Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
EDEMA PARU
Disusun oleh :
Eka Henny Suryani
ETIOLOGI :
3. Insuffisiensi sistem
limfe
Pasca transplantasi
paru
Karsinomatosis,
limfangitis
Limfangitis fibrotik
(silikosis)
PATOGENESIS
Permeabilitas kapiler
meningkat
Gangguan pertukaran
gas
Makrofag di alveolus
mensekresi cytokinase :
interleukin dan TNF
Reaksi inflamasi,
menghancurkan struktur
protein seperti kolagen,
elastin, fibrinogen,
proteolisis protein plasma
Cedera paru
Peningkatan
permeabilitas vaskuler
Edema
Neutrofil masuk
Inaktivasi survaktan
pelepasan sitokin dan
memicu inflamasi
Pengelupasan epitel
Pembentukan membran
hialin
EDEMA PARU
KARDIOGENIK
Edemaparukardiogenikatauedemavolume
overloadterjadi karena peningkatan tekanan
hidrostatik dalam kapiler paru yang menyebabkan
peningkatan filtrasi cairan transvaskular.
Edema paru akut kardiogenik ini merupakan
bagian dari spektrum klinisAcute Heart Failure
Syndrome (AHFS). AHFS didefinisikan sebagai
munculnya gejala dan tanda secara akut yang
merupakan sekunder dari fungsi jantung yang
tidak normal (Maria, 2010).
Etiologi :
Infark miokard akut
Hipertensi
Penyakit Katup Jantung
Kardiomiopati
Stadium I
Adanya distensi dan pembuluh darah
kecil paru yang prominen akan
memperbaiki pertukaran gas di paru
dan sedikit meningkatkan kapasitas
difusi gas CO.
Gejala : sesak napas saat aktivitas
Pemeriksaan : ditemukan ronkhi saat
inspirasi karena terbukanya saluran
napas yang tertutup pada saat
inspirasi
Stadium II
Terjadi edema paru intersisial. Batas
pembuluh darah paru dan hilus menjadi
kabur, dan septa interlobularis menebal
(garis Kerley B). Adanya penumpukan
cairan di jaringan kendor intersisial, akan
lebih memperkecil saluran napas kecil,
terutama di daerah basal oleh karena
pengaruh gravitasi.
Stadium III
Pada stadium ini terjadi edema alveolar.
Pertukaran gas sangat terganggu, terjadi
hipoksemia dan hipokapnia. Penderita
nampak sesak sekali dengan batuk
berbuih kemerahan. Kapasitas vital dan
volume paru yang lain turun dengan
nyata.
Gambaran klinik
Sesak napas
Takipneu, orthopneu.
Keringat dingin.
Batuk dengan sputum berwarna
kemerahan (pink frothy sputum)
Gelisah
Mudah lelah,
hipoksemia
PEMERIKSAAN FISIK :
Elektrokardiografi
Pemeriksaan EKG bisa normal atau
seringkali didapatkan tanda-tanda
iskemia atau infark miokard akut
dengan edema paru.
Pasien dengan edema paru
kardiogenik tetapi yang non iskemik
biasanya menunjukkan gambaran
gelombang T negatif yang lebar
dengan QT memanjang yang khas
Laboratorium
Analisa gas darah pO2 rendah, pCO2
mula-mula rendah dan kemudian
hiperkapnia.
Darah rutin, ureum, kreatinin, ,
elektrolit, urinalisis, foto thoraks,
EKG, enzim jantung (CK-MB, Troponin
T), angiografi koroner.
Kardiogenik
Gambaran
underlying
disease
(kardiomegali,
efusi pleura,
diafragma
kanan letak
tinggi)
Infiltrat di
daerah basal
(edema basal
paru)
Edema
butterfly
atau Bats
Wing(edema
sentral)
Kardiomegali dan
edema paru
ARDS
Penatalaksanaan
Timbulnya edema paru dapat sedemikian
cepatnya dan mengancam hidup
penderita, sehingga diperlukan tindakan
cepat, tepat dan sedini mungkin.
Tujuan pokok :
A. Kurangi akumulasi cairan
B. Pertukaran gas harus diperbaiki
C. Setiap faktor pencetus harus dikenal
dan di berantas.
1. Posisi duduk.
2. Oksigen (40 50%) sampai 8 liter/menit
bila perlu dengan masker. Jika
memburuk (pasien makin sesak,
takipneu, ronchi bertambah, PaO2 tidak
bisa dipertahankan 60 mmHg maka
dilakukan intubasi endotrakeal, suction,
dan ventilator.
3. Infus emergensi. Monitor tekanan
darah, monitor EKG, oksimetri bila ada.