Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Identitas Pasien
Nama : Muhammad Fatir
Usia : 8 tahun
Alamat : Jalan Rawasari Timur Rt 12 Rw 05
Agama : Islam
Nama Ibu : Ny. Iis
Tanggal Pemeriksaan : Kamis, 14 April 2016
Alloanamnesis
Keluhan Utama :
Pasien datang dengan keluhan bintil-bintil merah sejak dua minggu yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Poli Klinik Penyakit Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Islam Jakarta
Cempaka Putih dengan keluhan timbul bintil-bintil merah sejak dua minggu yang lalu,
keluhan disertai dengan rasa gatal terutama pada malam hari. Pertama kali bintil-bintil
muncul di leher bagian belakang, kemudian menyebar ke bagian dada, punggung dan ketiak
kanan dan kiri. Rasa gatal timbul terutama saat pasien merasa gerah, dan saat malam hari
sering kali pasien terbagun karena rasa gatal dan perih. Keluhan demam disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu.
Pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya disangkal.
Riwayat asma disangkal
Riwayat penyakit kulit lainnya disangkal.
Riwayat penyakit sistemik disangkal.
Keadaan Umum
Kesadaran
Tekanan Darah
Laju Nadi
Laju Napas
Suhu
: Baik
: Kompos mentis
: tidak diperiksa
: 100 kali per menit, teratur, kuat angkat
: 20 kali per menit
: 36,5C
Status Dermatologis
a. Regio : Glabella
Effloresensi : primer : papul miliar, dasar eritematosa
Sekunder : skuama
Pemeriksaan Generalisata
Kepala : Normochepal
Mata : Konjungtiva anemi -/-, sklera ikterik -/Leher : pembesaran KGB ( )
Thorax :
Cor
: tidak teraba
DIAGNOSIS
Diagnosis banding
Miliaria Rubra
Folikulitis
Diagnosis kerja
Miliaria Rubra
Penatalaksanaan
Nonmedikamentosa :
-
Medikamentosa :
Topikal :
-
Berikan krim atau losio klorheksidin dengan atau tanpa asidum salisilikum 1% 3x
sehari.
Topical korticosteroid : Betametason 0,1% 2x sehari selama3 hari.
MILIARIA
I.
Definisi
Miliaria adalah kelainan kulit berupa erupsi papulovesikuler multiple
nonfolikular 1-3 mm yang disebabkan oleh keluarnya keringat ekrin ke epidermis atau
dermis akibat pecahnya duktus kelenjar keringat ekrin yang tersumbat. (1) Retensi dari
kelenjar keringat ini merupakan dampak dari oklusi ductus keringat ekrin,
mengakibatkan erupsi yang biasanya terjadi saat cuaca panas, iklim yang lembab,
seperti pada daerah tropis dan selama musim panas.(2)
Miliaria terjadi sebagai akibat dari gangguan integritas saluran kelenjar
keringat dan sekresi keringat ke lapisan epidermis. Paparan sinar ultraviolet, adanya
orgaanisme di kulit, dan episode berkeringat yang berulang mendukung faktor-faktor
ini. Berdasarkan gambaran klinis dan temuan histopatologis, miliaria dibedakan
menjadi 4 kelas : miliaria kristalina, miliaria rubra, miliaria pustulosa, dan miliaria
profunda.(4) Miliaria juga dikenal dengan sebutan biang keringat, keringat buntet, liken
tropikus, atau prickle heat.(2)
II.
Epidemiologi
Miliaria umum terjadi pada bayi pada minggu pertama kehidupannya dimana
saat ini bayi sedang beradaptasi dengan lingkungannya, dan pada segala usia pada
suhu yang panas, berkeringat berlebihan, terjadi sumbatan pada kelenjar keringat atau
kombinasi faktor-faktor ini.(5)
Miliaria terjadi pada individu dari semua ras, meskipun beberapa studi
menunjukan bahwa orang Asia yang memproduksi keringat lebih sedikit
dibandingkan kulit putih kurang cenderung memiliki miliaria rubra. Predileksi jenis
kelamin umumnya sama. Miliaria rubra dan miliaria kristalina dapat terjadi pada
segala usia. Tetapi yang paling umum pada bayi. Data terbaik tentang kejadian
miliaria pada bayi baru lahir adalah dari survei jepang lebih dari 5000 bayi, survey ini
mengungkapkan bahwa miliaria kristalina ditemukan pada 4,5%
dari neonatus
dengan usia rata-rata 1 minggu. Miliaria rubra muncul 4% pada neonatus, dengan usia
rata-rata 11-14 hari. Sebuah studi survei 2006 dari Iran menemukan angka kejadian
miliaria dari 1,3 % pada bayi baru lahir.
Etiologi
Etiopatogenesis
Telah diakui oleh banyak peneliti bahwa blok mekanik oleh keratotik-plug dari
maserasi stratum korneum akibat keringat yang berlebihan, sebagai patofisiologi
primer. Dobson dan Lobitz (1957) mengatakan bahwa materi keratotik-plug yang
merupakan penyebab primer didalam akrosiringium kelenjar ekrin tersebut
menunjukkan Periodic Acid-Schiff (PAS) yang positif dan diastase resisten yang
berasal dari Coli Secretory kelenjar ekrin. Peneliti lain, Unna (1896) dan Acton (1926)
membuat hipotesis yang mengatakan bahwa miliaria adalah infeksius, karena adanya
peran bakteri kulit sebagai agen penyebab menurut pernyataan OBrien (1950). Satu
study menunjukkan individu dengan miliaria atau hidrasi yang berlebihan pada
stratum korneumnya mempunyai densitas organisme residen tiga kali lebih banyak
dan menurut Holzle dan Kligman (1978) terutama stafilokokus koagulase negatif.(1)
Dengan adanya temuan-temua tersebut, dibuat postulasi bahwa stafilokkokus
epidermidis menghasilkan material PAS-positive extracellular polysaccharide
substance (EPS) yang memblok duktus atau stafilokokus epidermidis mengeluarkan
toksin yang merusak duktus kelenjar ekrin dan epitel kelenjar ekrin mengeluarkan
materi glikoprotein yang PAS-positive dan memblok duktus. Bila kondisi lembab dan
panas atau aktivitas berlebihan, akan merangsang kelenjar terus menghasilkan
keringat yang berlebihan, akan merangsang kelenjar terus menghasilkan keringat yang
Diagnosis
1. Gejala Klinis
Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan tambahan, umumnya disertai rasa
gatal, terutama ada bagian tubuh yang tertutup pakaian. Penyakit ini diklasifikasikan
sebagai berikut :
a. Miliaria kristalina
Pada miliaria kristalina, oklusi dari saluran ekrin pada permukaan kulit
menyebabkan andanya akumulasi dari keringat dibawah permukaan stratum
corneum.(7) Vesikel bersifat jernih, berdinding tipis, dengan ukuran 1-2 mm, dan
tanpa adanya area inflamasi, umumnya asimptomatik. Vesikel ini kemudian akan
ruptur, dan diikuti dengan deskuamasi superficial. (6) Vesikel berisi keringat ini
terletak dekat dengan permukaan kulit dan tampak seperti tetesan embun yang
jernih. Tidak tampak eritem atau hanya sedikit, dan lesinya bersifat asimptomatik.
Vesikel dapat muncul sedikit atau berkelompok dan paling sering menyerang
balita, orang dengan tirah baring, atau orang yang sedang kepanasan.(7)
muncul sebagai lesi yang khas, sangat gatal, berbentul papulovesikel eritematous
yang disertai dengan rasa seperti tertusuk-tusuk, terbakar, atau kesemutan.(2)
Miliaria pustulosa didahului oleh dermatitis lain yang telah menyebabkan jejas,
destruksi, atau bloking pada saluran keringat. pustul gatal ini paling sering terletak
pada area intertriginosa, permukaan flexor ekstremitas, scrotum, dan punggung
pasien dengan tirah baring. Dermatits kontak, lichen simplex kronis, dan intertrigo
sering dihubungkan dengan miliaria pustulosa, meskipun miliaria terjadi beberapa
minggu setelah adanya penyakit-penyakit ini. Episode yang rekuren mungkin
sebagai tanda adanya pseudohipoaldosteronisme tipe I.(2)
Diagnosis banding
1. Folikulitis
Folikulitis adalah infeksi bakteri lokal pada satu folikel rambut. Disertai dengan
pustule dan eritema. Folikulitis pada wajah dikenal sebagai Acne vulgaris. Pada tahap
lanjut menjadi furunkel atau karbunkel. Lesi pada kulit bisa terjadi krusta dalam
beberapa hari dan kambuh tanpa skar pada kebanyakkan kasus.(3)
Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi pada miliaria adalah infeksi sekunder dan heat
intolerance. Infeksi sekunder sebagai impetigo atau abses multipel yang diskret.
Umumnya, heat intolerance berkembang pada pasien dengan miliaria profunda dan
dalam bentuk berat yang dikenal sebagai tropical anhydrotic asthenia.
VIII. Penatalaksanaan
1.
Penatalaksanaan Umum
Tujuan pengobatan pada miliaria adalah menghilangkan gejala dan mencegah
terjadinya hiperpireksia dan gejala heat exhaustion. Dengan demikian, harus
menghindari hal-hal yang menyebabkan tersumbatnya muara kelenjar keringat ekrin.
Misalnya, mengontrol panas dan kelmbaban serta pembatasan aktivitas terutama pada
udara panas sehingga tidak merangsang keluarnya keringat, regular showering,
memakai pakaian yang longgar atau pakaian tipis yang menyerap keringat. Berada di
lingkungan yang dingin agar tidak merangsang timbulnya keringat yang berlebihan
dan menghindari pemakaian obat topical dengan heavy cream atau powder. Dapat
diberi losio yang mengandung kalamin,asam superabsorbent disposible diaper yang
2.
Prognosis
Kebanyakan pasien sembuh dalam hitungan minggu, setelah mereka pindah ke
DAFTAR PUSTAKA
in general medicine. 7th ed. United state of America. McGraw-Hill; 2008. p. 730
Sterry W, Paus R, Burgdorf W. Disorders of Sweat Glands : Miliaria. In Thieme Clinical
2012.
Coulson IH. Disorders of Sweat Glands. In: Rooks textbook of dermatology. 8th ed.
United kingdom. Willey-blackwell; 2010. p. 44.15-44.16.
Habif TP. Acne, Rosacea, and Related Disorder. In: Habif TP, editor. A Clinical
Dermatology : a color guide to diagnosis and therapy. 4th ed. London. Mosby; 2004. p.
205.
Trozak DJ, Tennenhouse JD, Russell JJ. Miliaria Rubra (Prickly Heat). In: Trozak DJ,
Tennenhouse JD, Russell JJ editors. Dermatology Skills for Primary Care; An Illustrated Guide:
Humana Press; 2006. p. 101-103