Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Pasal 13
Pimpinan Pusat
1. Pimpinan Pusat adalah pimpinan tertinggi organisasi yang memimpin Organisasi secara
keseluruhan
2. Pimpinan Pusat bertanggung jawab kepada Muktamar
3. Jumlah anggota Pimpinan Pusat sekurang-kurangnya 13 (tiga belas) orang yang dipilih dan
ditetapkan oleh Muktamar untuk satu masa Jabatan
4. Ketua Umum Pimpinan Pusat ditetapkan dalam Muktamar dari dan atas usul anggota Pimpinan
Pusat terpilih
5. Apabila dipandang perlu, Pimpinan Pusat dapat mengusulkan tambahan anggotanya kepada
Tanwir.
Pasal 14
Pimpinan Wilayah
1. Pimpinan Wilayah adalah Pimpinan Organisasi tertinggi dalam wilayahnya.
2. Pimpinan Wilayah bertugas memimpin Organisasi di dalam wilayahnya dan melaksanakan
kebijakan Pimpinan Pusat.
3. Pimpinan Wilayah bertang-gungjawab kepada Musyawarah Wilayah
4. Jumlah Anggota Pimpinan Wilayah sekurang-kurangnya 11 (sebelas) orang yang dipilih dalam
Musyawarah Wilayah dan sebanyaknya-banyaknya dibawah jumlah pimpinan diatasnya yang
terpilih, serta ditetapkan oleh Pimpinan Pusat untuk satu masa jabatan
5. Ketua Pimpinan Wilayah ditetapkan dalam Musyawarah Wilayah dari antara dan atas usul
anggota Pimpinan Wilayah terpilih
6. Apabila dipandang perlu, Pimpinan Wilayah dapat mengusulkan tambahan anggotanya kepada
Musyawarah Pimpinan Wilayah
Pasal 15
Pimpinan Daerah
1. Pimpinan Daerah adalah Pimpinan Organisasi tertinggi dalam daerahnya.
2. Pimpinan Daerah bertugas memimpin Organisasi di dalam daerahnya dan melaksanakan
kebijakan Pimpinan di atasnya.
3. Pimpinan Daerah bertanggung jawab kepada Musyawarah Daerah
4. Jumlah Anggota Pimpinan Daerah sekurang-kurangnya 9 (sembilan) orang yang dipilih dalam
Musyawarah Daerah, dan sebanyaknya-banyaknya dibawah jumlah pimpinan diatasnya yang
terpilih, serta ditetapkan oleh Pimpinan Wilayah untuk satu masa jabatan
5. Ketua Pimpinan Daerah ditetapkan dalam Musyawarah Daerah dari antara dan atas usul
anggota Pimpinan Daerah terpilih
6. Apabila dipandang perlu, Pimpinan Daerah dapat mengusulkan tambahan anggotanya kepada
Musyawarah Pimpinan Daerah.
Pasal 16
Pimpinan Cabang
1. Pimpinan Cabang adalah Pimpinan Organisasi tertinggi dalam cabangnya.
2. Pimpinan Cabang bertugas memimpin Organisasi di dalam Cabangnya dan melaksanakan
kebijakan Pimpinan di atasnya..
3. Pimpinan Cabang bertanggungjawab kepada Musyawarah Cabang
4. Jumlah Anggota Pimpinan Cabang sekurang-kurangnya 7 (tujuh) orang yang dipilih dalam
Musyawarah Cabang, dan sebanyak-banyaknya dibawah jumlah pimpinan diatasnya, serta
ditetapkan oleh Pimpinan Daerah untuk satu masa jabatan
5. Ketua Pimpinan Cabang ditetapkan dalam dalam Musyawarah Cabang dari antara dan atas usul
anggota Pimpinan Cabang terpilih
6. Apabila dipandang perlu, Pimpinan Cabang dapat mengusulkan tambahan anggotanya kepada
Musyawarah Pimpinan Cabang
Pasal 17
Pimpinan Ranting
1. Pimpinan Ranting adalah Pimpinan Organisasi tertinggi dalam rantingnya.
2. Pimpinan Ranting bertugas memimpin Organisasi di dalam rantingnya dan melaksanakan
kebijakan Pimpinan di atasnya.
3. Pimpinan Ranting bertanggungjawab kepada Musyawarah Ranting
4. Jumlah Anggota PimpinanRanting sekurang-kurang 5 (lima) orang yang dipilih dalam
Musyawarah Ranting, dan sebanyaknya-banyaknya dibawah jumlah pimpinan diatasnya yang
terpilih, serta ditetapkan oleh Pimpinan Daerah untuk satu masa jabatan
5. Ketua Pimpinan Ranting ditetapkan dalam Musyawarah Ranting dari antara dan atas usul
anggota Pimpinan Ranting terpilih
6. Apabila dipandang perlu, Pimpinan Ranting dapat mengusulkan tambahan anggotanya kepada
Musyawarah Pimpinan Ranting
Pasal 18
Pemilihan Anggota Pimpinan
1. Calon Anggota Pimpinan adalah anggota Aisyiyah
2. Pemilihan pimpinan dapat dilakukan secara langsung atau dengan sistem formatur
Pasal 19
Badan Pembantu Pimpinan
1. Badan Pembantu Pimpinan terdiri dari Majelis dan Lembaga
2. Majelis adalah Badan Pembantu Pimpinan yang menjalankan sebagian tugas pokok Organisasi
3. Lembaga adalah Badan Pembantu Pimpinan yang menjalankan tugas pendukung Organisasi
Pasal 20
Masa Jabatan Pimpinan dan Badan Pembantu Pimpinan
1. Masa jabatan Pimpinan Organisasi & Badan Pembantu Pimpinan disemua tingkat 5 (lima)tahun
2. Jabatan Ketua Umum Pimpinan Pusat, Ketua Pimpinan Wilayah, Ketua Pimpinan Daerah,
masing-masing dapat dijabat oleh orang yang sama dua (2) kali masa jabatan berturut-turut
3. Serah-terima jabatan Pimpinan Pusat dilakukan, pada saat Muktamar telah menetapkan
Pimpinan Pusat baru. Sedang serah-terima jabatan Pimpinan Wilayah Pimpinan Daerah, Ketua
Pimpinan Cabang, dan Pimpinan Ranting dilakukan setelah disahkan oleh Pimpinan di atasnya.
Pasal 21
Ketentuan Luar Biasa
Dalam hal-hal luar biasa yang terjadi, berkenaan dengan ketentuan pada pasal 13 sampai dengan pasal
20, Pimpinan Pusat dapat mengambil ketetapan lain
Pasal 22
Penasehat
(1) Pimpinan Organisasi dan Badan Pembantu Pimpinan dapat mengangkat penasehat
(2) Penasehat tidak termasuk dalam struktur pimpinan
BAB VII
PERMUSYAWARATAN DAN RAPAT
Pasal 23
Macam Pemusyawaratan dan Rapat
1. Permusyawaratan terdiri atas :
a. Muktamar
b. Tanwir
c. Musyawarah
1) Musyawarah Wilayah
2) Musyawarah Daerah
3) Musyawarah Cabang
4) Musyawarah Ranting
d. Musyawarah Pimpinan
1) Musyawarah Pimpinan Wilayah
2) Musyawarah Pimpinan Daerah
3) Musyawarah Pimpinan Cabang
4) Musyawarah Pimpinan Ranting
2. Rapat terdiri atas :
a. Rapat Pimpinan
1) Rapat Pimpinan tingkat Pusat
2) Rapat Pimpinan tingkat Wilayah
3) Rapat Pimpinan tingkat Daerah
b. Rapat Kerja
1) Rapat Kerja Pimpinan
2) Rapat Kerja Majelis
Pasal 24
Muktamar
1. Muktamar adalah permusyawaratan tertinggi dalam Organisasi yang diselenggarakan oleh dan
atas tanggung jawab Pimpinan Pusat
2. Muktamar dihadiri oleh
a. Anggota
1) Anggota Pimpinan Pusat
2) Wakil Pimpinan Wilayah
3) Wakil Pimpinan Daerah
4) Wakil Daerah yang diambil dari Cabang
b. Peserta
c. Peninjau
3. Muktamar diadakan setiap 5 (lima) tahun sekali.
4. Apabila dipandang perlu, Pimpinan Pusat atas keputusan Tanwir dapat mengadakan Muktamar
Luar Biasa.
Pasal 25
Muktamar Luar Biasa
1. Muktamar Luar Biasa adalah Muktamar yang diselenggarakan karena adanya persoalan yang
mendesak dan penyelesaiannya tidak dapat menunggu Muktamar, sedangkan Tanwir tidak
berwewenang memutuskan
2. Muktamar Luar Basa diadakan oleh Pimpinan Pusat atas keputusan Tanwir
Pasal 26
Tanwir
1. Tanwir adalah permusyawaratan Organisasi di bawah Muktamar, diselenggarakan oleh dan atas
tanggung jawab Pimpinan Pusat
2. Tanwir dihadiri oleh :
a. Anggota
1). Anggota Pimpinan Pusat
2). Wakil Pimpinan Wilayah
3). Wakil Wilayah yang diambil dari Daerah
b. Peserta
c. Peninjau
3. Tanwir diselenggarakan 3 (tiga) kali dalam satu periode.
Pasal 27
Musyawarah Wilayah
1. Musyawarah Wilayah adalah permusyawaratan tertinggi dalam Aisyiyah di wilayah,
diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab Pimpinan Wilayah
2. Musyawarah Wilayah dihadiri oleh :
a. Anggota
1). Anggota Pimpinan Wilayah
2). Wakil Pimpinan Daerah
3). Wakil Pimpinan Cabang
b. Peserta
c. Peninjau
3. Musyawarah Wilayah diselenggarakan 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.
Pasal 28
Musyawarah Daerah
1. Musyawarah Daerah adalah permusyawaratan tertinggi dalam Aisyiyah di daerah,
diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab Pimpinan Daerah
2. Musyawarah Daerah dihadiri oleh :
a. Anggota
1). Anggota Pimpinan Daerah
2). Wakil Pimpinan Cabang
3). Wakil Pimpinan Ranting
b. Peserta
c. Peninjau
3. Musyawarah Daerah diselenggarakan 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.
Pasal 29
Musyawarah Cabang
1. Musyawarah Cabang adalah permusyawaratan tertinggi dalam Organisasi di Cabang,
diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab Pimpinan Cabang
2. Musyawarah Daerah dihadiri oleh :
a. Anggota
1). Anggota Pimpinan Cabang
2). Wakil Pimpinan Ranting
b. Peserta
c. Peninjau
3. Musyawarah Cabang diselenggarakan 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.
Pasal 30
Musyawarah Ranting
1.
Pasal 34
Rapat Kerja Majelis
1. Rapat Kerja Majelis adalah rapat kerja yang diadakan oleh Majelis untuk membicarakan amal
usaha, program dan kegiatan
2. Rapat Kerja Majelis diadakan apabila dipandang perlu.
3. Rapat Kerja Majelis diadakan di tingkat Pusat, Wilayah, dan Daerah,
Pasal 35
Sahnya Permusyawaratan
1.
Permusyawaratan dinyatakan sah apabila dihadiri oleh dua pertiga anggotanya yang telah
diundang secara sah oleh penyelenggara
2. Jika dalam permusyawaratan yang hadir kurang dari dua pertiga, sah atau tidaknya
permusyawaratan ditentukan oleh kebijakan (Pimpinan) Organisasi
Pasal 36
Keputusan Permusyawaratan
1. Pengambilan keputusan Musyawarah diusahakan dengan cara mufakat.
2. Apabila tidak dapat dilakukan secara mufakat, pengambilan keputusan dilakukan dengan
penmungutan suara, yakni suara terbanyak mutlak
Pasal 37
Tanfidz
1.
2.