Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PEMBAHASAN
A. KONSEP DASAR MEDIK
1. PENGERTIAN
a. Fibrilasi atrium adalah distritmia atrium yang terjadi sewaktu atrium
berdenyut dengan kecepatan lebih dari 350-600x/menit. Depolarisasi
ventrikel menjadi ireguler dan mungkin dapat mengikuti depolarisasi
atrium mungkin pula tidak. Pengisian ventrikel tidak secara total
bergantung pada kontraksi atrium yang terorganisasi, sehingga aliran
darah yang masuk dan keluar ventrikel biasanya cukup kecuali pada
waktu-waktu
terjadi
peningkatan
kebutuhan
misalnya,
selama
2. ETIOLOGI
3. ANATOMI FISIOLOGI
a. Elektrofisiologi jantung
Ada 3 jenis kumpulan sel-sel jantung yang dapat membangkitkan arus
listrik, yakni;
a) Sel-sel pacemaker (nodus SA, nodus AV),
b) Jaringan konduksi khusus (serat-serat purkinje), dan
c) Sel-sel otot ventrikel dan atrium.
Stimulasi listrik atau potensial aksi yang terjadi pada ketiga selsel khusus ini dihasilkan oleh interaksi ionik transmembran, yaitu
berupa transport berbagai ion utama melalui kanal-kanal khusus yang
melewati
membran bilayer
depolarisasi
disebutrepolarisasi.Karena
depolarisasi
(sel-sel
pacemaker
akan
terpacu
lebih
cepat),
berdepolarisasi
spontan
untuk
mencapai
tegangan
fase
4.
Cetusan
ini
disebutafter-depolarization. Bila
atrium
di
antara
vena
pulmonalis
atau vena
caval
dan
terjadinya reentry.
terhambatnya
konduksi
akan
memfasilitasi
tidak
adequat
memompa
darah
selama
AF
atrial
fibrilasi
berdasarkan
waktu
timbulnya
dan
Keterangan
AF paroksimal
AF persisten
AF permanen
>100x/menit
disebut
atrial
fibrilasi rapid
ventricular
respon (RVR).
2) Gelombang P tidak ada atau jikapun ada menunjukkan depolarisasi
cepat dan kecil sehingga bentuknya tidak dapat didefinisikan
3) Interval segmen PR tidak dapat diukur
4) Kecepatan QRS biasanya normal atau cepat
5) Foto Rontgen Toraks : Gambaran emboli paru, pneumonia, PPOM,
kor pulmonal.
6) Ekokardiografi untuk melihat antara lain kelainan katup, ukuran
dari atrium dan ventrikel, hipertrofi ventrikel kiri, fungsi ventrikel
kiri, obstruksi outflow dan
7) TEE ( Trans Esophago Echocardiography ) untuk melihat trombus
di atrium kiri.
8. PENATALAKSANAAN
AF paroksismal yang singkat, tujuan strategi pengobatan adalah
dipusatkan pada kontrol aritmianya (rhytm control).Namun pada pasien
dengan AF yang persisten, terkadang kita dihadapkan pada dilema apakah
mencoba mengembalikan ke irama sinus (rhytm control) atau hanya
mengendalikan laju denyut ventrikular (rate control) saja.
Terdapat 3 kategori tujuan perawatan AF yaitu :
a. Terapi profilaksis untuk mencegah tromboemboli,
b. Mengembalikan kerja ventrikuler dalam rentang normal, dan
c. Memperbaiki irama yang tidak teratur.
Berikut penatalaksanaan AF berdasarkan Standar Pelayanan Medik (SPM)
RS Harapan Kita Edisi III 2009, yaitu:
a. Farmakologi
1) Rhythm control,
Tujuannya adalah untuk mengembalikan ke irama sinus / irama
jantung yang normal.
a) Diberikan anti-aritmia gol. I (quinidine, disopiramide dan
propafenon).
b) Untuk
gol.III
dapat
diberikanamiodaron.
Dapat
juga
pemasangan
pacu
jantung
kamar
tunggal
(single chamber).
3) Ablasi kateter
Ablasi saat ini dapat dilakukan secara bedah (MAZE procedure)
dan transkateter.Ablasi transkateter difokuskan pada vena-vena
pulmonalis sebagai trigger terjadinya AF. Ablasi nodus AV
dilakukan pada penderita AF permanen, sekaligus pemasangan
pacu jantung permanen
9. KOMPLIKASI
a. Cardiac arrest / gagal jantung
b. Stroke
c. Dimensia
B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Aktivitas / istirahat
Keluhan kelemahan fisik secara umum dan keletihan berlebihan.Temuan
fisik berupa disritmia, perubahan tekanan darah dan denyut jantung saa
aktivitas.
b. Sirkulasi
CHF.
Riwayat
insersi
pacemaker.
Nadi
cepat/lambat/tidak
disorientasi,confusion,kehilangan
memori,
perubahan
pola
h. Psikologis
Merasa cemas , takut, menarik diri, marah, menangis, dan mudah
tersinggung.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan Gangguan kontraktilitas
b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran
kapiler-alveolar.
c. Nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan
d. Intolerans aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
N
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1.
TUJUAN + KH
INTERVENSI
Penurunan curah
Tujuan
1. Auskultasi
jantung
Klien akan:
berhubungan
dengan Gangguan
kontraktilitas
diterima
kaji 1. Biasnya
untuk
kerja
kontraktilitas
ventrikel.
2. S1 dan S2 mungkin lemah
terhadp
pucat
dan
sianosis
karena
menurunnya
kerja
takikardi
mengkompensasi
penurunan
4. Pantau TD
kulit
terjadi
penurunan 5. Kaji
jantung.
mengurangi
apical
nadi
RASIONAL
nasal/masker
dan
obat
Murmur
dapat
menunjukkan
Inkompetensi/stenosis katup.
3. Penurunan curah jantung dapat
dipalpasi
dan
pulse
alternan.
4. Pada GJK dini, sedang atau
kronis
tekanan
drah
dapat
tidak
mampu
lagi
mengkompensasi danhipotensi
tidak dapat norml lagi.
5. Pucat
menunjukkan
menurunnya
ekunder
perfusi
perifer
terhadap
tidak
dekutnya
vasokontriksi
curh
dan
jantung;
anemia.
karena
peningkatan
kongesti vena.
6. Meningkatkn sediaan oksigen
untuk
kebutuhan
untuk
melawan
miokard
efek
digunakan
meningkatkan
sekuncup,
untuk
volume
memperbaiki
2.
Gangguan
pertukaran gas
berhubungan
dengan perubahan
membran kapileralveolus.
Tujuan
Klien akan :
Mendemonstrasikan
4. Kolaborasi dalam
pernapasan., Berpartisipasi
oksimetri.
dalam btas
sesuai indikasi
kemampuan/situasi.
menyatakan
Nyeri berhubungan
1. 1. Selidiki
keluhan
dada,
dan
1. untuk
menurunkan
dengan iskemia
perhatikan
factor
jaringan
emosional pasien.
2. mengarahkan
perhatian,
petunjuk
nyamanan
awitan
nyeri
nonverbal
ketidak
2. lingkungan
tindakan
perubahan
yang
tenang
dan
kenyamanan
posisi,
mis:
masasage
Nyeri
terletak
subternal
secara
khas
dan
dapat
Intolerans aktivitas
berhubungan
Tujuan
dengan kelemahan/
kelelahan
diinginkan, memenuhi
beta.
meningkatkan volume
pucat.
dpat menyebabkan
DAFTAR PUSTAKA
Bellone, A., Etteri, M., Vettorello, M., et all. (2011). Cardioversion of acute atrial
fibrilation in the emergency department: A Prospective Randomized Trial.
Emergency Medicine Journal.
Chang, Esther. 2009. Patofisiologi: Aplikasi Pada Praktik Keperawatan. Jakarta:
EGC
Corwin, Elizabeth J. 2009. Patofisiologi: Buku Saku. Jakarta: EGC
Dharma, Surya. 2012, Pedoman Praktis Sistematika Interpretasi EKG, Jakarta :
EGC
Setiati, Siti. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Internal Publishing