Você está na página 1de 49

Kerak Bumi adalah lapisan terluar bumi yang terbagi menjadi dua kategori, yaitu

kerak samudra (ketebalan 5-10 km, tersusun oleh basalt) dan benua (ketebalan 20-70 km,
tersusun oleh granit. Kerak Bumi dan sebagian mantel membentuk lapisan litosfer yang
bersifat padat, dengan ketebalan 80 km.
Temperatur kerak meningkat seiring kedalamannya (30 oC setiap km). Pada batas
terbawahnya temperatur kerak menyentuh angka 200-400 oC. Karena konveksi pada
mantel bagian atas dan astenosfer , litosfer dipecah menjadi lempeng tektonik yang
bergerak.
Unsur-unsur kimia utama pembentuk kerak Bumi adalah: Oksigen (O) (46,6%), Silikon
(Si) (27,7%), Aluminium (Al) (8,1%), Besi (Fe) (5,0%), Kalsium (Ca) (3,6%), Natrium (Na)
(2,8%), Kalium (K) (2,6%), Magnesium (Mg) (2,1%).
Usia tertua dari kerak samudra saat ini adalah 200 juta, namun kerak benua memiliki
lapisan yang jauh lebih tua. Lapisan kerak benua tertua yang diketahui saat ini adalah
berusia 3,7 hingga 4,28 miliar tahun dan ditemukan di Narryer Gneiss Terrane di Barat
Australia dan di Acasta Gneiss, Kanada.
Pembentukan kerak benua dihubungkan dengan periode orogeny intensif. Periode ini
berhubungan dengan pembentukan super benua seperti Rodinia, Pangaea dan Godwana .

Mulai
Studi
Literatur

Studi
Pendahuluan

Informasi
Geologi

Orientasi
Lapangan
Desain Survei
Pengumpulan
Data
Data
Lapangan
(V, K, I, R)

Diagram alir
penelitian metode
resistivitas

Resistivitas
Semu
Pengolahan dengan
Program
Progress versi 3.0

Penampang
Kedalaman

Resistivit
as

Kedalam
an
Interpret
asi
Kesimpul
an

Metode geolistrik merupakan metode yang menggunakan prinsip aliran


arus listrik dalam menyelidiki struktur bawah permukaan bumi. Aliran arus
listrik dalam mengalir didalam tanah melalui batuan-batuan dan sangat
dipengaruhi oleh adanya air tanah dan garam yang terkandung didalam
batuan serta hadirnya mineral logam maupun panas yang tinggi. Oleh
karena itu, metode geolistrik dapat digunakan pada penyelidikan
hidrogeologi seperti penentuan aquifer dan adanya kontaminasi,
penyelidikan mineral, survei arkeologi dan deteksi hotrocks pada
penyelidikan panas bumi.
Berdasarkan asal sumber arus listrik yang digunakan, metode resistivitas
dapat dikelompokan kedalam dua kelompok yaitu (Prasetiawati, 2004):
1. Metode pasif
Metode ini menggunakan arus listrik alami yang terjadi di dalam tanah
(batuan) yang timbul akibat adanya aktivitas elektrokimia dan
elektromekanik dalam materi-materi penyusun batuan. Termasuk dalam
kelompok ini diantaranya Potensial Diri/Self Potensial (SP) dan Magneto
Teluric (MT).
2. Metode aktif
Yaitu bila arus listrik yang diinjeksikan (dialirkan) didalam batuan,
kemudian efek potensial yang ditimbulkan arus buatan tersebut diukur di
permukaan. Metode yang termasuk kedalam kelompok ini diantaranya
metode resistivity dan Induced Polarization (IP).

DEFINISI geolistrik tahanan jenis


:
Metode geofisika yang dapat memberikan
gambaran susunan litologi atau struktur
bawah permukaan suatu daerah berdasarkan
sifat kelistrikan batuan, dengan
cara
mengalirkan arus searah atau bolak-balik
berfrekuensi rendah ke dalam bumi melalui
kontak dua elektroda arus (C1C2), kemudian
diukur distribusi potensial melalui elektroda
potensial (P1P2), sehingga dapat terukur harga
tahanan jenis (resistivitas)nya.

Prinsip kerja metode geolistrik :


menginjeksikan arus ke bawah permukaan
bumi sehingga diperoleh beda potensial, yang
kemudian akan didapat informasi mengenai
tahanan jenis batuan.
Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan
keempat elektroda yang disusun sebaris, dua
buah
elektroda
yang
berbeda
muatan
digunakan untuk mengalirkan arus ke dalam
tanah dan dua elektroda lainnya digunakan
untuk mengukur tegangan yang ditimbulkan
oleh aliran arus tadi, sehingga resistivitas
bawah permukaan dapat diketahui.

Prinsip ini sama halnya dengan


menganggap bahwa material bumi
memiliki sifat resistif atau seperti
perilaku resistor, dimana materialmaterialnya memiliki derajat yang
berbeda dalam menghantarkan arus
listrik.
Metode geolistrik resistivitas adalah
salah satu metode yang cukup banyak
digunakan
dalam
dunia
eksplorasi
khususnya eksplorasi air tanah karena
resistivitas dari batuan sangat sensitif
terhadap kandungan airnya. Sebenarnya
ide dasar dari metode ini sangatlah
sederhana, yaitu dengan menganggap
bumi sebagai suatu resistor. Metode
resistivitas umumnya digunakan untuk
eksplorasi dangkal.

Kelistrikan
Adanya perbedaan tegangan yang timbul pada ujung-ujung kabel
menyebabkan muatan berpindah dan menghasilkan arus listrik.
Arus listrik diukur dalam satuan Ampere yang merupakan jumlah muatan listrik
yang lewat pada suatu titik sembarang dalam 1 sekon.
Nilai potensial biasa dihitung dengan satuan Volt merupakan perbedaan antara
tegangan yang dibutuhkan agar arus dapat lewat.
Pada sebagian besar bahan termasuk sebagian besar batuan, arus yang
mengalir pada suatu material semakin besar sejalan dengan kenaikan
tegangannya.
Dari hukum Ohm dapat diturunkan persamaan :
R = V/I
Dengan R adalah resistansi (Ohm), V adalah tegangan (Volt), dan I adalah arus
(Ampere)

Arus listrik yang mengalir dalam lintasan yang tertutup dan dipengaruhi
oleh besar tegangannya ditunjukkan pada Gambar

Besarnya Resistensi bergantung pada Geometri batuan

RESISTIVITAS

Resistivitas tidak bergantung pada Geometri batuan

RESISTIVITAS SEMU (Apparent


Resistivity)
Bumi terdiri atas lapisan-lapisan dengan yang
berbeda, sehingga potensial yang terukur merupakan
pengaruh dari lapisan-lapisan tersebut. Harga
resistivitas yang terukur bukan merupakan harga
resistivitas untuk satu lapisan saja.
1

h1
a

h2

ha

Medium terdiri dari dua lapis dengan 1dan 2.


Medium dianggap sebagai medium satu lapis homogen
dengan satu harga resistivitas yaitu resistivitas semu a.

Pengukuran resistivitas dilakukan terhadap


permukaan bumi yang di anggap sebagai
suatu medium yang homogen isotropis. Pada
kenyataannya, bumi tersusun atas komposisi
batuan yang bersifat heterogen baik ke arah
vertikal maupun horisontal. Akibatnya objek
batuan yang tidak homogen dan beragam
akan memberikan harga resistivitas yang
beragam pula. Sehingga resistivitas yang
diukur adalah resistivitas semu. Harga
tahanan jenis semu ini tergantung pada
tahanan jenis lapisanlapisan pembentuk
formasi dan konfigurasi elektroda yang
digunakan. Tahanan jenis semu dirumuskan
sebagai:

Beberapa
hal
yang
mempengaruhi
nilai
resistivitas semu adalah sebagai berikut
(Prasetiawati, 2004):
1. Ukuran butir penyusun batuan, semakin
kecil besar butir maka kelolosan arus akan
semakin
baik,
sehingga
mereduksi
nilai
tahanan jenis.
2. Komposisi mineral dari batuan, semakin
meningkat kandungan mineral clay akan
mengakibatkan menurunnya nilai resisivitas.
3. Kandungan air, air tanah atau air permukaan
merupakan
media
yang
mereduksi
nilai
tahanan jenis.
4. Kelarutan garam dalam air di dalam batuan
akan mengakibatkan meningkatnya kandungan
ion dalam air sehingga berfungsi sebagai
konduktor.

Kegunaan metode
geolistrik :
EKSPLORASI AIRTANAH : untuk mengetahui litologi
pembawa air (akuifer), ketebalan, kedalaman dan
penyebaran lapisan batuan bawah permukaan.
EKSPLORASI BATUBARA : untuk mengurangi jumlah
titik pemboran.
EKSPLORASI MINERAL : digunakan untuk
mendapatkan gambaran perbedaan kontras
(anomali) harga tahanan jenis, antara batuan sekitar
dengan batuan yang mengandung mineral,
menentukan lapisan pembawa mineral logam tipe
plaser. IDIALNYA menerapkan metoda tahanan jenis
(Induksi Polarisasi/IP)
EKSPLORASI PANASBUMI : untuk mengetahui sebaran
zona prospek panas bumi, struktur resistivity dan
hubungannya dengan sistem hidrologi dan termal
yang berasosiasi dengan reservoar panas bumi

SOUNDING
TUJUAN : Memperkirakan variasi resistivitas
sebagai fungsi dari kedalaman.
CARA :Pengukuran dilakukan pada satu titik
dengan jarak elektroda bervariasi.
KONFIGURASI : Wenner dan Schlumberger
PROSEDUR RESISTIVITY-SOUNDING
1. Tentukan konfigurasi elektroda dan spasi elektroda
satuan yg digunakan.
2. Ditentukan satu lintasan pengukuran.
3. Pengukuran dilakukan pada satu titik dalam lintasan.
4. Jarak elektroda diubah untuk pengukuran pada titik yang
sama.
5. Plot resistivitas-semu sebagai fungsi posisi titik ukur
(jarak pada lintasan).

Sounding Application
Ground water exploration
Monitoring ground water
pollution
Mineral prospecting

MAPPING
TUJUAN : pengukuran untuk memperoleh
informasi mengenai variasi resistivitas secara
lateral.
CARA : Seluruh elektroda dipindahkan menurut
lintasan tertentu.
KONFIGURASI
:
Pole-Pole,
Dipoledipole,Wenner
PROSEDUR RESISTIVITY-MAPPING
1. Tentukan konfigurasi elektroda dan spasi
elektroda
satuan yg digunakan.
2. Ditentukan satu lintasan pengukuran.
3. Pengukuran dilakukan pada satu titik dalam
lintasan.
4. Seluruh konfigurasi elektroda dipindahkan
untuk
pengukuran pada titik berikutnya.
5. Plot resistivitas-semu
sebagai fungsi posisi
Mapping Application
titik ukur
Ground water mapping
(jarak pada lintasan).

Mineral prospecting
Geologic mapping

PROSESING
DATA
HASIL PENGUKURAN SOUNDING
diproses dengan
program progress

:
menggunakan

HASIL PENGUKURAN MAPPING :


diproses dengan menggunakan
program
Res2Div

PERALATAN
GEOLISTRIK

Peralatan survei geolistrik terbagi


menjadi 2 :
1.Peralatan Utama yaitu resistivitimeter (G-Ohm,
Syscal, atau rakitan)
2.Peralatan Pendukung terdiri dari :
a.Elektroda (4 buah, digunakan untuk elektroda
arus dan potensial)
b. Kabel potensial (2 gulung), dengan panjang
antara 300-500 m
c.Kabel arus (2 gulung), dengan panjang 100 m
d.Palu
e.HT
f.GPS
g.Meteran 2 buah
h.Accu / denset, sebagai sumber arus
i.Tabel data, kalkulator dan peralatan tulis

BEBERAPA SUSUNAN ELEKTRODA


(KONFIGURASI)
Depends on:
1)Tipe struktur yang hendak dicari.
2)Sensitivitas resistivity meter.
3)Kedalaman struktur yang dicari.
4)Sensitivitas array secara vertical dan
horizontal.
5)Kekuatan signal.
Terdapat banyak aturan penempatan elektrode
(konfigurasi elektrode) yang digunakan dalam
metode resistivitas. Beberapa konfigurasi elektrode
pada penerapan metode resistivitas diantaranya
adalah
- konfigurasi Wenner,
- konfigurasi Schlumberger
- konfigurasi Dipole-dipole.

Konfigurasi Wenner
Jarak C1P1= P1P2 = P2C2 = a. (sama) dan
keempat elektrode dengan titik datum harus
membentuk satu garis.

Besarnya Faktor Geometri (K), untuk Konfigurasi Wenner


Kw = 2a
sehingga besarnya tahanan jenis
w =
V . Kw
I

Konfigurasi Schlumberger
Jarak AO = BO = L (b) , MO = NO = s/2 , Eksentrisitas b/s : 1/5 s/d 1/3.
Titik O adalah pusat konfigurasi

Besarnya Faktor Geometri (K), untuk Konfigurasi Schlumberger


(s 2 b2 )
K
2b

sehingga besarnya tahanan jenis


s =
V . Ks
I

Konfigurasi Schlumberger
K = (L2-b2)/2.b
I

C1

P1

2b

P2

C2

Pengambilan data lapangan


C1

C1

C1

P1

P1

P1

P2

P1

P2

C2

C2

C2

KONFIGURASI DIPOLEDIPOLE
Pada prinsipnya konfigurasi dipole-dipole, menempatkan
Jarak AB = MN = a, BM = na

Besarnya Faktor Geometri (K), untuk Konfigurasi Dipoledipole

K n (n 1) (n 2) a

sehingga besarnya tahanan jenis

d =

V .K
d
I

Pengambilan data
lapangan mapping

HARGA TAHANAN JENIS (RESISTIVITY)


BATUAN
SIFAT LISTRIK BATUAN
Sifat listrik batuan adalah karakteristik batuan jika
dialirkan arus listrik ke dalamnya. Sebagian besar batuan
bukan konduktor yang baik
PENGGOLONGAN BATUAN
Berdasarkan harga resistivitas listriknya :
- KONDUKTOR : 10-8<<1 .m
- KONDUKTOR PERTENGAHAN : 1<<10-7.m
- ISOLATOR : >107.m

Nilai resistivitas sebagian material-material bumi (Telford,


1990)
Material

Resistivity
(Ohmmeter)

Air (Udara)

Sandstones (Batu Pasir)

200 800

Sand (Pasir)

1 1.000

Clay (Lempung)

1 100

Ground Water (Air Tanah 0.5 300


Sea Water (Air Asin)

0.2

Dry Gravel (Kerikil


Kering)
Alluvium
(Aluvium)

600 10.000
100 800

Gravel (Kerikil)

100 - 600

Jenis batuan/bijih
Granit porfiri
Diorit porfiri
Granit

Andesit
Tufa
Batupasir
Batugamping
Lempung basah tidak
kompak
Batulempung

(ohm-meter)
4,5 x 103 (basah) 1,3 x 106
(kering)
1,9 x 103 (basah) 2,8 x 104
(kering)
4,4 x 103
1,8 x 106
1010
1,7 x 102 (basah) 4,5 x 104
(kering)
2 x 103 (basah) 105 (kering)
1 6,4 x 108
50 107
20
1 100

Measured ranges of
resistivity for some
typical materials are:
Igneous
Altered granite
Limestone
Sandstone
Dry Gravel
Alluvium and Sand
Clays
Soil
Fresh Water
Copper (native)

Resistivity
(Ohmmeter)

100 1.000
1 100
10 10.000
10 1.000
600 10.000
10 800
10 100
1 10
3 100
0.0000002

Material
Air Permukaan

Harga Resistivitas
( Ohm meter )
80-200

Air Tanah

30-100

Silt-lempung

10-200

Pasir
Pasir dan Kerikil

100-600
100-1000

Batu Lumpur

20-200

Batu Pasir

50-500

Konglomerat
Tufa

100-500
20-200

Kelompok andesit

100-2000

Kelompok Granit

1000-10000

Kelompok chert, slate

200-2000

Berdasarkan hasil penelitian geolistrik di P. Rupat, Kabupaten


Bengkalis, Propinsi Riau (Winarti, 2010), disimpulkan bahwa
kisaran harga tahanan jenis untuk lapisan pembawa air (akuifer)
berkisar 30 ohm meter.

L IN E 1
180
160
140

-2 1 0 -1 9 5

-1 8 0

-1 6 5

-1 5 0 -1 3 5 -1 2 0 -1 0 5

-9 0

-7 5

-6 0

-4 5

-3 0

-1 5

15

30

120
100

L o w R e s is t iv ity ( 0 - 4 0 O h m . m )
H ig h C h a r g e a b ilit y ( 1 3 5 - 2 5 0 m s e c )

45

60

75

90

105

120

135

150

165

180
195

210

225

240

255

270

285

300

315

330

345

360

375

390

405

420

435

450

Você também pode gostar