Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun Oleh :
1. Iswanto
2. Nurmaya Sari
3. Christilova
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan anugerah kepada
penyusun untuk dapat menyusun makalah yang berjudul model konsep teori keperawatan menurut
Sister Callista Roy Penyusun berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua dalam
menambah pengetahuan atau wawasan mengenai keperawatan. Penyusun sadar makalah ini belum
sempurna maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar makalah
ini menjadi sempurna.
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Model konseptual mengacu pada ide ide global mengenai individu, kelompok situasi atau
kejadian tertentu yang berkaitan dengan disiplin yang spesifik. Teori-teori yang terbentuk dari
penggabungan konsep dan pernyataan yang berfokus lebih khusus pada suatu kejadian dan
fenomena dari suatu disiplin ilmu. Model konseptual keperawatan dikembangkan atas
pengetahuan para ahli keperawatan tentang keperawatan yang bertolak dari paradigma
keperawatan. Model konseptual dalam keperawatan dapat memungkinkan perawat untuk
menerapkan cara perawat bekerja dalam batas kewenangan sebagai seorang perawat. Perawat
perlu memahami konsep ini sebagai kerangka konsep dalam memberikan asuhan keperawatan
dalam praktek keperawatan atau sebagai filosofi dalam dunia pendidikan dan kerangka kerja
dalam riset keperawatan.
Keperawatan sebagai suatu profesi yang sampai saat ini masih dianggap profesi yang
kurang eksis, kurang profesional, bahkan kurang menjanjikan dalam hal finansial. Oleh karena itu
keperawatan harus berusaha keras untukmenunjukkan pada dunia luar, di luar dunia keperawatan
bahwa keperawatan juga bisa sejajar dengan profesi profesi lain. Tugas ini akan terasa berat bila
perawat-perawat Indonesia tidak menyadari bahwa eksistensi keperawatan hanya akan dapat
dicapai dengan kerja keras perawat itu sendiri untuk menunjukkan profesionalismenya dalam
memberikan pelayanan kesehatan terutama pelayanan keperawatan baik kepada individu, keluarga
maupun masyarakat. Salah satu cara untuk menunjukkan eksistensi keperawatan adalah dengan
mengembangkan salah satu model pelayanan keperawatan yang sesuai dengan kondisi masyarakat
Indonesia.
Model keperawatan Roy, dikenal dengan model adaptasi dimana Roy memandang setiap
manusia pasti mempunyai potensi untuk dapat beradaptasi terhadap stimulus baik stimulus
internal maupun eksternal dan kemampuan adaptasi ini dapat dilihat dari berbagai tingkatan usia.
Aplikasi proses keperawatan menurut konsep teori Roy diRumah Sakit telah banyak diterapkan
namun sedikit sekali perawat yang mengetahui dan memahami bahwa tindakan keperawatan
tersebut telah sesuai. Bahkan perawat melaksanakan asuhan keperawatan tanpa menyadari
sebagian tindakan yang telah dilakukan pada klien adalah penerapan konsep teori Roy. Oleh
karena itu, kami memandang perlu untuk mengetahui dan mengkaji lebih jauh tentang penerapan
model keperawatan yang sesuai dengan teori Sister Callista Roy di lapangan atau rumah sakit,
sehingga
dapat
diketahui
apakahteori
Roy dapat
diaplikasikan
dengan
baik
dalam
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mampu memahami konsep model keperawatan menurut Roy dalam manajemen asuhan
keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan riwayat hidup Sister Calista Roy
b. Mampu menyelaraskan dan mendefinisikan model konseptual sister Calista Roy
c. Mampu memahami konsep dasar atau asumsi dasar dalam model konseptual stress dan
adaptasi Roy
d. Mampu menjelaskan komponen komponen model konsep keperawatan sister Calista Roy
e. Mampu menjelaskan karakteristik model konsep keperawatan sister Calista Roy
f. Mampu menerapkan konsep keperawatan sister Calista Roy pada asuhan keperawatan
dengan pendekatan proses keperawatan.
3. Manfaat
Sebagai panduan bagi perawat dalam manajemen asuhan keperawatan yang berdasarkan model
keperawatan Sister Calista Roy, sehingga mudah dalam mengaplikasikanya.
BAB 2
TINJAUAN TEORI
mencatat
dan
mengingat.
Belajarberkorelasi
dengan
proses
imitasi,
fisiologi
berhubungan
denganstruktur
tubuh
dan
fungsinya.
Roy
integritas,
yangdibagi
menjadi
dua
bagian,
mode
fungsi
fisiologistingkat dasar yang terdiri dari 5 kebutuhan danfungsi fisiologis dengan proses
yang kompleksterdiri dari 4 bagian yaitu :
1) Oksigenasi : Kebutuhan tubuh terhadap oksigendan prosesnya, yaitu ventilasi,
pertukaran gasdan transpor gas (Vairo,1984 dalam Roy 1991).
2) Nutrisi : Mulai dari proses ingesti dan asimilasimakanan untuk mempertahankan
fungsi,meningkatkan pertumbuhan dan menggantijaringan yang injuri. (Servonsky,
1984 dalamRoy 1991).
3) Eliminasi : Yaitu ekskresi hasil dari metabolismedari instestinal dan ginjal.
( Servonsky, 1984dalam Roy 1991)
4) Aktivitas dan istirahat : Kebutuhankeseimbangan aktivitas fisik dan istirahat
yangdigunakan untuk mengoptimalkan fungsifisiologis dalam memperbaiki dan
memulihkansemua komponen-komponen tubuh. (Cho,1984dalam Roy, 1991).
5)Proteksi/ perlindungan : Sebagai dasar defenstubuh termasuk proses imunitas dan
strukturintegumen ( kulit, rambut dan kuku) dimana halini penting sebagai fungsi
proteksi dari infeksi,trauma dan perubahan suhu. (Sato, 1984 dalamRoy 1991).
6)
The
sense
perasaan
Penglihatan,pendengaran,
perkataan,
rasa
dan
regulator
koping
mekanismeseseorang.
Mereka
mempunyai
fungsi
integritas
psikis
antara
lainpersepsi,
aktivitas
mental
dan
ekspresi
perasaan.Konsep diri menurut Roy terdiri dari dua komponenyaitu the physical self dan
the personal self.
1).The physical self, yaitu bagaimana seseorangmemandang dirinya berhubungan dengan
sensasitubuhnya dan gambaran tubuhnya. Kesulitan pada area ini sering terlihat pada
saat merasakehilangan, seperti setelah operasi, amputasi atauhilang kemampuan
seksualitas.
2). The personal self, yaitu berkaitan dengankonsistensi diri, ideal diri, moral- etik dan
spiritualdiri orang tersebut. Perasaan cemas, hilangnyakekuatan atau takut merupakan
hal yang beratdalam area ini.
c. Mode Fungsi Peran
Mode fungsi peran mengenal polapola interaksi sosialseseorang dalam hubungannya
dengan orang lain, yangdicerminkan dalam peran primer, sekunder dan tersier.Fokusnya
pada bagaimana seseorang dapatmemerankan dirinya dimasyarakat sesuaikedudukannya
d. Mode Interdependensi
Mode interdependensi adalah bagian akhir dari modeyang dijabarkan oleh Roy.
Fokusnya adalah interaksiuntuk saling memberi dan menerima cinta/ kasihsayang,
perhatian
dan
saling
antaraketergantungan
Ketergantungan
dan
menghargai.Interdependensi
kemandirian
ditunjukkandengan
dalam
yaitu
menerimasesuatu
kemampuan
untuk
afiliasi
keseimbangan
untuk
dengan
dirinya.
orang
EFFECTOR
Fungsional fisik
OUTPUT
Respon adaptife
Konsep diri
Respon ineffectife
dan
residual)
Level
Adaptasi Regulator
(Integrated,
compensatory,
compromise)
kognator
Fungsi peran
interdependency
Empat Elemen utama dari teori Roy adalah : Manusia sebagai penerima asuhan keperawatan,
Konsep lingkungan, Konsep sehat dan Keperawatan. Dimana antara keempat elemen tersebut
saling mempengaruhi satu sama lain karena merupakan suatu sistem.
1. Manusia
Manusia merupakan fokus utama yang perlu diperhatikan karena manusialah yang menjadi
penerima asuhan keperawatan, baik itu individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat,
yang dipandang sebagai Holistic Adaptif System. Dimana Holistic Adaptif System
inimerupakan perpaduan antara konsep sistem dan konsep adaptasi.
a. Konsep Sistem
Roy memandang manusia sebagai mahluk holistik yang dalam sistem kehidupannya
akan selalu berinteraksi dengan lingkungannya, dimana diantara keduanya akan terjadi
pertukaran informasi, matter dan energi. Adapun karakteristik sistem menurut Roy adalah
input, output, control dan feed back
b. Konsep Adaptasi
Output dalam sistem adaptasi ini berupa respon perilaku individu yang dapat dikaji
oleh perawat baik secara objektif maupun subjektif. Respon perilaku ini dapat menjadi
umpan balik bagi individu maupun lingkungannya. Roy mengkategorikan output dari sistem
adaptasi ini berupa respon adaptif dan respon inefektif. Respon adaptif dapat meningkatkan
integritas
individu sedangkan respon inefektif tidak dapat mendukung untuk pencapaian tujuan
perawatan individu. Roy menggunakan istilah mekanisme koping untuk menggambarkan
proses kontrol individu dalam sistem adaptasi ini. Beberapa koping ada yang bersifat
genetik
seperti : WBC (sel darah putih) sebagai bentengpertahanan tubuh terhadap adanya kuman,
sedangkan beberapa koping lainnya ada yang merupakan hasil belajar seperti :
menggunakan antiseptik untuk membersihkan luka. Dalam mekanisme kontrol ini, Roy
menyebutnya dengan istilah Regulator dan Cognator. Transmitter dari sistem regulator
berupa kimia, neural atau sistem saraf dan endokrin, yang dapat berespon secara otomatis
terhadap adanya
perubahan pada diri individu. Respon dari sistem regulator ini dapat memberikan umpan
balik terhadap sistem cognator. Proses kontrol cognator ini sangat berhubungan dengan
fungsi otak dalam hal fungsi persepsi atau memproses informasi, pengambilan keputusan
dan emosi.
2. Lingkungan
Stimulus yang berasal dari individu dan sekitar individu merupakan elemen dari
lingkungan, menurut Roy. Lingkungan didefinisikan oleh Roy adalah Semua kondisi,
keadaan dan pengaruh-pengaruh disekitar individu yang dapat mempengaruhi perkembangan
dan perilaku individu dan kelompok (Roy and Adrews, 1991 dalam Nursing Theory : 260) .
Dalam hal ini Roy menekankan agar lingkungan dapat didesign untuk meningkatkan
kemampuan adaptasi individu atau meminimalkan resiko yang akan terjadi pada individu
terhadap adanya perubahan.
3. Sehat
Roy mendefinisikan sehat adalah A State and a process of being and becoming an
integrated and whole person (Roy and Adrews, 1991 dalam Nursing Theory : 261). Integritas
individu dapat ditunjukkan dengan kemampuan untuk mempertahankan diri, tumbuh,
reproduksi dan mastery.Asuhan keperawatan berdasarkan model Roy bertujuan untuk
meningkatkan kesehatan individu dengan cara meningkatkan respon adaptifnya.
4. Keperawatan
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa tujuan keperawatan menurut Roy adalah
meningkatkan respon adaptif individu dan menurunkan respon inefektif individu, dalam
kondisi sakit maupun sehat. Selain meningkatkan kesehatan di semua proses kehidupan,
keperawatan juga bertujuan untuk mengantarkan individu meninggal dengan damai. Untuk
mencapai tujuan tersebut, perawat harus dapat mengatur stimulus fokal, kontekstual dan
residual yangada pada individu, dengan lebih menitikberatkan padastimulus fokal, yang
merupakan stimulus tertinggi.
D. CONTOH APLIKASI MODEL KONSEP TEORI KEPERAWATAN SISTER CALISTA
ROY
Kasus :
Tn A, usia 50 tahun, dirawat dengan keluhan Lukadikaki kanan yang timbul sejak 7 hari
lalu.Tn.A mengeluhkaki kanan terasa nyeri mengeluarkan bau busuk danterdapat nanah,Tn A
malu dengan keadaannya . Saat ini iajuga mengeluh sering BAK bahkan pada malam
haripunsering mengalami BAK ( 5 kali ), Dan ia mengatakan sudah 1tahun ini mengalami
impoten.Tn.A mengatakan menderita penyakit DM 10 tahunyang lalu ( dari status terlihat bahwa
pasien sudah menderita10 th lalu )Tn.A. mengatakan saat ini mengkonsumsi OHO tetapikadang
kadang suka lupa dan dia menyalahkan kondisi inipada istrinya.Vital signs BP : 150/90 mmHg,
RR : 20x/menit, P :76x/menit, S : 38,5C. Istri Tn.A mengatakan akhir-akhir inisering marah
marah dan Tn A tidak patuh terhadap diet nya.Hasil pemeriksaan terakhir kadar gula darah puasa
350mg/dl,2jam pp : 400 mg/dl.
Pengkajian Dua Level (Two-Level Assessment)
Pada kasus Tn. A, digunakan teori adaptasi Roy yang diawali
dengan pengkajian dua level.
A. Pengkajian level pertama
merupakan pengkajian perilaku(behavior assessment) yang terdiri dari empat mode :
1. Mode fisiologis
a. Oksigenasi : RR : 20 x/menit,
b.Nutrisi : menurut istrinya Tn A tidak patuh terhadapdiet nya.
c. Eliminasi : sering BAK bahkan pada malam haripunsering mengalami BAK ( 5 kali ).
d. Aktivitas dan Istirahat : Tn R tidak mampu berjalan,kaki terasa sakit dan sering
terbangun pada malamhari.
e. Proteksi (perlindungan) : Luka dikaki kanan timbuL sejak 7 hari yang lalu.Tn.R
mengeluh kaki kananterasa nyeri mengeluarkan bau busuk dan terdapat nanah.
2. Mode konsep diri
a. Physical self : cemas karena perubahan fisik tetapimenerima pengobatan, adanya
penurunanlibido/seksual,
hubungan
dan
komunikasi
dengankeluarga
inti
dan
2. Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi : berikan obat OHO ataudan insulin sesuai program
medis, jelaskan tentangpentingnya kepatuahn diet untuk tubuhnya
3.Gambaran diri pasien menjadi positif : jelaskan bahwakondisi ini terjadi juga pada pasien
lain, suport dengan nilainilaimoral dan spiritual yg dia miliki
4. Penerimaan pasien dan istrinya tentang penurunan fungsiperan primer : libatkan diskusi
keluarga ( istri ) tentangadanya perubahan fungsi peran primer pada pasien,jelaskan hal-hal
yg dapat dilakukan untuk meningkatkankembali fungsi primer tersebut dengan
mengembangkannilai-etikal dan spiritual pada pasien dan istri.
5. Integritas keluarga tetap adekuat : sediakan waktu untukberdialaog dengan pasien dan
keluarga, berikan kesadaranbahwa perubahan emosi yang terjadi pada pasien
adalahsesuatu yang bisa diantisipasi, kembangkan nilai kecintaanyang positif yang
dimiliki keluarga
E. Mengimplementasi intervensi yang ditujukan untukmenangani stimulus sehingga dapat
meningkatkanadaptasi
F. Mengevaluasi pencapaian tujuan
1. Infeksi hilang : luka busuk dan bernanah hilang, integritaskulit kembali utuh
2. Gambaran diri tetap positip : pasien tidak merasa maludengan lingkungannya
3. Pasien nampak menerima perubahan fungsi primer : lebihrelaks, tidak sering marah
4. Integritas keluarga tetap adekuat : pasien tidak seringmarah, istrinya tetap menjag pasien
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Roy menyampaikan bahwa secara umum tujuan pada intervensi keperawatan adalah untuk
mempertahankan dan mempertinggi perilaku adaptif dan mengubah perilaku inefektif menjadi
adaptif. Penentuan tujuan dibagi atas tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan
jangka panjang yang akan dicapai meliputi : Hidup, tumbuh, reproduksi dan kekeuasaan.
Tujuan jangka pendek meliputi tercapainya tingkah laku yang diharapkan setelah dilakukan
manipulasi terhadap stimulus focal, konteksual dan residual.
3.2. Saran
Oleh karena itu, perawat/mahasiswa keperawatan perlu untuk mengetahui dan mengkaji lebih
jauh tentang penerapan model keperawatan yang sesuai dengan teori Callista Roy di lapangan
atau rumah sakit, sehingga dapat diketahui apakah teori Roy dapat diaplikasikan dengan baik
dalam pelayanan keperawatan/asuhan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Andrews A Heather (1991), The Roy Adaptation Model TheDefinitive Statement, Appletion &
Lange, California
Marriner-Tomey, A. & Alligood, M. R. (2006). Nursing theorists andtheir work. Elsevier Health
Sciences. USA:Mosby
Fitzpatrick & Whall (1989), Conceptual Models of Nursing, Appleton& Lange, California
Polit, D. and Beck, C. T. (2004). Nursing research: Principles andmethods. Lippincott Williams &
Wilkins.
Tomey & Alligood (2006), Nursing Theorist, Mosby Elsevier, UnitedStates of Amerika