Você está na página 1de 4

ANALISIS KONSEP ASURANSI SOSIAL DENGAN KONSEP JKN BERDASARKAN

KEBIJAKAN DI INDONESIA
Devin Sandiaji Putri 1, Novita Dwi Sugiarti 2
1
101211132005, 2 101211132095
1,2
Mata Kuliah Lintas Minat Sistem Pembiayaan dan Asuransi
1,2
S-1 Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga
1
Email: devinsputri@gmail.com
A. PENDAHULUAN
Salah satu kewajiban negara adalah memberikan perlindungan sosial bagi warga negaranya.
Hal ini dikarenakan situasi yang tidak selalu bisa diprediksi di dalam masyarakat, baik yang
dikarenakan oleh bencana alam, krisis maupun penyakit dan masyarakat mempunyai
kemampuan berbeda-beda dalam menghadapi situasi demikian. Salah satu bentuk perlindungan
sosial untuk menjamin agar setiap orang atau warga negara adalah dengan memenuhi hak
masyarakat atas jaminan sosial untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak dan
meningkatkan martabatnya menuju terwujudnya masyarakat Indonesia yang sejahtera.
Jaminan sosial merupakan hak setiap orang yang pemenuhannya dijamin oleh konstitusi dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pelaksanannya terutama dikaitkan dengan upaya
pemerintah dalam pengentasan kemiskinan, yang dilakukan secara bertahap sesuai dengan
kemampuan negara, swasta dan masyarakat dalam pembiayaannya. Salah satu metode
pembiayaan jaminan sosial adalah dengan melibatkan peserta sendiri, melalui kewajiban
pembayaran iuran disebut asuransi sosial. Jenis program jaminan yang palinng tua dan penting
adalah jaminan sosial kesehatan (Mujibussalim dkk, 2013).
Terkait masalah jaminan sosial, negara telah memberikan respons dengan adanya UU No. 40
Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (selanjutnya disingkat UU SJSN) yang
dihasilkan setelah lahirnya Orde Reformasi. Di dalam UU SJSN tersebut diamanatkan, negara
memberikan jaminan sosial kepada masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Selain itu,
peraturan lain yang menjadi dasar hukum pelaksanaan jaminan sosial di Indonesia adalah
Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, Peraturan
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor 1 tahun 2015, PERMENKES Nomor 28
tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional serta PERMENKES
Nomor 71 tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional.
B. LANDASAN TEORI
Pengertian Asuransi Sosial

Asuransi sosial adalah asuransi yang dikelola oleh pemerintah atau instansi atau badan yang
ditunjuk oleh pemerintah sebagai pengelola asuransi (Kemenkes, 2014). Asuransi sosial
merupakan mekanisme pengumpulan iuran yang bersifat wajib dari peserta, guna memberikan
perlindungan kepada peserta atas risiko sosial ekonomi yang menimpa mereka dan atau anggota
keluarganya (UU SJSN No. 40 Tahun 2004).
Asuransi sosial adalah asuransi yang dikelola oleh pemerintah atau instansi atau badan yang
ditunjuk oleh pemerintah sebagai pengelola asuransi (Kemenkes, 2014). Asuransi sosial
merupakan mekanisme pengumpulan iuran yang bersifat wajib dari peserta, guna memberikan
perlindungan kepada peserta atas risiko sosial ekonomi yang menimpa mereka dan atau anggota
keluarganya (UU SJSN No. 40 Tahun 2004).
Prinsip Asuransi Sosial
Asuransi Sosial diselenggarakan dengan berbagai prinsip, yaitu :
1. Prinsip gotong royong; terjadi kegotong royongan dari banyak orang untuk
menanggulangi risiko dengan jalan mentransfer risiko perorangan menjadi risiko
kelompok.
2. Prinsip manfaat minimum; dimana manfaat asuransi sosial ditetapkan dalam bentuk
minimal yang diperlukan untuk mengatasi peristiwa kerugian.
3. Prinsip kemanfaatan optimal; manfaat asuransi sosial senantiasa ditinjau dan disesuaikan
untuk menjaga daya beli manfaat. Pengelolaan dana asuransi sosial tidak bertujuan
mencari laba, namun berfokus pada peningkatan kesejahteraan peserta, sehingga bila
terjadi surplus, akan digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan peserta.
4. Prinsip efisiensi pembiayaan; peserta asuransi sosial yang berjumlah besar akan
menyebabkan prinsip skala ekonomi

bekerja dengan baik, sehingga pembiayaan

asuransi sosial semakin efisien.


5. Prinsip subsidi silang; masyarakat yang mampu member subsidi pembiayaan kepada
masyarakat yang kurang mampu.
6. Prinsip wajib berskala nasional; dimana semua anggota masyarakat yang sudah

memenuhi syarat wajib menjadi peserta asuransi sosial. Penyelenggaraan asuransi sosial
bersifat nasional sehingga perlindungannya menjangkau masyarakat diseluruh negara.
C. KESESUAIAN ANTARA PELAKSANAAN JKN DENGAN PRINSIP ASURANSI
SOSIAL

No.

Aspek

1.

Kepesertaan

2.

Iuran/Premi

Asuransi Sosial

JKN

a. Tanpa seleksi
b. Kolektif
c. Bersifat wajib

Bersifat wajib

Dengan tarif tertentu, not Besarnya iuran ditetapkan


risk

related,

biasanya berdasarkan

proposional terhadap upah.

prosentase

dari upah atau jumlah


nominal tertentu

3.

Manfaat/ paket benefit

Jaminan

dasar, Komprehensif

komprehensif
4.

Orientasi

Kesejahteraan

Kesejahteraan

5.

Penjamin

Pemerintah

Pemerintah

6.

Equity

Terjamin

Terjamin

D. PEMBAHASAN
Berdasarakan tabel di atas, dapat diketahui bahwa prinsip pelaksanaan Jaminan Kesehatan
Nasional Indonesia telah cukup sesuai dengan prinsip dasar asuransi sosial. Beberapa aspek yang
cukup menunjukkan kesesuaian diantaranya adalah kepesertaan. Baik secara teoritis dalam
asuransi sosial maupun dalam prinsip pelaksanaan JKN yang diatur oleh Undang-undang,
kepesertaan masyarakat dalam program ini dalah wajib. Meskipun kepesertaan bersifat wajib
bagi seluruh rakyat, penerapannya tetap disesuaikan dengan kemampuan ekonomi rakyat dan
pemerintah serta kelayakan penyelenggaraan program. Tahapan pertama dimulai dari pekerja di
sektor formal, bersamaan dengan itu sektor informal dapat menjadi peserta secara mandiri,
sehingga pada akhirnya Sistem JKN dapat mencakup seluruh rakyat.
Bagi para peserta JKN dan asuransi sosial pemberlakuan iuran/premi disesuaikan dengan
upah atau pada nominal tertentu. Dalam hal ini, pelaksanaan JKN bagi Peserta PBI (Penerima
Bantuan Iuran) yakni masyarakat tidak mampu, iuran dibayar oleh pemerintah. Bagi peserta
pekerja penerima upah, iurannya dibayar oleh pemberi kerja dan pekerja. Kemudian bagi peserta

pekerja bukan penerima upah dan peserta bukan pekerja iuran dibayar oleh peserta yang
bersangkutan.
Dalam aspek paket benefit, orientasi, pihak penjamin dan equity baik dalam teori asuransi sosial
maupun JKN adalah sama dan telah sesuai. Dengan demikian, Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) yang dikembangkan di Indonesia merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional
(SJSN). Sistem Jaminan Sosial Nasional ini diselenggarakan melalui mekanisme Asuransi
Kesehatan Sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan Undang-Undang No.40 Tahun
2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Tujuannya adalah agar semua penduduk Indonesia
terlindungi dalam sistem asuransi, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan
masyarakat yang layak.
Daftar Pustaka
Djuhaeni, H. 2007. Asuransi Kesehatan dan Managed Care. Modul Belajar Mengajar, 28-32.
Mujibussalim, Sanusi, dan Fikri. 2013. Jaminan Sosial Kesehatan: Integrasi Program Jaminan
Kesehatan Aceh dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional. Jurnal Dinamika Hukum Vol. 13
No. 2.
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.
Peraturan menteri Kesehatan Nomor 28 tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Jaminan
Kesehatan Nasional.
Peraturan menteri Kesehatan Nomor 71 tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan
Kesehatan Nasional.

Você também pode gostar