Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
CEDERA KEPALA
OLEH:
NI MADE DESI SUGIANI
P07120214017
P07120214019
P07120214020
P07120214022
P07120214027
P07120214032
P07120214033
P07120214040
I.
Terjatuh
Olah raga
Kecelakaan industri.
Cedera Akselerasi
Cedera Deselerasi
Terjadi jika kepala yang bergerak membentur obyek diam, seperti
pada kasus jatuh atau tabrakan mobil ketika kepala membentur
kaca depan mobil.
Cedera Akselerasi-Deselerasi
Sering terjadi dalam kasus kecelakaan kendaraan bermotor dan
episode kekerasan fisik.
Cedera Rotasional
Terjadi jika pukulan/benturan menyebabkan otak berputar dalam
rongga tengkorak, yang mengakibatkan peregangan atau robeknya
neuron dalam substansia alba serta robeknya pembuluh darah yang
memfiksasi otak dengan bagian dalam rongga tengkorak.
C. KLASIFIKASI
1
GCS 13-15
GCS 9 12
GCS 3 8
Menurut patologis :
a
Berdasarkan anatomis
1
d
2
Edema Cerebri
a
Penurunan kesadaran
Defisit neurologis
Herniasi
Laserasi
a
Hematoma Epidural
Talk dan die tanda klasik: penurunan kesadaran ringan saat
benturan, merupakan periode lucid (pikiran jernih),
beberapa menit s.d beberapa jam, menyebabkan penurunan
kesadaran dan defisit neurologis (tanda hernia):
gerakan
bertujuan
deseverbrasi
Hematoma subdural
tubuh
dekortikasi
atau
peningkatan TIK
disfasia
Perdarahan Subarachnoid
Kaku kuduk
GCS 13-15
GCS 9-12
c
3
GCS 3-8
E. POHON MASALAH
F. KOMPLIKASI
Kemunduran pada kondisi pasien mungkin karena perluasan hematoma
intrakranial, edema serebral progresif, dan herniasi otak.
a
3
d
Komplikasi lain:
1
Peningkatan TIK
Hemorarghi
Kegagalan nafas
Diseksi ekstrakranial
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1
CT Scan
Adanya nyeri kepala, mual, muntah, kejang, penurunan kesadaran,
mengidentifikasi adanya hemoragi, pergeseran jaringan otak.
Angiografi Serebral
Menunjukkan kelainan sirkulasi cerebral seperti pergeseran cairan
otak akibat oedema, perdarahan, trauma.
Sinar X
Mendeteksi adanya perubahan struktur tulang tengkorak.
H. PENATALAKSANAAN MEDIS
a
Operasi
Operasi dilakukan untuk mengeluarkan darah pada intrasereberal,
debridemen luka,dan prosedur shunting, jenis operasi tersebut adalah :
-
Airway
1)
2)
3)
b. Breathing
1) Kaji pola nafas, frekuensi, irama nafas, kedalaman
2) Monitoring ventilasi : pemeriksaan analisa gas darah, saturasi
oksigen
c. Circulation
1) Kaji keadaan perfusi jaringan perifes (akral, nadi capillary rafill,
sianosis pada kuku, bibir).
2) Monitor tingkat kesadaran, GCS, periksa pupil, ukuran, reflek
terhadap cahaya
3) Monitoring tanda tanda vital
4) Pemberian cairan dan elektrolit
5) Monitoring intake dan output
d. Pemeriksaan 6B :
BREATHING
rangsangan
parasimpatik
ke
jantung
yang
akan
takikardia
yang
diselingi
dengan
bradikardia,
disritmia).
BRAIN
Gangguan kesadaran merupakan salah satu bentuk manifestasi
adanya gangguan otak akibat cidera kepala. Kehilangan kesadaran
sementara, amnesia seputar kejadian, vertigo, sinkope, tinitus,
kehilangan pendengaran, baal pada ekstrimitas. Bila perdarahan
hebat/luas dan mengenai batang otak akan terjadi gangguan pada
nervus cranialis, maka dapat terjadi :
1) Perubahan status mental (orientasi, kewaspadaan, perhatian,
konsentrasi, pemecahan masalah, pengaruh emosi/tingkah laku
dan memori).
2) Perubahan dalam penglihatan, seperti ketajamannya, diplopia,
kehilangan sebagian lapang pandang, foto fobia.
3) Perubahan pupil (respon terhadap cahaya, simetri), deviasi pada
mata.
4) Terjadi penurunan daya pendengaran, keseimbangan tubuh.
5) Sering timbul hiccup/cegukan oleh karena kompresi pada nervus
vagus menyebabkan kompresi spasmodik diafragma.
6) Gangguan nervus hipoglosus. Gangguan yang tampak lidah jatuh
kesalah satu sisi, disfagia, disatria, sehingga kesulitan menelan.
BLADER
Pada cidera kepala sering terjadi gangguan berupa retensi,
inkontinensia uri, ketidakmampuan menahan miksi.
BOWEL
Terjadi penurunan fungsi pencernaan: bising usus lemah, mual,
muntah (mungkin proyektil), kembung dan mengalami perubahan
selera. Gangguan menelan (disfagia) dan terganggunya proses
eliminasi alvi.
BONE
Pasien cidera kepala sering datang dalam keadaan parese, paraplegi.
Pada kondisi yang lama dapat terjadi kontraktur karena imobilisasi
dan dapat pula terjadi spastisitas atau ketidakseimbangan antara otototot antagonis yang terjadi karena rusak atau putusnya hubungan
antara pusat saraf di otak dengan refleks pada spinal selain itu dapat
pula terjadi penurunan tonus otot.
2. Khusus
a. Konservatif
Dengan pemberian manitol/gliserin, furosemid, pemberian steroid
b. Operatif
Tindakan kraniotomi, pemasangan drain, shuting prosedur
c. Monitoring tekanan intrakranial
Yang ditandai dengan sakit kepala hebat, muntah proyektil dan
papil edema
d. Pemberian diet/nutrisi
e. Rehabilitasi, fisioterapi
3.
Kebutuhan sehari-hari :
a. Aktivitas/Istirahat
Gejala : Merasa lemah, lelah, kaku, hilang keseimbangan.
Tanda : Perubahan kesadaran, letargi, hemiparese, quadreplegia,
ataksia cara berjalan tak tegap, masalah dalam keseimbangan,
cedera (tauma) ortopedi, kehilangan tonus otot, otot spastic
b. Sirkulasi
pengindraan,
spt:
pengecapan,
penciuman
dan
pendengaran.
Wajah tidak simetris, genggaman lemah, tidak seimbang, reflek
tendon dalam tidak ada atau lemah, apraksia, hemiparese,
quadreplegia, postur (dekortikasi, deserebrasi), kejang. Sangat
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko perdarahan b.d trauma, riwayat jatuh
2. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak b.d penurunan ruangan
untuk perfusi serebral, sumbatan aliran darah serebral
3. Hambatan mobilitas fisik
INTERVENSI
Diagnosa
Keperawatan
Intervensi (NIC)
1.
NIC
Bleeding Precautions
- Monitor ketat tanda tanda perdarahan
- Catat nilai HB dan HT sebelum dan
sesudah terjadinya perdarahan
- Monitor nilai lab (koagulasi) yang
meliputi PT, PTT, trombosit
- Monitor TTV ortostatik
- Pertahankan bed rest selama perdarahan
aktif
- Kolaborasi dalam pemberian produk
darah (platelet atau fresh frozen
plasma)
- Lindungi pasien dari trauma yang dapat
menyebabkan perdarahan
- Hindari mengukur suhu lewat rectal
- Hindari
pemberian
aspirin
dan
anticoagulant
- Anjurkan
pasien
untuk
meningkatkan intake makanan yang
banyak mengandung vitamin K
- Hindari
terjadinya
konstipasi
dengan
menganjurkan
untuk
mempertahankan intake cairan yang
adekuat dan pembalut feses
Bleeding Reduction
- Indentifikasi penyebab perdarahan
- Monitor trend tekanan darah dan
parameter hemodinamik (CVP,
pulmonary capillary/artery wedge
preassure
- Monitor status cairan yang meliputi
intake dan output
- Monitor
penentu
pengiriman
oksigen ke jaringan (PaO2, SaO2
dan level Hb dan cardiac output)
- Pertahankan patensi IV line
bleeding reduction: wound/luka
- Lakukan
manual
preassure
(tekanan) pada area perdarahan
- Gunakan ice pack pada area
perdarahan
- Lakukan pressure dressing (perban
yang menekan) pada area luka
- Tinggikan
ekstremitas
yang
perdarahan
- Monitor ukuran dan karakteristik
hematoma
- Monitor nadi distal dari area yang
lukaatau perdarahan
- Instrusikan pasien untuk menekan
area luka pada saat bersin atau batuk
- Instruksikan
pasien
untuk
membatasi aktivitas
Bleeding reduction: gastrointestinal
- Observasi adanya darah dalm
sekresi cairan tubuh: emesis, feses,
urine,residu lambung dan drainase
luka
2.
3.
Resiko
ketidakefektifan
perfusi
jaringan
otak
b.d
penurunan
ruangan
untuk
perfusi serebral,
sumbatan aliran
darah serebral
NOC
1. Circulation status
2. Tissue
Prefusion
:
celebral
Kriteria Hasil
Mendemonstrasikan
status
sirkulasi yang ditandai dengan
1. Tekanan systole dan
diastole dalam rentang
yang diharapkan
2. Tidak ada ortostatik
hipertensi
3. Tidak ada tanda-tanda
peningkatan
tekanan
intracranial (tidak lebih
dari 15 mmHg)
Mendemonstrasikan
kemampuan kognitif yang
ditandai dengan :
1. Berkomunikasi dengan
jelas dan sesuai dengan
kemampuan
2. Menunjukkan perhatian,
konsentrasi dan orientasi
3. Memproses informasi
4. Membuat
keputusan
dengan benar
5. Menunjukkan
fungsin
sensori
motori
cranialyang utuh : tingkat
kesadaran
membaik,
tidak
ada
gerakangerakan involunter
Hambatan
mobilitas fisik b.d
kerusakan
NOC
1. Join movement : Active
2. Mobility Level
NIC
Peripheral Sensation Management
(manajemen sensasi perifer)
- Monitor adanya daerah tertentu
yang hanya peka terhadap panas/
dingin/ tajam/ tumpul
- Monitor adanya paratese
- Instruksikan
keluarga
untuk
mengobservasi kulit jika ada isi
atau laserasi
- Gunakan sarung tangan untuk
proteksi
- Batasi gerakan pada kepala, leher
dan punggung
- Monitor kemampuan BAB
- Kolaborasi pemberian analgetik
- Monitor adanya tromboplebitis
- Diskusikan mengenai penyebab
perubahan sensasi
NIC
Exercise therapy : ambulation
- Monitoring vital sign sebelum/
persepsi/ kognitif,
terapi
pembatasan/kewas
padaan keamanan,
mis tirah baring ,
immobilisasi
4.
Kerusakan
memori
NOC
1. Tissue Perfusio Cerebral
2. Acute Confusion Level
3. Environment
interpretation syndrome
impaired
Kriteria Hasil
1. Mampu untuk melakukan
proses
mental
yang
kompleks
2. Orientasi
kognitif
:
mampu
untuk
mengidentifikasi orang,
tempat, dan waktu secara
akurat
3. Konsentrasi : mampu
focus pada stimulus
tertentu
4. Ingatan
(memori) :
mampu
untuk
mendapatkan
kembali
secara
kognitif
dan
menyampaikan kembali
informasi yang disimpan
sebelumnya
5. Kondisi neurologis :
kemampuan system saraf
perifer dan system saraf
untuk
menerima,
memproses dan memberi
respon terhadap stimuli
internal dan eksternal
6. Kondisi neurologis :
kesadaran
NIC
Neurologi monitoring
- Memantau ukuran pupil, bentuk,
simetri dan reaktivitas
- Memantau tingkat ksadaran
- Memantau tingkat orientasi
- Memantau tren Gaslow Coma Scale
- Memonitor memori baru , rentang
perhatian, memori masa lalu,
suasana hati, mempengaruhi, dan
perilaku
- Memonitor tanda-tanda vital : suhu,
tekanan darah, denyut nadi, dan
pernapasan
- Memonitor status pernapasan ABG
tingkat, oksimetri pulsa, kedalaman,
pola, tingkat, dan usaha
- Memantau ICP dan CPP
- Memantau refleks kornea
- Mamantau otot, gerakan motorik,
kiprah, dan propriceptio
- Memantau untuk drift pronator
- Memantau kekuatan cengkeraman
- Memantau untuk gemetar
- Memantau simetri wajah
- Memantau tonjolan lidah
- Memantau tanggapan pengamatan
- Memantau EOMs karakteristik
tatapan
- Memantau untuk gangguan visual :
diplopia, nystagmus, pemotongan
bidang visual, penglihatan kabur,
dan ketajaman visual
- Catatan keluhan sakit kepala
7.
5.
Menyatakan
mampu
mengingat lebih baik
Ketidakefektifan
NOC
bersihan
jalan 1. Respiratory
status:
nafas
Ventilation
2. Respiratory status: Airway
patency
Kriteria Hasil:
1. Mendemonstrasikan batuk
efektif dan suara nafas
yang bersih, tidak ada
sianosis
dan
dyspnea
(mampu bernafas dengan
mudah, tidak ada pursed
lips)
2. Menunjukkan jalan nafas
yang paten (klien tidak
merasa tercekik, irama
nafas, frekuensi pernapasan
dalam rentang normal,
tidak ada suara nafas
abnormal)
3. Mampu mengidentifikasi
dan mencegah factor yang
dapat menghambat jalan
nafas.
Resiko
kekurangan
volume cairan
NOC
1. Fluid balance
2. Hydration
3. Nutritional Status : Food
and Fluid
4. Intake
Kriteri Hasil :
1. Mempertahankan
urine
output sesuai dengan usia
dan BB, BJ urine normal,
HT normal.
2. Tekanan darah, nadi, suhu
tubuh dalam batas normal
3. Tidak ada tanda-tanda
dehidrasi
4. Elastisitas turgor kulit baik,
membrane mukosa lembab,
tidak ada rasa haus yang
berlebihan.
NIC
Fluid Management
- Timbang popok/pembalut jika
diperlukan
- Pertahankan catatan intake dan
output yang akurat
- Monitor
status
dehidrasi
( kelembaban membrane mukosa,
nadi adekuat, tekanan darah
ortostatik), jika diperlukan
- Monitor vital sign
- Monitor masukan makanan / cairan
dan hitung intake kalori harian
- Kolaborasikan pemberian cairan IV
- Monitor status nutrisi
- Berikan cairan IV pada suhu
ruangan
- Dorong masukan oral
- Berikan penggantian nesogatrik
sesuai output
- Dorong keluarga untuk membantu
pasien makan
- Tawarkan snack ( jus buah, buah
segar)
- Kolaborasi dengan dokter
- Atur kemungkinan transfuse
- Persiapan untuk transfuse
Hypovolemia Management
- Monitor status cairan termasuk
intake dan output cairan
- Pelihara IV line
- Monitor tingkat Hb dan hematocrit
- Monitor tanda vital
- Monitor respon pasien terhadap
penambahan cairan
- Monitor berat badan
- Dorong pasien untuk menambah
intake oral
7.
Resiko
NOC
ketidakseimbanga 1. Termoregulasi
n suhu tubuh b/d 2. Termoregulasi : Newborn
trauma jaringan Kriteria hasil
otak
1. Suhu kulit normal
2. Suhu badan 36,0 37, 0 C
3. TTV dalam batas normal
4. Hidrasi adekuat
5. Tidak hanya menggigil
6. Gula darah DBN
7. Keseimbangan asam basa
DBN
8. Bilirubin DBN
NIC
Newborn Care
- Pengaturan suhu : mencapa dan
atau mempertahankan suhu tubuh
dalam range normal
- Pantau suhu bayi baru lahir sampai
stabil
- Pantau tekanan darah. Nadi, dan
pernafasan dengan tepat
- Pantau warna-warna dan suhu kulit
- Pantau dan laporkan tanda dan
gejala hipotermi dan hipertermi
- Tingkatkan keadekuatan masukan
cairan dan nutrisi
- Tempatkan bayi baru lahir pada
ruangan isolasi atau bawah
pemanas
- Pertahankan panas tubuh bayi
- Gunakan matras panas dan selimut
hangat yang disesuaikan dengan
kebutuhan
- Berikan pengobatan dengan tepat
untuk mencegah atau control
menggigil
- Gunakan matras sejuk dan mandi
dengan
air
hangat
untuk
menyesuaikan dengan suhu tubuh
dengan tepat
Temperature Regulation (Pengaturan
Suhu)
- Monitor suhu minimal tiap 2 jam
- Rencanakan
monitoring
suhu
secara kontinyu
- Monitor TD, nadi, dan RR
- Monitor warna dan suhu kulit
- Monitor tanda-tanda hipertermi dan
hipotermi
- Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
- Selimuti pasien untuk mencegah
hilangnya kehangatan tubuh
- Ajarkan pada pasien cara mencegah
keletihan akibat panas
- Diskusikan tentang pentingnya
pengaturan suhu dan kemungkinan
efek negative dari kedinginan
- Beritahu tentang indikasi terjadinya
keletihan
dan
penanganan
emergency yang diperlukan
- Ajarkan indikasi dari hipotermi dan
penanganan yang diperlukan
- Berikan anti piretik jika perlu
Temperature
regulation
:
intraoperative
- Mempertahankan
suhu
tubuh
interaoperatif yang diharapkan
8.
Risiko infeksi
NOC
NIC
Kriteria hasil :
Klien bebas dari tanda dan
gejala infeksi
Mendeskripsikan
proses
penularan penyakit faktor yang
mempengaruhi serta
Penatalaksanaannya.
Menunjukan
kemampuan
untuk mencegah timbulnya
infeksi
Jumlah leukosit dalam batas
normal
Menunjukan
sehat
prilaku
hidup
-
9.
Intoleransi aktivitas
NOC
Activity therapy :
Energy conservation
Activity tolerance
Self care : ADLs
Kriteria hasil :
Berpartisipasi dalam
aktivitas fisik tanpa
disertai peningkatan
tekanan darah ,nadi,
RR
Mampu
melakukan
aktivitas sehari- hari
(ADLs)
secara
mandari.
Tanda tanda vital
normal
Energy psikomotor
Level kelemahan
Mampu berpindah :
dengan atau tanpa
bantuan alat
Status
kardiopulmonari
adekuat
Sirkulasi status baik
Status respirasi :
pertukaran gas dan
ventilasi adekuat.
10.
Nyeri akut
NOC
NIC
Pain level
Pain control
Comfort level
Kriteria hasil :
Pain management
Mampu mengontrol
nyeri ( tahu penyebab
nyeri,
mampu
menggunakan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri ,
mencari bantuan )
Melaporkan
bahwa
nyeri
berkurang
dengan mengunakan
menajemen nyeri.
Mampu
mengenali
nyeri
(
skala,
instensitas, frekuensi,
dan tanda nyeri)
Menyatakan
rasa
nyaman setelah nyeri
berkurang
kebisingan.
Kurangi factor presipitasi nyeri
Pilih dan lakukan penanganan
nyeri ( farmakologi , non
farmakologi dan interpersonal )
- Kaji tipe dan sumber nyeri
untuk menentukan intervensi
- Ajarkan ternik non farmakologi
- Berikan
analgetik
untuk
mengurangi nyeri
- Evaluasi
ketidakefektifan
control nyeri
- Tingkatkan istirahat
- Kolaborasikan dengan dokter
jika ada keluhan dan tindakan
nyeri tidak berhasil
- Monitor penerimaan pasien
tentang menagemen nyeri.
Analgesic administration
-
11.
Risiko cedera
NOC
NIC
Risk control
Kriteria hasil :
perubahan
kesehatan
status
12.
Ansietas
NOC
NIC
anxiety self-control
anxiety level
coping
kriteria hasil :
Anxiety
reduction
kecemasan )
klien
mampu
mengidentifikasi dan
mengungkapkan
gejala cemas
mengidentifikasi
/mengungkapkan dan
menunjukkan teknik
untuk
mengontrol
cemas
vital sign dalam batas
normal
postur tubuh , ekspresi
wajah , bahasa tubuh
dan tingkat aktivitas
menunjukkan
berkurangnya
kecemasan
D.
penurunan
IMPLEMENTASI
Pelaksanaan disesuaikan dengan intervensi yang telah ditentukan.
E.
EVALUASI
Evaluasi disesuaikan dengan kriteria hasil yang telah ditentukan.
III.
Ruangan
: IGD
Tanggal masuk
: 22 Desember 2011
Tanggal pengkajian
: 22 Desember 2011
Dx
A.
Pengkajian
Identitas pasien
Nama
: Tn D
Umur
: 23 tahun
Jenis kelamin
: laki-laki
Alamat
: Curup
Penamggung jawab
Nama
: Tn A
Umur
: 63 tahun
Jenis kelamin
: laki-laki
: ayah
Riwayat kesehatan
1. Keluhan utama
Pasien datang ke RSUD M YUNUS bengkulu pada tanggal 22
Desember 2011, dengan kecelakaan motor, pasien mengalami
penurunan kesadaran. Terdapat hematome di kepala dan krepitasi pada
paha bagian kanan sepertiga medial dextra.
2. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien datang ke IGD dibawa oleh keluarganya pada pukul 20.30 WITA
tanggal 22 Desember 2011. Pasien tabrakan dengan kendaraan bermotor
dengan penurunan kesadaran,terdapat hematome pada kepaladan
krepitasi pada paha bagian kanan sepertiga meial dextra dan wajah
hematome, keluar darah dari mulut, telinga dan hidung, pasien sesak.
3. Primary survey
a. Airway: terdapat sumbatan jalan nafas berupa darah dan lendir.
b. Breathing
Look
32 /menit
Listen
Feel
pernafasan
c. Circulation
: Sopor
Keadaan umum
: Lemah
GCS
:7
TTV
5.
TD
N
P
S
: 100/60 mmHg
: 102 x/m
: 32 x/m
: 37.8
Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Inspeksi : bentuk simetris ,rambut tampak kusam,terdapat
hematome dibagian wajah dan kepala
pergerakan
dinding
dada
simetris,
Jenis Pemeriksaan
Hasil
Satuan
Nilai Normal
Haemoglobin
9,4
g/dl
13,0 - 16,0
2.
Hematokrit
33
37 43
Leukosit
21,2
1000/ul
5,0 10, 0
Trombosit
198
1000/ul
150 - 400
B.
Analisa data
No.
Data Fokus
Analisis
Masalah
1.
DS :
Trauma kepala
Pola
efektif
keluarga mengatakan
pasien belum sadar
DO :
tengkorak
terdapat
berupa
sumbatan Perdarahan
darah
dan
lendir
-
pernafasan
32 x / menit
herniasiasi
otak
/otak
menekan
vasomotor
posterior,
RAS
pusat
,cerebral
NIII,serabut
nafas
tidak
menekan
untuk
pertahankan:
kesadaran,TD,HR
2.
DS:
-
trauma kepala
Gangguan
jaringan serebral
keluarga
mengatakan pasien
masih belum sadar
D O:
-
tingkat
perfusi
kesadaran
sopor
-
akral dingin
perdarahan
penambahan
volume
kompresi
pada
vena
aliran darah
peningkatan TIK
perubahan
perfusi
jaringan serebral
Diagnosa Keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya darah dan secret
ditandai dengan keluarga mengatakan pasien belum sadar, suara nafas
stridor, terdapat sumbatan berupa darah dan lendir, dan pasien terlihat
sesak frekuensi pernafasan 32 x / menit.
2. Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan edema otak
ditandai dengan keluarga mengatakan pasien masih belum sadar, tingkat
kesadaran spoor, GCS 7(E 2,M3,V2), akral dingin, CRT > 3 detik.
C.
No.
1.
Intervensi Keperawatan
Tanggal
22-12-2011
Intervensi
Rasional
1. Kepala yang tidak
menekan JVP
nafas
tengah ( posisi
aliran darah ke
supinasi).
otak.
dapat
efektif
bantu pernafasan.
2. Observasi fungsi
2. Distres pernafasan
2. Tidak sianosis
pernafasan, catat
dan perubahan
frekuensi
4. RR < 24x/menit
pernafasan, dispnea
dapat terjadi
5. Tidak terpasang
atau perubahan
sebagai akibat
tanda-tanda vital.
stress fisiologis
oksigen
6. Secret dan lender
berkurang
dapat
menunjukkan
terjadinya syok
3. Evaluasi pergerakan
dinding dada dan
sehubungan
dengan hipoksia.
auskultasi bunyinya.
3. Sebagai pedoman
kelancaran pola
pernafasan.
4. Berikan terapi O2
sebanyak 3 liter
4. Memberikan
adekuat O2 dalam
5. Pemasangan gudele
dan lakukan
penghisapan lendir
5. Sebagai alat bantu
supaya jalan napas
tidak tertutup
2.
22-12-2011
Setelah
tindakan
keperawatan
selama
1x24
gangguan
klien.
1. Menentukan
status neurologis
jam
perfusi
2. Perubahan TTV
mendadak dapat
menentukan
GCS
peningkatan TIK
meningkat yaitu 12
dan trauma
2. Kesadaran membaik
batang otak
normal
TD :120/80
supinasi)
menekan JVP
4. Mmhg,
5. N:
90
x/menit
aliran darah
RR : 24 x/menit
keotak
6. S : 37 C
4. Evaluasi keadaan
pupil, ukuran,
ketajaman,
kesamaan antara kiri
dan kanan dan
reaksi terhadap
rangsangan cahaya
4. Untuk
menentukan
apakah
batangotak masih
baik dan masih
ada respons
terhadap cahaya
atau tidak.
5. Kolaborasi dalam
5. Untuk membantu
pemberian obat
proses
sesuai indikasi
penyembuhan
6. Anjurkan pada
keluarga untuk
batasi pengunjung
6. Memberikan
lingkungan
nyaman untuk
menghindari
ketegangan dapat
mempertahankan
kita terjadinya
peningkatan TIK
7. Pemberian terapi O2
dan penghisapan
7. Memberikan
adekuat O2 dalam
lendir
8. Lakukan pemasang
8. Untuk
mengurangi
NGT
adanya tekanan
TIK
9. Lakukan
pemasangan kateter
9. Untuk memenuhi
ADL dan
mengetahui
keseimbangan
cairan.
D.
No
DX
1,2
Tanggal /
Implementasi Keperawatan
Implementasi
Respon hasil
jam
22-12-2011
Pukul 20.35
WITA
otak
2. O2 diberikan sebanyak 3
Paraf
22-12-2011
Pukul 20.35
WITA
22-12-2011
Pukul 20.38
WITA
WITA
22-12-2011
5. Melakukan pengambilan
sample darah( hematologi)
Pukul
20.45
WITA
6. frekuensi pernafasan 32
6. Mengobservasi fungsi
1
22-12-2011
Pukul 20.50
WITA
x/menit
22-12-2011
melakukan Heacting
Pukul 21.00
WITA
8. Mengevaluasi pergerakan
2`
22-12-2011
Pukul 21.35
WITA
2
9. Mengevaluasi nilai GCS klien
22-12-2011
Pukul 22.00
WITA
2
10. Melakukan pemasangan
22-12-2011
NGT
Pukul 21.20
WITA
11. Kateter terpasang, urine
11. Melakukan pemasangan
2
22-12-2011
kateter
Pukul 21.30
2
WITA
12. TD : 100/60 mmhg,
12. Memantau TTV klien
22-12-2011
N : 102 x/menit
Pukul 22.50
WITA
: 37,8 C
RR : 32 x/menit
13. Evaluasi keadaan pupil,
22-12-2011
pukul
23.00
2
WITA
22-12-2011
obat yaitu :
Pukul 23.30
alergi.
WITA
-
1,2
22-12-2011
1,2
Pukul 23.30
unruk membatasi
WITA
1,2
N : 90 x/menit
22-12-2011
: 37 C
Pukul 23.30
RR : 28 x/menit
wib
17. Terdapat Edema Serebral
pada bagian kepala
22-12-2012
Pukul 03.00
CT-Scan
wib
E.
Evaluasi Keperawatan
Tanggal /
No
Catatan perkembangan
Paraf
Jam
1.
22-12-2011
S :O:
-
P : intervensi dilanjutkan
1. Pertahankan kepala dan leher tetap posisi
atau tengah ( posisi supinasi)
2. Observasi fungsi pernafasan, catat
pernafasan,dispnea atau
frekuensi
perubahan tanda-tanda
vital.
3. Evaluasi pergerakan dinding dada dan
bunyinya.
4. Berikan terapi O2)
datar
auskultasi
datar
ketajaman ,
lender
DAFTAR PUSTAKA