Você está na página 1de 13

1

PENELITIAN STUDI KASUS


( CASE STUDY RESEARCH )

1. Pengertian Studi Kasus


Menurut Bogdan dan Bikien (1982) studi kasus merupakan
pengujian secara rinci terhadap satu latar atau satu orang subjek atau
satu tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu.
Surachmad (1982) membatasi pendekatan studi kasus sebagai suatu
pendekatan dengan memusatkan perhatian pada suatu kasus secara
intensif dan rinci. Sementara Yin (1987) memberikan batasan yang lebih
bersifat teknis dengan penekanan pada ciri-cirinya. Ary, Jacobs, dan
Razavieh (1985) menjelaskan bahwa dalam studi kasus hendaknya
peneliti berusaha menguji unit atau individu secara mendalam. Para
peneliti berusaha menemukan sernua variabel yang penting.
Studi kasus (case studi) merupakan penelitian tentang suatu
kesatuan sistem. Kesatuan ini dapat berupa program, kegiatan,
peristiwa, atau sekelompok individu yang terkait dengan tempat, waktu
atau ikatan tertentu. Studi kasus adalah penelitian yang diarahkan untuk
mengumpul data, mengambil makna dan memperoleh pemahaman dari
kasus tersebut. Kasus tersebut sama sekali tidak mewakili populasi dan
atau bukan sebuah kesimpulan dari populasi.
Berdasarkan batasan tersebut dapat dipahami bahwa batasan studi
kasus meliputi : (1) sasaran penelitiannya dapat berupa manusia,
peristiwa, latar, dan dokumen; (2) sasaran-sasaran tersebut ditelaah
secara mendalam sebagai suatu totalitas sesuai dengan latar atau
konteksnya masing-masing dengan maksud untuk memahami berbagai
kaitan yang ada di antara variabel-variabelnya.

Penelitian Studi Kasus

2. Karakteristik studi kasus


Berdasarkan pendapat Yin (2003, 2009); Van Wynsberghe dan
Khan (2007); dan Creswell (2003, 2007) secara lebih terperinci,
karakteristik penelitian studi kasus dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Menempatkan obyek penelitian sebagai kasus
Keunikan penelitian studi kasus adalah pada adanya cara pandang
terhadap obyek penelitiannya sebagai kasus. Bahkan, secara khusus,
Stake (2005) menyatakan bahwa penelitian studi kasus bukanlah suatu
pilihan metoda penelitian, tetapi bagaimana memilih kasus sebagai obyek
atau target penelitian. Pernyataan ini menekankan bahwa peneliti studi
kasus harus memahami bagaimana menempatkan obyek atau target
penelitiannya sebagai kasus di dalam penelitiannya.
Kasus itu sendiri adalah sesuatu yang dipandang sebagai suatu
sistem kesatuan yang menyeluruh, tetapi terbatasi oleh kerangka konteks
tertentu (Creswell, 2007). Sebuah kasus adalah isu atau masalah yang
harus dipelajari, yang akan mengungkapkan pemahaman mendalam
tentang kasus tersebut, sebagai suatu kesatuan sistem yang dibatasi,
yang melibatkan pemahaman sebuah peristiwa, aktivitas, proses, atau
satu atau lebih individu. Melalui penelitian studi kasus, kasus yang diteliti
dapat dijelaskan secara terperinci dan komprehensif, menyangkut tidak
hanya penjelasan tentang karakteristiknya, tetapi juga bagaimana dan
mengapa karakteristik dari kasus tersebut dapat terbentuk.

Penelitian Studi Kasus

b. Memandang kasus sebagai fenomena yang bersifat


kontemporer
Bersifat kontemporer, berarti kasus tersebut sedang atau telah
selesai terjadi, tetapi masih memiliki dampak yang dapat dirasakan pada
saat penelitian dilaksanakan, atau yang dapat menunjukkan perbedaan
dengan fenomena yang biasa terjadi. Dengan kata lain, sebagai bounded
system (sistem yang dibatasi), penelitian studi kasus dibatasi dan hanya
difokuskan pada hal-hal yang berada dalam batas tersebut. Pembatasan
dapat berupa waktu maupun ruang yang terkait dengan kasus tersebut.
c. Dilakukan pada kondisi kehidupan sebenarnya
Seperti halnya pendekatan penelitian kualitatif pada umumnya,
pelaksanaan penelitian studi kasus menggunakan pendekatan penelitian
naturalistik. Dengan kata lain, penelitian studi kasus menggunakan salah
satu karakteristik pendekatan penelitian kualitatif, yaitu meneliti obyek
pada kondisi yang terkait dengan kontekstualnya. Dengan kata lain,
penelitian studi kasus meneliti kehidupan nyata, yang dipandang sebagai
kasus. Kehidupan nyata itu sendiri adalah suatu kondisi kehidupan yang
terdapat pada lingkungan hidup manusia baik sebagai individu maupun
anggota kelompok yang sebenarnya. Penelitian studi kasus mengkaji
semua hal yang terdapat disekeliling obyek yang diteliti, baik yang terkait
langsung, tidak langsung maupun sama sakali tidak terkait dengan obyek
yang diteliti dan berupaya mengungkapkan serta menjelaskan segala
sesuatu yang berkaitan dengan obyek yang ditelitinya pada kondisi yang
sebenarnya, baik kebaikannya, keburukannya, keberhasilannya, maupun
kegagalannya secara apa adanya. Sifat yang demikian menyebabkan
munculnya pandangan bahwa penelitian studi kasus sangat tepat untuk
menjelaskan suatu kondisi alamiah yang kompleks.
d. Menggunakan berbagai sumber data

Penelitian Studi Kasus

Seperti halnya strategi dan metoda penelitian kualitatif yang lain,


penelitian studi kasus menggunakan berbagai sumber data. Seperti telah
dijelaskan pada bagian karakteristik penelitian kualitatif, pengggunaan
berbagai sumber data dimaksudkan untuk mendapatkan data yang
terperinci dan komprehensif yang menyangkut obyek yang diteliti. untuk
mencapai validitas dan realibilitas penelitian. Dengan berbagai sumber
data tersebut, peneliti dapat meyakinkan kebenaran dan keakuratan data.
Adapun bentuk-bentuk data tersebut dapat berupa catatan hasil
wawancara, pengamatan lapangan, pengamatan artefak dan dokumen.
Catatan wawancara merupakan hasil yang diperoleh dari proses
wawancara, baik berupa wawancara mendalam terhadap satu orang
informan maupun terhadap kelompok orang dalam suatu diskusi.
Sedangkan catatan lapangan dan artefak merupakan hasil dari
pengamatan atau obervasi lapangan. Catatan dokumen merupakan hasil
pengumpulan berbagai dokumen yang dapat berupa data sekunder,
seperti buku laporan, dokumentasi foto dan video.
e. Menggunakan teori sebagai acuan penelitian
Pada penelitian studi kasus, teori digunakan baik untuk menentukan
arah, konteks, maupun posisi hasil penelitian. Kajian teori dapat dilakukan
dibagian depan, tengah dan belakang proses penelitian. Pada bagian
depan, teori digunakan untuk membangun arahan dan pedoman di dalam
menjalankan kegiatan penelitian. Secara khusus, pada bagian ini, teori
dapat dipergunakan untuk membangun hipotesis, seperti halnya yang
dilakukan pada paradigma deduktif atau positivistik (VanWynsberghe dan
Khan, 2007; Eckstein, 2002; Lincoln dan Guba, 2000). Pada bagian
tengah, teori dipergunakan untuk menentukan posisi temuan-temuan
penelitian terhadap teori yang ada dan telah berkembang (Creswell, 2003,
2007). Sedangkan pada bagian belakang, teori dipergunakan untuk
menentukan posisi hasil keseluruhan penelitian terhadap teori yang ada
dan telah berkembang (Creswell, 2003, 2007).

Penelitian Studi Kasus

Melalui pemanfaatan teori tersebut, peneliti studi kasus dapat


membangun teori yang langsung terkait dengan kondisi kasus yang
ditelitinya. Kesimpulan konseptual dan teoritis yang dibangun melalui
penelitian studi kasus dapat lebih bersifat alamiah, karena sifat dari kasus
yang alamiah tersebut.

3. Jenis-jenis Studi Kasus


Stake (2005) membagi penelitian studi kasus berdasarkan
karakteristik dan fungsi kasus di dalam penelitian. Stake sangat yakin
bahwa kasus bukanlah sekedar obyek biasa, tetapi kasus diteliti karena
karakteristiknya yang khas. Hal ini sesuai dengan penjelasannya yang
menyatakan bahwa penelitian studi kasus bukanlah sekedar metoda
penelitian, tetapi adalah tentang bagaimana memilih kasus yang tepat
untuk diteliti.
Berdasarkan hal tersebut, Stake (2005) membagi penelitian studi
kasus menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu :
a. Penelitian studi kasus mendalam
Penelitian studi kasus mendalam (intrinsic case study) adalah
penelitian studi kasus yang dilakukan dengan maksud untuk yang pertama
kali dan terakhir kali meneliti tentang suatu kasus yang khusus. Hal ini
dilakukan tidak dengan maksud untuk menempatkan kasus tersebut
mewakili dari kasus lain, tetapi lebih kepada kekhususan dan
keunikannya. Pada awalnya, penelitiannya mungkin tidak bermaksud
untuk membangun teori dari penelitiannya, tetapi kelak mungkin ia akan
dapat membangun teori apabila kasus tersebut memang menjadi satusatunya di dunia. Pada umumnya, para peneliti studi kasus mendalam ini
bermaksud untuk meneliti atau menggali hal-hal yang mendasar yang
berada dibalik kasus tersebut.
b. Penelitian studi kasus intrumental

Penelitian Studi Kasus

Penelitian studi kasus intrumental (instrumental case study) adalah


penelitian studi kasus yang dilakukan dengan meneliti kasus untuk
memberikan pemahaman mendalam atau menjelaskan kembali suatu
proses generalisasi. Dengan kata lain, kasus diposisikan sebagai sarana
(instrumen) untuk menunjukkan penjelasan yang mendalam dan
pemahaman tentang sesuatu yang lain dari yang biasa dijelaskan. Melalui
kasus yang ditelitinya, peneliti bermaksud untuk menunjukkan adanya
sesuatu yang khas yang dapat dipelajari dari suatu kasus tersebut, yang
berbeda dari penjelasan yang diperoleh dari obyek-obyek lainnya.

c. Penelitian studi kasus jamak


Penelitian studi kasus jamak (collective or mutiple case study)
adalah penelitian studi kasus yang menggunakan jumlah kasus yang
banyak. Penelitian studi kasus ini adalah pengembangan dari penelitian
studi kasus instrumental, dengan menggunakan kasus yang banyak.
Asumsi dari penggunaan kasus yang banyak adalah bahwa kasus-kasus
yang digunakan di dalam penelitian studi kasus jamak mungkin secara
individual tidak dapat menggambarkan karakteristik umumnya. Masingmasing kasus mungkin menunjukkan sesuatu yang sama atau berbedabeda. Tetapi apabila dikaji secara bersama-sama atau secara kolektif,
dapat menjelaskan adanya benang merah di antara mereka, untuk
menjelaskan karakteristik umumnya.
Kasus-kasus di dalam penelitian studi kasus jamak dipilih karena
dipandang bahwa dengan memahami mereka secara kolektif, dapat
meningkatkan pemahaman terhadap sesuatu, dan bahkan dapat
memperbaiki suatu teori dengan menunjukkan fakta dan bukti yang lebih
banyak. Stake (2005) menunjukkan contoh-contoh penelitian studi kasus
kolektif adalah dengan menunjuk pada buku-buku kumpulan dari artikelartikel yang membahas suatu isu yang sama.
Secara umum studi kasus dapat dibagi menjadi :
a. Studi kasus kesejarahan mengenai organisasi, dipusatkan pada
perhatian organisasi tertentu dan dalam kurun waktu tertentu, dengan

Penelitian Studi Kasus

rnenelusuri perkembangan organisasinya. Studi ini sering kurang


memungkinkan untuk diselenggarakan, karena sumbernya kurang
mencukupi untuk dikerjakan secara minimal.
b. Studi kasus observasi, mengutamakan teknik pengumpulan datanya
melalui observasi peran-serta atau pelibatan (participant observation),
sedangkan fokus studinya pada suatu organisasi tertentu.. Bagianbagian organisasi yang menjadi fokus studinya antara lain: (a) suatu
tempat tertentu di dalam sekolah; (b) satu kelompok siswa; (c)
kegiatan sekolah.
c. Studi kasus sejarah hidup, yang mencoba mewawancarai satu orang
dengan maksud mengumpulkan narasi orang pertama dengan
kepemilikan sejarah yang khas. Wawancara sejarah hidup biasanya
mengungkap konsep karier, pengabdian hidup seseorang, dan lahir
hingga sekarang. masa remaja, sekolah. topik persahabatan dan topik
tertentu lainnya.
d. Studi kasus kemasyarakatan, merupakan studi tentang kasus
kemasyarakatan (community study) yang dipusatkan pada suatu
lingkungan tetangga atau masyarakat sekitar (kornunitas), bukannya
pada satu organisasi tertentu bagaimana studi kasus organisasi dan
studi kasus observasi.
e. Studi

kasus

analisis

situasi,

jenis

studi

kasus

ini

mencoba

menganalisis situasi terhadap peristiwa atau kejadian tertentu.


Misalnya terjadinya pengeluaran siswa pada sekolah tertentu, maka
haruslah dipelajari dari sudut pandang semua pihak yang terkait,
mulai dari siswa itu sendiri, teman-temannya, orang tuanya, kepala
sekolah, guru dan mungkin tokoh kunci lainnya.
f. Mikroethnografi, merupakan jenis studi kasus yang dilakukan pada
unit organisasi yang sangat kecil, seperti suatu bagian sebuah ruang

Penelitian Studi Kasus

kelas atau suatu kegiatan organisasi yang sangat spesifik pada anakanak yang sedang belajar menggambar.

4. Langkah-Langkah Penelitian Studi Kasus


a. Pemilihan kasus : dalam pemilihan kasus hendaknya dilakukan secara
bertujuan (purposive) dan bukan secara rambang. Kasus dapat dipilih
oleh peneliti dengan menjadikan objek orang, lingkungan, program,
proses, dan masvarakat atau unit sosial. Ukuran dan kompleksitas
objek studi kasus haruslah masuk akal, sehingga dapat diselesaikan
dengan batas waktu dan sumbersumber yang tersedia;
b. Pengumpulan data : terdapat beberapa teknik dalam pengumpulan
data, tetapi yang lebih dipakai dalarn penelitian kasus adalah
observasi, wawancara, dan analisis dokumentasi. Peneliti sebagai
instrumen penelitian, dapat menyesuaikan cara pengumpulan data
dengan

masalah

dan

lingkungan

penelitian,

serta

dapat

mengumpulkan data yang berbeda secara serentak;


c. Analisis data

: setelah

data terkumpul peneliti

dapat mulai

mengagregasi, mengorganisasi, dan mengklasifikasi data menjadi


unit-unit

yang

mengabstraksi

dapat
hal-hal

dikelola.
khusus

Agregasi
menjadi

merupakan
hal-hal

umum

proses
guna

menemukan pola umum data. Data dapat diorganisasi secara


kronologis, kategori atau dimasukkan ke dalam tipologi. Analisis data
dilakukan sejak peneliti di lapangan, sewaktu pengumpulan data dan
setelah semua data terkumpul atau setelah selesai dan lapangan;
d. Perbaikan (refinement) : meskipun semua data telah terkumpul, dalam
pendekatan studi kasus hendaknya dilakukan penvempurnaan atau
penguatan (reinforcement) data baru terhadap yang telah ditemukan.

Penelitian Studi Kasus

Pengumpulan data baru mengharuskan peneliti untuk kembali ke


lapangan dan barangkali harus membuat kategori baru, data baru
tidak bisa dikelompokkan ke dalam kategori yang sudah ada;
e. Penulisan laporan : laporan hendaknya ditulis secara komunikatif,
rnudah dibaca, dan mendeskripsikan suatu gejala atau kesatuan
sosial

secara

jelas,

sehingga

rnernudahkan

pembaca

untuk

memahami seluruh informasi penting. Laporan diharapkan dapat


membawa pembaca kedalam situasi kasus kehidupan seseorang atau
kelompok.

5. Kelebihan dan Kekurangan


1)

Kelebihan Studi Kasus


a)

Studi kasus mampu mengungkap hal-hal yang spesifik, unik


dan hal-hal yang amat mendetail yang tidak dapat diungkap
oleh studi yang lain. Studi kasus mampu mengungkap makna di
balik fenomena dalam kondisi apa adanya atau natural.

b)

Studi kasus tidak sekedar memberi laporan faktual, tetapi


juga memberi nuansa, suasana kebatinan dan pikiran-pikiran
yang berkembang dalam kasus yang menjadi bahan studi yang
tidak dapat ditangkap oleh penelitian kuantitatif yang sangat
ketat.

2)

Kelemahan Studi Kasus


Dari kacamata penelitian kuantitatif, studi kasus
dipersoalkan dari segi validitas, realiabilitas dan generalisasi.
Namun studi kasus yang sifatnya unik dan kualitatif tidak dapat
diukur dengan parameter yang digunakan dalam penelitian
kuantitatif, yang bertujuan untuk mencari generalisasi.

Penelitian Studi Kasus

10

6. Contoh Studi Kasus


-

Seorang dokter atau psikolog melakukan penelitian untuk


mengetahui mengapa remaja yang terlibat penyalahgunaan
narkoba banyak dialami oleh anak bungsu.
Dalam penelitian ini yang diteliti hanya satu subjek yaitu
penyalahgunaan narkoba oleh anak bungsu, tapi penelitian
dilakukan lebih mendalam berfokus pada karakteristik dari anak
bungsu. Faktor yang diteliti misalnya latar belakang keluarga,
lingkungan sosial, sifat khusus anak bungsu dan perlakuan dalam

keluarga.
Penelitian yang dilakukan terhadap sebuah perguruan tinggi yang
tadinya mahasiswanya banyak, namun setelah seiring penggantian
pimpinan, terjadi penurunan jumlah mahasiswa yang bisa berakibat
ditutupnya perguruan tinggi tersebut.

RANGKUMAN
1.

Penelitian studi kasus merupakan pengujian


secara rinci terhadap satu latar, orang, subjek, tempat atau peristiwa

2.

tertentu yang diteliti secara mendalam.


Studi kasus ini memiliki beberapa ciri-ciri atau
karakteristik, yaitu diantaranya (1) menempatkan obyek penelitian
sebagai kasus, (2) memandang kasus sebagai fenomena yang
bersifat kontemporer, (3) dilakukan pada kondisi kehidupan
sebenarnya, (4) menggunakan berbagai sumber data, (5)

3.

menggunakan teori sebagai acuan penelitian.


Dalam penelitian studi kasus ini, ada beberapa
langkah yang harus kita lakukan agar proses penelitian ini dapat
terlaksana atau menjadi penelitian yang baik yaitu pemilihan kasus
pengumpulan data analisis data perbaikan penulisan laporan.

Penelitian Studi Kasus

11

SARAN
Memahami orientasi teoritik dan jenis studi yang akan dipilih maka
setidak-tidaknya seorang peneliti telah atau akan mempersiapkan diri
sebelum melakukan penelitian. Untuk dapat mengatasi kesulitan dalam
menentukan orientasi teoritik pemilihan pokok studi, terutama dalam studi
kasus, Guba dan Lincoln (1987) memberikan saran-saran yaitu :
-

Bagi peneliti pemula hendaknya banyak membaca sebanyak


mungkin laporan-laporan kasus yang ada sehingga mereka dapat
mempelajari bagaimana para peneliti menyusunnya.

Mereka hendaknya bergabung dengan para penulis kasus yang


baik untuk memahami bagaimana mereka bekerja. Ketiga, mereka
harus berlatih menulis laporan kasus, dan terakhir, mereka harus
meminta kritik-kritik yang positif dan para ahli.

Penelitian Studi Kasus

12

DAFTAR PUSTAKA
Maulani dan Cahyana, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung, 2010
Ghani dan Almansur, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, 2012
http://waskitamandiribk.wordpress.com/2010/06/29/pedoman-penelitiankualitatif-studi-kasus/

Penelitian Studi Kasus

13

Makalah
PENELITIAN STUDI KASUS
( CASE STUDY RESEARCH )
Mata Kuliah : Kawasan Penelitian
Dalam Teknologi Pendidikan
Dosen

: Dr. Khaerudin, M.Pd

Oleh
KELOMPOK 5
IRWAN BAKHTI

7116150006

SAYID BUKHARI

7116150011

ARFAH HARTIKA SARI

7116150002

PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2016

Penelitian Studi Kasus

Você também pode gostar