Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
A31115732
AUDIT SIKLUS PENGELUARAN PENGUJIAN SUBTANTIF
1. Pengujian Subtantif atas Saldo Utang Usaha
Utang usaha termasuk sebagai unsur utang lancar. Utang lancar meliputi semua kewajiban yang akan
dilunasi dalam periode jangka pendek (satu tahun atau kurang dari tanggal neraca atau dalam siklus kegiatan normal
perusahaan) dengan cara mengurangi aktiva yang dikelompokkan dalam aktiva lancaratau dengan cara
menimbulkan utang lancar yang lain. Utang lancar digolongkan menjadi 6 kelompok berikut ini:
1) Utang usaha yang timbul dari transaksi pembelian bahan baku dan bahan penolong, suku cadang, dan bahan
habis pakai pabrik (factory supplies) Utang usaha dapat digolongkan menjadi 2 golongan : (1) utang yang tidak
disertai dengan surat berharga sebagai bukti tertulis tentang kesanggupan untuk membayar kewajiban (disebut
dengan utang usaha atau account payable) dan (2) utang yang disertai dengan surat berharga sebagai bukti
tertulis tentang kesanggupan untuk membayar kewajiban (disebut dengan utang wesel atau notes payable).
2) Uang jaminan masuk dari pelanggan.
3) Utang yang timbul dari berlalunya waktu (accrued payable).
4) Utang yang timbul kepada pihak ketiga karena perusahaan yang ditunjuk sebagai pemungut pajak atau iuran
yang lain, seperti utang Pajak Pertambahan Nilai (PPN), utang Pajak Penghasilan Karyawan (PPh Pasal 25),
utang dana pensiun, utang asuransi karyawan.
5) Accrual yang timbul dari kegiatan usaha perusahaan meskipun:
a. Jumlah utang tersebut harus ditaksir seperti utang bonus.
b. Krediturnya tidak diketahui seperti utang biaya reparasi untuk produk perusahaan yang dijual dengan
garansi.
c. Utang yang jumlahnya harus diukur dari transaksi sekarang misalnya utang sewa, pendapatan yang
diterima dimuka, utang yang jumlahnya dihitung dari besarnya deplesi sumber alam.
6) Utang lain yang diperkirakanakan dilunasi dalam jangka waktu pendek seperti utang bank (kredit modal kerja
misalnya), utang jangka panjang yang segera jatuh tempo, utang pajak penghasilan utang deviden.
2. Perbedaan Pengujian Substantif Hutang Lancar dengan Aktiva Lancar
1) Pengujian substantif terhadap hutang lancar ditujukan untuk menemukan adanya penyajian hutang lancar
yang lebih rendah dari jumlah yang seharusnya, sedangkan untuk aktiva lancar untuk menemukan penyajian
aktiva lancar yang lebih tinggi dari jumlah yang seharusnya.
a. Dalam pengujian substantif terhadap kas auditor melakukan pengujian fisik kas.
b. Dalam pengujian substantif terhadap piutang auditor mengirimkan konfirmasi terhadap debitur.
c. Dalam pengujian substantif terhadap persediaan auditor melakukan pengamatan terhadap perhitungan
fisik persediaan.
d. Berbaga perosedur audit tersebut dilakukan untuk menemukan adanya over statement dalam aktiva
lancer.
e. Di lain pihak pengujian substantif terhadap hutang lancar ditujukan untuk menentukan adanya hutang
yang belum dicatat (unrecord liabilities) pada tanggal neraca.
2) Dalam pengujian substantif terhadap aktiva lancar, auditor menghadapi masalah penentuan kewajiban nilai
aktiva lancar (nilai bersih yang dapat direalisasikan) yang dicantumkan ke dalam neraca. Dilain pihak dalam
RMK AUDIT SIKLUS PENGELUARAN PENGUJIAN SUBTANTIF
bersangkutan.
Lakukan rekonsiliasi buku pembantu utang usaha dengan akun control utang usaha di buku besar. Saldo akun
control utang usaha di buku besar tersebut kemudian dicocokkan dengan jumlah saldo akun pembantu utang
usahaa ke dalam arsip bukti kas keluar yang belum ddibayar untuk memperoleh keyakinan bahwa catatan
akuntansi klien yang bersangkutan dengan utang usaha dapat dipercaya ketelitiannya.
7. Prosedur analitik
Pada tahap awal pengujian subtantif terhadap utang usaha, pengujian analitik dimaksudkan untuk
membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang yang memerlukan audit lebih
intensif.
Ratio
Tingakat perputaran utang usaha
Rasio utang usaha dengan utang lancar
formula