadang-
O
@
(b)
(")
kadang percampuran itu terjadi meskipun sumur itu dangkal dan cukup jauh
dari tepi pantai.
Alluvium di atas lembah yqng tenggelam: Jlka lapisan pasir dan kerikil dengan
permeabilitas yang tinggi diendapkan di atas dasar lembah yang tenggelam
yang mempunyai daerah pengaliran yang kecil dibandingkan dengan luasnya
lembah itu, maka sering juga air asin dapat menyusup agak jauh ke dalam
daratan melalui lapisan pasir dan kerikil ini.
A:
f:
Wz,
Akuifer air
Wr:
Wr:
Gbr.6-10
Penerobosan
E:
Zone penambahan
Permukaan air tanah bebas
F: Zone air tanah bebas
C: Zone air terkekang
Sp: Mata air di hilir zone detrital
G: Endapan di puncak kerucut detrital
f:
Gbr.
6-11
Gbr. 6-l I memperlihatkan endapan kipas detrital itu dibagi atas endapan di atas
kipas, endapan di bagian ujung bawah kipas. Kesemuanya mempunyai karakteristik
sebagai berikut:
6.2
o
@
o
@
101
Endapan dibagi atas kipas terdiri dari lapisan pasir dan kerikil yang tidak
terpilih. Zone penambahan di mana air tanah itu sulit ditampung, terbentuk
pada bagian hulu endapan ini. Permeabilitas endapan pada bagian atas kipas
adalah kira-kira l0-r sampai l0-2 cm/det.
Endapan di bagian tengah kipas terutama terdiri dari lapisan pasir dan permeabilitasnya adalah kira-kira 10-2 sampai 10-3 cmldet. Permukaan air tanah
bebas umumnya dalam.
Endapan loam pada ujung bawah kipas umumnya berbentuk lensa. Akuifer
yang terdapat di bawah endapan ini adalah air tanah terkekang.
Makin dekat ke ujung batas kipas, permukaan air tanah itu makin dangkal dan
sering kali air akan keluar di ujung bawah kipas. Tetapi pada bagian ini dapat
terbentuk juga zone air tanah terkekang yang dangkal, mengingat bagian ini
tertutup dengan lapisan lempung (Gbr. 6-12).
F:
Gbr.
G12
Ba: Batuan
Tnne
dasar
6.2.3 Air
at
C:
V:
f:
Air tanah dalam terras diluvial yang tertutup dengan endapan terras yang agak tebal
ditentukan oleh keadaan bahan dasar dan daerah pengaliran dari terras. Kondisikondisinya adalah sebagai berikut:
O Pada lembah bagian dari batuan dasar terdapat akuifer yang tebal dan mata air
akan keluar pada bagian di mana batuan dasar itu letaknya dangkal.
@ Jika terras itu bersambungan dengan kaki gunung api dan endapan lapisannya
juga bersambungan dengan endapan kasar gunung itu, maka pengisian air
tanah akan menjadi besar meskipun daerah aliran terras itu kecil.
gunung api
Mengingat kaki dari gunung api itu mempunyai topografi dan geografi yang aneh,
maka air tanahnya mempunyai karakteristik sebagai berikut:
e Kaki gunung api itu mempunyai latar belakang yang tinggi, sehingga bagian
ini mempunyai curah hujan yang lebih banyak dari pada daerah sekelilingnya.
Pengisian air tanah tentu lebih banyak.
@ Fragmen-fragmen gunung api mempunyai ru'ang-ruang yang banyak dan dapat
dengan mudah menyalurkan air tanah. Pada bagian ujung terras akan terbentuk
Bab
to2
(D
Gbr.
6.
Air-Tanah
akuifer yang besar dengan mata air yang banyak (Gbr. 6-1a).
Mengingat pada bagian dasar aliran lava itu terdapat banyak retakan dan
ruang-ruang, maka air tanah dengan mudah dapat melalui dasar sepanjang
lembah itu (Gbr. 6-15). Air tanah sedemikian mempunyai sifat seperti air celah.
mata air
C:
lava
Mishima.
air
celah.
Selanjutnya mengingat air tanah yang terkumpul pada zone sesar sedemikian melampaui
topografi dan geologi daerah aliran, maka dapat diambil berlimpahJimpah air tanah
yang kwalitasnya baik secara terus menerus, jika pengambilannya dilakukan dengan
penggalian terowongan pada titik yang cukup dalam.
6.3
A:
r03
f:
Fa:
T:
Sesar mundur
Parit
f:
punyai ruang-ruang yang sedikit yang disebabkan oleh pembentukan sesar tanah liat.
Air tanah itu terbendung oleh dasar, sehingga permukaan air tanah naik. Pengambilan
air tanah dapat diusahakan dengan penggalian sumur horizontal (Gbr. 6-17).
6.3.1
Pendugaan
listrik
Tahanan listrik dari lapisan yang berbeda-beda tergantung dari kwalitas batuan,
derajat kepadatan, kondisi kelembaban tanah. Jadi jika arus listrik itu dialirkan di dalam
tanah, dan gradien tekanan listriknya diukur di atas permukaan tanah, maka kondisikondisi lapisan dapat diperkirakan.
Cara ini disebut pendugaan listrik. Cara Werner sering digunakan karena pengolahan yang sederhana harga-harga yang diukur adalah sebagai berikut:
(l)
Pengukuran
Gbr. 6-18 memperlihatkan empat buah kutub listrik yang ditancapkan dengan
interval yang sama pada sebuah garis lurus. Titik duga O terletak di tengah-tengah. Arus
listrik / dihubungkan arrtara kutub-kutub arus listrik C, dan C, lalu diukur selisih
tegangan Y antara kutub-kutub tegangan P, dan Pr. Jika tanah itu terdiri dari bahanbahan yang homogin, maka tahanan spesifik semu p yang sesuai dengan dalam a (sama
dengan interval kutub-kutub) adalah sebagai berikut:
^V
P:zna,
(6.5)
Tahap demi tahap interval kutub listrik a diperpanjang dengan titik duga sebagai
pusat dan diadakan pengukuran p yatgsesuai dengan setiap a. Hubungan antara p dan
a (Gbr. 6-19).
a berbentuk sebuah kurva p
(2) Analisa kurva p a
Bab
104
6.
Air-Tanah
l--"--+-"-+ "--i
O: Titik pendugaan
P1,
dari voltasi.
voltasi.
pr, p2i Harga-harga tahanan spesifik semu dari lapisanJapisan.
d: Dalam ke batas laPisan
E: Permukaan tanah
B:
Batas lapisan
Gbr.
6-18
F zzs
n-No.2
tc 52-O
),
Gbr.
6-19 Kwva P - a.
t00
Ada berbagai cara untuk mengadakan analisa kurva p - a. Dalam pendugaan air
tanah, kurva p - a sering digunakan irntuk memperkirakan dalamnya akuifer, keadaan
batuan dasar atau adanya akuifer yang besar.
Jika lapisan itu terdiri dari satu tahanan listrik spesifik maka secara theoritis kurva
p a itu adalah kira-kira sebuah garis horizontal. Sesungguhnya garis horizontal itu
dimulai oleh kurva yangagak miring (naik atau turun), yang disebabkan oleh pengaruhpengaruh bagian di dekat permukaan tanah dan kondisi hubungan kutub-kutub listrik
ke tanah.
Gbr. 6-20 menunjukkan bagaimana berubahnya tahanan listrik spesifik semu untuk
tahanan spesifik permukaan tanah p, dan tahanan spesifik p, lapisan horizontal pada
kedalamair d yang dihitung secara theoritis. Kurva ini disebut kurva jenis Theis. Jika a
6.3
Gbr.
6-20
105
Kurva standar.
kecil, p adalah sama dengan pr. Jika a bertambah besar, mendekati p2. Jadi dengan
a yang diperoleh,
mencocokkan gradien kurva standar ( standard curve) dengan kurYa p
maka harga tahanan spesifik p, dari lapisan pada kedalaman d dapat diketahui.
a mempunyai titik perubahan kurva yang istimewa seperti terlihat
Jika kurva p
pada Gbr. 6-19, maka dapat diperkirakan bahwa lapisan-lapisan yang berlainan tahanan
spesifiknya terletak di dekat titik perubahan kurva itu. Sebenarnya batas lapisan-lapisan
itu terletak agak lebih dalam dari titik perubahan kurva itu. Pada kurva No. l, tahanan
spesifik permukaan tanah adalah 22gm dan ada 2 batas lapisan yang terletak pada
kedalaman 16 m dan 100 m. Dengan menggunakan kurva jenis Theis (Gbr. 6-20) didapat
harga-harga tahanan spesifik lapisan-lapisan sebagai berikut: pada lapisan Pertama
70 Qm, pada lapisan kedua 40 Om dan pada lapisan ketiga 100 Qm. Demikian pula
dalam kurva No. 2, tahanan spesifik permukaan tanah adalah 52 Qm, dan ada 2 batas
lapisan pada kedalaman 8 m dan 60 m. Harga-harga tahanan spesiflk lapisan adalah
sebagai berikut: pada lapisan pertama 40Qm, pada lapisan kedua 57OOm dan pada
lapisan ketiga 40 Om.
Hasil analisa kurva p - a harus dibandingkan dengan gambar penyclidikan geologi
yang didapat dari survey struktur umum geologi daerah itu, singkapan(outcrop\ geologi
dan pemboran-pemboran. Gbr. 6-21 memperlihatkan perbandingan antara kurva
p - a dan hasil pemboran pada puncak kerucut detrital dan fragmen-fragmen gunung
api (volcanic fragment) yang terlihat pada karakteristik kurva p - a. Permukadn air
tanah adalah dalam, karena lapisan pasir dan kerikil mempunyai pcrmeabilitas yang
tinggi. Fragmen gunung api menjadi lapisan kedap air di atas mana kira-kira terdapat
permukaan air tanah.
Gbr.6-22 memperlihatkan kurva p - a dengan p yanglogaritmis yang diproyeksi
kan pada penampang melintang dari lembah sungai. Dengan membandingkan karakteristik-karakteristik dari kurva-k\Na p - a, maka dapat dibedakan lapisan-lapisan
Paleozoik, Tersier, Diluvium, Alluvium Bawah dan Alluvium atas.'
(3) Pokok-pokok yang perlu diperhatikan
o Jika penempatan kutub listrik berada pada bidang yang sama dan pada garis
106
Bab
6.
Air-Tanah
Lo: Loam
S: Pasir
C: Lempung
G: Pasir dan kerikil
Cg: kmpung berkerikil
V:
Fragmen-fragmen volkanis
7000
60@
5000
E 4000
Gbr.
3OOO
6-21 Perbandinganantarakurva
p - a dan hasil pemboran.
pengukuran T: Tersier
p: paleozoik
atas
Az: Lapisan alluvial bawah p: Kurva p-a
6-13: Titik-titik
D:
Gbr.
@
@
@
O
@
6.3,2
Lapisan diluvial
Propeksi seismis
6.3
6-5
Tabel
lo7
Lapisan
80-200
30-100
Air permukaan
Air tanah
Alluvium-Dilluvium
10-200
100-600
Lapisan siltJempung
Lapisan pasir
Lapisan pasir dan kerikil
100-1.000
20-2W
Batu lumpur
Batu pasir
Neo-tersier
50-500
100-500
Konglomerat
Tufa
20-240
Kelompok andesit
Kelompok granit
Kelompok-kelompok chert, slate.
100-2.000
1.000-10.000
'
200-2.000
dan adanya zone retakan menggunakan prinsip ini, dan disebut prospeksi seismis. Cara
yang akan dianalisa disebut cara pembiasan (refraksi), yakni gelombang primer dari
gelombang seismis dibiaskan pada batas antara lapisan atas dan lapisan bawah yang
mempunyai kecepatan gelombang elastis yang lebih tinggi dan kembali.
II:
I: Lapisan atas
,'l: Kecepatan gelombang
Lapisan bawah
P di lapisan atas.
V2: Kec.epatan gelombang P di lapisan bawah.
AO:
Gelombangmasuk
OB: Gelombangbias
O: Titik
ir:
(l)
iz:
bias
Sudut masuk
Sudut
bias
Gbr.
6-23
Prinsip
Jika lapisan yang mempunyai kecepatan gelombang elastis yang tinggi dan kerapatan
yang besar terletak pada posisi yang lebih rendah (Gbr. 6-23), maka lapisan membiaskan
gelombang itu sedemikian sehingga membentuk persamaan sebagai berikut:
V,
_sinir
Yz sin i,
V, dan Vr: kecepatan gelombang primer dalam lapisan
(V, 1vr).
i,
dan irl. berturut-turut sudut masuk dan sudut bias gelombang primer.
Jika
sinio: \V.
....(6.7)
Bab
r08
6.
Air-Tanah
YtlYz
io
Gbr.
Sudut kritis
6-24
P: Titik penerima
S: Titik ledakan
Sudut kritis.
Gbr.
6-25
Gelombang bias.
Untuk struktur 2 lapisan (Gbr. 6-25), maka gelombang yang dibiaskan itu mencapai
P dari ledakan pada titik S melalui A, B, dan P. Jika S dan P berdekatan,
maka gelombang yang merambat melalui lapisan pertama mencapai P lebih dahulu dan
gelombang yang dibiaskan pada lapisan kedua mencapai P kemudian. Jika titik penerima
P terletak jauir dari S, maka kadang-kadang gelombang yang dibiaskan mencapai P lebih
titik penerima
dahulu.
S: Titik ledakan
VrlVa
Gbr.6-Xi
SrPSs
ffir,-r,
H"
(2)
Gbt.
6-27
Cara Hagiwara.
Analisa
Waktu yang ditempuh oleh gelombang primer yang mencapai titik penerima lebih
dahulu, disebut waktu rambat (Travel-time). Dengan waktu rambat pada ordinat dan
jarak dari titik ledakan ke titik penerima pada absis, maka dapat digambarkan suatu
kurva waktu rambat (Gbr. 6-26). Jika lapisan dengan kecepatan gelombang primer yang
tinggi terletak di bawah, maka kurva waktu rambat itu menjadi dua garis lurus. Kecepatan gelombang primer dari lapisan atas adalah kebalikan dari gradien OA, dan kecepatan
gelombang primer dari lapisan bawah adalah kebalikan dari gradien AB.
Umpamanya waktu rambat ke titik penerima dari titik ledakan S, dap S, berturutturut adalah t, dan t, dan waktu rambat pada titik-titik ledakan S, dan S, berturut-turut
adalah /o dan r'o (Gbr. 6-27), maka
6.4
Survey penggalian
109
(6.8)
di mana:
t
,o
--tl
D:
Y,
lo
,r,
titik
Seperti telah dikemukakan di atas, harga D pada setiap titik penerima dapat ditentukan. Envelop lingkaran-lingkaran jari-jari D dengan titik-titik P sebagai pusat
adalah permukaan atas dari lapisan kedua. Meskipun cara ini hanya dapat diterapkan
untuk struktur dua lapisan, cara ini adalah cara yang sangat baik. Cara ini disebut cara
Hagiwara.
Jika kurva waktu rambat sangat tidak teratur dan menunjukkan suatu zone
kecepatan rendah, maka ada kemungkinan hal ini disebabkan oleh adanya suatu zone
retakan. Makin besar derajat kepadatan dan kerapatan batuan itu atau makin tua umur
geologinya, kecepatan gelombang primer lapisan batu itu makin besar. Kecepatan gelombang primer batuan beku adalah lebih besar dari kecepatan gelombang primer batuan
sedimen. Sebaliknya kecepatan gelombang itu kecil jika terdapat banyak rekahan dan
umumnya lebih besqr untuk lapisan muda sesudah Dilluvium yang jenuh dengan air
(Tabel6-6).
Tabel
6{
Lapisan, batuan
Harga kecepatan
gelombang P (km/det)
Alluvium-Dilluvium
Neo- lersler
Batu gamping
Granit
Andesit, Basalt
0,5-1,5
1,5--2,O
1,5-3,0
2,0-3,0
2,5-3,0
2,5-4,5
2,O-3,5
,/
ll0
Bab
6.
Air-Tanah
Demikian pula mengingat lubang pemboran itu biasanya kecil yakni kurang dari
100 mm, maka lubang ini tidak dapat digunakan sekaligus sebagai sumur pompa.
pemboran sumur
(l)
Pemboran
Ada dua cara pemboran yakni, pertama adalah sistem rotasi yang membor dengan
pergerakan rotasi pahat yang berada di ujung tangkai bor dan kedua ialah sistem tumbuk
yang membor dengan pergerakan turun naik dari pahat itu.
Kebanyakan lapisan yang dibor tidak merupakan suatu lapisan yang padat sehingga
keliling lubang dapat runtuh dengan mudah. Jadi pemboran dilaksanakan dengan
mengisi lubang itu dengan lumpur.
Uji akuifer dilaksanakan dengan pompa di dalam air. Besar sumur lebih baik adalah
lebih dari 150 mm, karena yang harus diamati adalah suatu permukaan dinamis yakni
permukaan air tanah selama pemompaan. Besarnya pemboran harus 100 m lebih besar
dari besar pipa pelindung (casing), karena arrtara keliling lubang dengan pipa pelindung
perlu diisi dengan kerikil penutup.
(2) Penampangan listrik (Electrical logging)
inti
Mengingat contoh
pemboran selesai
lapisan dalam keadaan aslinya. Untuk penampangan geofisik, kebanyakan digunakan
penampangan listrik yang mengukur tahanan spesifik listrik. Setelah penetapan akuifer
dan penetapan lapisan impermeabel atau dalamnya batuan dasar oleh penampangan
listrik, maka letak saringan di dalam akuifer dapat ditentukan.
(a) Penempatan kutub-kutub listrik:Ada lima jenis utama penempatan kutub-kutub
listrik (Gbr. 6-28) yang masing-masing mempunyai keuntungan dan kerugiannya. Untuk sumur air kebanyakan digunakan cara 2 kutub dan cara 4 kutub.
Tahanan spesifik semu pada titik pengukuran (di tengah-tengah antara kutub
arus listrik dan kutub potensial listrik pada cara 2 kutub, dan di tengah-tengah
2 kutub potensial listrik) adalah:
: +no{
([hat 6.5)
I:
IV
C: Kutub listrik dan arus listrik
P: Kutub listrik dari voltasi
I:
V: Alat ukur
T
(a)
(c)
perbedaan voltasi
(c)
(d)
(e)
6.4
Survey penggalian
11I
(:
(b)
-*-r
100
200 300
+p
Po,s,
400
(o-m)
C: Lempung Si:
a: Dalam
p: Tahanan spesifik
f:
Gbr.6-29
G:
Silt
S: Pasir G: Kerikil
/r o: Interval kutub listrik
dari 16cm
pa6: Interval kutub listrik
Penampangan
200Om
dari 40 cm
kutub).
Gbr.
6-30
Penampangan listrik
(3)
Saringan
Saringan itu dipasang untuk mengumpulkan air tanah secara effektif dari akuifer
yang ditentukan oleh penampangan listrik. Kapasitas saringan ditentukan oleh kondisikondisi sebagai berikut: yakni bagaimana perbandingan lubang bukaannya terhadap
tt2
Bab
6. Air-Tanah
porositas effektif dari akuifer (berupa besarnya debit bahan-bahan halus seperti pasir)
dan lumpur yang dapat dipertahankan dan bagaimana penempatannya yang tepat untuk
pengambilan air tanah.
Ada 3 jenis saringan, yakni saringan celah (s/ir strainer), saringan tabir (screen
s trainer) dan saringan jacket (jacket strainer).
Saringan celah (lihat Gbr. 6-31) adalah pipa baja yang mempunyai celah-celah yang
letaknya silih berganti. Jika celah itu banyak, maka kekuatan pipa baja itu akan berkurang dan jika celah itu besar maka lumpur yang masuk akan lebih banyak. Jadi perbandingan lubang bukaan celah harus kira-kira l0 f meskipun kehilangan sumur (well-loss)
menjadi besar. Biasanya lebar celah adalah 3,0 sampai 3,5 mm dan panjangnya 150
sampai 200 mm.
/: Panjang
-B:
Irbar
Gbr.
631
Saringan celah.
So: Tabung
L:
P:
Batang penunjang
Kawat baja
Gbr.6-32
Saringan.
Saringan tabir (lihat Gbr. 6-32) terbuat dari kawat baja yang dilingkarkan pada
tangkai-tangkai penunjang sehingga merupakan pipa; meskipun bukaan antara kawat
itu dapat kurang dari I mm, maka supaya effektif dibutuhkan persentasi lubang bukaan
sebesar 301. Harganya adalah cukup mahal jika dibandingkan dengan harga saringan
celah.
Saringan jacket yang bagian luar atau bagian dalamnya ditutup dengan jaring
plastik yang halus untuk mengurangi lumpur yang masuk, mempunyai perbandingan
lubang bukaan yang'sangat rendah.
(4) Penyelesaian sumur
Pipa pelindung (casing) yang dihubungkan dengan saringan dimasukkan ke dalam
lubang yang dibor. Ruang antara keliling lubang dan pipa pelindung diisi dengan kerikil,
lempung, semen dan lain-lain dengan cara seperti berikut.
Untuk mencegah saringan itu tersumbat dengan lumpur, bagian luar saringan harus
dilapisi dengan kerikil yang bersih dengan diameter 5 mm sampai 10 mm. Pada waktu
pencucian bagian dalam sumur dan pada uji akuifer sesudah pipa pelindung dipasang,
lapisan kerikil ini akan turun. Jadi kerikil itu harus dipadatkan 0,50 sampai 1,0 m lebih
tinggi dari ujung atas saringan.
Untuk menghindarkan pengambilan air dari lapisan yang lain (kecuali akuifer
dimana saringan itu dipasang), maka bagian luar saringan yang tidak masuk ke dalam
akuifer harus dilapisi dengan tanah atau adukan semen secukupnya.
Mengingat sewaktu pemboran telah digunakan air berlumpur, maka pada dinding
keliling lubang telah terbentuk lapisan tipis lempung. Demikian pula air berlumpur telah
masuk ke dalam akuifer. Jadi sesudah lapisan kerikil itu dipasang, maka harus diadakan
pencucian sumur sebaik-baiknya.
6.5 Uji
akuifer
113
6.5.1
air tanah yang berubah-ubah menurut waktu dapat dihitung dengan rumus Theiss.
(l)
Rumus Theiss
"-Lf +a":ffiw{")
"-4nT
--4Tt
":'!!
....(6.e)
..(6.10)
di mana:
s:
Q:
r:
r:
7:
Koeffisien transmisibilitas.
S: Koeffisien penampungan
(Storage Coeficient).
w(u):
@t) x,t
u: (*q)
"
t'
Mengingat angka-angka di dalam kurung itu tetap, maka hubungan antara W(u)
dan a ditentukan oleh s dan rzf t.
Tabel 6-7: untuk N: 1,0, N x 10-r : 1,8229
artinya untuk u: I x 10-1, H/(a) :1,8229.
Gbr. 6-33 menunjukkan kurva W(u) - u, yakni hubungan antara ll(u) dan u yang
digambar pada kertas logaritmis.
Penurunan air s,, Jz,. . .. dalam sumur pengamatan sesuai waktu tr,tz,.. .. sejak
pemompaan dimulai dapat diketahui. Jadi hubungan antara s dan(r2lt) dapat diperlihat-
tt4
Bab
Tabet
6-7
1,7
33,9616
33,8662
31,6590
31,5637
1,2
33,7792
31,4767
1,3
33,6992
33,6251
33,5561
33,4916
33,4309
33,3738
31,3966
31,3225
31,2535
31,1890
31,1283
33,3197
31,0171
33,2684
33,2196
33,1731
33,1286
30,9658
33,0861
33,0453
30,7835
30,7427
30,7035
3,2
33,0060
32,9683
32,9319
32,8968
32,8629
32,8302
32,7984
3,3
32,7676
3,4
32,7378
32,7088
32,6806
32,6532
32,6266
1,4
1,5
l16
lr7
1,8
1,9
2r0
2rl
1)
2,3
2,4
,)\
2,6
2r7
2r8
2,9
3,0
t,l
15
3,6
3,7
3,8
3,9
4,0
4,1
4,2
4,3
4,4
4,5
4,6
4,7
4,8
4,9
5r0
5,1
5,2
5,3
5,4
32,600,6
3l,o712
30,9170
30,8705
30,8261
30,6657
30,6294
30,5943
30,5604
30,5276
30,4958
30,4651
30,4352
t0,4062
30,3780
30,3506
30,3240
30,2980
32,5753
32,5506
32,5265
32,5029
32,4800
32,4575
32,4355
32,4140
32,3929
30,2727
32,3723
30,0697
30,0495
30,0297
30,0103
32,3521
32,3323
32,3129
32,2939
32,2752
30,2480
30,2239
30,2w4
30,1774
30,1549
30,1329
30,1 I 14
30,0904
29,9913
29,9726
Air-Tanah
6.
29,356r''
29,2617
29,1741
29,0940
29,0199
28,9509
28,886/.
28,8258
28,7686
29,7145
28,6632
28,6145
28,5679
28,5235
28,4809
28,4401
28,4m/9
28,3631
28,3268
28,2917
28,2578
28,2250
28,1932
28,1625
28,1326
29,1036
28,0755
28,0481
28,0214
27,9954
27,9701
27,9454
27,9213
27,8978
27,8748
27,8523
27,8303
27,8088
27,7878
27,7672
27,7470
27,7271
27,7077
27,6887
27,6700
25,989r
25,9s52
25,9224
25,8907
25,8599
25,8300
25,8010
25,7729
25,7455
25,7188
25,6928
25,6675
2s,6428
25,6187
25,s952
25,5722
25,5497
25,5277
25,sO62
25,4852
25,4646
25,M44
25,4246
2s,4051
25,3861
25,3674
24,7512
24,6559
24,5689
24,4889
24,4147
24,3458
24,2812
24,2206
24,1634
24,1094
24,0581
24,0093
23,9628
23,9183
23,87s8
23,8349
23,7957
23,7580
23,7216
23,6865
23,6526
23,6198
22,4y'.86
22,3533
22,2663
22,1863
22,1122
22,0432
21,9786
21,9180
21,8608
21,8068
21,7555
21,7067
21,6602
Nx10-e
Nx10-8
20,1460
20,0507
17,8435
19,9637
17,66ll
19,8837
19,8096
17,581
19,7406
19,6760
19,6154
19,5583
19,5042
19,4s29
19,4041
19,3576
21,6157
19,3131
21,5732
21,5323
21,4931
19,2706
19,2298
2t,4ss4
17,7482
17,5070
17,4380
17,3735
t7,3128
17,2557
17,2016
17, I 503
17,1015
17,0550
17,0106
16,9680
16,9272
19,1528
16,8880
16,8502
2r,4190
t9,1164
16,8138
21,3839
21,3500
21,3172
21,2855
19,0813
16,7788
16,7449
23,5573
23,5274
23,4985
23,4703
23,4429
23,4162
23,3902
23,3@9
23,3402
21,2547
16,6495
21,1677
18,9521
18,9223
1 8,8933
18,8651
21,1403
18,8377
2l,1136
18,81
16,5351
16,5085
21,0877
21,0623
2r,0376
18,7851
18,7598
18,7351
23,316r
2t,ot36
18,71
l0
16,4325
16,4084
23,2926
23,2696
23,2471
23,2252
23,2037
23,1826
23,1620
23,1418
20,9900
20,9670
t8,6874
16,3848
18,6644
18,6420
t6,3619
t6,3394
18,6200
18,5985
18,5774
16,3174
16,2959
16,2748
18,5s68
18,s366
16,2542
23,5881
23J220
23,1026
23,0835
23,0648
21,2249
2t,1959
20,9M6
20,9226
20,9011
20,8800
20,8594
20,8392
20,8194
20,8000
20,7809
20,7622
19,1905
19,0474
19,0146
18,9829
l0
18,5168
1,8,4974
18,4783
18,4596
t6,7l2l
16,6803
16,6l9i
16,5907
16,s625
t6,482s
16,4572
16,2340
16,2142
16,r948
16,1758
16,1571
Nx 1O-7
.ly'x
115
Nx 10-t
1,8229
0,2194
1,7371 ,1860
1,6595 ,1584
1,5889 ,1355
1,5241 ,1162
1,4@5 ,1000
1,4092 ,08631
1,3578 ,07465
1,3098 ,06471
1,2@9 ,05620
1,2227 ,04890
1,0
1,1
1,2
1,3
1,4
1,5
1,6
1,7
1,8
1,9
2,O
tt6
Bab
Tabel
6-7
6.
Air-Tanah
Hubungan artara
l/(u)
dan u. (cont.)
6,0
6rl
6,2
6,3
6,4
6,5
6,6
6,7
6,8
6,9
7,o
7,1
712
l,J
32,2568
32,2388
32,2211
32,2037
32,1866
32,1698
32,1533
32,1370
32,1210
32,1053
32,0898
32,0745
32,059s
32,0M6
32,0300
32,0156
32,00t5
3r,987s
7,4
31,9737
31,9601
7,5
3t,9467
7,6
7,7
7,9
8,0
31,9334
31,9203
31,9074
3r,8947
3I,8821
8,1
31,8697
8,2
8,3
31,8s74
3r,8453
8,4
3I
8,5
31,8215
8,6
31,8098
7,8
8,7
8,8
8,9
,8333
3r,7982
9,4
31,7868
31,7755
31,7643
31,7533
31,7424
31,7315
31,7208
9,5
31,7103
9,6
9,7
3l,6998
9,8
31,6792
31,6690
9,0
9,1
9,2
9,3
9,9
1,6894
29,9542
29,9362
29,9185
29,9011
29,8840
29,8672
29,8507
29,834
29,8184
29,8027
29,7872
29,7710
29,7569
29,7421
29,727s
29,7131
29,6989
29,6849
29,6711
29,657
29,6441
29,6308
29,6178
29,6048
29,592t
27,6516
27,6336
27,6159
27,5985
27,5814
27,5646
27,5481
27,5318
27,5158
27,5001
27,4846
27,4693
27,4543
27,4395
27,4249
27,4105
27,3963
27,3823
27,3685
27,3549
27,3415
27,3282
27,3152
27,3023
27,2895
27,2769
29,5795
29,5671 27,2&5
29,5548 27,2523
29,5427 27,2N1
29,5307 27,2282
29,5189 27,2163
29,5072 27,2046
29,4957 27,1931
29,4842 27,1816
29,4729 27,1703
29,4618 27,1592
29,4507 27,1481
29,4398 27,1372
29,4290 27,126r'.
29,4183 27,1157
29,4077 27,1051
29,3972 27,0946
29,3868 27,0843
29,3766 27,0740
29,3664 27,0639
10-8
18,4413
18,4233
18,,m56
18,3882
18,3711
18,3543
18,3378
18,32t5
18,3055
18,2898
18,2742
18,2590
18,2439
18,2291
18,2145
18,2001
18,1860
18,1720
18,1582
18,1446
18,1311
16,1387
16,1207
16,1030
16,0856
16,0685
16,0517
i8,1179
15,8286
15,8153
18,1048
15,8022
18,091
15,7893
16,0352
16,0189
16,0029
ts,9872
75,9717
ts,9s64
15,9414
15,9265
15,9119
15,8976
15,8834
15,8694
15,8s56
15,8420
18,0792 15,7766
18,0666 15,7640
18,0542 15,7516
18,0419 15,7393
18,0298 15,7272
18,0178 15,7152
18,0060 15,7034
17,9943 15,6917
17,9827 15,6801
17,9'.713
15,6687
17,9600 15,6574
17,9488 15,6462
17,9378 15,6352
17,9268 15,6243
17
17
,9160
,9053
15,6135
15,6028
,8637
15,s61 1
15,5509
17,8948 15,5922
17,8843 15,5817
17,8739 15,5713
l7
17,8535
6.5 Uji
Nxl0-7
I 3,8361
13,8181
13,8004
13,7830
13,7659
13,7491
13,7326
13,7163
13,7003
13,6846
13,6691
1 3,6538
1
13,5950
I 3,5808
I 3,5668
9,0337
9,0189
9;0043
1,3362
3,6388
13,6240
13,6094
r,3214
1,3068
11,2924
11,2782
11,2642
1
8,9899
3,5530
13,5394
13,5260
11,2504
11,2368
13,5127
13,4997
13,4868
tt,2102
13,4740
lt,t7t4
8,9757
8,9617
8,9479
8,9343
8,9209
8,9076
8,8946
8,8817
8,8689
13,46t4
11,1589
8,8563
13,4490
11,1464
17,1342
8,8439
13,4367
13,4246
13,4126
13,4008
13,3891
13,3776
13,366L
13,3548
13,3437
13,3326
1.3,3217
13,3109
13,3002
13,2896
13,2791
13,2688
13,2585
13,2483
tt7
akuifer
11,2234
tl,t97t
11,1842
8,8317
9,8195
|,1220
11,1101
I 1,0982
I r,0865
1 1,0750
I 1,0635
8,8076
8,7957
8,7840
11,0523
8,7497
8,7386
11,0411
11,0300
11,0191
8,',t725
8,76i0
'
8,7275
8,7L66
I1,0083
10,9976
8,7058
10,9870
8,6845
8,6740
8,6637
8,6534
8,6433
10,9765
10,9662
10,9559
10,9458
8,6951
6,',7317
6,'7169
4,43s1
4,4204
6,7023 4,4059
6,6879 4,3916
6,6737 4,3',775
6,6598 4,3636
6,6460 4,3500
6,6324 4,3364
6,6190 4,3231
6,6057 4,3100
6,5927 4,2970
6,5798 4,2842
6,5671 4,2716
6,5545 4,2591
6,5421 4,2468
6,5298 4,2346
6,5177 4,2226
6,s057 4,2107
6,4939 4,1990
6,4822 4,1874
6,4707 4,1759
6,4592 4,1646
6,4480 4,1534
6,4368 4,1423
6,4258 4,1313
6,4148 4,1205
6,40N
6,3934
6,3828
6,3723
6,3620
6,3517
6,3416
2,1917
2,1779
2,1643
2,1508
2,1376
2,1246
2,1118
2,0991
2,0867
2,0744
2,0623
2,0503
2,0386
2,0269
2,0155
2,4442
1,9930
1,9820
r,97Lt
1,9604
t,9498
1,9393
1,9290
Nx10-1
,5034
,4930
,4830
,4732
,4637
,45M
,4454
,4366
.4280
,4197
,4tts
,4036
,3959
,3883
,3810
,3738
,3668
,3599
,3532
,3467
,3403
,3341
,3280
,3221
,3163
,3106
,3050
,2996
,2943
,2991
,2840
,2794
,2742
,2694
,2647
,2602
4,1098
1,9187
1,9087
1,8987
1,8888
4,0992
1,8791
,2429
4,0887
,2387
4,0681
1,8695
1,8599
1,8505
4,0579
1,8412
4,M79
1,8320
4,0784
,2557
,2513
,u70
,2347
,2308
,2269
,2231
,0006409 5,5
,0005708 5,6
,0005085 5,7
,@04532 5,8
,0004039 5,9
,0003601 6,0
,0003211 6,1
,0002864 6,2
,0002555 6,3
,0w2279
6,4
,00009219
,00008239
,00007364
,00006583
,00005886
,00005263
,00004707
,00004210
,00003767
,00003370
,00003015
7,2
,00002415
,C[/002162
,00001936
,00001733
,00001552
,00001390
,00001245
,00001115
8,4
,0002034 6,5
,0001816 6,6
,0001621 6,7
,0001448 6,8
,0001293 6,9
,0001155 7,0
,0001032 7,1
,N002699
7,3
7,4
7,5
7,6
7,7
7,8
7,9
8,0
8,1
8,2
8,3
8,5
8,6
8,7
8,8
8,9
9,0
9,1
,000009988 9,2
,000008948 9,3
,000008018 9,4
,000007185 9,5
,0fi)006439 9,6
,000005771 9,7
,000005173 9,8
,000001637 9,9
..---.'.\.
Ll.
lLlK
I tsadon PetPurtl'El$6
I'u--- Pr,l.i,,si Iawq 'liq'rt
-
-,= -
Bab
118
6.
Air-Tanah
u0,t
.L
I lo-1
II l0-r
III 10-13
MO-r.
l0-1
I0-6
I
0-10
IO-r.
Gbr.
G33
,00
l0-5
I
o-.
l0-r
0-8
,0-r8
lo-1t
u4
W(uYu Kurva standor.
kan pada kertas logaritmis (Gbr. 6-34). Hubungan itu dapat juga dihitung dengan
Jr, J2, . . . . sesuai rr, r, dalam waktu I tertentu. Idan S dapat diketahui mengingat pada
beberapa bagian, kurva s
- (r'lt) dan kurva W(A - n itu berimpitan.
Pengertian koeffisien penampungan untuk air tanah bebas adalah berbeda dengan
pengertian koeffisien penampungan air tanah terkekang. Untuk air tanah bebas, koeffisien penampungan adalah banyaknya air yang dapat diambil setiap tahun dari volume
akuifer pada satuan penurunan permukaan air.
Secara fisik koeffisien penampungan adalah porositas effektif yang biasanya mempunyai harga dari 0,01 sampai 0,35. Untuk air tanah terkekang, berdasarkan sifat elastis
akuifer terkekang harga itu biasanya dari I x 10-3 sampai 1 x 10-1.
M: Titik
Gbr.
G34
pertemuan
Kurva
- r2/r.
[Contoh perhitungan]
Lihat Gbr. 6-34 pada pemompaan yang tetap, hubungan antara r dan (rz lt) digambarkan
pada kertas logaritmis.
Kemudian kurva ini ditaruh di atas kurva W(u'1- u untuk mendapatkan titik yang
berimpitan.
Titik pada kurva s - (rzlt) adalah sebagai berikut:
s:
,1
0135
o,oz
Titik pada kurva l4t(u) - uyang sesuai dengan titik tersebut di atas adalah:
lY(u):
3,5
6.5 Uji
u: I x
akuifer
119
l0-2
: fiw@)
...
.....(6.11)
_0,0973QW(u)
s
0,0793
gf-9dg
0,35
o,ol43 m2ldet.
S:4uTL
rn
(6.r2)
:4x I x ro-2x%:#
:0,029
Q)
Cara Chow
Cara ini menggunakan perhitungan dengan satu parameter F(u).
F(u): *
...(6.13)
di mana:
sesudah
As: selisih permukaan air garis s - , dalam satu siklus logaritmis (Gbr. 6-35).
0,1
1000 2000
5000
,
Gbr.
G35
10000
200@
5oooo
(se)
w(u)
Garis lurus s - r.
Gbr.
6-36
Hubungan F(a)
W(u)
(u)
a (Gbr. 6-36),
- u.
s:auT!
([hat6.t2)
s-l (Gbr.
6-35),
l2O
Bab
6. Air-Tanah
-[Contoh perhitungan]
Umpama dalam keadaan pemompaan yang tetap O : 0'018 m3/det dan jarak dari
sumur pemompaan r : l0 m, hubungan antara s dan I dalam sumur pengamatan itu
dinyatakan dengan garis lurus (t pada sumbu logaritmis), seperti diperlihatkan dalam
Gambar 6-35. Titik yang dipilih pada garis lurus itu adalah:
s:0,3
5.500
Selisih permukaan air s yang sesuai dengan satu siklus logaritmis dalam waktu ,
adalah:
As
0,15
F(u):*:
ffi:,
F(u):2,
didapal:
0,008
W(u):4'25
Dari rumus (6.11),
hw@)
:o'"lt'*rul
0,0793_X 0,0l8O.rt
0,3
:0,0201m2/det
Dari rumus (6.12),
S:
auf
:4x0,008 x
0,0201
"#
0,035
l)
1,0
E
0,8
,o:
to
Harga f untuk,
s:0
0,12
o,4
Gbr.
6-37
6.5 Uji
(3)
akuifer
121
Rumus Jacop
Jika hubungan aiiiara jangka waktu I sejak pemompaan dimulai dan penurunan
permukaan air s dalam sumur pengamatan adalah kira-kira merupakan garis lurus,
seperti diperlihatkan dalam Gbr. 6-37, maka rumus Jacop dapat diteraplan.
T
-
2,3Q
4n L.s
*_2,25Tt0
o:--rr-
...(6.15)
di mana:
7:
koeffisien transmisibilitas.
koeffisien penampungan.
besarnya pemompaan tetaP.
As: selisih s dalam satu siklus logaritmis dalam l.
S:
Q:
to:hargaluntuks:0
r: jarak dari sumur pemompaan
ke sumur pengamatan.
[Contoh perhitungan]
Tabel 6-8 menunjukkan harga-harga pengamatan s dan t dalam sumur pengamatan
dengan jari-jari 0,60 m untuk hubungan antara .r dan I yang kira-kira merupakan gans
lurus seperti diperlihatkan dalam Gbr.6-37.
As:
to
0,21
--
Jadi
0,12
r : #*
o
(lihat 6.14)
_2,25Tto
r'
2,25
0,0156
x 0.12:
----@,6)2-Tabel
6-8
,
(det)
1.200
1.800
3.600
6.000
9.000
10.800
,,
(4)
0,012
(m)
l.
Q (m3ldet)
0,861
0,910
0,95s
0,018
1,002
1,025
1,062
berikut:
t22
Bab
6.
Air-Tanah
0,3
o.2
E
Y'0,1
ar#
0,2
0,5
0,4
lo9 tl{
Gbr.
0,8
6-38
0.1830. r
T:"'-.:r'-logV
tlt'.
....(6.16)
,,f _0,183Q
- _Z;-
(6.17)
:WY^ui
6.5.2
(lihat 6.16)
: W.T#S
+
o,u
0,0197 mz/det.
Jika permukaan air tanah itu mencapai keseimbangan selama pemompaan yang
tetap, maka dapat diterapkan rumus Thiem.
(1) Jika ada sumur pengamatan
Dalam air tanah bebas (lihat Gbr. 6-39)
K:
q;1ffi=;;rosfr
'...
'.(6.18)
Dalam air besar yang tertahan (seperti ditunjukkan dalam Gbr. 6-40)
0.3660
1( : --,:----=mlst-s)
X:
P:
s1
r"
-11
-
19q
koeffisien Permeabilitas.
besar Pemompaan Yang tetap.
r, dan rr
h, dan hr:
(6.1e)
6.6
B:
f:
W:
w:
Gbr.
Lapisan impermeabel
Permukaan air bebas
Sumur pemompaan
Sumur pengamatan
A:
K:
123
Akuifer
B: Lapisan impermeabel
C: Permukaan air terkekang
W: Sumur pemompaan
w: Sumur pengamatan
Gbr. 6-40 Uji akuifer air terkekang.
w!l+bl*
(6.20)
0_3660.
R
- los"
lllso
f*
^
f1: Tebal akuifer air tanah bebas.
(6.21)
&: Tinggi dari permukaan lapisan kedap air ke permukaan air yang sedang
dipompa.
Jari-jari sumur pompa.
R: Jari-jari lingkaran pengaruh (300 sampai 500 m dalam air tanah bebas dan
500 sampai 1.000 m dalam air tanah terkekang).
Jo: Besarnya penurunan air di sumur pemompaan.
/nl
(1)
(a)
Q:
4Ksr*
di mana:
Q: banyak air
yang keluar.
K: koeffisien permeabilitas.
s: besar penurunan permukaan air.
r,: jari-jari sumur.
6.
Bab
124
Gbr.
6-41 Air
Air-Tanah
Q:2nKsr.
(b)
..(6.23)
Rumus ini dapat diterapkan pada cekungan pengumpulan air. (Water Collecting
Basin).
Rumus Forchheimer: Jika akuifer itu tidak terlalu tebal dan air keluar dari dasar
dan sisi sumur (Gbr.6-42), maka:
H.'^l
,h', .^.,
G+af,)''' l*+r)o'25
0-1'36$
- -,o, ,
..(6,24)
di mana:
H: tebalakuifer.
h: dalam dari permukaan
Gbr.
sumur yang
tidak lengkap.
(c)
Sumur-sumur lain: Jika sumur itu digali dalam dataran banjir di tepi sungai,
maka aliran di dalam tanah dari sungai itu langsung masuk ke dalam sumur.
Banyaknya air yang keluar adalah sebagai berikut.
Untuk air tanah bebas,
vn _1,36K(H'
- ----.---7d
los
" -f*
hr)
(6.2s)
di mana:
lapisan
kedap air.
tn _2,72mK(H'
- - l'sT-rw
di mana:
h)
(6.26)
6.6
125
m: Tebal akuifer.
H':
air.
(2)
Caranya adalah sebagai berikut: Buatkan sebuah sumur kecil sementara. Air
dipompa semuanya dari sumur dan banyaknya air yang keluar dihitung berdasarkan
besarnya kemampuan pemulihan permukaan air. Umpamanya air keluar dari dasar
sumur dan waktu yang diperlukan untuk pemulihan permukaan air sampai setengahnya
setelah pemompaan dihentikan adalah t:
u :o'693 n
o:
l:
'
"
'(6'27)
kapasitas spesifik yakni banyaknya air yang keluar per-satuan dalam dari
sumur.
luas dasar sumur
JadiQ--uH
......(6.28)
p:
[Tahap-tahap perhitungan]
Tabel 6-9 memperlihatkan pemulihan permukaan air sesudah pemompaan dihentikan. Pemulihan permukaan air sampai ke permukaannya semula sebelum pemompaan
dimulai ho dapat dihitung dari pemulihan dalamnya air hrdanhrpadawaktu t, dan t,
sesudah pemompaan berhenti.
,h?
ho:
Tabel
6-9
berhenti ft (m).
0,lN
10
0,155
o,29
15
0,41
20
0,53
25
o,&
30
o,75
0,98
N
50
I,l l
60
90
120
1,27
1,68
180
240
0,055
0,095
0,110
-.(6.2e)
Lamanya sesudah
pemompaan berhenti
r (menit)
ho
-...
@fi,y
(s:ho-h)
2,931
2,991
2,876
2,846
2,831
2,696
2,576
2,456
2,346
2,236
2,006
1,876
1,716
1,306
2,N
0,996
2,46
2,845
0,526
0,141
126
Bab
Umpama
h:
6.
tr:
1,27 m dalam
Air-Tanah
ljam
dan
hr:2,00
m dalam
tz:22
jam,
o": gv#47;51,,,,=2'e86m'
Hitung sisa penurunan permukaan air s : (ho - i) dengan pemulihan permukaan
air dalam setiap waktu.
s dicantumkan pada sumbu logaritmis dan r dicantumkan pada sumbu normal.
Kemudian hubungan antara s dan I dipelajari (Gbr. 6-24). Jika hubungan initidak dapat
berbentuk sebuah garis lurus, maka rumus itu tidak dapat diterapkan.
Dari Gbr. 6-43 dapat dilihat bahwa waktu yang diperlukan untuk mencapai setengah
kedalaman air sampai ke permukaan semula, (2,98612):1,493m adalah t:ljam
17 menit : 1,28 jam.
Umpamanya jari-jari sumur adalah 2 m, maka
Ttrz
Jadi a
12,566 m2
:W
-
-L\,
0.693
1,28
"
Q:
12,566
H:3
6,798 (m3/jam/m).
m, maka
uH
:6,798 x
20 m3ljam.
x --
, (waktu)
l:
S:
Gbr.6-44
-]
6.6.2
Penterapan rumus pada perhitungan banyaknya air yang keluar dari serambi
infiltrasi memerlukan pengetahuan yang cukup mengenai kondisi-kondisi yang sesuai
dengan rumus tersebut.
(l) Air keluar dari dinding samping untuk serambi yang dipasang di atas lapisan kedap
air yang horizontal di mana airnya keluar dari dinding-dinding samping (Gbr. 6-z14),
maka:
KL(Hr_o
Y-_
R
o H' - h'
,r:
-fiE-
hr)
...(6.30)
.
(6.31)
6.6
127
di mana:
besarnya air yang keluar.
koeffisien permeabilitas.
L: panjang serambi infiltrasi.
H: dalam dari permukaan air tanah ke lapisan kedap air di bawah.
h: dalamnya air di dalam serambi.
R: jari-jari lingkaran pengaruh.
1: gradien hidrolik permukaan air tanah.
Q:
K:
a:x
di mana:
h:
l:
(H2
6-45
h2)
(6.32)
GrtsJ"(h)"'
r*: jari-jari
Gbr.
serambi.
Jika letak lapisan kedap air itu dalam dan air hanya keluar dari dasar serambi
(Gbr. 6-46), maka:
o:
di mana:
(6.33)
log
[Contoh pemasangan]
Gbr. 6-47 dan 6-48 memperlihatkan gambar denah dan gambar penampang contoh
pemasangan serambi infiltrasi. Daerah ini menunjukkan sebuah dataran banjir yang
terbentuk antara tebing terras dan sungai di mana terdapat topografi dasar yang baik.
Serambi infiltrasi diletakkan di atas permukaan dasar itu. Menging at antara dasar ini dan
lapisan endapan sungai itu terdapat perbedaan tahanan spesifik listrik yang besar, maka
topografi lembah dari dasar itu dapat diperoleh dengan pasti dengan menggunakan
penampangan listrik dan pemboran seperti telah dikemukakan dalam2.3.
Effisiensi pengeluaran air dari serambi infiltrasi akan menjadi besar jika serambi itu
diletakkan sepanjang garis pertengahan topografi lembah dan tegak lurus pada garis
kontur permukaan air tanah.
Bab
128
6.
Air-Tanah
^s
S ,*o?'uS
=.-l
F,
T
/*'
''t"
t
85
l
'----+-
'-t
8a
do
z, \i*
/.
'tze
8b
79
Gbr.647
A: Lapisan endapan
dasar sungai
B: Batuan dasar
f: Permukaan air tanah
G: Serambi infiltrasi
M: Lubang orang
s: Diameter serambi infiltrasi
ii
Gbr.
6-48 Profil
serambi infiltrasi.
pengaruh
juga jari-jari
Dalam perhitungan besarnya air yang keluar itu telah dimasukkan
lingkaran pengaruh yang sulit diperkirakan. Jadi rumus yang tidak memperhitungkan R
itu-dapat Oipeitirakan berada dalam interval 150 m sampai 500 m. Akan tetapi umumnya
didapat hal-hal sebagai berikut:
(1) Perkiraan dari Pengamatan
Dalam uji akuifer, sumur-sumur pengamatan itu ditempatkan secara radial dari
sumur pemompaan. Jari-jari pengaruh itu didapat dengan memperpanjang kurYa
penurun;n permukaan air sampai bertemu dengan permukaan air tanah semula.
(2)
Cara mencoba-coba
1,36(H' - h')
tt:
^ 7p6[
p-@ri
(6.34)
r: gradien
r,:
jari-jari sumur.
6.6
(3)
129
R: 4 l----;
4ur3
..(6.35)
R yang diperoleh dengan rumus tidak keseimbangan adalah yang paling tepat.
[Tahap perhitungan]
Rumus (6.9) dirubah menjadi
w(u): (0"6),
Umpamanya besarnya penurunan permukaan air s : 0,01 m. Mengingat koeffisien
transmisibilitas Tdan besarnya pemompaan tetap Q telah diketahui, maka W(u) dapat
diketahui. u didapat dari hubungan W(u) - u seperti diperlihatkan dalam Tabel 6-7.
Ambil waktu / sembarangan. Mengingat koeffisien penampungan S telah diketahui,
maka jarak R dimana terjadi penurunan permukaan air I cm dapat diperoleh dengan
rumus (6.35).
6,6.4 Uji
Air dapat dipompa berturut-turut dari sumur artinya kondisi besarnya pemompaan
yang tetap dapat diperoleh pada permukaan air yang tetap. Jadi air yang keluar dari
sumur diperkirakan pertama-tama terjadi pada penurunan permukaan air dan umumnya
air yang keluar itu sama dengan besar pemompaan.
Selama waktu pemompaan itu kecil, kapasitas spesifik air yang keluar yakni besar
pemompaan per-satuan penurunan permukaan air adalah relatif besar. Akan tetapi jika
pemompaan menjadi besar, maka besarnya air yang keluar tahap demi tahap menjadi
kecil dan akhirnya kadang-kadang banyaknya pasir dan lumpur dalam air yang dipompa
meningkat yang disebabkan oleh pergerakan yang terdapat dalam akuifer.
Fakta ini menunjukkan bahwa bila mana besarnya pemompaan menjadi lebih besar
dari sesuatu harga tertentu, kapasitas spesifik berkurang secara drastis yang akhirnya
mengakibatkan ketidak mampuan sumur.
Untuk menghindarkan hal ini maka jika mungkin, perencanaan besarnya pemompaan air harus ditentukan dengan uji surut muka air bertahap. Seperti diperlihatkan dalam
Gbr. 6-49, besar air pemompaan ditingkatkan tahap demi tahap dan pada setiap besarnya
pemompaan akan diketemukan permukaan air yang seimbang. Kemudian b'esarnya
pemompaan dikurangi tahap demi tahap dan demikian pula akan diketemukan permukaan air yang seimbang. Jadi hubungan antara besarnya pemompaan air Q dengan
besarnya penurunan permukaan air s dapat dinyatakan dengan grafik logaritmis. Dari
hasil pengujian diperoleh hal sebagai berikut.
Q: Pemompaan
S: Penurunan permukaan air
Gbr.
6-49 Grafik S-
O.
O(m3/sec)
130
Bab
6.
Air-Tanah
kira-kira: l,
Di sumur yang tidak mempunyai saringan lapisan kerikil yang cukup, peristiwa
percampuran pasir dan lumpur dalam air yang dipompa sering terjadi meskipun
besarnya air yang dipompa itu berada di bawah titik lengkungan.
(l)
Adanya lapisan atas dan bawah dari akuifer yang menderita penurunan oleh
6.7
l3l
konsolidasi karena air yang diperas keluar. (Contoh, lapisan lempung lemah).
Besarnya penurunan permukaan air tanah harus cukup besar dan cukup lama
sehingga dapat mengakibatkan penurunan konsolidasi lapisan-lapisan atas dan
bawah dari akuifer.
Sebab-sebab utama terjadinya penerobosan air asin adalah sebagai berikut.
O Akuifer itu berhubungan dengan air laut.
@ Besarnya penurunan permukaan air harus cukup besar sehingga dapat mengakibatkan penerobosan air asin.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, air tanah yang mempunyai bahaya penurunan
tanah atau penerobosan air asin adalah sebagai berikut:
(2)
6.7.1
Penurunan tanah
adalah sangat besar. Contoh sedemikian dapat dilihat pada delta Koto di Tokyo
Me"tropolis, dataran Nobi, dataran Osaka dan lain-lain. Di dataran Nobi pada bagian
yang tebal lapisan alluvialnya terdapat tempat di mana penurunan tahunannya mencapai
20 cm.
Jika dilaksanakan pemompaan lebih air tanah terkekang dalam bagian bawah
lapisan alluvial, dalam dilluvium atau dalam bagian atas Tersier Neogen, maka ada
kemungkinan yang besar akan terjadi bahaya penurunan tanah yang disebabkan oleh
lapisan lempung yang terdapat dalam lapisan-lapisan tersebut di atas. Akan tetapi pada
bagian dataran yang berasal dari kerucut detrital dan lapisan yang mempunyai kadar
lapisan-lapisan pasir dan kerikil yang tinggi, tidak akan terjadi penurunan tanah yang
besar.
dilluvial
Jika terras dilluvial itu terdiri dari lapisan dilluvial termasuk lapisan lempung, maka
sudah tentu dapat diperkirakan akan terjadi penurunan tanah. Akan tetapi, jika lapisan
Iempung di bawah terras dilluvial itu memperoleh konsolidasi yang terdahulu seperti
pengangkatan daratan, diikuti erosi dan lain-lain maka dalam hal-hal tertentu besarnya
penurunan tanah adalah kecil. Demikian pula jika dalam ke lapisan batuan dasar cukup
kecil, dan lapisan dilluvial itu sebagian besar terdiri dari lapisan-lapisan kerikil dan
pasir, maka tidak akan terjadi penurunan tanah. Jika di atas dan di bawah akuifer tidak
terdapat sedimen lempung dan lain-lain, maka tidak akan terjadi penurunan tanah.
6.7.2
Jika tekanan air tanah pada mulut akuifer di laut menjadi lebih rendah dari tekanan
air laut, maka mulailah penerobosan air asin terjadi. Mengingat kecepatan sirkulasi air
tanah terkekang di lapisan yang dalam itu rendah, maka kecepatan penerobosan air asin
rt^ ,fltrc,n lropt
ffYtr:thx +rhcp rreodudar adl bsr gvott', 7T fit,tttftr iit
!^ton
ly
1, $.rlottll
Lri.or. ari toflj^ 1...,,,1t,
&f-prOb0Jnn N( }J;n Nl'*iOr
il,lirl.
.,,r
132
Bab
6.
Air-Tanah
juga rerrdah. Akan tetapi, pengaruhnya terhadap penduduk adalah besar sekali, karena
akuifer itu besar. Jika air tanah itu berupa air celah, maka kecepatan penerobosan air
asin adalah besar.
tanah
Air tanah itu digunakan untuk tujuan yang banyak sehingga air tanah itu memegang
peranan yang besar dalam pembangunan dan pemeliharaan daerah.
Pada usaha pengembangan air tanah, maka harus dijaga supaya penggunaannya
tidak terlalu banyak, tetapi harus memperhatikan pengawetannya. Jadi biasanya
pemompaan air tanah hanya dapat diizinkan sesuai dengan kecepatan sirkulasinya.
O Pemompaan air tanah yang mengakibatkan sumber air tanah itu menjadi
kering dengan tiba-tiba, penurunan tanah atau penerobosan air asin, tidak
boleh dilaksanakan.
@ Biasanya pemompaan air tanah yang lambat laun mengakibatkan pengurangan
sumber air tanah juga tidak boleh dilaksanakan.
Pemanfaatan air tanah yang mengakibatkan pengurangan sumber air itu
hanya dapat diizinkanjika derajat pengurangannya telah diperkirakan dan tidak
mengakibatkan penurunan tanah yang disebabkan oleh penurunan permukaan
air tanah itu.
6.8.2
Pemanfaatan air tanah untuk pertanian ditinjau dari sudut pengawetan air tanah
(l)
tidak ada.
(4)
6.8.3 Teknik
6.8
133
(l)
135
BAB
7.
LIMPASAN
(Run-off)
7.1.1
Elemen-elemen meteorologi
(1)
Jenis presipitasi
presipitasinya yakni hujan atau salju. Jika hujan maka pengaruhnya adalah langsung dan
hidrografitu hanya dipengaruhi intensitas curah hujan dan besarnya curah hujan.
(2)
Mengingat limpasan yang diakibatkan oleh curah hujan itu sangat dipengaruhi oleh
distribusi curah hujan, maka untuk skala penunjuk faktor ini digunakan koeffisien
distribusinya. Distribusi koeffisien adalah harga curah hujan maksimum dibagi harga
curah hujan rata-rata di daerah pengaliran itu. Jadi curah hujan yangjumlahnya tetap
136
Bab
7. LimPasan (Run'off-)
mempunyai debit puncak yang lebih besar yang sesuai dengan koeffisien distribusinya
yang bertambah besar.
(5) Arah pergerakan curah hujan
Umumnya pusat curah hujan itu bergerak. Jadi suatu curah hujan lebat bergerak
sepanjang sistem aliran sungai akan sangat mempengaruhi debit puncak dan lamanya
limpasan permukaan.
(6) Curah hujan terdahulu dan kelembaban tanah
Jika kadar kelembaban lapisan teratas tanah itu tinggi, maka akan mudah terjadi
banjir karena kapasitas infiltrasi yang kecil. Demikian pula jika kelembaban tanah itu
meningkat dan mencapai kapasitas lapangan, maka air infiltrasi akan mencapai per-
mukaan air tanah dan memperbesar aliran air tanah. Selama perioda pengurangan
kelembaban tanah oleh evapotranspirasi dan lainJain, suatu curah hujan yang lebat
tidak akan mengakibatkan kenaikan permukaan air, karena air hujan yang menginfiltrasi
itu tertahan sebagai kelembaban tanah. Sebaliknya, jika kelembaban tanah itu sudah
meningkat karena curah hujan terdahulu yang cukup besar, maka kadang-kadang curah
hujan dengan intensitas yang kecil dapat mengakibatkan kenaikan permukaan air yang
besar dan kadang-kadang dapat mengakibatkan banjir.
(7) Kondisi-kondisi meteorologi yang lain
Seperti telah dikemukakan di atas, dari elemen-elemen meteorologi, curah hujan
mempunyai pengaruh yang terbesar pada limpasan. Secara tidak langsung, suhu,
kecefatan angin, kelembaban relatif, tekanan udara rata-rata, curah hujan tahunan dan
seterusnya yang berhubungan satu dengan yang lain juga mengkontrol iklim di daerah
itu dan mempengaruhi limPasan.
7.1.2
(l)
Jika daerah hutan ini dijadikan daerah pembangunan dan dikosongkan (hutannya
ditebang), maka kapasitas infiltrasi akan turun karena pemampatan permukaan tanah.
Air hujan akan.mudah berkumpul ke sungai-sungai dengan kecepatan yang tinggi yang
akhirnya dapat mengakibatkan banjir yang belum pernah dialami terdahulu.
Daerah pengaliran
Jika semua faktor-faktor termasuk besarnya curah hujan, intensitas curah hujan dan
lain-lain itu tetap, maka limpasin itu (yang dinyatakan dengan dalamnya air rata-rata)
selalu sama, dan tidak tergantung dari luas daerah pengaliran. Berdasarkan assumpsi
ini, mengingat aliran per satuan luas itu tetap, maka hidrograf itu adalah sebanding
dengan luas daerah pengaliran itu. Akan tetapi, sebenarnya makin besar daerah peng-
aliran itu, makin lama limpasan itu mencapai tempat titik pengukuran. Jadi, panjang
dasar hidrograf debit banjir itu menjadi lebih besar dan debit puncaknya berkurang.
Salah satu sebab dari pengurangan debit puncak ialah hubungat antara intensitas curah
hujan maksimum yang berbanding balik dengan luas daerah hujan itu. Berdasarkan
assumpsi tersebut di atas, curah hujan itu dianggap merata. Akan tetapi mengingat
intensitas curah hujan maksimum yang kejadiannya diperkirakan terjadi dalam frekwensi yang tetap menjadi lebih kecil sebanding dengan daerah pengaliran yang lebih
besar, maka ada pemikiran bahwa puncak banjir akan menjadi lebih kecil. Seperti telah
dikemukan di atas, debit banjir yang diharapkan per satuan daerah pengaliran itu
adatah berbanding balik dengan daerahpengaliran, jikakarakteristik-karakteristikyang
&
7.2
137
lain itu sama. Tetapi kzrli ini adalah aneh karena luas daerah tidak menghasilkan pens-
tiwa yang disebut di atas ini. Tetapi jika faktor-faktor lain yang berbeda maka akan
terjadi perbedaan besar dalam debit banjir.
Kondisi topografi dalam daerah pengaliran
Corak, elevasi, gradien, arah dan lainJain dari daerah pengaliran mempunyai pengaruh terhadap sungai dan hidrologi daerah pengaliran itu. Corak daerah pengaliran
adalah faktor bentuk, yakni perbandingan panjang sungai utama terhadap lebar ratarata daerah pengaliran. Jika faktor bentuk menjadi lebih kecil dengan kondisi skala
daerah pengaliran yang sama, maka hujan lebat yang merata akan berkurang dengan
perbandingan yang sama sehingga sulit akan terjadi banjir. Elevasi daerah pengaliran
dan elevasi rata-rata mempunyai hubungan yang penting terhadap suhu dan curah hujan.
Demikian pula gradiennya mempunyai hubungan dengan infiltrasi, limpasan permukaan,
kelembaban dan pengisian air tanah. Gradien daerah pengaliran adalah salah satu faktor
penting yang mempengaruhi waktu mengalirnya aliran permukaan, waktu konsentrasi
ke sungai dari curah hujan dan mempunyai hubungan langsung terhadap debit banjir.
Arah daerah pengaliran itu mempunyai pengaruh terhadap kehilangan evaporasi dan
transpirasi karena mempengaruhi kapasitas panas yang diterima dari matahari.
(3)
(4)
Jenis tanah
ini mengembang dan menyusut sesuai dengan variasi kadar kelembaban tanah.
(5) Faktor-faktor lain yang memberikan pengaruh
Di samping hal-hal yang dikemukakan di atas, maka faktor-faktor penting lain yang
mempengaruhi limpasan adalah karakteristik jaringan sungai-sungai, adanya daerah
pengaliran yang tidak langsung, drainasi buatan dan lain-lain. Untuk mempelajari
puncak banjir, debit air rendah, debit rata-rata dan lainJain, diperlu kan penyelidikan
yang cukup dan perkiraan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
7.2
Bab
138
7.
Limpasan (Run-off)
an air tanah, yakni curah hujan yang dikurangi sebagian dari besarnya infiltrasi, besarnya
air yang tertahan dan besarnya genangan. Limpasan permukaan ini merupakan bagian
yang penting dari puncak banjir. Bagian terbesar dari curah hujan lebih, mengalir
selama perioda hujan dan sebagian sesudah perioda hujan. Jadi harus dipikirkan bahwa
kadang-kadang limpasan permukaan itu dibagi dalam dua sumber.
(l) air yang mengalir di atas permukaan tanah dan (2) air yang menginfiltrasi dan
mencapai lapisan yang impermeabel, kemudian sebagiannya mengalir ke sungai. Bagian
terakhir ini disebut aliran di bawah permukaan (subsurfose) yakni untuk dibedakan dengan yang terdahulu yang secara sempit disebut Iimpasan permukaan. Debit ini ditentukan oleh struktur tanah dalam daerah aliran dan sesuai dengan sisa yang diperoleh
dengan mengurangi infiltrasi itu dengan peningkatan kelembaban tanah dan bagian yang
meresap ke bawah. Hal ini dapat diperkirakan dengan mengamati debit itu dalam petak
pengujian atau di daerah pengaliran.
Umumnya mengingat aliran di bawah permukaan tanah itu mencapai sungai dalam
waktu yang cukup cepat, maka biasanya aliran tersebut ini tidak dapat dipisahkan dari
limpasan permukaan yang sebenarnya. Selanjutnya aliran di bawah permukaan tanah ini
mempunyai sifat yang lebih menyamai limpasan permukaan dari pada aliran air tanah.
Jadi seperti telah dikemukakan di atas, aliran di bawah permukaan tanah ini dimasukkan
sebagai bagian dari limpasan permukaan.
(3)
Limpasan permukaan
63
'
Gbr.7-I
d
(t
a
Air
Air
intersepsi
yang tertampung
di lekukan
7.2.2 Kurva
Permukaan air tanah yang berada dalam keadaan maksimum, pada akhir limpasan
permukaan akan turun terus menerus sampai ada penambahan air tanah pada curah
7.2
hujan
139
hujan yang berikutnya. Selama penurunan air tanah, debit air tanahjuga akan berkurang
secara kontinu. Jika tidak terjadi curah hujan sampai debit itu menjadi nol, maka
hidrograf selama perioda itu adalah kurva penurunan air tanah itu.
Jika semua debit sungai itu berasal dari aliran air tanah (tidak ada limpasan permukaan dari curah hujan dan salju yang mencair), maka kurva penurunan permukaan
air sungai itu selalu akan sesuai dengan kurva penurunan air tanah. Di daerah-daerah
yang mempunyai curah hujan yang banyak, tidak akan diperoleh suatu kurva penurunan
yang lengkap untuk suatu perioda tanpa curah hujan karena interval curah hujan itu
pendek. Untuk hal sedemikian, kurva penurunan itu hanya dapat diperoleh dengan
menghubung-hubungkan beberapa hidrograf yang pendek sesudah periode limpasan
permukaan.
7,2.3
Untuk mengetahui efek curah hujan terh-adap debit sungai dengan jalan analisa
hidrograf, maka harus dipelajari bagaimana karakteristik curah hujan, karakteristik
fisik daerah pengaliran dan lain-lain yang menimbulkan perubahan-perubahan pada
kenaikan permukaan air. Gbr. 7-2 menunjukkan klasifikasi kenaikan permukaan air
yang dikemukakan oleh Dr. R. E. Horton. Kolom teratas memperlihatkan jenis perubahan kenaikan permukaan air. Kolom-kolom di bawah memperlihatkan efek setiap
karakteristik curah hujan dan kondisi daerah pengaliran terhadap debit sungai.
(l) Kenaikan permukaan air oleh curah hujan jenis No. 0
Dalam kondisi curah hujan dan daerah pengaliran seperti yang diperlihatkan pada
baris pertama, mengingat tidak terjadi perubahan dan kurva penurunan normal secara
kontinu menurun tanpa sesuatu halangan, maka kenaikan permukaan air di sungai
tidak akan terjadi. Keadaan seperti ini terjadi bila mana hujan yang kecil jatuh ke
lapangan yang kekurangan kelembaban tanahnya besar sehingga kapasitas infiltrasinya
maksimum. Akan tetapi sejak peningkatan kelembaban tanah itu dimulai maka akan
terjadi variasi permukaan air sungai. Peningkatan kadar kelembaban tanah adalah
akumulatif sehingga waktu kenaikan permukaan sungai menjadi cepat. Di samping itu
ada juga hujan yang langsung jatuh di permukaan sungai. Jadi sebenarnya tidak ada
curah hujan jenis No. 0.
(2) Kenaikan permukaan air oleh curah hujan jenis No. I
Mengingat intensitas curah hujan itu lebih kecil dari kapasitas infiltrasi; maka tidak
akan terjadi limpasan permukaan. Jumlah kapasitas infiltrasi (,F) adalah lebih besar dari
kekurangan kelembaban tanah lapangan sehingga permukaan air tanah mulai meningkat
sedikit. Jadi kecepatan penurunan permukaan air tanah diperkecil. Dengan jenis curah
hujan ini, curah hujan yang langsung jatuh di permukaan air akan tampak dan di
beberapa daerah pengaliran, aliran di bawah permukaan tanah itu akan masuk ke dalam
hidrograf. Khususnya kenaikan permukaan air oleh curah hujan jenis No. I ini akan
terjadi untuk hujan ringan di musim semi dan hujan yang luas dengan intensitas yang
kecil di musim kemarau dan musim gugur. Umumnya, karena kecil maka dalam beberapa
hal tertentu kenaikan permukaan air itu kelihatan seperti kesalahan pengamatan.
Curah hujan jenis No. I ini dibagi dalam 3 keadaan. Dalam semua keadaan,
penambahan air ke permukaan air tanah berlangsung selama perioda antara m dan n.
Penurunan normal dari air tanah yang dihentikan pada titik rn dipulihkan sampai titik /?.
Jika tidak ada penambahan air tanah, maka kurva penurunan itu akan berlangsung
seperti yang diperlihatkan oleh m - n'.
Dalam Gbr.7-2:
(a)
kecepatan penambahan
Bab
140
7.
Limpasan (Run-off)
(a)
m
,or----:n'
-{=\--.:
(c)
,__h
-n
-- n'
di lapangan
(FMD)
tanah
Penambahan debil
Tidak
Tidak ada
,,ouu
uo"
Tidak ada
a<la
8" --
P"
o-o*o
Tidak ada
Tarnbahan irir
tanah
Hanya limpasan
paiarr.ron
'
O'
P"
F-FMD
LimPa'an Permukaan dan aliran
air tanah
air.
(4)
7.2
hujan
141
ini mengakibatkan permukaan air yang lebih tinggi pada titik akhir dari padajenis No. 2.
Titik akhir dari kenaikan yang disebabkan oleh jenis No. 3 ini kadang-kadang lebih tinggi
atau lebih rendah jika dibandingkan dengan permukaan air semula, dan pada (c)
pemulihannya adalah lebih tinggi. Untuk membedakan apakah kurva kenaikan itu
terhisab pada jenis No. 2 atau No, 3, maka kurva penurunan normal itu harus diperpanjang ke bagian bawah kurva kenaikan. Jika hidrograf dan grafik curah hujan yang
terjadi waktu itu digambarkan dalam satuan yang cocok, maka penentuan jenis hujan
yang mengakibatkan kenaikan permukaan air yang terjadi waktu itu, dapat dilakukan
dengan cukup teliti.
7.2.4
(l)
Penguraian hidrograf
Seperti telah dikemukakan di atas, sumber air untuk hidrograf itu terdiri dari
curah hujan yang langsung di atas permukaan air, (2) limpasan permukaan (3)
aliran di bawah permukaan dan (4) aliran air tanah dalam arti yang terbatas. Penguraian
hidrograf berarti menguraikan komponen-komponen tersebut di atas. Mengingat sifatsifat yang berbeda dari ke empat komponen ini, maka secara praktis adalah sulit untukmembedakan komponen-komponen ini dengan jelas. Teristimewa di daerah pengaliran
yang besar, variasi curah hujan, infiltrasi dan kondisi kelembaban tanah sebelum curah
hujan itu tidak dapat diperkirakan dengan jelas. Dalam praktek curah hujan yang
langsung ke permukaan sungai, limpasan permukaan dan aliran di bawah permukaan
tanah disatukan sebagai limpasan langsung dan diusahakan dipisah dari aliran air tanah
(debit aliran dasar).
(l) Penampungan air tanah di tepi sungai
Dalam Gbr. 7-3,ab memperlihatkan permukaan air tanah sebelum curah hujan. Jika
terjadi curah hujan dengan intensitas dan lamanya yang cukup, maka oleh infiltrasi air
tanah akan bertambah. Permukaan air tanah akan naik sampai a'd. Sementara itu oleh
permukaan air sungai akan meningkat lebih cepat dari pada permukaan air tanah,
sehingga untuk sementara permukaan air sungai adalah lebih tinggi dari permukaan air
tanah di tepi sungai. Akibatnya ialah aliran air tanah ke sungai terhenti. Arah aliran
menjadi terbalik sehingga akan terjadi penampungan air tanah di tepi sungai yakni db'b
seperti terlihat dalam Gbr. 7-3.
Gbr.7-3
Sketsapenampungan
tepi sungai.
Permukaan air
sebelum curah hujan.
Permukaan air tanah sesudah curah hujan
Penampungan air tanah di tepi sungai akan meningkat terus sampai permukaan a"ir
itu mencapai permukaan yang maksimum. Jika permukaan air sungai mulai
menurun, arah aliran air tanah akan berbalik kembali. Aliran air tanah ke sungai
meningkat sampai permukaan air sungai itu menjadi lebih rendah dari pada permukaan
air tanah pada d. Setelah seluruh penampungan di tepi sungai telah mengalir ke sungai
maka aliran air tanah itu akan kembali ke kurva penurunan normal. Garis titik adc pada
sungai
Bab
142
7.
Limpasan (Run-off)
Waktu
permukaan sungai yang naik adalah tidak praktis. Debit aliran air tanah itu adalah kecil
jika dibandingkan dengan besarnya limpasan. Jadi untuk memisahkan aliran air tanah
dari limpasan langsung, cukup ditarik garis lurus ac seperti terlihat pada Gbr. 7-4. Letak
titik c umumnya ditentukan pada titik dengan lengkungan terbesar pada bagian akhir
hidrograf. Namun demikian letak sebenarnya dari titik c ini adalah sulit ditentukan. Akan
tetapi pengaruh yang terjadi oleh penentuan titik c yang tidak tepat ini adalah tidak
besar, sehingga cara pemisahan ini selalu digunakan. Di samping cara tersebut di atas,
cara-cara lain untuk menentukan letak titik c adalah sebagai berikut:
(a) Perkiraan dari hidrograf dengan satu puncak. Hidrograf yang terjadi oleh
(b)
curah hujan jangka waktu yang singkat dengan intensitas yang tinggi adalah
sangat tajam dan mempunyai corak yang sederhana, sehingga letak titik c
dapat ditentukan dengan teliti.
Cara dengan kurva penurunan permukaan air tanah. Jika terdapat cukup
banyak data yang dapat digunakan, maka kurva penurunan air tanah itu dapat
digambar pada kertas kalkir dengan skala yang sama dengan skala hidrograf.
Cara dengan rumus empiris biasanya digunakan sebagai alat terakhir, yakni jika
tidak terdapat data yang cukup atau digunakan untuk memeriksa hasil yang didapat
dengan cara yang lain. Cara yang ke 2 telah digunakan sebelum cara hidrograf satuan
7.3
143
diterapkan. Cara
7.3.1
ini
Rumus empiris
Jika tidak terdapat data hidrologi yang cukup, maka perkiraan debit banjir dihitung
dengan rumus-rumus empiris yang telah banyak dikemukakan. Hampir semua rumus
jenis ini adalah jenis yang menyatakan korelasi dengan satu atau dua variabel yang
sangat berhubungan dengan debit banjir. Karakteristik yang tidak diketahui dari debit
banjir yang diperkirakan dengan rumus jenis ini ialah frekwensi rata-rata. Mengingat
ada kira-kira l5 sampai 20 variabel yang mempengaruhi debit banjir pada suatu frekwensi tertentu, maka perkiraan debit banjir yang hanya mengkorelasikannya dengan
satu atau dua variabel sudah tentu tidak mungkin diperoleh hasil yang dipercaya.
Tetapi rumus-rumus ini dapat memberikan harga perkiraan yang kasar secara cepat.
Tabel 7-l memperlihatkan rumus-rumus utama yang dipergunakan di beberapa
negara. Dalam penggunaan rumus-rumus ini, maka pertama-tama harus diperiksa cara
penurunannya dan harus mengetahui kondisi penggunaan beserta data dasatnya.
Tabet
No.
7-1
Curah hujan
Q:(0-70)Ao'5
Qo:l5OAo'
Qa:24,12Ao.
4
5
Whistler
Pagliaro
st6
lnglis
Q:7.OOOAI\/-A+tt
8
9
l0
1l
Ryues
Ryues
Q:675Ao'67
Qd:560Ao'67
Q:4.600A0's2
Bransby Williams
U.S. Ceological
12
13
14
Q&
M:
New
Tndia
India
India
I lebih dari l0 mile2. Britain
A:1.000-24.000 mile2. U.S.A.
Q:l.4NAo'tta
0:10.00010,5
Q^:131.C00A1007
Mclllwraith
Baird &
Q.
+e)o'ta
Q*:
222.000 A/(l 85 +
l)0,
Q:200As/6
Sistem metrik
Mclllwraith
Fanning
(Q:m3ldet, A:kmz)
Zealand
Survey
Myer
Baird &
Germany M
M
Italy
M
Italy
Qm:2O.0A0Ao's
t5
France
A:1.000-12.000 km2.
satuan
France M
sedang,
l:400-3.000 kmz.
l:15-200.000 kmz.
Q^:2.900h1{l+90)
Negara
,4:3.000-160.000 km2.
Hujan lebat,
Nama
Catatan
Rumus
Pembuat rumus
di
E
E
E
E
U.S.A.
Australia
Australia
U.S.A.
E:
Daerah aliran'
A adalah mile2)
14
Bab
7.
LimPasan (Run-off)
Demikian pula keadaan daerah pangaliran itu harus diselidiki dengan seksama. Juga adalah sangat penting untuk mengetahui pembatasan-pembatasan yang dikemukakan oleh
pencipta rumus itu. Penggunaan rumus itu harus dilakukan dalam pembatasanpembatasan yang ditentukan itu. Kesalahan debit banjir yang diperoleh biasanya berkisar antara 20/, sampat 30/o, dan dalam keadaan ekstrim dapat mencapai beberapa
ratus persen.
daerah aliran dan oleh tetapan-tetapan yang diperkirakan cocok untuk daerah pengaliran
Q:
atau
KA"
o:ffi+"
di mana:
a, b,
c:
tetapan-tetapan.
Sebagian rumus-rumus dalam Tabel 7-l telah disusun berdasarkan data-data banjir
yang lalu. Faktor daerah aliran adalah faktor yang paling penting yang mempengaruhi
debit banjir. Faktor daerah pengaliran ini dapat dengan mudah diperkirakan. Jadi
rumus-rumus debit banjir itu mempunyai bentuk yang langsung berhubungan dengan
daerah pengaliran. Tetapi mengingat interval variasi koeffisien-koeffisien dan eksponeneksponen dalam rumus itu sangat besar, maka adalah sangat sulit untuk memperoleh
7.3.2
Rumus rasionil
Rumus ini adalah rumus yang tertua dan yang terkenal di antara rumus-rumus
empiris. Rumus ini banyak digunakan untuk sungai-sungai biasa dengan daerah pengaliran yang luas, dan juga untuk perencanaan drainasi daerah pengaliran yang relatif
sempit. Bentuk umum rumus rasionil ini adalah sebagai berikut:
I
o: *rr'A: o,277frA
"
"(7'2)
koeffisien Pengaliran/limPasan.
Arti rumus ini dapat segera diketahui yakni, jika terjadi curah hujan selama I jam
dengan intensitas I mm/jam dalam daerah seluas I km2, maka debit banjir adalah sebesar
O,2i7B m3/detik dan melimpas merata selama I jam. Jadi rumus ini tidak dikelompokkan
dalam kategori yang sama dengan rumus-rumus empiris tersebut di atas, karena proses
penyusunannya yang sangat berbeda.
(1)
t-
7.3
,
Jt:1
f,:
145
--
.(7.3)
(Daerah pengaliran)
(Jumlah limpasan)
(Jumlah curah hujan)
(7.4)
(koeffisien pengaliran).
sungai
curam
diairi
Sungai di daerah pegunungan
Sungai kecil di dataran
Persawahan yang
Harga i.iari
0,75-0,i0
0,70-C,ii0
0,50--il,75
0,45-*-0,(:;0
0,70-0,-!,i
0,75-0" 5
0,45'*0,;i
f:t-{*:,-r'
I
f':
(7.s)
koeffisien pengaliran.
R':
I,,r:
f :t - f : | -
#T
.......(7.6)
Tabel 7-3 dan Gbr. 7-5 memperlihatkan rumus-rumus koeffisien pengaliran rata-rata
di Jepang yang diperoleh dengan analisa datayang diukur.
(2) Intensitas curah hujan
Dalam rumus (7 .2), r adalah intensitas curah hujan rata-rata selama waktu tiba dari
banjir (l). Di Jepang, rumus-rumus perkiraan intensitas curah hujan untuk lama curah
hujan sembarangan yang dihitung dari curah hujan harian adalah sebagai berikut.
,,
: +t(+)'''
(1.7)
Bab
146
Tabel
No.
o
@
@
@
6)
7-3
Limpasan (Run-off)
Curah hujan
Kondisi sungai
Daerah
Bagian
Bagian
Bagian
Bagian
Bagian
7.
hulu
tengah
tengah
Sungai biasa
Sungai di zone lava
tengah
R,
>
,R,
<
hilir
200 mm
200 mm
Rumus koeffisien
pengaliran rata-rata.
f:1-15,7 lRt3i4
f:l-5,65lRtt/z
f :l -7,21 R,t/z
f : | * 3,141 R,t/3
f:r-6,61 R,t/2
<d
cd
o.
E
f:
@f:
@,r:
@f :
@f@
bo
o
.9
l5,7lR,ti+
5.651&t/2
7,2f R,rtz
3,141 R,t i3
6,61p,rt2
Eo
M
Gbr.
7-5
di
sungai di
Jepang.
700
: 14 \r1-T
...
...
,.:4,n(
,,3=4'7,=\
,,
+ lJ )
Rr4l 30 \
ft:
Z\t
.....(7.8)
o)
di mana
intensitas curah huian rata-rata selama I jam.
lama curah hujan atau waktu tiba dari banjir (jam)
.Rrn: curah hujan harian, yakni curah hujan 24 jam (mm).
/,:
ti
r,:ro.C
......(7'10)
Jadi ketiga rumus ini dapat dinyatakan dengan ro dikali dengan koeffisien intensitas
C. Jika ro dalam rumus (7.10) adalah curah hujan harian (intensitas curah hujan dalam
24 jam), maka rumus intensitas untuk curah hujan harian adalah sebagai berikut;
I';:R'.+'7N ........:
""'(7'll)
1fia: intensitas curah hujan untuk curah hujan harian (mml24 jam)
/?l,a: curah hujan 24jam (mml24 jam)
Br: Koeffisien karakteristik gradien kurva intensitas curah hujan.
notasi -l{: kemungkinan N tahun.
7.3
147
Jika rumus (7.11) disamakan dengan bentuk yang dikemukakan Talbot dalam
rumus (7.9), maka I2*a akan menjadi;
I,;
: R,;(h)
(7.12)
Bentuk ini adatah sama dengan bentuk rumus kurva intensitas curah hujan untuk
curah hujan jangka waktu jang singkat. Jadi kurva intensitas curah hujan 24 jam itu akan
dapat diketahui setelah koeffisien-koeffisien a' dan b diketahui.
a':b*24, pk:+
I
tN
I
Fk'!,
p.
:
_bI
^ -24 _ t , ,'N - t:-6],
....
......(7.13)
fr,*
Rf*: curah hujan r jam (mm)
Rln: curah hujan 24 jam, I'i : Rla (mm)
1ju: intensitas curah hujan r jam,
rk: R.(+)
fir:
Waktu r adalah waktu sembarang. Umpamanya diambil curah hujan I jam, jadi
a-1
li
rk: Rk(+):
n*.2+
Jadi, intensitas curah hujan yang mungkin untuk curah hujan harian dapat dihitung
dengan hanya menggunakan curah hujan I jam dan curah hujan 24jam yakni data curah
hujan yang biasanya dapat diperoleh dengan mudah.
Semua harga-harga dari koeffisien-koeffisien yang diperlihatkan dalam rumusrumus (7.7) sampai (7.9) adalah harga rata-rata pada beberapa daerah di Jepang. Jadi
jika rumus-rumus ini hendak digunakan di daerah-daerah yang lain, maka sebelumnya
harus diperiksa apakah rumus-rumus ini cocok dengan karakteristik curah hujan di
daerah itu atau tidak. Jika terdapat data curah hujan harian dan curah hujan perjam di
daerah itu, maka intensitas curah hujan yang mungkin untuk curah hujan harian dapat
dihitung menurut cara karakteristik koeffisien yang tersebut di atas sesuai dengan
perhitungan contoh sebagai berikut.
Tabel 7-4 memperlihatkan perhitungan kemungkinan untuk curah hujan harian
maksimum tahunan dan curah hujan perjam berdasarkan data curah hujan selama 43
tahun dari kota M. Kolom I dan 2 memperlihatkan curah hujan harian maksirnum dan
curah hujan perjam dengan kemungkinan try' tahun yang diperoleh dengan perhitungan
kemungkinan. Kolom 4 memperlihatkan intensitas curah hujan I jam I'r. Mengingat
t : I jam, maka perhitungan dapat dilakukan seperti berikut.
r'": Rk(+):
Rk.24
Pr: #,
pk:#
I'"n
Rh'
Biu.
r48
Bab
7.
Limpasan (Run-of)
Tabel7-4 Tabel
@@@
Maksimum
Maksimum
curah hujan
harian
R# (mm)
curah hujan
per-jam
nio (mm)
243,1
63,0
l.5l2,o 6,2
3,4
)1
-"tA
10
302,2
74,4
1.785,6
5,9
3,7
)7
20
365,4
85,7
2.056,9
5,6
4,0
28,0
30
N4,7
92,4
2.217,6
4,r
28,1
50
456,6
100,9
2.421,,6
5,3
4,3
,R
75
500,1
107,8
2.587,2
<1
4,5
,e
100
532,4
112,8
2.707,2
5,1
4,6
28,6
Frekwensi
ulang. N
(tahun)
rh:
Rk.24
fr'n
b:
a':
o' IN:
o
#
__fi;q
- p',N. I b+24 PN:ttb
n* 24
Ri.p*
27,4 6.661
t+3,4 t+2,4
27,7 9.371
t+3,7 t+ 3,7
28,0
,+Zf
28,1
t0.23t
t+45
11.372
t+4,1
t+4r
28.3
t-4,3
t+4,3
12.922
28.5
14.253
t-4,5
7T4S
#& *H
(3)
Waktu tiba dari banjir merupakan juga elemen yang penting dalam penentuan debit
banjir. Terutama dalam penggunaan rumus rasional, perhitungan debit banjir itu
dilakukan berdasarkan intensitas curah hujan rata-rata selama waktu tiba banjir yakni
dengan assumpsi bahwa debit maksimum itu terjadi bilamana curah hujan pada titik
terjauh dari daerah pengaliran telah tiba dan mengkonsentrasi pada titik yang ditinjau.
Jadi perkiraan waktu tiba dari banjir mempunyai pengaruh yang besar pada perkiraan
debit banjir. Perkiraan waktu tiba dari banjir biasanya dapat digunakan kedua rumus
seperti berikut
(a)
ini;
t:LIW
W1
Wz
:72(HlL)o'6 km/iam l
20(hll)o'6
m/detik
"Q
'14)
,F1,
l:
ft:
Selisih elevasi
titik-titik tersebut di
atas.
7.3
(b)
Rumus Kraven:
149
rumus (7.14) yang sesuai dengan HlL. Jadi perhitungan waktu tiba banjir
dengan cara ini memerlukan pengukuran jarak horizontal Z sepanjang sungai
pada peta topografi dan tinggi terjunan H yang didapat dengan menggunakan
garis-garis kontur. Penentuan L dan H, memerlukan penentuan titik teratas di
mana lembah sungai itu mulai terbentuk, bukan batas daerah pengaliran.
Jika terdapat titik perubahan tiba-tiba dari gradien sungai, maka daerah pengaliran itu harus dibagi dalam bagian atas dan bagian bawah. Perhitungan
waktu tiba banjir harus diadakan secara terpisah dan kemudian dijumlahkan.
Seperti telah diterangkan di atas, waktu tiba dari banjir diperoleh dari gradien
memanjang sungai.
Akan tetapi, sebenarnya waktu tiba itu beiubah-rubah, tergantung dari
besarnya banjir. Jadi jika mungkin, maka adalah lebih baik perhitungan waktu
tiba itu ditetapkan juga dengan pengukuran sebenarnya. Jika waktu tiba dari
banjir itu kurang dari I jam, maka biasanya curah hujan I jam yang diambil
sebagai dasar dari perhitungan dan waktu tiba itu dianggap I jam.
Tabel
Gradien
7-5
HIL
Kecepatan tiba
7.3.3
Lebih dari
l/100
(m/s)
3,5
1/100-
tl2w
3,0
Lebih dari
rl20o
2,1
(l)
hitungan dengan cara kemungkinan dari debit banjir maksimum yang diperkirakan
terjadi dengan frekwensi yang tetap adalah cukup baik.
Cara perkiraan debit banjir maksimum dan frekwensinya diklasifikasi dalam;
O Perkiraan dengan kurva kondisi aliran
@ Perkiraan dengan kurva kemungkinan
Berikut ini akan diterangkan 2 buah contoh sederhana, meskipun ada banyak cara
perhitungan frekwensi banjir yang menggunakan kurva kondisi aliran dan kurva
kemungkinan.
Tabel 7-6 memperlihatkan banyaknya kejadian dan frekwensi relatif akumulatif dari
debit banjir maksimum 24 jam pada sebuah sungai selama 54 tahun.
Tabel 7-6: kolom I menunjukkan besarnya debit banjir, kolom 2 menunjukkan
banyaknya kejadian debit banjir maksimum 24 jam itu selama 54 tahun, dan kolom 3
menunjukkan akumulasi banyaknya kejadian pada kolom 2, yakni banyaknya kejadian
debit banjir yang lebih besar dari harga bawah interval pada kolom 1. Kolom 4 menunjukkan frekwensi relatif akumulatif dari kolom 3. Gbr. 7-6 memperlihatkan hubungan
antara persentasi pada kolom 4 dengan harga bawah interval pada kolom l.
Jika persentasi itu kecil maka pembacaan debit yang tepat yang sesuai dengan
persentasi itu adalah sulit. Jika data itu digambarkan pada kertas logaritmis yang
menjadi seperti kurva kemungkinan pada Gbr. 7-7, maka kurva itu dapat diperpanjang
Bab
150
Tabel
7-6
7.
@
Banyaknyakejadian
Puncak-
banjir.
Limpasan (Run-off)
Q'
@
Banyaknya
kejadian-
Persentasi-
dari banyaknya
kejadian
akumulatif.
Catatan
akumulatif.
(%)
1.000 cts
20,9-22,9
23,0-24,9
25,0-27,4
27,5-29,9
30,0-32,4
153
100,0
99,3
31
152
146
23
115
20
47,O
95,4
75,1
60,1
32,5-34,9
t9
92
72
35,0-37,4
37,s-39,9
13
53
34,6
ll
40
29
l6
50,0-59,9
7
J
26,1
19,0
10,5
5,9
60,G-69,9
3,5
70,0-88,2
0,65
N,W,9
13
45,0-49,9
Jumlah
Arti cts:ft3ldet
153
-o
o
Gbr.7-6
30 40 50
60
Persentasi kejadian
IOL
Q
h-d
o-dd
a
hoooooo
Fd!a@6
Persentasi kejadian
6 6
oioi
66
a
6
6
a
banjir berdasarkan
kurva kemungkinan
(Contoh).
7-3
Perkiraan debit
banjir
151
sampai ke bagian persentasi yang kecil sehingga pembacaan menjadi sangat mudah.
me-
ngemukakan, bahwa jika hanya kurva kemungkinan itu yang ada,maka debit banjir yang
terjadi sekali. dalam L000 tahun masih juga dapat diperoleh (ditentukan). Umpamanya
dalam Gambar 7-7 terlihat bahwa selama perioda pengamatan 54 tahun, telah terjadi 153
kali banjir atau rata-rata 2,83 kali dalam setahun. Jadi dalam 1.000 tahun akan terjadi
banjir sebanyak 2.830 kali. Debit banjir maksimum yang diharapkan dapat terjadi dalam
perioda ini adalah debit yang sesuai dengan persentasi kejadiannya, yakni (100/2.830)%
atau 0,035 /u. Menurut Gamber 7-7, debit banjir yang sesuai dengan persentasi ini adalah
107.000 cts.
(2)
Dalam (l) diterangkan, debit banjir maksimum yang diharapkan terjadi sekali
dalam 1.000 tahun telah diperkirakan berdasarkan data pengamatan selama 54 tahun.
Akan tetapi dalam penggunaan cara ini maka adalah sangat penting untuk mengetahui
besarnya kesalahan yang mungkin (probable error) yang termasuk dalam hasil yang
didapat dan berapa banyak contoh/kumpulan bebas (independent samples) yang diperlukan untuk penterapan cara kemungkinan tanpa ada kesalahan.
Perhitungan harga sesuatu variabel yang terjadi dalam suatu kemungkinan tertentu,
akan lebih tepat jika menggunakan contoh-contoh yang lebih banyak. Umpamanya jika
hanya terdapat data selama I0 tahun yang dapat digunakan dalam perhitungan debit
banjir maksimum yang diharapkan terjadi sekali setiap 10 tahun, maka kesalahan yang
termasuk dalam hasil perhitungan adalah besar karena hanya terdapat satu contoh
bebas. Di lain pihak jika perhitungan yang sama itu dilakukan dengan menggunakan 100
tahun data, maka mengingat banjir yang terjadi sekali setiap l0 tahun telah termasuk
dalam ke sepuluh contoh itu, kesalahan yang mungkin akan menjadi sangat kecil karena
telah menggunakan contoh yang lebih sebagai dasar penilaian. Sebaliknya jika hanya
terdapat 50 tahun data yang dapat digunakan untuk menghitung debit banjir maksimum
yang diharapkan terjadi sekali setiap 100 tahun, maka kesalahan yang mungkin itu akan
sangat besar yang dapat mencapai beberapa ratus persen karena contoh lengkap yang
diperlukan tidak terpenuhi. Seperti telah dikemukakan di atas, makin banyak contoh
yang ada, makin tinggi ketelitian kemungkinan itu. Akan tetapi menurut perkiraan,
untuk menghitung debit banjir yang diharapkan dari sebuah sungai, diperlukan paling
sedikit
10
Berdasarkan hal ini, maka untuk menghitung debit banjir yang terjadi sekali setahun,
sekali dalam 3 tahun atau 5 tahun diterapkan cara statistik atau cata kemungkinan,
dengan menggunakan data selama 50 tahun. Jadi perluasan perhitungan seperti perhitungan debit banjir yang terjadi sekali setiap 1.000 tahun dengan menggunakan data 50
tahun dan seterusnya adalah salah karena harus dipahami bahwa dapat terjadi kesalahan
yang ekstrim.
7.3.4 Hiilrograf
Dalam tahun 1932, Dr. L. K. Sherman menyarankan cara hidrograf satuan yakni
sebuah cara untuk memperoleh hidrograf limpasan permukaan dari curah hujan Iebih.
Cara hidrograf satuan ini beserta cara grafik distribusi yang dikemukakan oleh Dr. M.
M. Bernard adalah cara yang sangat berguna dan terbaik untuk perhitungan debit banjir.
Dasar cara-cara ini adalah sebagai berikut; Hidrograf satuan adalah hidrograf
limpasan permukaan yang diakibatkan oleh curah hujan jangka waktu yang relatif
singkat dengan intensitas tinggi yang disebut hujan satuan. Hujan satuan adalah curah
hujan yang lamanya sedemikian sehingga lama limpasan permukaan tidak menjadi
_t
152
Bab
7.
LimPasan (Run'off)
pendek, meskipun curah hujan itu menjadi pendek. Jadi hujan satuan yang dipilih
adalah yang lamanya sama atau lebih pendek dari perioda naik hidrograf (waktu dari
titik permulaan limpasan permukaan sampai puncaknya). Perioda limpasan dari hujan
satuan semuanya adalah kira-kira sama dan tidak ada sangkutannya dengan intensitas
curah hujan.
Grafik distribusi adalah gambar yang absisnya menunjukkan perubahan waktu
seperti pada hidrograf satuan dan ordinatnya menunjukkan persentasi debit rata-tata
dalam satuan waktu berturutan sembarang terhadap debit total. Di samping persentasi
tersebut di atas, maka pada ordinat dicantumkan juga satuan limpasan permukaan per
km2 yang dinyatakan dengan m3/detik.
Konsep yang paling penting dalam teori hidrograf satuan ialah bahwa hujan
satuan yang berbeda-beda besarnya itu akan menghasilkan grafik distribusi yang hampir
sama. Jadi jika grafik distribusi dari suatu daerah aliran telah didapat, maka hidrograf
dari debit sungai yang disebabkan oleh suatu curah hujan yang lain akan dapat diperoleh
dengan menyusun grafik-grafik distribusi dari setiap hujan satuan.
(l) Pembuatan hidrograf satuan dalam daerah pengaliran yang kecil
(a) Prosedur pembuatan hidrograf satuan: lJntuk contoh cara pembuatan hidrograf
satuan, diambil daerah-daerah pengaliran antara 0,01 km2 sampai 25kmz.
Data yang digunakan telah diambil dari buku "Hydrology" karangan Dr.
C. O. Wisler dan Dr. R. E. Brater yang telah dikonversi ke sistem metris.
[Prosedur
l]
Buatkan hidrograf dari semua data permukaan air dalam daerah peng-
afiran.
Gbr. 7-8 dan 7-9 memperlihatkan hidrograf satuan dan grafik distribusi
l
Qr
d
;lr
Er
'3
6
r
O
(b)
Waktu (jam)
Gbr.
I'
7-8
(l).
7.3
153
(B
tr
E
d
CO
=E
U
'o
C)
t-l
dan
345
waktu (jam)
intensitas curah hujannya dalam daerah pengaliran seluas 30,96 ha. Jika dalam
pembuatan hidrograf satuan terdapat 2 kurva yang berimpitan seperti yang
diperlihatkan pada Gambar (c), maka bagian menurun dari hidrograf satuan
pertama harus dipisahkan dari kurva yang berikut yakni dengan mengasumpsi
bahwa bagian dari kurva pertama ini adalah sama dengan bagian dari kurva
yang berikut.
[Prosedur 2]
Bab
154
Tabel
Curah
hujan
Interval
l0
(%)
0,025
0,330
0,6
7,7
ll
10,922
6,0
4,318
3,3
2,032
)1
1,270
1,4
0,9
0,5
0,5
0,762
0,s08
0,254
0,254
100,0
56,642
55,880
1,524
,874
10,922
33,3
(17,018)
14,986
l0
24,5
12,0
0,9
t4,4
Grafik
(n
2,7 1,718
t9,3 11,938
(30,0) (16,510)
26,5 14,986
19,3 10,160
13,9 5,842
7,6 3,556
3,6 2,286
2,2 1,524
1,8 7,2',10
1,4 1,016
0,9 0,762
o,4 0,508
0,4 0,254
0,508
l2
@@@@o
(y)
(%)
6
7
Debit
(d)
(c-2)
(c-1)
(mmihr) distribusi (mm/hr) distribusi (mm/hr) distribusi (mm/hr) distribusi (mm/hr) distribusi
@@@@@
Debit Grafik Debit Grafik
Limpasan (Run'off)
(b)
(a)
menit.
7-7
7.
(35,6)
7,874
1,016
100,0
(%)
3,2
0,o76
21,4
(29,s)
t,067
26,8
0,5
7,2
2,997 20,1
(3r,8)
4,470 30,1
3,048 20,s
1,422 9,6
0,813 5,5
0,457 3,1
0,254 1,7
0,152 1,0
0,076 0,5
0,025 0,2
(4,724)
18,2
t0,4
6,4
4,1
2,3
1,8
1,4
0,9
0,4
100,0
14,857
100,0
(Debit rata-rata)(mm/jam)
><
-1-,r*
" #-
(Daerah pengaliran)
(m').... ....(7.1s)
pengaliran)
!ffii+# x roo:
-lDaerah
o'248cm'
7.3
Tabel
7-8
Interval
@
Besarnya
limpasan
permukaan-
Debit
l0 menit
155
Grafik
distribusi
rata-rata
(menit)
(m3/det)
0,o76
0,007
1,067
0,092
2,997
0,258
(0,406)
0,384
(4,724)
(%)
0,5
7,2
20,1
(3
,8)
@
Besarnya limpasan
per-grafik
distribusi dari
(km2. cm.)
0,09
1,20
3,36
(5,29)
30,1
5,00
0,262
o,122
20,5
9,6
3,41
0,813
0,4s7
0,070
0,039
5S
0,91
0,51
0,022
11
0,2s4
o,152
o,076
t2
0,025
4,47O
3,048
1,422
6
7
8
i0
0,013
0,007
0,002
1,278
14,857
3,1
1,7
1,0
0,5
o,2
1,59
0,29
0,17
0,09
0,03
100,0
Jadi harga jarak vertikal yang lain yang dicari dalam prosedur 4 (angkaangka dalam kolom 5 pada Tabel 7-8) adalah harga-harga dalam kolom 3
(m3/detik) dibagi produk besarnya limpasan permukaan (0,248 cm) dengan
daerah aliran (30,96 x 0,01 km2).
[Prosedur 6]
Dari hasil perhitungan terdahulu didapat harga jumlah besarnya limpasan permukaan yang diakibatkan oleh curah hujan dalam Gambar 7-9(d) yakni 2,48 mm. Kurva
kapasitas infiltrasi harus ditentukan sedemikian sehingga luas bagian yang diarsir dari
grafik intensitas curah hujan menjadi 2,48 mm. Cara penentuanf telah dijelaskan dalam
Bab 5. Curah hujan sebesar 121,5 mm/jam yang terjadi selama 1l menit dari pukul
13.24 sampai pukul 13.35 diperkirakan menjadi curah hujan lebih. Dari grafik intensitas
curah hujan dalam Gambar 7-9 dapat dilihat, bahwa berdasarkan curah hujan selama
waktu itu yakni 121,5 x 11160 : 22,3 mm, kapasitas infiltrasi rata-rata adalah
7":
{b)
(22,3
2,48),
ff :
108,1 mm/jam.
Bab
156
7.
Limpasan (Run-of)
Waktu
Tabel
7-9
@@@
@o
@
@
Deviasi
Koeffisien
Besar
maksi- Perio- Kapasitas
dari
maksilimlimpasan
curah
limpasan
pasan
harga
mum dari mum per da ke- infiltrasi
Hujannutan
- permu- permukaan grafik satuan naikan rata-rata permu- puncak
kaan
maksimum
rata-rata.
distribusi daerah
kaan.
(%)
(mmfiam)
(%)
(m3/det)
(min)
(mm) (mm) (mmijam)
(%)
@
a
b
c-l
c-2
d
30,2
28,8
29,7
20,7
50,3
O,7
1,143
9,1
19,558
17,018
9,4
9,3
2,5
Harga
Besar
16,510
4,724
26,8
35,6
30,0
29,5
31,8
Debit
4,5
6,0
5,0
4,9
29
r27,2
2,3
-12,1
24
43,2
45,7
31,6
17,2
-2,3
-4,3
s,2
18
)a)
t,6
M,9
30
108,0
5,0
1,3
1,7
5,5
9,0
19
1,6
Perban-
dingan
dari
maksi-
mum
2,4
73,4
17,7
1,3
terhadap
minimum.
per-sltuan daerah dan satuan dalamnya curah
@ Menunjukkan besarnya limpasan permukaan maksimum
hujan (kmz. cm.).
kenaikan adalah decil dalam interval perubahan. Di lain pihak, harga maksimum besarnya jumlah limpasan permukaan (dalam kolom 3) sebesar 13,4 dan
harga maksimum besarnya limpasan permukaan (dalam kolom 4) sebesar 17,1
adalah agak besar dalam interval perubahan. Kolom l0 memperlihatkan
deviasi dari harga rata-rata 5,12 m3/detik dalam kelompok debit-debit puncak
(m3/detik) per satuan luas dan dalamnya (kmz. cm) yang diperoleh dalam
kolom ke 6.
Menurut tabel ini, tidak ada contoh yang deviasinya dari harga rata-tata
lebih dari 20\.lnterval perubahan sedemikian biasanya terlihat pada sungai-
7.3
sungai,
Perkiraan debit
banjir
157
seberapa
(c)
Tabel
7-10
Tabel perbandingan debit grafik distribusi dalam daerah aliran yang sama'
dari Daerah
daeran
.. Denqallran
pengalrran ' No'
(km')
.,
0,300
0,306
0,494
1,226
1,510
6
7
3,723
10,397
18,539
@@
@
Persentase
27
25
27
32
42
72
64
toz
(menit)
o@
Persentase Perbandingan
Harga
puncak
(m3/det/
dasar.
km2. cm)
(%)
5,47
5,14
4,19
3,08
2,89
31,0
3,5
5,0
5,5
95
32,7
t24
30,8
130
2tO
25,1
18,4
17,3
300
283
I0,5
12,l
2,O2
38,2
33,4
36,8
36,4
31,5
34,2
563
6,7
r,08
37,7
2W
kenaikan.
(%)
1,75
3,7
6,2
5r0
3,6
4,2
Dalam keadaan ini, semua daerah pengaliran telah diberi persentasi yang
kira-kira sama. Tetapi jika persentasi itu dibagi dengan sesuatu interval waktu
yang tertentu (10 menit), maka persentasi itu berbanding balik terhadap daerah
pengaliran seperti terlihat dalam kolom 5. Jika hubungan arLtara persentasi
banjir dalam kolom 5 dan daerah pengaliran itu digambar, maka akan diperoleh suatu kurva kecenderungan (tendency curve), seperti terlihat pada Gbr.
7-11. Dari hal-hal tersebut di atas, dapat dilihat bahwa skala daerah pengaliran merupakan satu dari karakteristik-karakteristik utama yang mempengaruhi corak dari hidrograf satuan.
Untuk membuat analisa banjir dalam sebuah daerah pengaliran yang sama
dengan menggunakan hidrografsatuan, maka adalah penting untuk mengetahui
mengenai keadaan daerah pengaliran gradien dan kerapatan sungai dan lain-
7-ll
(d)
Bab
158
7.
Limpasan (Run-off)
I
I
l0
6080
(interval
20 3040
Persentasi puncak
l0 20 40 60 t00
Periode kenaikan (menit).
(a)
(b)
jam dengan frekwensi l0 tahun artinya harga curah hujan per jam yang diharapkan terjadi sepuluh kali atau lebih setiap 100 tahun.
[Prosedur 2]
"Lamanya curah hujan terbatas dari curah hujan rencana dalam daerah
pengaliran yang kecil ditentukan dengan assumpsi bahwa lamanya sama
dengan waktu kenaikan dari hidrograf satuan."
Jika curah hujan lebih yang diperkirakan, maka pengambilan lamanya
curah hujah yang salah akan memberikan hasil yang sangat berbeda dari yang
sebenarnya. Sebagian besar limpasan permukaan diakibatkan oleh curah hujan
dengan intensitas yang tinggi dan sering kali lamanya itu jauh lebih singkat dari
perioda kenaikan hidrograf. Jadi jika lamanya curah hujan dengan frekwensi
yang tepat itu diambil sangat panjang, maka intensitas curah hujan akan menjadi sama atau kurang dari kapasitas infiltrasi, sehingga kontribusi curah hujan
pada limpasan permukaan akan menjadi kecil sekali. Jika curah hujan yang
sesuai dengan curah hujan rencana itu dipilh dari data curah hujan yang lalu dan
jika
lamanya curah hujan itu tidak lebih panjang dari perioda kenaikan
hidrograf satuan, maka curah hujan lebih itu sekaligus dapat dirobah menjadi
debit dengan menterapkan grafik distribusi. Akan tetapi jika lamanya melebihi
perioda itu, maka curah hujan lebih itu harus dibagi dalam bagian-bagian
lamanya curah hujan satuan. Kemudian grafik distribusi itu diterapkan berganti-ganti pada setiap bagian curah hujan lebih.
Gbr. 7-l I(b) memperlihatkan hasil pengamatan hubungan antara perioda
kenaikan dalam daerah pengaliran percobaan di Appalachia utara, Amerika
7.3
Perkiraan debit
banjir
159
cg
=tr
d
'3
20 40 60 80 100 120
140
t60
t80
Bab
160
Tabel
7-11
@@
Limpasan (Run-off)
@@
@@
Lamanya Intensitas
curah
hujan r
curah
hujan P.
(menit)
(mm/jam)
l0
7.
20
137,8
103,0
30
83,0
42
67,s
Curah
hujan
Interval
Kapasitas
Ar menit.
infiltrasi/
akumula- waktu At
tif p
(mm)
23,O
34,3
41,5
47,3
@@
(menit)
Ap
(mm)
LP
Lp"
Lp"
122,9
52,8
20,5
8,8
7,2
137,8
67,8
43,2
15
28,2
5,8
29,O
l5
14,0
4,7
2,9
10
10
23,0
l0
t2
I 1,3
ir
a
'=
,,.,.
!
/L
w;
//.,.
//,
,4-
2 l*
,/r,,
7
/
?//
7:
'7)
I
,
.//
't
f"
0 l0 20 30 40 50 0 l0 20 30 40
Waktu (menit)
Waktu (menit)
Gbr.7-13 Gambar pembagian intensitas curah
50
hujan.
[Prosedur 4]
"Penentuan kapasitas infiltrasi selama curah hujan dan perhitungan curah
hujan lebih."
Kapasitas infiltrasi akhir f selama curah hujan ditentukan dengan menganalisa hidrograf yang mempunyai lebih dari dua puncak yang terjadi oleh
curah hujan yang lama. Dalam contoh ini, telah diperlihatkatf" : 15 mm/jam
dan untuk memudahkan, perhitungan / dianggap tetap selama curah hujan
terjadi. Curah hujan lebih Pe dihitung dengan mengganti harga f" (f": f")
denganf. dalam Gbr. 7-13.
Harga-harga Pe dalam Gbr. 7-13(a) telah dihitung dalam kolom 8 dan 9.
Dalam Gbr.7-13(b) curah hujan lebih itu adalah (6'1,5 - 15,0)(42160) + 36,8
mm, yakni sama dengan jumlah dari kolom 9. Mengingat kapasitas dalam
contoh ini telah diperkirakan kecil, maka kedua gambar curah hujan (a) dan (b)
dibagi sedemikian rupa sehingga besarnya jumlah infiltrasi itu sama. Akan
tetapi, jika kurva f itu memotong sebagian dari gambar curah hujan dan jika
gambar curah hujan itu merata seperti dalam gambar (b), maka curah hujan
lebih akan menjadi kecil. Jadi untuk perkiraan variasi intensitas curah hujan
selama perioda curah hujan, digunakan prosedur 3.
[Prosedur 5]
7.3
36,8
niOO
* 1,51 x 106 :
161
55.568 m3
><
--f-r.
, * :
Karena diambil l/10 dari panjang dasar, interval waktu menjadi (210/10)
:21 menit.
2l
menit adalah,
. ,*-U
:44,1m3ldetik.
Debit puncak adalah bagian debit tersebut di atas dikali dengan persentasi
yang terdapat dalam Tabel T-10. Untuk interval waktu 10 menit hasilnya adalah
e2,6
i#:
16,om3/detik.
Jadi untuk kedua hal ini, besarnya puncak debit adalah sama. Untuk debit
maksimum banjir yang diadakan untuk perencanaan, harus diambil curah
hujan lebih yang jauh lebih besar, dan harus diambil harga maksimum persentasi puncak, bukan har ga rata-ratanya.
Pemanfaatan hidrograf satuan dalam daerah pengaliran yang besar
Untuk daerah pengaliran yang lebih besar dari 25 km2 ada kemungkinan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi limpasan seperti lama curah hujan, intensitas curah
hujan, permeabilitas tanah dan lainlain sangat berbeda-beda dari tempat yang satu ke
tempat yang lain dalam daerah pengaliran itu. Kadang-kadang meskipun banjir itu
hanya disebabkan oleh curah hujan yang terjadi pada sebagian daerah pengaliran yang
besar, hidrograf satuan itu harus ditetapkan setelah diadakan pemeriksaan yang cukup
mengenai keadaan distribusi curah hujan dan lain-lain.
Luas daerah pengaliran untuk penterapar, cara hidrograf satuan harus terbatas
yakni untuk keadaan curah hujannya tidak banyak berubah-rubah. Umumnya batas
luas sampai 5.000 km'? adalah cukup. Untuk daerah pengaliran yang lebih besar dari
5.000 km2, maka harus dibuatkan berjenis-jenis hidrograf satuan yang berhubungan
dengan keadaan curah hujannya. Kemudian hidrograf-hidrograf satuan diklasifikasi
menurut jenisnya.
Daerah pengaliran yang lebih luas dari 20.000 km2 adalah tidak cocok untuk diperhitungkan sebagai sebuah daerah pengaliran. Lebih baik pada setiap anak sungai
utama dibuatkan hidrograf satuan, dan kemudian diadakan penyelurusan debit banjir
yang diperoleh dari setiap anak sungai itu ke arah hilir daerah pengaliiran. Kapasitas
infiltrasi rata-rata yang harus dihitung sebaik mungkin dengan menggunakan cara yang
diterangkan dalam bab 5, mengingat daerah pengaliran yang besar dan yang kecil mempunyai perbedaan yang besar.
(a) Pembuatqn hidrograf satuan: Semula hidrograf satuan telah disusun untuk
digunakan dalam daerah pengaliran yang besar setelah curah hujan satuan
(2)
didapat dari curah hujan harian. Meskipun daerah pengaliran itu besar,
prinsip ini harus dapat diterapkan. Jadi, prosedur dan cara pembuatan hidrograf satuan dalam daerah pengaliran yang besar adalah tidak berbeda dari
pembuatan hidrograf satuan dalam daerah pengaliran yang kecil. Akan tetapi
seperti telah dikemukakan di atas, mengingat karakteristik curah hujan dalam
daerah pengaliran yang besar tidak dapat diambil merata di seluruh daerah
IO
Bab
7. Limpasan
(Run'ofr)
Curah hujan I
Curah hujan 2
90
E
60
Fr
fi;
|.!I if_
-t
11-diperkirakan
,-
| =
++-
r-i
_t'T*i4
26 27
_.]_#-r_--fi--'f-l i
28
okt.
.r+
o 2 4 6 8
1012
Interval l2 jam
1973
Gbr.7-14 Gambar hidrograf dan intensitas curah hujan rata-rata untuk tlaerah pengaliran
yang besar (contoh).
Sesudah menyelesaikan gambar-gambar hidrograf itu, maka dipilih sebuah
hidrografyang cocok dan dirubah menjadi grafik distribusi dengan cara yang
diterapkan dalam (l) (a). Grafik-grafik distribusi yang dibuat seperti tersebut
di atas akan berimpitan satu dengan yang lain jika keadaan curah hujan
di setiap bagian daerah itu sama. Akan tetapi, untuk daerah pengaliran yang
besar, meskipun ordinat bagian persentasi yang besar grafik-grafik distribusi
itu berimpitan, pada ordinat bagian persentasi yang kecil grafik-grafik akan
sangat berbeda.
1]
7.3
163
TabelT-12 Tabel
@@
o
Tanggal kejadian
curah hujan.
@@
lnterval
Besarnyalimpa-
12
san permukaan
jam
Persentase
Oktober 1937
,
3
0,2
5,7
127,4
3r7
29,1
991,2
(1.175,3)
4
5
1.019,5
6
7
354,O
85,0
28,3
(34,5)
30,0
18,3
10,4
623,0
5,0
2,5
0,8
169,9
3.Q4,O 4,28cm
Januari 1939
0,0004
0,009
0,067
(0,080)
0,069
o,M2
0,024
0,o12
0,006
0,002
100,0
51,0
3,6
226,6
439,0
16,l
31,3
o,o72
(495,6)
(35,2)
(0,082)
0,008
0,037
3l1,5
)',
0,051
198,2
1 13,3
1,4,1
56,6
8,5
4,0
0,6
0,033
0,019
0,009
7
8
8,1
1.1,$4,7 1,77
Februari 1939
cms/km2. cm
(%)
(m3/det)
cm
100,0
0,7
19,8
56,6
141,6
3l1,5
10,8
793,O
2p
4,9
6
7
736,3
27,6
(31,6)
25,6
453,1
15,8
226,6
7,9
99,1
l0
34,0
3,5
1,2
(906,2)
2.871,6
3,61cm
0,001
0,002
0,005
0,01I
0,025
0,064
(0,073)
0,059
o,o37
0,018
0,008
0,003
100,0
Daerah pengaliran
3.434,34kmz
Dalam @ cms artinya m3/det,
hampir tidak dipengaruhi oleh hal tersebut di atas. Demikian pula ketelitian
tidak selalu diperlukan, karena carayangdigunakan pada analisa data itu digunakan juga pada penyusunan hidrograf.
[Prosedur 2]
t&
Bab
7.
Limpasan (Run-off)
'!!'%#+#:4,28cm.
[Prosedur 3]
(r)
(dalam air)(cm).
Jika terdapat
cukup banyak data debit dan jika grafik distribusi yang mewakili sungai
yang bersangkutan itu telah diperoleh, maka hidrografnya dapat disusun
cukup tepat dengan menterapkan curah hujan rencana pada grafik distribusi.
Peramalan pengaliran dengan menggunakan hidrograf satuan:
Perhitungan penentuan debit dari curah hujan rencana biasanya adalah sebagai
berikut. Pertama-tama diperkirakan curah hujan lebih dengan memisahkan
besarnya infiltrasi dari curah hujan rencana. Jika lamanya curah hujan dari
curah huja4 lebih yang ditetapkan itu hampir sama dengan satuan waktu, maka
hasil kali curah hujan lebih dengan persentasi dari grafik distribusi dirubah
menjadi satuan m3/detik. Jika lamanya curah hujan lebih itu lebih panjang dari
satuan waktu, maka prosedur tersebut ini diterapkan pada setiap bagian yang
diperoleh dengan membagi-bagi curah hujan lebih itu.
Kemudian untuk memperoleh hidrografnya, debit-debit yang didapat pada
setiap interval curah hujan Iebih yang dibagi itu, dijumlahkan pada setiap
waktu yang sesuai. Jika kurva itu dibagi dengan cara ini, dimana curah hujan
lebih tidak dibagi pada interval sembarang tetapi dibagi pada titik perubahan
tiba-tiba intensitas curah hujan, maka akan diperoleh hasil yang baik karena
grafik distribusi adalah cara yar.g tidak begitu peka terhadap perbedaan dari
curah hujan Iebih yang lebih pendek dari perioda kenaikan.
Sebagai contoh untuk penterapan hidrograf satuan, diambil hidrograf
curah hujan rencana yang diperlihatkan pada bagian atas di ujung kanan Gbr.
7-14; Curah hujan rencana dalam Gambar 6-14 dibagi dalam interval 12 jam
dan curah hujan lebih dihitung dengan kurva / yang diperkirakan seperti
7.3
Tabel
o
No.
7-13
@@
Ar infiltrasi
jam.
qer-Ar
waktu
(mm) (mm) Jam'
2
3
4
5
6
7
8
12
12
12
12
12
12
t2
12
19,05
76,2
8,6
38,10
4,30
38,1
28,1
50,8
19,05
19,05
25,4O
Catatan
dalam Ar jam.
(mm)
(m3/det)
Daerah aliran
6,35
6,35
7,75
6,80
4,30
4,30
6,35
6,35
12,7
12,7
38,1
Kapasitas
Interval
waktu persatuan per
At (jam)
@@
Curah hujan
hujan
165
3.434,34km?
r,:o
trt
31,30
2.488
t.t73
430
14,75
14,75
3,60
21,80
1.173
1.733
Tabel 7-13 memperlihatkan bahwa lamanya curah hujan lebih dari curah
hujan rencana yang diambil adalah 24 jam dan 36 jam. Jadi lamanya curah
hujan lebih itu diklasifikasi dalam 2 kelompok yakni kelompok dengan satuan
waktu 24 jam dan kelompok lain yang lebih panjang dati 24 jam. Dalam
o
Interval
waktu dari
l2 jam.
@@
Curah
hujan
ke-3
Curah
hujan
ke-4
(m3/det) (m3/det)
I
2
3
Curah
hujan
Jumlah
Limpasan permukaan
Curah Curah
hujan hujan
ke-7
ke-6
(m3/det) (m3/de0
ke-8
(m3/de0
7
2
33
261
(310)
270
38
353
92
725
(310)
997
(858)
(858)
5
t&
746
93
455
341
(4o5)
43
2s9
352
341
215
(4os)
352
122
215
59
122
59
tu
a
l0
20
43
l1
30
t2
30
9
1,173
r.173
13
t4
898
2.488
3
G
505
(5e8)
520
3t7
180
87
4'
t4
t.733
955
935
(4o5)
1.061
(4Os)
1.219
(5e8)
926
'518
269
126
s2
14
7.465
-_.1
.1...
i:-
Bab
165
7.
Limpasan (Run-ot-)
keadaan ini,. debit itu dihitung dengan membagi curah hujan lebih dalam
interval waktu 12 jgm seperti yang ditentukan dalam Tabel 7.13. Debit per
satuan waktu pdda titik perryukuran dapat diperoleh dengan mengali curah
hujan lebih dalam Tabel 7-13 dengan persentasi grafik distribusi. Jadi dalam
contoh ini, debit dari curah hujan lebih itu dihitung dengan menggunakan
grafik distribusi bulan Oktober 1937 yang dihitung dalam'Tabel 7-12.
Ringkasan hasil perhitungan tersebut di atas dapat dilihat dalam Tabel
7-14. Dari tabel ini dapat dilihat, bahwa hidrograf yang. didapat dengan
perhitungan.debit puncak permukaan yang diperoleh dari besarnya limpasan
permukaai memberikan bentuk yang sangat tidak tepat. Hal ini mungkin
disebabkan karena interval waktu sembarang itu telah diambil dengan membagi
curah hirjan lebih. Itulah sebabnya maka cara ini dibandingkan dengan cara
yang membagi curah },{iun rencana itu pada titik perubahan tiba-tiba dari
intensitas curdh hujan. Seperti terlihat dalam Tabel 7-13, curah hujan rencana
itu dibagi dalam 2 kelompok hujan lbbat yang pada curah hujan No. 5. Jadi
grafil( distribusi itu diterapkan dengan membaginya dalam 2bagian.
Dalam pembagian curah hujan, curah hujan No. 3 dan No. 4 dimasukkan
dalam kelompok pertama dan curah hujan No. 6, No. 7 dan No. 8 dalam
kelompok kedua. Curah hujan lebih kelompok pertama adalah 42,6 mm
dalam 12 jam atau 3.386 pl/detik. Curah hujan lebih kelompok kedua adalah
51,3 mm dalam 12iam atau 4.079 m3/detik.
Sebab yang lain mengapa grafik distribusi itu dapat diterapkan dengan
membagi curall hujan rencana dalam 2bagian, ialah bahwa meskipunperiodaperioda kenaikan dari kurva-kurva ketiga grafik distribusi itu lebih pendek atau
42 jam),lamanya curah hujan
sama dengan lamanya curah hujan lebih (28
Tabel
o
Interval
waktu dari
12 jam.
7-15
@@@@@
Limpasan permukaan
Aliran
tanah.
pertama. ke 2
(m3/det) (m3/det) (m3/det) (m3/det)
hujan Jumlah
125
985
125
57
65
985
74
1.016
t.0u
620
l5l
352
7
8
169
85
27
Jumlah
debit
(m3/de0
64190
1.059
(t-246)
(1.r68)
(r.168)
1.106
77t
82
91
1.187
1.539
99
(1.407)
(t.407)
t.2u
1.393
108
1.638
(l.51 1)
1.501
746
831
l16
a4
4sl
125
947
576
10
204
2M
133
337
1l
102
142
244
t2
33
4.O79
1'50
183
3.386
t_
air
ta
'33
7.465
862
7.3
167
rencana yang diambil sekarang adalah 72 jam dan hampir 2 kali panjang
perioda kenaikan rata-rata dari kurva-kurva grafik distribusi.
Untuk membandingkannya dengan contoh terdahulu, maka debit-debit
itu dihitung.d,engan menggunakan grifik djstrjbusi oktober 1937 seperti telah
digunakan pada contoh terdahulu, meskipun setiap harga rata-rata dalam
grafik distribusi dapat diperoleh dari setiap gambar dalam Gbr. 7-14.
Harga-harga dalam kolom. 2 dan 3 pada Tabel 7-15 adalah hasil dari
harga dalam kolom 2, yakni untuk membuat waktu hujan dalam Gbr. 7-14
dengan waktu pengaliran itu sama. Aliran air tanah juga har,:s turut diperhitungkan dalam perkiraan banjir pada titik pengukuran yang bersangkutan.
Perkiraan aliran air tanah dicantumkan dalam kolom 5 dan kolom 6 adalah
jumlah debit.
Gbr.7-14 memperlihatkan hasil yang diperoleh di atas. Jika dibandingkan
dengan hasil besarnya limpasan permukaan yang dihitung terdahulu, maka
dapat dilihat bahwa perhitungan waktu dengan pembagian'hidrograf pada
titik perubalian tiba-tiba dari intensitas curah hujan ini adalah jauh lebih baik
dari perhitungan yang membagi hidrograf pada interval waktu sembarang.
Pada penyusunan hidrograf, maka persentasi puncak itu adalah penting
untuk turut diperhitungkan. Kecuali puncaknya, maka semua persentasi debit
dapat diperoleh dari debit rata-rata pada interval-interval waktu. Akan tetapi
dalam suatu daerah pengaliran yang besar, hargarata-ratapadainterval waktu
di mana telah termasuk harga maksimumnya akan mendekati harga puncak.
169
BAB
8.1 Karakteristik
8. SUNGAI
sungai
Sungai mempunyai fungsi mengumpulkan curah hujan dalam suatu daerah tertentu
dan mengalirkannya ke laut. Sungai itu dapat digunakanjuga untuk berjenis-jenis aspek
seperti pembangkit tenaga listrik, pelayaran, pariwisata, perikanan dan lain-lain. Dalam
bidang pertanian sungai itu berfungsi sebagai sumber airyangpenting untuk irigasi.
8.1.1 Daerahpengaliran
Daerah pengaliran sebuah sungai adalah daerah tempat presipitasi itu mengkonsentrasi ke sungai. Garis batas daerah-daerah aliran yang berdampingan disebut
batas daerah pengaliran, Luas daerah pengaliran diperkirakan dengan pengukuran
daerah itu pada peta topografi. Daerah pengaliran, topografi, tumbuh-tumbuhan dan
geologi mempunyai pengaruh terhadap debit banjir, corak banjir, debit pengaiiran
dasar dan seterusnya.
Gbr.
8-1
Laut
Daerah
pengaliran Gbr.
8-2
menyebar. Gbr.
yang
berbentuk
bulu
8'3
Laut
Daerah pengaliran
yang sejajar.
burung.
8.1.2 Corak
(1)
l7O
Bab
8. Sungai
8.1.3
(1)
Koeffisien corak/bentuk
Koeffisien ini memperlihatkan perbandingan antara luas daerah pengalirarr itu dengan
panjang sungainya.
^A
F
: !!--L2
F:
l:
Z:
.....(8.1)
koeffisien cbrak
luas daerah pengaliran (km2)
Panjang sungai utama (km)
Tabel
8-1
Nama sungai
Amazon
7.050
Mississipi
Yangtze
3.250
1.780
Donau
Kiso (tiga sungai)
820
9,1
6.200
6.500
5.200
2.900
229
1,840
0,077
0,066
0,097
0,175
Kerapatan sungai
Kerapatan sungai adalah suatu indeks yang r4enunjukkan banyaknya anak sungai
Kerapatan
sun ga
r,
*'"h
o""j
(k,,)
..(8.2)
Biasanya harga ini adalah kira-kira 0,30 sampai 0,50 dan dianggap sebagai indeks
yang menunjukkan keailaan topografi dan geologi dalam daerah pengaliran. Kerapatan
sungai itu adalah kecil di geologi yang permeabel, di pegunungan-pegunungan dan di
lereng-lereng, tetapi besar untuk daerah-daerah yang bz--'-'- curah hujannya.
8.2
8.1.4
t7t
...(8.3)
:213.
c:
c:
ll2
8.2.1
Untuk kebutuhan usaha pemanfaatan air, pengamatan permukaan air sungai dilaksanakan pada tempat-tempat di mana akan dibangun bangunan air seperti bendungan,
bangunan-bangunan pengambilan air dan lain-la-in. Untuk kebutuhan usaha pengendalian sungai atau pengaturan sungai, maka pengamatan itu dilaksanakan pada tempat
yang dapat memberikan gambaran mengenai banjir termasuk tempat-tempat perubahan
tiba-tiba dari penampang sungai.
Permukaan air sungai itu harus diukur berdasarkan datum standar dalam negara.
Sedikit-dikitnya, dalam suatu sistem sungai, data permukaan air sungai itu harus disusun
berdasarkan penentuan datum standar.
8.2.2
Untuk pemasangan alat ukur permukaan air sungai, harus dipilih tempat yang
memungkinkan pengamatan seluruh keadaan permukaan air, dari batas terendah sampai
batas tertinggi. Bagian yang menjadi tempat tekanan yang tinggi atau bagian kecepatan
aliran yang tinggi pada permukaan air yang tinggi, harus dihindarkan, karena dapat
Bab
172
8. Sungai
terjadi kesalahan pengukuran permukaan air yang tinggi dan ju ga alat itu mudah menjadi rusak oleh aliran. Juga tempat yang dipilih itu harus bebas dari kayu-kayuan yang
mengalir dan lainJain.
Tempat-tempat di mana terjadi aliran air tanah, harus dihindarkan karena perubahan dasar sungai itu besar dan alirannya berbelok-belok (meander). Untuk mendapatkan
kurva debit permukaan air, maka pengukuran debit biasanya dilakukan pada tempat
pengamatan permukaan air. Jadi untuk itu harus dipilih tempat.di mana kesalahan
pengukurannya kecil dan mudah dilaksanakan. Untuk maksud-maksud itu, maka sedapat mungkin dipilih tempat dengan kondisi yang cocok sebagai berikut;
Panjang bagian yang lurus di atas tempat pengamatan harus 5 kali lebar sungai dan
bagian lurus di bagian bawah adalah 2 kali lebar sungai. Pada dasar sungai dan tepiannya hanya terdapat perubahan-perubahan bentuk yang kecil. Pada lereng dasar sungai
tidak terdapat titik perubahan tiba-tiba. Perubahan kecepatan aliran adalah kecil (meskipun terjadi perubahan permukaan air yang agak besar) yang dapat diukur oleh alat
ukur arus dengan ketelitian yang tinggi (0,3 sampai 3,0 m/detik). Jembatan sering kali
dipilih karena mudah untuk melakukan pengukuran debit pada permukaan air yang
tinggi, meskipun aliran sungai itu terganggu oleh tiang-tiang jembatan itu.
-----
lrlr
I
Gbr.
8.2.3
(l)
8-4
8.2
Kira-kira 0,5 m
173
20-25cm
biasa
Aliran
ter
15
<-@
cm.
Bout 4 13 mm
\
Gbr.
8-5
Tiang diameter
20-25 cm
v1
tinggi pada beberapa buah titik dalam penampang melintang yang sama seperti terlihat
dalam Gbr. 8-5.
Di Jepang pembacaan alat ukur ini biasanya diadakan 2 kali sehari (jam 0.60 dan
jam 18.00). Pada waktu banjir pembacaan diadakan setiap waktu jika diperlukan. Dalam
keadaan permukaan air yang bergelombang pembacaan-pembacaan harus dirataratakan.
(2)
Jenis pelampung
Jenis pimbacaan langsung memerlukan orang untuk membaca permukaan air. Jadi
perubahan permukaan air yang kontinu tidak dapat dicatat. Untuk memperoleh data
yang kontinu, maka harus dipasang alat ukur permukaarr air yang otomatis. Salah satu
jenis ini adalah alat ukur jenis pelampung.
Pelampung itu dipasang di permukaan air. Naik turunnya pelampung ini (permukaan air) dicatat pada kertas pencatat oleh pena pencatat yang merubah gerak turun
naik itu ke gerak putaran sudut. Kertas pencatat itu diputar dengan kecepatan yang
tetap oleh jam sehingga pembacaan permukaan air dapat diadakan setiap waktu.
Jenis pelampung ini diklasifikasi sebagai berikut;
(a) ienis Richard. Jenis ini mempunyai alat yang mencatat perubahan permukaan
air pada kertas pencatat yang dilingkarkan pada drum/silinder dengan sumbu
vertikal yang diputar oleh jam. Pencatatan diadakan oleh pena pencatat yang
merubah perubahan permukaan air itu menjadi putaran sudut.
(b) Jenis Fuess: Jenis ini mempunyai peralatan yang mencatat perubahan permukaan air pada kertas pencatat yang dilingkarkan pada drum/silinder yang berputar. Drum dengan kertas pencatat ini digerakkan oleh roda sebanding dengan perubahan permukaan air. Jenis ini mempunyai arah pencatatan yang
langsung yang lebih mudah dibaca. Keuntungannya ialah bahwa interval
pencatatannYa daPat diPilih.
(c) ienis Roll: Jenis ini mempunyai peralatan yang menggerakkan putaran sudut
roda pemutar yang mengikuti perubahan permukaan air menjadi pergerakan
roda ulat {worm gear) sehingga pena pencatat itu bergerak horizontal yang
mencatat perubahan permukaan air itu pada kertas pencatat yang dilingkarkan
pada drum dengan sumbu horizontal. Jenis Suiken termasuk jenis ini. Alat ini
Bab
174
Gbr.
8-6
mukaan
8.
Sungai
oto-
Gbr.8-8
Pemberat pengimbang.
Gbr.
8-9
8.2
debit
175
(3)
Sumur pengamatan
Pelampung alat ukur permukaan air itu harus dilindungi terhadap gelombang dan
aliran dengan sumur. Diameter sumur harus dapat memuat pelampungnya, pemberat
kontra dan ditambah kira-kira 10 cm ruang bebas. Jika sumur pengamatan dibangun
miring maka meskipun ada ruang bebas, pelampung itu masih dapat menyentuh dinding
sumur. Jadi pembangunannya harus dilaksanakan dengan memperhatikan hal-hal ini.
Sumur dan sungai dihubungkan dengan sebuah pipa. Jika pipa itu terlalu besar,
maka perubahan-perubahan yang kecil dari permukaan air sungai seperti gelombang
akan tercatat sehingga pembacaan permukaan air akan menjadi sulit. Jika terlalu kecil,
maka pipa itu akan mudah tersumbat sehingga pencatatan perubahan-perubahan permukaan air di luar akan tersumbat. USBR (United States Bureau Of Reclamation) menentukan luas penampang pipa kira-kira 1/1.000luas penampang sumur. Jika digunakan
pipa yang panjang maka dapat digunakan penampang yang lebih luas seperti yang diper-
Bout-boul penyambung
Pipa penenang
Gbr.
8-11
tuk pipa-pipa
Pengikat
Kelep-kelep
Gbr.
8-12
Dasar sungai
pengamatan (USBR).
t76
Bab
8.
Sungai
Tabel
8-2
Diameter
lubang
penyalur
(cm)
Ukuran pipa
penyalur
(Panjang
5
m-10m)
l12
l12
1,2
2
50
1,5
60
2
2,5
90
0,9m x 0,9m
Diameter
30
&
75
(segi empat)
1,2 x 0,9
(segi empat)
1,2
1,5
2,5
715
10
(segi empat)
(4)
Ir--
8.2
177
Menciut Udara
Gbr. 8-16
Alat
Pipa penyalur
Bagian penerima
Gbr.
8-18 Sketsa
(5)
Bab
178
8.
Sungai
Dapatkah fasilitasnya dilayani dengan baik? Jika tidak dapat dilayani dengan
baik, maka harus dipilih jenis yang dapat lebih lama bekerja yang mempunyai
sama.
Jepang umumnya digunakan alat ukur permukaan air jenis pelampung. Pada
sungai yang mempunyai perubahan permukaan air yang kecil (kurang dari 2 m) digunakan jenis Richard. Pada sungai dengan perubahan yang lebih, banyak digunakan jenis
Suiken.
Di
8.2.4
Pengukuran debit
O
@
Dari
ini sering digunakan karena tidak dipengaruhi oleh kotoran atau kayu-kayuan
yang hanyut dan mudah dilaksanakan.
Tempat yang harus dipilih adalah bagian sungai yang lurus dengan perubahan lebar
sungai, dalamnya air dan gradien yang kecil.. Seperti terlihat dalam Gbr. 8-19, tiangtiang untuk observasi dipancangkan pada 2 buah titik dengan jarak dari 50 sampai 100 m.
Waktu mengalirnya pelampung diukur dengan "stopwatch." Setelah kecepatan aliran
Cara
50-lOom
[I lrang-trang --penglihatan
I
I
aliran
Caris
pelampung
I
$
r
E
Garispenglihatan
pertama
A
Garispenglihatan
kedua
dengan
8.2
179
dihitung, maka diadakan perhitung&n uvoit yakni kecepatan kali luas penampang melintangnya. Biasanya digunakan 3 buah pelampung yang dialirkan pada satu garis pengukuran aliran dan diambil kecepatan rata{ata. Mengingat arah mengalirnya pelampung itu
dapat dirubah oleh pusaran-pusaran air dan lain-lain, maka harga yang didapat dari
pelampung yang arahnya sangat berbeda harus ditiadakan.
(o) Pelampung permukaan: Untuk mengukur kecepatan aliran permukaan diguna-
kan sepotong kayu dengan diameter 15 sampai 30 cm, tebal 5 cm. Supaya
mudah dilihat, kayu itu dicat atau kadang-kadang pada malam hari dipasang
bola lampu listrik yang kecil. Bahan dari pelampung yang digunakan adalah
tidak tentu, sepotong kayu, seikat jerami, botol dan lainJain, dapat digunakan.
Pengukuran kecepatan aliran dengan pelampung permukaan digunakan
dalam keadaan banjir atau jika diperlukan segera harga perkiraan kasar dari
debit, karena cara ini adalah sangat sederhana dan dapat menggunakan bahan
tanpa suatu pilihan.
Akan tetapi, harga yang teliti adalah sulit diketahui karena disebabkan oleh
pengaruh angin atau perbandingan yang berubah-rubah dari kecepatan aliran
permukaan terhadap kecepatan aliran rata-rata yang sesuai dengan keadaan
sungai. Kecepatan rata-rata aliran pada penampang sungai yang diukur adalah
kecepatan pelampung permukaan dikali dengan koeffisien 0,70 atau 0,90, tergantung dari keadaan sungai dan arah angin. Dr. Bazin menggunakan koeffisien
0,86.
(b)
Gbr.
(c)
8-20
Pelampung tongkat.
Bab
180
,u
ll:
- 1-
8.
Sungai
0,116(JT
- 1- 0,1)
......(8.4)
7: koeffisien
V: kec*patan rata-rata
y dapat dihitung:
0,75
0,80
0,85
0,90
0,95
0,99
o,954
0,961
0,968
0,975
0,991
1,000
Pelampung
No.
Dalamnya air (m)
Kedalaman
tangkai. . .
Koeffisien
modifikasi. . .
(d)
No. I
<0,70
0,0
0,85
No.2
0,7-1,30
0,50
0,88
No.3
1,30-2,60
No.4
No.5
2,6-5,4 >5,20
1,0
2,0
4,O
0,91
0,94
0,96
observasi pertama, sehingga pada waktu observasi, pelampung itu telah mengalir dalam keadaan yang stabil. Hal lni akan dipermudah jika di sebelah udik
titik pelepasan terdapat jembatan. Pada keadaan yang cukup aman, dapat
digunakan perahu untuk melepaskan pelampung. Namun demikian mengingat
posisi pelepasan itu sulit ditentukan, maka sebelumnya harus disiapkan tanda
yang menunjuk posisi tersebut dengan jelas. Dalam keadaan istimewa, kadangkadang dapat dipasang alat pelepas pelampung seperti terlihat dalam Gbr.
(2)
8-2t.
8.2
181
l,5m
7,5x5.0x4,5cm
I
Y:an*b
(8.5)
182
Bab
8.
Sungai
8-23
Gbr.
a^:
ao,6
o.:
Gbr.
8-Z
*(ao,z
a^:
ryo,s)
2ao,a
0o,s)
Seperti terlihat dalam Gbr. 8-24, cara pengukuran titik adalah sebagai berikut; cara
titik (untuk dalamnya air kurang dari 60 m), cara dua titik dan tiga titik dalam satu
penampang yang tergantung dari dalamnya air. Harga yang diperoleh dengan cara ini
dianggap sebagai harga rata-rata yang mewakili penampang. Cara yang paling tepat
satu
adalah cara yang menghitung kecepatan rata-rata dari pengukuran yang mendetail
dalam suatu arah vertikal dan penggunaan integrasi dengan rumus trapezoidal.
Umpamanya dalamnya ak : D dan dalamnya penguluran : d. Untuk cara pengukuran satu titik, maka kecepatan aliran diukur pada dlD:0,60 dan dianggap sebagai
kecepatan rata-rata pada garis pengukuran itu. Untuk cara pengukuran dua titik, maka
kecepatan aliran diukur pada dl D :0,20 dan 0,80 dan harga rata-rata dari kedua hasil
yang didapat dianggap sebagai kecepatan rata-tata pada garis pengukuran itu.
(3)
Untuk menghitung debit, baik pengukuran dengan pelampung maupun dengan alat
ukur arus, diperlukan luas penampang melintang. Pada titik pengukuran dipasang titik
tetap (bench mark)lalu diadakan suryey penampang melintang sebelum diadakan pengukuran.
Tabel 8-3 memperlihatkan standar interval pengukuran dalamnya air untuk survey
penampang melintang jika pengukuran diadakan dengan pelampung.
Ketika mengadakan survey di dalam air, waktu mulai dan akhir survey harus dicatat.
Tabel
8-3
Di
Interval (m)
atas
100-200
100
Dalamnya
air
Kurang dari
Kurang dari
Kurang dari 10
8.2
r83
Makin dekat interval garis pengukuran kecepatan itu, makin tinggi ketelitian yang
didapat. Akan tetapi mengingat pada keadaan banjir permukaan air itu berubah-rubah,
maka pengukuran dengan interval yang berdekatan yang memerlukan waktu yang
banyak harus dihindarkan. Tabel 8-4 memperlihatkan ancar-ancar standar interval
garis pengukuran.
Tabel
Lebar sungai Kurang dari
(m)
Banyaknya
8-4
dari
Kurang
s0-100
50
dari
Kurang
dari
Lebih dari
,100-800
20H00
100-200
'800
penampang
Tabel
Irbar
8-5
permukaan air
B (m)
Kurang
Interval garis-garis
pengukur dalamnyaair.
(m)
dari 10
10-20
2M
0,lH,l5B
40-60
60-80
80-100
Lebih
Interval garis-garis
pengukur kecepatan
aliran.
(m)
2
4
10
100-150
150-200
t2
l0
20
2N
15
30
dari
Tabel 8-5 memperlihatkan standar interval pengukuran dalamnya air dan interval
pengukuran kecepatan untuk pengukuran dengan alat ukur arus.
Banyaknya garis pengukuran dalamnya air adalah 2 kali banyaknya garis pengukuran kecepatan. Hal ini akan mempermudah perhitungan luas penampang melintang
dengan menggunakan rumus trapezoidal, perhitungan kecepatan rata-rata dan perhitungan debit.
Jika interval pengukuran dalamnya air adalah 6 seperti terlihat dalam Gbr. 8-25,
makd luas penampang dan debit adalah;
r-'
,-l
Gbr.
8-25
Garis-garis pengukuran.
184
Bab
8.
Sungai
Fa:2xbx'-i2fQa:
Fa
Va
....(8.6)
...(8.7)
Fr:
Jika digunakan alat ukur arus, maka sebuah penampang melintang adalah cukup
untuk pengukuran itu. Akan tetapi, jika digunakan pelampung, maka untuk memperoleh
penampang melintang rata-rata dibutuhkan paling sedikit dua atau tiga penampang
melintang. Seperti terlihat dalam Gbr. 8-26, garis tengah lebar permukaan air kedua
penampang melintang yang diukur pada waktu yang bersamaan disusun satu sama yang
lain /berimpitan). Penampang melintang rata-rata itu didapat dengan menentukan titiktitik pertengahan garis-garis horizontal dan vertikal yang digambar pada beberapa bagian
dari penampang-penampang itu. Jika terdapat tiga penampang melintang, maka
mula-mula dibuat penampang melintang rata-rataarrtara penampang teratas dan penampang terbawah. Kemudian dibuatkan penampang rata-ruta antara penampang ratarata tersebut di atas dengan penampang melintang yang di tengah.
Garis-garis pertengahan dari
permukaan air di satuan
Penampangmelintangpertama
Penampang melintang
kedua
Gbr.
8-26
Jika pasir dan kerikil di dasar sungai pada penampang pengukuran ikut bergerak
dengan air, maka akan terjadi perubahan yang besar. Penampang melintang yang diukur
itu tidak dapat digunakan karena akan terdapat kesalahan yang besar. Dalam hal sedemi
kian, dalamnya air harus diukur dengan menggunakan bola tembaga dengan kabel.
Tetapi di sungai yang dalam dan deras, bola tembaga itu masih dihanyutkan sehingga
hasil pengukurannya harus disesuaikan untuk mendapatkan dalamnya air yang besar.
Permukaan air
Tanda permukaan air
dasar
Waktu
Waktu
(Jam,
Rata-
(Jam,
rata
menit)
menit)
maks
min
Waktu
(Jam,
Rata-
rata
Permulaan
6.01
6.98
6.03
6.97
Akhir
6.15
7.O2
6.16
7.01
Rata-rata
6.08
7.00
6.10
6.99
Catatan
Gbr.
8.2
185
Tanggal pengamatan
1961.8.2
Cuaca
Berawan
Waktu
Pertama
Aran angin
Dari hulu
Nama sipencatat
Taro Yamada
Kecepatan
angin
Angin kencang
Waktu yang di
perlukan untuk
mengalir (det)
Kedala-
Pelampung man
(m)
No.
Waktu pelemparan
(jam, menit)
Kondisi aliran
6.01
84.0
Normal
5.0
6.04
M.O
Normal
5.0
6.06
41.4
Normal
5.0
6.9
45.6
Normal
5.0
6.11
48.0
Normal
2.5
6.13
t2.4
Normal
1,5
Gbr. 8-27(b)
Jarak
Garis dari
pengu- kiri
kuran kanan
No, tepian
(m)
Kembali
dari
Ratarata
o,34
0,36
0,35
0,l8
0,18
0,40
0,s2
0,62
o,46
0,59
0,58
0,58
0,66
o,74
0,76
(m2)
0,36
2
1
0,40
o,52
0,76
0,62
l,l4
0,70
0,70
o,75
0,75
Jumlah
0,75
1,45
0,75
o,75
Dalam
alat
ukur
arus
(m)
Ba- waktu
Kecepa-
litik Pengukuran
tan
lalam BaWaktu
Ba
Dalam
Kecepa-
Antara
titik
pendu- diper-
gaan
Pengukuran
tan
nyaknya yang
lukan
(0,57)
0,1
37,8
0,57
o,2
39,0
0,55
0,3
43,3
0,50
0,35
Antara
(0)
(0-76)
0,57 0,1
0,057
0.56 0.1
0,056
o,52 0,1
0,25 0,05
0,052
0,012
0,1
28,2
0,76
0,2
27,8
0,77
0,3
29,4
o,73
0,4
26,o
0-60
:-
0,5
41,4
0,58
0.52
Kecepatan
aliran
areal
(m2ldet)
0,76
0;16
0,1
o,ozo
0,1
0,076
0,75
0,66
0,1
0,075
0,t
o,066
0,1
0,056
0,56
(0)
Gbr 8-28(a) Contoh formulir pencatatan untuk pengukuran debit dengan- alat ukur arus.
0,021
Bab
186
Kecepatm aliran areal pada garis keceptan (m8/det)
Kecepatan aliran rata-rata pada garis pengukuran
(m/det)
8.
Sungai
0,177
0,370
0,50
0,64
Pengukuran No.
Debit (m3/der)
Tanggal pengamatan
Meteorologi
0,38
13
76. 5.
Arah angin
Dari hilir
Kecepatan
Angin lemah
angrn
0,72
Jam
pengamatan
0,82
8.
Mulai
10.45
Selesai
13.0
Rata-rata
Antara titik pengukuran
Kecepatan
Waktu
Dalam- BaKecepanya nyaknya ymg d i- aliran Kecepaaliran
tan
alat pendu- perluPada
aliran Interval aliran
titik
ukur Saan kan
areal
pengulltaarus
kuran
rala
(m/det)
(m/det)
(m)
(0,98)
0,98
0,1
0,98
0,1
(m)
(det)
0,t
21,8
0,98
o,2
2l,6
0,99
0.91
0,3
0,5
31,2
0,69
o,7
(0)
(m,/det)
Pengamat
Permukaan
air
(m)
Price No. 1991
Rumuspemeriksaan V:0,709Nt0,006
0,098
Tangki,Kabel,Pemberat
Cara yang digunakan
0,1
0.89
0,1
0,84
0,1
0,76
0,1
0,64
0,1
0,30 0,05
0,084
Perhitungan
Penghitung
Perahu, Jembatan,Berjalan
Masao Goto
Perhitungan ulang
Jumlah debit (m3/det)
0,064
0,015
Hasil
perhitungan
Kecepatan aliran
rata-rata (m/det)
25,06
0,78
0,196
0,82
Gbr.8-28(a)
Dari Gbr. 8-30 dapat dilihat bahwa dalamnya air bc dapat dihitung sebagai berikut;
dasar sungai cf dianggap horizontal, ae dan (ef-bc) dikurangi dari panjang kabel af, ae
dan (ef-bc) adalah fungsi sudut seperti terlihat dalam Gambar 8-30.
ae:absec0
(8.8)
Selisih antara ef dan dalamnya air bc dinyatakan secara empiris dengan k x ef.
Tabel 8-6 memperlihatkan angka tabel dari Dr. F. C. Schnehong. Sebagai contoh
umpamanya
ab:5rll,&f:9m,0:28".
ae:5mx1,1326:5,86m
ef:9m-5,86m:3,32m
bc : 3,32m - 0,0408 x 3,32m :
3,185 m.
8.2.5 Kurva
(l)
Koreksi debit
lengkung debit)
8.2
Jarak
Garis dari
pengu- kiri
kuran kanan Menuju Kembali
No. tepian
ke
dari
(m)
lrlr'
o,74
0,76
0,75
0,75
0,75
0,75
,",:*#
:
".i,?T"?i'
0,83
l2
0,85
l4
0,84
:
0,85
Keceoatari
aliran
Antara
0,1
t2
29,O
39,6
0,3
12
21,4
0,5
t2
1,09
38,4
1,00
47,4
o,82
o,7
32,2
(0)
0,75
lebar
pembagian
(mz)
0,84
1,53
0,82
0,84
0,82
0,84
1,66
0,84
0,85
0,84
0,8s
1,69
0,85
Kecepa-
Waktu tan
Banyak- yang di- aliran
nya pen- Derlu- pada
dugaan kan
titik
(det)
pengukuran
(m/det)
(1,15)
r,l0
0.1
0,1 10
1,09
0,r
0,109
I,l0
0,1
1,06
0,r
0,95
0,1
0,86
0,1
0,r
0,3
t2
37,2
l2
37,2
12
40,8
0,106
1,15
1,05
0,99
0,5
0,086
0,1
0,05
lumrah
o,75
0,78
titik pengukuru
o,74
0,34
P;ti,Tg?tr
o,75
0,78
Dalam
alat nyaknya yang
KecepaKecepa- alat
ukur pendu- diper- pada
tan Interval tan
ukur
arus gaan lukan titik
aliran
aliran
arus
penguku- ralaareal
ran
rata
(m)
(det) (m/det) (m/det) (m) (m2/det) (m)
(1,10)
Pembagian
0,75
0,80
l0
187
o,94
27,4
o,7
0,017
36,8
0,58
45,6
0,84
Antara
titik pengukuran
Kce-
aliran
aliran
ateal
rata-
tata
(m/det)
(m)
0,15
0,1
l,l5
0,t
1,10
1,02
0,96
0,E6
0,t
0,68
0,1
o,24
0,04
(mr/det)
0,1
0,t t0
0,1
o,to2
0,1
0,086
0,0t0
(0)
(m,/det)
0,707
o,754
O,94
0,90
(m/det)
Gbr. 8-28(b)
Jika aliran sungai itu dianggap berada dalam kondisi aliran yang seragam (uniform
flow), maka satu detik akan sesuai dengan satu keadaan permukaan air. Pengukuran air
itu dapat diadakan suatu bagian yang linier yang tidak mempunyai perubahan gradien
yang tiba-tiba. Akan tetapi, dalam kenyataan, permukaan air yang sama pada periode
peningkatan banjir dan pada perioda pengukuran banjir mempunyai debit yang berbedabeda. Seperti terlihat dalam Gbr. 8-31, debit pada perioda peningkatan banjir adalah
lebih besar dari debit pada perioda pengukuran banjir, karena pada perioda peningkatan
banjir, permukaan air di bagian hulu meningkat lebih cepat, gradien permukaan air
menjadi lebih curam sehingga kecepatannya lebih tinggi. Pada sungai dengan kemiringan
dasar yang curam, kenyataan di atas ini dapat diabaikan. Sebaliknya pada sungai yang
mempunyai kemiringan dasar yang kecil hal ini tidak dapat diabaikan.
Cara yang sederhana untuk mengkoreksi debit, adalah dengan membuat kurva
hubungan antara persentasi koreksi debit dan kecepatan perubahan permukaan air.
Pembuatan kurva hubungan ini adalah sebagai berikut;
Pertama-tama diadakan pengukuran debit pada beberapa kecepatan perubahan
permukaan air, perioda permukaan air yang tetap dan perioda penurunan permukaan
air, kemudian digambar seperti terlihat pada Gbr. 8-32.
Selanjutnya antara gambar harga-harga pada waktu kenaikan dan pada waktu
penurunan itu digambarkan sebuah kurva debit. Kemudian dihitung persentase setiap
harga yang diukur dan harga darikurva debit ini pada keadaan permukaan air yang
Bab
188
8.
Pengukuran No.
Debit (m8/det)
Sungai
0,94
1,49
o,90
0,99
Jam
psngamatatr
Rata-mta
titik-titik
Atrtara
Dalam-
Ba-
Waktu
lan
(m/det) (m/det)
(det)
(1.17)
l,l7
0,1
0,2
35,2
t,l3
37,8
l2
0,4
1,06
1,06
40,4
I,91
0,6
o,7
(m)
pada tan
titik aliran
petrgu- ratakuran rata
arus
(m)
kuran
Kcpa-
26,2
o,82
?2,8
0,65
0,85
pengu-
Pengamat
Kecepa-
tan
Permukaan
aliru
aral
air
(m)
(m!/det)
t,t1
1,19
t,t7
1,10
1,06
0,98
0,1
0,t
0,119
Rumus
AIat
diguakm
0,llo
0,l
0,106
0,r
0,098
0,86
O,l
0,086
oJ4
0,r
o,32
0,05
V:
N+
Tangki,Kabel,Pemberat
Cara yang
0,1
0,1
pemeriksam
Perahu,Jembata,Brjalm
Perhitungan
Penghitmg P*htt""s-"tr"s
Jmlah
Hasil per-
hitmgm
0,016
laus
pnmpang
melintmg (m2)
Kcepatan aliran
raia-rata (m/det)
0,843
0,99
Gbr. &28(b)
DISCHARGE MEASUREMENT
STATION;
Drainage
km.
area
water
Date
No.
Yer
Elevation
Mont
of
Day
Level nt width
neaains
fha! m
zero point
Gbr.
River
E-29
River
system
Flow
Area
m!
Mean
[elocit5 Discharge
m/s
mt/s
Temp
Remarks
Air
8.2
Tabel
sec
E{
sec
l,w?A
0,0006
1,0055
1,0098
,0016
,0032
,0050
t0
t2
t4
t6
189
1pl54
1,0223
1,0306
18
1,(XO3
1,0515
l,o&2
22
24
26
28
1,0785
0,0248
1,0946
1,1126
1,1326
,o296
p350
,(N08
30
32
1,1547
,0/.72
1,1792
,o5M
pl28
34
1,206,2
9620
,0164
36
1,2361
,0,698
,oo72
,0(D8
,ozm
Periode pengurangan
6!
tr
d
*6
E
E
&
Debit
Gbr.
Gbr.
&30
^t
E
.!.
dl
E
xcu
I
Debit (mslhour),
&32
190
Bab
8. Sungai
sama. Hubungan antara persentase di atas ini dan kecepatan perubahan permukaan air
pada waktu pengukuranjuga digambar supaya dapat mengadakan koreksi debit. Dengan mengkoreksi harga-harga pengamatan debit tersebut di atas, maka kurvapermukaan
air debit (kurva-debit) itu dapat ditentukan.
{2) Kurva permukaan air-debit (Kurva debit)
Jika pengamatan/pengukuran permukaan air dan debit yang tersebar dari keadaan
permukaan air yang tinggi sampai permukaan yang rendah lebih dari 10 kali, maka
hubungan antara permukaan air dan debit dapat diperoleh dengan cara kwadrat terkecil. Kurva ini disebut kurva permukaan air-debit (kurva debit). Debit pada setiap
permukaan air dapat diperkirakan dengan menggunakan kurva ini.
Berikut ini adalah rumus-rumus yang digunakan sebagai rumus kurva debit:
@ JO:ah*b
....(8.e)
......(8.10)
@ Q-ahz+bh+c....
Q: debit
ft: permukaan air
a, b dan c: tetapan-tetapan.
Jika hubungan itu tidak dapat dinyatakan dengan sebuah rumus seperti tersebut di
atas, maka penterapan rumus itu diadakan bagian demi bagian dengan membaginya
dalam bagian keadaan air tinggi dan bagian keadaan air rendah.
Meskipun kurva debit itu ditentukan dengan cara kwadrat terkecil dari data yang
terbatas itu, dari sifat kurva dapat dilihat bahwa adalah tidak tepat menggunakan rumus
(8.10) untuk keadaan air rendah. Perhitungan persamaan kwadrat ini dalam Gbr.8-33
memperlihatkan bahwa debit pada permukaan air yang rendah menjadi negatif atau
kadang-kadang menjadi besar.
C,
jzd
(6
(d
Fr
Debit
^/o
Hubungan antara permukaan air dan
JO.
N/O
dan permukaan ak i harus digambar seperti terlihat pada Gbr. 8-34 dan ditarik garis
lurus yang menunjukkan perkiraan kasar dari harga rata-rata.
Rumus (8.11) berikut ini dapat dirubah menjadi rumus (8.12).
JQ:qh*b
JO: a(h - h)
..(8.11)
.....(8.12)
Jadi a danho sebelumnya harus diperkirakan dari garis lurus tersebut di atas. Kemu-
8.2
191
Kurva debit itu tidak dapat digunakan untuk jangka waktu yang lama, karena dasar
sungai selalu berubah-rubah. Jadi debit itu harus disesuaikan dengan mengadakan
pengamatan yang kontinu. Seperti terlihat dalam Gbr. 8-35, maka adalah penting juga
untuk mengetahui bagaimana perubahan tinggi ho dalam rumus (8.12) (r0 dianggap
sebagai perubahan permukaan dasar sungai).
t_
-;^/o
dasar sungai yang
berubah-rubah.
Gbr.8-35 Kondisi
(3)
Q:
ahz
a c ....
bh
......(8.13)
f,:rr,r'
......(8.rs)
h:Qt-(ohl-lbh*c)
-'
ah2
supaya
1,3
Qa
(aho2
bhs
c)
+ bh * c Theori
(*rr)2 1
1z,z),
(r3),
,..., +
Debit
Gbr.
8-36
Penggambaran sisa-sisa.
.(8.16)
lQ,
. . .(8.17)
.'..(8.18)
Bab
v?
--lQ"-
@h?
g.
Su"gai
* bh! 7 c)l' ..
...
'(8.20)
s:Y?*v?+....Y?.... +Y?....
....(8.21)
{{:
o
tla
..$.22)
(a dapat dihitung)
Kemudian persamaan (8.19) dikembangkan sebagai berikut;
lQ,-@h?*bhiadT'..
: Q? - 2Q,@h? + bh, + c) -t @h? * bh, -Y
: Q? - zQ?ah? - 28,bh, - 2Q,c * azhl + 2 abh?
*2ach!+b'h?*2cbh,*c'.
""Q'23)
g7z
--.(8.24)
Jika ,S didifferensiasi menurut a, mlka semua suku yang tidak mempunyai harga a
akan menjadi nol. Jadi untuk perhitungan dapat ditiqiau saja suku-suku yang mempu-
ryai a,
....(8.2s)
2ch?)
Mengingat s adalah jumlah dari i : I sampai n, maka persamaan (8.25) menjadi
a'f, tf * a(-ZUQ,h? + 2bzh? * 2c}h?) .
'(8.26)
a,hf +
a(-2Qlt + 2bh? *
Differensiasi menurut d,
{{:
cla
:2aE,hi-2ZO,h?+2brh?+?rZh?.
.$.n)
Setiap harga ! h!,U Q&?,lh! dan ! ft,? persamaan (8.27) ini, dapat diperoleh
dengan perhitungan dari harga-harga pengamatan. Demikian pula untuk memperoleh
D dari harga minimum S, maka harga suku-suku yang mempunyai b dari persamaan
(8.24) yang ditinjau.
b,h?
+ b(-2Q,h,+2ah?
*2ch)
Jumlahnya adalah,
b,Zh? +
Untuk memperoleh
....(8.28)
...(8.2e)
lalu dijadikan nol.
d^s
."(8'30)
#:o:2bLh?-288rt,+zazh?*2cEh,.
Harga-harga
(8.30)
ini
dapat
c'*
c(-2Qt+2ah?
+zbh)
..(8.31)
Jumlahnya adalah:'
ncz
i*
......(8.32)
8.2
debit
193
$f
:o:2nc-2>,e,*ZaZh?+2bf,ht
Harga-harga
Untuk membuat
,S menjadi
....(8.33)
$f:o
....:...(8.34)
ff: o
..(8.36)
......(8.37)
.(8.38)
..(8.3e)
Semua bagian-bagian yang berada di dalam tanda kurung dapat diperoleh dari
harga-harga pengamatan dan sudah diketahui. Jadi dengan ini terbentuklah tiga persamaan linier dengan tiga buah faktor yang tidak diketahui a, b dan c. Harga-harga a, b
dan c yang didapat dari ketiga persamaan linier ini adalah tetapan-tetapan yang menjadikan jumlah kwadrat sisa S minimum. Penyelesaiannya adalah sebagai berikut;
,:
....(8.40)
(T:
(E h?)'(E
D,=flE!i\F
h)'(Z
(z-:^!f,
h?),
Q,!t)
- (E h)'(z h?) -
Q,h?)
...
.(8.42)
JO:ahlb
..(s.43)
maka mengingat hanya terdapat dua buah tetapan dengan penyelesaian yang lebih
sederhana, maka (hanya perhitungan yang diperlihatkan):
(8.45)
Bab
194
Tabel
8-7
Sungai
15 20 22 24
i (cm)
8.
28
30
3't
32
57
60
O (m3/det) 0,180 0,450 0,590 0,804 1,150 1,360 1,500 2,050 2,590 2,620 4,181 4,980 5,390
o,42 0,67 0,77 0,89 l,o7 l,16 1,22 1,43 1,60 l,61 2,04 2,23
^/o
'r'
Tabel
2
3
4
5
8-8
o'5
t1
tz
13
13
Q (m3ldet)
ah
h,r/O
h2
0,15
0,20
o,22
0,24
0,28
4,0225
0,0400
0,0484
0,0576
0,0784
0,0900
0,18
o,45
0,59
0,80
o,42
o,67
0,77
0,89
0,063
1,15
1,07
0,2996
1,36
l,16
0,3480
0,32
0,37
o,Lov[
1,50
l,2z
0,3904
0,1369
0,1600
1,43
1,60
0,5291
o,42
0,50
o,57
0,60
4,57
o,1764
2,05
2,59
2,62
4,18
4,98
5,39
27,84
l,6L
o,6762
1,0200
'0,40
9
10
^/O
ft (m)
0,30
6
7
2n:
2,32
0,2500
o,3249
0,3600
1,8475
^/o
2,04
7
'1,
2,32
17,43
o,134
o,1694
0,2t36
0,6z100
l,27ll
1,3920
7,1464
JO :
b.
ah
Harga-harga dalam tabel ini disubstitusi ke dalam persamaan-persamaan (8.44) dan
(8.4s),
:4,2291
o.: 17,43x4,57-13x7,1464
4,57x4,57-13x1,8475
u:ffi:e-o,t4sgz
Tabel
8.2
8-9
yang
diamati.
O (m3/det)
Permukaan
Debit
air
h
0,15
0,20
o,24
0,18
0,45
0,80
0,30
1,36
0,37
2,O5
0,,10
2,59
2,62
4,18
4,98
5,39
o,42
0,50
0,57
0,60
Debit yang
dihitung.
195
Qr-Q
Or (m3/de0
0,239
0,489
0,059
0,039
o,327
0,097
0,755
-0,045
-0,069
-0,037
-0,201
-0,056
1,261
2,013
2,389
2,659
-0,073
-0,018
-0,079
0,038
3,876
5,129
5,719
0,015
*0,073
-0,304
o,149
0,030
o,329
0,061
Jumlah
rala-rata,
o,2o7
2,1y"
Jadi;
:4,22gh
JO
Q:17,885(h
0,1459
0,0345)2.
Perbandingan antara debit yang dihitung dan debit yang diukur dapat dilihat dalam
Tabel 8-9.
Perhitungan untuk jenis Q: ahz * bh 4 c dapat dilihat dalam Tabel8-10. Untuk
memperoleh tetapan-tetapan a, b dan c maka harga-harga dalam tabel ini disubstitusi
dalam persamaan-persamaan (8.40), (8.41) dan (8.42).
."-_(1,8475 x
0,41494
0,41404
(4,57
(1,8475
"^_
t:8!!
(4,s7 4_
(1,8475)2
-t3
x
(4,57
(13
(13
(1,8475
^j
0,819t3
12,7063)
12,7063
12,7063)
13
0.85913
6,22347
_A
1,8475x 12,7063)
1.,8475
(t,8475)2
6,22347)
27,84
13 (0,85913)2
(4,57)2 x 0,41404
0,85913
-0'672
x0,85913x 27,84)+(4,57
,_
--(
27,84)
12,7063)
(4,57)2
6,22347
a,
:_ ur83l
Bab
196
Tabel
&I0
8.
Sungai
Q:
0,15
0,20
0,2?
0,24
0,28
o,3o
0,32
0,37
0,40
0,42
0,50
0,57
0,60
4,57
0,35
0,0225
0,0400
0,0484
0,0576
0,0784
0,0900
o,lo24
0,00338
0,00800
0,01065
0,01106
0,02524
0,03672
0,(x015
0,1369 0,05065
0,1600 0,06400
0,1764 0,O7N9
0,2500 0,12500
0,3249 0,18519
0,3600 0,21600
1,8475 0,85913
0,1421 0,06@8
Tabel
bh
h2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
2 n:13
ahz
8-11
0,00051
0,00160.
0,00234
0,00265
0,00707
0,01102
0,01573
0,01874
0,02560
hQ
h2Q
0,0270 0,00405
0,0900 0,01800
0,1298 0,02856
0,1920 0,04603
0,3220 0,09016
0,4080 0,12240
0,4800 0,15360
0,7585 0,28065
1,0360 0,41440
0,18
0,45
0,59
0,80
1,15
1,36
1,50
2,O5
2,59
2,62
0,06250 4,18
0,10556 4,98
0,12960 5,39
0,41404 27,84
1,1(M
o,o3ll2
0,03184
12,7063
0,46217
1,04500
1,61800
1,94440
6,22347
0,9774
0,47872
2,0900
2,8386
3,23N
2,14
Permukaan
Debit yang
air
diukur.
Debit yang
dihitung.
O (m3/det)
Or (m3/det)
0,15
0,18
o,45
0,80
0,192
o,ol2
0,568
0,tl8
0,066
o,262
0,901
0,101
0,126
1,4s3
2,177
0,093
0,127
0,068
2,514
2,748
-o,o76
-0,029
3,752
4,724
5,167
-o,428
-o,256
o,20
0,24
0,30
o,37
1,36
2,05
2,59
2,62
4,18
4,98
5,39
o,zCI
o,42
0,50
o,57
0,60
Qr-Q
0,128
-4,223
Jumlah
Gbr.8-37 Kurva
permukaan
lengkung debit).
1,9
2,O
g(m3/det)
3,0
0,049
-aJo2
-0,051
-0,041
o,4l
4,r%
rata-rata.
o,062
4,0
5,O 6,0
7,0
airdebit (Kurva/
8.2
Q
0,672
4,433h
t97
8,831h2.
Perbandingan antara debit yang dihitung dengan debit yang diukur dapat dilihat
dalam Tabel S-ll. Kurva debit kedua persamaan itu terdapat dalam Gbr. 8-37.
(4) Kurva debit rumus Manning
Jika hanya terdapat debit-debit yang diukur pada permukaan air rendah dan sedang
atau hanya beberapa debit yang diukur pada permukaan air tinggi, maka adalah lebih
baik menghitung kurva debit itu dengan menggunakan rumus Manning. Luas penampang melintang dan jari-jari hidrolis yang sesuai dengan permukaan air sembarang,
dapat diketahui dari penampa+g melintang.
Rumus Manning;
11
_ I.pur.ir,
"'
o
"""(8'46)
Jadi
Q:
A.a
: L .11zrt1rtztr
: kRzl3A
..(8.47)
....(8.48)
dengan;
z: koeffisien
kekasaran
gradien permukaan air
c': kecepatan aliran rata-rata (m/detik)
luas penampang melintang air (m'?)
i:
l:
/
n: 7(m) :
P: Keliling
jari-jari hidrolis
basah (m)
/< diperoleh dari hubungan antara debit yang diukur Q dan lR2l3 sesuai dengan
permukaan air yang bersangkutan.
Harga k : (lln)it/'1 ini dapat dianggap tetap untuk permukaan air yang tinggi. Jadi
jika hubungan antara harga k yang diperoleh dari harga-harga pengamatan dan permukaan air itu digambarkan, maka dapat diperoleh asymptot yang perlahan-lahan mendekati garis yang tegak lurus pada permukaan air tinggi. Untuk menentukan kurva debit
bagian permukaan air tinggi, maka harga ft permukaan air tinggi ditentukan dengan
menarik garis tegak lurus ke absis.
8.2.6
Biasanya bendung hanya digunakan pada tempat yang kecil debitnya, mengingat
pembangunan bendung yang besar untuk pengukuran aliran memerlukan biaya yang
besar. Jika permukaan air di udik bendung sudah diketahui, maka debit dapat dihitung.
Jadi permukaan air di udik bendung harus dicatat
Bendung itu mempunyai rumus hubungan afitara permukaan air dan debit, yang
ditetapkan berdasarkan standar industri Jepang (Iapan industrial standard: f.t-S-\Rumus-rumus ini adalah untuk bendung segitiga, bendung segiempat dan lain-lain.
Juga standar dari bendung untuk menterapkan rumus itu telah ditentukan dan mempunyai ketelitian yang tinggi. Akan tetapi jika bendung itu dibangun di sungai maka
mengingat standar itu tidak dapat bekerja dengan sewajarnya oleh karena keadae:
peralatannya dan sedimentasi, maka pengurusannya harus diadakan dengan >ebarbaiknya.
Debit dapat juga diukur dengan menggunakan bendung pengendalian kotor- .,r.-
r
I
198
Bab
8. Sungai
ngai atau bangunan terjun lain. Akan tetapi mengingat adanya pengaruh kecepatan mendekat (velocity of approach), maka kurva debit itu harus dibuat berdasarkan pengukuran
debit dan bukan berdasarkan rumus-rumus teoritis.
Demikian pula tinggi air pada pelimpah dari bendungan dapat menunjukkan
besarnya debit yang melimpah.
Debit yang melimpah pada bendung adalah,
Q:cBH3/Z.
c:
...(8'49)
koeffisien
fI:
dan penyumbatan kotoran yang terapung. Pengurusannya mudah dan tidak perlu
memperhitungkan pengaruh kecepatan mendekat (velocity of approach). Pada keadaan
yang terendam, debit dapat dihitung dengan mengadakan koreksi dalamnya air di hilir
fI, terhadap dalamnya air di udik H". Gbr.8-38 memperlihatkan prinsip saluran parsiil
ini. Dimensi bagian-bagian setiap jenis dapat dilihat dalam Tabel 8-12. Rumus-rumus
perhitungan debit dapat dilihat dalam Tabel 8-13.
Mengingat dalam keadaan terendam hubungan arfiara Ho dar. i/o menjadi seperti
yang terlihat dalam Tabel 8-14, maka hasilnya harus dikoreksi dengan Gbr. 8-39. Jika
lebar W lebihdari I ft(30,48cm), maka hasilnya harus dikoreksi dengan Tabel 8-15
dengan menentukan debit per ft dari Gambar 8-39 (d).
Pemukaan air
{.rah aliran
Kemiringan
l/i
/EJ
25x25x3
25x25x3
Sudut
Potongan.L
Gbr.
8-38
Sudut
.L
--1
8.2
Tabel
8-12 Dimensi
199
dafi
l(-Y
(cm)
Kapasitas dari
air bebas. (m3/sec)
GKN
!,t
RM
Il
min.
(3 in)
7,62
15,24
(9 in)
22,86
(l f0
30,48
(l ft 6 in)
4s,72
Qfr)
60,96
(3 f0
91,44
(6 in)
62,0s 41,43 60,96 39,37 39,69 60,96 30,48 90,95 7,62 1r,43 40,64 30,48 90,17 5,08 7,62
0,001415 ,.0,1104
0,W2549
Q,2520
137,16 91,44 134,24 60,96 84,46 91,44 60,96 91,20 7,62 22,86 50,80 38,10 149,21 5,08 7,62 0,003115 0,4560
102,5s 91,44 60,96 91,20 7,62 22,86 50,80 38,10 167,6,4 s,08 7,62 0,00/.248 0,6797
0,01189
0,9374
157,16 91,44 60,96 91,20 7,62 22,86 50,48 38,10 222,29 5,O8 7,62
0,01728
1,427
121,92
(s fo
152,40
182,88 121,92 179,39 152,40 t93,68 91,44 60,96 9r,20 7,72 22,86 60,96 30,48 271,11 5,08 7,62
0,03682
1,9229
182,8
2t3,36 142,24 209,23 213,36 266,70 91,44 60,96 91,20 7,62 22,86 60,96 30,48 3,{4,19 5,08 7,62 0,07363
2,9?1
213,36
(8 fo
243,84
228,60 152,40 224,16 243,84 303,21 91,44 60,96 91,20 7;62 22,86 60,9s 30,48 331,04 5,08 7,62
0,08496
3,438
243,84 ts2,s6 239,08 274,32 339,73 91,44 60,96 91,20 7,62 22,86 60,96 30,48 417,16 5,08 7,62
0,09912
3,951
(4
f0
(6
ft)
(7
f0
152,40. 101,60 149,47 91,44 120,6s 91,44 60,96 91,20 7,62 22,86 50,48 38,10 195,44 5,08 7,62
167,64 111,76 164,47
t2t,92
8-13
Tabel
Jenis (harge
I/)
q :0,048Hor'ss
q :0,096Ijd1'ss
q : Q,ldllfot'ss
q : O,264H|1'5E
4 -- 0,466H"t'st
q :2,06Ho1'sg
6
9
q :3,07Hot's3
ft
4. W. Hol,szzwo'o'o
, : TT##6r*
: ft3 lsec
H":ft W:ft
Catatan
Tabel
8-14
Ha:
l-2
ilse*
CtIr
w' Hat'
W:
Jenis
in
3-6 in
1-8 ft
8-50 ft
0,0r'.532 2,424
/.sec
q : O,338H"1's5
q :0,676H"r'55
q :0,992Ho1'ss
1in
ft.sec
l-8
HolH"
Lebih dari
Irbih dari
Lebih dari
kbih dari
0,5
0,5
0,7
0,8
em
3swo'0"
Bab
200
Tabel
8-15 Harga
8.
Sungai
w (ft)
Koeffisien penyesuaian
1,0
1,5
1,0
1,4
1,8
2,4
,,
3rl
4,3
5,4
I fr
30,48 cm
Pemukaan air di hulu (cm)
6
A
E!
E}
oi
}U
o\
!i <;
C-,
la
trl
q^
Debit (i/det)
: 15,24 cm (6 in\
Debit(r/det)
(a)
Untuk W
7,62 cm (3
(b) Untuk W
in)
Td
oo
60 80
(c)
:c)
5 7 t0
(//det)
Debit (//det)
in)
Untuk W : 22,86 cn (9 in)
Gbr.
(d)
20 30 50 70 100 200
Penyesuaian (//det)
Untuk I'Il : 30,48 cm ( I
300
ft)
L"
L1
Bendung segitiga
siku-siku
Bendung persegi
empat
Bendung lebar penuh
L2
2h'
(B
2h')
kha-kira
(B
+
+
3h')
kira-kira2h'
kira-kira 2h'
(B
5h')
(B
h')
(B
+ 2h)
(B + 3h')
ft':
dalamnya pelimpahan.
8.2
debit
201
tangki kecil yang dihubungkan dengan saluran melalui lubang yang kecil dalam
dinding samping saluran seperti terlihat dalam gambar.
@ Lubang kecil tersebut di atas harus terletak minimum 200 mm dan maksimum
B (lebar saluran) di hulu sisi depan bendung; terletak sekurang-kurangnya
50 cm lebih rendah dari titik terendah, mercu bagian bawah atau mercu bendung yang tersebut dalam @; terletak 50 cm atau lebih di atas dasar saluran.
@ Diameter bagian dalam pipa kecil ini adalah l0 sampai 30 mm dan tegak lurus
pada sisi bagian dalam dari tembok saluran. Sekeliling lubang harus licin dan
tidak boleh terdapat penghalang-penghalang.
Selipkan gambar-gambar ini pada halaman 276 sampai 281
Gbr. A
Gbr.
lt
Lebih dari 50
[Cara pengukuran]
O Bendung harus digunakan dengan kondisi bahwa air yang melimpah melalui
bendung itu tidak pernah terpencar keluar.
@ Ketelitian pengukuran tinggi air harus lebih kecil dari 0,2 mm.
@ Ketelitian pengukuran permukaan air pada bendung segitiga siku-siku harus
11250 dari tinggi air, pada bendung persegi empat dan bendung lebar penuh
adalah l/150 dari tinggi air.
@ Untuk pengukuran permukaan air, harus digunakan alat ukur pelampung dan
kait ukur yang dapat memberikan ketelitian yang diperlukan.
O Pengukuran tinggi air dilaksanakan sesudah air dalam tangki kecil itu telah
menjadi tenang.
[Rumus-rumus debit]
Rumus-rumus debit adalah sebagai berikut;
(l) Bendung segitiga siku-siku (Gbr. C)
Q:
Y1'srz
Q: debit (m3/menit)
h: tinggi air (m)
K:
Koeffisien debit
:81,2
+Y + (a,+ . #)(+-
o,oe)'
Bab
202
8.
Sungai
Gbr. D
Gbr. C
Gbr. E
Jika D lebih dari 100 mm, pengukuran debit tidak akan terganggu. Jika kurang dari
mm pengukuran akan dipengaruhi oleh dasar saluran. Jadi jika mungkin harus
digunakan saluran yang lebih dalam. Untuk pengkuran debit yang lebih besar diperlukan
100
maka0,07mthth'.
Sebagai hasil perbandingan antara h', dan hlr,maka yang lebih kecil diambil sebagai
7'
1l
: |(B
- 0,20), h;: iD.
Q:
YPstz
Kesalahan
Kesalahan
K: +.1,00%
h : x.l{4y.
250/o'
Jadi kesalahaa
fus/z
adalah,
(2)
Jadi kesalahan rumus ini dalam interval yang diterapkan adalah +1,4%.
Bendung persegi empat (Gbr. D)
Q: Kb h3/2
Q: debit (m3/menit)
D: lebar mercu (m)
h: tinggi air (m)
K:
Koeffisien debit
2s,7
4f@#
ii-
+ 2,o4JE
--!
8,2
203
B:0,50
:
D:
sampai 6,30 m.
bfi:rcaiadari
h:0,03
o'06
sampai 0,a5
JT (m)
Perhitungan kesalahan.
Q:
Y67'trz
Kesalahan dari K
Kesalahan
Kesalahan
1,0% (+1,0)'z
1,00
+0,1%(*0,t1' :0,01
+H%
e>
untukD(1m._>e:0
< lm._> e : 0,55 (D _ l)
.untuk D
,B
Perhitungan kesaiahan-kesalahan,
Q
KBh'''
Kesalahan K + 1,5%
Kesalahan -B + 0,1 %,
Kesatahan
(+1,5)' :
(+0,t1' :
2,25
0,01
r.H%
(*
Kesalahan
i33
" +)'
: I,oo
Q: Jrfi +691+
TI
: JTR:
t,8t%
204
Bab
8.
(l)
Sungai
dan debit
(a)
(b)
(2)
(c)
Terminologinya tergantung dari perioda pengamatan; permukaan air ratarata bulanan, permukaan air ratu-rata tahunan dan seterusnya.
Permukaan air tinggi rqta-rats: Harga rata-rata permukaan air yang tinggi.
Juga terdapat permukaan air tinggi rata-rata bulanan, tahunan dan seterusnya,
tergantung dari perioda pengamatannya.
Permukaan air rendah ratq-rata: Harga rata-rata permukaan air yang rendah.
Debit sungai
(a)
(b)
(c)
Debit air musim kering: Debit yang dilampaui oleh debit-debit sebanyak 355
hari dalam setahun.
Debit air rendah: Debit yang dilampaui oleh debit-debit sebanyak 275 hari
dalam setahun.
Debit qir normal: Debit yang dilampaui oleh debit-debit sebanyak 185 hari
dalam setahun.
(d) Debit air cukup (affiuent): Debit yang dilampaui oleh debit-debit sebanyak 95
hari dalam setahun.
Untuk memperoleh debit-debit tersebut di atas, maka harus dibuatkan kurva kondisi aliran. Kurva ini adalah gambar debit-debit selama 365 hari yang disusun mulai dari
yang terbesar. Lihat Gbr. 8-40.
5o
A
t
I
berlimpah-limpah .-
*
95 hari
185
hari
335
365 *
hari
Gbr. 8-40
Iumlah hari
8.3 Banjir
8.3.1 Perkiraan banjir
Keamanan bangunan-bangunan di sungai terhadap banjir, harus ditentukan dengan
pengolahan data debit secara statistik dan penentuan perioda ulangnya sesuai dengan
pentingnya bangunan-bangunan itu.
8.3.2
Gelombang banjir
Permukaan air banjir itu mulai meningkat pada suatu titik, kemudian mencapai
maksimum dan berangsur-angsur menjadi rendah. Gbr. 8-41 memperlihatkan posisi
yahg permukaan air maksimum yang bergerak ke hilir. Kecepatan perpindahan ini ada-
\\-- _
8.3
205
Banjir
q
a
8-41
Gbr.
pada
titik l0 km di
hulu estuari
Gelombang banjir.
lah lebih cepat dari kecepatan aliran dan mengingat pergerakan ini memperlihatkan
suatu sifat gelombang, maka pergerakan ini disebut gelombang banjir.
Untuk koeffisien kekasaran dan gradien permukaan air yang tetap, kecepatan
perpindahan banjir itu dapat diperlihatkan oleh rumus (8.50). Rumus ini disebut hukum
Kleitz-Seddon,
g:
? nd(toe"R)
v- t" * =t"
dA
.....(8.50)
Z:
l:
kecepatan aliran.
luas penampang melintang aliran.
R: jari-jari hidrolis.
P: keliling basah.
p_A
"P
pada penampang melintang di mana jari-jari hidrolis dan luas
penampang melintang alirannya dinyatakan sebagai fungsi dalamnya air, maka harganya
adalah sebagai berikut,
Jika
alV dihitung
Segiempat
Siku-siku
Parabola
Segitiga
1,44
1,33
lehar.
(t)
t,67
Hukum ini tidak tepat karena terlebih dahulu telah ditentukan bahwa corak gelombang banjir tidak berubah sesuai perpindahannya. Akan tetapi secara keseluruhan
hukum ini dapat diterapkan. Untuk sungai, al V adalah 1,20 sampai I ,70.
8.3.3
Perkiraan corak banjir pada bagian hilir berdasarkan corak banjir di daerah hulu
(sumbernya) disebut penyelidikan perjalanan banjir yang digunakan untuk peramalan
dan pengendalian banjir. Penyelidikan perjalanan banjir ini dihitung dengan menggunakan persamaan kinetik dan persamaan seri. Akan tetapi cara ini adalah perhi
tungan yang sangat sulit yang lama dikerjakan. Di samping cara ini, penyelidikan per-
7-
Bab
8. Sungai
jalanan banjir dapat dihitung dengan persamaan seri dan persamaan penampungan.
Salah satu di antaranya adalah cara Muskingum.
Umpamanya aliran masuk pada sebuah bagian sungai 1m3/detik dan aliran keluar
Om3/detik. Air yang tertampung selama I detik dalam bagian itu adalah Sm3. Persamaan akan menjadi,
I-O:!
Jika diambil sesuatu jangka waktu yang singkat, maka persamaan akan menjadi;
I, -l L.
-z-'
1,: aliran masuk
Ir:
Or:
Qr:
Mengingat debit dan besarnya penampungan dapat dinyatakan sebagai fungsi dari
dalamnya air, maka hubungan ar.tara besarnya penampungan S dan debit Q dapat dinyatakan sebagai berikut,
s: K.Q
......(8.s2)
Umpamanya angka perbandingan aliran masuk dan aliran keluar yang mempengaruhi besarnya penampungan itu berturut-turut x dan (l
x), maka
S:l([xl+(l
......(8.s3)
-x)o)
: ,(Frl f (l - x)O,l
Sz: K[xIz* 0 - x)or\
(8.54)
^S1
(8.55)
oz
:-
ffi1,,
QYfifffu),,
(fffffi)o,
(8.s6)
Umpamanya:
/,
_ Kx-0,5t
c,:trffi
Kx *
c':Kffi
0.5t
K-Kx-0.5t
c,:ffi
:1_Co_C,
ts--
'(8'57)
..(8.s8)
"(8'se)
8.3
Banjir
207
'.
' '(8'60)
Interval waktu yang dipergunakan harus kurang dari li 10 lamanya banjir. Untuk
K dan x dari harga-harga pengukuran, rumus-rumus (8.51), (8.54)
mendapatkan harga
0'50(0'
+ o')\
(8.61)
x :0,2
o@
Aliran Aliran
Tanggal Waktu masuk keluar.
to
(m3/
1l
14
17
20
23
2
5
8
11
t4
17
20
@@@@@
@@@
aa x 'lh.
,5f. 9++
17,5 15
25 17,5
50 27,5
I l0
47,5
215 I l0
2N 190
185 215
155 190
125 155
100 130
80 110
2,5 27
7,5 81
22,5 243
62,5 675
105 I 135
50 540
-30 -324
-35 -378
-30 -324
-20 -2t6
-30 -324
(E
@x0,8
@@
@x0,3 @x0,7
(m3/
det) det)
t5 15
20 15
30 20
70 35
150 60
280 160
200 220
170 2t0
140 170
110 ua
90 120
70 r00
(l0rm:1
0101
5246
q
1581220
80
25 16
100 26
t30
40 -16
-80
-30 - 10 -6
-6
-30 -40
-6
-30 -30
-20 -20
-4
-zo -20 -4
5
10
1,5
1,5 0
3
3,5 6,5
12 10,5 22,5
ZO 36
24 17,5 4t,s
80 106
39 70 109
32 16 -24 28 4
-7 -16
-8 -14 -9
--32 -38 -9 -28 -37
-24 -30 -9 -21 -30
-16 -20 -6 -14 -m
-16 -20 -6 -14 -20
x:0,20
atau (1
- x):0,80.
Bab
208
8.
Sungai
o,2
tr
E
0,3
-x
o
o
200
-e .:,
30:
$r
ia
/+
100
200
6@
a
_*
2325811141
ranggal 25 t'"80..
,-o;un*tu'
103
'u
t'u-'
m3'
2oo.oo0
2O
A:
*.i7Oetik
to.ooo detik
2,78 jam.
Jadi dengan K
-'t
c,
- #!2#:+z1_T;s--:0,55
:0,20
cz:
Dengan menggunakan koeffisien-koeffisien ini, maka diadakan perhitungan debitdebit dari aliran masuk yang terdapat dalam kolom I dalam Tabel 8-15' Kemudian
yang diukur. Hasilnya
harga-harga yang dihitung ini dibandingkan dengan harga-harga
dapat dilihat dalam Tabel 8-17 dan Gbr' 8-43'
8.3.4 Pengendalianbanjir
Waduk atau cekungan penampung itu digunakan untuk mengontrol/mengendalikan
debit puncak banjir. Untut pengendalian banjir dengan waduk harus diketahui'
penampungan'
O Hubungan ar,tara permukaan air dan kapasitas
Hubungan antara permukaan air dan debit'
e
ot:-I
-t
O:
I:
(8.62)
aliran keluar
aliran masuk
t: interval
N=
waktu
8.3
Tabel
8-17
Banjir
@@
Aliran
Waktu
titik
CoIz
czo'l
rIt
permulaan
11
xO
'
@+@+@
---215
48
1t
140
40
14
110
17
90
20
70
23
26
5
8
17,5
60.5
Allran
,
MASUK
Per-detik
15
+1,25
35
+6
+4
l7
39
83
169,5
34
238
200,5
168,5
138,5
110
89
11
12
1
2
3
4
5
6
7
8
9
l0
@
15
20
30
70
150
280
200
170
140
110
90
70
Aliran
keluar
PerJam
perjam
54.000
72.000
108.000
252.000
540.000
1.010.000
120.M0
612.000
504.000
396.000
324.000
252.000
G)
AIiran
@ x 3600
(m3)
0,25, Cr
+23
+9,5
+18
60
160
220
210
170
140
120
-9,5
- 1,5
- 1,5
- 10,0
- 11,0
100
0,55, Cz
:0,20
masuk
Jam (m3/det)
15
20
Tabel
O1
(m3/de0
26
28
22
49,5
akhir
Selisih
34
77
,r<
titik
rc,2
93,5
35
27,5
diukur
pada
3<--
2,78, x
0,2 yang diperoleh dengan pengukuran, didapat Co
Dengan harga-harga ini dapat diperoleh aliran keluar Oz pada titik akhir.
Dari K
keluar yang
,Ifl",ll,u
Czx@
;o!- -;t---->8,2s
30
7,5 1r,0
70
17,5 16,5
150
37,5
38,5
280
70,0 82,5
200
50 t54
170
42,5 110
20
Aliran
akhir 01
(m3ldet) Co xO
1\<l----
t4
t7
@@
AIiran
masuk pada
Tanggal
209
@ x 3600
(m3)
Besarnya
Besarnya
penam- penam-
pungan
pungan
rangi
(m3)
@-@
(m')
@+@
54.000
3.600
7.200
28.800
61.200
161.000
425.000
497.000
533.000
518.000
475.000
425.000
.,
, nenalKan
IJaeran
peroetlK
Dermu- (m3/det)
,
penam- ,-"'".
.
pungan.Kaan arr -.
Didapat dari
(m)
@ dan
(m') @+@ gambar.
1.000.000 0,05
1.002.500 0,128
1.006.400 0,222
1.011.100 0,441
1.022.000 0,905
1.045.250 1,70
1.085.000 l,9l
1.095.500 2,00
1.100.000 1,96
1.098.000 1,85
-151.000 I.882.200 1.092.500 1,72
- 173.000 1.'109.200 1.086.000 1,57
54-000
122.400
100.800 223.200
223.200 446.400
478.800 925.200
849.000 1;174.200
295.000 2.069.200
115.000 2.184.200
-29.000 2.155.200
-122.000 2.033.200
68.400
Aliran keluar
I
2
8
t7
46
118
138
148
144
132
118
104
Contoh menghitung debit untuk sebuah bendungan dengan lebar bangunan peluap
30m dan aliran masuk seperti yang terdapat dalam kolom I Tabel 8-18. Luas daerah
penampungan adalah 100 ha dengan penambahan 5 ha untuk setiap kenaikan air 1 m.
r
210
Bab
8. Sungai
e: l,gBHzrz
..(8.63)
debit (m3/detik)
.B: lebar peluap (m)
P:
H:
Debit Q
Dalamnya
pelimpah-
art..H
o,2
o,4
0r6
0,8
1,0
(m3/det)
H3/2
,'XflI
0,089
0,25
0,46
o,72
1,0
Debit
l,8BH3/z
O
Dalamnya
(m3/det)
pellm1Rr30m
pahan. H H3/2 '111r,,
Dalamnya
l,3Z
1,66
2,U
2,4
2,8
2,2
2,4
2,6
1,2
1,4
1,6
1,8
2,O
4,8
13,5
24,8
38,8
s4,0
71,3
89,6
109
129,5
151,2
pelimpahan. H
Debit Q
(m3/det)
H3/z ''t;;rorr*
3,26
3,7
4,2
176
2oO
227
160
.
Perhitungan debit dapat dilihat dalam Tabel 8-18 dengan urutan sebagai berikut:
Dalam kolom @ adalah alirari masuk per detik.
Dalam kolom '@ adalah aliran masuk pada interval waktu l jam. (makin pendek
intervalnya, makin tepat angkanla).
Kolom @ adalah aliran keluar atau harga dalam satu baris bagian atas kolom @
dikali 3.600 detik.
Kolom @ adalah besarnya penampungan dalam waduk pada interval waktu kolom-
kolom @
Kolom @ adalah besarnya penampungan pada waktu itu, yakni satu baris bagian
@.
ataskolomO+@.
Kolom @ adalah luas daerah air. Luas daerah air bertambah sesuai dengan kenaikan
permukaan air itu. Pada contoh ini, penambahan luas adalah 5 ha per m kenaikan.
Jadi,
1.000 x 103 + 50 x 103 x (tinggi kenaikanpermukaan air) m2.
Luas daerah air
Kolom @ adalah tinggi kenaikan permukaan air, yakni kolom @ dibagi kolom @.
Kolom @ adalah debit yang didapat dari Gambar 8-44 sesuai dengan kenaikan
\
8.4
2tt
d
!
Gbr.
8-45 Aliran
hari (jam)
(l)
dan
'tz=I00 dx L'P
)-p=o
qm
- --i11oc-'t L'p
(8.64)
1=O
d:
Ap:
d
(2)
diameter rata-rata.
,d
212
Bab
8. Sungai
(p"- p)
..(8.6s)
jenis
tanah.
Komponen
Berat jenis
Plaster
)2)
Montmorillonite
2,4*
Orthoclasite
Kaolinite
2,56
2,6
Illite
2,6*
Chlorite
Quartz
2,6-3,0
Steatite
2,7
2,72
Dolomite
Aragonite
Biotite
Pyroxene
Amphibole
Limonite
Hematite
2,66
2,87
2,94
3,0-3,1
3,2-3,4
3,2-3,5
3,8
4,3+
(including Hydrogen)
Calcite
White mica
Magnetite
Hematite
5,17
5,2
2,8--:2,9
(3)
..(8.66)
yang sama dengan butir itu).
8.4.2
r:w.h.I
......(8.67)
":
lr:
gaya seret
berat air (1.000 kg/m')
ft:
dalamnya air
z:
L__
l00kg/m3
1/500,
x rm x fr:2kglm':o,2glcmz.
....(8.68)
8.4
oTison
\-:0,
oU
Write
cKramer
cKrey *
oV. Berlin
@Schoklitsch olshihara
Engels
olndri
o Thijsse&Schijf e
IDV-W.SCasey
oShietds
e Lab Cand
ocasey
esokolov
Ocilbert
Schaflernak
213
alwagaki
h:
dalamnya air
...(g.69)
1: gradien hidrolis
d: diameter butir pasir dan kerikil
ini
dan
p"lp:2,65
:
I:
v
>
80,9d
0,118
v
8. Sungai
Bab
214
U2*
: ghl:
9,8 m/detik'z
Kecepatan geseran U*
1/2.000
: JdNm:
0,00245 m2/detik2
0,0495 midetik
ry:ffi:4e,5=50
:
:
(u
0,000001 m'z/detik)
0,01 cm2ldetik
Ui
- DSd -
(p"lp
(2,65
0,00245 mzldeti5'? . _.
9,8 m/detik'z x 0,005 m
- l) x
likad: 1 cm :
utd :5oo
l
l0 mm
:0,015
Bahan-bahan pada titik yang terletak dengan tanda A tidak bergerak. Gradien yang
mengakibatkan pasir dengan diameter 5 mm itu bergerak, adalah sebagai berikut;
Mengingat d : 5 mm > 0,303 cm dalam rumus Iwagaki,
U2*
80,9 d
80,9
0,5
40,45cm2/detik2.
U'za
980
x 50:0,000826:
1Z-OO
--!
215
BAB
9.
PERANCANGAN IRIGASI
DAN HIDROLOGI
Tanah dalam kondisi alamiah selalu mengandung air. Tanaman dapat tumbuh dengan
mengabsorbsi air itu. Supaya tanaman dapat bertumbuh dengan baik, maka di samping
air, pemberian pupuk dan penanaman, tanah itu harus berada dalam kondisi yang baik
(menguntungkan). Pemberian air yang cukup adalah yang paling utama yang sangat
dibutuhkan oleh pertumbuhan tanaman. Setiap tanaman mencoba mengabsorbsi kadar
air secukupnya dari tanah untuk pertumbuhan. Jadi yang terpenting untuk tanaman itu
ialah bahwa air dalam tanah itu berada dalam keadaan yang mudah diabsorbsi.
Jika tanah telah menjadi kering dan kadar kelembabannya telah diredusir di bawah
sesuatu limit, maka tanaman itu terhalang untuk mengabsorbsi air dan mulai kelihatan
sedikit menjadi layu atau pengurangan evapotranspirasi. Akan tetapi jika air itu
diberikan pada waktunya, maka tanaman itu akan bertumbuh terus.
Kondisi kadar air yang menghalangi pertumbuhan tanaman, biasanya disebut titik
layu permulaan yang merupakan standar kadar air minimum yang diperlukan tanaman.
Harga pF kadar air pada kondisi permulaan layu adalah 3,0 sampai 3,6. Jika air
dalam tanah itu diredusir kurang dari titik layu permulaan, maka tanaman akan mati,
karena tidak mungkin mengabsorbsi air. Kadar air ini disebut titik layu permanen.
Titik layu permanen ini adalah kira-kira tetap, tidak tergantung dari jenis tanaman dan
sesuai dengan,kapasitas menahan air dari pF : 4,0 sampai 4,30.
Interval kadar air yang memungkinkan akan mengabsorbsi air adalah antara titik
layu permanen sampai kapasitas lapangan (harga pF : 2,0) dan disebut kadar air/kelembaban effektif. Tetapi interval yang menjamin pertumbuhan tanaman yang normal adalah
dari titik permulaan layu sampai kapasitas lapangan. Kadar air dalam interval ini disebut
juga kadar air effektif untuk pertumbuhan atau kadar air optimum yang berbeda dengan
kadar air effektif. tersebut di atas. Umumnya kadar air optimum adalah kira-kira 50
sampai 7O/, dan'kadar air effektif.
Evapotranspirasi yang dikonsumsi oleh pertumbuhan tanaman di daerah yang
tinggi adalah berbeda-beda sesuai dengan kondisi pertumbuhan, faktor-faktor mdteorologi, kondisi tanah dan lain-lain. Hal ini dapat dilihat dalam Tabel 9-1 yang memperlihatkan perkiraan harga evapotransipirasi tanaman per hari.
9.1.2
Di samping absorbsi oleh akar-akar tanaman, kadar air itu diredusir juga oleh
evaporasi/penguapan langsung dari permukaan tanah. Jadi jika tidak ada penambahan
air oleh curah hujan atau air tanah, kadar air effektifitu akan diredusir sehingga absorbsi
air oleh tanaman menjadi sulit. Jadi untuk menjamin pertumbuhan tanaman yang baik,
maka diperlukan pelaksanaan irigasi buatan yang sesuai dengan kadar air tanah. Kon-
Bab
216
Tabel
9-1
Tanaman
Padi ladang
Kentang
Rape
Rumput
9.
Evapotranspirasi
Evapotranspirasi
5-12
34
34
45
Kacang
Buah pohon
Kedele
3-4
+-5
Taro
J-O
45
disi lingkungan untuk pertumbuhan antara padi dan tanaman daerah yang tinggi adalah
berbeda-beda, sehingga kebutuhan irigasinya juga berbeda-beda. Terutama dalam
persawahan padi, penambahan air itu adalah sangat penting.
Di daerah-daerah dengan distribusi curah hujan yang tidak merata, meskipun
curah hujannya itu banyak dengan kondisi meteorologi yang cocok untuk pertumbuhan
tanaman, diperlukan juga irigasi buatan, mengingat kadar air tanah tidak dapat dipertahankan dalam interval kadar air effektif oleh curah hujan saja.
Menurut survey U.S. Bureau of Reclamation, daerah yang diirigasi sekarang di
dunia mencapai dua ratus juta hektar. Negara-negara utama yang melaksanakan irigasi
adalah RRC, India, U.S. Jepang, Republik Arab, Meksiko, Perancis dan lainJain.
9.1.3
Irigasi adalah penambahan kekurangan kadar air tanah secara buatan yakni dengan
memberikan air secara sistematis pada tanah yang diolah. Sebaliknya pemberian air yang
berlebih pada tanah yang diolah itu akan meruSakkan tanaman.
Jika terjadi curah hujan yang lama yang disebabkan oleh typhon atau curah hujan
deras, maka tanah yang diolah itu akan tergenang dan dibanjiri air, yang kadang-kadang
mengakibatkan kerusakan yang banyak. Daerah-daerah yang rendah yang kurang drainasinya, selalu akan tergenang. Pada daerah-daerah sedemikian, pelapukan dan dekomposisi tanah tidak berkembang, sehingga daerah.itu tidak akan menjadi lingkungan yang
baik untuk pertumbuhan padi. Jadi di daerah-daerah sedemikian, air lebih itu harus
didrainasi secara buatan dan pengeringan harus dilaksanakan secepat-cepatnya. Demikian pula dalam menghadapi persoalan drainasi tanah yang diolah, harus diperhatikan
juga faktor-faktor meteorologi seperti curah hujan, infiltrasi, air tanah, limpasan permukaan dan lain-lain.
9.3
217
9.3
Untuk menyusun suatu rancangan irigasi harus diadakan terlebih dahulu survey
mengenai kondisi daerah yang bersangkutan, penjelasan mengenai kepentingan proyek
dan pengumpulan data yang diperlukan oleh penyusunan rancangan itu. Selanjutnya
harus diadakan penyelidikan mengenai jenis-jenis tanah pertaniannya, bagiao-bagian
yang akan diirigasi dan lain-lain untuk menentukan cara irigasinya dan kebutuhan air.
Kemudian harus diadakan penyelidikan mengenai fasilitas sumber air yang akan memberi air yang dibutuhkan dan fasilitas penyaluran air untuk menyalurkan air ke daerah
ying ditujui. Akhirnya harus disusun suatu rancangan pengelolaan untuk seluruh
fasilitas-fasilitas itu dan perhitungan effek ekonomi dari proyek itu.
Proses penyusunan rancangan irigasi itu dapat dilihat dalam Gbr. 9-1.
9.3.1
Survey mengenai kondisi daerah itu harus dilaksanakan untuk menyelidiki sebabnya
mengapa daerah yang dirancang itu memerlukan irigasi, perioda irigasi dan volume air
dalam aspek-aspek teknis dan ekonomis dan bersamaan dengan itu mempersiapkan
berbagai-bagai data yang diperlukan dalam pembuatan rancangan.
Survey itu harus dilaksanakan menurut proses sebagai berikut:
Tentukan secara umum bagian daerah yang akan dirancang.
Tentukan daerah yang akan disurvey. Adakan wawancara untuk pengumpulan
data dan pengukuran data yang diperlukan.
O
@
C
@
O
(2)
Dalam survey ini terdapat survey besarnya kerusakan dan survey kekurangan air.
rBab
218
9.
air
air
Penyelidikan kemmgkinan
o=
;F
2A
J=
Survey besarnya kerusakan ditujukan untuk mendapatkan gambaran mengenai kebutuhan irigasi secara tidak langsung yang ditinjau dari segi ekonominya. Yakni perkiraan
besarnya kerusakan penghasilan dalam tahun kekurangan air yang dibandingkan dengan
penghasilan dalam tahun yang cukup air menunjukkan kebutuhan irigasi.
Besarnya kekurangan air menunjukkan kebutuhan irigasi itu. Harga perkiraannya
dapat diperoleh dengan membandingkan besarnya keperluan air (luas daerah irigasi
dikali dengan dalamnya keperluan air rata-rata) dengzin pemberian air yang ada.
(3) Pemberian pada sistem irigasi dan drainasi yang ada.
Survey ini adalah untuk mendapatkan gambaran yang baik mengenai kekurangan
air, besarnya air yang tersedia, dengan mengad3kan penyelidikan secara sistematis
mengenai kondisi irigasi dan drainasi yang ada. Luas yang disurvey dibatasi sampai
seluas daerah yang diairi oleh saluran irigasi dari 5 sampai 20 ha.
(4) Survey kebutuhair air (Consumptive use of water)
Kebutuhan air itu terdiri dari banyaknya air yang diperlukan untuk pertumbuhan
M=
-\
9.3
219
tanaman, evapotranspirasi dari tanaman, evaporasi dari lapangan dan perkolasi ke dalam
tanah. Kesemuanya berubah-ubah sesuai dengan cuaca, cara pertanian dan lainlain.
(a) Survey kebutuhan air di persawahan (padi): Kebutuhan air untuk persawahan
di daerah yang kecil, diperkirakan dari dalamnya kebutuhan air dikali dengan
luas daerah irigasi ditambah kehilangan dalam saluran. Di daerah yang lain,
air irigasi dapat dipergunakan berulang-ulang mulai dari bagian hulu persawahan. Jadi
harus diadakan survey kebutuhan air termasuk penggunaannya secara berulang-ulang
itu.
Survey dalamnya kebutuhan air adalah penyelidikan apakah kebutuhan air di daerah
yang digunakan sebagai persawahan itu cukup atau tidak, dan memperkirakan kebutuhan air yang baru berdasarkan hasil yang didapat tersebut di atas. Jadi daerah itu harus
dibagi dalam junis-jenis dalamnya kebutuhan air dan ditentukan titik-titik pengukuran
dalam setiap kelompok yang sesuai dengan daerah itu. Standar banyaknya titik pengukuran dapat dilihat dalam Tabel9-2.
Tabel
9-2
Luas satu
petak.
(ha)
Standar banyaknya
titik
Banyaknya titik
pengukuran dalamnyakeperluan air.
0-20
Luas satu
petak.
(ha)
Banyaknya titik
pengukuran dalamnyakeperluan air.
150-200
200--250
l0
4G-60
250-300
ll
60-80
80-100
30G-400
12
400-500
l3
100-150
2M
Catatan: Dikutib dari "Irrigation book" planning dan design manual for land improvement projects, Japan.
Tiang kayu
Besi siku
Panjang skala 30 cm
Gbr.
9-2
Kait
Ada 2 jenis cara pengukuran dalamnya kebutuhan air, yakni cara pengukuran dalamnya air dan cara pengukuran air. Gbr.9-2 memperlihatkan pengukuran kebutuhan
air dengan pengukuran dalamnya air. Cara pengukuran beserta hal-hal yang perlu
diperhatikan dapat dilihat dalam Tabel 9-3. Untuk penentuan kebutuhan air dengan
cara perhitungan atau untuk memeriksa dan mengkoreksi hasil-hasil yang diukur,
kadang-kadang dilaksanakan pengukuran evaporasi dan lain-lain. Gbr. 9-3,9-4 dan 9-5,
berturut-turut memperlihatkan kondisikondisi pemasangan alat-alat yang digunakan
r
Bab
220
Tabel
9-3
Pembagian
9.
Hidroloii
Alat-alat
lain-lain.
teliti.
X^W
#4
Gbr.
9-3
x@x
Gbr.9-4
9.3
221
x@x
Gbr.9-5
Pengukuran evapotranspirasi
dengan menggunakan kotak
yang mempunyai alas.
di lapangan.
Penjelasan mengenai cara irigasi dan alat pengukur laju peresapan yang memegang
peranan yang penting dalam penentuan intensitas irigasi dapat dilihat dalam Tabel 9-5.
(5) Survey dan pengumpulan data meteorologi dan hidrologi
Mengingat data hidrologi dan meteorologi digunakan sebagai dasar statistik untuk
penentuan tahun dasar yang direncanakan dan ukuran/dimensi fasilitas-fasilitas sumber
air, maka data itu harus dikumpul sepanjang mungkin.
(a) Data meteorologi: Ctaca adalah faktor maksimum yang mempengaruhi kebutuhan air. Data meteorologi seperti curah hujan, evaporasi, kecepatan angin,
arah angin, suhu udara, jam penyinaran matahari, kelembaban dan lain-lain
digunakan untuk perancangan irigasi. Mengingat kondisi curah hujan yang
teristimewa mempengaruhi debit sumber air, maka data dalam daerah itu
harus dikumpul dan disusun sebagai berikut. Tahun kering yang terjadi sekali
dalam l0 tahun harus diambil sebagai tahun dasar dalam penyusunan rancangan irigasi. Jadi data curah hujan yang akan digunakan untuk menentukan
curah hujan effektif, jumlah hari kering berturut-turut yang maksimum dan
lainJain, harus dikumpul paling kurang selama l0 tahun. Di samping datadata ini, harus disiapkan tabel-tabel data umum meteorologi dan data khusus
.meteorologi. Data yang dikumpulkan seperti curah hujan, evaporasi dan lainlain harus disusun sesuai tujuan-tujuannya, seperti data setiap lima hari, l0
hari, sebulan atau selama perioda irigasi. Jika tidak terdapat data pengamatan
yang cukup, maka harus dikumpulkan data curah hujun sekurang-kurangnya
dari tiga stasiun pengamatan di daerah sekeliling, dan dirubah dengan cara
(b)
harus dikumpul data debit seperti debit air normal, debit air rendah, debit
musim kering dan lainJain selama lebih dari l0 tahun. Untuk kepastiannya,
data-data ini harus diukur paling sedikit selama satu perioda irigasi.
r
222
Bab
Tabel
Posisi
pengukuran.
9-4
9.
Untuk tanaman yang memerlukan alur, biasanya di bawah pokok utama tanaman
dan di tepi atas pematang.
Untuk pohon buah-buahan: di tengah pohon-pohonan dan di bagian tengah
batang pohon dan di bagian ujung ranting yang
horizontal.
Standar kedalaman adalah 10, 20, 30, 40, 60, 80, 100 cm.
Cara-cara
pengukuran
(satu di
antaranya
harus diterapkan).
Cara pengambilan
contoh tanah
Cara
pF-kelembaban tanah.
Mangkok tensiometer dengan manometer air raksa dipasang
dalam posisi pengukuran kelembaban dan harga pF yang dibaca
dengan manometer itu dirubah menjadi kadar air.
Tanah di sekeliling tempat pemasangan alat absorbsi kelembaban harus diambil terlebih dahulu. Hubungan antara tahanan
listrik alat yang digunakan dan kelembaban tanah harus didapat. Mengingat ada perbedaan antara alat-alat itu maka diperlukan pemeriksaan yang tepat. Penyesuaian suhu juga diper-
lukan. Alat absorbsi kelembaban dipasang dalam posisi pengukuran kelembaban dan harga tahanan yang dibaca dirubah
menjadi kadar air.
Pengukuran adalah lebih baik diadakan dalam petak yang diberi air standar (besarnya dan interval
air yang diberi adalah hampir sama dengan yang ditentukan dalam rancangan irrigasi), dalam petak
yang diberi air sedikit (setengah dari pemberian air standar) dan dalam petak yang tidak diberi air.
(c)
pula besarnya air tanah yang tersedia harus diperkirakan dari hubungan
antara variasi air tanah yang ada dengan curah hujan.
s"-.
-I
9.3
Tabel
9-5
223
Tangki penampungan
Silinder baja
Alur air
Tanggul
Kira-kira
Tempat
pengukuran.
Kira-kira 20 cm
10 cm
Harus dipilih lebih dari tiga titik dalam setiap petak tanah yang didapat
oleh survey.
Yang baik adalah titik -titik yang mudah untuk pemberian dan penyaluran
airnya.
Silinder baja (tinggi 3G-40 cm, diameter dalam 25-30 cm, tebal 2-3 mm.).
Alat pemukul (palu baja dengan bentuk T), pelat baja yang tebal untuk ditutup pada silinder, kait ukur, stop watch, silinder pengukur atau tangki penampungan, sekop, lembaran plastik yang tipis. Untuk pengukuran laju
pengambilan air pada alur-alur, dua pelat baja (50 x 100 cm).
pengukuran
1)
silinder pengukur atau alat ukur permukaan air dalam tangki penampungan.
50
sampai 100 cm dengan 2 pelat baja untuk menahan air. Dalam hal ini lebar permukaan air dan lebar
alur harus diukur.
(6)
bahan-bahan yang berbahaya bagi pertumbuhan tanaman, maka harus diadakan penyelidikan mengenai kerusakan yang terjadi dengan mengadakan wawancara dan lainlain.
Survey kwalitas air harus dilaksanakan untuk menentukan tindakan yang dipedukan
jika terdapat ketakutan mengenai kerusakan itu.
Dalam irigasi padi, halangan pertumbuhan yang disebabkan oleh suhu air yang
dingin kadang-kadang merusakkan tanaman. Di daerah-daerah yang tinggi dan dingin
harus dipilih cara irigasi sedemikian sehingga suhu air dapat dinaikkan oleh suhu udara
dan penyinaran matahari.
(7) Survey yang berhubungan dengan pemanfaatan air yang bersaingan
v
224
Bab
9.
air itu harus diperhatikan supaya semua pihak dapat mencapai perkembangan yang
seimbang, setelah kepentingan pertanian telah diketahui secukupnya.
9,3.2
Irigasi untuk padi mempunyai tujuan untuk memberi air yang cukup dan stabil ke
persawahan untuk menjamin produksi padi. Jadi dalam pembuatan rancanganitu, bukan
hanya persoalan pemberian air untuk mengatasi kekurangan air di persawahan dan
jaminan air untuk perluasan persawahan yang diperhatikan, tetapi juga persoalan
seperti penyelidikan mengenai pengaturan tanah proyek yang diperlukan untuk rasionalisasi pemanfaatan air pertanian dan untuk modernisasi pengelolaan pertanian harus
didahulukan. Jadi sebelum diadakan rancangan pemanfaatan air, maka harus diadakan
penyelidikan secukupnya mengenai hal-hal sebagai berikut:
@ Kemungkinan rasionalisasi pemanfaatan air pertanian, keperluan pemisahan
saluran irigasi dan drainasi, kemungkinan rasionalisasi pengelolaan air dengan
penyatuan bangunan-bangunan pembagi, modernisasi fasilitas-fasilitas termasuk penyatuan dan penghapusan bangunan-bangunan pembagi dan pening-
-I
9.3
225
untuk pengolahan tanah di daerah yang bersangkutan itu tidak berbeda dengan kondisi-kondisi tersebut di atas, maka angka-angka ini dapat digunakan.
(c) Perkiraan keperluan air netto: Keperluan air netto adalah jumlah setiap jenis
dalamnya keperluan air untuk setiap perioda dikali dengan luas (atau jumlah
dalamnya kebutuhan air setiap perioda x luas).
(d) Keperluan air untuk daerah yang luas: Dalam daerah yang luas terdapat pengaruh-pengaruh penggunaan air berulang-ulang dan pengaliran air tanah dari
luar daerah. Jadi dalam batas-batas tertentu dapat diadakan reduksi keperluan
air yang didapat dengan perhitungan. Untuk itu, maka harus diadakan peny'elidikan mengenai aliran masuk dan aliran keluar di daerah tersebut dengan
membuat perhitungan neraca air. Hasil yang diperoleh dapat merubah keperluan air yang dihitung.
(2) Penyelidikan mengenai kemungkinan pengurangan pemberian air.
Untuk menjamin keperluan air, maka harus dicoba diadakan penyelidikan mengenai
pengurangan pemberian air secara rasionil. Teristimewa di daerah dengan sungai yang
mempunyai sedikit debit kelebihan dengan pengembangan sumber air baru yang sulit,
cara pengurangan keperluan air itu harus turut diperhatikan.
Cara-cara pengurangan keperluan
sebagai
berikut:
Penguran-ean keperluan
(b)
(.)
Irigasi aliran balik (Return fiow irrigation): Cara ini adalah carayar;'g mempertinggi penggunaan berulang-ulang yang kadang-kadang dilaksanakan di
daerah-daerah yang sangat kekurangan air irigasi. Cara penggunaan berulangulang adalah hanya menggunakan air yang tersisa dari bagian teratas pada bagian bawah. Cara irigasi aliran balik adalah cara yang penggunaan berulangulang dengan mengalirkan kembali ai yang tersisa itu ke udik daerah dengan
.
pompa.
Bab
226
9.3.3
9. Perancangan
Setelah daerah yang akan diirigasi, cara irigasi dan keperluan air itu telah ditentukan,
maka selanjutnya harus diadakan perancangan cara pemberian air untuk daerah itu.
Cara pemberian air itu harus diselidiki dengan memperhatikan hal-hal fundamentil
sebagai berikut:
O
@
O
air yang
dialirkan.
(l)
O
@
@
@
O
pompa. Jika daerah yang akan diairi itu terletak lebih tinggi dari sumber air, maka
harus digunakan pompa untuk menyalurkan air. Kadang-kadang meskipun sumber air
itu terletak agak lebih tinggi, penggunaan pompa adalah lebih ekonomis. Biasanya untuk
debit yang besar, saluran terbuka adalah ekonomis.
Penggunaan saluran terbuka, terowongan, siphon, talang dan seterusnya adalah
tergantung dari topografi.
Dari pertimbangan ekonomis, pipa itu terutama hanya dapat digunakan untuk
pertanian yang membutuhkan debit air yang kecil. Pipa mempunyai banyak corak yang
menguntungkan jika dibandingkan dengan saluran air.
.1,1
'r'"
-..r..6
,.:s}
\,\i,
-4t
---n