Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Manajemen risiko merupakan salah satu elemen penting dalam
menjalankan bisnis perusahaan karena semakin berkembangnya dunia
perusahaan serta meningkatnya kompleksitas aktivitas perusahaan
mengakibatkan meningkatnya tingkat risiko yang dihadapi perusahaan.
Sasaran utama dari implementasi manajemen risiko adalah melindungi
perusahaan terhadap kerugian yang mungkin timbul. Lembaga perusahaan
mengelola risiko dengan menyeimbangkan antara strategi bisnis dengan
pengelolaan risikonya sehingga perusahaan akan mendapatkan hasil
optimal dari operasionalnya.
Kita harus bisa menemukan kerugian potensial yang
mungkin terjadi dan mencari cara untuk menangani risiko
tersebut. Dunia bisnis pun tak luput dari ketidakpastian.
Ketidakpastian dalam dunia bisnis akan menyebabkan
terjadinya risiko bisnis. Perusahaan merencanakan untuk
menggencarkan
penjualanya
promosi
dapat
produknya
meningkat.
dengan
Dengan
harapan
analisis
yang
potensi
dalam
bisnisnya
tersebut
kemudian
dan
pencurian,
kebangkrutan
adalah
1.2
Tujuan Penulisan
1 Untuk mengetahui definisi Risiko Operational dan Risiko
Produksi
2. Untuk mengetahui pengukuran dalam Risiko Operational
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud Just In Time dalam
Risiko Operational.
4. Untuk mengetahui Strategi mengelola Risiko Barang dan
Jasa
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Risiko dan manajemen risiko
Risiko merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan
manusia, ada pepatah mengatakan tak ada hidup tanpa risiko.
Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk ketidakpastian tentang
suatu keadaan yang akan terjadi nantinya (future) dengan
keputusan yang diambil berdasarkan berbagai pertimbangan
pada saat ini.
Pada dasarnya risiko tidak dapat dihindari dari aktivitas
bisnis perusahaan, sehingga diperlukan manajemen risiko untuk
mengatasi
permasalahan
mengimplementasikan
ini.
manajemen
Manfaat
risiko
perusahaan
antara
lain
(Lam,
resiko
adalah
suatu
pendekatan
penilaian
mengelolanya
dan
resiko,
mitigasi
pengembangan
resiko
dengan
strategi
untuk
menggunakan
untuk
mengelolanya
melalui
sumber
daya
yang
untuk
menambah
nilai
maksimum
organisasi.Manajemen
resiko
seharusnya
bersifat
strategi
organisasi
dan
strategi
dalam
menanggulangi
suatu
permasalahan
sesuai
dengan
organisasi
di
masa
lalu,
masa
kini
dan
masa
merespon
secara
menyeluruh
pada
suatu
resiko
sebagai
Manajemen
resiko
mendukung
kinerja
pengukuran
dan
bagian
dari
deskripsi
akuntabilitas
reward,
kerja.
(keterbukaan),
mempromosikan
efisiensi
operational
merupakan
risiko
yang
umumnya
terjadi
disebabkan
oleh
lamanya
sistem
kontrol
pabrik,
kecelakaan
kerja,
kesalahan
dalam
dan
investasi,
operasional
dan
jasa,
pembiayaan
disadari
merupakan
risiko
yang
paling
akhir
perusahana
prosedur,
atau
selalu
proses
berusaha
bisnis
melalui
memperbaiki
sistem,
manajemen
kualitas,
semakin
terlatih
dan
semakin
sedikit
membuat
dari
resiko
tersebut.
Dengan menggunakan dua dimensi tersebut, kita bisa
membuat matriks frekuensi/tingkat untuk resiko-resiko yang ada,
termasuk resiko operasional. Berikut contoh aplikasi matriks
termasuk
untuk
gagal
bayar
dan
kesalahan
pemrosesan
transaksi.
Severity
B Gagal bayar
A Kesalahan pemrosesan
Frequency
Bagan diatas menunjukkan bagan metriks dengan dimensi
frekuensi di sumbu horizontal dan dimensi severity pada sumbu
vertical. Resiko-resiko bisa diklasifikasi berdasarkan dimensidimensi tersebut. Misalnya, resiko gagal bayar dari debitur
perusahaan besar biasanya jarang terjadi. Karena itu resiko itu
diklasifikasi sebagai dengan frekuensi rendah. Tetapi jika terjadi,
kerugian yang timbul bisa sangat besar. Karena itu resiko
tersebut diklasifikasi dengan severity tinggi. Gabungan antara
7
bisa
memperoleh
gambaran
mengenai
frekuensi
dan
Quadrant I
(Prevent at Source)
Quadrant IV
(Low Control)
Quadrant III
(Monitor)
c
e
s
i
g
n
i
f
i
c
a
n
10
9
High 8
7
6
5
4
Low 3
2
1
2
Low
5
High
Likelihood
Perhatikan
bahwa
matriks
likelihood
(frekuensi)
dan
melalui
beberapa
cara.
Misalnya
severity
atau
severity
atau
frekuensi
tinggi,
dan
sebaliknya.
Perusahaan
dapat
menerapkan
pengawasan
yang
rendah
Tipe resiko seperti ini lebih menantang untuk dihadapi. Jika resiko
seperti ini muncul, perusahaan bisa mengalami kerugian yang
cukup
besar,
dan
barang
kali
dapat
mengakibatkan
seorang
tradernya,
kemudian
terjadi
kerugian
yang
bisnisnya.
Misalnya,
untuk
perusahaan
memasukan biaya
meninggalkan
tas,
memasang
supermarket
di
10
Tipe resiko seperti ini tidak releven lagi dibicarakan, karena jika
situasi semacam ini terjadi, berarti perusahaan tidak lagi bisa
mengendalikan resiko, dan bisa berakibat pada kebangkrutan.
Misalnya, jika perusahaan tidak bisa mengendalikan penggelapan
uang dengan jumlah besar oleh karyawannya (tipe resiko ini
berada dalam kuadran frekuensi rendah/signifikansi tinggi), maka
ada kemungkinan resiko ini berubah menuju kuadran frekuensi
tinggi/signifikansi tinggi). Jika hal ini terjadi, maka perusahaan
praktis akan bangkrut dalam waktu singkat. Dengan perspektif
semacam
ini,
maka
tugas
manajemen
resiko
adalah
Tinggi
Wilayah 1
Wilayah 2
Wilayah 3
Wilayah 4
T
Y Rendah
Rendah
Tinggi
Frequency
11
aspek dinamika resiko juga perlu diperhatikan. Resiko bisa berubah dari
Untuk lebih jelasnya bisa kita lihat dalam gambar di bawah ini:
E(R)
12
IV
III
II
Risk ()
Pada gambar diatas dapat kita pahami bahwa terdapat suatu hubungan kuat
antara expected return / E(R) dan Risk (). Dimana setiap titik-titik dan wilayah
tersebut dapat kita jelaskan sebagai berikut:
1. Posisi 1 adalah dimana E(R) berada di posisi tertinggi dan juga berada di
posisi yang tertinggi dalam artian semakin tinggi pengharapan pada E(R) maka
semakin tinggi kemungkinan terjadinya . Atau dengan kata lain disini kondisi
maksimalitas E(R) bersifat searah (linier) dengan resiko yang akan diterima.
Misalnya, pada saat suatu perusahaan merencanakan untuk menambah kapasitas
atau profit perusahaan akan mengalami peningkatan, namun ini juga berakibat
pada terjadinya peningkatan pada proses produksi untuk mampu meningfkatkan
jumlah produksi per unitnya yaitu jika sebelumnyya perusahaan bisa
memproduksi 4.000 unit maka sekarang harus ditingkatkan menjadi 4.700 unit.
Kondisi ini akan menimbulkan beberapa dampak pada resiko operasional
perusahaan seperti:
a. Mesin produksi akan mengalami masa penyusutan dengan cepat karena
dipakai dalam waktu lebih lama dan bersifat mengejar target produksi.
b. Kebutuhan bahan baku yang di butuhkan akan mengalami peningkatan
yang tinggi dan tidak boleh berhenti karena akan mempengaruhi
kelancaran produksi secara tepat waktu.
2. posisi II adalah dimana E( R) berada pada posisi rendah dan berada pada
posisi yang tinggi atau dengan kata lain E(R) dan bersifat tidak searah (non
melakukan antisipasi dan menetapkan strategi yang maksimal guna menghindari
semakin terjadinya pergerakan terjadinya kenaikan resiko yang lebih tinggi,karena
semakin tingginya resiko yang terjadi akan menyebabkan beberapa hal pada
perusahaan, misalnya:
13
2.4
diperdagangkan
di
kertas
),
cara
tersebut
dapat
14
atau
kelemahan
pada
system
komputer
maka
dibuat
untuk
bisa
menampung
keinginan
yang
secara
tidak
langsung
mekanisme
baru
yang
menggunakna
akan
dialami,
teknologi
walaupun
memudahkan
dengan
dalam
15
mengerjakan
sebagian
dari
pekerjaan
perusahaan.
akan
lebih
menguntungkan
jika
meningkatakan
risiko
litigasi,
dimana
Perubahan
budaya
masyarakat
bisa
yang
harus
dialokasikan
untuk
mendukung
dapat
penyelesaian
16
pada
konsep
arus
produksi
yang
berkelanjutan
dan
pada
konsep
arus
produksi
yang
berkelanjutan
dan
17
presiden
untuk
melaksanakan
pengadaannya
melalui
pembelian
tinggi
yang
diutamakan
adalah
memaksimalkan
20
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Risiko Operasional merupakan risiko yang umumnya bersumber dari
masalah internal perusahaan, dimana risiko itu terjadi disebabkan oleh lemahnya
sistem kontrol manajemen (management contro sytem) yang dilakukan oleh pihak
internal perusahan.
Untuk menghitung kerugian yang diharapkan jika risiko tertentu muncul
dapat menggunakan kerangka probabilitas ( frekuensi ) dan severity. Rumusnya
adalah: Kerugian yang diharapkan = frekuensi ( probabilitas ) x severity
( besarnya kerugian )
Ada beberapa factor yang mampu memberi pengaruh pada terbentuknya
resiko operasional, yaitu: risiko pada computer, kerusakan peralatan pabrik,
kecelakaan kerja, kesalahan dalam pembukuan secara manual, kesalahan
pembelian dan tidak ada kesepakatan bahwa barang yang dibeli dapat ditukar
kembali, pegawai outsourcing, globalisasi dalam konsep dan produk.
Factor yang menyebabkan perubahan karateristik resiko operasional, yaitu:
globalisasi,
otomatisasi,
Terlalu
Mengandalkan
Teknologi,
Outsourcing,
22
DAFTAR PUSTAKA
Muslich, Muhammad. 2007. Manajemen Resiko Operasional-Teori & Praktek,
Jakarta: Sinar Grafika Offset, PT. Bumi Aksara.
Sucipto, Agus. Manajemen Resiko, Malang
http://visimediapustaka.com/artikel-buku/323-strategi-antisipasi-risiko-pidanapengadaan-barang-dan-jasa
http://nurulazizaheducation.blogspot.com/2011/03/menejemen-risiko.html
http://gaharuchromeblogspot.wordpress.com/2010/07/19/makalah-manajemenresiko/
file:///C:/Users/USER/Downloads/Manajemen%20risiko%20-%20Wikipedia
%20bahasa%20Indonesia,%20ensiklopedia%20bebas.htm
23