Você está na página 1de 4

ANALISIS SITUASI PANGAN DAN GIZI DI PROVINSI LAMPUNG

Keadaan Umum Wilayah Provinsi Lampung


-

Geografi & Ekologi

Provinsi Lampung dengan ibukota Bandar Lampung memiliki wilayah


yang relatif luas dan menyimpan potensi kelautan.Secara astronomi Provinsi
Lampung terletak pada 103o40 Bujur Timur dan 6o45 sampai 3o 45 Lintang
Selatan. Berdasarkan geografisnya, Provinsi Lampung memiliki batas-batas:
Utara berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu, selatan
berbatasan dengan Selat Sunda, timur berbatasan dengan Laut Jawa, dan barat
berbatasan dengan Samudera Indonesia. Luas wilayah provinsi Lampung sebesar
34 623.80 km2 (BPS Lampung 2015).
Berdasarkan luas wilayah provinsi Lampung tersebut, terdapat 10 501.31
m2 lahan pertanian yang terbagi menjadi dua, yaitu lahan pertanian sawah dan
lahan pertanian bukan sawah. Lahan pertanian sawah di provinsi Lampung seluas
2 007.12 m2. Lahan sawah mencakup sawah pengairan, sawah tadah hujan, sawah
pasang surut, sawah rembesan, lebak dan sebagainya yang utamanya digunakan
menanam padi. Lahan pertanian bukan sawah seluas 8 494.19 m2, Pemanfaatan
lahan bukan sawah paling besar berupa lahan kering untuk tegal atau kebun
sedangkan lahan bukan pertanian seluas 537.69 m2 (BPS 2015).
Provinsi Lampung terdiri atas 13 kabupaten dan 2 kota yang mencakup
277 kecamatan dan 2631 desa/kelurahan. Wilayah dengan daerah otonomi terluas
adalah Kabupaten Lampung Timur, yaitu seluas 5325.03 km2 dan wilayah dengan
daerah otonomi tersempit adalah Kota Metro, yaitu seluas 61.79 km2. Kota Bandar
Lampung merupakan daerah yang memiliki kepadatan penduduk paling tinggi di
antara kabupaten dan kota lainnya yang terdapat di Provinsi Lampung, yaitu 3246
penduduk per km2 (BPS Lampung 2015).
-

Demografi dan Sosial Ekonomi

Jumlah penduduk Provinsi Lampung pada tahun 2014 adalah 8 026 191
jiwa. Jumlah penduduk laki-laki di Provinsi Lampung lebih banyak dibandingkan
dengan jumlah penduduk perempuan. Jumlah penduduk laki-laki berjumlah
sebanyak 4 117 479 jiwa, sedangkan jumlah perempuan berjumlah sebanyak 3
908 712 jiwa. Penduduk Provinsi Lampung tidak menyebar merata melainkan
banyak menumpuk di daerah-daerah perkotaan. Secara rata-rata kepadatan
penduduk Provinsi Lampung sebesar 232 jiwa per km 2 dengan laju penduduk
sebesar 1.24. Wilayah terpadat di provinsi Lampung adalah kota Bandar Lampung
dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 3246 jiwa per km 2. Jumlah rumah
tangga yang terdapat di Provinsi Lampung pada tahun 2014 adalah 2 082 643
rumah tangga (BPS Lampung 2015).
Rata-rata angka melek huruf pada penduduk Provinsi Lampung adalah
sebesar 95.92 (BPS Lampung 2014). Jumlah murid, guru, maupun sekolah
ditingkat SD sampai SMA meningkat setiap tahunnya. Proporsi penduduk
berdasarkan jenis pekerjaan penduduk di Lampung sangat beragam. Sebanyak
48.8% penduduk yang memiliki pekerjaan dibidang pertanian, peternakan,
kehutanan, dan kelautan, 18% bekerja dibidang perdagangan, restoran, dan hotel,
14.3% bekerja dibidang jasa, 7.9% bekerja dibidang industri pengolahan, 5%

bekerja dibidang bangunan, 3.9% bekerja dibidang angkutan dan komunikasi,


1.4% bekerja dibidang keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, 0.4% bekerja
dibidang pertambangan dan penggalian, dan 0.1% bekerja dibidang listrik dan air
bersih. Tingkat pengangguran di Provinsi Lampung sebesar 4.79 dan tingkat
partisipasi angkatan kerja di Provinsi Lampung sebesar 66.99 (BPS Lampung
2015).
Selama tahun 2006 sampai tahun 2015, jumlah penduduk miskin Provinsi
Lampung penurunan, dari sekitar 1 638 jiwa (tahun 2006) menjadi sekita 1 163
jiwa (tahun 2015). Kondisi tersebut tentunya diikuti oleh penurunan persentase
tingkat kemiskinan, dimana tahun 2006 tingkat kemiskinan mencapai 22.77%
turun menjadi 14.35% pada tahun 2015. Provinsi Lampung memiliki persentase
penduduk miskin terbesar ketiga (14.35%) setelah provinsi Aceh (17.94%), dan
Bengkulu (17.48%). Kemajuan pembangunan manusia diukur berdasarkan indeks
pembangunan manusia (IPM). IPM Provinsi Lampung sebesar 66.42, masih
tertinggal apabila dibandingkan dengan provinsi lain di Sumatera seperti
Kepulauan Riau (73.4), Riau (70.3), dan Sumatera Barat (69.36) (BPS Lampung
2015) (BPS Lampung 2015).

Status Gizi
-

Status Gizi Balita berdasarkan TB/U

Gambar X Grafik kecenderungan prevalensi status gizi balita berdasarkan TB/U <
Prevalensi
-2 di stunting
Indonesiadi Provinsi Lampung berdasarkan grafik di atas
berkisar antara 40-45%. Prevalensi tersebut berada di atas rata-rata prevalensi
stunting yang terjadi di Indonesia. Berdasarkan hasil Riskesdas (2013), prevalensi
stunting di Provinsi Lampung tergolong ke dalam masalah gizi berat.
-

Status Gizi Balita berdasarkan BB/TB

Gambar x Grafik kecenderungan prevalensi status gizi balita berdasarkan BB/TB


< -2 di Indonesia
Data pada grafik Riskesdas di atas menunjukkan bahwa prevalensi status
gizi kurus yang terjadi di Provinsi Lampung berada di kisaran 10-14% yang
artinya masalah kesehatan yang terjadi di Provinsi Lampung tergolong ke dalam
masalah yang serius (WHO 2010). Prevalensi status gizi kurus yang terjadi di
Provinsi Lampung tersebut berada sedikit di bawah prevalensi status gizi kurus
yang ada di Indonesia.
Prevalensi status gizi baik gizi lebih, gizi baik, gizi kurang, maupun gizi
buruk pada balita berbeda pada masing-masing kabupaten atau kota di provinsi
Lampung. Lampung Tengah memiliki jumlah balita dengan status gizi dan status
gizi baik terbanyak di provinsi Lampung. Jumlah balita dengan status gizi kurang,
maupun gizi buruk paling banyak secara berturut-turut terdapat di kabupaten
Lampung Selatan, dan kota Metro.
-

Status Gizi Remaja Usia 13-15 Tahun berdasarkan IMT/U

Gambar x Grafik prevalensi kurus IMT/U remaja usia 13-15 tahun di Indonesia

Prevalensi kurus yang disajikan pada grafik di atas menunjukkan bahwa


Provinsi Lampung memiliki prevalensi kurus di atas prevalensi kurus yang terjadi
di Indonesia, yaitu di atas 3.3% untuk kasus sangat kurus dan di bawah 7.8 untuk
kasus kurus. Hal tersebut berarti bahwa prevalensi kurus yang terjadi di Provinsi
Lampung perlu penanganan yang serius. Prevalensi gemuk di Provinsi Lampung
berada di atas angka prevalensi gemuk yang terjadi di Indonesia. Berikut disajikan
grafik prevalensi gemuk yang terjadi di Indonesia.

Gambar x Grafik prevalensi gemuk IMT/U remaja usia 13-15 tahun di Indonesia
Grafik di atas menunjukkan bahwa prevalensi gemuk yang terjadi di
Provinsi Lampung lebih tinggi dibandingkan dengan prevalensi gemuk dan sangat
gemuk yang terjadi di Indonesia, yaitu di atas 8.3% dan diatas 2.5%. Perlu
penanganan yang serius untuk mengatasi masalah kegemukan yang terjadi di
Provinsi Lampung dikarenakan banyak penyakit degeneratif yang terjadi
diakibatkan oleh kegemukan.

DAFTAR PUSTAKA
[BPS Lampung] Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. 2015. Lampung Dalam
Angka 2015. Lampung (ID): Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung.
[BPS Lampung] Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. 2014. Indeks
Pembangunan Manusi Provinsi Lampung 2013. Lampung (ID): Badan
Pusat Statistik Provinsi Lampung.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2015. Luas Lahan Menurut Penggunaan 2014.
Jakarta (ID): Badan Pusat Statistik.
[Riskesdas] Riset Kesehatan Dasar. 2013. Jakarta (ID): Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan, Republik Indonesia.
The World Health report. 2010: Health Systems Financing The Path To Universal Coverage.
Geneva (CH): World Health Organization.

Você também pode gostar