Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
KRISIS ENERGI
Karakteristik sampah:
Garbage
Rubbish atau Trash
Ashes
Sumber sampah:
Pemukiman penduduk
Pertanian atau perkebunan
Sisa bangunan
Perdagangan atau
perkantoran
Industri
Jenis sampah yang ada di kota Bandung terdiri atas 25,22% bahan yang
bisa didaur ulang dan 74,78%(tidak dapat didaur ulang)bahan yang dapat
menjadi sumber energi.
Dari bahan yang bisa menjadi sumber energi tersebut, persentase beratnya:
42% sampah organik
27% sisa makanan
9% plastik yang tidak dapat didaur ulang
5% tekstil
3% karet
14% bahan lain.
Jenis sampah yg digunakan dalam PLTSa Gedebage ini adalah Sampah
Organik. Selain itu, terdapat beberapa sampah yang tidak boleh masuk
dalam PLTSa antara lain seperti: limbah kimia, potongan beton, bahan yang
dapat meledak, tepung halus, cairan yang mudah terbakar, limbah medis,
dan sisa pengolahan limbah cair.
1.
2.
1.
Pirolisa
Proses konversi bahan organik padat melalui pemanasan tanpa kehadiran
oksigen. Dengan adanya proses pemanasan dengan temperatur tinggi,
molekul-molekul organik yang berukuran besar akan terurai menjadi
molekul organik yang kecil dan lebih sederhana. Hasil pirolisa dapat berupa
tar, larutan asam asetat, methanol, padatan char, dan produk gas.
Gasifikasi
1.
2.
Pembakaran sampah
PLTSa Gedebage memiliki dua tungku yang dapat digilir dimana pada
awal pengoperasiannya akan digunakan bahan bakar minyak.
Setelah suhu mencapai 850oC 900oC, sampah akan dimasukkan
dalam tungku pembakaran (Insenerator) yang berjalan 7800 jam.
Hasil pembakaran limbah sampah akan menghasilkan gas buangan yang
mengandung CO, CO2, O2, NOx, dan Sox. Hanya saja, dalam proses
tersebut juga terjadi penurunan kadar O2. Penurunan kadar O2 pada
keluaran tungku bakar menyebabkan panas yang terbawa keluar menjadi
berkurang dan hal tersebut sangat berpengaruh pada efisiensi
pembangkit listrik.
3.
Pemanasan boiler
Bahaya PLTsa
Dari hasil oksidasi yang terjadi, terdapat abu terbangnya (fly ash)
yang mudah dihempas angin, bertebaran ke segala arah: vertikal,
horisontal, dan horisontal frontal. Kepulannya sarat uap logam
berat, dioksin, furan dan jelaganya kaya asam klorida dan fluorida.
Semua itu bermuara pada degradasi kesehatan kita: neurological
atau nervous system (syaraf), hepatic system (hati), renal system
(ginjal), hematopoietic atau blood-forming system (darah). Abu
terbangnya juga berefek terhadap pernapasan, ginjal, hipertensi,
tulang, sistem syaraf pusat, reduksi penglihatan, sensori,
pendengaran dan koordinasi tubuh. Timbal pun dapat mendisfungsi
sistem hematologik dan syaraf pusat, merusak fungsi
gastrointestinal, reproductive, endocrine, cardiovascular,
immunologic, menurunkan taraf kecerdasan dan menyebabkan
perilaku abnormal pada anak. Polycyclic aromatic compound,
dioksin dan furan dapat merusak paru, perut, ginjal, dan liver.
a.
b.
Pengolahan Limbah
PLTSa Gedebage melakukan beberapa upaya dalam pengolahan limbahnya
sehingga tidak membahayakan masyarakat ataupun merusak lingkungan
sekitarnya.Upaya tersebut antara lain :
Limbah padat
Sisa pembakaran abu dan debu terbang sebesar 20% dari berat semula akan diuji
kandungannya apakah mengandung Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) atau
tidak, di laboratorium.Untuk menampung abu tersebut, di lokasi PLTSa dibuat
penampungan abu dengan kapasitas 1.400 M3, yang mampu menampung abu
selama 14 hari beroperasi.
Limbah gas
Sisa gas buang akan diproses melalui pengolahan dimana terdiri:
Gas buang hasil pembakaran akan dilakukan pada squenching chamber. Dari sini
gas buang disemprot dengan air untuk menurunkan temperatur gas dengan cepat
guna mencegah dioxin terbentuk kembali dan menangkap zat pencemar udara
yang larut dalam air seperti NOx, Sox, HCL, abu, debu, dan partikulat.
Kemudian gas yang akan dilakukan pada reaktor akan ditambahkan CaO
sebanyak 12 kg/ton sampah. Tujuannya menghilangkan gas-gas asam, Sox<
HCL, H2S, VOC, HAP, debu dan partikulat.
Pada saat gas keluar dari reaktor, pada gas akan disemburkan karbon aktif
sebanyak 1 kg/ton sampah, bertujuan menyerap uap merkuri, dioksin, CO.
Kemudian gas akan dialirkan ke Bag Filler dengan tujuan menyaring partikel PM10
dan PM 2,5.
c. Limbah cair
Pada kegiatan penirisan sampah akan menghasilkan lindi dan bau. Lindi
akan ditampung kemudian diolah sampai pada tingkat tertentu. Lalu
disalurkan ke Bojongsoang untuk diolah lebih lanjut. Rencana pembuangan
hasil olahan lindi ke pengolahan air kotor Bojongsoang sesuai perjanjian
kerja sama antara PT BRIL dengan PDAM Kota Bandung.
Sedangkan bau yang ditimbulkan berada dalam bunker bertekanan negatif
sehingga tidak akan keluar tetapi tersedot dalam tungku pembakaran
sehingga tidak menimbulkan bau sampah di luar bangunan.
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan
Sampah yang digunakan sebagai sumber bahan bakar pada
Pembangkit Tenaga Listrik sangat efisien dan efektif karena
menghasilkan kalori sebesar 3000-4000 kalori/kg jumlah
sampah yang dibakar .
PLTSa merupakan salah satu alternatif sumber energi bagi
pemerintah kota Bandung dalam menyelesaikan masalah
krisis energi dan sampah karena dengan jumlah sampah yang
berkisar 500-700 ton tiap harinya dapat diolah menjadi
sumber energi berupa listrik sebesar 7 Megawatt.
Pemanfaatan sampah untuk PLTSa ini mempunyai dampak
negatif terhadap lingkungan hidup karena proses pengolahan
sampah menjadi sumber energi melalui proses pembakaran
yang akan meningkatkan kadar emisi CO2 dan metan yang
berbahaya bagi tubuh dan berakibat pemanasan global
Saran
Dont forget!!!
TERIMA KASIH