Você está na página 1de 20

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

PERTANIAN ORGANIK
Pengaruh Pupuk Kandang dan Crotalaria juncea L.
pada Tanaman Jagung (Zea Mays)

Disusun Oleh:
Basa Uli Simanjuntak

125040101111166

Kelas A

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


JURUSAN SOSIAL EKONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertanian merupakan salah satu kegiatan paling mendasar bagi manusia,
karena semua orang perlu makan setiap hari. Pangan organik adalah pangan
yang diproduksi tanpa pupuk kimia atau artifisial dan atau pestisida sintetis,
tetapi menggunakan pupuk organik seperti menur dari kotoran dan feses
ternak, yang dikenal sebagai pupuk kandang serta kompos. mengonsumsi
makanan sehat atau makanan berbasis material-material organik kini menjadi
pilihan sejumlah orang. Kesadaran tentang bahaya yang ditimbulkan oleh
pemakaian bahan kimia sintetis dalam pertanian menjadikan pertanian organik
menarik perhatian baik di tingkat produsen maupun konsumen.
Kebanyakan konsumen akan memilih bahan pangan yang aman bagi
kesehatan dan ramah lingkungan, sehingga mendorong meningkatnya
permintaan produk organik. Pola hidup sehat yang akrab lingkungan telah
menjadi trend baru

dan telah melembaga secara internasional yang

mensyaratkan jaminan bahwa produk pertanian harus beratribut aman


dikonsumsi (food safety attributes), kandungan nutrisi tinggi (nutritional
attributes), dan ramah lingkungan (eco-labelling attributes).
Prinsip-prinsip yang diterapkan dalam pertanian dengan pengertian
luas, termasuk bagaimana manusia memelihara tanah, air, tanaman, dan hewan
untuk menghasilkan, mempersiapkan dan menyalurkan pangan dan produk
lainnya.

Prinsip-prinsip

tersebut

menyangkut

bagaimana

manusia

berhubungan dengan lingkungan hidup, berhubungan satu sama lain dan


menentukan warisan untuk generasi mendatang. Prinsip-prinsip tersebut
mengilhami gerakan organik dengan segala keberagamannya termasuk bagi
mahasiswa Universitas Brawijaya yang mulai mengajarkan pertanian organik
dibeberapa kegiatan paraktikum. Prinsip pertanian organik penting diterapkan
di Indonesia karena prinsip ini juga mendukung keberlanjutan pertanian di
Indonesia.

Pertanian organik adalah suatu sistem manajemen berproduksi secara


ekologi yang mempromosikan dan meningkatkan biodiversitas, siklus
biologis, dan keaktifan biologi tanah. Sistem tersebut dilaksanakan
berdasarkan asupan bahan dari luar ladang pertanian seminimal mungkin dan
dalam praktik manajemennya mampu mengembalikan atau mempertahankan
dan meningkatkan terjadinya harmoni ekologi.
1.2 Tujuan Praktikum
1. Mengetahui secara teori dan praktik dalam bertani secara organik.
2. Mengetahui

perbandingan

pertumbuhan

tanaman

jagung

dengan

menggunakan beberapa perlakuan.


3. Mengetahui peran pupuk kandang dalam penerapan prinsip pertanian
organik.
4. Mengetahui peran Crotalaria juncea dalam penerapan prinsip pertanian
organik.
5. Mengetahui

pentingnya

bagi

kelansungan

hidup

manusia

dan

lingkungannya.
6. Mengetahui secara teori dan praktik dalam aplikasi dalam bertani secara
organik.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pertumbuhan Tanaman Jagung
Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya
diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap
pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif.
Kingdom

: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)


Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi

: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas

: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)

Sub Kelas

: Commelinidae

Ordo

: Poales

Famili

: Poaceae (suku rumput-rumputan)

Genus

: Zea

Spesies

: Zea mays L. (Tjitrosoepomo, 1985)

Tanaman jagung manis (Zea mays saccharata Sturt) atau sweet corn
ialah salah satu tanaman pangan yang mempunyai prospek penting di
Indonesia. Hal ini disebabkan jagung manis memiliki rasa yang lebih manis
dibandingkan dengan jagung biasa, sehingga jagung manis banyak
dikonsumsi oleh masyarakat. Rasa manis pada biji jagung manis disebabkan
oleh tingginya kadar gula pada endosperm biji jagung manis yang berkisar
1314% sedangkan kadar gula jagung biasa hanya 23% (Palungkun dan
Budiarti, 1991).
Perkecambahan benih jagung terjadi ketika radikula muncul dari kulit
biji. Benih jagung akan berkecambah jika kadar air benih pada saat di dalam
tanah meningkat >30% (McWilliams et al. 1999).
Jagung adalah tanaman rerumputan tropis yang sangat adaptif
terhadap perubahan iklim dan memiliki masa hidup 70-210 hari. Jagung dapat
tumbuh hingga ketinggian 3 meter. Jagung memiliki nama latin Zea mays.
Tidak seperti tanaman biji-bijian lain, tanamn jagung merupakan satu satunya

tanaman yang bunga jantan dan betinanya terpisah (Belfield dan Brown,
2008).
Jagung dapat menghasilkan hasil panen melimpah dengan curah hujan
300 mm perbulan. Jika kurang dari 300 mm perbulan akan mengakibatkan
kerusakan pada tanaman jagung, namun demikian, faktor dari kelembapan
tanah juga berdampak pada berkurangnya hasil panen (Belfield dan Brown,
2008).
2.2 Peran Crotalaria Juncea bagi Tanah dan Tanaman
Crotalaria juncea L. ialah tanaman Leguminoceae yang dapat
dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan berpotensi sebagai pupuk hijau.
Selain itu tanaman tersebut dapat menghasilkan biomassa dengan cepat,
tinggi kandungan air dan N serta mempunyai perakaran yang dalam sehingga
dapat memompa unsur hara ke lapisan permukaan (Sutejo, 2002).
Selain itu Crotalaria juncea L. ialah tanaman dapat menjadi sumber N
yang berasal dari bagian vegetatif tanaman dan hasil fiksasi N2 udara maupun
N dalam tanah oleh bintil akar tanaman yang bersimbiosis dengan bakteri
Rhizobium sp. sehingga diharapkan mampu menambah kandungan N dalam
tanah. Kandungan nitrogen maksimum dalam tanaman orok orok terjadi
pada saat sebelum awal masa pembungaan (Anonymous, 2002).
Pada umur 14 hari setelah tanam, tanaman orok orok mengandung
5.25% N dan 69.55% bahan organik, pada umur 30 hari setelah tanam
mengandung 4.29% N dan 66.85% bahan organik, sedangkan pada saat umur
42 hari setelah tanam mengandung 2.49% N dan 66.78% bahan organik
(Noviastuti, 2006).
Hasil penelitian Raihan et.al., (2001) menyatakan bahwa pupuk hijau
dari jenis C. juncea L. menghasilkan tinggi tanaman jagung yang tertinggi
dibanding bahan organik lain. Pengaplikasian pupuk hijau ada dua cara yaitu
dengan membenamkan dan dipakai sebagai mulsa. Aplikasi dengan
pembenaman lebih efektif daripada dengan cara dimulsakan, karena dapat
mengurangi terjadinya evaporasi pada bahan organik. Pembenaman pupuk
hijau yang segar lebih baik daripada pembenaman pupuk hijau yang dicabut

beberapa hari sebelum waktunya dibenamkan. Bahan organik segar apabila


dibenamkan ke dalam tanah maka bahan organik tersebut akan mengalami
proses dekomposisi.
2.3 Peran Pupuk Kandang bagi Tanah dan Tanaman
Pupuk kandang didefinisikan sebagai semua produk buangan dari
binatang peliharaan yang dapat digunakan untuk menambah hara,
memperbaiki sifat fisik, dan biologi tanah. Apabila dalam memelihara ternak
tersebut diberi alas seperti sekam pada ayam, jerami pada sapi, kerbau dan
kuda, maka alas tersebut akan dicampur menjadi satu kesatuan dan disebut
sebagai pukan pula. Beberapa petani di beberapa daerah memisahkan antara
pukan padat dan cair (Sumarsono, 2005).
Menurut Wiryanta (2003), menyatakan bahwa untuk mempercepat
produksi maksimal dilakukan pemberian nutrisi pada tanaman salah satunya
adalah pemberian pupuk kandang.
Pemberian bahan organik pupuk kandang selain menyumbangkan unsur
hara yang dikandungnya, tetapi juga dapat meningkatkan ketersediaan unsur
hara lain dalam tanah. Pemberian pupuk kandang dapat menghemat pupuk N,
tetapi juga dapat mengurangi penggunaan pupuk P dan K serta menigkatkan
hasil produksi tanaman rumput gajah.
Menurut Havlin et al. (1999) yang menyatakan bahwa pemberian bahan
organik pada tanah dapat meningkatkan ketersediaan P untuk tanaman, karena
bahan organik didalam tanah berperan dalam hal (1) pembentukan kompleks
organofosfat yang mudah diassimilasi oleh tanaman, (2) penggantian anion
H2PO4- pada tapak jerapan, (3) penyelimutan oksida Fe/Al oleh humus yang
membentuk

lapisan

pelindung

dan

mengurangi

penjerapan

P, (4)

meningkatkan jumlah P organik yang dimineralisasi menjadi P anrganik.


Pengaruh pemberian pupuk kandang terhadap pertumbuhan rumput
gajah sangat memperngaruhi produktifitas rumput gajah tersebut. Hal ini
disebabkan karena penggunaan pupuk kandang bagi tanah secaara kimia
memberikan keuntungan menambha unsur hara terutama NPK dan

meningkatkan KPK serta secara biologi dapat meningkatkan aktifitas


mikroorganisme tanah (Allison, 1973).
Susetyo (1985) menambahkan, NPK mangandung beberapa unsur,
antara lain unsur nitrogen (N) yang berfungsi dalam sintesis protein,
sedangkan protein berfungsi sebagai pembangun protoplasma untuk
membentuk organ-organ tanaman. Unsur fosfor (P) berfungsi

untuk

pertumbuhan akar maupun pada bagian atas tanaman seperti batang dan daun.
Manfaat lain fosfor yaitu untuk memacu pertumbuhan akar, merangsang
pertumbuhan jaringan tanaman yang membentuk titik tumbuh tanaman,
memacu pertumbuhan bunga dan pemasakan buah, memperbesar prosentase
terbentuknya bunga menjadi buah dan biji dan menambah daya tahan
terhadap hama penyakit (Reksohadiprodjo, 1985).
Unsur kalium (K) berguna untuk menambah sintesa dan translokasi
karbohidrat, sehingga mempercepat ketebalan dinding sel dan kekuatan
tangkai (Reksohadiprodjo, 1985). Apabila terjadi defisiensi kalium maka akan
tampak daun yang hangus pada sebagian tanaman (Susetyo, 1985).
Pemberian

pupuk

kandang

dapat

memperbaiki

kondisi

lingkungan

pertumbuhan tanaman yang pada akhirnya mampu meningkatkan hasil


produksi suatu tanaman. Bahan organik dapat memperbaiki sifat fisik dan
kimia tanah juga dapat meningkatkan jumlah dan aktifitas mikroorganisme
tanah (Hsieh dah Hsieh, 1990).
Perombakan bahan organik akan menyumbangkan unsur hara yang
dikandungnya untuk tanaman. Hasil penelitian Susetyo (1969) menunjukkan
pupuk kandang kotoran sapi mempunyai kadar N 0,92%, P 0,23%, K 1,03%,
Ca 0,38%, Mg 0,38%, yang akan dapat dimanfaatkan oleh tanaman kalau
sudah terurai. Peningkatan hasil produksi tanaman dengan pemberian pupuk
kandang bukan saja karena pupuk kandang merupakan sumber hara N dan
juga unsur har lainnya untuk pertumbuhan tanaman, selain itu pupuk kandang
juga berfungsi dalam meningkatkan daya pegang tanah terhadap pupuk yang
diberikan dan meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah (Karama,
1990).

Pemberian bahan organik pupuk kandang selain meningkatkan


kapasitas tukar kation juga dapat meningkatkan kemampuan tanah menahan
air, sehingga unsur hara yang ada dalam tanah maupun yang ditambahkan
dari luar tidak mudah larut dan hilang, unsur hara tersebut tersedia bagi
tanaman. Pada tanah yang kandungan pasirnya lebih dari 30% dan kandungan
bahan organiknya tergolong rendah dan sasngat memerlukan pemberian
bahan organik untuk meningkatkan produksi dan mengefisiensikan
pemupukan.

BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan dilaksanakan setiap minggu yaitu pada hari
Rabu atau hari Sabtu pada pukul 06.00 pada tanggal 27 September sampai 10
November. Praktikum dilakukan di kebun yang sudah disediakan oleh
Universitas Brawijaya sebagai lokasi Praktikum matakuliah Pertanian
Organik di Sengkaling, Kecamatan Dau, Kota Batu.
3.2 Alat dan Bahan
Alat:
-

Cangkul

: untuk menggemburkan tanah dan membentuk bedengan

Ember

: untuk menyiram tanaman

Papan nama : untuk membuat nama setiap bedengan

Penggaris

: untuk mengukur jarak tanam dan setiap parameter

alat tulis

: untuk mencatat hasil pengamatan

Bahan:
-

tanah

: sebagai media tumbuh tanaman

air

: sebagai unsur hara tanaman

benih Crotalaria juncea L. : sebagai nutrisi organik bagi tanaman

benih jagung : sebagai tanaman budidaya

pupuk anorganik: sebagai unsur hara dan nutrisi bagi tanaman

3.3 Cara Kerja (diagram alir dan disertai dokumentasi)

Persiapan Lahan
Membuat bedengan

Menyiram bedengan hingga lembab

Penanaman Crotalaria juncea L.


Membuat larikan masing-masing 2 larikan tiap bedeng

Menaburkan benih Crotalaria juncea L. pada tiap-tiap larikan

Menyiram setiap hari

Mencabut tanaman Crotalaria juncea L. setelah 2-3 minggu

Membenamkan Crotalaria juncea L. ke dalam tanah

Penanaman jagung dengan perlakuan Anorganik


Persiapan lahan dengan membuat bedengan

Menyiram bedengan

Membuat lubang sebanyak 15 di kiri dan kanan bedengan, dengan jarak antar lubang 20

Menanam benih jagung, tiap lubang 2 benih dan menutup lubangnya kembali

Perawatan tanaman setiap minggunya


Mencabut gulma yang ada di sekitar tanaman dalam 1 bedng

Menyiram tanaman dengan air menggunakan ember 1 bedeng

Penyulaman
Membongkar bagian larik tanah yang benihnya tidak tumbuh

Menanam tanaman jagung yang masih mudah pada lubang tersebut

Pemupukan
Membenamkan pupuk anorganik kira 5 cm dari tanaman jagung

Melakukan pengamatan setiap minggu


Pengamatan

engamati pertumbuhan tanaman dengan menggunakan paramater tinggi tanaman, jumlah daun, da

Mencatat hasil pengamatan

Dokumentasi

Pengolahan tanah

Penyiraman tanah

Penyulaman

Pemupukan

Pengukuran tinggi tanaman Pengukuran panjang daun

Pembibitan

Tanaman jagung

Pengukuran lebar daun

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Grafik Perbandingan Hasil Pengamatan Pertumbuhan
Grafik Rata-Rata Tinggi Tanaman Jagung pada Semua Perlakuan

Tinggi Tanaman
50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0

Minggu 1
Minggu 2
Minggu 3

Grafik Rata-Rata Jumlah Daun Tanaman Jagung pada Semua Perlakuan

Jumlah Daun
8
7
6
Minggu 1

Minggu 2
Minggu 3

4
3
2
1
0

Kontrol

Pupuk Anorganik Pupuk Kandang

C.Juncea

Grafik Rata-Rata Luas Daun Tanaman Jagung pada Semua Perlakuan

Luas Daun
350
300
250

Minggu 1
Minggu 2

200

Minggu 3
150
100
50
0

Kontrol

Pupuk Anorganik Pupuk Kandang

C.Juncea

4.2 Pembahasan (Perbandingan dengan Literature)


4.2.1 Pembahasan tinggi tanaman
Hasil percobaan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
interaksi pada parameter tinggi tanaman yang menunjukkan bahwa
pemberian pupuk hijau apakah itu Crotalaria juncea tanpa pemberian
pupuk anorganik memberikan tinggi yang nyata lebih tinggi
dibandingkan tanaman jagung yang mendapat perlakuan pupuk
kandang, pupuk anorganik bahkan tanpa perlakuan.
Hasil tertinggi pada minggu pertama yaitu pada perlakuan
Crotalaria juncea L. yaitu 19,3 cm. Sedangkan pada minggu kedua
nilai tertinggi ada pada perlakuan pupuk kandang yaitu 31,1 cm. Pada
minggu terakhir yaitu minggu ketiga, nilai tertinggi kembali pada
perlakuan Crotalaria juncea L. yaitu 45,6. Sedangkan tinggi tanaman
yang paling rendah adalah pada tanaman jagung tanpa perlakuan.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Fahdiana dan Nawir
(2006), yang menyatakan bahwa makin tinggi takaran N, pupuk hijau
dan pupuk kandang yang diberikan maka semakin tinggi tanaman.
Nitrogen merupakan unsur yang diperlukan untuk pertumbuhan
vegetatif tanaman terutama daun, pertambahan tunas dan menambah

tinggi tanaman (H.B.Jumin, 2002). Tersedianya nitrogen maka tanaman


akan membentuk bagian-bagian vegetatif yang cepat, yang disebabkan
karena jaringan meristem yang akan melakukan pembelahan sel,
perpanjangan dan pembesaran sel-sel baru dan protoplasma sehingga
pertumbuhan tanaman berlangsung dengan baik.
Selanjutnya St. Subaedah (2006) menemukan dalam hasil
penelitiannya bahwa pemupukan nitrogen sebesar 45-90 kg/ha
berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman yang diperoleh antara
187,52-197,10 cm bilamana dibandingkan dengan tanpa pemupukan
nitrogen yang hanya menghasilkan tinggi tanaman sebesar 171,92 cm.
4.2.2 Pembahasan jumlah daun tanaman
Sama halnya dengan pengamatan tinggi tanaman, dari hasil
percobaan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh interaksi pada
parameter jumlah daun tanaman yang menunjukkan bahwa pemberian
pupuk hijau apakah itu Crotalaria juncea L. tanpa pemberian pupuk
anorganik

memnghasilkan

jumlah

daun

yang

lebih

banyak

dibandingkan pada tanaman jagung yang mendapat perlakuan pupuk


kandang, pupuk anorganik bahkan tanpa perlakuan.
Jumlah daun hasil terbanyak adalah pada perlakuan Crotalaria
juncea L. pada minggu kedua, sedangkan pada minggu ketiga menurun
menjadi 6.Penurunan jumlah daun ini mungkin saja terjadi karena ada
daun yang patah ataupun rusak. Rata-rata jumlah daun terbanyak adalah
pada perlakuan Crotalaria juncea L. Sedangkan jumlah daun pada
perlakuan pupuk anorganik maupun pupuk kandang adalah sama.
Fosfor (P) merupakan unsur hara makro esensial yang berperan
penting dalam penyediaan energi kimia yang dibutuhkan pada hampir
semua kegiatan metabolisme tanaman. Secara umum peranan P dalam
tanaman adalah mempercepat pertumbuhan akar semai, mempercepat
serta memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi tanaman
dewasa (Sutedjo, 1995).

P berperan dalam mempercepat pertumbuhan akar semai,


mempercepat serta memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi
tanaman dewasa pada umumnya, mempercepat pembungaan dan
pemasakan buah, biji atau gabah dan meningkatkan produksi biji-bijian
(Zubir Marsuni, dkk, 2013).
Pembahasan luas daun tanaman
Pada pengamatan dengan menggunakan parameter luas daun
tanaman, yang mana luas daun yang diamati adalah daun bagian bawah,
tengah dan bagian atas. Kemudian hasil pengamatan dibagi 2 untuk
menemukan nilai rata-rata.hasil yang ditemukan adalah rata-rata luas
daun adalah pada perlakuan pupuk kandang pada minggu ketiga yaitu
senilai 286,83 cm2. Sedangkan pada perlakuan Crotalaria juncea L.
luas daun yang terluas adalah 283,4 yaitu pada minggu ketiga. Baik
pada perlakuan pupuk kandang maupun Crotalaria juncea L.
memberikan hasil nyata terhadap luas daun jika dibandingkan dengan
tanaman jagung yang tanpa perlakuan dan perlakuan pupuk anorganik.
Peningkatan N total tanah dan P tersedia ini sangat membantu
pertumbuhan tanaman jagung, karena N dan P merupakan unsur hara
makro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar. N berperan untuk
meningkatkan pertumbuhan tanaman, menyehatkan pertumbuhan daun,
daun tanaman lebar dengan warna yang lebih hijau, meningkatkan
kadar protein dalam jaringan tanaman, meningkatkan kualitas tanaman
penghasil

daun-daunan,

meningkatkan

berkembangnya

mikro-

organisme di dalam tanah. Sebagaimana diketahui hal itu penting sekali


bagi kelangsungan pelapukan bahan organik (Sutedjo, 2002).

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kebutuhan dan efisinesi pemupukan ditentukan oleh faktor yang
saling berkaitan antara ketersediaan hara dalam tanah dengan kebutuhan hara
tanaman. Pemupukan yang kurang dari keperluan tanaman akan menjadikan
tidak optimalnya produksi. Kelebihan pemupukan juga berarti pemborosan,
yang dapat menyebabkan tanaman rentan terhadap serangan hama penyakit,
dan dalam jangka lama dapat menyebabkan terjadinya pecemaran lingkungan,
seperti populasi nitrat dalam air minum yang tercemar.
Pupuk hijau Crotalaria juncea mempunyai potensi yang lebih baik
untuk dijadikan sumber unsur hara N dan P, selanjutnya Crotalaria juncea
mampu meningkatkan ketersediaan N total tanah. Interaksi antara pupuk hijau
Crotalaria juncea dengan pemupukan organik dan anorganik serta tanpa
perlakuan menghasilkan pertumbuhan tanaman jagung yang lebih tinggi.
Pemberian pupuk kandang dapat memperbaiki kondisi lingkungan
pertumbuhan tanaman yang pada akhirnya mampu meningkatkan hasil
produksi suatu tanaman. Bahan organik selain dapat memperbaiki fisik dan
kimia tanah, juga dapat meningkatkan jumlah dan aktifitas mikroorganisme
tanah.
5.2 Saran
Perlu adanya peelitian lebih lanjut dengan kombinasi pupuk organik,
anorganik serta Crotalaria juncea L. yang berbeda yaitu diakukan
peningkatan terhadap dosis pupuk organik dan Crotalaria juncea L. pada
umur yang sesuai yakni 28 hari serta pengurangan dosis pupuk anorganik
yang dapat memberikan masukan bagi penerapan pertanian organik yang
menuju pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture).

DAFTAR PUSTAKA

Allison, F.E., 1973. Soil Organic Matter and Its Role in Crop Production. Elsevier
Sientific Publishing Co., Amsterdam VI + 637p.
Anonymous.

2002.

Tropic

sun,

Sunn

Hemp

Crotalaria

juncea

L.

http://www2.ctahr.hawaii.edu/sustainag/greenmanures/tropicsunnhemp.asp.
Belfield, Stephanie & Brown, Christine. 2008. Field Crop Manual. Maize (A
Guide to Upland Production in Cambodia). Canberra.
Fahdiana, M.A. Nawir. 2006. Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung
Melalui Pemberian N-urea dan Pupuk Organik. Prosiding, Seminar dan
Lokakarya Nasional. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian.
Halvin, J.L. , S.M. Tisdale., W.L. Nelson, and J.D. Beaton. 1999. Soil Fertility
and Fertilizer. An Introduction to Nutrient Management. Prentice Hall, Inc.
499 p.
Hsieh, S.C. and C. F. Hsieh. 1990. The use of organic matter in crop production.
Paper Presented at Seminar on The Use of Organic Fertilizer in Crop
Production at Soweon, South Korea, 18-24 June 1990.
H.B. Jumin. 2002. Agronomi. Raja Grafindo Persada.
Karama A.S. 1990. Penggunaan pupuk dalam produksi pertanian. Makalah
disampaikan pada Seminar Puslitbang Tanaman Pangan, 4 Agustus 1999 di
Bogor.
Marsuni, Zubir, dkk. 2013. Analisis Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea Mays L.)
Dengan Pemberian Pupuk Hijau Crotalaria juncea dan Calopogonium
Muconoides Disertai Pemupukan N Dan P. Seminar Nasional Srealia.
McWilliams, D.A., D.R. Berglund, and G.J. Endres. 1999. Corn growth and
management quick guide.www.ag.ndsu.edu.
Noviastuti, E.T. 2006. Pengaruh jarak tanam dan jumlah tanaman per lubang
tanam pada pertumbuhan dan hasil tanaman orok-orok (Crotalaria juncea
L.) Skripsi. Universitas Brawijaya. Malang. pp. 24
Reksohadiprodjo, S. 1985. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropik.
Subaedah, St. 2006. Pengaruh Pengelolaan Tanah dan Pemupukan Nitrogen.
Prosiding, Seminar dan Lokakarya Nasional. Pusat Penelitian dan

Pengembangan Tanaman Pangan Badan Penelitian dan Pengembangan


Pertanian Departemen Pertanian.p. 289-295
Sumarsono. 2005. Peranan pupuk organik untuk perbaikan penampilan dan
produksi hijauan rumput gajah pada tanah cekaman salinitas dan
kemasaman. Makalah disajikan Pada Seminar Prospek Pengembangan
Peternakan Tampa Limbah, Jurusan Produksi Ternak Fakultas Pertanian
UNS, Surakarta 5 September 2005.
Susetyo, S., Kismoro dan B. Suwardi. 1969. Hijauan Makanan Ternak. Direktorat
Peternakan Rakyat. Dirjen Departemen Pertanian. Jakarta
Sutejo, M. M. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. PT Rineka Cipta. Jakarta.
pp.177
Tjitrosoepomo, Gembong. 1985. Morfologi Tumbuhan. 81-82, 126, 236-237.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

LAMPIRAN
Perhitungan Pupuk
Diketahui luas 1 bedeng 3 m x 1 m

=3m

Luas 5 bedeng 3 m x 5 m

= 15 m

Luas lahan

= 1 ha

Rekomendasi Dosis pupuk

= 20 ton/ ha

Ditanya pupuk yang dibutuhkan untuk 1 bedeng ?


Ditanya pupuk yang dibutuhkan untuk 5 bedeng ?
Jawaban :
1. 1 bedeng
Kebutuhan pupuk =

luas 1 bedeng
luas lahan

Kebutuhan pupuk =

3m
1 ha

x rekomendasi dosis pupuk

x 20 ton/ha

= 0,0003 x 20 = 0,006 ton tiap bedeng


= 0,006 x 1000 = 6 kg
= 6 kg / 30 tanaman
= 0,2 kg per tanaman
Jadi, pupuk yang digunakan untuk satu tanaman jagung dengan luas lahan
3 m sebesar 0,2 kg.
2. 5 bedeng
Kebutuhan pupuk =

luas 1 bedeng
luas lahan

Kebutuhan pupuk =

15 m
1 ha

x rekomendasi dosis pupuk

x 20 ton/ha

= 0,0015 x 20 = 0,03 ton tiap bedeng


= 0,03 x 1000 = 30 kg
= 30 kg / 150 tanaman
= 0,2 kg per tanaman
Jadi, pupuk yang digunakan untuk satu tanaman jagung dengan luas
lahan 15 m sebesar 0,2 kg.

Você também pode gostar