Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Oleh :
HARTINI
NIM :7214018
PRODI DIII KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM
JOMBANG
2016
Oleh :
HARTINI
NIM :7214018
PRODI DIII KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM
JOMBANG
2016
SURAT PERNYATAAN
: Hartini
NIM
: 7214018
Prodi
DIII
Kebidanan
Fakultas
Ilmu
Kesehatan
Kebidanan
Pada
Ny.
Dengan
Pendekatan
Yang
HARTINI
7214018
iv
iv
LEMBAR PERSETUJUAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. A DENGAN PENDEKATAN YANG
BERKESINAMBUNGAN MULAI DARI MASA KEHAMILAN SAMPAI
DENGAN MASA KELUARGA BERENCANA DI BPM
SOFA Amd. Keb, DESA MANCAR
PETERONGAN - JOMBANG
Disusun Oleh :
HARTINI
72134018
Nama
Tanda Tangan
(.....)
Mengetahui
Ketua Program Studi D-III Kebidanan
FIK Unipdu Jombang
iv
Tanggal
(.)
Penguji I
Tanda Tangan
Tanggal
(.)
Penguji II
Tanda Tangan
Tanggal
(.)
Penguji II
Tanda Tangan
Tanggal
Mengetahui
Ketua Program Studi D III Kebidanan
FIK Unipdu Jombang
iv
iv
LEMBAR PERSEMBAHAN
Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT atas semua rahmat yang telah
dianugrahkan pada saya selama ini. Sesungguhnya rahmat Allah SWT yang paling
besar saya rasakan adalah memiliki orang-orang yang istimewa dan senantiasa
bersama. Oleh karena itu, saya persembahkan karya sederhana ini untuk
1. Mama & Mimi yang telah memberikan kasih sayang, dukungan dan perhatian
untuk saya. Saya tidak bisa membalas semua jasa yang telah mama dan mimi
berikan selain dengan panjatan doa-doa yang setiap hari saya lantunkan sesuai
sholat. Saya akan mengingat setiap tetes keringat mama dan mimi yang telah
berjuang demi yayu. Sembah bakti dan hormat buat mama dan mimi tersayang.
2. Adik saya yang menghibur saya leawat senyuman dan candanya saat saya jenuh
dengan masalah-masalah yang terjadi.
3. Seluruh keluarga besar saya, terimakasih atas semua dukungannya.
4. Dosen beserta staf Prodi DIII Kebidanan FIK UNIPDU Jombang, yang telah
membimbing dan memberikan ilmunya selama ini. Pahit, manis yang kami rasa,
kami yakin, semua itu untuk menjadikan kami manusia yang lebih baik.
5. Bapak dan ibu asrama, terimakasih atas didikan dan doanya selama ini.
6. Sahabat-sahabat tercinta (AZTIKA IV), yang selalu bercanda, diskusi, bisnis,
tempat berbagi keluh kesah bersama, hidup selama 3 tahun ini membuat kita
menjadi satu keluarga yang saling mendukung, saling menolong yang selalu
membangun mimpi, melewati cerita bersama di surge yang suci (HURUN INN)
dan yang pasti saling menyayangi.
7. Teman seperjuangan Prodi DIII Kebidanan FIK UNIPDU Jombang angkatan
2014, yang telah banyak memberikan dukungan dan saran untuk kelancaran
penulis Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Buat almamater yang tidak pernah saya lupakan.
9. Semua pihak yang membantu saya dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini,
semoga Allah SWT. Selalu mencurahkan rahmat dan hidayahnya, syukron katsir.
iv
ABSTRAK
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENDEKATAN YANG
BERKESINAMBUNGAN MULAI DARI MASA KEHAMILAN SAMPAI
DENGAN MASA KELUARGA BERENCANA DI JOMBANG
Oleh:
HARTINI
NIM: 7214018
Partus normal adalah proses lahirnya bayi dengan letak belakang kepala
dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi,
yang umumnya berlangsung 24 jam. Penelitian ini bertujuan untuk melaksanakan
asuhan kebidanan dengan pendekatan yang berkesinambungan
iv
KATA PENGANTAR
Segala syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayat-Nya
penulis dapat menyelesaikan Proposal Laporan Tugas Akhir dengan judul Asuhan
Kebidanan Dengan Pendekatan Yang Berkesinambungan Mulai Dari Masa
Kehamilan Sampai Dengan Masa Keluarga Berencana Di Jombang Proposal
Laporan Tugas akhir ini disusun dalam bentuk laporan sebagai tugas akhir dalam
menyelesaikan pendidikan di Prodi DIII Kebidanan FIK UNIPDU Jombang.
Ucapan terima kasih penulis persembahkan kepada pihak-pihak yang secarab
langsung maupun tidak langsung telah membantu terselesainya Proposal Laporan
Tugas Akhir. Maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan
terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Ahmad Zahroh, MA selaku Rektor Universitas Pesantren Tinggi
Darul Ulum Jombang.
2. H. Andi Yudianto, S. Kep. NS., M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum Jombang.
3. Ninik Azizah, SST. M. Kes selaku Ka. Prodi DIII kebidanan FIK UNIPDU
Jombang.
Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah memberikan
kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan Proposal Laporan Tugas
Akhir. Penulis menyadari bahwa pembuatan ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi penyempurnaan ini.
Demikian ini saya buat, semoga bermanaat bagi penulis khususnya pembaca
pada umumnya.
Jombang, 04 April
2016
iv
Penulis
iv
10
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
DAFTAR ISI ii
RINGKASAN
iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
1.3.2 Tujuan Khusus
1.4 Manfaat
1.4.1
Bagi Peneliti
1.4.2
Bagi Klinik
1.4.3
1.4.4
Pengertian Kehamilan
2.1.2
Fisiologi Kehamilan
2.1.3
Asuhan Kehamilan
iv
11
2.2 Persalinan
2.2.1
Pengertian Persalinan
2.2.2
Fisiologi Persalinan
2.2.3
Asuhan Persalinan
2.3 Nifas
2.3.1
Pengertian Nifas
2.3.2
Fisiologi Nifas
2.3.3
2.3.4
Asuhan Nifas
2.4.2
2.4.3
2.4.4
2.5.2
2.5.3
2.5.4
2.6.2
Dokumentasi Kebidanan
iv
12
3.1
3.2
3.3
3.4
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
iv
13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan ibu merupakan aset terpenting dalam suatu kehidupan, dari
kesehatan ibu dapat memberikan gambaran suatu kehidupan yang sejahtera
bagi bayi yang dikandungan. Namun banyak faktor yang dapat memperberat
dan membahayakan kesehatan ibu dan bayinya, terutama pada ibu yang tidak
mendapatkan asuhan yang dimulai dari kehamilan, melahirkan, nifas,
neonatus dan pemasangan alat kontrasepsi dari tenaga kesehatan. Sehingga
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih tinggi.
Target angka kematian Ibu tahun 2015 adalah 102 kematian per
100.000 kelahiran hidup, sementara itu berdasarkan Survei Demografi
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, saat ini di Indonesia AKI mencapai
angka 359/100.000 kelahiran hidup dan AKB mencapai angka 32/1.000
kelahiran hidup. Cakupan kunjungan ibu hamil K1 di Indonesia pada tahun
2014 sebesar 94,99%, angka ini belum mencapai target renstra yaitu sebanyak
95%. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 di Indonesia pada tahun 2014 sebesar
86,70%, hal ini berarti belum juga mencapai target renstra yang sebesar 95%.
Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan di Indonesia pada tahun 2014
yaitu 88,68%. Angka ini masih cukup jauh dari target renstra sebesar 90%.
Untuk cakupan Kunjungan Neonatus (KN) pada KN1 sebesar 97,07% dan KN
lengkap sebesar 93,33%, sehingga nilai ini memenuhi target renstra yaitu
sebesar 90%. Kemudian cakupan KB baru sebesar 16,51% dengan rincian
penggunaan metode kontasepsi suntik sebesar 49,67% Pil 25,14% Implan
10,65% IUD 7,15 Kondom 5,68% MOP 0,21%. (Profil Kesehatan RI, 2014)
Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Angka Kematian Ibu
(AKI) di Provinsi Jawa Timur mengalami penurunan yang cukup bermakna,
dari 642/1.000 kelahiran hidup pada tahun 2013 menjadi 291/1.000 kelahiran
iv
14
iv
15
ibu hamil komplikasi yang ditangani tahun 2014 adalah 104,2% yaitu
pelayanan pada 4.856 ibu hamil risiko tinggi dari 4.660 perkiraan ibu hamil
yang risiko tinggi. Untuk cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar
90,8%, dimana pelayanan persalinan pada 20.196 orang dari total ibu bersalin
22.239 orang, angka ini belum mencapai target renstra yaitu 95% yang
disebabkan jumlah sasaran riil jauh lebih kecil dari pada jumlah sasaran
menurut proyeksi penduduk hasil sensus BPS Provinsi. Dan yang bersalin
ditolong oleh dukun sejumlah 3 orang. Untuk cakupan pelayanan ibu nifas
sebesar 90,9% yaitu pelayanan nifas pada 20.219 ibu nifas dari 22.239
sasaran ibu nifas, cakupan ini sudah memenuhi target renstra yaitu 90%.
Untuk cakupan pelayanan kesehatan neonatus (KN Lengkap) sebesar 96,2%,
hal ini sudah memenuhi target renstra yaitu sebesar 90%. Untuk cakupan
jumlah KB yang menjadi peserta KB aktif adalah sebanyak 164.323 (68,3%),
sedangkan yang menjadi peserta KB baru sebesar 21.630 orang (9,0%). Jenis
kontrasepsi yang banyak digunakan akseptor baik KB aktif adalah suntik
(63%) dan pilihan terendah adalah MOP (0,5%). Untuk kontrasepsi pada
akseptor KB baru, jenis kontrasepsi dengan proporsi terbesar adalah jenis
suntik 69,1% dan proporsi terkecil adalah jenis kontrasepsi MOP 0,1%.
(DinKes Jombang, 2014)
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di BPM Sofa, Amd.
Keb Desa Mancar Peterongan Jombang, pada tanggal 25 Januari 2016
diperoleh cakupan pelayanan ibu hamil pada bulan Desember 2015 yaitu 224
orang, dengan cakupan K1 sebanyak 31 orang dan K4 21 orang dan ibu hamil
yang mengalami resiko tinggi sebanyak 35 orang. Sedangkan pada tanggal 1
25 januari 2016 jumlah ibu hamil 154 orang dengan K1 sebanyak 26 orang
dan K4 sebanyak 27 orang dan ibu hamil yang mengalami resiko tinggi
sebanyak 20 orang. Kemudian, untuk jumlah ibu bersalin pada bulan
Desember 2015 yaitu 56 orang, 14 orang diantaranya melahirkan di BPM
Sofa (25%), 14 orang lainnya dirujuk (25%) dengan indikasi makrosomia 1
iv
16
iv
17
langsung yaitu kematian ibun yang disebabkan oleh penyakit yang bukan
karena kehamilan dan persalinannya. Penyakit tuberkolosis, anemia, malaria,
sifilis, HIV, AIDS, dan lain-lain yang dapat memperberat kehamilan dan
meningkatkan resiko terjadinya kesakitan dan kematian. (Pusdiknakes, 2015 :
4)
Salah satu kontribusi kematian ibu juga disebabkan oleh 4 Terlalu
(terlalu muda, terlalu sering, terlalu pendek jarak kehamilan, terlalu tua) dan 3
Terlambat (terlambat deteksi dini tanda bahaya, terlambat mencapai fasilitas
dan terlambat mendapat pertolongan yang adekuat). Sedangkan penyebab
utama kematian neonatal adalah asfiksia, BBLR, dan infeksi. (Pusdiknakes,
2015 : 4)
Penyebab kematian ibu dan neonatal tersebut sebenarnya dapat
dicegah jika setiap wanita hamil melakukan pemeriksaan kehamilan minimal
4 kali ke petugas kesehatan. (Pusdiknakes, 2015 : 4)
Rencana strategis menteri kesehatan dari salah satu prioritas
pembangunan kesehatan pada tahun 2010-2014 yaitu peningkatan kesehatan
ibu, bayi, balita, dan Keluarga Berencana (KB) (Kemenkes, 2010). Serta
kompetensi bidan di Indonesia bahwa asuhan kebidanan merupakan
penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam
memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan / masalah
dalam bidang kesehatan ibu masa hamil, masa persalinan, nifas, bayi setelah
lahir serta keluarga berencana. (KepMenkes RI no.369 tahun 2007).
Pada tanggal 25-27 September 2015 lalu, PBB telah mengesahkan
SDGS tahun 2015-2030 yang merupakan perlanjutan dari MDGS dengan
salah satu tujuannya yaitu menurunkan jumlah AKI dan AKB. Maka, upaya
untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ibu dan anak salah satunya
adalah melaksanakan asuhan secara berkelanjutan atau Continuity of Care.
Continuum of care the life cycle artinya pelayanan yang diberikan
pada siklus kehidupan yang dimulai dari prakonsepsi, kehamilan, persalinan,
iv
18
nifas, bayi, balita, anak prasekolah, anak sekolah, remaja, dewasa, hingga
lansia. Continuum of care of pathway artinya penatalaksanaan yang meliputi
rtempat pelayanan dan level pencegahan, integrasi program, pembiayaan dan
stakeholder terkait serta peran dari profesi dan perguruan tinggi. Jika
Continuum of Care ini dilaksanakan maka akan memberi dampak yang
signifikan terhadap kelangsungan dan kualitas hidup ibu dan anak.
(Pusdiknakes, 2015 : 4)
Selain itu, upaya untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak yang
sudah berjalan mulai tahun 2014 yaitu gebrak, dimana 1 mahasiswa
melakukan pendampingan pada 1 ibu mulai ibu dalam kondisi hamil sampai
pemakaian alat kontrasepsi. ANC terpadu juga sudah mulai di jalankan untuk
meningkatkan kesehatan ibu dan anak.
Keterlambatan pengambilan keputusan di tingkat keluarga dapat
dihindari apabila ibu dan keluarga mengetahui tanda bahaya kehamilan dan
persalinan serta tindakan yang perlu dilakukan untuk mengatasinya di tingkat
keluarga. Salah satu upaya penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka
Kematian Bayi adalah Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K). Program dengan menggunakan stiker ini, dapat
meningkatkan peran aktif suami (suami Siaga), keluarga dan masyarakat
dalam merencanakan persalinan yang aman. Program ini juga meningkatkan
persiapan menghadapi komplikasi pada saat kehamilan, termasuk perencanaan
pemakaian alat/ obat kontrasepsi pasca persalinan. Selain itu, program P4K
juga mendorong ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan, bersalin,
pemeriksaan nifas dan bayi yang dilahirkan oleh tenaga kesehatan terampil
termasuk skrining status imunisasi tetanus lengkap pada setiap ibu hamil.
Kaum ibu juga didorong untuk melakukan inisiasi menyusu dini (IMD)
dilanjutkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan (Depkes, 2010).
Upaya peningkatan kesehatan ibu dan penurunan angka kematian ibu
mustahil dapat dilakukan sendiri oleh Pemerintah, terlebih dengan berbagai
iv
19
iv
20
asuhan
kebidanan
yang
telah
iv
21
Tempat
Waktu
3 kali
Saat bersalin
1 kali
Saat nifas
4 kali
Neonatus
4 kali
KB
2 kali
1.5 Manfaat
1.5.1
Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil Laporan Tugas Akhir ini diharapkan dapat
menjadi referensi atau masukan bagi perkembangan pelayanan
kebidanan pada masa hamil, bersalin nifas, neonatus dan KB.
1.5.2
Manfaat Praktis
1.5.2.1 Bagi Penulis
Menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan,
serta bahan dalam penerapan asuhan kebidanan dalam
batas Continuity of Care, terhadap ibu hamil, bersalin, nifas,
bayi baru lahir, neonatus dan pelayanan kontrasepsi. Dapat
dijadikan bahan perbandingan untuk Laporan Tugas Akhir
selanjutnya.
1.5.2.2 Manfaat Instittusi Pendidikan
Dijadikan sebagai bahan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), khususnya dalam
iv
22
bagi
puskesmas
mojoagung
dalam
rangka
Studi Kepustakaan
Penulis mencari, mengumpulkan, dan mempelajari refrensi
dengan kasus yang dibahas yaitu Ibu Hamil, Bersalin, Nifas,
Neonatus, KB dari beberapa buku informasi dan internet.
1.6.2
Studi Pendahuluan
iv
23
Studi Kasus
Melaksanakan Studi Kasus dengan menggunakan Asuhan
Kebidanan
yang
meliputi
pengkajian
data,
merumuskan
iv
24
: PENDAHULUAN
Menguraikan tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah,
Tujuan
Penelitian,
Ruang
Lingkup,
Manfaat,
Metode
: TINJAUN PUSTAKA
2.1 Konsep Teori
2.1.1 Konsep Dasar Teori Kehamilan
2.1.2 Konsep Dasar Teori Persalinan
2.1.3 Konsep Dasar Teori Nifas
2.1.4 Konsep Dasar Teori Neonatus
2.1.5 Konsep Dasar Teori Keluarga Berencana
2.2 Penelitian Relevan
2.3 Konsep Dasar Standart Asuhan Kebidanan Sesuai
Permenkes No. 938/Menkes/SK/VIII/2007
2.4 Standar Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamian,
Persalinan, Nifas, Neonatus, dan KB.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
25
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KONSEP DASAR TEORI
2.1.1
Kehamilan
10
bulan
atau
bulan
menurut
kalender
iv
26
gravidarum
(garis-garis
berwarna
merah
di
abdomen)
b. Tanda sangat mungkin
1) Tes laboratorium yang menunjukkan adanya hormone
HCG dalam darah dan urine
2) Tanda chadwick (perubahan warna vagina dari merah
jambu menjadi keunguan)
3) Tanda goodell (perlunakan serviks)
4) Tanda hegar (perlukaan segmen bawah bawah rahim)
iv
27
Perubahan Psikologi
Penolakan
Pertama
Kecewa
(minggu
Peningkatan volume
darah
Seringkali membenci
0-13)
Perubahan sistem
Trimester
pernafasan
Pembesaran abdomen
Merasa sehat
kedua
Hiperpigmentasi
Bias menerima
kehamilannya
(minggu
kehamilannya
14-26)
Berfikir positif
Sudah mulai
merasakan kehadiran
iv
28
janinnya sebagai
seseorang diluar dari
Trimester
Hiperlordosis.
dirinya sendiri.
Waspada
ketiga
Pembesaran abdomen.
(minggu
Perubahan frekuensi
sabar menunggu
berkemih.
kelahiran bayinya.
27-40)
Perubahan
ketidaknyamanan tulang
dan otot.
bayi yang
Gangguan tidur.
dilahirkannya tidak
Perubahan sensasi
terhadap nyeri.
normal.
hamil.
(Pusdiknakes, 2015 : 48-49)
2.1.1.4 Perubahan Organ Tubuh Selama Kehamilan
a. Jantung dan Pembuluh Darah
Selama kehamilan, jumlah darah yang dipompa oleh
jantung setiap menitnya (cardiac output, curah jantung)
meningkat samapai 30-50%. Setelah mencapai kehamilan 30
minggu, curah jantung agak menurun karena rahim yang
membesar menekan vena yang membawa darah dari tungkai
ke jantung. Selam persalinan, curah jantung meningkat
sebesar 30%, setelah persalinan curah jantung menurun
iv
29
curah
jantung
selama
kehamilan
iv
30
pembentukan
hormon
progesteron
usus
bagian
bawah
sehingga
terjadi
sembelit
iv
31
tubuh
dalam
mempertahankan
kehamilan.
berperan
mencegah
ovulasi
dan
merangsang
iv
32
terjadi saat
hamil
sehingga akan
mengganggu
pemenuhan
iv
gizi
seimbang
tidak
boleh
33
sebagai
cadangan
ibu
untuk
keperluan
iv
34
wanita
hamil
setiap
harinya
disarankan
iv
35
B12
dalam
makanan,
melaikan
oleh
iv
36
secara
berlebihan
sehingga
janin
tumbuh
Fe
ibu
hamil
meningkat
(untuk
akibat
hemidilusi.
Untuk
mencegah
iv
37
satu
satunya
vitamin
yang
kebutuhannya selama hamil berlipat dua. Sekitar 2460wanita, mengalami kekurangan asam folat karena
kandungan asam folat didalam makanan tidak cukup untu
memenuhi kebutuhan ibu hamil.
Jenis makanan yang mengandung asam folat antara
lain ragi, hati, brokoli, sayur daun hijau, kacang kacangan,
daging, jeruk, jambu merah, telur. (MB Arisman, 2010 :
19)
11) Kalsium
Janin mengumpulkan kalsium dari ibunya sekitar
25-30 mg sehari. Paling banyak ketika trimester ke III
kehamilan. Ibu hamil dan bayi membutuhkan kalsium
untuk menguatkan tulang dan gigi. Selain itu kalsium juga
digunakan untuk membantu pembuluh darah berkontraksi
dan
berdilatasi.
Kalsium
juga
diperlukan
untuk
iv
38
sering
konstipasi
proesterone meningkat.
e. Seksual
iv
(seembelit)
karena
hormone
39
kesehatan
jasmani
dan
rohani
untuk
iv
40
Meski
dengan
perawatan
yang
baik
dan
iv
41
c. Minggu Ke-31
Berat bayi sekisar 1600 gram, taksiran panjang 40 cm.
Waspadai bila pada ibu muncul gejala nyeri dibawah tulang
iga sebelah kanan, sakit kepala maupun penglihatan
berkunang-kunang. Terutama bila disertai tekanan darah
tinggi yang mencapai peningkatan lebih dari 30 ml/Hg. Itu
sebab, pemeriksaan tekanan darah rutin dilakukan pada setiap
kunjungan ke bidan/dokter.
Cermati pula gangguan aliran darah ke anggota tubuh
bawah yang membuat kaki jadi bengkak. Pada gangguan
ringan, anjuran untuk lebih banyak beristirahat dengan
berbaring miring sekaligus mengurangi aktivitas, bisa
membantu.
d. Minggu Ke-32
Pada usia ini berat bayi harus berkisar 1800-2000 gram,
panjang tubuh 42 cm. Kunjungan rutin diperketat/lebih
intensif dari sebulan sekali menjadi 2 minggu sekali.
e. Minggu Ke-33
Beratnya lebih dari 2000 gram, panjangnya sekisar 43
cm. Di minggu ini mesti diwaspadai terjadi abrupsio plasenta
atau plasenta lepas dari dinding rahim.
f. Minggu Ke-34
Berat bayi hampir 2275 gram, taksiran panjang sekisar
44 cm. Idealnya, di minggu ini dilakukan tes untuk menilai
kondisi kesehatan si bayi secara umum. Penggunaan USG
bisa dimanfaatkan untuk pemeriksaan ini, terutama evaluasi
terhadap
otak,
jantung
dan
organ
lain.
Sedangkan
iv
42
g. Minggu Ke-35
Secara fisik bayi berukuran sekisar 45 cm, berat 2450
gram. Mulai minggu ini bayi umumnya sudah matang fungsi
paru-parunya. Ini sangat penting karena kematangan paruparu sangat menentukan life viabilitas atau kemampuan si
bayi untuk bertahan hidup. Kematangan fungsi paru-paru ini
sendiri akan dilakukan lewat pengambilan cairan amnion
untuk menilai lesitin spingomyelin atau selaput tipis yang
menyelubungi paru-paru.
h. Minggu Ke-36
Berat bayi harusnya mencapai 2500 gram, panjang 46
cm. Pemeriksaan rutin diperketat jadi seminggu sekali.
i. Minggu Ke-37
Dengan panjang 47 cm, berat 2950 gram. Di usia ini
bayi dikatakan aterm atau siap lahir karena seluruh fungsi
organ-organ tubuhnya bisa matang untuk bekerja sendiri.
Kepala bayi biasanya masuk ke jalan lahir dengan posisi siap
lahir. Kendati sebagian kecil di antaranya dengan posisi
sungsang. Di mingu ini biasanya dilakukan pula pemeriksaan
dalam untuk mengevaluasi kondisi kepala bayi, perlukan jalan
lahir guna mengetahui sudah mencapai pembukaan berapa.
j. Minggu Ke-38
Berat Bayi sekisar 3100 gram, panjang 48 cm. Rasa
cemas menanti-nantikan saat melahirkan yang mendebarkan
bisa membuat ibu mengalami puncak gangguan emosional.
Ibu dapat melakukan relaksasi dengan melatih pernafasan
sebagai bekal menjelang persalinan. Meski biasanya akan
ditunggu sampai usia kehamilan 38 minggu.
k. Minggu Ke-39
iv
43
evaluasi
tersebur
akan
dinilai
apakah
iv
44
iv
45
5) Pemberian Imunisasi TT
Tabel 2.3 Imunisasi TT
Imunisasi
Interval
Masa
Perlindungan
Perlindungan
Pada
kunjungan
TT 1
ANC
Tidak ada
Pertama
4 minggu
TT 2
setelah TT
80
3 tahun
95
5 tahun
99
10 tahun
1
6 bulan
TT 3
setelah TT
2
1 Tahun
TT 4
setelah TT
3
1 tahun
TT 5
setelah TT
25 tahun/
99
seumur hidup
4
6) Pemeriksaan Hb
ini
untuk
mendeteksi
ibu
hamil
preeklamsi
8) Pengambilan darah untuk pemeriksaan (VDRL)
iv
kearah
46
menbantu
mempercepat
ibu
pemulihan
dalam
setelah
persalinan
melahirkan
dan
serta
mencegah sembelit.
12) Pemberian obat malaria
Diberikan khusus ibu hamil yang terkena gejala malaria
dengan gejala khas malaria yaitu panas tinggi disertai
menggigil.
13) Pemberian kapsul minyak beryodium
Akibat kekurangan yodium dapat mengakibatkan gondok
dan kretin yang ditandai dengan :
a) Gangguan fungsi mental
b) Gangguan fungsi pendengaran
c) Gangguan pertumbuhan
d) Gangguan kadar hormone yang rendah
iv
47
mendapatkan
pelayanan
terpadu
dan
Jenis Pemeriksaan
Trimester
I
II
III
Keterangan
Keadaan umum
Rutin
Suhu tubuh
Rutin
Tekanan darah
Rutin
Berat badan
Rutin
LILA
TFU
Rutin
Presentasi janin
Rutin
iv
Rutin
48
Rutin
Rutin
Rutin
Atas Indikasi
Atas Indikasi
BTA
Atas Indikasi
15
Darah sifilis
Atas Indikasi
16
Serologi HIV
Atas Indikasi
17
USG
*
*
Atas Indikasi
DJJ
Pemeriksaan Hb
10
Golongan darah
11
Protein urin
12
Gula darah/reduksi
13
Darah malaria
14
Rutin
Materi KIE
Persiapan
Isi Pesan
Tanda-tanda bahaya dalam
persalinan dan
kesiagaan
Tabulin
menghadapi
Tempat persalinan
Transportasi rujukan
Penolong persalinan
Pendamping persalinan
Inisiasi Menyusui
Suami siaga
Skin to skin contact untuk IMD
komplikasi
kehamilan.
Eksklusif
6 bulan
iv
49
3
4
KB pascasalin
Masalah gizi
Masalah penyakit
menular
Menerapkan PHBS
Kelas ibu
buku KIA
Brain booster
Senam hamil
Berkomunikasi dengan janin
Informasi HIV-
IMS)
Informasi KTP
iv
50
1. Review
IV
1.Review materi
umum kelas
materi
materi
pertemuan
ibu hamil
pertemuan I
pertemuan
III
dan
II
perkenalan
peserta.
2. Curah pendapat
2. Curah
tentang
pendapat
iv
2. Curah
pendapat
2.Curah
pendapat
51
materi
materi
tentang
tentang
pertemuan
pertemuan
materi
maeri
pertama.
ke II.
pertemuan
pertemuan
III
3. Materi kelas 3. Materi
hamil.
a. Pengertia
ibu hamil:
a. Tanda-tanda
awal
kehamilan
persalinan
b. Tanda
c. Keluhan
persalinan
c. Proses
yang
sering
persalinan
d. Inisiasi
ibu hamil
bayi
fisik ibu
hamil
persalinan
f. Pelayanan
e. Perubahan
emosional
nifas
g. Menjaga ibu
ibu hamil
bersalin dan
f. Pemeriksa
nifas
an
kehamilan
pasca
serta
bayi sehat
h. Hal-hal
g. Pelayanan
ibu hamil.
h. Menjaga
ibu hamil
iv
a. Tanda
bayi lahir
sehat
b. Perawata
akibatnya
n bayi
penularan
c. Cara
baru lahir
c. Pelayanan
kesehatan
neonatus
pencegaha
(6 jam-28
n malaria
hari)
d. IMS
e. HIV virus
d. Tanda
bahaya
penyebab
bayi baru
AIDS
lahir
f. Cara
pencegaha
n
HIC/AIDS
yang harus
g. KEK
dihindari
h. Anemia
selama
i. Tanda-
bersalin dan
ibu hamil:
gejala dan
malaria
menyusu
e. KB
malaria
b. Cara
dialami
d. Perubahan
hamil:
a. Penyakit
b. Tanda-tanda
kehamilan
kelas ibu
IV
3.Materi kelas
tanda
e. Cacat
bawaan
f. Pemberia
n
imunisasi
g. Menjaga
bayi agar
sehat
52
sehat dan
anak
nifas
i. Mitos
cerdas
bahaya
kehamilan
j. Tanda-
i. Hubungan
tanda
suami istri
j. Hal-hal
yang
yang
harus
dihindari
bahaya
i. Mitos
persalinan
j. Akta
k. Tanda
harus
bahaya
dihindari
dan
ibu
penyakit
selama
ibu nifas
hamil
l. Sindroma
k. Mitos/tab
pasca
h. Hal-hal
kelahiran
melahirka
l. Persiapan
persalinan
m. Tanda
bahaya
kehamilan
n. Perencana
an
persaliana
n dan
pencegaha
n
komplikas
i (P4K)
4. Evaluasi harian
4. Evaluasi
materi
harian materi
iv
4. Evaluasi
harian
4.Evaluasi
harian
53
pertemuan II
materi
materi
pertemuan
pertemuan
5. Kesimpulan
5. Kesimpulan
III
IV
5. Kesimpula 5.Kesimpulan
6. Aktifitas
6. Aktivitas
n
6. Aktifitas
6.Aktifitas
fisik/senam
fisik/senam
fisik/senam
fisik/senam
ibu hamil
ibu
ibu hamil
ibu hamil
dengan
gunakan
menggunak
menggunaka
menggunaka
lembar balik
an lembar
n lembar
balik
balik
hamil
n lembar
balik
iv
54
iv
55
2.1.2
Persalinan
iv
56
diketahui,
walaupun
sejumlah
teori
menarik
telah
iv
57
keseimbangan
antara
estrogen
dan
iv
58
iv
59
iv
60
iv
61
1. Segera
rujuk
ibu
ke
fasilitas
yang
pervaginam selain
bloody show
2. Pasang
infus
menggunakan
jarum
KPD disertai
keluarnya meconium
2. Dengarkan DJJ.
kental
3. Segera
rujuk
ibu
ke
fasilitas
yang
iv
62
KPD bercampur
meconium disertai
tanda-tanda gawat
di bawah)
janin
KPD lebih dari 2 jam
1. Segera
rujuk
ibu
ke
fasilitas
yang
Menggigil
Nyeri abdomen
Cairan ketuban
berbau
infus
menggunakan
jarum
infus
menggunakan
jarum
TFU 40 Cm atau
1. Segera
lebih
iv
rujuk
ibu
ke
fasilitas
yang
63
Primipara dengan
2. Segera
aktif dengan
rujuk
ibu
ke
fasilitas
yang
Presentasi bukan
belakang kepala
Presentasi ganda
1. Baringkan
ibu
dengan
posisi
lutut
DTT/steril,
iv
64
kepala
3. Pasang infus RL/NS 1 liter dalam waktu
Sistolik < 90
mmHg.
dalam
Pucat
Berkeringat dingin.
Nafas > 30 x /
menit.
45-60
menit
berikutnya
dan
30 ml/jam
Fase laten
memanjang.
Dilatasi < 4 cm pada
8 jam.
dalam 10 menit
3. Anjurkan
ibu
pulang
jika
kontraksi
iv
65
dan
kembali
jika
ibu
fasilitas
meningkat.
1. Segera rujuk
Partus lama
ke
kontraksi
yang
laten
dimulai
sejakawal
kontraksi
yang
iv
66
fase
laten
persalinan,
semua
asuhan,
iv
67
penyulit
dalam
persalinan.
Jika
frekuensi
kontraksi
Frekuensi
pada
DJJ
fase aktif
Setiap 4 jam
Kontraksi
30 menit
Nadi
Setiap 30 menit
Pembukaan
Setiap 4jam
servik
Tekanan darah
Setiap 4 jam
Temperatur
Setiap 4 jam
Produksi urin
3) Partograf
Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan
kala I persalinan dan informasi untuk membuat keputusan
klinik. Tujuan utama dari penggunaan partograf adalah
untuk:
iv
68
iv
69
KIA atau KMS ibu hamil. Tanggal dan waktu harus tertulis
setiap kali membuat catatan selama fase laten persalinan.
Semua asuhan dan intervensi juga harus dicatat.
a) Kondisi ibu dan bayi juga harus dinilai dan dicatat
dengan seksama, yaitu:
(1) DJJ setiap setengah jam
(2) Frekuensi dan lama kontraksi uterus setiap setengah
jam
(3) Nadi setiap setengah jam
(4) Pembukaan servik setiap 4 jam
(5) Penurunan bagian terbawah janin setiap 4 jam
(6) Tekanan darah dan temperatur tubuh setiap 4 jam
(7) Produksi urin, aseton dan protein setiap 2-4 jam
b) Pencatatan selama fase aktif
Halaman depan partograf yang harus diisi selama
fase aktif yaitu kolom:
(1) Informasi tentang ibu
(a) Nama, umur
(b) Gravida, para, abortus (keguguran)
(c) Nomor catatan medik atau nomor puskesmas
(d) Tanggal dan waktu mulai dirawat
(e) Waktu pecahnya selaput ketuban
(2) Kondisi janin
(a) DJJ
(b) Warna dan adanya air ketuban
(c) Molase tulang cranium janin
(3) Kemajuan persalinan
(a) Pembukaan servik
iv
70
iv
71
iv
72
yang
tersedia
sesuai
angka
yang
iv
73
tersebut
ke
lokasi
persalinan.
Ketidak
iv
74
iv
75
lembut
dengan
suami
dan
pendamping
lainnya
untuk
tunannya
kepala
bayi
dan
senngkali
iv
76
dan
mencegah
dehidrasi.
Dehidrasi
bisa
ibu
untuk
mengosongkan
landung
penuh.
Periksa
kandung
kemih
sebelum
iv
77
tahapan
2014)
iv
78
Effleurage
adalah
teknik
pemijatan
berupa
persalinan,
effleurage
dilakukan
dengan
kulit.
Pijatan
effleurage
dapat
juga
Control
Theory
dapat
dipakai
iv
79
3) Bersama inspirasi pelan, usapkan kedua ujungujung jari tangan dengan tekanan yang ringan,
tegas dan konstan ke samping
abdomen,
pemeriksaan
dalam
untuk
memastikan
iv
80
iv
81
Rotation
atau
putar
paksi
luar
iv
82
dukungan
mental
untuk
mengurangi
entang
proses
dan
kemajuan
persalinan
(c) Mengatur posisi ibu
(d) Menjaga kandung kemih tetap kosong, ibu
dianjurkan berkemih sesering mungkin.
(Sukarni. I & Wahyu, 2013 : 219221)
6) Persiapan menolong persalinan
a) Persiapan ruangan :
(1) Sarung Tangan
Sarung tangan desinfektan tangkat tinggi atau
steril
harus
selalu
dipakai
selama
pemeriksaan
dalam,
membantu
melakukan
kelahiran
bayi,
iv
83
iv
84
Selain
menyakitkan,
kateterisasi
akan
Setelah terjadi
segera
memimpin
persalinan
dengan
saat
ada
kontraksi
segera
setelah
terjadi
iv
85
hanya
menambah
daya
kontraksi
untuk
mengeluarkan bayi.
8) Posisi Ibu dan Cara Saat Meneran
a) Posisi duduk atau setengah duduk
Dapat memberikan rasa nyaman bagi ibu dan
memberi kemudahan baginya untuk beristirahat diantara
kontraksi. Keuntungan dari posisi ini adalah gaya
grafitasi untuk membantu ibu melahirkan bayinya.
b) Jongkok atau berdiri
Membantu
mempercepat
kemajuan
kala
dua
menjadi
posisi
oksiput
anterior.
Posisi
iv
86
iv
87
(3) Meningkatnya
nyeri
pascapersalinan
didaerah
perineum
(4) Meningkatnya resiko infeksi.
c) Melahirkan Kepala
Saat kepala bayi terlihat 5-6 cm dari introitus
vagina, letakkan kain bersih kering dilipat 1/3 dibawah
bokong ibu dan handuk bersih diatas perut ibu untuk
mengeringkan bayi lahir. Lindungi perineum dengan satu
tangan (dibawah kain bersih) dibawah bokong ibu tahan
belakang kepala bayi agar posisi kepala tetap pada saat
keluar secara bertahap melewati introitus dan perineum.
d) Periksa Tali Pusat dan Leher
Setelah kepala bayi lahir, minta ibu untuk berhenti
meneran dan bernafas cepat. Periksa leher bayi apakah
terlili oleh tali pusat. Jika ada dan lilitan bayi longgar
makan longgarkan dengan melewati kepala bayi. Jika
lilitan tali pusat sangat erat maka jepit tali pusat dengan 2
klem jarak 3 cm, kemudian potong tali pusat.
e) Melahirkan Bahu
(1) Setelah menyeka mulut dan hidung bayi dan
memeriksa tali pusat, tunggu kontraksi berikutnya
sehingga terjadi putar paksi luar secara spontan
(2) Letakkan tangan pada sisi kiri dan kanan kepala bayi,
minta ibu meneran sambil menekan kepala kearah
bawah dan lateral tubuh bayi hingga bahu depan
melewati simfisis
(3) Setelah bahu depan lahir, gerakkan kepala keatas dan
lateral tubuh bayi sehingga bahu bawah dan seluruh
dada dapat dilahirkan.
iv
88
simultan,
tangan
atas
(anterior)
untuk
iv
89
adalah
membuat
uterus
iv
90
menyebabkan
uterus
iv
91
menekan
uerus
pada
saat
melakukan
iv
92
untuk
diletakkan
dalam
wadah
iv
93
untuk
memastikan
tidak
adanya
iv
94
dan
kelahiran
mereda
dan
ibu
memasuki
iv
95
asuhan
persalinan
normal
adalah
menjaga
proses
masalah
yang
dan
menentukan
menentukan
asuhan
untuk
yang
iv
96
untuk
melaksanakan
iv
97
A (Alat)
persalinan.
Perlengkapan
dan
S (Surat)
: Surat
rujukan
harus
memberikan
K (Kendaraan)
: Siapkan
kendaraan
yang
paling
iv
98
D (Darah)
2.1.3
Nifas
iv
99
pendidikan
kesehatan
tentang
perawatan
iv
100
atrofi
sebagai
reaksi
terhadap
iv
101
Involus
i Uterus
TFU
Plasenta
Setinggi
lahir
pusat
Pertengahan
pusat dan
minggu
Berat
Diamete
Palpasi
uterus
r uterus
Serviks
Lembut/
1000 gr
12,5 cm
500 gr
7,5 cm
2 cm
5 cm
1 cm
2,5 cm
menyempit
Lunak
sympisis
minggu
6
Normal
minggu
2) Involusi Tempat Plasenta
60 gr
iv
102
ini
disebabkan
karena
diikuti
pertumbuhan
(Nugroho,
2014:96)
5) Lochea
Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa
nifas. Lochea mengandung darah dan sisa jaringan desidua
iv
103
lemak
bayi,
lanugo
(rambut
bayi)
dan
mekonium.
b) Lochea sanguinolenta
Cairan yang keluar berwarna merah kecoklatan
dan berlendir. Berlangsung dari hari ke 4 samapai hari
ke 7 postpartum.
c) Lochea serosa
Lochea ini berwarna kuning kecoklatan karena
mengandung serum, leukosit, dan robekan/laserasi
plasenta. Muncul pada hari ke 7 sampai hari ke 14
postpartum.
d) Lochea alba / putih
Mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel,
selaput lendir serviks dan serabut jaringan yang mati.
Lochea alba berlangsung selama 2 sampai 6 minggu
post partum.
6) Ovarium dan tuba falopii
Setelah kelahiran plasenta, produksi esterogen dan
progesterone menurun, sehingga menimbulkan mekanisme
iv
104
iv
105
partum.
Kadang-kadang
oedema
dari
trigonium
Wulandari
(2011:102-103),
saat
plasenta
iv
106
membalik
efek
diabetogenik
kehamilan,
transisi
untuk
metabolisme
karbohidart,
iv
107
wanita
laktasi
sekitar
15%
memperoleh
iv
108
iv
109
dan
terbuka
untuk
bimbingan
dan
pembelajaran.
(Sulistyawati, 2009:87)
Reva Rubin membagi fase ini menjadi 3 bagian, antara lain:
a. Fase Taking in
Fase ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan. Pada
umumnya, ibu pasif dan tergantung, perhatiaanya tertuju pada
kekhawatiran akan tubuhnya (Sulistyawati, 2009:87).
Fase ini merupakan periode ketergantungan yang
berlangsung dari hari pertama sampai hari kedua setelah
melahirkan. Pada saat itu, fokus perhatian ibu terutama pada
dirinya sendiri. Kelelahan membuat ibu cukup istirahat untuk
mencegah gejala kurang tidur, seperti mudah tersinggung.
(Wulandari, 201:211)
Pada fase ini, perlu diperhatikan pemberian ekstra
makanan untuk proses pemulihan ibu dan nafsu makan ibu
juga sedang meningkat. (Jannah, 2011:80)
iv
110
karena
tidak
mendapatkan
apa
yang
bayi
dan
cenderung
melihat
saja
tanpa
membantu.
Pada fase ini peran bidan sangat penting dalam
pemberian ASI, penentuan posisi disini penting, posisi ibu dan
bayi yang benar adalah sebagai berikut:
1) Berbaring miring, ini posisi yang amat baik untuk
pemeberian ASI pertama kali.
2) Duduk, hal ini penting untuk memberikan topangan atau
sandaran pada punggung ibu dalam posisinya tegak lurus
(90 derajat) terhadap pangkuannya hal ini mungkin dapat
dilakukan dengan duduk sila diatas tempat tidur atau di
lantai, atau duduk di kursi.(Anggraini Y, 2010:14)
b. Fase Taking hold (Masa Transisi)
Menurut Wulandari (2011:111-112), fase ini berlangsung
antara 3-10 hari setelah melahirkan. Pada fase taking hold, ibu
merasa
khawatir
akan
ketidakmampuan
dan
rasa
iv
111
tanggung
jawab
akan
peran
barunya
yang
dapat
digunakan
sebagai
cadangan
untuk
iv
112
diperlukan
untuk
pertumbuhan
dan
dewasa
Tidak hamil
(BB 47 kg)
2000 kalori
47 gram
0,6 gram
12 mg
4000 iu
0,7 mg
1,1 mg
12,2 mg
Kalori
Protein
Calcium
Ferrum
Vitamin A
Thamin
Riboflavin
Niacin
iv
Wanita hamil
20 minggu
terakhir
3000 kalori
20 gram
0,6 gram
5 mg
1000 iu
0,2 mg
0,2 mg
2 mg
Wanita
Menyusui
800 kalori
40 gram
0,6 gram
5 mg
2000 iu
0,5 mg
0,5 mg
5 mg
113
Vitamin C
b. Ambulasi
60 mg
30 mg
30G
iv
114
iv
115
d) Untuk
menghilangkan
nyeri
ibu
dapat
diberikan
penelitian
yang
dilakukan
oleh
istirahat
dapat
dilakukan
pijat
oksi
untuk
iv
116
f. Seksual
Apabila perdarahan sudah berhenti dan episiotomi sudah
sembuh maka coitus bisa dilakukan pada 3-4 minggu
postpartum. Secara fisik, aman untuk melakukan seksual
begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu
atau dua jari kedalam vagina tanpa rasa nyeri. (Jannah,
2011:93)
Banyak
budaya
dan
agama
yang
melaranguntuk
iv
117
iv
118
Wulandari
(2011:139),
idealnya
setelah
iv
119
i. Pemberian ASI
Menurut Wulandari (2011:139), hal-hal yang perlu
diberitahukan kepada pasien :
1) Menyusui bayi segera setelah lahir minimal 30 menit bayi
telah disusukan.
2) Ajarkan cara menyusui yang benar.
3) Memberikan ASI secara penuh 6 bulan tanpa makanan lain
(ASI eksklusif)
4) Menyusui tanpa jadwal, sesuka bayi (on demand)
5) Diluar menyusui jangan memberikan dot / kempeng pada
bayi, tapi berikan ASI dengan sendok.
6) Penyapihan bertahap meningkatkan frekuensi makanan
dan menurunkan frekuensi pemberian ASI.
2.1.3.6 Deteksi Dini Komplikasi Masa Nifas
a. Perdarahan Pasca Persalinan
Perdarahan ini bisa terjadi segera begitu ibu melahirkan.
Terutama di dua jam pertama yang kemungkinannya sangat
tinggi. Ada pula perdarahan postpartum yang baru terjadi di
hari kedua atau ketiga.
1) Klasifikasi Klinis
Perdarahan pascapersalinan di bagi menjadi perdarahan
pascapersalinan primer dan sekunder.
a) Perdarahan
pascasalin
primer
(Early
Postpartum
iv
120
iv
121
yang
mengharuskan
ibu
membersihkan
daerah
Waktu
Tujuan
.
1
mencegah hypotermi
Memastikan involusi uterus berjalan
normal : uterus berkontraksi fumdus
dibawah
umbilicus,
tidak
ada
konseling
pada
ibu
iv
122
minggu
partum
6
minggu
partum
dini
b. Asuhan Lanjutan Masa Nifas dirumah
Menurut Wulandari (2011:142), adapun beberapa asuhan
lanjut masa nifas di rumah. Diantaranya yaitu:
1) Koitus
Kembali melakukan aktivitas sexsual terlalu dini
mungkin akan terasa tidak nyaman, bila tidak tersa sangat
nyeri, yang di akibatkan oleh belum sempurnya infolusi
uterus an penyembuhan luka uterus atau laserasi.
Aturan yang paling baik untuk di ikuti adalah setelah 2
minggu post partum, koitus dapat dilakukan kembali
berasarkan keinginan dan kenyamanan pasien.
2) Kembalinya menstruaasi dan ovulasi
Pada wanita menyusui, mentrulasi pertma dapat terjadi
paling cepat pada bulan ke 2 atau selambat lambatnya 18
bulan setelah peralinan. Ovulasi dini tiak i hambat oleh
laktasi yang terus menerus. Apat juga di lakukan
pemasangan alat kontrasepsi.
3) Perawatan lanjutan lain
Pada saat pemulangan, wanita yang melahirkan normal
dan sedang dalam masa nifas dapat mengerjakan banyak
kegiatan, termasuk mandi, mengemudi, dan mengerjakan
pekerjaan rumah tangga. Wanita yang melahirkan normal
pervaginam 2 kali lebih mungkin memperoleh kembali
iv
123
memberikan
informasi
tentang
ringkasan
iv
124
iv
125
0
tidak ada
1
Kurang dari 100
Usaha nafas
tidak ada
Tonus otot
lumpuh
(slow/ irregular)
(good/crying)
ekstremitas
dalam gerakan aktif
Reaksi
rangsangan
Warna kulit
2
lebih dari 100
fleksi sedikit
sedikit
gerakan batuk/bersin
mimik (grimace)
Badan
merah Seluruh
Pucat
ekstremitas biru
tubuh
kemerahmerahan
iv
126
c. Lingkar dada 30 38 cm
d. Lingkar Kepala 33 35 cm
e. Frekuensi jantung 120 160 kali/menit
f. Pernafasan 40 60/menit
g. Kulit kemerah merahan dan licin karena jaringan sub kutan
cukup
h. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah
sempurna
i. Kuku agak panjang dan lemas
j. Genetalia ;
1) Perempuan labia mayora sudah sudah menutupi labia
minora.
2) Laki Laki testis sudah turun, skrotum sudah ada.
k. Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan
l. Reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik
m. Reflek graps atau menggenggam sudah baik
n. Eliminasi baik, meconium akan keluar dalam 24 jam pertama,
meconium berwarna hitam kecoklatan ( Putra Rizema S, 2012:
191).
2.1.4.5 Adaptasi Fisiologis Neonatus di Luar Uterus
Menurut (Yeyeh, 2012:38-41), saat lahir BBL harus
beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung menjadi mandiri.
Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula
berada dalam lingkungan interna ke lingkungan eksterna.
a. Perubahan Sistem Pernapasan
Dua faktor yang berperan pada rangasangan nafas
pertama bayi:
iv
127
paru-paru
selama
persalinan
yang
iv
128
1) Pengaturan suhu
Suhu dingin lingkungan luar menyebabkan air
ketuban
menguap
melalui
kulit
sehingga
Seperti
menimbang
bayi
tanpa
alas
kelingkungan
yang
lebih
dingin
iv
129
kecepatan
dan
kelembaban
iv
130
semua
peralatan
dan
bahan
yang
iv
131
iv
132
iv
133
lahir.
Protocol
untuk
penyuntikan
oksitosin
iv
134
alcohol
diperkenankan,
tetapi
atau
povidon
tidak
iodine
dikompreskan
maish
karena
semua
prosedur
lainnya
yang
harus
iv
135
infeksi
bayi
dikarenakan
adanya
mekonium
lebih
cepat,
sehingga
pengeluaran
iv
kolostrum
dan
136
lamanya
bayi
disusui
membantu
bayi
kanan-kiri
perpindahan
kesisi
secara
lain
bergantian,
setelah
mengosongkan
iv
hanya
137
iv
138
iv
139
iv
140
istilah
pengertiannya
ini
berubah
kemudian
berkembang
sehingga
menjadi
perlindungan
terhadap
iv
141
iv
142
2.1.4.7.3
Neonatus
Tanggal :
Jam :
iv
143
O:
KU
: Baik
Kesadaran
: Composmentis
Nadi
: 120-160x/menit
Suhu
: 36,5-37,5C
RR
: 40-50x/menit
LD
: 30-38cm
BB
: 2500-4000gram
PB
: 48-58cm
LK
: 32-34cm
2.1.4.7.5
iv
144
iv
145
bifidus
berfungsi
menghambat
pertumbuhan
pertumbuhan
Lactobacillus
adalah
protein
yang
memerlukan
pertumbuhannya.
pertumbuhan
baktoferin
zat
besi
untuk
Selain
mnghambat
bakteri
tersebut,
dapat
pula
menghambat
antiinflamasi,
peroksida
dan
bekrja
aksorbat
bersama
untuk
iv
Keaktifan
lisozim ASI
146
beberapa
ribu
kali
lebih
tinggi
opsonik,
kemotaktik,
anafilaksonik,
yang
bekerja
dan
apabila
terutama
mengandung
kolostrum
immunoglobulin
SigA.
pada
mencegah
mukosanya
bakteri
sehingga
patogen
dan
mengandung
sel-sel
makrofag
membunuh
yang
dan
berfungsi
memfagositosis
iv
147
efek
psikologis
yang
menguntungkan
Efek psikologis ini ditimbulkan pada
saat bayi menyusu yang menimbulkan
interaksi antara ibu dan bayi yang akan
menimbulkan rasa aman bagi bayi. Perasaan
aman ini penting untuk membangun dasar
kepercayaan diri (basic sense of trust ) yaitu
dengan mempercayai orang lain (ibu), maka
selanjutnya akan timbul rasa percaya pada
diri sendiri. Setiap ibu pada saat menyusui
harus memberikan perhatian penuh pada
bayinya dan menatap anaknya dengan kasih
sayang serta melakukan komunikasi untuk
menstimulasi pendengaran dan bicara anak.
(5) Mengupayakan pertumbuhan yang baik
Bayi
yang
mendapatkan
ASI
iv
148
pada
waktu
akan
tidur
iv
149
setiap
hari
(1x
defekasi
setiap
kali
diberi
nanti
bayinya
akan
rewel,
untuk
iv
150
Lama Tidur
16,5 jam
14 jam
13 jam
11 jam
10 jam
iv
151
2.1.5
berasal
dari
kata
kontra
yang
berarti
iv
152
iv
153
ada
efek
samping
secara
sistematik
e) Tidak perlu pengawasan medis
f) Tidak perlu obat atau alat
g) Tanpa biaya.
2) Kerugian dari kontrasepsi ini :
a) Perlunya persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera
menyusui dalam 30 menit pascapersalinan
b) Mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi sosial
c) Efektivitas tinggi hanya sampai kembalinya haid atau sampai
dengan 6 bulan
iv
154
iv
155
dari
kontrase
psi ini :
(1) Keefektifan
tergantung
darikemauan
dan
iv
156
iv
157
dapat
juga
untuk
dipakai.
b) Waktu
penguku
ran harus
pada saat
yang
sama
setiap
pagi dan
setelah
tidur
nyenyak
sedikitny
a
3-5
jam serta
masih
dalam
keadaan
istirahat
mutlak.
c) Penguku
ran
dilakuka
n secara
iv
158
oral
(3
menit),
rectal (1
menit),
dan
vaginal.
3) Metode lendir serviks
Dalam metode kontrasepsi ini, sebelumnya tingkat
dan volume lendir serviks di ukur dalam kaitannya
dengan ovulasi. Lendir serviks dapat diperiksa dengan
jari pada vagina untuk mengetahui hari-hari kering dan
basah. Ketika sedang subur, vagina wanita akan oleh
lendir
serviks
selama
berhari-hari.
Metode
ini
pria)
menjelang
ejakulasi
sehingga
iv
159
spermatozoa
sudah
keluar
dan
dapat
mau
melepaskan
iv
160
yang
ujungnya
menampung
semen,
sebaiknya
kondom
menambah
kondom
bisa
efektifitas
ditambahkan
dari
kontrase
psi ini
(1) Tidak mempengaruhi kondisi atau
hormon
iv
tubuh
laki-laki/tidak
161
memiliki
efek
samping
pada
dengan
bisa
penyakit
mencegah
penularan
menular
seksual
penyakit
pramaligna
serviksnya.
(9) Peningkatan kemampuan seksual
pada
sebagian
ejakulasi dini.
(10) Tersedia luas
Bahkan,
pasien
dengan
dan
murah.
beberapa
lembaga
atau
iv
162
kontrase
psi
(1) Perlu motivasi dan komitemen
yang kuat untuk kesehatan tubuh
sang istri.
(2) Penampilan tidak menarik.
(3) Harus digunakan setiap
kali
berhubungan.
(4) Harus selalu tersedia.
(5) Perlu dipasang sebelum koitus dan
segera dibuka sesudahnya, yang
bagi sebagian pasangan dianggap
mengganggu aktivitas seksual.
(6) Kesulitan ereksi dapat bertambah,
walaupun sebagian pria yang sudah
lanjut
usia
pemakaian
mendapati
kondom
bahwa
membantu
tidak
kondom,
maka
bisa
dengan
Ketidakcocokan
sang
cairan
istri.
kondom
iv
163
yang
berada
di
dalam
tubuh
dibandingkan
kondom
laki-laki.
jika
digunakan
dengan
benar.
(2) Bisa mencegah penularan penyakit
menular seksual (HIV/AIDS dll)
jika bahannya terbuat dari lateks.
(3) Suatu metode kontrasepsi efektif
yang dikendalikan oleh perempuan.
(4) Untuk pemasangan bila dilakukan
sediri, tidak membutuhkan tenaga
medis.
iv
164
kondom
masih
bagus,
dimasukkan
memilih
bahan
dari
polyurethane.
(10) Lebih kuat dari pada kondom
pria yang terbuat dari lateks dengan
resiko robek yang sangat kecil serta
tidak
melemah
oleh
preparat-
sebelum
hubungan seksusal.
(2) Susah di dapat.
iv
melakukan
165
(3) Dapat
mengganggu
hubungan
seksual.
(4) Harganya lebih mahal dari pada
kondom pria.
(5) Timbul kesulitan karena ujung
ringnya harus selalu berada di luar
vagina selama hubungannya.
(6) Setelah kondom wanita terpasang,
penting
untuk
memberikan
meski
di
pemasangan
merupakan
plastik
iv
166
oleh
Pemakaiannya
bervariasi
dokter
harus
dan
atau
selalu
harus
perawat.
bersamaan
panggul
dengan
perempuan
memakai kontrasepsi.
iv
dibandingkan
yang
tidak
167
pemeriksaan
petugas
medis.
(2) Tidak tersedia secara luas.
(3) Pemakaian/pemasangan dilakukan
segera sebelum berhubungan badan
atau sejak 6 jam sebelumnya.
(4) Rasa tidak nyaman pada pemakai
dan pasangan selama hubungan
seksual.
(5) Hilangnya
sensasi
serviks
dan
sebagian vagina.
(6) Harus periksa secara berkala oleh
dokter atau tenaga medis.
(7) Tidak melindungi dari penularan
HIV dan infeksi virus yang lain.
(8) Lebih sering meingkatkan infeksi
kandida.
(9) Meningkatkan
insiden
kemih simtomatik.
(10) Pada sejumlah
terhadap
setelah
saluran
kasus
kecil,
syok
toksik
sindrom
retensi
berkepanjangan.
(11) Efektivitas sangat
diafragma
bergantung
iv
168
Spermaticid
merupakanalat
dengan
tujuan
yaitu
untuk
tidak
kemampuan
cukup
untuk
jumlah
dapat
dan
melakukan
tablet
vaginal,
jeli,
tisu,
dan
memberikan
proteksi
iv
169
digunakan
dikombinasikan
yang
lain
tanpa
dengan
(dibuang
vagina/koitus
alkon
di
luar
interuptus,
iritasi
dinding
dan
lembab
ketika
cocok
untuk
iv
170
Mekanis
atau
Non
Hormonal
(AKDR/IUD)
IUD adalah alat kecil terdiri dari bahan
plastik yang lentur yang dimasukkan kedalam
rongga rahim, yang harus diganti jika sudah di
gunakan selama periode tertentu. IUD merupakan
cara kontrasepsi jangka panjang. Nama populernya
adalah spiral.
Jenis-jenis IUD di Indonesia.
1) Copper-T
IUD berbentuk T, terbuat dari bahan
polyrthrlrna dimana pada bagian vertikalnya
diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan
kawat tembaga halus ini mempunyai efek
antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup
baik. Dari hasil penelitian menunjukkan
efektivitas
iv
171
seperti
spiral
atau
huruf
iv
172
Lippes
Loop
mempunyai
angka
iv
173
menggunakan
kontrasepsi
jangka
panjang
(4) Perempuan
menyusui
yang
menginginkan
menggunakan kontrasepsi
(5) Setelah melahirkan dan tidak menyusui
(6) Setelah mengalami abortus dan tidak telihat adanya
infeksi
(7) Risiko rendah dari IMS
(8) Tidak menghendaki metode hormonal
(9) Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap
hari
(10)
senggama
(11)
Perokok
(12)
iv
174
Sangat efektif.
Berlaku jangka panjang.
Haid normal.
Jika dicabut bisa subur lagi.
Tidak perlu mencari persediaan.
Hanya perlu sekali kujungan, kecuali
ada gangguan.
(7) Tidak mengganggu hubungan seksual.
(8) Beragam harga alat kontrasepsi, mulai
dari yang murah hingga mahal.
(4) Kerugian kontrasepsi ini :
iv
175
beberapa
(terutama
bulan
pada
tembaga).
(2) Nyeri.
(3) Pada beberapa
pertama
pemakai
kasus
merasa pusing.
(4) Perlu
petugas
spiral
pengguna
medis
untuk
pemasangannya.
(5) Belum melindungi dari PMS.
(6) Jika terkena PMS, akan menambah
resiko pada rahim.
(7) Benang bisa hilang atau tidak terlihat
dari luar.
Setelah
pemasangan,
beberapa
ibu
dan
perdarahan
sedikit-sedikit
pemasangan.
Tapi
tidak
perlu
iv
176
dan
banyak,
perdarahan
antar
hari
setelah
pemasangan,
yang
memungkinkan
berisi
hormone
estrogen
dan
dan
COC)
berisi
progesterone.
hormone
Pil
iv
ini
177
99%
efektif
mencegah
resiko
gangguan
sirkulasi
seperti hipertensi.
(d) Peningkatan risiko pada adenoma hati,
ikterus kolestasik, batu ginjal.
(e) Efek COC pada kanker payudara.
(f) Tidak cocok untuk perokok berusia diatas 35
tahun.
(2) Keuntungan menggunakan kontrasepsi :
iv
178
terhadap
kanker
endometrium
dan
ovarium.
(2) Pil mini
Mini pil merupakan alat kontrasepsi
oral yang kurang digunakan secara luas
karena hanya mengandung progesterone
saja dan tidak mengandung estrogen dan
sedikit kurang efektif. Efektivitas mini pil
bergantung
pada
kemampuan
wanita
lebih
menebabkan
besar
kehamilan
iv
kemungkinannya
daripada
pil
179
nyeri
tungkai
bawah,
dari
perdarahan
bercak
atau
diare,
sudah
cukup
iv
untuk
180
Seperti
pil
yang
hanya
berisi
menghentikan
daya
tembus
berisi
medoksiprogesteron
iv
depot
asetat
dan
181
ini
dipandang
kekurangan
oleh
sebagai
banyak
wanita
merupakan
suatu
tanda
(NETEN)
merupakan
dibuat
dalam
larutan
dan
kembalinya
iv
182
desminorea
yang
penurunan
karena
pengentalan
lendir serviks.
(g) Efektifitas tidak berkurang karena diare, muntah
menganjurkan
untuk
tidak
iv
183
adalah
metode
kontrasepsi
menekan
endometrium
ovulasi,
tidak
membuat
cocok
untuk
tidak
perlu
implantasi.
a) Keuntungan kontrasepsi ini :
(1) Efektivitas tinggi
(2) Setelah
dipasang
iv
184
(3) Sistem
kapsul
memberikan
ada
efek
samping
yang
disebabkan estrogen
(5) Efek
kontrasepsi
segera
berakhir
melepaskan
progrestine
menstruasi
tidak
teratur,
seperti
iv
185
mm,
dan
dilengkapi
iv
186
darah
<180/110
mmHg,
dengan
masalah
iv
187
a) Indikasi
(1) Indikasi medis umum.
Apabila adanya gangguan fisik atau
psikis yang akan menjadi lebih berat
bila wanita ini hamil lagi.
(2) Indikasi medis obsetrik.
Yaitu
tksemia
berulang,
gravidarum
seksio
caesaria
yang
berulang,
disaat
melakukan
operasi
dengan
sosial-ekonomi
rendah.
b) Kontra Indikasi
(1) Hamil.
(2) Perdarahan vaginal yang belum terjelaskan.
(3) Infeksi sistemik ataupelvik yang akut.
iv
yang
188
di
pertimbangkan
sifat
permanen
iv
metode
189
(tidak
ada
penghantar
iv
190
(3) Sederhana.
(4) Cepat, hanya memerlukan waktu 5-10 menit.
(5) Menyenangkan bagi akseptor karena memerlukan anestesi
lokal saja.
(6) Biaya rendah.
(7) Secara kultura, sangat di anjurkan di negara-negara dimana
wanita merasa malu untuk ditangani oleh dokter pria atau
kurang tersedianya dokter wanita dan paramedis wanita.
(2) Kerugian :
(1) Diperlukan tindakan operatif.
(2) Kadang-kadang
menyebabkan
komplikasi
seperti
iv
191
iv
192
1) Definisi Konseling.
Suatu proses pemberian bantuan yang dilakukan
seseorang kepada orang lain dalam membuat suatu
keputusan
atau
memecahkan
masalah
melalui
meningkatkan
penerimaan
informasi
memilihcara
klien
iv
193
tentang
klien
cara
untuk
KB
dan
membicarakan pengalamanya.
(2) Mendapatkan informasi lebih
rinci
lebih
jauh
tentang
penggunaanya.
c) Konseling tindak lanjut
(1) Konseling lebih bervariasi dari konseling
awal
(2) Pemberi
pelayanan
harus
dapat
iv
194
H : Help
Bantu
klien
memahami
dan
menyelesaikan
maslahanya.
E : Explain
Jelaskan cara terpilih telah dianjurkan dan hasil
yang
diharapkan
mungkin
dapat
segera
terlihat/diobservasi).
R : Refer/Return visit
Rujuk bila fasilitas ini tidak dapat memberikan
pelayanan yang sesuai ( buat jadwal kunjungan
ulang ).
(b) Langkah konsling Keluarga Berencana SATU
TUJU
Langkah SATU TUJU ini tidak perlu dilakukan
berurutan
karena
menyesuaiakan
dengan
kebutuhan klien.
SA : Sapa dan salam
(1) Sapa klien secara terbuka dan sopan
(2) Beri perhatian sepenuhnya, jaga privasi
pasien
(3) Bangun percyaa diri pasien
(4) Tanyakan apa yang perlu dibantu dan jelaskan
pelayanan apa yang dapat diperoleh
T : Tanya
(1) Tanyakan informsi tentang dirinya
(2) Bantu klien untuk berbicara pengalaman
tentang KB dan kesehatanreproduksi
(3) Tanyakan kontrasepsi yang ingin digunakan
U : Uraikan
iv
195
secara
lengkap
bagaimana
dengan
cara
kerja
dan
metode
kontrasepsi ).
c) Jenis
alat/kontrasepsi,
cara
iv
pemakaian,
cara
196
peserta
KB,
untuk
menindaklanjuti
komplikasi
7) Kegaiatan KIP/K
Tahapan dalam KIP/K :
a) Menjajaki alasan pemilihan alat
b) Menjajaki apakah klien sudah mengetahui/paham
tentang alat kontrasepsi tersebut
c) Menjajaki klien tahu/tidak alat kontrasepsi lain
d) Bila belum, berikan informasi
e) Beri klien kesemapatan untuk mempertimbangkan
pilihan kembali
f) Bantu klien mengambil keputusan
g) Beriklien informasi, apapun pilihannya, klien akan
diperiksa kesehatannya.
h) Hasil pembiaraan akan dicata pada lembar konsling
8) Kegiatan pelayanan kontrasepsi
a) pemeriksaan kesehatan: anamnesa dan pemeriksaan
fisik
iv
197
b) bila
tidak
ada
kontra
indikasi,
pelayanan
Kata Kunci
Abstrak
Abstrak : anemia pada ibu hamil merupakan masalah nasional. Di Jawa
Tengah ibu hamil pada tahun 2007 menunjukkan bahwa prevalensi anemia
adalah 57,7%, hal ini masih lebih tinggi dari angka nasional yakni 50,9%.
Anemia dalam kehamilan merupakan kondisi ibu dengan kadar haemoglobin
(Hb) < 11 gr/dl pada trimester I dan III atau kadar < 10,5 gr/dl pada trimester
iv
198
II. Upaya penanggulangan anemia gizi besi pada ibu hamil secara nasional
dilakukan
melalui
peningkatan
cakupan
suplementasi
tablet
besi.
Peningkatan kadar Hb pada ibu hamil dengan cara herbal salah satunya
adalah dengan buah jambu biji. Kandungan mineral yang ada dalam buah
jambu biji dapat mengatasi penderita anemia karena mineral dalam buah
jambu biji merah dapat memperlancar proses pembentukan hemoglobin sel
darah merah. Tujuan : untuk mengetahui pengaruh mengkonsumsi jambu
biji merah terhadap peningkatan kadar hemoglobin ibu hamil di Kelurahan
Bandung Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen. Metode Penelitian :
Desain
penelitian
yang
digunakan
adalah
pre-eksperiment
dengan
Metode
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah preeksperiment, sedangkan desain penelitiannya adalah menggunakan
desain One Group Pre-test Post-test. Dalam desain penelitian ini,
observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen dan
sesudah.
Observasi yang dilakukan sebelum eksperimen (01) disebut pretest dan observasi sesudah eksperimen (02) disebut post-test.
iv
199
2003).
Pengambilan
sampel
pada
penelitian
ini
iv
200
bertujuan
untuk
menjelaskan
atau
mendeskripsikan
iv
201
Hb
Sebelu
15
Kadar
Standar
Hb
deviasi (gr
(gr%)
9,4
%)
0,507
10
1,014
10
m
Sesudah 15
10,8
b. Pembahasan
Hb Min Hb Max
(gr%)
(gr%)
menurut
Wikipedia
(2011)
adalah
iv
202
dalam
kehamilan.
Anemia
pada
kehamilan
atau
iv
203
iv
204
aromaterapi
iv
205
menurunkan tingkat
Massage
a. Definisi
Massage adalah tindakan penekanan oleh tangan pada
jaringan lunak, biasanya otot tendon atau ligamen, tanpa
menyebabkan pergeseran atau perubahan posisi sendi guna
menurunkan
nyeri,
dan mendorong
tenaga,
kedepan
dan kebelakang
menepuk- nepuk,
memotong-motong,
iv
206
satu
metode
yang
sangat
efektif
dalam
mempunyai
andil
yang
sangat
besar
dalam
menciptakan perasaan
nyaman
dan
enak. Dalam
iv
207
harus
memperhatikan
respon
ibu,
apakah
tekanan
yang
Effleurage
yakni
tindakan
memukul-mukul
merupakan
teknik
pijatan
dengan
dan
panjang
atau
tidak
putus-putus.
Teknik
ini
iv
208
efek
distraksi
juga
dapat
meningkatkan
tanganya
untuk
memijat
iv
209
samping
fundus uteri.
4) Setelah sampai fundus uteri seiring dengan ekspirasi pelanpelan usapkan kedua ujung-ujung jari tangan tersebut menuju
perut bagian bawah diatas simfisis pubis melalui umbilicus.
Lakukan
gerakan
ini
berulang-ulang
selama
ada
kontraksi.
2.2.6
iv
210
iv
211
Mean
Varians
Pengeluaran ASI
4,61
0,840
18
Mean
Varians
11,78
5,712
18
iv
212
Mean
Varians
P Value
Pengeluarn
4,61
0,840
0,000
18
11,78
5,712
ASI yang
tidak
dilakukan
pijat
oksitosin
Pengeluaran
18
ASI yang
dilakukan
pijat
oksitosin
Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan SPSS ditemukan p
value 0,000 <p 0,05 atau (5%). Dengan demikian Ho tolak yang
artinya adanya pengaruh pijat oksitosin pada ibu nifas terhadap
pengeluaran ASI di Kabupaten Jember
d. Pengeluaran ASI pada Ibu
Oksitosin
iv
213
iv
214
Notoatmodjo
(2005)
adalah
bahwa
paritas
dapat
memperluas
pengetahuan
seseorang
dalam
hasil
penelitian
adanya
kesesuain
dengan
teori
iv
215
psikologi ibu. Ibu primipara akan lebih sulit serta kurang yakin dapat
menyusui pada bayinya. Kolostrum akan lebih cepat keluar dan
jumlahnya lebih banyak pada ibu yang pernah melahirkan
dibandingkan dengan ibu yang belum atau baru pertama kali
melahirkan hal ini disebabkan karena pengetahuan yang dimiliki oleh
ibu primipara kurang bila dibandingkan dengan ibu multipara.
e. Pengeluaran ASI pada Ibu Nifas yang Dilakukan Pijat Oksitosin di
Puskesmas Kabupaten Jember
Berdasarkan
hasil
penelitian
menunjukkan
rata-rata
payudara
agar
payudara),
tidak
tetapi
terjadi
engorgement
sebaliknya
memperlancar
kesesuaian
iv
dengan
teori,
dengan
melakukan
216
sumbatan
ASI,
merangsang
pelepasan
hormon
iv
217
Mama
menyebabkan
otot-otot
di
sekitar
alveoli
Ibu
harus
memperhatikan
faktorfaktor
yang
iv
218
data
yang
diperoleh
data
pengkajian,
Standar IV Implementasi
iv
219
Standar V Evaluasi
iv
220
Menggambarkan
hasil
pendokumentasian
hasil
Assesment
iv
221
Jam :
Umur
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
Nama
iv
222
Umur
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
iv
223
kehamilan,
apakah
persalinan
terakhir
mengalami
alasan
mengapa
klien
menggunakan
alat
Tanyakan
pada
ibu
apakah
ibu
iv
224
cemas
dalam
menghadapi
persalinannya kedepan
(2) Sosial
Bagaimana
spiritual
agar
mudah
pendekatan.
(2) Data Obyektif
1) PemeriksaanFisik
Keadaan umum
iv
kita
lebih
melakuakan
225
Kesadaran
Tekanan Darah
Nadi
: 80 100 x/menit
Pernapasan
: 16 24 x/menit
: 36,5 37,5 0C
Suhu
2) Pemeriksaan Khusus
a) Inspeksi
Kepala
Muka
Mata
Telinga
atau putih.
: Simetris, bersih atau tidak, ada secret atau
Mulut
tidak.
: Stomatitis atau tidak, caries atau tidak, bercak
Leher
atau tidak.
Payudara : Bentuk simetris atau tidak, benjolan abnormal
ada
atau
tidak,
keadaan
puting
susu,
iv
226
bawah
ke
dalam
rongga
panggul.
Mc. Donald : TFU : di ukur dengan menggunakan
metline
TBBJ
DJJ :
d)
Perkusi
Refleks patela : Positif/negatif
2.4.3
iv
227
yang
diberikan
bermanfaat
untuk
klien
dan
iv
228
i. Jelaskan pada ibu untuk istirahat yang cukup serta posisi tidur yang
nyaman dan baik untuk kesejahteraan ibu dan bayi.
j. Anjurkan ibu memeriksakan kehamilannya untuk melakukan ANC
terpadu
k. Berikan konseling persiapan persalinan pada ibu.
l. Anjurkan ibu untuk membaca dan memahami isi dari buku KIA
m. Anjurkan ibu untuk melakukan senam ibu hamil
2.4.5
Standar IV Implementasi
Bidan
melaksanakan
rencana
asuhan
kebidan
secara
perubahan
yang
akan
dialaminya
selama
iv
229
Standar V Evaluasi
Bidan melakukan evaluasi secara sistimatis dan
berkesinambungan untuk melihat keefektifan dari asuhan yang
diberikan, sesuai dengan perubahan perkembangan kondisi klien
(KementrianKesehatan RI, 2007).
Evaluasi :
a. Sudah
dilakuka
n
pendekat
an
terapeuti
k,
ibu
dan
keluarga
kooperat
if
b. Sudah
dilakuka
n
iv
230
observas
i
TTV
serta
pemeriks
aan fisih,
hasilnya
normal
c. Ibu
sudah
mengeta
hui hasil
pemerik
asaan
dan
senang
dengan
hasil
pemeriks
aan.
d. Ibu
sudah
mengeta
hui
perubaha
n
perubaha
n
saja
yang
iv
apa
231
akan
terjadi
pada
dirinya
e. Ibu
merasa
lega dan
aman
karena
telah
termotiv
asi oleh
bidan.
f. Ibu
mengerti
kebutuha
nkebutuha
n
apa
saja
yang
diperluk
an
selama
kehamila
n
trisemest
er III.
iv
232
g. Ibu mau
untuk
mengko
nsumsi
pudding
atau jus
jambu
biji
merah.
h. Ibu mau
untuk
menjaga
kebersih
an
dirinya.
i. Ibu
sudah
melakuk
an
istirahat
yang
cukup,
serta
posisi
tidur
yang
baik.
j. Ibu akan
memerik
iv
233
sakan
kehamila
nnya
untuk
melakuk
an ANC
terpadu.
k. Ibu
sudah
mengerti
dan
dapat
menyebu
tkan
kembali
tandatanda
persalina
n.
l. Ibu
sudah
membac
a
dan
memaha
mi buku
KIA.
m. Ibu mau
melakuk
an
iv
234
senam
ibu
hamil.
2.4.7
yang
diantaranya
menurut
PERMENKES
NO.938/MENKES/SK/VIII/2007:
Subyektif :
Menggambarkan
hasil
pendokumentasian
hasil
Menggambarkan
pendokumentasian
hasil
Menggambarkan
pendokumentasian
hasil
Jam
: KU
: baik
Kesadaran
: composmentis
: 80-100 x/menit
:.16 24 x/menit
iv
235
BB sebelum hamil
: ...kg
: ...kg
Lila
: 23,5 cm
Auskultasi abdomen :
DJJ
Palpasi abdomen
Leopold I
daerah fundus
Leopold II
: TFU.cm.
TBBJ :
12)x155=gr.
A
iv
236
anemia serta rutin untuk minum tablet Fe, Ibu mau untuk
mengkonsumsi pudding atau jus jambu biji merah.
8) Jelaskan kepada ibu untuk menjaga kebersihan dirinya,
Menjelaskan kepada ibu untuk menjaga kebersihan dirinya, Ibu
mau untuk menjaga kebersihan dirinya.
iv
237
9) Jelaskan pada ibu untuk istirahat yang cukup serta posisi tidur
yang nyaman dan baik untuk kesejahteraan ibu dan bayi.,
Menjelaskan pada ibu untuk istirahat yang cukup serta posisi
tidur yang nyaman dan baik untuk kesejahteraan ibu dan bayi.,
Ibu sudah melakukan istirahat yang cukup, serta posisi tidur
yang baik.
10) Anjurkan ibu memeriksakan kehamilannya untuk melakukan
ANC terpadu, Menganjurkan ibu memeriksakan kehamilannya
untuk melakukan ANC terpadu Ibu akan memeriksakan
kehamilannya untuk melakukan ANC terpadu
11) Berikan konseling persiapan
persalinan
pada
ibu.,
ibu
untuk
melakukan
senam
ibu
hamil,
Jam
: KU
Kesadaran
: baik
: composmentis
: 80-100 x/menit
Suhu
: 36,5C 37,5C
RR
:.16 24 x/menit
iv
238
BB sebelum hamil
: ...kg
: ...kg
Lila
: 23,5 cm
Auskultasi abdomen
DJJ
Palpasi abdomen
Leopold I
Leopold II
iv
239
mengalami anemia serta rutin untuk minum tablet Fe, Ibu mau untuk
mengkonsumsi pudding atau jus jambu biji merah.
8) Jelaskan kepada ibu untuk menjaga kebersihan dirinya, Menjelaskan kepada
ibu untuk menjaga kebersihan dirinya, Ibu mau untuk menjaga kebersihan
dirinya.
9) Jelaskan pada ibu untuk istirahat yang cukup serta posisi tidur yang nyaman
dan baik untuk kesejahteraan ibu dan bayi., Menjelaskan pada ibu untuk
istirahat yang cukup serta posisi tidur yang nyaman dan baik untuk
kesejahteraan ibu dan bayi., Ibu sudah melakukan istirahat yang cukup, serta
posisi tidur yang baik.
iv
240
persalinan
pada
ibu.,
Jam :
S : Ibu merasakan kenceng-kenceng sejak jam 07.00 WIB dan keluar lendir
berwarna jernih jam 08.30 WIB
O : Keadaan umum
: Baik
Kesadaran : composmentis
TTV:Tensi Darah : 110/70 mmHg 120/80 mmHg
Nadi
: 80-100 x/menit
Suhu
: 36,5C 37,5C
RR
:.16 24 x/menit
: 23,5 cm
Auskultasi abdomen
Konjungtiva
: merah muda
iv
241
Dada
Payudara
Abdomen
: 28 cm,
TBJ
His
DJJ
Ketuban
: (+)
Presentasi
: kepala
Molase
:0
Pembukaan : 4 cm
Penurunan
A
: 3/5
:
1) Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan. Memberitahu ibu tentang
hasil pemeriksaan bahwa pembukaan sudah 4 cm. Ibu sudah mengetahui
hasil pemeriksaan.
2) Persiapkan
ruangan
untuk
persalinan
dan
kelahiran
bayi.
iv
242
iv
243
: Keadaan umum
: Baik
Kesadaran
: composmentis
Nadi
: 80-100 x/menit
Suhu
: 36,5C 37,5C
RR
:.16 24 x/menit
BB sebelum hamil
: ...kg
: ...kg
Lila
: 23,5 cm
Auskultasi abdomen :
DJJ
Pemeriksaan Dalam :
Ketuban
: (-)
Molase
:0
Efficement : 100%
Hodge
: III
Pembukaan: 10 cm
Penurunan : 1/5
iv
mampu
244
1) Dengar dan lihat tanda gejala kala II. Mendengar dan melihat tanda dan
gejala kala II yaitu doran, teknus, perjol, vulka. Tanda dan gejala kala II
sudah tampak.
2) Pastikan kelengkapan alat, bahan, dan obat-obatan untuk pertolongan
persalinan. Memastikan kelengkapan alat, bahan, dann obat-obatan esensial
untuk pertolongan persalinan.alat, bahan, dann obat-obatan esensial sudah
lengkap.
3) Lakukan
persiapan
pertolongan
persalinan.
Melakukan
persiapan
iv
245
iv
246
20) Periksa adanya lilitan tali pusat. Memeriksa adanya lilitan tali pusat. Tidak
ada lilitan tali pusat.
21) Tunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar. Menunggu
hingga kepala bayi melakukan putar paksi luar secara spontan. Kepala bayi
telah melakukan putar paksi luar.
22) Pegang kepala bayi secara biparietal. Memegang kepala bayi secara
biparietal, melakukan curam bawah untuk melahirkan bahu atas, kemudian
curam atas untuk melahirkan bahu bawah. Kedua bahu telah lahir.
23) Geser tangan bawah kearah perineum ibu. Menggeser tangan bawah kearah
perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan, dan siku sebelah bawah.
Kepala, lengan, serta siku sudah di sanggah.
24) Susuri badan bayi sampai ke tungkai. Menyusuri badan bayi dari punggung,
bokong, tungkai dan kaki, memegang kedua mata kaki. Seluruh tubuh bayi
telah lahir.
25) Lakukan penilain sepintas. Melakukan penilaian sepintas apakah bayi
menangis kuat, bergerak aktif, warna kulit kemerahan. Bayi menangis kuat,
bergerak aktif, warna kulit kemerahan
26) Keringkan bayi dengan seksama. Mengeringkan bayi mulai dari muka,
kepala, dan bagian tubuh lainnya kecuali telapak tangan, mengganti handuk
basah dengan kain kering, meletakkan bayi diatas perut ibu.
Kala III
Tanggal :
Jam :
S : Ibu merasa lega dan bahagia karena bayinya telah lahir, Ibu merasa
O
iv
247
A
P
Kulit
: kemerahan.
Plasenta
: belum lahir,
Uterus
: globuler
TFU
: setinggi pusat.
: Ny. S P20002 dengan inpartu kala III
:
27) Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada janin kedua. Memeriksa
kembali uterus dengan meraba abdomen untuk memastikan tidak ada janin
kedua. Tidak ada janian kedua.
28) Jelaskan bahwa ibu akan disuntik oksitosin 10 I.U IM. Menjelaskan bahwa
ibu akan disuntik oksitosin 10 I.U secara IM pada 1/3 paha atas bagian
distal lateral agar uterus berkontraksi dengan baik. Ibu mengerti
29) Suntikkan oksitosin 10 I.U IM pada 1/3 paha atas bagian distal lateral
dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir. Menyuntikkan oksitosin 10 I.U IM
pada 1/3 paha atas bagian distal lateral dalam waktu 1 menit setelah bayi
lahir. Oksitosin telah disuntikkan, ibu kooperatif.
30) Jepit tali pusat setelah 2 menit pasca persalinan. Menjepit tali pusat kirakira 3 cm dari pusat bayi, mendorong isi tali pusat ke arah ibu dan klem 2
cm dari klem pertama.
31) Potong dan ikat tali pusat. Memotong tali pusat dengan melindungi perut
bayi dengan memegang tali pusat menggunakan satu tangan, kemudian
melakukan pemotongan diantara kedua klem tersebut, mengikat tali pusat
dengan benang DTT atau steril. Tali pusat telah dipotong dan diikat dengan
benang DTT atau steril.
32) Letakkan bayi di atas perut ibu. Meletakkan bayi di atas perut ibu agar
terjadi kontak kulit (skin to skin). Bayi berada di atas perut ibu.
33) Selimuti ibu dan bayi. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan
memasang topi di kepala bayi. Ibu dan bayi sudah merasa hangat.
34) Pindahkan klem tali pusat 5-10 cm dari vulva. Memindahkan klem tali
pusat 5-10 cm dari vulva. Klem sudah dipindahkan
iv
248
35) Letakkan satu tangan di atas kain di atas perut ibu. Meletakkan satu tangan
di atas kain di atas perut ibu di tepi atas simpisis, tangan yang lain
melakukan peregangan tali pusat. Tangan sudah di tepi atas simpisis.
36) Tegangkan tali pusat setelah uterus berkontraksi. Menegangkan tali pusat ke
arah bawah setelah uterus berkontraksi sambil tangan yag lain mendorong
uterus ke arah dorsokranial. Penegangan tali pusat telah dilakukan.
37) Lakukan penegangan dan dorsokranial hingga plasenta terlepas. Melakukan
penegangan dan dorsokranial hingga plasenta terlepas, sambil menarik tali
pusat sejajar dengan lantai kemudian ke arah atas mengikuti poros jalan
lahir sambil tetap melakukan dorsokranial.
38) Lahirkan plasenta dengan kedua tangan, saat plasenta muncul di introitus
vagina. Melahirkan plasenta dengan kedua tangan, saat plasenta muncul di
introitus vagina, pegang dan putar plasenta searah jarum jam hingga selput
ketuban terpilin, kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah
yang telah disediakan. Plasenta telah lahir < 30 menit.
39) Lakukan masasse uterus sampai uterus berkontraksi dengan baik.
Melakukan masasse uterus sampai uterus berkontraksi dengan baik. Masase
telah dilakukan, uterus berkontraksi dengan baik (keras).
Kala IV
Tanggal :
S
Jam :
: ibu merasa perutnya masih mules, darah masih keluar sur-sur bila ibu
bergerak
:
Keadaan umum
: baik
Kesadaran
: Composmentis
iv
249
: 80 100 x/menit
: 36,50C 37,50C
RR : 16-24 x/menit
TFU
Kontraksi uterus
: baik
Perdarahan
: 250 cc
: 3000 gr
: 34 cm
: 36 cm
: 50 cm
iv
250
iv
251
tempat
persalinan
dengan
larutan
klorin
0,5%.
jam :
: ibu mengatakan bahagia telah melahirkan anaknya secara normal, dan
keadaan bayinya sehat
: KU baik
TD
: 60-80 x/menit
RR
: 16 - 24 x/menit
iv
252
: 36,50C -37,50C
TFU
: setinggi pusat
UC
: keras
Kandung kemih
: kosong
Lochea
Keadaan perineum
:
1) Lakukan pendekatan pada klien dan keluarga serta berikan dukungan
emosional, melakukan pendekatan pada klien dan keluarga serta berikam
dukungan emosional, ibu dan keluarga kooperatif.
2) Lakukan Observasi TTV, TFU, UC, Kandung kemih, Lochea,
mengobservasi TTV, TFU, UC, Kandung kemih, Lochea, sudah
dilakukan.
3) Jelaskan tentang personal hygiene, menjelaskan tentang personal hygiene
dengan sering mengganti pembalut bila sudah terasa penuh dan
membersihkannya dari arah depan ke belakang, ibu mengerti dan mau
melakukan.
4) Jelaskan pada ibu tentang istirahat yang cukup, menjelaskan pada ibu
tentang istirahat yang cukup, ibu mengerti
5) Beritahu ibu untuk mengkonsumsi nutrisi yang adekuat tidak tarak,
memberitahu ibu untuk mengkonsumsi nutrisi yang adekuat tidak tarak,
ibu mengerti.
iv
253
jam :
: ibu mengatakan bahagia telah melahirkan anaknya secara normal,
dan keadaan bayinya sehat
: KU baik
TD
: 60-80 x/menit
RR
: 16 - 24 x/menit
: 36,50C -37,50C
TFU
UC
: keras
Kandung kemih
: kosong
Lochea
: Sanguinolenta
Keadaan perineum
iv
254
Demam,
sering
mengganti
pembalut
bila
sudah
terasa
penuh
dan
iv
Demam,
255
Tanggal :
S
jam :
: ibu mengatakan bahagia telah melahirkan anaknya secara normal, dan
keadaan bayinya sehat
: KU baik
TD
: 100/70 mmHg
: 60-80 x/menit
RR
: 16 - 24 x/menit
: 36,50C -37,50C
TFU
: tidak teraba
UC
: keras
Kandung kemih
: kosong
Lochea
: Serosa
Keadaan perineum
robekan.
A
:
1) Lakukan pendekatan kembali pada klien dan
Demam,
iv
256
jam :
: ibu mengatakan bahagia telah melahirkan anaknya secara normal, dan
keadaan bayinya sehat
: KU baik
TD
: 100/70 mmHg
: 60-80 x/menit
RR
: 16 - 24 x/menit
: 36,50C -37,50C
iv
257
TFU
: normal
UC
: keras
Kandung kemih
: kosong
Lochea
: Alba
Keadaan perineum
robekan.
A
:
1) Lakukan pendekatan kembali pada klien dan
iv
258
jam :
: ibu mengatakan telah melahirkan bayinya pukul : WIB, bayi sudah bisa
minum ASI.
:KU
: baik
Kesadaran
: Composmentis.
Nadi
: 120-160x/menit
Suhu
:36,5-37,5 C
RR
: 40-50x/menit
LD
: 30-38cm.cm
BB
: 2500gr-4000gr
PB
: 48-52cm
LK
: 32-34 cm
BAB/BAK
:..x, jam
Bayi mau menyusu
Kepala
: Ubun-ubun datar dan berdenyut, terdapat darah, lemak,
verniks caseosa.
Dada
: putting susu meninjol, simetris.
Perut
Genetalia
Anus
Kulit
: kemerahan
Akral
: hangat
iv
259
A
P
Gerak bayi
: aktif
Reflek
: baik
: By Ny.x Neonatus cukup bulan usia jam.
:
1) Observasi TTV, eliminasi, tali pusat, reflek; mengobservasi TTV,
eliminasi, tali pusat, reflek; sudah dilakukan.
2)
3) Jelaskan pada ibu dan keluarga cara merawat tali pusat, menjelaskan pada
ibu dan keluarga cara merawat tali pusat, ibu dan keluarga mengerti dan
paham tetnang cara merawat tali pusat pada bayi.
4) Beritahu ibu dan keluarga tentang pemberian ASI sesuai umur bayi,
memberitahu ibu dan keluarga tentang pemberian ASI sesuai umur bayi,
ibu dan keluarga mengerti
5) Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang tanda-tanda bahaya bayi,
menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang tanda-tanda bayi sakit agar
segera memriksakannya ketenaga kesehatan yaitu : demam/ kulit teraba
dingin, sesak nafas, kejang, merintih, tidak mau menyusu, diare, mata
bernanah banyak, pusar kemerahan, bayi lemah, kulit kuning 24 jam dan
> 14 hari setelah bayi lahir, ibu dan keluarga mengerti dan dapat
mengulangi penjelasan yang dijelaskan oleh tenaga kesehatan.
6) Jelaskan pada ibu untuk follow up 4 hari lagi untuk melihat kondisi bayi,
menjelaskan pada ibu untuk follow up 4 hari lagi untuk melihat kondisi
bayi, ibu mengerti.
Keluarga Berencana
Tanggal :
jam :
iv
260
: KU
: baik
Kesadaran
: composmentis
Nadi
: 80-100 x/menit
Suhu
: 36,5C 37,5C
RR
:.16 24 x/menit
:
1) Lakukan pendekatan terapeutik, melakukan pendekatan terapeutik, ibu
kooperatif.
2) Jelaskan tentang penggunaan KB, menjelaskan tentang penggunaan KB, ibu
mengerti dan paham tentanga KB.
3) Jelaskan tujuan menggunakan KB, menjelaskan tujuan menggunakan KB,
ibu mengerti dan memahami tujuan menggunajkan KB.
4) Beritahu ibu macam-macam KB, memberitahu ibu macam-macam KB, ibu
memahami dan tahu macam-macam KB.
5) Jelaskan keuntungan dan kerugian tentang penggunaan KB, Menjelaskan
keuntungan dan kerugian tentang penggunaan KB, Ibu Mengerti.
6) Memberitahu ibu untuk memilih KB yang akan digunakan, memberitahu ibu
untuk memilih KB yang akan digunakan. Ibu mengerti dan nemilih KB yang
akan digunakan.Berikan Asuhan Tentang KB, memberikan Asuhan Tentang
KB, Asuhan KB sudah diberikan.
7) Berikan asuhan tentang KB, memberikan asuhan tentang KB, Asuhan KB
sudah diberikan.
iv